Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kenyataan sehari-hari menunjukkan bahwa pemerintah disamping
melaksanakan aktivitas dalam bidang hukum publik, juga sering terlibat dalam
lapangan keperdataan. Dalam pergaulan hukum,pemerintah sering tampil dengan
“twee petten” dengan dua kepala, sebagai wakil dari jabatan yang tunduk pada
hukum publik dan wakil dari badan hukum (rechtspersoon) yang tunduk pada
hukum privat.
Dalam perspektif hukum publik, negara adalah organisasi jabatan. Menurut
Logemann (Dalam bentuk kenyataan sosialnya, negara adalah organisasi yang
berkenan dengan berbagai fungsi. Pengertian fungsi adalah lingkungan kerja yang
terperinci dalam hubungannya secara keseluruhan. Fungsi-fungsi ini dinamakan
jabatan. Negara adalah organisasi jabatan).(jabatan adalah suatu lembaga dengan
lingkup pekerjaan sendiri yang dibentuk untuk waktu lama dan kepadanya
diberikan tugas dan wewenang). Sedangkan menurut Bagir Manan, jabatan adalah
lingkungan pekerjaan tetap yang berisi fungsi-fungsi tertentu yang secara
keseluruhan mencerminkan tujuan dan tata kerja suatu organisasi. Jabatan itu
bersifat tetap, sementara pemegang jabatan(ambtsdrager) dapat berganti-ganti,
sebagai contoh, jabatan presiden, wakil presiden, menteri, gubernur dan lain-lain,
relatif bersifat tetap, sementara pemegang jabatan atau pejabatnya sudah berganti-
ganti.1
Hukum privat dan bahan hukum publik. Menurut Chidir Ali, ada tiga kriteria
untuk menentukan status badan hukum publik yaitu :
a. Dilihat dari pendirinya, badan hukum itu diadakan dengan konstruksi
hukum publik yang didirikan oleh penguasa dengan undang-undang atau
peraturan-peraturan lainnya,
b. Lingkungan kerjanya, yaitu melaksanakan perbuatan-perbuatan publik,

1
Ridwan H.R, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta : Rajawalipers, 2013), Hal.69-71

1
c. Badan hukum itu diberi wewenang publik seperti membuat keputusan,
ketetapan atau peraturan yang mengikat umum.
Termasuk kategori badan hukum publik adalah negara,provinsi, kabupaten
dan kotapraja dan lain-lain. Pada saat badan hukum tersebut melakukan perbuatan-
perbuatan public seperti peraturan (regeling), mengeluarkan kebijakan (beleid),
menetapkan rencana (het plan) dan keputusan (beschikking), kedudukannya dalah
sebagai jabatan, ia diserahi kewenangan public (publickbevoegdheid) yang diatur
dan tunduk pada hukum publik. Ketika badan hukum publik itu terlibat dalam lalu
lintas atau perbuatan keperdataan (privaat rechtsverkeer) ia dilekati dengan
kecakapan (bekwaam) hukum yang tunduk dan mengikatkan diri dalam hukum
privat.2

1.2 Rumusan Masalah


Untuk mengkaji dan mengulas tentang Kedudukan Hukum (Rechtspositie)
Pemerintahan maka diperlukan subpokok bahasan yang saling berhubungan,
sehingga penyusun membuat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Mengetahui Kedudukan Pemerintah Dalam Hukum Politik
2. Mengenal Macam-Macam Jabatan Pemerintah
3. Serta Mengetahui Kedudukan Pemerintah dalam Hukum Publik & Hukum
Privat

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Hukum Tata
Pemerintahan dan menjawab pertanyaan yang ada pada rumusan masalah.
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan
penyusun dan pembaca tentang Kedudukan Hukum (Rechtspositie)
Pemerintahan.

2
Ibid., Hal 72

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kedudukan Pemerintah dalam Hukum Politik


Sebelum memasuki penjelasan tentang Kedudukan Pemerintah dalam
Hukum Politik, akan diulas terlebih dahulu Hukum politik itu sendiri.
Politik Menurut Budiono Kusumohamidjojo dalam buku Filsafat
Hukum menjelaskan bahwa dalam negara hukum, hukum menjadi aturan
permainan untuk mencapai cita-cita bersama yang menjadi pangkal dari
kesepakatan politik. Hukum seharusnya juga menjadi aturan untuk menyelesaikan
segala perselisihan termasuk perselisihan politik3.
Menurut Mahfud MD dalam buku Politik Hukum di Indonesia, politik
hukum adalah :
Legal policy atau garis (kebijakan) resmi tentang hukum yang akan diberlakukan
baik dengan pembuatan hukum baru maupun dengan penggantian hukum lama,
dalam rangka mencapai tujuan negara.4
Adapun menurut Satjipto Rahardjo dalam buku Ilmu
Hukum mendefinisikan politik hukum adalah aktivitas untuk memilih tujuan sosial
tertentu. Politik adalah bidang yang berhubungan dengan tujuan masyarakat.
Sedangkan hukum berhadapan dengan keharusan untuk menentukan pilihan
tentang tujuan atau cara-cara yang akan dipakai untuk mencapai tujuan masyarakat
tersebut.5
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa politik hukum adalah kebijakan
tentang hukum yang menentukan arah, bentuk dan isi hukum yang mencakup
pembentukan, penerapan, dan penegakan hukum dalam rangka mencapai tujuan

3
Budiono Kusumohadidjojo. Filsafat Hukum; Problematik Ketertiban yang Adil. (Bandung:
Mandar Maju, 2011), Hal 184
4
Moh. Mahfud MD, Politik Hukum di Indonesia, Cetakan ke-7,(Jakarta: Rajawali Pers, 2017), Hal.
1
5
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Cetakan keenam, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2006), Hal. 352
– 353

3
politik hukum yaitu tujuan sosial tertentu/tujuan negara. Hukum dalam hal ini
adalah sebagai produk dari Politik.
Kedudukan pemerintah dalam hukum politik mempunyai kaitan yang erat
karena pemerintah sebagai adalah sebagai penentu kebijakan mengenai hukum
mana yang akan dipertahankan, hukum mana yang akan diganti, hukum mana yang
akan direvisi dan hukum mana yang akan dihilangkan.
Dengan demikian melalui politik hukum, negara dalam hal ini pemerintah
sebagai penjalan roda pemerintahan dapat membuat suatu rancangan dan rencana
pembangunan hukum nasional di Indonesia.
Contoh politik hukum di Indonesia adalah karakter hukum pemerintahan
daerah di era orde baru. Konfigurasi politik yang diciptakan pada periode ini adalah
otoriter birokratis karena obsesi menciptakan stabilitas sebagai syarat utama
pembangunan ekonomi. Sehingga, produk hukum pemerintahan daerah bukan
dengan penerapan otonomi seluas-luasnya. Daerah tidak diberikan hak otonomi,
melainkan kewajiban untuk ikut melancarkan pembangunan yang direncanakan
oleh pemerintah pusat.6

2.2 Macam-Macam Jabatan Pemerintah


Sesuai dengan keberadaan negara yang menganut konsep welfare state,
ruang lingkup kegiatan administrasi negara atau pemerintahan itu sangat luas dan
beragam. Keluasan dan keragaman kegiatan administrasi negara ini seiring sejalan
dengan dinamika perkembangan masyarakat yang menuntut pengaturan dan
keterlibatan administrasi negara. Karena itu jabatan-jabatan pemerintahan selaku
penyelenggara kegiatan pemerintahan dan kemasyarakatan juga banyak dan
beragam, bahkan dalam praktik -sebagaimana akan ternyata dalam pembahasan
tentang tindakan hukum pemerintahan- pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan
tidak semata-mata dijalankan oleh jabatan pemerintahan yang telah dikenal aecara
konvensional seperti instansi-instansi pemerintah, tetapi juga oleh badan-badan
swasta.

6
Moh. Mahfud MD, Op.cit., Hal.328 – 329

4
Dalam hal ini Philipus M. Hadjon mengatakan “wewenang hukum public
hanya dapat dimiliki oleh penguasa”. Dalam ajaran ini terkandung bahwa setiap
atau badan yang memiliki wewenang hukum public dan tidak termasuk dalam
daftar nama badan-badan pemerintahan umum seperti yang disebutkan dalam UUD
(pembuat undang-undang pemerintah, menteri, badan-badan provinsi dan
kotapraja) harus dimasukan dalam desentralisasi (fungsional). Bentuk organisasi
yang bersifat yuridis tidak menjadi soal, badan yang bersangkutan dapat berbentuk
suatu badan yang didirikan oleh undang-undang tetapi dapat juga badan
pemerintahan dari yayasan/lembaga yang bersifat hukum perdata yang memiliki
wewnang hukum publik.
Indoharto juga menyebutkan bahwa ukuran untuk dapat disebut badan atau
pejabat TUN adalah fungsi yang dilaksanakan, bukan nama sehari-hari bukan pula
kedudukan strukturalnya dalam salah satu lingkungan kekuasaan dalam negara.
Yang selanjutnya Organ pemerintahan atau Tata Usaha Negara dikelompokkan
sebagai berikut :
a. Instansi-instansi resmi pemerintah yang berada dibawah Presiden sebagai
kepala eksekutif
b. Instansi-instansi dalam lingkungan negara di luar lingkungan kekuasaan
eksekutif yang berdasarkan peraturan perundang-undangan melaksanakan
urusan pemerintahan
c. Badan-badan hukum perdata yang didirikan oleh pemerintah dengan
maksud untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintahan
d. Instansi-instansi yang merupakan kerja sama antara pihak pemerintah
dengan pihak swasta yang melaksanakan tugas pemerintahan
e. Lembaga-lembaga hukum swasta yang berdasarkan peraturan perundang-
undangan dan sistem perizinan melaksanakan tugas pemerintahan.
Adapun menurut SF Marbun ysng lebih terperinci menyebutkan
bahwa Badan atau Pejabat TUN yang menyelenggarakan urusan, fungsi, atau tugas
pemerintahan, sebagai berikut :

5
a. Mereka yang termasuk dalam lingkungan eksekutif mulai dari Presiden
sebagai Kepala Pemerintahan (termasuk pembantu-pembantunya di Pusat
seperti Wakil Presiden, para Menteri dan lembaga-lembaga non
departemen)
b. Mereka yang menyelenggarakan urusan desentraslisasi, yaitu Kepala
Daerah Tingkat I (termasuk Sekretariat Daerah Tingkat I dan Dinas-dinas
Daerah Tingkat I), Kepala Daerah Tingkat II (termasuk Sekretariat Daerah
Tingkat II dan Dinas-dinas Daerah Tingkat II) dan Pemerintahan Desa.
c. Mereka yang menyelenggarakan urusan dekonsentrasi, Seperti Gubernur
(termasuk Sekretariat Wilayah dan Kanwil-kanwil), Bupati (termasuk
Sekretariat Wilayah dan Kandep-Kandep), Walikotamadya, Walikota
Administratif, Camat, serta Lurah.
d. Pihak ketiga atau pihak swasta yang mempunyai hubungan istimewa atau
hubungan biasa dengan pemerintah, baik yang diatur atas dasar hukum
publik maupun hukum privat.
e. Pihak ketiga atau swasta yang memperoleh konsesi atau izin dari
pemerintah.
f. Pihak ketiga atau swasta yang diberi subsidi oleh pemerintah, misalnya
sekolah-sekolah swasta.
g. Yayasan-yayasan yang didirikan dan diawasi oleh pemerintahan.
h. Pihak ketiga atau Koperasi yang didirikan dan diawasi oleh pemerintah.
i. Pihak ketiga atau bank-bank yang didirikan dan diawasi oleh pemerintah
j. Pihak ketiga atay swasta yang bertindak bersama-samab dengan pemerintah
(persero), seperti BUMN yang memperoleh antribusi wewenang, PLN, Pos,
Giro, PAM, Telkom, Garuda, dan lain-lain
k. Ketua Pengadilan Negeri, Ketua Pengadilan Tinggi dan Ketua makhamah
Agung serta Panitera dalam Lingkungan peradilan.
l. Sekretariat pada Lembaga Tinggi Negara serta Sekretariat pada DPRD.7

7
Ridwan H.R, 2013 Op.cit., Hal.79-82

6
Jabatan Pemerintahan dan pejabat mendapatkan tugas dan wewenang
berdasarkan hukum publik, sehingga dalam menjalankan berbagai aktivitasnya
tunduk pada ketentuan hukum publik, khususnya Hukum Administrasi Negara.
Begitu pula ketika timbul persoalan hukum atau sengketa, maka penyelesaiannya
didasarkan pada ketentuan Hukum Administrasi Negara.
Jabatan Pemerintah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara, Pegawai ASN yang terdiri dari PEGAWAI NEGERI
SIPIL (PNS) dan PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA
(PPPK) yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam
suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji.
Sedangkan Jenis Jabatan Aparatur Sipil Negara (ASN) terdiri dari:
1. Jabatan Pimpinan Tinggi
Jabatan Pimpinan Tinggi adalah sekelompok jabatan tertinggi pada instansi
dan perwakilan. Jabatan pimpinan tinggi terdiri dari pejabat struktural tertinggi
yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah :
a. Jabatan Pimpinan Tinggi Utama yaitu setara dengan Kepala/Pimpinan
Lembaga Pemerintah Non Kementrian
b. Jabatan Tinggi Madya setara dengan Pejabat Eslon Ia dan Ib
c. Jabatan Tinggi Pratama Setara dengan Pejabat Eslon IIa dan IIb
2. Jabatan Administrasi
Jabatan Administrasi adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan
tugas berkaitan dengan pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan
pembangunan. Jabatan Administrasi terdiri dari:
a. Jabatan Administrator bertanggung jawab memimpin pelaksanaan
seluruh kegiatan pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan
pembangunan.(Eslon III)
b. Jabatan pengawas sebagaimana bertanggung jawab mengawasi
pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh pejabat pelaksana. (Eslon IV)
c. Jabatan pelaksana bertanggung jawab melaksanakan kegiatan pelayanan
publik serta administrasi pemerintahan dan pembangunan. (Fungsional
Umum)

7
3. Jabatan Fungsional
Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas
berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan
keterampilan tertentu. Jabatan Fungsional dalam ASN terdiri dari dua jabatan,
yaitu jabatan fungsional keahlian dan jabatan fungsional keterampilan. Dengan
rincian masing-masing jabatan sebagai berikut :
a. Jabatan fungsional keahlian :
 ahli pertama;
 ahli muda;
 ahli madya,
 ahli utama.
b. Jabatan fungsional keterampilan :
 pemula;
 terampil;
 mahir;
 penyelia.

2.3 Kedudukan Pemerintah dalam Hukum Publik & Hukum Privat


Pembagian hukum ke dalam hukum publik dan hukum privat yang di
lakukan oleh ahli hukum romawi, Ulpianus, ketika ia menulis “peblicum ius est,
quod ad statum rei rromanea spectat, privatum quod ad singulorum utitilatem”
(hukum publik adalah hukum yang berkenaan dengan kesejahteraan negara
romawi, sedangkan hukum privat adalah hukum yang mengatur hubungan
kekeluargaan), pengaruhnya cukup besar dalam sejarah pemikiran hukum, sampai
sekarang. Salah satu pengaruh yang masih terasa hingga kini antara lain bahwa kita
tidak dapat menghindarkan diri dari pembagian tersebut, termasuk dalam mengkaji
dan memahami keberadaan pemerintah dalam melakukan pergaulan hukum
(rechtcverkeer).
Pemerintah dalam melakukan tindakan hukum harus sesuai dengan fungsi
pemerintahan itu sendiri, dimana pemerintah memiliki 2 fungsi yaitu pertama

8
fungsi primer atau pelayanan (service), sebagai provider jasa publik yang baik
diprivatisasikan dan layan civil termasuk layanan birokrasi. Kedua pemerintah
memiliki fungsi sekunder atau fungsi pemberdayaan (empowerment), sebagai
penyelenggara pembangunan dan melakukan program pemberdayaan.8 Dengan
begitu luas dan kompleks fungsi pemerinah menyeabkan pemerintah harus
memikul tanggung jawab yang besar. Pembagian hukum ke dalam hukum publik
dan hukum privat membuat fungsi pemerintahan lebih gampang untuk dijalankan.
Dengan dijalankannya fungsi pemerintahan membuat pembangunan yang
direncanakan oleh pemerintah berjalan dengan baik. Hal tersebut membuat
masyarakat puas dengan kinerja pemerintah, walaupun masih ada beberapa
pelayanan publik/umum yang belum berjalan sebagaimana mestinya. Dalam
perspektif hukum publik pemerintah adalah organisasi jabatan di mana memiliki
fungsi lingkungan kerja yang terperinci dalam hubungannya keseluruhan yang
mencerminkan tujuan dan tata acara kerja suatu organisasi pemerintah.9
Dalam hukum publik dan hukum privat pemerintah memiliki kedudukan yang
berbeda, tentunya fungsinya pun ikut berbeda. Dalam hukum publik pemerintah
dilekati dengan hak dan kewajiban atau diberi wewenang untuk melakukan
tindakan hukum. Sedangkan dalam hukum privat kedudukan pemerintah tidak
berbeda dengan seseorang, pemerintah tidak memiliki tempat istimewa dan dapat
menjadi pihak dalam sengketa keperdataan dengan kedudukan yang sama dengan
seseorang atau badan hukum perdata dalam peradilan umum.10
Berdasarkan pasal 1 angka 3 Undang-Undang Dasar 1945 dalam Bab I
menyebutkan bahwa “Negara Indonesia adalah negara Hukum”,11 semua tindakan
pemerintah harus berdasarkan pada hukum. Berdasarkan isinya hukum tersebut di
bagi menjadi 2 yaitu hukum publik dan hukum privat.12 Dalam hukum publik
negara adalah organisasi jabatan. Di antara jabatan-jabatan kenegaraan ini ada
jabatan pemerintahan. Seperti pendapat yang dikemukakan oleh H.D van

8
Ndraha, Taliziduhu, Metode Ilmu Pemerintahan, (Jakarta:Rineka Cipta,2001) Hal.85
9
Ridwan H.R, 2013, Op.cit., Hal.71
10
Jeddawi, Murtir, Hukum Administrasi Negara, (Yogyakarta: Total Media, 2012), Hal.63
11
Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945
12
C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Hal. 46.

9
Wijk/Willem Konijenenbelt yang mengatakan bahwa “di dalam hukum mengenai
badan hukum kita mengenal perbadaan antara badan hukum dan organ-organnya.
Badan hukum melakukan perbuatan melalui organ-organnya, yang mewakilinya.
Perbedaan antara badan hukum dengan organ berjalan parallel dengan perbedaan
antara badan umum (openbaar lichaam) dengan organ pemerintahan. Paralelitas
perbedaan itu kurang lebih tampak ketika menyangkut hubungan hukum yang
berkaitan dengan harta kekayaan dari badan umum (yang digunakan oleh
pemerintah).13
Indroharto menyebutkan bahwa lembaga-lembaga hukum publik itu
memiliki kedudukan mandiri dalam statusnya sebagai badan hukum (perdata).
Lembaga-lembaga hukum publik yang menjadi induk dari badan atau jabatan TUN
ini yang besar-besar di antaranya adalah Negara, Lembaga-lembaga tertinggi dan
Tinggi Negara, Departemen, Badan-badan Non Dapertemen, Provinsi, Kabupaten,
Kotamadya, dan sebagainya. Lembaga-lembaga hukum publik tersebut merupakan
badan hukum perdata dan melalui organ-organnya (Badan atau Jabatan TUN)
menurut peraturann perundang-undanngan yang bersangkutan dapat melakukan
perbuatan/tindakan hukum perdata”.14
Dengan demikian kedudukan pemerintah adalah organisasi jabatan di mana
pemerintah mengatur tentang kepentingan umum/publik, jadi pemerintah
melakukan kewenangannya hanya dalam ruang lingkup publik saja artinya pada
saat hukum publik itu melakukan perbuatan-perbuatan publik seperti membuat
peraturan (regeling), mengeluarkan kebijakan (beleid), keputusan (besluit), dan
ketetapan (beschikking), kedudukannya adalah sebagai jabatan atau organisasi
jabatan (ambtenorganisatie), yang tunduk dan diatur hukum publik dan diserahi
kewenangan publik (publiekbevoegdheid), bukan sebagai badan hukum
(rechtsperson), yang tunduk dan mengikatkan diripada hukum privat dan yang
dilekati dengan kecakapan (bekwaam) hukum.

13
H.D. van wijk/Willem Konjinenbelt, Hoofdstukken van Administratief Recht, (Utrecht:
Uitgeverij BV., 1995), Hal.97
14
Indroharto, Usaha-usaha Memahammi Undang-Undang tentang Peradilan Tata Usaha Negara,
Buuku , (Jakarta: Sinar Harapan, 1999), Hal.65-66

10
Berdasarkan hukum perdata negara, Provinsi, kabupaten, dan lain-lain
disebut sebagai badan hukum publik. Badan hukum adalah kumpulan orang, yaitu
semua yang di dalam kehidupan masyarakat sesuai dengan ketentuan undang-
undang dapat bertindak sebagaimana manusia, yang memiliki hak-hak dan
kewenangan-kewenangan, seperti kumpulan orang, perseroan terbatas, perusahaan
perkapalan, perhimpunan dan sebagainya.15 Ketika pemerintah bertindak dalam
lapangan keperdataan dan tunduk pada peraturan hukum perdata, pemerintah
bertindak sebagai wakil dari badan hukum, bukan wakil dari jabatan.
Kewenangan pemerintah hanya sebagai wakil dari badan hukum
(rechtpersoon), ruang lingkup kewenangannyapun hanya berada pada lapangan
keperdtaan saja oleh Karena itu, kedudukan pemerintah dalam pergaulan hukum
keperdataan tidak berbeda dengan seorang atau badan hukum privat, tidak memiliki
kedudukan istimewa, dan dapat menjadi pihak dalam sengketa keperdataan dengan
kedudukan yang sama dengan seseorang atau badan hukum perdata (equality before
the law) dalam peradilan umum.16

15
Ridwan H.R, 2013, Op.cit,, Hal.86
16
Ridwan H.R, 2013, Op.cit., Hal.88-89

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa, kedudukan
pemerintah dalam hukum publik memiliki kedudukan yang mandiri dalam
statusnya sebagai badan hukum (perdata). Meskipun jabatan pemerintahan ini
dilekati dengan hak dan kewajiban atau di beri wewenang untuk melakukan
tindakan hukum, namun jabatan tidak dapat bertindak sendiri. Jabatan dapat
melakukann perbuatan hukum, yang dilakukan melalui perwakilan yaitu pejabat,
yang bertindak atas jabatan itu. Sedangkan kedudukan pemerintah dalam hukum
privat tidak memiliki kedudukan istimewa, dan dapat menjadi pihak dalam sengketa
keperdataan dengan kedudukan yang sama dengan seseorang atau badan hukum
perdata (equality before the law) dalam peradilan umum.

3.2 Saran
Sebagai mahasiswa hukum yang mempelajari hukum Indonesia dengan
disusunnya makalah ini diharapkan agar dapat belajar dan mengetahui tentang arti
serta bagaimana kedudukan pemerintah dalam kaitanya dengan hukum politik,
macam-macam jabatan pemerintah serta kedudukan hukum kaitannya dengan
hukum publik dan hukum privat yang ada di Indonesia.

12
DAFTAR PUSTAKA

Sumber Dasar Hukum:


Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945;
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.

Sumber Internet:
https://www.academia.edu/31943238/KEDUDUKAN_PEMERINTAH_DALAM
_KAITANNYA_DENGAN_HUKUM_PUBLIK_DAN_HUKUM_PRIVAT_DI_I
NDONESIA Diakses pada 25 Maret 2023
https://www.hukumonline.com/klinik/a/mengenal-politik-hukum-di-indonesia-
dan-contohnya-lt62dfa4ffde6ea# Diakses pada 25 Maret 2023
https://www.hukumonline.com/klinik/a/pejabat-negara-dan-pejabat-pemerintahan-
lt52f38f89a7720 Diakses pada 25 Maret 2023

Sumber Buku:
Ridwan H.R. Hukum Administrasi Negara, Jakarta: Rajawali Pers. 2013
Moh. Mahfud MD. Politik Hukum di Indonesia, Cetakan ke-7. Jakarta: Rajawali
Pers. 2017
H.D. van wijk/Willem Konjinenbelt, Hoofdstukken van Administratief Recht,
Utrecht: Uitgeverij BV. 1995
Indroharto, Usaha-usaha Memahammi Undang-Undang tentang Peradilan Tata
Usaha Negara. Jakarta: Sinar Harapan. 1999
Ndraha, Taliziduhu, Metode Ilmu Pemerintahan. Jakarta:Rineka Cipt. 2001
Jeddawi, Murtir, Hukum Administrasi Negara. Yogyakarta: Total Media. 2012
C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: Balai Pustaka. 2002

13

Anda mungkin juga menyukai