Hukum publik adalah hukum yang berkenaan dengan kesejahteraan negara
Romawi, sedangkan hukum privat adalah hukum yang mengatur hubungan kekeluargaan, pengaruhnya cukup besar dalam sejarah pemikiran hukum, sampai sekarang. Untuk mengetahui kedudukan hukum negara, provinsi, atau kabupaten itu, mau tidak mau harus melibatkan pembagian dua jenis hukum tersebut. Tentu saja, melibatkan pembagian dua jenis dalam buku ini sekadar didorong oleh kenyataan bahwa negara-melalui wakilnya-terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang bersifat publik dan perdata.
Kedudukan Pemerintah dalam hukum public disebutkan lagi bahwa dalam
perspektif hukum publik negara adalah organisasi jabatan. Di antara jabatan- jabatan kenegaraan ini ada jabatan pemerintahan. Badan hukum adalah pendukung hak-hak kebendaan (harta kekayaan). Badan hukum melakukan perbuatan melalui organ-organnya, yang mewakilinya. Perbedaan antara badan hukum dengan organ berjalan paralel dengan perbedaan antara badan umum (openbaar lichaam) dengan organ pemerintahan.
Kedudukan pemerintah dalam hukum privat negara, provinsi, kabupaten,
dan lain-lain dalam perspektif hukum perdata disebut sebagai badan hukum publik. Menurut Bothlingk, Badan hukum adalah subjek kewajiban dan kewenangan yang bukan manusia. Sebagai subjek hukum bukan manusia, perbuatan badan hukum tidak seperti perbuatan manusia. Dalam kepustakaan hukum dikenal ada beberapa unsur dari badan hukum, yaitu sebagai berikut.
1) Perkumpulan orang (organisasi yang teratur);
2) Dapat melakukan perbuatan hukum dalam hubungan-hubungan hukum; 3) Adanya harta kekayaan yang terpisah; 4) Mempunyai kepentingan sendiri; 5) Mempunyai pengurus; 6) Mempunyai tujuan tertentu; 7) Mempunyai hak-hak dan kewajiban-kewajiban; 8) Dapat digugat atau menggugat di depan pengadilan.
Menurut Herbert G. Hick, wewenang atau otoritas adalah hak untuk
melakukan sesuatu hal, dan itu merupakan kekuasaan yang sah. Sedangkan kewenangan menurut Mirriam Budiardjo ialah kekuasaan yang berbadan hukum, kecakapan dalam melaksanakan tindakan hukum, yang mana tindakan ini dilaksanakan dengan maksud menimbulkan akibat hukum, dan meliputi hal-hal yang lenyap dan timbulnya akibat hukum tertentu.
Indroharto (1999,95) tidak membedakan secara tegas antara kewenangan
dan wewenang, beliau hanya mengatakan bahwa wewenang itu dapat dilukiskan sebagai suatu kemampuan yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk menimbulkan akibat-akibat hukum yang sah.
Dalam hukum Administrasi, dikenal 3 (tiga) sumber kewenangan, yaitu
atribusi, delegasi, dan mandat.
a. Atribusi (Attribute: toekenning van een bestuursbevoegheid door
een wetgever aan een bestuursorgaan). b. Delegasi (Delegatie: overdracht van een bevoegheid van het ene bestuursorgaan aan een ander). c. Mandat (Mandaat: een bestuursorgan laat zijn bevoegheid names hem uitoefenen door een ande).
Dalam melakukan aktifitasnya, pemerintah melakukan dua macam
tindakan, tindakan biasa (feitelijkehandelingen) dan tindakan hukum (rechtshandeli-ngen). Tindakan hukum pemerintahan adalah tindakan yang dilakukan oleh badan atau pejabat tata usaha negara dalam rangka melaksanakan urusan pemerintahan.
Keaktivitas atau pembuatan itu pada garis besarnya dibedakan ke dalam
dua gologan, yaitu:
a. Rechtshandelingen (golongan perbuatan hukum).
b. Feitelijke handelingen (golongan yang bukan perbuatan hukum).
Negara memegang peranan penting dalam mengarahkan dan
mengendalikan bentuk perdebatan atau discourse yang muncul untuk mengerti peran dari negara dan memahami konsep negara. Walaupun negara mencakup juga pemerintah, ia tidak indentik dengan pemerintah. Pemerintah terbatas pada lembaga-lembaga yang berada dalam struktur politik tertentu dan berfungsi menjalankan pemerintah.
Tindakan hukum pemerintah adalah tindakan-tindakan yang dilakukan
oleh organ pemerintahan untuk menimbulkan akibat-akibat hukum dalam bidang administrasi negara.