Anda di halaman 1dari 46

ASUHAN PERSALINAN NORMAL KALA I DAN II

Disusun Oleh:

KELOMPOK

SAFIRA KEMALA PUTRI


SRI RIZKI JULIANA
RAHMANI
WENY SILVANY
RISKA ASKIA

Dosen Pembimbing
NURMI,S.,SiT

AKADEMI KEBIDANAN DARUSSALAM


KOTA LHOKSEUMAWE
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga


makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman untuk para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi
agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah


ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Lhokseumawe, Oktober 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Persalinan Kala I (Pembukaan Pertama) ........................................ 4

2.2 Persalinan Kala II (Kala Pengeluaran Janin) ................................... 17

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ................................................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 32

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang
telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan, melalui jalan lahir atau
melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan. (Ilmu Kebidanan,
Gde Manuaba ). Persalinan saat ini menjadi momok yang ditakutkan dikalangan
ibu, khususnya ibu hamil. Tidak sedikit ibu dan bayinya mengalami kegawat
daruratan dan sampai pada akhirnya tak dapat terselamatkan yang pada akhirnya
menyebabkan meningkatnya angka kematian ibu dan anak. Akan tetapi hal
tersebut dapat diminimalisir dengan asuhan persalinan.

Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) penurunan angka


kematian ibu per 100ribu kelahiran bayi hidup masih terlalu lambat untuk target
tujuan pembangunan millenium (Millenium Development Goals/MDGs)
dalam rangka mengurangi tiga perempat jumlah perempuan yang meninggal
selama hamil dan melahirkan pada tahun 2015, untuk mencapai target MDGs
penurunan angka kematian ibu antara 1990 dan 2015 seharusnya 5,5%/tahun.
Namun data WHO, UNICEF,UNFPA dan Bank Dunia menunjukkan angka
kematian ibu hingga saat ini masih kurang dari 1%/tahun. Pada 2005, sebanyak
536.000 perempuan meninggal dunia akibat masalah persalinan, lebih rendah dari
jumlah kematian ibu tahun 1990 yang sebanyak 576.000.

Menurut data WHO, sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah


persalinan atau kelahiran terjadi di negara-negara berkembang. Rasio kematian
ibu di negara- negara berkembang merupakan yang tertinggi dengan 450
kematian ibu /100rbu kelahiran bayi hidup jika dibandingkan dengan rasio
kematian di sembilan negara maju dan 51 negara persemakmuran.terlebih lagi,
rendahnya penurunan angka kematian ibu global tersebut merupakan cerminan
belum adanya penurunan angka kematian ibu secara bermakna di negara-
negara yang angka kematian ibunya

1
rendah. Artinya negara-negara dengan angka kematian ibu tinggi
belum menunjukkan kemajuan berarti dalam 15 tahun terakhir ini.
(Antaranews.com,
2009).

Pada survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2008, angka


kematian ibu (AKI) saat ini 228 per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian
bayi (AKB) 31,4 per 1.000 kelahiran hidup. Target tahun 2015 angka kematian
ibu (AKI) menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup dan target angka kematian
bayi (AKB) menjadi 17 per 1.000 kelahiran hidup (Depkes, 2009).

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Menjelaskan Pengertian Persalinan Kala I.

2. Menjelaskan Tanda dan Gejala Persalinan Kala I.

3. Menyebutkan Karakteristik Persalinan Kala I.

4. Menyebutkan Fase-Fase Persalinan Kala I.

5. Menjelaskan Perubahan Fisiologis dan Psikologis Pada Persalinan Kala I.

6. Apa Saja Penanganan Selama Persalinan Kala I.

7. Menjelaskan Asuhan Sayang Ibu (mother friendly) Selama Persalinan


Kala
I.

8. Menjelaskan Pengertian Persalinan Kala II.

9. Menjelaskan Tanda dan Gejala Persalinan Kala II.

10. Apa Saja Penanganan Selama Persalinan Kala II.

11. Menyebutkan Gerakan - Gerakan Utama Dari Mekanisme Persalinan Kala


II.
2
12. Menjelaskan Penatalaksanaan Persalinan Kala II.

13. Menjelaskan Adaptasi Fisiologis dan Psikologis Pada Pasien Selama


Persalinan Kala II.

14. Menjelaskan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Persalinan Kala I dan II.

1.3 Tujuan Masalah

1. Menjelaskan dan Mengetahui Tentang Persalinan Kala I-II.

2. Menjelaskan Tentang Asuhan Keperawatan Pada Pasien Persalinan Kala


I- II.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Persalinan Kala I (Kala Pembukaan)

1. Pengertian Persalinan Kala I

Persalinan Kala I adalah Permulaan persalinan yang ditandai


dengan keluarnya lendir bercampur darah karena serviks mulai mendatar
dan membuka lengkap (10 cm), jika sudah terjadi pembukaan servik dan
kontraksi terjadi teratur minimal 2 kali dalam 10 menit selama 40 detik.
Sedangkan darahnya berasal dari pembuluh-pembuluh kapiler yang
berada disekitar kanalis servikalis itu pecah karena pergeseran-pergeseran
ketika serviks membuka, (Sulistyowati. 2010).

2. Tanda dan Gejala Persalinan Kala I

a. His/kontraksi uterus sudah adekuat.

b. Penipisan dan pembukaan serviks sekurang-kurangnya 3 cm.

c. Keluarnya cairan dari vagina dalam bentuk lendir bercampur

darah. d. Sering BAK.

e. Akhir kala I primigravida keluar darah menetas.

3. Karakteristik Persalinan Kala I

a. Kala I dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan


meningkat (frekuensi dan kekuatannya) hingga servik
membuka lengkap (10 cm).

b. Kala I adalah tahap terpanjang, biasanya berlangsung 12 jam


untuk primigravida dan 8 jam untuk multigravida.

4
c. Selaput membrane amnion atau selaput janin biasanya pecah
selama tahap ini.

d. Peningkatan curah jantung ibu.

e. Denyut nadi ibu meningkat.

f. Penurunan motilitas/gerakan gastrointestinal, yang


menyebabkan peningkatan waktu pengosongan lambung (mattson
& smith, 2004).

g. Ibu mengalami rasa sakit yang terkait dengan kontraksi uterus


saat serviks membuka dan menipis.

4. Fase-Fase Persalinan Kala I

a. Fase Laten : Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan


penipisan dan pembukaan serviks berlangsung lambat secara
bertahap. Pembukaan serviks kurang dari 4 cm dan biasanya
berlangsung kurang lebih 7-8 jam.

b. Fase Aktif : Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya


meningkat kontraksi di anggap adekuat/memadai jika terjadi tiga
kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40
detik atau lebih. Serviks membuka dari 3 ke 10 cm, biasanya
dengan kecepatan 1 cm atau lebih perjam dan terjadi penurunan
bagian terbawah janin.

Dapat dibedakan menjadi tiga periode, yaitu :

1) Periode Akselerasi : pembukaan dari 3 cm menjadi 4 cm


yang membutuhkan waktu 2 jam.

2) Periode Dilatasi Maksimal : pembukaan dari 4 cm menjadi


9 cm dalam waktu 2 jam.

5
3) Periode Deselarasi : pembukaan menjadi lambat dari 9
cm menjadi 10 cm dalam waktu 2 jam.

Perbedaan Fase Laten Dengan Fase Aktif (Ilmu Kebidanan, 2005:


182).

Pembukaan Waktu
Fase Laten 0 – 3 cm Kurang lebih 7 – 8 jam
Fase Aktif 3 – 10 cm 6 jam
a. Fase Akselerasi 3 – 4 cm 2 jam
b. Fase dilatasi maksimal 4 – 9 cm 2 jam

c. Deselerasi 9 – 10 cm 2 jam

5. Perubahan Fisiologis dan Psikologis Pada Persalinan Kala I


a. Perubahan Fisiologis
1) Uterus, Saat mulai persalinan, jaringan miometrium
berkontraksi dan berelaksasi seperti otot pada umumnya.Pada
saat otot retraksi,ia tidak akan kembali ke ukuran semula
tapi berubah ukuran ke ukuran yang lebih pendek
secara progresif. Dengan perubahan bentuk otot uterus pada
proses kontraksi, relaksasi, dan retraksi; maka kavum uterus
lama kelamaan menjadi semakin mengecil.Proses ini
merupakan salah satu faktor yang menyebabkan janin turun ke
pelviks (Sulistyawati,dkk. 2010).
2) Serviks, Sebelum onset persalinan, serviks mempersiapkan
kelahiran menjadi lembut Saat persalinan mendekat, serviks
mulai menipis dan membuka.
3) Ketuban, Ketuban akan pecah dengan sendirinya ketika
pembukaan hampir atau sudah lengkap dan tidak ada tahanan
lagi,ditambah dengan konstraksi yang kuat serta desakan janin
yang menyebabkan kantong ketuban pecah,diikuti
dengan

6
proses kelahiran bayi.. Tidak jarang ketuban harus dipecahkan
ketika pembukaan sudah lengkap. Bila ketuban telah pecah
sebelum pembukaan 5 disebut Ketuban Pecah Dini (KPD),
(Sulistyawati, dkk. 2010).
4) Perubahan Tekanan Darah, Perubahan darah meningkat selama
konstraksi uterus dengan kenaikan sistolik rata-rata sebesar
10-
20 mmHg dan kenaikan diastolik rata-rata 5-10 mmHg diantara
konstraksi-konstraksi uterus. tekanan darah akan turun seperti
sebelum masuk persalinan dan akan naik lagi bila terjadi
konstraksi. (Sumarah, dkk. 2009).
5) Perubahan Metabolisme, Selama persalinan baik metabolisme
karbohidrat aerobik maupun anaerobik akan naik secara
perlahan. Kenaikan ini sebagian besar diakibatkan karena
kecemasan serta kegiatan otot rangka tubuh. Kegiatan
metabolisme yang meningkat tercermin dengan kenaikan suhu
badan, denyut nadi, pernapasan, kardiak output dan kehilangan
cairan. (Sumarah, dkk, 2009).
6) Perubahan Suhu Tubuh, Suhu tubuh meningkat
selama persalinan, tertinggi selama dan segera setelah
persalinan. Peningkatan suhu yang tidak lebih dari 0,5-1
0C dianggap normal. Karena peningkatan metabolisme
selama dan segera setelah persalinan (sulistyawati, dkk.
2010). Jika ibu terasa hangat, atau jika suhu tubuh ibu antara
37-38 0C, dia mungkin mengalami dehidrasi. Mintalah ibu
minum lebih bnyak cairan. (Thomson, dkk. 2009).
7) Perubahan pada ginjal, Poliuri (jumlah uri lebih dari normal)
sering terjadi selama persalinan, disebabkan oleh kardiak
output yang meningkat, serta disebabkan karena filtrasi
glomerulus dan aliran plasma ke renal (ginjal). Kandung
kemih harus dikontrol setiap 2 jan sekali agar tidak

7
menghambat penurunan terendah janin dan agar tidak
trauma pada kandung kemih

8
setelah melahirkan. Normal jika Ibu yang merasakan kelelahan
saat persalinan,namun jika mulai kehabisan tenaga, maka
bukaannya akan lebih lama.untuk mencegah agar ibu tidak
kelelahan bri ibu the hangat dengan gula atau madu, jus buah
atau minuman rehidrasi. (Thomson, dkk. 2009; h.251)
8) Denyut Jantung (Denyut Nadi), Penurunan yang menyolok
selama konstraksi uterus tidak terjadi jika ibu berada dalam
posisi miring bukan posisi terlentang. Denyut jantung diantara
konstraksi sedikit lebih tinggi dibanding selama periode
persalinan atau belum masuk persalinan. Hal ini mencerminkan
kenaikan dalam metabolisme yang terjadi selama persalinan.
Denyut jantung yang sedikit naik merupakan hal yang
normal, meskipun normal perlu dikontrol secara periode untuk
mengidentifikasi infeksi. Periksa denyut nadi setiap 4 jam
sekali, denyut nadi normal antara 60-160x/menit diantara
kontraksi. (Thomson, dkk. 2009).
9) Pernafasan, Kenaikan pernafasan dapat disebabkan karena
adanya rasa nyeri, kekhawatiran serta penggunaan tehnik
pernafasan yang tidak benar.
10) Perubahan Gastrointestinal, Kemampuan
pergerakan gastrik serta penyerapan makanan padat
berkurang akan menyebabkan pencernaan hampir berhenti
selama persalinan dan akan menyebabkan konstipasi.
11) Perubahan hematologis, Haemoglobin akan meningkat
1,2 gr/100 ml selama persalinan dan kembali ketingkat pra
persalinan pada hari pertama. Jumlah sel-sel darah putih
meningkat secara progessif selama kala satu persalinan sebesar
5000 s/d 15.000 WBC sampai dengan akhir pembukaan
lengkap, hal ini tidak berindikasi adanya infeksi. Gula darah
akan turun selama dan akan turun secara menyolok pada
persalinan yang mengalami penyulit atau persalinan lama.

9
b. Perubahan Psikologis
1) Perasaan tidak enak.
2) Takut dan ragu akan persalinan yang akan dihadapi.
3) Sering memikirkan antara lain apakah persalinan
berjalan normal.
4) Menganggap persalinan sebagai percobaan.
5) Apakah penolong persalinan dapat sabar dan bijaksana
dalam menolongnya.
6) Apakah bayinya normal apa tidak.
7) Apakah ia sanggup merawat bayinya.
8) Ibu merasa cemas.
6. Penanganan Persalinan Kala I

Yang harus dilakukan pada fase ini adalah memberi perhatian lebih
kepada ibu, jika tampak ibu merasa kesakitan maka kita harus dapat
menghiburnya, baik itu dengan mengalihkan perhatiannya maupun dengan
memberi support kepada ibu tentang bayi yang dikandungnya untuk pertama kali
akan ia lahirkan. Makan dan minum tidak boleh dibatasi, hal ini agar ibu
memiliki cadangan energi yang mencukupi saat harus mengejan di persalinan
kala II. Lakukan semua tindakan dengan tetap menjaga privasi klien, agar klien
merasa dihormati selayaknya manusia. Pada saat HIS berkurang, dapat
ditawarkan berbagai posisi melahirkan kala II yang akan dirasa cukup
memberinya rasa nyaman. Persilahkan ibu untuk memilih yang sesuai dengan
keadaannya serta berikan konseling tentang kelebihan dan kekurangan berbagai
metode tersebut.

7. Asuhan Sayang Ibu (mother friendly) Selama Persalinan Kala I


a. Dukungan emosional, Kelahiran seorang bayi akan mempengaruhi
kondisi emosionil seluruh keluarga, usahakan agar suami dan
anggota keluarga yang lain dilibatkan dalam proses persalinan ini.
Usahakan agar mereka melihat, mendengar, dan membantu
jika dapat. Perwatan dan pemahaman dari sudut penolong

1
persalinan akan membuat keluargamemahami pentingnya
persalinan. Ibu akan

1
merasa nyeri dan menderita jika ia khawatir tentang proses
persalinannya atau jika ia mempunyai masalah sebelum bertemu
dengan penolong persalinan. Jadi tetaplah tenang dan
yakinkan mereka walaupun mungkin merasa kuatir dan cemas.
b. Pengaturan posisi, Usahakan ibu yang sedang dalam
proses persalinan untuk mendapatkan posisi yang paling nyaman,
seperti: Posisi Jongkok atau berdiri, Berbaring Miring Kiri, Posisi
Merangkak, Duduk atau setengah duduk yang akan membantu
turunnya kepala janin.
c. Cairan, Anjurkan ibu untuk minum cairan yang mengandung
nutrisi atau biasa selama proses persalinan, cairan akan
memberikan tenaga dan mencegah dehidrasi yang akan dapat
mempengaruhi his. Tujuannya adalah dehidrasi akan membuat ibu
lelah dan menurunkan kekuatan his atau membuat his menjadi
tidak teratur.
d. Kebersihan, Infeksi yang dapat terjadi selama proses akan
dapat menyebabkan kematian atau penyakit pada ibu maupun
anak. Ibu hamil harus selalu mandi dan menggunakan baju yang
bersih selama persalinan. Penolong persalinan harus mencuci
kedua tangannya sesering mungkin, menggunakan alat-alat yang
steril atau DDT.
e. Buang air besar, Anjurkan ibu untuk buang air besar sebelum
persalinan kala 2, rektum yang penuh akan menyebabkan ibu yang
sedang dalam proses persalinan merasa tidak nyaman, kadang-
kadang ibu membutuhkan klisma. Bila ia mengalami konstipasi
saat prses kelahiran di mulai, jangan berikan klisma bila kepala
janinnya belum ”enganged”.
f. Buang air kecil, Dalam proses persalinan harus berkemih setiap
2 jam atau lebih sering bila mungkin, kandung kemih yang penuh
akan menghambat penurunan kepala dan membuat ibu merasa
tidak nyaman.

1
8. Asuhan Keperawatan Pada Persalinan Kala I

1
a. Langkah I : Pengakajian data
Biodata Pasien: Nama, Jenis Kelamin, Umur, Tanggal
lahir, Alamat,dan lain-lain.
b. Langkah II : Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama: Pada umumnya klien mengeluh nyeri
pada daerah pinggang menjalar keperut, adanya his yang makin
selalu ingin buang air kemih. (Manuaba. 1998).
2) Riwayat kesehatan sekarang : Dalam pengkajian di temukan
ibu hamil dengan usia kehamilan antara 38-42 minggu. Mulai
timbul his, nyeri dan keluarnya darah serta lendir dan kadang
ketuban pecah dengan sendirinya.
3) Riwayat Kesehatan Dahulu : Adanya penyakit yang
dapat menyebabkan resiko tinggi saat persalinan, seperti
penyakit jantung, HT, TB, DM, penyakit kelamin, dan lain-
lain.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga : Anamese tentang
penyakit keluarga ada hubungannya dan penyakit yang diderita
keluarga ada yang menderita penyakit menular,
menurun/menahun, seperti DM, dan lain-lain.
5) Riwayat Kebidanan :
a) Riwayat kehamilan sekarang : HPHT (hari pertama
hari terakhir) Untuk menafsirkan (+7) (-3) (+1)/kapan
merasakan gerak janin (primigravida) ada usia kehamilan
(9-20 minggu), rasa pusing, mual-muntah dan lain-lain,
(carey ragbaur : 2000).
b) Riwayat kehamilan yang lalu : mengalami
perdarahan/tidak, ada keluhan pada hamil mudah/tidak.
c) Pemeriksaaan kehamilan berapakah pada trimester pertama
(umumnya 1 kali pertama trimester I) penyuluhan yang
pernah didapatkan (pola nutrisi, pola istirahat, pola
efektifitas).
c. Langkah III : Pemeriksaan Fisik

1
1) Memeriksa tanda-tanda vital (TD, Nadi, Pernafasan, dan Suhu).
2) Kepala dan leher : Biasanya terdapat doasma
gravidarum, terkadang ada pembengkakan kelopak mata, pucat
pada konjungtiva, sklera kuning, stomatitis dan lain-lain.
3) Dada : Terdapat pembesaran payudara, hiperpigmentasi areora
mamae dan penonjolan pada papila mamae, keluarnya
colostrum.
4) Pemeriksaan fisik, dilatasi uteri 0 - 3 cm posisi fetus, his anatara
5 - 30 menit dan berlangsung selama 10 - 30 menit vagina
mengeluarkan cairan pink, coklat, keluhan, DJJ terdengar lebih
jelas di umbilicus.
5) Mengkaji kontraksi tekanan uterus dilatasi serviks dan
penurunan karakteristik yang mengambarkan kontraksi uterus:
a) Frekwensi : adalah jumlah his dalam waktu tertentu
biasanya
permenit atau per 10 menit.
b) Internal : jarak antara his satu dengan his
berikutnya, misalnya his datang tiap 2-3 menit.
c) Intensitas : kekuatan his (adekuat atau
lemah).
d) Durasi (lama his) : lamanya setiap his berlangsung
dan ditentukan dengan detik, misalnya 50 detik.
e) Datangnya his : apakah sering, teratur atau
tidak.
6) Penipisan serviks, evasemen mendahului dilatasi cerviks pada
kehamilan pertama dan sering diikuti pembukaan dalam
kehamilan berikutnya.
7) Pembukaan cerviks adalah sebagian besar tanda-tanda yang
menentukan bahwa kekuatan kontraksi uterus yang efektif dan
kemajuan persalinan.
8) Palpasi abdomen (Leopold) untuk memberikan informasi
jumlah fetus, letak janin, penurunan janin : usia kehamilan
aterm 3 jari bawah prosesus xypoideus. Usia kehamilan
1
prematur pertengahan pusat dan prosesus xypoideus, belum
atau sudah

1
kepala masuk PAP, adanya his yang mungkin sering dan
kuat. (Leopold I : untuk menentukan TFU dan bagian
janin dalam fundus, Leopold II : untuk menentukan batas
samping rahim kanan/kiri, letak punggung janin, Leopold
III : untuk menentukan bagian terbawah janin apakah sudah
masuk PAP, dan Leopold IV : untuk menentukan bagian
terbawah janin seberapa jauh sudah masuk PAP). Auskultasi :
Ada tidak DJJ dan frekuensi normalnya 120-160 x/menit.
(Asuhan Persalinan Normal 2008).
9) Pemeriksaan Vagina : Pengeluaran darah campur lendir,
terdapat pembukaan cervix, serta kelenturan pada serviks.
10) Ekstremitas : Biasanya terjadi odema pada tungkai dan
kadang varices karena adanya penekanan dan pembesaran vena
abdomen.

Tabel Parameter monitoring persalinan (partograf)

Parameter Temuan abnormal


Tekanan darah > 140/90 dengan sedikitnya satu tanda/gejala pre-eklampsia
Temperatur > 38oC
Nadi > 100 x/menit
DJJ < 100 atau > 180 x/menit
Kontraksi < 3 dalam 10 menit, berlangsung < 40 detik, ketukan di
palpasi lemah
Serviks Partograf melewati garis waspada pada fase aktif
Cairan amnion Mekonium, darah, bau
Urin Volume sedikit dan pekat

d. Langkah 4 : Kebutuhan Pola Kehidupan Sehari-hari pada


ibu persalinan kala I
1) Pola nutrisi:

1
a) Sebelum hamil : makan : 2-3X/hari dengan nasi, sayur,
ikan, Minum : 7-8 gelas dengan air putih.
b) Saat hamil : makan : 3X/hari dengan nasi, sayur, ikan,
buah, Minum : 8 gelas air putih, satu gelas susu/hari.
2) Pola eleminasi:
a) Sebelum hamil : BAK: lancar 5x/hari, warna kuning, bau
khas, BAB: 1x /hari warna kuning, konsistensi lunak, bau
khas.
b) Saat hamil : BAK: 6-7x/hari warna kuning, bau khas, BAB :
1x/hari warna kuning, konsistensi lunak, bau
khas. e. Diagnosa Keperawatan, Intervensi dan Rasional
1) Nyeri b/d intensitas kontraksi.
Tujuan : Klien mampu beradaptasi dengan nyeri.

Intervensi Rasional
- Menggunakan teknik pernapasan. - Tehnik pernapasan dapat meningkatka
- Melakukan masage atau gosokan pada relaksasi otot-otot abdomen dengan
pinggang (teori gate control terhadap menambah ukuran kapasitas abdomen
nyeri). mengurangi gesekan (priksi) antara u
- Menganjurkan untuk dinding abdomen.
memberikan air hangat untuk - Merupakan suatu tehnik
mengomprtes pinggang bawah. mengkanter dan digunakan untuk me
- Memberikan HE pada klien bahwa perhatian ibu dari nyeri.
respon nyeri ini sudah indikasi positif - Membantu relaksasi, men
dan memang harus ada untuk kenyamanan.
mengakhiri kala I dan mendekati kala - Informasi yang cukup dapat m
transisi kecemasan dan merupakan salah sa
sayang ibu

2) Takut b/d persalinan dan menjelang kelahiran


Tujuan : Klien akan menunjukan rasa takut teratasi.

1
Intervensi Rasional
- Perkenalkan diri pada klien dan - Memperkenalkan diri merupakan sala
berikan support. satu pendekatan kepada klien dan sup
- Komunikasikan peran seperti diberikan dapat menambah semangat h
support perawatan dan pengetahuan dalam menanti kelahiran.
perawat secara verbal dan non verbal. - Ibu akan lebih mengerti dan memaham
- Orientasikan klien ke lingkungan persalinan, peran perawat sehin
(tempat persalinan) mengurangi rasa takut dan klien akan te
- Orientasi terhadap lingkungan memb
lebih mengetahui dan dapat beradapta
lingkungan tempat persalinan sehiun
mengurangi rasa takut

3) Defisit volume cairan b/d intake cairan yang tidak adekuat


Tujuan : Klien akan menunjukkan defisit voleme cairan adekuat

Intervensi Rasional
- Pertahankan kalori dan elekrolit. - Kalori dibutuhkan sebagai sumb
- Anjurkan minum air putih selama proses energi selama proses persalin
persalinan jika tidak ada mual dan muntah. mencegah dehidrasi.
- Berikan cairan IV secara rutin (dextrosa - Cairan lebih cepat
5 % dan RL) melalui lambung dibandingka
makanan padat dan untuk
dehidrasi.
- Memenuhi kebutuhan tubuh ak
dan elekrolit

4) Cemas b/d ketidaktahuan tentang situasi persalinan, nyeri


pada persalinan.

1
Tujuan : Klien akan mengungkapkan cemas teratasi

Intervensi Rasional
- Jelaskan prosedur sebelum memulai - Mengingatkan pasien unt
melakukan Tindakan. mengendalikan dan memp
- Beri gambaran yang jelas tentang proses mentalnya, hal ini akan m
persalinan. kecemasan yang dialami.
- Gambaran yang jelas
persalinan, ibu akan lebih m
dan mengerti tentang proses
sehingga akan mengurangi pera
dan pasien akan tenang

5) Defisit perawatan diri b/d gangguan energi dan nyeri


dalam persalinan.
Tujuan : Klien mampu merawat diri setelah proses persalinan

Intervensi Rasional
- Lakukan teknik effleurage. - Meningkatkan relaksasi da
- Anjurkan ambulasi dan posisi yang kenyamanan.
nyaman. - Ambulasi dan posisi yang
- Anjurkan klien untuk beristirahat. merupakan salah satu cara dalam m
- Anjurkan suami untuk memberikan rawat diri pada ibu untuk
bantuan dalam hal perawatan diri. kekakuan.
- Berikan support dalam melakukan - Istirahat merupakan hal yang pen
perawatan diri ibu hamil dalam mengatasi
sehingga ibu tetap segar dan kuat.

2
- Suami adalah orang yang terdekat,
diharapkakan mampu dalam
membantu merawat istrinya.
- Support yang diberikan akan
menambah semangat ibu dalam
melakukan dan meningkatkan
perawatan terhadap dirinya

2.2 Persalinan Kala II (Kala Pengeluaran Janin)

1. Pengertian Persalinan Kala II

Persalinan kala II adalah dimulai ketika pembukaan lengkap dan berakhir


dengan lahirnya seluruh janin. Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih
cepat, kira - kira 2 - 3 menit sekali, kepala janin biasanya sudah masuk diruang
panggul, sehingga terjadilah tekanan pada otot - otot dasar panggul, yang secara
reflektoris menimbulkan rasa mengedan karena tekanan pada rectum ibu merasa
dapat mau buang air besar dengan tanda anus membuka, pada waktu His, kepala
janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang dan his mengejan
yang terpimpin akan lahirlah kepala diikuti oleh seluruh badan janin. Pada
primigravida kala II berlangsung rata-rata 45-60 menit, dan multipara 15-30
menit. (Sinopsios, EGC, 1998)

2. Tanda dan Gejala Persalinan Kala II

a. Ibu ingin mengedan bersamaan dengan terjadinya kontraksi atau his.


His atau kontraksi uterus yang semakin kuat dengan interval 2 -
3 menit, durasi 50-100 detik.

b. Pemeriksaan vaginal serviks sudah dilatasi

penuh. c. Perineum terlihat menonjol.

d. Selaput amnion biasanya sudah pecah.

2
e. Vulva-vagina dan sfingter terlihat

membuka. f. Peningkatan pengeluaran lendir

dan darah.

g. Kepala telah turun didasar panggul.

h. Meningkatnya tekanan pada rectum dan vaginanya.

i. Ibu mengalami desakan kuat untuk mengejan akan mungkin


terdapat tetesan darah dari vagina.

3. Penanganan Persalinan Kala II

Yang harus dilakukan bidan dalam fase ini adalah Memberikan dukungan
secara terus-menerus kepada ibu pada saat ibu mengedan. Penolong harus
menjaga kebersihan dirinya, seperti menggunakan APD (alat pelindung
diri) supaya menghindari dirinya dari infeksi.

4. Gerakan-Gerakan Utama Dari Mekanisme Persalinan Kala II

a. Penurunan Kepala, Pada primigravida, masuknya kepala ke dalam


pintu atas panggul biasanya sudah terjadi pada bulan terakhir dari
kehamilan, tetapi pada multigravida biasanya baru terjadi pada
permulaan persalinan. Masuknya kepala ke dalam PAP, biasanya
dengan sutura sagitalis melintang dan dengan fleksi yang ringan.
Masuknya kepala melewati pintu atas panggul (PAP), dapat dalam
keadaan asinklitismus yaitu bila sutura sagitalis terdapat di tengah-
tengah jalan lahir tepat di antara simpisis dan promontorium.

b. Fleksi, Pada awal persalinan, kepala bayi dalam keadaan fleksi


yang ringan. Dengan majunya kepala biasanya fleksi juga
bertambah. Pada pergerakan ini dagu dibawa lebih dekat ke arah
dada janin sehingga ubun-ubun kecil lebih rendah dari ubun-ubun
besar hal ini disebabkan karena adanya tahanan dari dinding

2
seviks, dinding pelvis dan lantai pelvis. Dengan adanya fleksi,
diameter suboccipito

2
bregmatika (9,5 cm) menggantikan diameter suboccipito frontalis
(11 cm). sampai di dasar panggul, biasanya kepala janin berada
dalam keadaan fleksi maksimal.

c. Rotasi Dalam (Putaran Paksi Dalam), Putaran paksi dalam adalah


pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian
terendah dari bagian depan janin memutar ke depan ke
bawah simpisis. Pada presentasi belakang kepala bagian yang
terendah ialah daerah ubun-ubun kecil dan bagian inilah yang akan
memutar ke depan kearah simpisis. Rotasi dalam
penting untuk menyelesaikan persalinan, karena rotasi dalam
merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan
bentuk jalan lahir khususnya bidang tengah dan pintu bawah
panggul.

d. Ekstensi, Sesudah kepala janin sampai di dasar panggul dan


ubun- ubun kecil berada di bawah simpisis, maka terjadilah
ekstensi dari kepala janin. Hal ini di sebabkan karena sumbu jalan
lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan dan ke atas
sehingga kepala harus mengadakan fleksi untuk melewatinya.
Kalau kepala yang fleksi penuh pada waktu mencapai dasar
panggul tidak melakukan ekstensi maka kepala akan tertekan pada
perineum dan dapat menembusnya. Subocciput yang tertahan pada
pinggir bawah simpisis akan menjadi pusat pemutaran
(hypomochlion), maka lahirlah berturut-turut pada pinggir atas
perineum : ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut dan dagu bayi
dengan gerakan ekstensi.

e. Rotasi Luar (Putaran Paksi Luar), Kepala yang sudah lahir


selanjutnya mengalami restitusi yaitu kepala bayi memutar
kembali ke arah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada
leher yang terjadi karena putaran paksi dalam. Bahu melintasi
pintu dalam keadaan miring. Di dalam rongga panggul bahu akan

2
menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang dilaluinya,
sehingga di dasar

2
panggul setelah kepala bayi lahir, bahu mengalami putaran dalam
dimana ukuran bahu (diameter bisa kromial) menempatkan diri
dalam diameter anteroposterior dari pintu bawah panggul.
Bersamaan dengan itu kepala bayi juga melanjutkan putaran
hingga belakang kepala berhadapan dengan tuber ischiadikum
sepihak.

f. Ekspulsi, Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah


simpisis dan menjadi hipomochlion untuk kelahiran bahu
belakang. Setelah kedua bahu bayi lahir, selanjutnya seluruh badan
bayi dilahirkan searah dengan sumbu jalan lahir. Dengan kontraksi
yang efektif, fleksi kepala yang adekuat, dan janin dengan ukuran
yang rata-rata, sebagian besar oksiput yang posisinya posterior
berputar cepat segera setelah mencapai dasar panggul, dan
persalinan tidak begitu bertambah panjang. Tetapi pada kira-kira
5-10% kasus, keadaan yang menguntungkan ini tidak terjadi.
Sebagai contoh kontraksi yang buruk atau fleksi kepala yang salah
atau keduanya, rotasi mungkin tidak sempurna atau mungkin tidak
terjadi sama sekali, khususnya kalau janin besar.

5. Penatalaksanaan Persalinan Kala II

a. Mulai Mengejan, Jika sudah didapatkan tanda pasti kala dua


tunggu ibu sampai merasakan adanya dorongan spontan untuk
mengejan. Meneruskan pemantauan ibu dan bayi.

b. Memantau selama penataksanaan kala dua persalinan,


Melanjutkan penilaian kondisi ibu dan janin serta kemajuan
persalinan selama kala dua persalinan secara berkala. Memeriksa
dan mencatat nadi ibu setiap 30 menit, frekuensi dan lama
kontraksi selama 30 menit, denyut jantung janin setiap selesai
meneran, penurunan kepala bayi melalui pemeriksaan abdomen,
warna cairan ketuban, apakah ada presentasi majemuk, putaran
paksi luar, adanya kehamilan kembar

2
dan semua pemeriksaan dan intervensi yang dilakukan pada
catatan persalinan.

c. Posisi Ibu saat Mengejan, Membantu ibu untuk memperoleh


posisi yang paling nyaman baginya. Ibu dapat berganti posisi
secara teratur selama kala dua persalinan karena hal ini sering kali
mempercepat
kemajuan persalinan.

Posisi Alasan/Rasionalisasi

Duduk atau Semi Lebih mudah bagi bidan untuk membimbing kelahiran kepal
Duduk bayi dan mengamati/men-support perineum.

Posisi Merangkak Baik untuk persalinan dengan punggung yang sakit, memb
bayi melakukan rotasi, peregangan minimal pada perineum.

Berjongkok atau Membantu penurunan kepala bayi, memperbesar uk


Berdiri panggul, memperbesar dorongan untun meneran.

Berbaring miring Memberi rasa santai bagi ibu yang letih, mem
kekiri oksigenisasi yang baik bagi bayi, membantu menc
terjadinya laserasi.

d. Melahirkan kepala Bimbing ibu untuk mengejan. Saat kepala


janin terlihat pada vulva dengan diameter 5-6 cm, memasang
handuk bersih untuk mengeringkan janin pada perut ibu. Saat sub
occiput tampak dibawah simfisis, tangan kanan melindungi
perineum dengan dialas lipatan kain dibawah bokong ibu,
sementara tangan kiri menahan puncat kepala agar tidak terjadi
defleksi yang terlalu cepat saat kepala lahir, Mengusapkan

2
kasa/kain bersih untuk membersihkan muka janin dari lendir dan
darah.

2
e. Memeriksa Tali Pusat, Setelah kepala bayi lahir, minta ibu untuk
berhenti meneran dan bernapas cepat. Raba leher bayi, apakah ada
leletan tali pusat. Jika ada lilitan longgar lepaskan melewati
kepala bayi.
f. Melahirkan Bahu, Setelah menyeka mulut dan hidung bayi
hingga bersih dan memeriksa tali pusat, tunggu hingga terjadi
kontraksi berikutnya dan awasi rotasi spontan kepala bayi.
Setelah rotasi eksternal, letakan satu tangan pada setiap sisi
kepala bayi dan beritahukan pada ibu untuk meneran pada
kontraksi berikutnya. Lakukan tarikan perlahan kearah bawah dan
luar secara lembut (Kearah tulang punggung ibu hingga bahu
bawah tampak dibawah arkus pubis. Angkat kepala bayi kearah
atas dan luar (mengarah ke langit-langit) untuk melahirkan bahu
posterior bayi.
g. Melahirkan Sisa Tubuh Bayi
1) Setelah bahu lahir, tangan kanan menyangga kepala, leher dan
bahu janin bagian posterior dengan ibu jari pada leher (bagian
bawah kepala) dan keempat jari pada bahu dan dada/punggung
janin, sementara tangan kiri memegang lengan dan bahu janin
bagian anterior saat badan dan lengan lahir.
2) Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri
punggung kearah bokong dan tungkai bawah janin untuk
memegang tungkai bawah (selipkan ari telinjuk tangan kiri
diantara kedua lutut janin).
3) Setelah seluruh badan bayi lahir pegang bayi bertumpu pada
lengan kanan sedemikian rupa hingga bayi menghadap kearah
penolong. Nilai bayi, kemudian letakan bayi diatas perut ibu
dengan posisi kepala lebih rendah dari badan (bila tali pusat
terlalu pendek, letakan bayi di tempat yang memungkinkan.
f. Memotong tali pusat, Segera mengeringkan bayi,
membungkus kepala dan badan bayi kecuali tali pusat. Menjepit

2
tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari umbilikus bayi.
Melakukan

3
urutan pada tali pusat kearah ibu dan memasang klem kedua 2 cm
dari klem pertama. Memegang tali pusat diantara 2 klem
menggunakan tangan kiri, dengan perlindungan jari tangan
kiri, memotong tali pusat diantara kedua klem.
6. Adaptasi Fisiologis dan Psikologis Persalinan Kala II
a. Adaptasi Fisiologis.
1) Tekanan intratorakal selama kala II akibat dorongan
janin.
2) Tahanan perifer meningkat selama kontraksi, tekanan
darah meningkat dan nadi menurun.
3) Cardiac output meningkat selama
persalinan.
4) Diaforesis dan hiperventilasi selama persalinan
meningkatkan kehilangan cairan.
5) Respirasi rate meningkat sehingga meningkatkan penguapan
volume cairan dan konsumsi oksigen.
6) Hiperventilasi dapat menyebabkan peningkatan
kebutuhan oksigen.
7) Leukositosis terjadi selama
persalinan.
8) Nyeri punggung meningkat.
9) Saraf pada uterus dan servix terangsang oleh kontraksi uterus
dan dilatasi servix.
10) Saraf pada perineum terangsang dan meragang pada kala
II
karena dilewati janin.
b. Adaptasi Psikologis
1) Perubahan perilaku klien karena kontraksi dan
terdorongnya janin.
2) Klien mungkin merasa tenaganya
habis.
7. Asuhan Keperawatan Persalinan Kala II
a. Langkah I : Riwayat Kesehatan

3
Keluhan Utama : ibu tidak kuat mengejan dalam
persalinan b. Langkah II : Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda vital :

3
1) Tekanan darah : Tekanan darah diukur pada akhir kala II
yaitu setelah anak dilahirkan, biasanya tekanan darah akan naik
kira- kira 10 mmhg.
2) Suhu, Nadi, dan Pernafasan : Suhu dalam batas normal 36,5-
37,5oc. Bila suhu tubuh lebih dari 37,5 dianggap ada kelainan
kecuali bagi klien setelah melahirkan suhu badan 35,5 oC-
37,8 oC masih dianggap normal karena perlahan keadaan nadi
biasanya mengikuti keadaan suhu, bila suhu naik, keadaan nadi
akan bertambah pula, dapat disebabkan karena adanya
perdarahan. Pada klien yang dalam persalinan
pernafasannya agak pendek karena kelelahan. Dan akan
kembali normal setelah persalinan dan periksa tiap 4 jam.
peningkatan RR, nadi kurang dari 100, suhu tubuh dan
diaphoresis.
3) Berat Badan dan Tinggi Badan : Ibu hamil yang tinggi
badannya kurang dari 145 cm terlebih pada kehamilan pertama,
tergolong resiko tinggi karena kemungkinan besar memiliki
panggul sempit. Berat badan ibu perlu dikontrol secara
teratur dengan peningkatan berat badan selama hamil antara 10
– 12 kg.
4) Tanda yang menyertai kala II : Keringat terlihat tiba - tiba
diatas bibir, adanya mual, bertambahnya perdarahan, gerakan
ekstremitas, pembukaan serviks, his lebih kuat dan sering, ibu
merasakan tekanan pada rektum, merasa ingin BAB, ketuban
+/, perineum menonjol, anus dan vulva membuka, gelisah
mengatakan saya ingin BAB usaha keras tanpa disadari, pada
waktu his kepala janin tampak di vulva, meningkatnya
pengeluaran darah dan lendir, kepala turun di dasar panggul,
meneran,amnesia, perasaan panas dan tegang pada perineum,
tremor, kelelahan, emosi labil, takut, gelisah, ketidakpercayaan
dan merintih.

3
5) Melakukan monitoring terhadap : His (Kontraksi 2-3
menit, intensitas kuat, lamanya 50-70 detik pembukaan servik
10 cm,

3
pendataran 100%, peningkatan pengeluaran darah dan lendir,
cairan amnion, perineum menonjol, keluar feses pada saat
melahirkan dan distensi kandung kemih, keadaan janin
(penurunan janin melalui vagina).
6) Posisi yang paling aman saat ibu mengejan :

Posisi Alasan/Rasionalisasi

Duduk atau Lebih mudah bagi bidan untuk membimbing kelahiran kepala ba
Semi Duduk dan mengamati/men-support perineum.

Posisi Baik untuk persalinan dengan punggung yang sakit, membantu ba


Merangkak melakukan rotasi, peregangan minimal pada perineum.

Berjongkok Membantu penurunan kepala bayi, memperbesar ukuran panggu


atau Berdiri memperbesar dorongan untun meneran.

Berbaring Memberi rasa santai bagi ibu yang letih, memberi oksigenisasi ya
miring kekiri baik bagi bayi, membantu mencegah terjadinya laserasi.

7) Durasi kala II→kemajuan pada kala II : Primigravida


berlangsung 45-60 menit, multipara berlangsung 15-30 menit.
8) Nyeri/ketidaknyamanan
a) Dapat merintih/menangis selama kontraksi
b) Melaporkan rasa terbakar/meregang pada
perineum. c) Kaki dapat gemetar selama upaya
mendorong
d) Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5-2 menit.

3
9) Seksualitas
a) Servik dilatasi penuh ( 10 cm ) dan penonjolan
100%. b) Peningkatan perdarahan vagina.
c) Membrane mungkin rupture, bila masih utuh.
d) Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama
kontraksi. e) Penonjolan rectal / perineal dengan turunnya
janin.
c. Langkah III : Kebutuhan Pola Kehidupan Sehari-hari pada
ibu persalinan kala II
1) Pola nutrisi, Saat inpartu : makan : nasi, sayur, lauk, Minum :
satu gelas teh, satu gelas susu, segelas air putih.
2) Pola eleminasi, Saat inpartu : BAK: 1x/ hari warna kuning,
bau khas, banyaknya. 250cc.
d. Diagnosa keperawatan, Intervensi dan Rasional
1) Gangguan rasa nyaman nyeri b/d mengedan dan
meregangnya perineum.
Tujuan : Ibu dapat mengontrol rasa nyeri yang dialaminya
dan meningkatkan rasa nyaman.

Intervensi Rasional

- Anjurkan sebaiknya posisi miring kiri. - Menghidari penekanan pada v


- Pertahankan kiandung kemih tetap dalam sehingga meningkatkan sirkulasi
keadaan kosong. maupun janin.
- Pertahankan alat tenun dalam - Kandung kemih yang koson
keadaan bersih, rapi dan kering. memperlancar penurunan bagian
- Anjurkan ibu untuk kumur - kumur atau janin dan mengurangi tekanan
basahi bibir dengan lemon gliserin. sirkulasi lancar.
- Jelaskan pada ibu bahwa relaksasi selama - Meningkatkan rasa nyaman ibu
kontraksi sangat penting. - Ibu merasa segar dan nyaman
- Ibu mengerti dan kooperatif
- Nafas dalam untuk mengisi paru-par

3
- Anjurkan teknik nafas dalam dan - Impuls rasa sakit diblok dengan
ekspirasi melaui hidung. memberikan rangsangan pada syaraf
- Lakukan masase (eufflerage/deep berdiameter besar sehungga gate
back massage/firm counter kontrol tertutup dan rangsangan sakit
pressure/abdominal lifting). tidak diteruskan kekorteks cerebral.
- Pertahankan rasa nyaman dengan - Memberikan posisi yang nyaman
pengaturan bantal un tuk pada ibu dan mengurangi tekanan
menyokonh tubuh pada daerah punggung yang
dapat
menghambat sirkulasi kejaringan.

2) Gangguan konsep diri b/d hilangnya kontrol tubuh


BAB Tujuan :
a) Persepsi ibu terhadap pengalamannya melahirkan
akan bersifat positif
b) Ibu akan berhenti terhadap kemungkinan bab
selama melahirkan.
c) Ibu menerima pergerakan bowel pada saat
melahirkan sebagai suatu yang normal.

Intervensi Rasional
- Motilitas gastro intestinal menuru
- Memberitahukan pada ibu, bahwa bukan
dalam persalinan dan usaha yang
merupakan suatu hal yang biasa bagi ibu
Diiringi penurunan bagian teren
untuk memiliki pergerakan bowel selama
menyebabkan pengeluaran tinja.
melahirkan.
- Jika perawat tidak beraksi seca
- Bila tinja keluar, bersihkan
atensi ibu akan teralihkan dari p
secepatnya dan menyumbat bila mungkin,
bowelnya ke usaha mengedan.
sementara ubu memberikan timbal balik
yang positif dalam usaha mengedan

3
3) Resiko tinggi cedera pada ibu dabn janian b/d penggunaan
secara tetap manuver palpasi, posisi kaki tidak tepat, tindakan
yang salah dari penolong
Tujuan : Tidak terjadi cedera padsa ibu maupun janin

Intervensi Rasional
- Memperlancar aliran da
- Bantu ibu bentuk posisi yang nyaman yaitu posisi
dari ibu ke janin dan mem
setengah duduk dengan bahu dan pungung yang
penolong untuk m
ditopang oleh seorang anggota keluarga.
melahirkan.
- Periksa denyut nadi setiap 15 menit dan ukur
- Untuk mengetahui
tekanan darah.
umum ibu.
- Periksa DJJ antara tiap-tiap kontraksi.
- Meningkatkan identif
- Yakinkan ibu dengan kata-kata langsung dan
bahaya pada fetal.
dengan cara yang menyenangkan dan rileks.
- Ibu tenang dan tetap koopre
- Bila perinium menonjol, anus membuka kepal
- Merupakan tanda-tanda y
anak mterlihat didepoan vulva sat kontraksi dan
untuk memimpin dan
tidak masuk maka penolong akan mulai memimpin
persalinan
persalinan.
- Mencegah kontaminas
- Penolong cuci tangan dan menggunakan sarung
transmisi dari mikroorganis
tangan steril.
- Jika ada dorongan untuk
mengedan bantulah persalinan dengan:
a. Melahirkan kepala
b. Periksa lilitan tali pusat pada leher
c. Melahirkan bahu depan dan belakang d.
Melahirkan badan bayi
e. Menjepit tali pusat dengan 2 klem dan gunting
diantara kedua klem tersebut.

3
f. Menaikan bayi lebih tinggi dari perut
ibu dan menaruh diatas perut ibu.
g. Melakukan palpasi abdomen untuk
mengetahui kemungkinan adanya janin
yang lain.
h. Injeksi oksitoksin

3
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Persalinan Kala I (Kala Pembukaan Lengkap) adalah Permulaan


persalinan yang ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah karena
serviks mulai mendatar dan membuka lengkap ( 10 cm ). Tanda dan Gejala
Persalinan Kala I : His/kontraksi uterus sudah adekuat, Penipisan dan pembukaan
serviks sekurang- kurangnya 3 cm, Keluarnya cairan dari vagina dalam bentuk
lendir bercampur darah, Sering BAK, dan Akhir kala I primigravida keluar darah
menetas. Fase-Fase Persalinan Kala I : Fase Laten dan Fase Aktif.
Persalinan Kala II ( Kala Pengeluaran Janin ) adalah dimulai ketika
pembukaan lengkap dan berakhir dengan lahirnya seluruh janin.

Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2-3 menit
sekali, kepala janin biasanya sudah masuk diruang panggul, sehingga terjadilah
tekanan pada otot - otot dasar panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa
mengedan karena tekanan pada rectum ibu merasa dapat mau buang air
besar dengan tanda anus membuka, pada waktu His, kepala janin mulai kelihatan,
vulva membuka dan perineum meregang dan his mengejan yang terpimpin akan
lahirlah kepala diikuti oleh seluruh badan janin. Tanda dan Gejala Persalinan
Kala II : Ibu ingin mengedan bersamaan dengan terjadinya kontraksi atau his. His
atau kontraksi uterus yang semakin kuat dengan interval 2-3 menit,
durasi 50-100 detik, Pemeriksaan vaginal serviks sudah dilatasi penuh,
Perineum terlihat menonjol,

Selaput amnion biasanya sudah pecah, Vulva-vagina dan sfingter terlihat


membuka, Peningkatan pengeluaran lendir dan darah, Kepala telah turun didasar
panggul, Meningkatnya tekanan pada rectum dan vaginanya, Ibu mengalami
desakan kuat untuk mengejan akan mungkin terdapat tetesan darah dari
vagina. Gerakan-Gerakan Utama Dari Mekanisme Persalinan Kala II :
Penurunan

4
Kepala, Fleksi, Rotasi Dalam (Putaran Paksi Dalam), Ekstensi, Rotasi Luar
(Putaran Paksi Luar), Ekspulsi. Penatalaksanaan Persalinan Kala II :
Mulai Mengejan, Memantau selama penataksanaan kala dua persalinan, Posisi
Ibu saat Mengejan, Melahirkan kepala, Memeriksa Tali Pusat,
Melahirkan Bahu, Melahirkan Sisa Tubuh Bayi, Memotong tali pusat.

4
DAFTAR PUSTAKA

Dep.Kes. RI, 2004, Asuhan Persalinan Normal, Jakarta.

Depkes.(2008). Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: USAID

Saifuddin AB, Adriansz G, Wiknjosastro GH, Waspodo D. Buku Acuan

Pelayanan
Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiharjo, Jakarta, 2000

Wiknjosastro H. Fisiologi Dan Mekanisme Persalinan Normal. Edisi


Ketiga.Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo. Jakarta, 1999

Handaya, Fisiologi nyeri persalinan, Simposium sehari FK-UI, Jakarta, 1986

Hafifah. (2011). Laporan Pendahuluan pada Pasien dengan Persalinan


Normal. Dimuat
dalam htt p:///D:/MATERNITY%20NURSING/LP%20PERSALINAN/lap
oran-pendahuluan-pada-pasien-dengan.ht ml (Diakses tanggal 18
Maret
2012)

Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta:

EGC Pusdiknakes, 2003, Buku 3 Asuhan Intrapartum, Jakarta.

Bobak sc. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 2. Penerbit Buku
Kedokteran Jakarta: EGC.

Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, penerbit


Yayasan Bina Pustaka Sarwono Pawirohardjo, Jakarta 2002.

Doenges E. M., 2001. Rencana Keperawatan Maternal/Bayi Pedoman untuk


Perencanaan dan Dokumentasi Keperawatan Klien Edisi 2. Penerbit Buku
Kedokteran. Jakarta: EGC.

4
Irene M. Bobak, Margaret D. Jensen, Perawatan Maternitas Dan Ginekologi,
YIA- PKP, Bandung, 2000.

Marilynn E. Doenges, Rencana Asuhan Keperawatan Maternal/Bayi;


Pedoman untuk Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien.
EGC, Jakarta,
2001.

Straight B.R., 2005. Panduan Belajar Keperawatan Ibu-Bayi Baru Lahir Edisi
3, Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta: EGC.

Sarwono, P, 2003, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan


Neonatal, YBP SP, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai