Anda di halaman 1dari 12

“FASE LATEN MEMANJANG"

Dosen pengampuh :

Dara Himalaya, S.ST., M.Keb

Disusun Oleh Kelompok 1:

1. Alya Damayanti_F0G021056
2. Zabrina Zahara_F0G0210
3. Ramadita Safira_F0G021053
4. Aulia Inka Aprilia_F0G021
5. Ainiyah_F0G0210
6. Leny Chantya_F0G0210

FALKUTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN

UNIVERSITAS BENGKULU

TAHUN AJARAN 2023/2024


Kata Pengantar

Dengan memanjatkan segala puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas segala
anugerah dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“FASE LATEN MEMANJANG”.

Penyusunan makalah ini kami maksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Gadar
Martenal Neonatal . Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan yang menjadi sebab ketidaksempurnaan makalah ini. Namun kami berusaha
menyusun dan menyelesaikan dengan sebaik-baiknya dengan bantuan dan pengarahan dari
berbagai pihak. Besar harapan adanya kritik dan saran dari pihak yang bertujuan
memperbaiki dan menyempurnakan makalah ini.

Penulis mengharapkan semoga amal kebaikan yang telah diberikan oleh semua pihak
yang telah terlibat dalam penyusunan makalah ini, diterima oleh Allah SWT. Dan kami
mengharapkan saran dan kritikan yang membangun sebagai masukan untuk penyempurnaan
penyusunan makalah ini serta makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
membutuhkanya.

Bengkulu, 20 Februari 2023

Kelompok 1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................4
C. Tujuan........................................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
A. Pengertian..................................................................................................................................5
B. Penyebab...................................................................................................................................5
C. Tanda Dan Gejala Klinik.............................................................................................................6
D. Kalsifikasi...................................................................................................................................6
E. Patofisiologi...............................................................................................................................6
F. Penatalaksanaan..........................................................................................................................6

G. Asuhan Kebidanan......................................................................................................................6

BAB III..................................................................................................................................................8
PENUTUP.............................................................................................................................................8
A. Kesimpulan................................................................................................................................8
B. SARAN.....................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kematian maternal merupakan kematian dari setiap wanita selama masa kehamilan,
bersalin atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, tanpa
melihat usia dan lokasi kehamilan, oleh setiap penyebab yang berhubungan dengan
atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya tetapi bukan oleh kecelakaan atau
insidental (faktor kebetulan). Hal ini sesuai dengan defenisi Internasional Statistical
Classification of Disease and Related Health Problems (ICD). Angka kematian
maternal kemudian didefenisikan sebagai jumlah kematian maternal selama satu
periode waktu dalam 100.000 kelahiran hidup. (Saifuddin, 2005, hal.7).

Persalinan dengan kala 1 memanjang adalah persalinan yang fase latennya


berlangsung lebih dari 8 jam dan pada fase aktif laju pembukaanya tidak adekuat atau
bervariasi kurang dari 1 cm setiap jam selama sekurang-kurangnya 2 jam setelah
kemajuan persalinan, kurang dari 1,2 cm per jam pada primigravida, lebih dari 12 jam
sejak pembukaan 4 cm sampai pembukaan lengkap (rata-rata 0,5 cm per jam). Insiden
ini terjadi pada 5 persen persalinan dan pada primigravida insidenya dua kali lebih
besar dari pada multigravida (Saifuddin, 2009)

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian ?
2. Penyebab ?
3. Klasifikasi ?
4. Patofisiologis ?
5. Asuhan Kebidanan ?

C. Tujuan

Diharapkan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan melalui


jenjang pendidikan dan merupakan bekal bagi Mahasiswi agar berhasil dalam
menerapkan Asuhan Kebidanan pada klien dengan Kasus Fase laten Memanjang
BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian

Persalinan dengan kala 1 memanjang adalah persalinan yang fase latennya


berlangsung lebih dari 8 jam dan pada fase aktif laju pembukaanya tidak adekuat atau
bervariasi kurang dari 1 cm setiap jam selama sekurang-kurangnya 2 jam setelah
kemajuan persalinan, kurang dari 1,2 cm per jam pada primigravida, lebih dari 12 jam
sejak pembukaan 4 cm sampai pembukaan lengkap (rata-rata 0,5 cm per jam). Insiden
ini terjadi pada 5 persen persalinan dan pada primigravida insidenya dua kali lebih
besar dari pada multigravida(Saifuddin, 2009) Persalinan dibagi dalam 4 tahap/Kala
yaitu :
a. Kala I : dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10cm)
proses ini terbagi dalam dua fase yeitu :

1). Fase laten (8 jam) serviks membuka sampai 3 cm


2). Fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 3 sampai 10 cm, kontraksi lebih kuat dan
sering selama fase aktif

b.Kala II : dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini
biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan1 jam pada multi. Pada persalinan dengan
vacumekstraksi pengeluaran kepala bayi di bantu oleh vacum.

c.Kala III : dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasent yang berlangsung
tidak lebih dari 30 menit.
d Kala IV : dimulai saat lahirnya plasenta sampai dua jam pertama postpartum.

B.Penyebab

1. Kelainan letak janin

2. Kelainan panggul

3. Kelainan his

4. Janin besar atau kelainan kongenital

5. Primitua

C.Tanda dan gejala klinik


a. Pada ibu

Gelisah, letih, suhu badan meningkat, berkeringat, nadi cepat, pernapasan cepat, dan
meteorismus. Didaerah lokal sering di jumpai edema serviks,cairan ketuban berbau, terdapat
mekonium.
b. Pada janin
1) Periksa denyut jantung janin selama atau segera sesudah his. Hitung frekuensinya
sekurang-kurangnya sekali dalam 30 menit selama fase aktif dan tiap 5 menit selama kala
dua.
a) Jika terdapat gawat janin, lakukan seksio sesarea; kecuali jika syarat-syaratnya dipenuhi,
lakukan ekstraksi vakum atau forceps.
2) Jika ketuban sudah pecah, air ketuban kehijau-hijauan atau bercampur darah, pikirkan
kemungkinan gawat janin.

3) Jika tidak ada ketuban yang mengalir setelah selaput ketuban pecah, pertimbangkan
adanya indikasi penurunan jumlah air ketuban yang mungkin menyebabkan gawat janin.
Perbaiki keadaan umum dengan :

- Memberikan dukungan emosi. Bila keadaan masih memungkinkan anjurkan bebas bergerak,
duduk dengan posisi yang berubah (sesuaikan dengan penanganan persalinan normal).
- Berikan cairan baik secara oral atau parenteral dan upayakan buang air kecil (hanya perlu
katerisasi bila memang diperlukan). (Saifuddin, 2006 hal. 184-185).

D.Klasifikasi

Kala I memanjang diklasifikasikan menjadi 2 yaitu:

1. Fase laten memanjang ( prolonged latent phase)

Adalah fase pembukaan serviks yang tidak melewati 3 cm setelah 8 jam inpartu

(Saifuddin, 2009)

2. Fase aktif memanjang ( prolonged active phase)

Adalah fase yang lebih panjang dari 12 jam dengan pembukaan serviks kurang

dari 1,2 cm per jam pada primigravida (Oxon, 2010)

E.Patofisiologi

Faktor- faktor yang mempengaruhi terjadinya kala I lama meliputi kelainan


letak janin seperti letak sungsang, letak lintang, presentasi muka, dahi dan puncak
kepala, kelainan panggul seperti pelvis terlalu kecil dan CPD( cephalopelvic
disproportion), kelainan his seperti inersia uteri, incoordinate uteriaction. Kelainan-
kelainan tersebut sangat lambat, akibatnya kala I menjadi lama (Saifuddin, 2009)

Partus lama partus yang berlangsung lebih dari 18 jam, partus berlangsung
lebih dari 24 jam atau kala I 20 jam atau kala II 2 jam. Pada partus lama pada
umumnya ibu dalam keadaan lelah, demikian juga keadaan janin dan uterus. Bila
partus lama dibiarkan tanpa pertolongan aktif, tidak dapat diharapkan persalinan akan
berakhir sendiri tanpa membahayakan jiwa ibu maupun janin. Kadang – kadang sulit
memastikan partus lama dari segi waktu karena kesulitan menentukan saat mulai
inpartu. Untuk ini perlu diperhatikan adanya tanda – tanda partus lama :

1) Keadaan umum lemah kelelahan

2) Nadi cepat, RR cepat


3) Dehidrasi

4) Perut kembung

F.Penatalaksanaan

Diagnosis fase laten memanjang dibuat secara retrospektif. Jika his berhenti, pasien disebut
belum inpartu atau persalinan palsu. Jika his makin teratur dan pembukaan makin bertambah
lebih dari 8 jam dan tidak ada tanda-tanda kemajuan, lakukan penilaian ulang terhadap
serviks. Penilaian serviks tersebut antara lain :

a. Jika tidak ada perubahan pada pendataan atau pembukaan serviks dan tidak ada gawat
janin, mungkin pasien belum inpartu

b) Jika ada kemajuan dalam pendataan dan pembukaan serviks, lakukan amniotomi dan
induksi persalinan dengan oksitosin atau prostaglandin.

(1). Lakukan penilaian ulang setiap 4 jam

(2). Jika pasien tidak masuk fase laten setelah dilakukan pemberian oksitoksin selama 8 jam,
lakukan sectio cecarea

c) Jika didapatkan tanda-tanda infeksi (demam, cairan vagina berbau)


(1). Lakukan akselerasi persalinan dengan oksitoksin
(2). Berikan antibiotika kombinasi sampai persalinan
(a). Ampicillin 2 gram intravena setiap 6 jam
(b). Ditambah Gentamicin 5 mg/kg berat badan intravena setiap 24 jam
(3). Jika terjadi persalinan pervaginam stop antibiotika pasca persalinan
(4). Jika dilakukan sectio cecarea, lanjutkan antibiotika dan Metronidazol 500 mg intravena
setiap 8 jam sampai ibu bebas demam selama 48 jam

G. Asuhan kebidanan
Atasi penyebab fisik

a.Kosongkan kandung kemih

2. Lapar atau haus


3. Mobilisasi

b.Pertimbangkan kebutuhan psikologis

1. Dengarkan ibu, tanyakan mengenai kecemasan dan ketakutanya

2. Penjelasan, penjaminan, dan berbagai informasi

c.Kurangi stresor lingkungan

1. Gunakan lampu redup, musik

2. Pertahankan Privasi

d.Berikan dukungan

1. Penyemangatan verbal, pujian, mempertahankan kontak mata

2. Bantuan kenyamanan, sentuhan dan pijatan

3. Fasilitasi atau anjurkan melibatkan peran serta suami


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Persalinan dengan kala 1 memanjang adalah persalinan yang fase latennya
berlangsung lebih dari 8 jam dan pada fase aktif laju pembukaanya tidak adekuat atau
bervariasi kurang dari 1 cm setiap jam selama sekurang-kurangnya 2 jam setelah
kemajuan persalinan, kurang dari 1,2 cm per jam pada primigravida, lebih dari 12 jam
sejak pembukaan 4 cm sampai pembukaan lengkap (rata-rata 0,5 cm per jam). Insiden
ini terjadi pada 5 persen persalinan dan pada primigravida insidenya dua kali lebih
besar dari pada multigravida.

B. SARAN

Agar Mahasiswi lebih mengetahui tentang kegawatdaruratan maternal dan


neonatal. Kepada mahasiswa agar dapat lebih memahami, sehingga dapat
menyalurkan pengetahuannya tersebut kepada keluarganya, lingkungan sekitarnya
sertadapat menerapkan terhadap diri sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Asrul. 2017. “Asuhan Persalinan Normal” Edisi Ketiga. Penerbit : JNPK-
KR/POGI. Jakarta

Ayurai. 2019. Persalinan Fisiologis Kala I Fase Aktif, Diakses tanggal 24 Maret 2019
dari http://www.wordpress.com

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1815/5/BAB%20IV%20baru.pdf

Anda mungkin juga menyukai