Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KEDUDUKAN KEWENANGAN DAN TINDAKAN HUKUM


PEMERINTAH

Dosen : Hamdun Hamdillah, SH. MH

MATA KULIAH

Hukum Adminisrtasi Publik

Kelompok 3
Muhammad Fikri Dulyani 6320119010
Susan Gustina 6320119028

PROGRAM STUDI S1 STUDI ADMINISTRASI PUBLIK


SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
STISIP WIDYAPURI MANDIRI SUKABUMI
Komplek Gelanggang Cisaat
JL. Raya Cisaat No. 6 Telp./Fak. 0266-222867 Kab. Sukabumi Jawa Barat

e-mail : mandiri @ stisipwidyapuri.com – website : www.stisipwidyapuri.com


KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Hukum Administrasi Publik “Kedudukan,
Kewenangan Dan Tindakan Hukum Pemerintah”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak akhirnya penyusun
mengharapkan semoga dari makalah tentang “Kedudukan, Kewenangan Dan Tindakan
Hukum Pemerintah” ini dapat diambil hikmah dan manfaaatnya sehingga dapat menginspirasi
para pembaca. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Sukabumi, 28 Februari 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI…………………….............................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................2

1.3 Tujuan dan Manfaat.............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Kedudukan Hukum (Rechtspositie) Pemerintah..................................................3

2.2 Kewenangan Pemerintah......................................................................................7

2.3 Tindakan Pemerintah...........................................................................................10

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..........................................................................................................13

3.2 Saran.....................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembagian hukum ke dalam hukum publik dan hukum privat yang dilakukan oleh ahli
hukum Romawi, Ulpianus, ketika ia menulis “Publicum ius est, quod ad statum rei romanea
spectat, privatum quo ad singulorum utitilatem” (hukum publik adalah hukum yang
berkenaan dangan kesejahteraan Negara Romawi, sedangkan hukum privat adalah hukum
yang mengatur hubungan kekeluargaan), pengaruhnya cukup besar alam sejarah pemikiran
hukum, sampai sekarang. Salah satu pengaruh yang masih tersisa hingga kini antara lain
bahwa kita tidak apat menghindarkan diri dari pembagian tersebut, termasuk dalam
mengkaji keberadaan pemerintah dalam melakukan pergaulan hukum.
Kenyataan sehari-hari menunjukkan bahwa pemerintah di samping melaksanakan kegiatan
dalam bidang hukum publik, juga sering terlibat dalam lapangan keperdataan. Dalam
pergaulan hukum, pemerintah sering tampil dengan twee pet’en, dengan dua kepala,
sebagai wakil dari jabatan (ambt) yang tunduk pada hukum publik dan wakil dari badan
hukum (rechtspersoon) yang tunduk pada hukum privat. Untuk mengetahui kapan
administrasi Negara terlibat alam pergaulan hukum publik dan kapan terlibat dalam hukum
keperdataan, pertama-tama yang harus dilakukan adalah melihat lembaga kedudukan hukum
Negara ini, mau tidak mau harus melibatkan pembagian dua jenis hukum tersebut.
Dalam persepktif hukum publik, Negara adalah organisasi jabatan.Menurut
Logemann“dalam bentuk kenyataan sosialnya, Negara adalah organisasi yang berkenaan
dengan berbagai fungsi. Yang dimaksud dengan fungsi adalah lingkungan kerja yang
terperinci dalam hubungannya secara keseluruhan.Fungsi-fungsi ini dinamakan
jabatan.Negara adalah organisasi jabatan”.
Menurut Bagirmanan, jabatan adalah lingkungan pekerjaan tetap yang berisi fungsi-fungsi
tertentu yang secara keseluruhan mencerminkan tujuan dan tata kerja suatu organisasi.
Negara berisi berbagai jabatan atau lingkungan kerja tetap dengan berbagai fungsi untuk
mencapai tujuan Negara. Dengan kata lain, jabatan adalah suatu lingkungan pekerjaan tetap
(kring van vaste werkzaamheden) yang diakan dan di gunakan guna kepentingan Negara.
Jabatan itu bersifat tetap, sementara pemegang jabatan (ambstdrager) dapat berganti-ganti.
Meskipun jabatan pemerintahan ini dilekati dengan hak dan kewajiban atau diberi
wewenang untuk melakukan tindakan hukum, namun jabatan tidak dapat bertindak
sendiri.Jabatan dapat melakukan perbuataan hukum, yang dilakukan melalui perwakilan
(vertegenwoordinging) yaitu penjabat (ambtsdrager), yang bertindak atas jabatan itu.
Menurut E. Utrecht oleh diwakili penjabat, maka jabatan itu berjalan.Yang menjalankan hak
dan kewajiban yang didukung oleh jabatan ialah penjabat.Jabatan bertindak dengan
perantaraan penjabatnya.P. Nicolai dan kawan-kawan menyebutkan bahwa :“ kewenangan
yang diberikan kepada organ pemerintahan harus dijalankan oleh manusia. Tenaga dan
pikiran mereka yang ditunjuk untuk menjalankan fungsi organ tersebut yaitu para

1
penjabat”.Berdasarkan ketentuan hukum, penjabat hanya menjalankan tugasdan wewenang,
karena penjabat tidak “memiliki” wewenang.Yang memiliki wewenang adalah jabatan.
Logemann mengatakan, “berdasarkan hukum tata Negara, jabatanlah yang dibebani dengan
kewajiban, yang berwenang untuk melakukan perbuatan hukum, hak dan kewajiban berjalan
terus, tidak peduli dengan pergantian penjabat”
Menurut F.A.M. Stroink dan J.G. Steenbeek mengatakan bahwa “pada keduanya jabatan
dan penjabat diterapkan jenis hukum yang berbeda.Jabatan inspektur pajak berwenang
mengeluarkan ketetapan pajak.Jabatan ini dijalankan oleh wakilnya, yaitu penjabat. Wakil
ini adalah manusia yang bertindak sebagai inspektur pajak yakni pegawai, dan dalam
kualitasnya sebagai pegawai ia tunduk pada hukum kepegawaian. Wakil ini hanya sekedar
dapat menjalankan keputusan jabatan. Dengan demikian, pengangkatan sebagai inspektur
pajak telah mengantarkan kewenangan untuk jabatan inspektur pajak, guna mewakilinya”

1.2 Permasalahan
1. Apa pengertian kedudukan hukum pemerintah ?
2. Apa yang dimaksud dengan kewenangan pemerintah ?
3. Apa penegertian tindakan pemerintah ?

1.3 Tujuan dan Manfaat


1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kedudukan hukum
2. Untuk menegtahui apa saja kewenangan hukum pemerintah
3. Untuk menegtahui seperti apa tindakan pemerintah

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kedudukan Hukum (Rechtspositie) Pemerintah
Ahli hukum romawi,Ulpianus menulis “Publicum ius est,quod ad statu rei romanea
spectat,privatum quod ad singulorum utitilatem” bahwa hukum publik adalah hukum yang
berkenaan dengan kesejahteraan negara Romawi,sedangkan hukum privat adalah hukum
yang mengatur hubungan kekeluargaan.
Kriteria yang di kemukakan oleh para ahli hukum,mengenai perbedaan hukum publik dan
hukum privat:
1. Kepentingan,
Hukum publik mengatur kepentingan umum/publik,hukum privat mengatur kepentingan
khusus/perdata.
2. Cara mempertahankan,
Hukum publik dipertahankan oleh pemerintah,hukum privat dipertahankan oleh orang
per orang.
3. Asas hukum,
Hukum publik memuat asas-asas istimewa,hukum privat memuat asas-asas biasa.
4. Hubungan hukum,
Hukum publik mengatur hubungan vertikal (pemerintah dengan warga negara),hukum
privat mengatur hubungan horisontal (hubungan antar warga negara).
5. Sifat hukum,
Hukum publik adalah hukum yang a priori (telah dari pangkal karena sudah menjadi
asas) memaksa,hukum privat adalah hukum yang tidak a priori memaksa.

Dalam perspektif hukum publik,negara adalah organisasi jabatan.


Berdasarkan ajaran hukum (rechtsleer) keperdataan dikenal istilah subjek hukum (de drager
van de richten en plichten) atau pendukung hak dan kewajiban,terdiri dari:
1. Manusia (natuurlijk persoon)
2. Badan hukum (rechtsperson),terdiri dari 2 bagian :
a. Badan hukum privat
b. Badan hukum publik

Menurut Chidir Ali,3 kriteria menentukan status badan hukum publik :


1. Dilihat dari pendiriannya,badan hukum diadakan dengan konstruksi hukum publik
yang didirikan oleh penguasa dengan undang-undang atau peraturan-peraturan
lainnya.
2. Lingkungan kerjanya,yaitu melaksanakan perbuatan-perbuatan publik.
3. Badan hukum itu diberi wewenang publik seperti membuat keputusan,ketetapan atau
peraturan yang mengikat umum.

3
Kriteria yang dikemukakan Chidir Ali perlu digarisbawahi,bahwa pada saat hukum publik itu
melakukan perbuatan-perbuatan publik seperti membuat peraturan (regeling) , mengeluarkan
kebijakan (beleid) , keputusan (besluit) , dan ketetapan (beschikking) , kedudukannya adalah
sebagai jabatan atau organisasi jabatan (ambtenorganisatie) , yang tunduk dan diatur hukum
publik dan diserahi kewenangan publik (publiekbevoegdheid) , bukan sebagai badan hukum
(rechtsperson) , yang tunduk dan mengikatkan diripada hukum privat dan yang dilekati
dengan kecakapan (bekwaam) hukum.
Termasuk dalam kategori hukum publik:
1. Negara.
2. Provinsi.
3. Kabupaten.
4. Kota praja.
1. Kedudukan Pemerintah dalam Hukum Publik

Hukum publik negara adalah organisasi jabatan dan diantara jabatan-jabatan ini ada jabatan
pemerintah.
Menurut pendapat H.D van Wijk/Willem Konijnenbelt,mengatakan bahwa :”Di dalam
hukum mengenai badan hukum kita mengenal perbedaan antara badan hukum dan organ-
organnya. Badan hukum adalah pendukung hak-hak kebendaan (harta kekayaan). Badan
hukum melakukan perbuatan melalui organ-organnya,yang mewakilinya.
Menurut Indroharto menyebutkan bahwa lembaga-lembaga hukum politik itu memiliki
kedudukan yang mandiri dalam statusnya sebagai badan hukum perdata dan melalui organ-
organnya. Lembaga-lembaga hukum publik yang menjadi induk dari badan atau jabatan Tata
Usaha Negara ini yang besar-besar di antaranya adalah negara,lembaga-lembaga tertinggi
dan tinggi negara , departemen , badan-badan non departemen , provinsi , kabupaten , kota
madya dan sebagainya.
Hukum administrasi adalah mengetahui organ atau jabatan pemerintah dalam melakukan
perbuatan hukum yang bersifat publik.
Karakteristik yang terdapat pada jabatan atau organ pemerintah menurut P.Nicolai dkk:
1. Organ pemerintah menjalankan wewenang atas nama dan tanggung jawab sendiri,
yang dalam pengertian modern, diletakkan sebagai pertanggungjawaban politik dan
kepegawaian atau tanggung jawab pemerintah sendiri di hadapan Hakim. Organ
pemerintah adalah pemikul kewajiban tanggung jawab.
2. Pelaksanaan wewenang dalam rangka menjaga dan mempertahankan norma hukum
administrasi,organ pemerintah dapat bertindak sebagai pihak tergugat dalam proses
peradilan, yaitu dalam hal ada keberatan, banding, atau perlawanan.
3. Di samping sebagai pihak tergugat, organ pemerintahan juga dapat tampil menjadi
pihak yang tidak puas, artinya sebagai penggugat.
4. Pada prinsipnya organ pemerintah tidak memiliki harta kekayaan sendiri. Organ
pemerintah merupakan bagian (alat) dari badan hukum menurut hukum privat dengan
harta kekayaannya. Jabatan bupati atau wali kota adalah organ-organ dari badan

4
umum “kabupaten”. Berdasarkan aturan hukum, badan umum inilah yang dapat
memiliki harta kekayaan, bukan organ pemerintahannya. Oleh karena itu, jika ada
putusan hakim yang berupa denda atau uang paksa (dwangsom) yang dibebankan
kepada organ pemerintah atau hukuman ganti kerugian dari kerusakan, kewajiban
membayar diserahkan kepada badan hukum yang bersangkutan.
2. Macam-macam Jabatan Pemerintahan

Keluasan dan keragaman kegiatan administrasi negara ini seiring sejalan dengan dinamika
perkembangan masyarakat yang menuntut pengaturan dan keterlibatan administrasi negara.
Indroharto mengelompokkan organ pemerintahan atau tata usaha negara itu diantaranya:
a. Instansi-instansi resmi pemerintah yang berada di bawah presiden sebagai kepala
eksekutif
b. Instansi-instansi dalam lingkungan negara di luar lingkungan kekuasaan eksekutif
yang berdasarkan peraturan perundang-undangan melaksanakan urusan pemerintahan
c. Badan-badan hukum perdata yang didirikan oleh pemerintahan dengan maksud untuk
melaksanakan tugas-tugas pemerintah
d. Instansi-instansi yang merupakan kerja sama antara pihak pemerintah dengan pihak
swasta yang melaksanakan tugas-tugas pemerintahan
e. Lembaga-lembaga hukum swasta yang berdasarkan peraturan perundang-undangan
dan sistem perizinan melaksanakan tugas pemerintahan.

Dalam literatur hukum administrasi, badan hukum keperdataan dapat dikategorikan sebagai
administrasi negara, dengan syarat sebagai berikut:
a. Badan-badan itu dibentuk oleh organisasi publik
b. Badan-badan tersebut menjalankan fungsi pemerintahan
c. Peraturan perundang-undangan secara tegas memberikan kewenangan untuk
menyelenggarakan urusan pemerintahan dan dalam kondisi tertentu berwenang
menerapkan sanksi administratif.
3. Kedudukan Pemerintah dalam Hukum Privat

Badan hukum( recthspersoon ) adalah kumpulan orang, yaitu semua yang ada di dalam
kehidupan masyarakat (dengan berbagai pengecualian) sesuai dengan ketentuan undang-
undang dapat bertindak sebagaimana manusia, yang memiliki hak-hak dan kewenangan-
kewenangan, seperti kumpulan orang (dalam suatu badan hukum), perseroan terbatas,
perusahaan perkapalan,perhimpunan (sukarelan) , dsb. Badan hukum adalah sebagai subjek
kewajiban dan kewenangan yang bukan manusia.
Dalam kepustakaan hukum dikenal ada beberapa unsur dari badan hukum, yaitu:
a. Perkumpulan orang (organisasi yang teratur)
b. Dapat melaksanakan pebuatan hukum dalam hubungan-hubungan hukum
c. Adanya harta kekayaan yang terpisah
d. Mempunyai kepentingan sendiri
e. Mempunyai pengurus

5
f. Mempunyai tujuan tertentu
g. Mempunyai hak-hak dan kewajiban-kewajiban
h. Dapat digugat atau menggugat di depan pengadilan

Berdasr hukum perdata negara, provinsi, kabupaten adalah kumpulan dari badan-badan
hukum yang tindakan hukumnya dijalankan oleh pemerimtah. Menurut J.B.J.M. ten berge
“Pemerintah sebagaimana manusia dan badan hukum privat terlibat dalam lalu lintas
pergaulan hukum”.
Tindakan hukum pemerintah di bidang keperdataan adalah sebagai wakil dari badan hukum
(recthspersoon), yang tunduk dan diatur dengan hukum perdata. Dengan demikian,
kedudukan pemerintah dalam hukum privat adalah sebagai wakil dari badan hukum
keperdataan.

2.2 Kewenangan Pemerintah


1. Asas Legalitas dan Wewenang Pemerintahan
a. Asas Legalitas (Legaliteitsbeginsel)

Asas legalitas merupakan prinsip utama yang dijadikan sebagai dasar dalam setiap
penyelenggaraan pemerintahan dan kenegaraan di setiap negara hukum terutama negara
hukum sistem kontinental.
Asas legalitas ini digunakan dalam bidang hukum administrasi negara yang memiliki makna
bahwa pemerintah tunduk kepada undang-undang atau asas legalitas menentukan bahwa
semua ketentuan yang mengikat warga negaraharus didasarkan pada undang-undang.
Asas legalitas dalam kedudukan negara hukum liberal memiliki kedudukan sentral atau
sebagai suatu fundamen dari negara hukum. Secara normatif, prinsip bahwa setiap tindakan
pemerintah harus berdasarkan peraturan perundang-undangan atau berdasarkan pada
kewenangan ini danut di setiap negara hukum, namun dalam praktik dan penerapan prinsip-
prinsipnya antara negara satu dengan yang lainnya berbeda. Asas legalitas berkaitan erat
dengan gagasan demokrasi dan gagasan negara hukum. Gagasan demokrasi menuntut setiap
bentuk undang-undang dan berbagai keputusan mendapatkan persetujuan dari wakil rakyat
dan sebanyak mungkin memerhatikan kepentingan rakyat. Undang-undang merupakan
personifikasi dari akal sehat manusia, aspirasi masyarakat, yang pengejawantahannya harus
tampak dalam prosedur pembentukan undang-undang yang melibatkan atau memperoleh
persetujuan rakyat melalui wakilnya di parlemen. Gagasan negara hukummenuntut agar
penyelenggaraan urusan kenegaraan dan pemerintah harus didasarkan pada undang-undang
dan memberikan jaminan terhadaphak-hak dasar rakyat.
Penerapan asas legalitas , menurut Indroharto, akan menunjang berlakunya kepastian hukum
dan kesamaan perlakuan. Kesamaan perlakuan terjadi karena setiap orang yang berada
dalam situasi seperti yang ditentukan dalam ketentuan undang-undang itu berhak dan
berkewajiban untuk berbuat seperti apa yang ditentukan dalam undang-undang tersebut.
Kepastian hukum akan tejadi karena suatu peraturan dapat membuat semua tindakan yang

6
akan dilakukan pemerintah itu dapat diramalkan atau diperkirakan lebih dahulu dengan
melihat kepada peraturan-peraturan yang berlaku.
Asas legalitas dimaksudkan untuk memberikan jaminan kedudukan hukum warga Negara
terhadap pemerintah. Pemerintah hanya dapat melakukan perbuatan hukum jika memiliki
legalitas. Penyelenggaraan pemerintah yang didasarkan asas legalitas berarti berdasar hukum
tertulis, Bagir Manan menyebutkan adanya kesulitan yang dihadapi hukum tertulis, yaitu:
1. Hukum sebagai bagian dari kehidupan masyarakat mencakup semua spek kehidupan
yang sangat luas dan komplekssehingga tidak mungkin seluruhnya dijelmakan dalam
peraturan perundang-undangan.
2. Peraturan perundang-undangan sebagai hukum tertulis sifatnya statis(pada umumnya),
tidak dapat dengan cepat mengikuti gerak pertumbuhan, perkembangan dan perubahan
masyarakat yang harus diembannya.

Prajudi Atmosudirdjo menyebutkan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam


penyelenggaraan pemerintahan, yaitu:
1) Efektifitas, artinya kegiatan yang harus mengenai sasaran yang telah ditetapkan.
2) Legitimitas, artinya kegiatan administrasi Negara jangan sampai menimbulkan heboh
karena tidak dapat diterima masyarakat yang bersangkutan.
3) Yuridikitas, yaitu syarat yang menyatakan bahwa perbuatan para pejabat administrasi
Negara tidak boleh melanggar hukum dalam arti luas.
4) Legalitas, yaitu syarat yang menyatakan bahwa keputusan atau perbuatan administrasi
tidak boleh dilakukuan tanpa dasar undang-undang(tertulis) dalam arti luas.
5) Moralitas, yaitu salah satu syarat yang paling diperhatikan oleh masyarakat, moral dan
ethic umum maupun kedinasan wajib dijunjung tinggi.
6) Efisiensi, wajib dikejar seoptimal mungkin, kehematan biaya dan produktivitas wajib
diusahakan setinggi-tingginya.
7) Teknik dan teknologi yang setinggi-tingginya wajib dipakai untuk mengembangkan mutu
prestasi sebaik-baiknya.
b. Wewenang Pemerintahan

Asas legalitas merupakan dasar dalam setiap penyelenggaraan kenegaraan dan


pemerintah. Setiap penyelenggaraan pemerintahan harus memiliki legitimasi yaitu
kewenangan yang diberikan oleh undang-undang. Substansi asas legalitas adalah wewenang
yakni kemampuan untuk melakukan tindakan hukum tertentu. Kewenangan mempunyai
kedudukan penting dalam kajian hukum tata Negara dan hukum administrasi.
Menurut Bagir Manan, wewenang dalamm bahasa hukum bukan berarti kekuasaan.
Kekuasaan hanya menggambarkan hak untuk berbuat atau tidak berbuat. Dalam hukum,
wewenang sekaligus berarti hak dan kewajiban. Hak mengandung pengertian kekuasaan
untuk mengatur sendiri dan mengelola sendiri, sedangkan kewajiban secara horizontal
berarti kekuasaan untuk menyelenggarakan pemerintahan sebagaimana mestinya. Dalam
Negara hukum, wewenang pemerintahan itu berasal dari peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

7
2. Sumber dan Cara Memperoleh Wewenang Pemerintahan

Pilar Negara hukum yaitu asas legalitas berdasarkan prinsip ini tersirat bahwa wewenang
pemerintahan berasal dari peraturan perundang-undangan, artinya sumber wewenang bagi
pemerintahan adalah peraturan perundang-undangan. Kewenangan yang bersumber dari
peraturan perundang-undangan tersebut diperoleh melalui tiga cara, yaitu atribusi, delegasi,
dan mandate. Legislator yang kompeten untuk memberikan atribusi wewenang pemerintahan
itu dibedakan antara:
a. yang berkedudukan sebagai original legislator
b. yang bertindak sebagai delegated legislator

Pada delegasi pelimpahan suatu wewenang yang telah ada oleh badan atau jabatan tata usaha
Negara yang telah memperoleh wewenang pemerintahan secara atributif kepada badan atau
jabatan tata usaha Negara lainnya. H.D. van Wijk/ Willen Konijnenbelt mendefinisikan :
Atribusi adalah pemberian wewenang pemerintahan oleh pembuat undang-undang kepada
organ pemerintahan.
Delegasi adalah pelimpahan wewenangan pemerintahan dari satu organ kepada organ
pemerintahan lainnya.
Mandat terjadi ketika organ pemerintahan mengizinkan kewenangannya dijalankan oleh
organ lain atas namanya.
Pengertian atribusi dan delegasi berdasarkan Algemene Bepalingen van Administratief Recht
adalah atribusi wewenang dikemukakan bila undang-undang (dalam arti material)
menyerahkan wewenang tertentu kepada organ tertentu, dalam hal delegasi berarti
pelimpahan wewenang oleh organ pemerintahan yang telah diberi wewenang kepada organ
lainnya, yang akan melaksanakan wewenang yang telah dilimpahkan itu sebagai
wewenangnya sendiri.
Dalam hal pelimpahan wewenang pemerintahan melalui delegasi ini terdapat syarat-syarat
sebagai berikut:
1) Delegasi harus definitive dan pemberi delegasi (delegans) tidak dapat lagi menggunakan
sendiri wewenang yang telah dilimpahkan itu.
2) Delegasi harus berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan, artinya delegasi
hanya dimungkinkan kalau ada ketentuan untuk itu dalam peraturan perundang-
undangan.
3) Delegasi tidak kepada bawahan, artinya dalam hubungan hierarki kepegawaian tidak
diperkenankan adanya delegasi.
4) Kewajiban memberikan keterangan (penjelasan), artinya delegans berwenang untuk
meminta penjelasan tentang pelaksanaan wewenang tersebut.
5) Peraturan kebijakan (beleidsregel), artinya delegan memberikan instruksi (petunjuk)
tentang penggunaan wewenang tersebut.

8
Dalam hal atribusi, penerima wewenang dapat menciptakan wewenang baru atau memperluas
wewenang yang sudah ada dengan tanggungjawab intern dan ekstern pelaksanaan wewenang
yang diatribusikan sepenuhnya berada pada penerima wewenang (atributaris). Pada delegasi
tidak ada penciptaan wewenang, namun hanya ada pelimpahan wewenang dari pejabat yang satu
kepada pejabat yang lain. Tanggung jawab yuridis tidak lagi berada pada pemberi delegasi
(delegans), tetapi beralih pada penerima delegasi (delegataris). Pada mandate, penerima mandate
(mandataris) hanya bertindak untuk dan atas nama pemberi mandate (mandans), tanggung jawab
akhir keputusan yang diambil mandataris tetap berada pada mandans.
Perbedaan antara delegasi dan mandat
No Delegasi No. Mandat
.
1 Pelimpahan wewenang 1 Perintah untuk melaksanakan
2 Kewenangan tidak dapat dijalankan 2 Kewenangan dapat sewaktu-waktu
secara incidental oleh organ yang dilaksanakan oleh mandans
memiliki wewenang asli
3 Terjadi peralihan tanggungjawab 3 Tidak terjadi peralihan tanggungjawab
4 Harus berdasarkan UU 4 Tidak harus berdasarkan UU
5 Harus tertulis 5 Dapat tertulis, dapat pula secara lisan

Philipus M. Hadjon, membuat perbedaan antara delegasi dan mandate sebagai berikut:
Mandat Delegasi
a. Prosedur Pelimpahan Dalam hubungan rutin atasan- Dari suatu organ pemerintahan
bawahan, hal biasa kecuali kepada organ lain, dengan
dilarang secara tegas. peraturan perundang-
undangan
b. Tanggung jawab dan Tetap pada pemberi mandat Tanggung jawab dan tanggung
tanggung gugatan gugat beralih pada delegataris

c. Kemungkinan si pemberi Setiap saat dapat Tidak dapat menggunakan


menggunakan wewenang menggunakan sendiri wewenang itu lagi kecuali
itu lagi wewenang yang dilimpahkan setelah ada pencabutan dengan
itu berpegang pada asas
“contrarius actus”

9
Dalam kepustakaan terdapat pembagian mengenai sifat wewenang pemerintahan, yaitu
bersifat terikat, fakultatif dan bebas. Indroharto mengatakan :
1) Wewenang pemerintahan yang bersifat terikat, yakni terjadi apabila peraturan dasarnya
menentukan kapan dan dalam keadaan yang bagaimana wewenang tersebut dapat digunakan
atau peraturan dasarnya sedikit banyak menentukan tentang isi dari keputusan yang harus
diambil.
2) Wewenang fakultatif terjadi dalam hal badan atau pejabat tata usaha Negara yang
bersangkutan tidak wajib menerapkan wewenangnya atau sedikit banyak masih ada pilihan,
sekalipun pilihan itu hanya dapat dilakukan dalam hal-hal atau keadaan-keadaan tertentu
sebagaimana ditentukan dalam peraturan dasarnya.
3) Wewenang bebas, yakni terjadi ketika peraturan dasarnya memberi kebebasan kepada badan
atau pejabat tata usaha Negara untuk menentukan sendiri mengenai isi dari keputusan yang
akan dikeluarkan atau peraturan dasarnya memberikan lingkup kebebasan kepada pejabat tata
Negara yang bersabgkutan.

Meskipun kepada pemerintahan diberikan kewenangan bebas, dalam suatu Negara hukum
pada dasarnya tidak terdapat kebebasan dalam arti yang seluas-luasnya.
2.3 Tindakan Pemerintah
1. Pengertian Tindakan Pemerintahan

Pemerintahan atau administrasi Negara merupakan subjek hukum sebagai pendukung hak-
hak dan kewajiban-kewajiban, melakukan berbagai tindakan nyata maupun tindakan hukum.
Tindakan nyata adalah tindakan-tindakan yang tidak ada relevansinya dengan tindakan
hukum sehingga tidak menimbulkan akibat-akibat hukum. Tindakan hukum adalah tindakan
yang dimaksudkan untuk menciptakan hak dan kewajiban. Tindakan hukum administrasi
adalah suatu pernyataan kehendak yang muncul dari organ administrasi dalam keadaan
khusus,e dimaksudkan untuk menimbulkan akibat hukum administrasi. Akibat-akibat
hukum dapat berupa:
a. Jika menimbulkan beberapa perubahan hak, kewajiban, atau kewenangyang ada
b. Bila menimbulkan perubahan kedudukan hukum bagi seseorang / objek yang ada
c. Bila terdapat hak, kewajiban, kewenangan, ataupun status tertentu yang ditetapkan

Tindakan hukum ini berasal dari ajaran perdata, yang kemudian digunakan juga dalam
hukum administrasi. Tindakan hukum administrasi berbeda sifatnya dengan tindakan hukum
perdata meskipun namanya sama. Tindakan hukum administrasi Negara dapat mengikat
warga Negara tanpa memerlukan persetujuan dari warga Negara yang bersangkutan.
Sementara dalam tindakan hukum perdata diperlukan persesuaian kehandak antara kedua
pihak atas dasar kebebasan kehendak.
2. Unsur, Macam-macam, dan Karakteristik Tindakan Hukum Pemerintahan
a. Unsur-unsur Tindakan Hukum Pemerintahan

10
Tindakan hukum pemerintah adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh organ
pemerintahan. Unsur-unsur tindakan pemerintah sbb:
1) Perbuatan itu dilakukan oleh aparat pemerintah dalam kedudukannya sebagai
penguasa maupun sebagai alat kelengkapan pemerintah dengan prakarsa dan
tanggungjawab sendiri
2) Perbuatan tersebut dilaksanakan dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan
3) Perbuatan tersebut dimaksudkan sebagai sarana untuk menimbulkan akibat hukum
administrasi
4) Perbuatan yang bersangkutan dilakukan dalam rangka pemeliharaan kepentingan
Negara dan rakyat.

b. Macam-macam Tindakan Hukum Pemerintahan

Administrasi Negara adalah subjek hukum yang mewakili dua institusi yaitu jabatan
pemerintah dan badan hukum. Karena mewakili dua institusi, yaitu tindakan hukum public
dan tindakan hukum privat.
Cara untuk menentukan apakah tindakan pemerintahan diatur oleh hukum privat atau
hukum public adalah dengan melihat kedudukan pemerintah dalam menjalankan tindakan
tersebut. Jika pemerintah bertindak dalam kualitasnya sebagai pemerintah, hanya hukum
publiclah yang berlaku. Jika pemerintahan bertindak tidak dalam kualitas pemerintah,
maka hukum privatlah yang berlaku.
c. Karakteristik Tindakan Hukum Pemerintahan

Di kalangan para sarjana terjadadi perbedaan pendapat mengenai sifat hukum


pemerintahan.Dalam setiap Negara hukum setiap tindakan hukum pemerintahan harus
selalu didasarkan pada asas legalitas atau harus berdasarkan peraturan perundang-
tindakan-tindakan yang dilaksanakan dalam rangka melaksanakan ketentuan-ketentuan
yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku atau dalam rangka
melayani kepentingan umum yang dikristalisasikan dalam ketentuan UU yang
bersangkutan.
Ruang lingkup urusan pemerintahan itu demikian kompleks sehingga untuk efektivitas
dan efisiensi diperlukan pula keterlibatan pihak swasta, yang diwujudkan dengan kerja
sama atau perjanjian. Tindakan hukum pemerintahan yang dilakukan dengan melibatkan
pihak swasta ini biasa disebut tindakan hukum campuran.
d. Utrecht menyebutkan beberapa cara pelaksanaan urusan pemerintahan, yaitu:
1) yang bertindak adalah administrasi Negara sendiri
2) yang bertindak ialah subjek hukum lain yang tidak termasuk administrasi Negara dan
yang menpunyai hubungan istimewa atau hubungan biasa dengan pemerintah
3) yang bertindak ialah subjek hukum lain yang tidak termasuk administrasi Negara dan
yang menjalankan pekerjaannya berdasarkan suatu konsesi atau izin yang diberikan
pemerintah

11
4) yang bertindak ialah subjek hukum lain yang tidak termasuk administrasi Negara dan
disubsidi oleh pemerintah
5) yang bertindak ialah pemerintah bersama-sama dengan subjk hukum lain yang bukan
administrasi Negara dan kedua belah pihak itu tergabung dalam kerjasama yang diatur
oleh hukum privat
6) yang bertindak ialah yayasan yang didirikan oleh pemerintah atau diawasi pemerintah
7) yang bertindak ialah subjek hukum lain yang bukan administrasi Negara, tetapi diberi
suatu kekuasaan memerintah.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hukum dalam lingkup pemerintahan suatu negara dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Hukum public, yaitu hukum yang mengatur kepentingan umum/publik, dan
2. Hukum privat, yaitu hukum yang mengatur kepentingan khusus/perdata.

Yang termasuk dalam kategori hukum publik antara lain: negara, provinsi, kabupaten dan
kota praja.
Badan hukum( recthspersoon ) adalah kumpulan orang, yaitu semua yang ada di dalam
kehidupan masyarakat (dengan berbagai pengecualian) sesuai dengan ketentuan undang-
undang dapat bertindak sebagaimana manusia, yang memiliki hak-hak dan kewenangan-
kewenangan, seperti kumpulan orang (dalam suatu badan hukum), perseroan terbatas,
perusahaan perkapalan,perhimpunan (sukarelan) , dsb. Badan hukum adalah sebagai subjek
kewajiban dan kewenangan yang bukan manusia.
Berdasarkan sifatnya, wewenang pemerintah dibagi menjadi 3, yaitu :
1) wewenang pemerintah yang bersifat terikat,
2) wewenang fakultatif, dan
3) wewenang bebas.

Tindakan hukum pemerintah adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh organ


pemerintahan. Unsur-unsur tindakan pemerintah sbb:
1) Perbuatan itu dilakukan oleh aparat pemerintah dalam kedudukannya sebagai
penguasa maupun sebagai alat kelengkapan pemerintah dengan prakarsa dan
tanggungjawab sendiri
2) Perbuatan tersebut dilaksanakan dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan
3) Perbuatan tersebut dimaksudkan sebagai sarana untuk menimbulkan akibat
hukum administrasi
4) Perbuatan yang bersangkutan dilakukan dalam rangka pemeliharaan kepentingan
Negara dan rakyat.

3.2 Saran
Semoga pegawai Dinas dapat lebih trampil menggunakan teknologi komputer
sehingga kinerja pegawai dapat lebih efektif dan agar lebih memerhatikan peraturan yang
telah dibuat untuk pengelolaan keuangan yang belum sepenuhnya diterapkan dalam
Peraturan Menteri Dalam Negara Nomor 13 Tahun 2006 tentang pedoman pengelolaan

13
keuangan, dan dengan adanya Pemeriksaan Keuangan Publik ini atau BPK bisa
meminimalisir tindakan penyelewengan anggaran atau keuangan publik yang bisa kita
ketahui pada saat ini sudah terjadi banyak tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh para
pejabat publik, dan semoga bisa menjadi tolak ukur terhadap ideologi negara kita yaitu
(pancasila) yang didalamnya tercantum pada poin ke lima yaitu : Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://vilantrophist.blogspot.com/2014/03/kedudukan-kewenangan-dan-tindakan-hukum_6851.html?
m=1

E. Utrecht. Pengantar Hukum Administrasi Negara, Jakarta, 1970.


Philipus M. Hadjon et. al. Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Yogyakarta: Liberty, 1993.
Prajudi Atmosudirdjo. Hukum Administrasi Negara. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1984.
Joeniarto. Beberapa Aspek tentang Hubungan Asas Negara Hukum dengan Administrasi Negara.
Yogyakarta
: Balai Pembinaan Adminstrasi, UGM, 1975.

15

Anda mungkin juga menyukai