Anda di halaman 1dari 51

TEKNIK PELAYANAN ALAT KONTRASEPSI SEDERHANA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah KPPK

Dosen Pengampu

Kurnia Deiwiani, S.ST, M.Keb

Disusun oleh:

1. Ramadita Safira (F0G021053) 5. Sintia Indah Tamara (F0G021070)

2. Alya Damayanti (F0G021056) 6. Aulia Inka priliya (F0G021067)

3. Nindi Elise (F0G021059) 7. Zabrina Zahara (F0G021075)

4. Novia Sukma Rahayu (F0G021061)

PRODI D3 KEBIDANAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITA BENGKULU
i
ii
Kata Pengantar

Dengan memanjatkan segala puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas
segala anugerah dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “Teknik Pelayanan Alat Kontrasepsi Sederhana ”

Penyusunan makalah ini kami maksudkan untuk memenuhi tugas mata


kuliah Kesehatan perempuan dan perencanaan keluarga. Kami menyadari
sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak kekurangan yang menjadi sebab
ketidaksempurnaan makalah ini. Namun kami berusaha menyusun dan
menyelesaikan dengan sebaik-baiknya dengan bantuan dan pengarahan dari
berbagai pihak. Besar harapan adanya kritik dan saran dari pihak yang bertujuan
memperbaiki dan menyempurnakan makalah ini.

Penulis mengharapkan semoga amal kebaikan yang telah diberikan oleh


semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan makalah ini, diterima oleh
Allah SWT. Dan kami mengharapkan saran dan kritikan yang membangun
sebagai masukan untuk penyempurnaan penyusunan makalah ini serta makalah ini
dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkanya.

Bengkulu, 13 Maret 2023

Penyusun

i
Daftar isi

Kata Pengantar .……........................................................................................ i

Daftar isi ..…..................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...........................................................................................1


B. Rumusan Masalah ......................................................................................1
C. Tujuan ........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Penapisan KB ………………………………….........................................3
B. Metode Sederhana .....................................................................................7
1. Tanpa Alat
a. Metode kalender ………………………………………………….7
b. Metode suhu basal ………………………………………………..9
c. Metode lenfir serviks ……………………………………………13
d. Metode sim to dermal …………………………………………...18
e. Metode amenore laktasi (MAL) ………………………………...21
f. Coitus interuptus…………………………………………………21
2. Dengan Alat/Barrier ………………………………………………...26
a. Kondom pria dan wanita ………………………………………..26
b. Barrier intra vaginal ………………………………...…………..30
3. Kimiawi/Spermisida ………………………………………………. 40

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................ 45
B. Saran ..................................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 46

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Program Keluarga Berencana (KB) yang telah digagaskan sejak akhir tahun 1970-an
sebagai bentuk perhatian pemerintah untuk menciptakan keluarga yang sejahtera dalam lingkup
masyarakat Indonesia terus menjadi persoalan aktual di mana membutuhkan perhatian yang
serius oleh pemerintah. Program KB mempunyai kontribusi penting dalam upaya meningkatkan
kualitas penduduk. Program ini memerlukan tenaga kesehatan yang kompeten dan mampu
bekerja secara maksimal dalam proses mensukseskan keluarga kecil bahagia sejahtera.
Sasarannya adalah keluarga produktif dengan fokus utama adalah wanita pasanganusia subur.
Wanita usia subur adalah wanita yang keadaan organ reproduksinya berfungsi dengan baik,
berumur antara 15 sampai dengan 49 tahun yang sudah menstruasi dan belum menopause.
Program Keluarga Berencana (KB) digunakan untuk mengatur jarak kehamilan sehingga dapat
mengurangi resiko kehamilan atau jumlah persalinan yang membawa bahaya (Royston, 1994). Keluarga
berencana sebagai salah satu bagian dari pemeliharaan kesehatan komperhensif bukan lagi hal yang baru.
Perkembangan metode yang berhubungan dengan Keluarga Berencana saat ini telah mengalami
kemajuan. Misalnya dengan menggunakan alat kontrasepsi yaitu pil, suntik, alat kontrasepsi dalam rahim,
susuk KB (Pritchard, 1991). Untuk mengetahui tentang metode kontrasepsi dapat diketahui dengan
pengetahuan, pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan
terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yaitu indra penglihatan,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoatmojo, 2005).

Tujuan dari program keluarga berencana adalah untuk membangun manusia Indonesia
sebagai obyek dan subyek pembangunan melalui peningkatan kesejahteraan ibu, anak, dan
keluarga.Selain itu program KB juga ditujukan untuk menurunkan angka kelahiran dengan
menggunakan salah satu jenis kontrasepsi secara sukarela yang didasari keinginan dan tanggung
jawab seluruh masyarakat

B. Rumusan Masalah

A. Jelaskan Penapisan KB!


B. Apa saja yang termasuk dalam Metode Sederhana?
1. Tanpa Alat
a. Metode kalender
b. Metode suhu basal
c. Metode lenfir serviks
d. Metode sim to dermal
1
e. Metode amenore laktasi (MAL)
2. Dengan Alat/Barrier
a. Kondom pria dan wanita
b. Barrier intra vaginal
3. Kimiawi/Spermisida

C. TUJUAN

Makalah ini dibuat agar mahasiswa mampu mengidentifikasi teknik pelayanan alat
kontrasepsi sederhan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENAPISAN KB

1) Pengertian keluarga berencana


Keluarga berencana adalah suatu upaya yang mengatur banyaknya jumlah kelahiran
sedemikian rupa sehingga bagi ibu maupun bayinya dan bagi ayah serta keluarganya atau
masyarakat yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat dari
kelahiran tersebut.

2) Tujuan dari keluarga berencana

 Mencegah kehamilan dan persalinan yang tidak diinginkan.


 Mengusahakan kelahiran yang diinginkan, yang tidak akan terjadi tanpa campur tangan
ilmu kedokteran.
 Pembatasan jumlah anak dalam keluarga.
 Mengusahakan jarak yang baik antara kelahiran.
 Memberi penerapan pada masyarakat mengenai umur yang terbaik untuk kehamilan yang
pertama dan kehamilan yang terakhir (20 tahun dan 35 tahun).

3) Manfaat KB
 Untuk ibu
 Perbaikan kesehatan, mencegah terjadinya kurang darah.
 Peningkatan kesehatan mental karena mempunyai waktu banyak untuk istirahat.
 Untuk ayah
 Memperbaiki kesehatan fisik karena tuntutan kebutuhan lebih sedikit.
 Peningkatan kesehatan mental karena mempunyai waktu banyak untuk istirahat
 Untuk anak
 Perkembangan fisik menjadi lebih baik.

3
 Perkembangan mental dan emosi lebih baik karena perawatan cukup dan lebih dekat
dengan ibu.
 Pemberian kesempatan pendidikan lebih baik.

4) Jenis-jenis Alat Kontrasepsi


 IUD

 IUD adalah alat yang dipasang dalam rongga rahim ibu, ada yang berbentuk spiral, huruf T,
dan berbentuk kipas.
 IUD berguna untuk mencegah pertemuan ovum. Sehingga keduanya tidak bisa bertemu dan
tidak terjadi pembuahan.
 Kontaindikasi iud:
1) Ibu yang dicurigai hamil.
2) Ibu yang mempunyai infeksi hamil.
3) Ibu dengan erosi leher rahim.
4) Ibu yang dicurigai mempunyai kanker rahim.
5) Ibu dengan pendarahan yang tidak normal dan tidak diketahui penyebabnya.
6) Ibu yang waktu haid perdarahannnya sangat hebat.
7) Ibu yang pernah hamil diluar kandungan.
8) Kelahiran bawaan rahim dan jaringan perut.
9) Alergi tembaga.
 Keuntungan
Praktis, ekonomis, mudah dikontrol, aman untuk jangka panjang.
 Efek samping
4
Timbul nyeri atau mules, bercak-bercak perdarahan, keputihan.

 PIL KB

 Pil KB adalah berisikan hormon esterogen dan progesterone, digunakan untuk mencegah
terjadinya evulasi dan mengentalkan lendir mulut rahim sehingga sperma tidak menembus
kedalam rahim.
 Kontaindikasi pil kb :
1) Ibu sedang menyusui.
2) Pernah mengidap penyakit kuning.
3) Mengandung tumor.
4) Kelainan jantung.
5) Varises berat.
6) Perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya.
7) Hipertensi.
8) Penyakit gondok.
9) Migrain.
 Keuntungan:
Sangat mudah digunakan, cocok bagi pasangan muda yang baru menikah untuk menunda
kehamilan pertama.
 Efek samping:
Perdarahan,berat badan naik, pusing, mual, muntah, perubahan libido, rambut rontok.

 KB SUNTIK

 Kb suntik adalah obat suntik yang hanya mengandung progesterone, digunakan untuk
mencegah lepasnya sel telur, menipiskan endometrium sehingga nidasi melekat,
pertumbuhan hasil pembuahan terlambat dan mengentalkan mulut rahim.
 Kontra indikasi
1) Wanita yang disangka hamil.
2) Wanita dengan perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya.

5
3) Mengidap tumor.
4) Mempunyai penyakit jantung, hipertensi, kencing manis, paru-paru.

 Keuntungan:
Praktis, efektif, aman, dan cocok untuk para ibu yang menyusui.
 Efek samping
Terlambat atau tidak mendapatkan haid, perdarahan diluar haid, keputihan, jerawat, libido
menurun, perubahan berat badan.

 SUSUK KB

 Susuk Kb adalah suatu alat yang dimasukkan kebawah kulit, misalnya pada lengan atas
bagian dalam, digunakan untuk mencegah ovulasi, menebalkan getah servik, membuat tidak
siapnya endometrium untuk nidasi dan jalannya ovum terganggu.
 Kontra indikasi
1) Wanita yang disangka hamil.
2) Wanita dengan perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya.
3) Wanita yang mengidap tumor.
4) Wanita yang mengidap penyakit jantung, hipertensi, kencing manis.
5) Sedang menyusui.
 Keuntungan: praktis dan efektif selama 5 tahun.
 Efek samping: tidak mendapatkan haid, perdarahan, timbul jerawat,mual berat badan
menurun, migrain, libido menurun.

6
B. METODE SEDERHANA

1. Tanpa alat

a. Metode kalender

 Pengertian
Metode kalender atau pantang berkala adalah cara/metode kontrasepsi sederhana yang
dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama atau hubungan
seksual pada masa subur/ovulasi.
 Manfaat
Metode kalender atau pantang berkala dapat bermanfaat sebagai kontrasepsi maupun
konsepsi.
1. Manfaat kontrasepsi
Sebagai alat pengendalian kelahiran atau mencegah kehamilan.
2. Manfaat konsepsi
Dapat digunakan oleh para pasangan untuk mengharapkan bayi dengan melakukan
hubungan seksual saat masa subur/ovulasi untuk meningkatkan kesempatan bisa hamil.
 Keuntungan
1. Metode kalender atau pantang berkala lebih sederhana.
2. Dapat digunakan oleh setiap wanita yang sehat.
3. Tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus dalam penerapannya.
4. Tidak mengganggu pada saat berhubungan seksual.
5. Kontrasepsi dengan menggunakan metode kalender dapat menghindari risiko kesehatan
yang berhubungan dengan kontrasepsi.

7
6. Tidak memerlukan biaya.
7. Tidak memerlukan tempat pelayanan kontrasepsi.
 Keterbatasan
Sebagai metode sederhana dan alami, metode kalender atau pantang berkala ini juga
memiliki keterbatasan, antara lain:
1. Memerlukan kerja sama yang baik antara suami istri.
2. Harus ada motivasi dan disiplin pasangan dalam menjalankannya.
3. Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksual setiap saat.
4. Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan masa tidak subur.
5. Harus mengamati sikus menstruasi minimal enam kali siklus.
6. Siklus menstruasi yang tidak teratur (menjadi penghambat).
7. Lebih efektif bila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.
 Efek samping
Makin tidak teratur siklus haid, maka makin pendek masa yang aman untuk berhubungan
seks.
 Efektivitas
Metode kalender akan lebih efektif bila dilakukan dengan baik dan benar. Sebelum
menggunakan metode kalender ini, pasangan suami istri harus mengetahui masa subur.
Padahal, masa subur setiap wanita tidaklah sama. Oleh karena itu, diperlukan pengamatan
minimal enam kali siklus menstruasi. Selain itu, metode ini juga akan lebih efektif bila
digunakan bersama dengan metode kontrasepsi lain. Berdasarkan penelitian dr. Johnson dan
kawan-kawan di Sidney, metode kalender akan efektif tiga kali lipat bila dikombinasikan
dengan metode simptothermal. Angka kegagalan penggunaan metode kalender adalah 14 per
100 wanita per tahun.
 Faktor Penyebab Metode Kalender Tidak Efektif
Hal yang dapat menyebabkan metode kalender menjadi tidak efektif adalah:
1. Penentuan masa tidak subur didasarkan pada kemampuan hidup sel sperma dalam saluran
reproduksi (sperma mampu bertahan selama 3 hari).

8
2. Anggapan bahwa perdarahan yang datang bersamaan dengan ovulasi, diinterpretasikan
sebagai menstruasi. Hal ini menyebabkan perhitungan masa tidak subur sebelum dan
setelah ovulasi menjadi tidak tepat.
3. Penentuan masa tidak subur tidak didasarkan pada siklus menstruasi sendiri.
4. Kurangnya pemahaman tentang hubungan masa subur/ovulasi dengan perubahan jenis
mukus/lendir serviks yang menyertainya.
5. Anggapan bahwa hari pertama menstruasi dihitung dari berakhirnya perdarahan
menstruasi. Hal ini menyebabkan penentuan masa tidak subur menjadi tidak tepat.

 Penerapan
Hal yang perlu diperhatikan pada siklus menstruasi wanita sehat ada tiga tahapan:
1. Pre ovulatory infertility phase (masa tidak subur sebelum ovulasi).
2. Fertility phase (masa subur).
3. Post ovulatory infertility phase (masa tidak subur setelah ovulasi).
Perhitungan masa subur ini akan efektif bila siklus menstruasinya normal yaitu 21-35
hari. Pemantauan jumlah hari pada setiap siklus menstruasi dilakukan minimal enam
kalisiklus berturut-turut. Kemudian hitung periode masa subur dengan melihat data yang
telah dicatat.
o Bila haid teratur (28 hari)
Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1 dan masa subur adalah hari
ke-12 hingga hari ke-16 dalam siklus haid.
Contoh: Seorang wanita/istri mendapat haid mulai tanggal 9 Maret. Tanggal 9 Maret
ini dihitung sebagai hari ke-1. Maka hari ke-12 jatuh pada tanggal 20 Maret dan hari
ke 16 jatuh pada tanggal 24 Maret. Jadi masa subur yaitu sejak tanggal 20 Maret
hingga tanggal 24 Maret. Sehingga pada masa ini merupakan masa pantang untuk
melakukan senggama. Apabila ingin melakukan hubungan seksual harus
menggunakan kontrasepsi.
o Bila haid tidak teratur
Jumlah hari terpendek dalam 6 kali siklus haid dikurangi 18. Hitungan ini
menentukan hari pertama masa subur. Jumlah hari terpanjang selama 6 siklus haid

9
dikurangi 11.
Hitungan ini menentukan hari terakhir masa subur.
Rumus:
Hari pertama masa subur = Jumlah hari terpendek – 18.
Hari terakhir masa subur = Jumlah hari terpanjang – 11.

b. Metode suhu basal

 Pengertian
Suhu tubuh basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama istirahat atau dalam
keadaan istirahat (tidur). Pengukuran suhu basal dilakukan pada pagi hari segera setelah
bangun tidur dan sebelum melakukan aktivitas lainnya.
 Tujuan

Tujuan pencatatan suhu basal untuk mengetahui kapan terjadinya masa subur/ovulasi. Suhu
tubuh basal diukur dengan alat yang berupa termometer basal. Termometer basal ini dapat
digunakan secara oral, per vagina , atau melalui dubur dan ditempatkan pada lokasi serta
waktu yang sama selama 5 menit.
Suhu tubuh normal sekitar 35,5-36 derajat Celcius. Pada waktu ovulasi, suhu akan turun
terlebih dahulu dan naik menjadi 37-38 derajat kemudian tidak akan kembali pada suhu 35
derajat Celcius. Pada saat itulah terjadi masa subur/ovulasi.
Kondisi kenaikan suhu tubuh ini akan terjadi sekitar 3-4 hari, kemudian akan turun kembali
sekitar 2 derajat dan akhirnya kembali pada suhu tubuh normal sebelum menstruasi. Hal ini
terjadi karena produksi progesteron menurun.
Jika grafik (hasil catatan suhu tubuh) tidak terjadi kenaikan suhu tubuh, kemungkinan tidak
terjadi masa subur/ovulasi sehingga tidak terjadi kenaikan suhu tubuh. Hal ini terjadi karena
tidak adanya korpus luteum yang memproduksi progesteron. Begitu sebaliknya, jika terjadi
kenaikan suhu tubuh dan terus berlangsung setelah masa subur/ovulasi kemungkinan terjadi
kehamilan . Karena bila sel telur /ovum berhasil dibuahi, maka korpus luteum akan terus
memproduksi hormon progesteron. Hasil suhu tubuh tetap tinggi.
 Manfaat

10
Metode suhu basal tubuh dapat bermanfaat sebagai konsepsi maupun kontrasepsi .
1. Manfaat konsepsi
Metode suhu basal tubuh berguna bagi pasangan yang menginginkan kehamilan .
2. Manfaat kontrasepsi
Metode suhu basal tubuh berguna bagi pasangan yang menginginkan menghindari atau
mencegah kehamilan .
 Efektifitas
Metode suhu basal tubuh akan efektif bila dilakukan dengan benar dan konsisten. Suhu tubuh
basal dipantau dan dicatat selama beberapa bulan berturut-turut dan dianggap akurat bila
terdeteksi pada saat ovulasi.
Tingkat keefektian metode suhu tubuh basal sekitar 80 persen atau 20-30 kehamilan per 100
wanita per tahun. Secara teoritis angka kegagalannya adalah 15 kehamilan per 100 wanita per
tahun. Metode suhu basal tubuh akan jauh lebih efektif jika dikombinasikan dengan metode
kontrasepsi lain seperti kondom , spermisida , ataupun metode kalender atau pantang berkala
( metode kalender atau pantang berkala).
 Efek samping :
Merepotkan, tidak akurat bila terjadi infeksi, dan hanya dapat dipergunakan bila siklus haid
teratur sekitar 28-30 hari.
 Faktor yang Mempengaruhi Keandalan Metode Suhu Basal Tubuh
Adapun faktor yang mempengaruhi mempengaruhi suhu basal tubuh antara lain:
a. penyakit.
b. Gangguan tidur.
c. sembunyikan atau minum alkohol.
d. Penggunaan obat-obatan atau narkoba.
e. stres.
f. Penggunaan selimut elektrik.
 Keuntungan
Keuntungan dari penggunaan metode suhu basal tubuh antara lain:
a. peningkatan pengetahuan dan kesadaran pada pasangan suami istri tentang masa
subur/ovulasi.

11
b. membantu wanita yang mengalami siklus haid tidak teratur mendeteksi masa
subur/ovulasi.
c. Dapat digunakan sebagai kontrasepsi ataupun kesempatan untuk hamil.
d. Membantu menunjukkan perubahan tubuh lain pada saat mengalami masa subur/ovulasi
seperti perubahan lendir serviks.
e. Metode suhu basal tubuh yang mengendalikan adalah wanita itu sendiri.
 Keterbatasan
Sebagai Metode KBA, suhu tubuh basal memiliki keterbatasan sebagai berikut:
a. kebutuhan motivasi dari pasangan suami istri.
b. Memerlukan konseling dan KIE dari tenaga medis.
c. Suhu tubuh basal dapat dipengaruhi oleh penyakit, gangguan tidur, merokok, stres,
penggunaan narkoba maupun selimut elektrik.
d. Pengukuran suhu tubuh harus dilakukan pada waktu yang sama.
e. Tidak mendeteksi masa subur.
f. membutuhkan masa pantang yang lama.
 Petunjuk Bagi Pengguna Metode Suhu Basal Tubuh
Aturan perubahan suhu/temperatur adalah sebagai berikut:
a. Suhu diukur pada waktu yang hampir sama setiap pagi (sebelum bangun dari tempat
tidur).
b. Catat suhu ibu pada kartu yang telah tersedia.
c. Gunakan catatan suhu pada kartu tersebut untuk 10 hari pertama dari siklus haid untuk
menentukan suhu tertinggi dari suhu yang “normal dan rendah” dalam pola tertentu tanpa
kondisi-kondisi di luar normal atau biasanya.
d. Perbaikan setiap suhu tinggi yang disebabkan oleh demam atau gangguan lain.
e. Tarik garis pada 0,05 derajat celcius – 0,1 derajat celcius di atas suhu tertinggi dari suhu
10 hari tersebut. Garis ini disebut garis pelindung (cover line) atau garis suhu.
f. Periode tak pinggiran mulai pada sakit hari setelah hari ketiga berturut-turut suhu tubuh
berada di atas garis pelindung/suhu basal.
g. Hari pantang senggama dilakukan sejak hari pertama haid hingga sakit ketiga secara
berurutan suhu basal tubuh (setelah masuk periode masa tak pinggiran).

12
h. Masa pantang untuk senggama pada metode suhu basal tubuh labih panjang dari metode
ovulasi billings .
i. Perhatikan kondisi lendir dan pinggiran kota yang dapat diamati.
Catatan:
1. Jika salah satu dari 3 suhu berada di bawah garis pelindung (cover line) selama perhitungan 3
hari. bersyukur tanda ovulasi belum terjadi. Untuk menghindari kehamilan sampai 3 hari
berturut-turut suhu tercatat di atas garis pelindung sebelum memulai senggama.
2. Bila suatu periode tidak terlewati maka boleh tidak mengukur suhu tubuh dan melakukan
senggama hingga akhir siklus haid dan kemudian mencatat grafik suhu basal siklus
berikutnya.

c. Metode lenfir serviks

 Pengertian
Metode ovulasi dikembangkan pada tahun 1950 an oleh dua orang doctorwarga Negara
australi yaitu Drs. Evelin dan johan bellings kemudiandiperkenalkan ke amerika serikat pada
awal tahun 1970 an. Metode lendir cevic(metode ovulasi billings/MOB) metode kontrasepsi
dengan menghubungkan pengawasan terhadap perubahan lendir servik wanita yang dapat di
deteksidivulva. Metode ovulasi didasarkan pada pengenalan terhadap perubahan lerdirservik
selama siklus menstruasi yang menggambarkan masa subur dalam servikdan waktu vertilitas
maksimal dalam masa subur. Perubahan siklus dari lendirserviks yang terjadi karena
perubahan estrogen.Lendir serviks yang diatur olehhormon estrogen dan progesterone ikut
berperan dalam reproduksi.
Lendir serviks dapat diamati seorang wanita setiap harinya, pada saat setelah menstruasi
lendir serviks itu sangat sedikit bisa dikatakan masa “kering” dimana saat itu estrogen dan
progesteron sangat rendah, dan lendir tersebut adalahlendir masa tak subur kadang tampak
sedikit lendir yang sangat lengket dan biladirentangkan dua jari akan putus. (Erna S, 2015 :
32)
Ketika ovum mulai matang jumlah estrogen yang dihasilkan meningkathal ini menyebabkab
peningkatan lendir serviks hal inilah yang menandai permulaan fase subur. (Erna S, 2015 :
32) Lendir yang dihasilkan adalah lendir type – E (Estrogenik)
13
a. Di produksi pada fase akhir pra ovulasidan fase ovulasi
b. Sifat-sifat :
a) Banyak, tipis, seperti air (jernih) dan viskositas rendah
b) Spinnbarkeit (elastisitas) besar. Spinnbarkeit : sampai seberapa jauh lendir dapat
diregangkan sebelum putus.
c) Bila dikeringkan terjadi bentuk seperti daun pakis
d) Gambarnya seperti putih telur mentah
e) Disebut sebagai lendir masa subur
c. Spermatozoa dapat menembus lendir iniEmpat hari setelah hari terakhir lendir massa
subur, yang dinamakanlendir type-G (Progesteron) :
a) Diproduksi pada fase awal pra ovulasi dan setelah ovulasi
b) Sifat-sifat :
 Kental
 Keruh
c) Dibuat karena peninggian kadar progesteron
d) Spermatozoa tidak dapat menembus lendir iniPerubahan lendir ini disebabkan karena
ovum telah dilepaskandan kadar estrogen telah turun.
Ciri-ciri lendir serviks pada berbagai fase dari siklus haid (30 hari)
a) Fase 1
 Haid
 Hari 1-5
 Lendir dapat ada atau tidak dan tertutup oleh darah haid
 Perasaan wanita : basah
b) Fase 2
 Post haid
 Hari 6-10
 Tidak ada lendir atau hanya sedikit sekali
 Perasaan wanita : kering
c) Fase 3
 Awal pra ovulasi
14
 Hari 11-13
 Lendir keruh, kuning atau putih dan liat. Perasaan wanita lembab
d) Fase 4
 Segera sebelum pada saat dan sesudah ovulasi
 Hari 14-17
 Lendir bersifat jernih, licin, basah, dapat diregangkan
 Dengan konsistensi seperti putih telur
 Hari terakhir dari fase ini dikenal sebagai gejala puncak
 Perasaan wanita lubrikatif/basah
e) Fase 5
 Post ovulasi
 Hari 18-21
 Lendir sedikit, keruh
 Perasaan wanita lembab
f) Fase 6

 Akhir post ovulasi atau segera pra haid


 Lendir jernih dan seperti air
 Perasaan wanita : liat dan/atau lembab/basah (Erna S, 2015 :33-34)

 Dasar

Perubahan siklis dari lendir serviks yang terjadi karena perubahan kadar estrogen. Pola yang
diindentifikasi menunjukkan bahwa individu wanita dapat memperkirakan masa ovulasi
dengan cukup akurat tanpa harus memperhatikan perubahan suhu basal tubuh. Perubahan
pola tersebut antara lain :
a) Hari-hari kering :
setelah darah haid bersih kebanyakan ibu mempunyai 1 sampai beberapa haritidak
terlihat adanya lendir dan daerah vagina terasa kering.
b) Hari-hari subur :

15
Ketika terobservasi adanya lendir sebelum ovulasi, ibu dianggap suburketika terlihat
adanya lendir, walaupun jenis lendir yang kental dan lengket.Lendir subur yang basah
dan licin mungkin sudah ada servik.
c) Hari puncak
Adalah hari terakhir adanya lendir licin, mulur dan adanya perasaan basah. Kenali masa
subur dengan memantau lendir yang keluar dari vagina, pengamatan dilakukan sepanjang
hari dan ambil kesimpulan pada malam hari.Periksa lendir dengan jari tangan atau tissue
di luar vagina dan perhatikan perubahan perasaan kering basah. Tidak dianjurkan untuk
periksa kedalam vagina.
Untuk menggunakan metode lendir servik (MOB), seseorang wanita harus belajar
mengenali pola kesuburan dan pola ketidak suburan. Untuk menghindarikekeliruan dan
untuk menjamin keberhasilan pada awal masa belajar, pasangandiminta secara penuh
tidak bersenggama pada satu siklus haid, untuk mengenali pola kesuburan dan ketidak
suburan.

 Efektifitas
Angka kegagalan metode kontrasepsi sederhana MOB ini adalah 0,4 – 39,7 per100 wanita
pertahun. Disamping terpantang (abstinens) pada saat diperlukan,masih ada tiga sebab lain
terjadinya kegagalan/kehamilan, yaitu :
a) Mulainya pengeluaran lendir terlambat
b) Gejala-gejala puncak timbul terlalu dini/awal
c) Lendir tidak dirasakan oleh si wanita atau menilainya salah (Sohara P,2011:236)
Selain itu, terdapat beberapa penyulit dalam metode lendir serviks, yaitu :
a) Keadaan fisiologis : sekresi vagina karena rangsangan seksual
b) Keadaan patologis : infeksi vagina, serviks, penyakit dan pemakaian obat-obatan
c) Keadaan psikologis : stress fisik dan emosional

 Keuntungan lendir servika.

a) Dalam kendali wanita


b) Memberikan kesempatan pada pasangan menyentuh tubuhnya
16
c) Meningkatkan kesadaran terhadap perubahan pada tubuhnya
d) Memperkirakan lendir yang subur sehingga memungkinkan kehamilan
e) Dapat digunakan mencegah kehamilan

 Kerugian/kekurangan metode lendir servik

a) Membutuhkan komitmen
b) Perlu diajarkan oleh spesialis KB alami
c) Dapat membutuhkan 2-3 siklus untuk mempelajari metode
d) Infeksi vagina dapat menyulitkan identifikasi lendir yang subur
e) Beberapa obat yang digunakan mengobati flue dan sebagainya dapatmenghambat
produksi lendir serviks
f) Melibatkan sentuhan pada tubuh, yang tidak disukai beberapa wanita
g) Membutuhkan pantang

 Teknik penggunaan metode lendir servik :

a. Catatlah setiap kali pengamatan dilakukan dengan suatu rangkaian kodemisalnya stiker
atau tinta yang berwarna ataupun tulisan tangan. Contoh kodeyang dipakai untuk
mencatat kesuburan:
1) Pakai tanda * atau merah untuk menandakan perdarahan atau haid
2) Pakai huruf K atau hijau untuk menandakan perasaan kering
3) Gambar suatu tanda @ & atau biarkan kosong untuk memperlihatkan lendirsubur
yang basah, jernih, licin dan mulur
4) Pakai huruf L atau warna kuning untuk memperlihatkan lendir tak suburyang kental,
putih, keruh dan lengket.
b. Periksa lendir setiap kali kebelakang dan sebelum tidur, kecuali ada perasaan sangan
basah waktu siang. Setiap malam sebelum tidur, tentukan tingkatyang paling subur dan
beri tanda pada catatan untuk kode yang sesuai. Lendirmungkin akan berubah pada hari
yang sama.
c. Abstinen/ pantang senggama paling sedikit 1 siklus sehingga klien akanmengenali hari-
hari lendir, mengenali pola kesuburan dan pola ketidak suburandengan bimbingan pelatih
17
d. Hindari senggama pada waktu haid
e. Pada hari kering setelah haid, aman untuk bersenggama selang 1 hari
f. Hindari senggama segera setelah ada lendir jenis apa juga atau perasan basah muncul
g. Tandai hari terakhir dengan lendir jernih, licin dan mulur dengan tanda X.Ini adalah hari
puncak (hari ovulasi)
h. Setelah hari puncak, hindari senggama untuk 3 hari berikut siang danmalam. Pagi hari
ke4 setelah kering, ini adalah hari hari aman untuk bersenggama sampai hari haid
berikutnya.

d. Metode sim to dermal

 Pengertian

Metode simptothermal merupakan metode keluarga berencana alamiah (KBA) yang


mengidentifikasi masa subur dari siklus menstruasi wanita. Metode simptothermal
mengkombinasikan metode suhu basal tubuh dan mukosa serviks. Tetapi ada teori lain yang
menyatakan bahwa metode ini mengamati tiga indikator kesuburan yaitu perubahan suhu
basal tubuh, perubahan mukosa/lendir serviks dan perhitungan masa subur melalui metode
kalender.
Metode simptothermal akan lebih akurat memprediksikan hari aman pada wanita daripada
menggunakan salah satu metode saja. Ketika menggunakan metode ini bersama-sama, maka
tanda-tanda dari satu dengan yang lainnya akan saling melengkapi.

 Manfaat
Metode simptothermal memiliki manfaat sebagai alat kontrasepsi maupun konsepsi.
a. Manfaat Kontrasepsi
Metode simptothermal digunakan sebagai alat kontrasepsi atau menghindari kehamilan
dengan tidak melakukan hubungan seksual ketika berpotensi subur (pantang saat masa
subur).
b. Manfaat Konsepsi

18
Metode simptothermal digunakan sebagai konsepsi atau menginginkan kehamilan dengan
melakukan hubungan seksual ketika berpotensi subur.

 Efektifitas

 Angka kegagalan dari penggunaan metode simptothermal adalah 10-20 wanita akan
hamil dari 100 pasangan setiap tahunnya. Hal ini disebabkan kesalahan dalam belajar,
saran atau tidak ada kerjasama pasangan. Namun, studi lain juga menyatakan angka
kegagalan dari metode simptothermal mempunyai angka kegagalan hanya 3 persen
apabila di bawah pengawasan yang ketat.

 Keuntungan
Metode simptothermal mempunyai keuntungan antara lain:
a. Tidak ada efek fisik seperti obat-obatan, alat, bahan kimia atau operasi yang dibutuhkan.
b. Aman.
c. Ekonomis.
d. Meningkatkan hubungan kerjasama antar pasangan.
e. Dapat langsung dihentikan apabila pasangan menginginkan kehamilan.
f. Tidak memerlukan tindak lanjut atau alat kontrasepsi lain setelah belajar metode
simptothermal dengan benar.

 Keterbatasan
Metode simptothermal mempunyai keterbatasan antara lain:
a. Tidak cocok digunakan oleh wanita yang mempunyai bayi, berpenyakit, pasca perjalanan
maupun konsumsi alkohol.
b. Metode simptothermal kurang efektif karena pengguna harus mengamati dan mencatat
suhu basal tubuh maupun perubahan lendir serviks.
c. Metode simptothermal memerlukan kerjasama antara pasangan suami istri.
d. Pengguna harus mendapatkan pelatihan atau instruksi yang benar.

19
 Petunjuk bagi Pengguna Metode Simptothermal

Pengguna/klien metode simptothermal harus mendapat instruksi atau petunjuk tentang


metode lendir serviks, metode suhu basal tubuh maupun metode kalender. Hal ini bertujuan
agar pengguna dapat menentukan masa subur dengan mengamati perubahan suhu basal tubuh
maupun lendir serviks.
a. Klien dapat melakukan hubungan seksual hingga dua hari berikutnya setelah haid
berhenti (periode tidak subur sebelum ovulasi).
b. Ovulasi terjadi setelah periode tidak subur awal yang ditandai dengan mulai keluarnya
lendir dan rasa basah pada vagina sama dengan metode lendir serviks. Lakukan pantang
senggama karena ini menandakan periode subur sedang berlangsung.
c. Pantang senggama dilakukan mulai ada kenaikan suhu basal 3 hari berurutan dan hari
puncak lendir subur.
d. Apabila dua gejala ini tidak menentukan periode tidak subur awal, periode subur, periode
tak subur akhir maka ikuti perhitungan periode subur yang terpanjang dimana masa
pantang senggama harus dilakukan.

 Hal yang Mempengaruhi Metode Simptothermal Menjadi Efektif

Metode simptothermal akan menjadi efektif apabila:

a. Pencatatan dilakukan secara konsisten dan akurat.


b. Tidak menggunakan kontrasepsi hormonal, karena dapat mengubah siklus menstruasi dan
pola kesuburan.
c. Penggunaan metode barier dianjurkan untuk mencegah kehamilan.
d. Kerja sama dengan pasangan adalah perlu, karena ia harus bersedia untuk membantu
untuk menghindari kehamilan baik dengan tidak melakukan hubungan seksual atau
menggunakan beberapa metode penghalang selama hari-hari paling subur.

 Hal yang Mempengaruhi Metode Simptothermal Tidak Efektif

Metode simptothermal dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain:

20
a. Wanita yang mempunyai bayi, sehingga harus bangun pada malam hari.
b. Wanita yang mempunyai penyakit.
c. Pasca perjalanan.
d. Konsumsi alkohol.
Hal-hal tersebut di atas dapat mempengaruhi pembacaan suhu basal tubuh menjadi kurang
akurat.

e. Metode amenore laktasi (MAL)

 Pengertian MAL
MAL adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian ASI secara eksklusif, artinya hanya
diberikan ASI tanpa tambahan makanan atau minuman apapun lainnya (Setya & Sujiyatini,
2009, hal. 68). MAL menggunakan praktik menyusui untuk menghambat ovulasi sehingga
berfungsi sebagai kontrasepsi. Apabila seorang wanita memiliki seorang bayi berusia kurang
dari6bulandanamenoreserta menyusui penuh, kemungkinan kehamilan terjadi hanya sekitar
2%. Namun, jika tidak menyusui penuh atau tidak amenorea, risiko kehamilan akan lebih
besar. Banyak wanita akan memilih bergantung pada metode kontrasepsi lain seperti pil
hanya progesteron serta MAL. (Everett, 2007, hal. 51)

 MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila (Syarat):

a. Menyusui secara penuh, lebih efektif bila pemberian >8 x sehari.


b. Belum haid.
c. Umur bayi kurang dari 6 bulan (Saifuddin, dkk, 2006, hal. MK-1).

 Cara kerja MAL


Proses menyusuidapatmenjadimetodekontrasepsialamikarena hisapan bayi pada puting susu
dan areola akan merangsang ujung-ujung saraf sensorik, rangsangan ini dilanjutkan
kehipotalamus, hipotalamus akan menekan pengeluaran faktor-faktor yang menghambat
sekresi prolaktin namun sebaliknya akan merangsang faktor-faktor tersebut merangsang
hipofise anterior untuk mengeluarkan hormon prolaktin. Hormon prolaktin akan merangsang

21
sel-sel alveoli yang berfungsi untuk memproduksi susu. Gambar skema cara kerja MAL
Sumber: Handayani, 2010, hal.67.
Bersamaan dengan pembentukan prolaktin, rangsangan yang berasal dari isapan bayi akan
ada yang dilanjutkan kehipofiseanterior yang kemudian dikeluarkan oksitosin melalui aliran
darah, hormon ini diangkut menuju uterus yang dapat menimbulkan kontraksi pada
uterussehinggaterjadilahprosesinvolusi.Oksitosinyang sampai pada alveoli akan merangsang
kontraksi dari selakan memeras ASI yang telah terbuat keluar dari alveoli dan masuk
kesistem duktulus yang selanjutnya mengalirkan melalui duktus laktiferus masuk ke mulut
bayi (Anggraini, 2010, hal. 11-12). Hipotesa lain yang menjelaskan efek kontrasepsi pada ibu
menyusui menyatakan bahwa rangsangan syaraf dari puting susu diteruskan kehypothalamus,
mempunyai efek merangsang pelepasan betaendropin yang akan menekan sekresi hormon
gonadotropin oleh hypothalamus. Akibatnya adalah penurunan sekresi dari hormon
Luteinizing Hormon(LH)yang menyebabkan kegagalan ovulasi. (BKKBN, 1991, hal.8)

 Keuntungan kontrasepsi MAL (Handayani, 2010, hal.68)

a. Efektivitas tinggi (keberhasilan 98% pada enam bulan pasca persalinan).


b. Tidak mengganggu senggama.
c. Tidak ada efek samping secara sistemik.
d. Tidak perlu pengawasan medis.
e. Tidak perlu obat atau alat.
f. Tanpa biaya.

 Keuntungan nonkontrasepsi MAL

a. Untuk bayi (Saifuddin, dkk, 2006, hal. MK-2)


1) Mendapatkan kekebalan pasif (mendapatkan antibody perlindungan lewat ASI).
2) Sumber asupan gizi yang terbaik dan sempurna untuk tumbuh kembang bayi yang
optimal.
3) Terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi dari air dan susu formula.
b. Untuk ibu (Handayani, 2010, hal. 68)
1) Mengurangi perdarahan pasca persalinan.

22
2) Mengurangi risiko anemia.
3) Meningkatkan hubungan psikologik ibu dan bayi.

 Keterbatasan MAL (Setya & Sujiyatini, 2009, hal.70)

1) Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30 menit pasca
persalinan.
2) Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi sosial.
3) Efektivitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai dengan 6 bulan.
4) Tidak melindungi terhadap IMS termasuk virus hepatitis B/HBV dan HIV/AIDS.

 Yang boleh menggunakan MAL (Handayani, 2010, hal. 69)

1) Ibu yang menyusui secara eksklusif.


2) Bayinya berumur kurang dari 6 bulan.
3) Belum mendapat haid setelah melahirkan.

 Yang seharusnya tidak memakai MAL

1) Sudah mendapat haid setelah bersalin.


2) Tidak menyusui secara eksklusif.
3) Bayinya sudah berumur lebih dari 6 bulan.
4) Bekerja dan terpisah dari bayi lebih lama dari 6 jam

f. Coitus interuptus

 Pengertian Coitus Interruptus (Senggama terputus)


Metode coitus interuptus juga dikenal dengan metode senggama terputus. Teknik ini dapat
mencegah kehamilan dengan cara sebelum terjadi ejakulasi pada pria, seorang pria harus
menarik penisnya sehingga tidak setetespun sperma masuk kedalam rahim wanita. Dengan
cara ini kemungkinan terjadi pembuahan (kehamilan) bisa dikurangi.

 Cara kerja Coitus Interruptus (Senggama terputus)

23
Alat kelamin pria (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk
kedalam vagina dan kehamilan dapat dicegah.

 Manfaat Coitus Interruptus (Senggama terputus)

a. Efektif bila digunakan dengan benar.


b. Dapat digunakan sebagai pendukung metode KB lainnya.
c. Dapat digunakan setiap waktu.
d. Tidak membutuhkan biaya.
e. Tidak membutuhkan obat atau alat sehingga relatif sehat untuk perempuan.
f. Tidak mengganggu produksi Asi.
g. Tidak ada efek samping.
h. Meningkatkan keterlibatan pria dalam keluarga berencana.
i. Untuk pasangan memungkinkan hubungan lebih dekat dan pengertian yang sangat dalam.

 Keterbatasan Coitus Interruptus (Senggama terputus)

Walaupun teknik dapat mencegah kehamilan, beberapa penelitian menyatakan resiko


kegagalan metodeini cukup tinggi. Ini disebabkan karena kontrol atas teknik ini tidak ada
pada perempuan. Jadi sepenuhnya diserahkan pada kesadaran pihak pasangan. Ini sangat
dipengaruhi oleh kemampuan seorang pria untuk merasakan tanda ejakulasi dan
kecepatannya untuk menarik penis dan mendapatkan orgasme diluar vagina.
Seringkali terjadi cairan sperma cepat keluar, bahkan sebelum laki-laki yang bersangkutan
merasa telah terjadi ejakulasi, atau juga pria yang tidak tahu pasti kapan dia mengalami
ejakulasi sehingga bila ada setetes sperma yang masuk kedalam vagina. Ada kemungkinan
tertularnya HIV/AIDS(pada seks bebas).
Kadang-kadang laki-laki juga enggan untuk melakukan penarikan pada saat puncak
senggama. Jadi dapat disimpulkan bahwa keterbatasan dari metode ini adalah:
a. Efektifitas bergantung pada kesediaan pasangan untuk melakukan senggama terputus
setiap melaksanakannya.
b. Efektifitas akan jauh menurun apabila sperma dalam 24 jam sejak ejakulasi masih
melekat pada penis.
24
c. Memutus kenikmatan dalam hubungan seksual.

 Pasangan yang cocok menggunakan metode Coitus Interruptus (Senggama terputus).

a. Pria yang ingin berpartisipasi aktif keluarga berencana


b. Pasangan yang tidak ingin memakai metode KB lainnya.
c. Pasangan yang membutuhkan kontrasepsi dengan segera.
d. Pasangan yang memelukan metode sementara.
e. Pasangan yang memerlukan metode pendukung.
f. Pasangan yang melakukan hubungan seksual secara tidak teratur.

 Pasangan yang tidak cocok menggunakan Coitus Interruptus (Senggama terputus)

a. Pria dengan pengalaman ejakulasi dini.


b. Pria yang sulit melakukan senggama terputus.
c. Perempuan yang memiliki pasangan yang sulit bekerjasama.
d. Pasangan yang kurang dapat saling berkomunikasi.
e. Pasangan yang tidak bersedia melakukan senggama terputus.

 Hal-hal yang perlu diperhatikan Coitus Interruptus (Senggama terputus)

a. Meningkatkan kerja sama dan membangun saling pengertian sebelum melakukan


hubungan seksual dan pasangan harus mendiskusikan dan menyepakati penggunaan
metode senggama terputus.
b. Sebelum berhubungan pria terlebih dahulu mengosongkan kandung kemih dan
membersihkan ujung penis untuk menghilangkan sperma dari ejakulasi sebelumnya.
c. Apabila merasa akan ejakulasi, pria segera mengeluarkan penisnya dari vagina
pasangannya dan mengeluarkan sperma dari vagina.
d. Pastikan pria tidak terlambat melaksanakannya.
e. Tidak dianjurkan pada masa subur (Manuaba, 2009).
2. DENGAN ALAT/BARIER

A. Kondom pria dan wanita


25
 Pengertian kondom
Kondom merupakan selubung/sarung karet yang terbuat dari berbagai bahan di antaranya
lateks (karet), plastik (vinil) atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis
saat berhubungan. Kondom terbuat dari karet sintetis yang tipis, berbentuk silinder, dengan
muaranya berpinggir tebal, yang digulung berbentuk rata. Standar kondom dilihat dari
ketebalannya, yaitu 0,02 mm.
 Jenis Kondom
Ada beberapa jenis kondom, di antaranya:
a. Kondom biasa
b. Kondom berkontur (bergerigi)
c. Kondom beraroma
d. Kondom tidak beraroma.
Kondom untuk pria sudah lazim dikenal, meskipun kondom wanita sudah ada namun belum
populer.
 Cara Kerja Kondom
Alat kontrasepsi kondom mempunyai cara kerja sebagai berikut:

a. Mencegah sperma masuk ke saluran reproduksi wanita.


b. Sebagai alat kontrasepsi.
c. Sebagai pelindung terhadap infeksi atau transisi mikroorganisme penyebab (IMS
termasuk HBV dan HIV/AIDS) dari satu pasangan kepada pasangan yang lain (khusus
kondom yang terbuat dari lateks dan vinil).
 Efektivitas Kondom
Pemakaian kontrasepsi kondom akan efektif apabila dipakai secara benar setiap kali
berhubungan seksual. Pemakaian kondom yang tidak konsisten membuat tidak efektif.
Angka kegagalan kontrasepsi kondom sangat sedikit yaitu 2-12 kehamilan per 100
perempuan per tahun.
 Manfaat Kondom
Indikasi atau manfaat kontrasepsi kondom terbagi dua, yaitu manfaat secara kontrasepsi dan
nonkontrasepsi.
Manfaat kondom secara kontrasepsi antara lain:
26
a. Efektif bila pemakaian benar.
b. Tidak mengganggu produksi ASI.
c. Tidak mengganggu kesehatan klien.
d. Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
e. Ekonomis/Murah dan tersedia di berbagai tempat.
f. Tidak memerlukan resep dan pemeriksaan khusus.
g. Metode kontrasepsi sementara.
Manfaat kondom secara nonkontrasepsi antara lain:
a. Peran serta suami untuk ber-KB.
b. Mencegah penularan IMS.
c. Mencegah ejakulasi dini.
d. Mengurangi insidensi kanker serviks.
e. Adanya interaksi sesama pasangan.
f. Mencegah imuno infertilitas.

 Keterbatasan Kondom
Alat kontrasepsi metode barier kondom ini juga memiliki keterbatasan, antara lain:
a. Efektivitas tidak terlalu tinggi.
b. Tingkat efektivitas tergantung pada pemakaian kondom yang benar.
c. Adanya pengurangan sensitivitas pada penis.
d. Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual.
e. Perasaan malu membeli di tempat umum.
f. Masalah pembuangan kondom bekas pakai.

 Penilaian Klien
Klien atau akseptor kontrasepsi kondom ini tidak memerlukan anamnesis atau pemeriksaan
khusus, tetapi diberikan penjelasan atau KIE baik lisan maupun tertulis. Kondisi yang perlu
dipertimbangkan bagi pengguna alat kontrasepsi ini adalah

27
 Kunjungan Ulang
Saat klien datang pada kunjungan ulang harus ditanyakan ada masalah dalam penggunaan
kondom dan kepuasan dalam menggunakannya. Apabila masalah timbul karena
kekurangtahuan dalam penggunaan, maka sebaiknya informasikan kembali kepada klien dan
pasangannya. Apabila masalah yang timbul dikarenakan ketidaknyamanan dalam pemakaian,
maka berikan dan anjurkan untuk memilih metode kontrasepsi lainnya.

28
 Penanganan Efek Samping
Di bawah ini merupakan penanganan efek samping dari pemakaian alat kontrasepsi kondom.

 Cara Penggunaan/Instruksi bagi Klien


a. Gunakan kondom setiap akan melakukan hubungan seksual.
b. Agar efek kontrasepsinya lebih baik, tambahkan spermisida ke dalam kondom.
c. Jangan menggunakan gigi, benda tajam seperti pisau, silet, gunting atau benda tajam
lainnya pada saat membuka kemasan.
d. Pemasangan kondom pada saat penis ereksi, tempelkan ujungnya pada glans penis dan
tempatkan bagian penampung sperma pada ujung uretra. Lepaskan gulungan karetnya
dengan jalan menggeser gulungan tersebut ke arah pangkal penis. Pemasangan ini harus
dilakukan sebelum penetrasi penis ke vagina.
e. Kondom dilepas sebelum penis melembek.
f. Pegang bagian pangkal kondom sebelum mencabut penis sehingga kondom tidak terlepas
pada saat penis dicabut dan lepaskan kondom di luar vagina agar tidak terjadi tumpahan
cairan sperma di sekitar vagina.
g. Gunakan kondom hanya untuk satu kali pakai.
h. Buang kondom bekas pakai pada tempat yang aman.
i. Sediakan kondom dalam jumlah yang cukup di rumah dan jangan disimpan di tempat
yang panas karena hal ini dapat menyebabkan kondom menjadi rusak atau robek saat
digunakan.
j. Jangan gunakan kondom apabila kemasannya robek atau kondom tampak rapuh/kusut.
k. Jangan gunakan minyak goreng atau pelumas dari bahan petrolatum karena akan segera
merusak kondom

29
b. Barrier intra vaginal

Metode barrier intra vaginal adalah Menghalangi masuknyaspermatozoa ke dalam traktus


genitalia interna wanita danimmobilisasi/mematikan spermatozoa oleh spermisidnya.

 Keuntungan Metode Barier Intra-vaginal :


1) Mencegah kehamilan
2) Mengurangi insidens penyakitakibat hubungan seks
 Kerugian Metode Barier Intra-vaginal :
1) Angka kegagalan relatif tinggi
2) Aktivitas hubungan seksharus dihentikan sementara untukmemasang alatnya
3) Perlu dipakai secara konsisten, hati hati dan terus-menerus padasetiap sanggama.
 Macam-macam Barier Intra-Vaginal :

1) Diafragma (Diaphragma)
2) Kap Serviks (Cervical cap)
3) Spons (Sponge)
4) Kondom Wanita
Untuk mendapatkan efektivitas yang lebih tinggi, metode Barier Intra-vaginal harus dipakai
bersama dengan spermisid.Faktor yang dapatmempengaruhi efektifitas metode ini, antara
lain:
a. Paritas
b. Frekuensi sanggama
c. Kemampuan untuk memakainya dengan benar
d. Kebiasaan-kebiasaan akseptor
e. Motivasi akseptor dalam pencegahan kehamilan
Ada satu hal sangat penting yang harus mendapat perhatianakseptor yang menggunakan
metode Barrier Intra-vaginal yaitukemungkinan timbulnya Sindrom SyokToksik (Toxic
Shock Syndrom)(TSS) bila terjadi kelalaian dalam pemakaiannya. Sindrom Syok
Toksikdisebabkan oleh toxin yang dihasilkan bakteri Staphylococcus aureus.Sindrom Syok
Toksik sering terjadi pada wanita yang memakai tampon(intra-vaginal) selama haid.

30
Calon akseptor metode Barier Intra-vaginal harus diberiinstruksi-instruksi untuk
mengurangi/mencegah risiko timbulnya Sindrom SyokToksik :
1. Cuci tangan dengan sabun sebelum memasang atau mengeluarkanalatnya
2. Jangan biarkan Barier Intra-vaginal insitu lebih lama dari 24 jam
3. Jangan menggunakan Barier Intra-vaginal pada saat haid, atau bilaada perdarahan per-
vaginam, atau adanya vaginal dischargeabnormal (pakailah kondom)
4. Setelah melahirkan bayi aterm, tunggu 6 – 12 minggu sebelummenggunakan metode
Barier Intra-vaginal, (pakailah kondom)
5. Wanita harus diajari tanda tanda bahaya TSS :
 Demam
 Muntah
 Diarrhoe
 Nyeri otot tubuh
 rash (sunburn/seperti tersengat sinar matahari)
 Bila menduga TSS, keluarkan alat kontrasepsinya dan hubungi petugas medis
 Bila pernah mengalami TSS, pilih metode kontrasepsi lain.

 Diafragma (Diaphragma)

Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat darilateks (karet) yang diinsersikan
ke dalam vagina sebelum berhubunganseksual dan menutup serviks. (Bari Saifuddin, Abdul,
2006 : MK-21)
Diafragma dapat dipasang 6 jam atau lebih sebelum melakukansanggama. Bila sanggama
dilakukan berulang kali pada saat yang sama,maka perlu ditambahkan spermisid setiap
sebelum sanggama berikutnya. Diafragma tidak boleh dikeluarkan selama 6-8 jam
setelahsanggama selesai, pembilasan (douching) tidak diperkenankan,diafragma dapat
dibiarkan didalam vagina selama 24 jam setelahsanggama selesai, lebih lama dari itu
kemungkinan dapat timbul infeksi.(Hartanto,Hanafi, 2004 : 72-73)
Ukuran diafragma vaginal yang beredar di pasaran mempuunyaidiameter antara 55 sampai
100 mm. Tiap-tiap ukuran mempunyai perbedaan diameter masing-masing 5mm. Besarnya

31
ukuran diafragmayang akan dipakai oleh akseptor ditentukan secara individual.
(Prawirohardjo, Sarwono, 2009 : 541).
 Jenis

a. Flat spring (flat metal band)


b. Coil spring (coiled wire)
c. Arching spring (kombinasi metal spring)
 Cara kerja

Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alatreproduksi bagian atas
(uterus dan tuba falopii) dan sebagai alat tempatspermisida.
 Manfaat nya ada 2 yaitu :
1. Manfaat kontrasepsi
 Efektif bila digunakan dengan benar
 Tidak mengganggu produksi ASI, tidak mengganggu kesehatanklien
 Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah terpasangsampai 6 jam
sebelumnya
 Tidak menggangu kesehatan klien
 Tidak mempunyai pengaruh sistemik
2. Manfaat non kontrasepsi
 Salah atu perlindungan terhadap IMS/HIV/AIDS, khususnyaapabila digunakan
dengan spermisida.
 Bila digunakan pada saat haid, menampung darah menstruasi.
 Keterbatasan

a. Efektivitas sedang (bila digunakan dengan spermisida angkakegagalan 6-16 kehamilan


per 100 perempuan per tahun pertama)
b. Keberhasilan sebagai kontrasepsi bergantung pada kepatuhanmengikuti cara penggunaan.
c. Motivasi diperlukan berkesinambungan dengan menggunakannyasetiap berhubungan
seksual.

32
d. Pemeriksaan pelvik oleh petugas kesehatan terlatih diperlukanuntuk memastikan
ketepatan pemasangan.
e. Pada beberapa pengguna menjadi penyebab infeksi saluran uretra.
f. Pada jam pascahbungan seksual, alat masih harus berada di posisinya

Seleksi klien pengguna diafragma

33
34
35
 Cara penggunaan/instruksi bagi klien
1. Gunakan diafragma setiap kali melakukan hubungan seksual
2. Pertama kosongkan kandung kemih dan cuci tangan
3. Pastikan diafragma tidak berlubang (tes dengan mengisidiafragma dengan air, atau
melihat menembus cahaya)
4. Oleskan sedikit spermisida atau krim atau jeli pada kapdiafragma (untuk memudahkan
pemasangan tambahkan krimatau jeli, remas bersamaan dengan pinggirannya).
5. Posisi saat pemasangan diafragma
a. Satu kaki diangkat ke atas kursi atau dudukan toilet
b. Sambil berbaring
c. Sambil jongkok
6. Lebarkan kedua bibir vagina
7. Masukkan diafragma ke dalam vagina jauh ke belakang, dorong bagian depan pinggiran
ke atas di balik tulang pubis
8. Masukkan jari ke dalam vagina sampai menyentuh serviks,sarungkan karetnya dan
pastikan serviks telah terlindungi
9. Diafragma dipasang di vagina sampai 6 jam sebelum hubunganseksual. Jika hubungan
seksual berlangsung di atas 6 jam setelah pemasangan, tambahkan spermisida ke dalam
vagina. Diafragma berada di dalam vagina paling tidak 6 jam setelah
terlaksananyahubungan seksual. Jangan tinggalkan diafragma di dalam vaginalebih dari
24 jam sebelum diangkat (tidak dianjurkan mencuci vagina setiap waktu, pencucian
vagina bias dilakukan setelahditunda 6 jam sesudah hubungan seksual).
10. Mengangkat dan mencabut diafragma dengan menggunakan jaritelunjuk dan tengah.
11. Cuci dengan sabun dan air, keringkan sebelum disimpan kembalidi tempatnya.
Perhatian!Jika terjadi sindrom syok keracunan, kirim klien kefasilitas pelayanan yang lebih
lengkap. Berikan rehidrasi per oraldan analgesic nonnarkotik seperti antalgin atau aspirin jika
panas tinggi ›38 C. apa bila digunakan dengan benar, kemungkinan kecil resiko terjadinya
sindrom syok keracunan diantara pengguna diafragma

36
Yaitu suatu alat yang hanya mentupi serviks saja. Dibandingkandiafragma, kap serviks lebih
dalam atau lebih tinggi kubahnya tetapidiameternya lebih kecil, dan umumnya lebih kaku.

 keuntungan

1) Efektif, meskipun tanpa spermisid, tetapi bila dibiarkan diserviks untuk waktu > 24 jam,
pemberian spermisid sebelum bersenggama akan menambah efektifitasnya.
2) Kap Serviks dapat dibiarkan selama seluruh periode inter-menstrual, dan hanya perlu
dikeluarkan pada saat perkiraandatangnya haid. (tetapi ini tidak dianjurkan).
3) Tidak terasa oleh suami pada saat bersenggama.
4) Dapat dipakai oleh wanita sekalipun ada kelainananatomis/fungsional dari vagina
misalnyA sistokel, rektokel, prolapses uteri, tonus otot vagina yang kurang baik.
5) Kap Serviks hanya menutupi serviks saja, sehingga tidakmemerlukan pengukuran ulang
bilamana terjadi perubahantonus otot vagina.

37
6) Jarang terlepas selama senggama.
 Kerugian
Pemasangan dan pengeluarannya lebih sulit karena letak serviksyang jauh di dalam vagina.

 Efek samping

1. Hanya ada satu efek samping minor yaitu timbulnya secretyang sangat berbau bila kap
serviks dibiarkan terlalu lama didalam vagina.
2. Yang selalu harus dipikirkan adalah kemungkinan :
 Sindrom Syok Toksik
 Infeksi traktus urinarius yang berulang-ulang
 Bertambahnya abnormalitas serviks sehubungan dengan HPV(Humam Papilloma
Virus)

 SPONS

Sponge berbentuk bantal, satu sisi dari sponge berbentukcekung yang dimaksudkan untuk
menutupi serviks dan mengurangikemungkinan perubahan letak spons selama senggama.
Sisi lainnyamempunyai tali untuk mempermudah pengeluarannya.

 Efek samping dan komplikasi

38
a. Iritasi atau reaksi alergi yang umumnya disebabkan olehspermisidnya.
b. Kemungkinan infeksi vagina oleh jamur bertambah besar.
c. Kemungkinan timbulnya Syindrom Syok Toksik.

 Catatan penting untuk Akseptor

a. Jaga kebersihan tangan sebelum memasang sponge dan saatmengeluarkannya.


b. Jangan melampaui batas waktu 24 jam untuk membiarkansponge in situ.
c. Jangan menggunakan sponge bila sedang haid, bila ada perdarahan pervaginal atau
apabila ada flour albus.
d. Jangan menggunakan sponge selama 6-12 minggu post partum (pakailah kondom)
e. Perhatikan tanda-tanda bahaya Syindrom Syok Toksik.

 KONDOM VAGINA

39
Reality female kondom telah mendapatkan persetujuan dariFDA untuk digunakan di
Amerika Serikat pada tahun 1993, tetapitidak mendapat sambutan masyarakat sampai
bulan Agustus tahun1994. Terbuat dari lapisan poliuretan tipis dengan cincin dalamyang
fleksibel dan dapat digerakkan pada ujung yang tertutup yang dimasukkan ke dalam
vagina, dan cincin kaku yang lebih besar padaujung terbuka dibagian depan yang tetap
berada di luar vagina danterlindungi introitus. Kondom wanita hanya memiliki satu
ukurandan tidak perlu dipasang oleh pemberi pelayanan kesehatan professional. Kondom
tersebut harus dilumasi dahulu dan tersediasekaligus dengan pelumas tambahan. Pelumas
tambahan atausediaan spermisida dapat digunakan bersama dengan kondom.Kondom
wanita dirancang hanya untuk dipakai dan harganya berkisar antara 30.000-40.000.
 Efektifitas, keluhan, dan penatalaksanaan

Kondom untuk wanita tidak hanya berfungsi mencegahkehamilan, tetapi juga merupakan
alat yang efektif melawan HIV,gonorea, clamidia, dan tricomoniasis; apabial digunakan
dengan benar. Dibanding dengan kondom untuk pria, kondom inimemungkinkan risiko
lebih kecil terhadap penyakit seksual yangditularkan lewat kulit, seperti HPV atau kutil
genitalia karena alatini menutupi sebagian besar area terpajan dan menjadi
penghalangantara introitus, vulva, dan pangkal penis. Perbedaan yang besarantara angka
kegagalan pada penggunaan kontrasepsi terbaik dan penggunaan biasa tidak diragukan
lagi mencerminkan masalah penguasaan teknik penggunaan alat kontrasepsi dan
penggunaanyang tidak konsisten. Meskipun telah mengikuti program pendidikan dengan
menggunakan video, konseling kesehatan, dan praktik model, 25% dari 1.144 partisipan
penelitian tidak dapatmenggunakan kondom wanita dengan benar, pada percobaan
pertama ketika sesi praktik memasukkan kondom wanita secaramandiri. Petunjuk
tambahan yang diberikan pun belum banyak mengubah keadaan, hanya 3% diantara
partisipan yang berhasil.
Partisipan baru berhasil memasukkan kondom dengan benarsetelah dua atau tiga kali
percobaan. Kendati tidak perlu benar- benar pas untuk memasukkan kondom, namun
bidan harusmenyediakan waktu guna memberi petunjuk dan kesempatan praktik bagi
wanita yang memilih metode kontrasepsi ini.Keberhasilan dalam memasukkan kondom

40
sangat penting untukkeefektifan penggunaannya, sehingga para wanita dapat
terusmenggunakannya.
Untuk memasukkan kondom wanita, tekan cincin kondomyang berada didalam ujung
tertutup kondom, kemudian ujung berselubung yang tertutup dimasukkan kedalam vagina
sedalammungkin untuk memasukkannya melewati tulang pubis. Saat iniselubung
kondom menutupi serviks dan melekat pada seluruhsaluran vagina. Cincin yang terbuka
tetap berada di luar vagina,sebagian menutupi vulva dan perineum. Penis kemudian
masuk kedalam ujung selubung kondom yang terbuka. Kondom dapatdimasukkan ke
dalam vagina selama 8 jam, terutama selamahubungan seksual, tetapi harus ditempatkan
sebelum penismendekati genitalia eksterna wanita jika tujuannya untuk
mencegahkehamilan dan infeksi. Setelah melakukan hubungan seksual dansebelum
berdiri, wanita tersebut harus menekan dan memutar cincinterluar untuk menjaga semen
yang masuk tetap berada di dalamkondom, kemudian dengan perkahan keluarkan
kondom dan buang.Keluhan yang muncul pada penggunaan kondom wanitaadalah
pasangan suami istri dapat merasakan cincin bagian dalam pada kondom, cincin bagian
luar menekan kedalamvagina wanita,selubung kondom terbawah dan bergerak gerak
bersama penis, dancincin luar kondom bergerak masuk bersama penis selamahubungan
seksual. Mengecek penempatan kondom yang benar dan memberi pelumas tambahan
merupakan penyelesaian sebagian masalah yang muncul pada penggunaan kondom
wanita. Walaupunharga kondom wanita lebih mahal daripada kondom pria, 36 negara
bagian AS menyediakan penggantian biaya melalui Medicaid atau program sejenis
lainnya. Kondom wanita juga tersedia secaraCuma-Cuma atau dapat dibeli dengan murah
dibanyak klinikmasyarakat atau klinik nonprovit.Aspek positif penggunaan kondom
wanita adalahmemungkinkan wanita melindungi dirinya dari HIV dan penyakitmenular
seksual tanpa harus bergantung pada pasangan prianya.Dari hasil wawancara beberapa
pasangan lebih memilih merasakan poliuretan disbanding harus menggunakan kondom
pria dan beberapa wanita melaporkan bahwa tepi cincin luar memungkinkanstimulasi
klitoris.

3. KIMIAWI/ SPERMISIDA

41
Penggunaan obat-obat spermatisida untuk tujuan kontrasepsi telahdikenal sejak zaman dahulu.
Berbagai bahan telah digunakan dalam berbagi bentuk untuk dimasukan kedalam vagina. Pada
tahun 1885 WalterRendel (Inggris) untuk pertama kali membuat suatu suppositorium, terdiriatas
sulfas kinin dalam oleum kakao; kemudian sulfas kinin diganti denganhidrokuinon yang
mempunyai daya spermatisida yang lebih kuat.
Obat spermitisida yang dipakai untuk kontrasepsi terdiri atas 2komponen, yaitu zat kimiawi yang
mampu mematikan spermatozoon, danvehikulum yang nonaktif dan yang di perlukan untuk
membuat tablet ataucream/jelly.Makin erat hubungan antara zat kimia dan sperma, makintinggi
efektivitas obat. Oleh sebab itu, obat yang paling baik adalah yangdapat membuat busa setelah
dimasukan ke dalam vagina, sehingga kelak busanya dapat mengelilingi serviks dan menutup
ostium, uteri eksternum.Cara kontrasepsi dengan obat spermitisida umumnya digunakan
bersama-sama dengan cara lain (diafragma vaginal), atau apabila ada kontraindikasiterhadap
cara lain. Efek samping jarang terjadi dan umumnya beruparekasi alergik.
Kontrasepsi ini dipasarkan dalam berbagai bentuk, yaitu krim, jeli,supositoraia, flim, dan busa
dalam wadah aerosol. Konrasepsi inidigunakan terutama bagi wanita yang memerlukan proteksi
temporer,sebagai contoh, selama minggu pertama setelah memulai kontrasepsi oralatau selagi
menyusui. Biasanya kontrasepsi ini bekerja dengan membentuksuatu sawar fisik terhadap
penetrasi sperma serta efek spermasidalkimiawi. Bahan spermisidal aktif adalah nonoxynol-9
atau octoxynol-9.Agar efektif, spermatisida harus diletakan tinggi di vagina dan
berkontakdengan serviks sesaat sebelum hubungan kelamin. Durasi efektivitasmaksimal
spermtisida biasanya tidak lebih dari satu jam. Setelah itu,spermisida harus kembali dimasukan
sebelum melakukan lagi hubungankelamin. Selama paling sedikit 6 jam setelah hubungan
kelamin, wanitayang bersangkutan jangan membilas vaginanya (souching).Spermisidayang saat
ini digunakan tempaknya menghasilkan paling sedikit proteksi parsial terhadap beberapa
penyakit menular seksual, termasuk gonore danmungkin papilomavirus dan HIV.

42
Gambar. Obat kontrasepsi vagina : krim, jeli, supositoria dan tissue

Di bawah ini merupakan cara pemakaian alat kontrasepsi spermisidasesuai dengan bentuknya:

Cara pemakaiannya sebelum digunakan, kocok tempat aerosol 20-30 menit. Tempatkan
kontainer dengan posisi ke atas, letakkanaplikator pada mulut kontainer dan tekan untuk mengisi
busa.Masukkan aplikator ke dalam vagina mendekatiserviksdengan posisi berbaring. Dorong
sampai busa keluar. Ketika menarik aplikator, pastikan untuk tidak menarik kembali pendorong
karena busa dapatmasuk kembali ke pendorong. Aplikator segera dicuci menggunakansabun dan
air kemudian keringkan. Aplikator sebaiknya digunakanuntuk pribadi. Spermisida aerosol (busa)
dimasukkan dengan segera,tidak lebih dari satu jam sebelum melakukan hubungan seksual.

43
Cara pemakaian, krim dan jeli dapat dimasukkan ke dalam vaginadengan aplikator dan atau
mengoles diatas penis. Krim atau jeli biasanya digunakan dengandiafragma atau kap serviks,
atau dapat juga digunakan bersamakondom. Masukkan spermisida 10-15 menitsebelum
melakukan hubungan seksual. Isi aplikator dengan krim atau jeli. Masukkan aplikator ke dalam
vagina mendekati serviks. Pegangaplikator dan dorong sampai krim atau jeli keluar. Kemudian
tarikaplikator keluar dari vagina. Aplikator segera dicuci menggunakansabun dan air kemudian
keringkan.

Kontrasepsi Vagina Film/TissueCara pemakaian, sebelum membuka kemasan, terlebih dahulu


cucitangan dengan sabun dan air mengalir. Spermisida bentuk film/ tissueini berupa kotak-kotak
tipis yang larut dalam serviks. Untukmenggunakannya, lipat film menjadi dua dan kemudian
letakkan diujung jari. Masukkan jari Anda ke dalam vagina dan dorong film kedalam vagina
mendekati serviks. Keadaan jari yang kering dan caramemasukkan film secepat mungkin ke

44
dalam vagina, akan membantu penempelan dan jari tidak menjadi lengket. Tunggu sekitar 15
menitagar film larut dan bekerja efektif.

Gambar. Suppositoria

Cara pemakaian ,Suppositoria merupakan spermisida berbentuk kapsulyang dapat larut dalam
vagina. Cuci tangan dengan sabun dan airmengalir sebelum membuka kemasan. Lepaskan tablet
vagina atausuppositoria dari kemasan. Sambil berbaring, masukkan suppositoria jauh ke dalam
vagina. Tunggu 10-15 menit sebelum melakukanhubungan seksual. Sediakan selalu tablet vagina
atau Suppositoria.

45
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Metode Pantang Berkala (Kalender) merupakan cara/metode kontrasepsi sederhana yang


dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama atau hubungan seksual
pada masa subur/ovulasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan metode ini adalah
siklus menstruasi wanita sehat, ada tiga tahapan: 1. Pre Ovulatory Infertility Phase (masa tidak
subur sebelum ovulasi). 2. Fertility P hase (masa subur). 3. Post ovulatory infertility phase (masa
tidak subur setelah menstruasi). Perhitungan masa subur ini akan efektif bila siklus
menstruasinya normal yaitu 21-35 hari. Pemantauan jumlah hari pada setiap siklus menstruasi
dilakukan minimal enam kali siklus berturut-turut. Bila haid teratur

B. Saran

Makalah ini telah disusun berdasarkan dengan ruang lingkup pembelajaran yang ada.
Namun, kami menyadari bahwasanya masih banyak kesalahan maupun kekurangan baik didalam
penulisan ataupun isinya. Oleh karena itu, kami minta kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk perbaikan makalah ini selanjutnya. Semoga materi yang ada didalam makalah ini dapat
berguna bagi kita semua yang mempelajariny

46
DAFTAR PUSTAKA

Rahayu, S., & Prijatni, I. (2016). Praktikum Kesehatan Reproduksi dan Keluarga
Berencana.

Priyanti, S., & Syalfina, A. D. (2017). Buku Ajar Kesehatan Reproduksi dan Keluarga
Berencana. E-Book Penerbit STIKes Majapahit.

Purwoastuti, T. E., & Walyani, E. S. (2015). Panduan materi kesehatan reproduksi &
keluarga berencana.

47

Anda mungkin juga menyukai