Anda di halaman 1dari 15

KEDUDUKAN, KEWENANGAN DAN TINDAKAN HUKUM

PEMERINTAH

Makalah Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Tugas Pada
Mata Kuliah Hukum Administrasi Negara

Dosen Pembimbing : Sri Ambar Rinah, S.Sos, MPM

Kelompok 1 :

Dia Juwita Sari (17101059)

Istiqomah Lazuardi (17101066)

Meisa Arifiani (17101098)

Muhammad Kurnianto (17101105)

Sy. Rafenska Natania (17101090)

Wiganda (17101077)

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK SEKOLAH TINGGI

ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK RAJA HAJI

TANJUNGPINANG 2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur kami hantarkan kehadirat Allah SWT. Karena atas berkah,
rahmat dan hikmahnya sehingga tugas makalah KEDUDUKAN,
KEWENANGAN DAN TINDAKAN HUKUM PEMERINTAH ini dapat selesai
sebagaimana yang kami harapkan. Tugas ini ialah suatu karya tulis yang
merupakan bagian dari aspek penilaian mata kuliah Hukum Administrasi Negara.
Kemudian dengan selesainya tugas makalah ini, kami menghanturkan rasa
terima kasih kepada dosen mata kuliah Pemberdayaan Hukum Administrasi
Negara Ibu Sri Ambar Rinah, S.Sos. MPM yang telah membimbing dalam
mengajarkan kami selama perkuliahan sehingga tugas ini dapat selesai tepat pada
waktunya.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan banyak terdapat kekurangan di dalamnya baik dari segi
penulisan maupun pembahasan. Oleh karena itu kritik serta saran yang
membangun dari dosen dan rekan-rekan sangat kami harapkan agar makalah ini
kedepannya dapat kami perbaiki lagi dan bisa menjadi lebih baik lagi. Harapan
kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun rekan-rekan
kami sesama mahasiswa.

Tanjungpinang, Januari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan dan Manfaat ..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 3
A. Kedudukan ............................................................................................. 3
B. Kewenangan ................................................................................................. 6
C. Tindakan ................................................................................................ 9
BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 11
A. Kesimpulan................................................................................................... 11
B. Saran ...................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam persepktif hukum publik, Negara adalah organisasi jabatan.
Menurut Logemann “negara adalah organisasi yang berkenaan dengan berbagai
fungsi, yang di maksud dengan fungsi ialah lingkungan kerja terperinci dalam
hubungan secara keseluruhan.

Fungsi-fungsi ini dinamakan jabatan. Negara adalah organisasi jabatan.


Hukum Administrais Negara merupakan hukum yang selalu berkaitan dengan
aktivitas perilaku administrasi negara dan kebutuhan masyarakat serta interkasi
diangara keduanya. Negara Indonesia adalah negara hukum, dimana sebagai
negara hukum, setiap peneyelenggaraan pemerintah haruslah berdasarkan negara
hukum yang berlaku. Dalam negara hukum, hukun ditempatkan sebagai aturan
main dalam penyelenggaraan kenegaraan, pemerintah, dan kemasyarkatan.
Sementara tujuan negara hukum itu sendiri adalah terciptanya kegiatan
kenegaraan, pemerintah, dan kemasyarakatan yang bertumpu pada keadilan,
kedamaian, dan kemanfaatan. Eksistensi Hukum Administrasi Negara diharapkan
dapat mengetahui batas-batas dan hakekat kekuasaan, tujuan, dan sifat daripada
kewajibankewajiban, juga bagaimna bentuk-bentuk sanksinya bilamana terjadi
pelanggaran administrasi negara.

Oleh karena itu penting bagi kita untuk mengetahui tentang kedudukan,
kewewenangan dan tindakan pemerintah dalam suatu negara. Hal ini disebabkan
dimana pemerintah saling tumpang tindih dalam suatu organisasi atau negara.
Terkadang banyak orang salah mengartikan posisi atau jabatan dalam suatu
organisasi yang tentunya dapat merugikan orang lain. Tentu saja ini dapat
menimbulkan masalah antar individu ataupun antar organisasi. Tentunya hal ini
tidak diinginkan, sehingga dapat mengetahui batasanbatasan yang tidak dapat
dilanggar serta cara berkomunikasi yang baik.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu kedudukan dan bagaimana kedudukan Pemerintah dalam Hukum?
2. Apa itu kewenangan dan bagaimana kewenangan pemerintah?
3. Apa itu Tindakan Pemerintah?

C. Tujuan dan Manfaat


1. Untuk mengetahui kedudukan dan bagaimana kedudukan Pemerintah dalam
Hukum.
2. Untuk mengetahui kewenangan dan bagaimana kewenangan pemerintah?
3. Untuk mengetahui Tindakan Pemerintah?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kedudukan
Kenyataan sehari-hari menunjukkan bahwa pemerintah di samping
melaksanakan aktivitas dalam bidang hukum publik, juga sering terlibat dalam
lapangan keperdataan. Dalam pergaulan hukum, pemerintah sering tampil dengan
dengan dua kepala, sebagai wakil dari jabatan yang tunduk pada hukum publik
dan wakil dari badan hukum yang tunduk pada hukum privat.

Dalam perspektif hukum publik, negara adalah organisasi jabatan.


Menurut Logeman (Dalam bentuk kenyataan sosialnya, negara adalah organisasi
yang berkenan dengan berbagai fungsi. Pengertian fungsi adalah lingkungan kerja
yang terperinci dalam hubungannya secara keseluruhan. Fungsi-fungsi ini
dinamakan jabatan. Negara adalah organisasi jabatan). (Jabatan adalah suatu
lembaga dengan lingkup pekerjaan sendiri yang dibentuk untuk waktu lama dan
kepadanya diberikan tugas dan wewenang).

1. Kedudukan Pemerintah dalam Hukum Publik

Indroharto menyebutkan bahwa lembaga-lembaga hukum publik


itu memiliki kedudukan yang mandiri dalam statusnya sebagai badan
hukum (perdata). Lembaga-lembaga hukum publik tersebut merupakan
badan hukum perdata dan melalui organ-organnya (Badan atau Jabatan
TUN) menurut peraturan perundang-undangan yang bersangkutan dapat
melakukan perbuatan/tindakan hukum perdata.

Meskipun organ atau jabatan pemerintahan dapat melakukan


perbuatan hukum perdata, mewakili badan hukum induknya, hal yang
terpenting dalam konteks hukum administrasi adalah mengetahui organ
atau jabatan pemerintahan dalam melakukan perbuatan hukum yang
bersifat publik.

3
Pihak yang menjalankan hak dan kewajiban yang didukung oleh
jabatan ialah pejabat. Jabatan adalah lingkungan pekerjaan tetap,
sementara pejabat dapat berganti-ganti. Antara jabatan dengan pejabat
memiliki hubungan yang erat, namun di antara keduanya sebenarnya
memiliki kedudukan hukum yang berbeda atau terpisah dan diatur dengan
hukum yang berbeda. Jabatan diatur oleh hukum tata negara dan hukum
administrasi, sedangkan pejabat diatur dan tunduk pada hukum
kepegawaian. Macam- macam Jabatan Pemerintahan. Ruang lingkup
kegiatan administrasi negara atau pemerintahan itu sangat luas dan
beragam. Keluasan dan keragaman kegiatan administrasi negara ini sering
sejalan dengan dinamika perkembangan masyarakat yang menuntut
pengaturan dan keterlibatan administrasi negara. Berdasarkan kenyataan
ini, Indroharto menyebutkan bahwa ukuran untuk dapat disebut badan
atau pejabat TUN merupakan fungsi yang dilaksanakan, bukan nama
sehari-hari, bukan pula kedudukan strukturalnya dalam salah satu
lingkungan kekuasaan dalam negara. Selanjutnya Indroharto
mengelompokkan organ pemerintahan atau tata usaha negara itu
diantaranya :

a. Instansi-instansi resmi pemerintah yang berada di bawah presiden


sebagai kepala eksekutif.

b. Instansi-instansi dalam lingkungan negara diluar lingkungan


kekuasaan eksekutif yang berdasarkan peraturan perundang-
undangan melaksanakan urusan pemerintahan.

c. Badan-badan hukum perdata yang didirikan oleh pemerintah


dengan maksud untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintahan.

d. Instansi-instansi yang merupakan kerja sama antara pihak


pemerintah dengan pihak swasta yang melaksanakan tugas-tugas
pemerintahan.

e. Lembaga-lembaga hukum swasta yang berdasarkan peraturan

4
perundang- undangan dan sistem perizinan melaksanakan tugas
pemerintahan.

2. Kedudukan Pemerintah dalam Hukum Privat

Badan hukum adalah (kumpulan orang yaitu semua yang didalam


kehidupan masyarakat (dengan beberapa perkecualian) sesuai dengan
ketentuan undang-undang dapat bertindak sebagaimana manusia, yang
memiliki hak-hak dan kewenangan-kewenangan, seperti kumpulan orang
(dalam suatu badan hukum), perseroan terbatas, perusahaan perkapalan,
perhimpunan (sukarela) dan sebagainya. Dalam kepustakaan hukum
dikenal ada beberapa unsur dari badan hukum yaitu :

a. Perkumpulan orang (organisasi yang teratur)

b. Dapat melakukan perbuatan hukum dalam hubungan-hubungan


hukum.

c. Adanya harta kekayaan yang terpisah

d. Mempunyai kepentingan sendiri

e. Mempunyai pengurus

f. Mempunyai tujuan tertentu

g. Mempunyai hak-hak dan kewajiban-kewajiban

h. Dapat digugat atau menggugat di depan pengadilan

Bila berdasarkan hukum publik negara, provinsi dan kabupaten


adalah organisasi jabatan atau kumpulan dari organ-organ kenegaraan dan
pemerintahan, maka berdasarkan hukum perdata negara, provinsi dan
kabupaten adalah kumpulan dari badan-badan hukum yang tindakan
hukumnya dijalankan oleh pemerintah. Keberadaan pemerintah yang
secara teroritis memiliki dua fungsi, yaitu sebagai wakil dari jabatan dan
badan hukum, yang masing-masing diatur dan tunduk pada hukum yang
berbeda, hukum publik dan hukum privat.

5
B. Kewenangan
Adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu. Wewenang
merupakan hasil delegasi atau pelimpahan wewenang dari atasan ke bawahan
dalam suatu organisasi. Menurut Prajudi:1988, wewenang adalah kekuasaan
untuk melakukan sesuatu tindak hukum publik. Misalnya, menandatangani,
menerbitkan surat-surat izin dari seorang pejabat atas nama menteri. Dalam KBBI
disebutkan wewenang adalah hak dan kekuasaan untuk bertindak, kekuasaan
untuk membuat keputusan, memerintah, dan melimpahkan tanggung jawab
kepada orang lain. Kekuasaan sering dicampur adukkan dengan wewenang,
padahal keduanya berbeda. Bila wewenang adalah hak untuk melakukan sesuatu,
maka kekuasaan adalah kemampuan untuk melakukan hak tersebut. Kekuasaan
adalah kemampuan untuk mempengaruhi individu, kelompok, keputusan atau
kejadian. Wewenang tanpa kekuasaan atau kekuasaan tanpa wewenang akan
menyebabkan konflik dalam organisasi.

a. Sumber kewenanganTradisi – keluarga atau darah biru

1. Kekuatan sakral seperti Tuhan, Dewa dan wahyu seperti kerajaan

2. Kualitas pribadi

3. Peraturan perundang-undangan yang mengatur prosedur dan syarat


menjadi pemimpin

4. Instrumental yaitu kekayaan dan keahlian iptek

b. Tipe kewenangan

1. Kewenangan prosedural yaitu berasal dari peraturan perundang-


undangan

2. Kewenangan substansial yaitu berasal dari tradisi, kekuatan sakral,


kualitas pribadi dan instrumental

c. Peralihan kewenangan

6
1. Turun temurun – keturunan atau keluarga

2. Pemilihan – langsung atau perwakilan

3. Paksaan – revolusi, kudeta atau ancaman kekerasan.

1. Asas Legalitas dan Wewenang Pemerintah


Asas legalitas merupakan salah satu prinsip utama yang dijadikan sebagai
dasar dalam setiap penyelenggaraan pemerintah dan kenegaraan di setiap negara
hukum terutama bagi negara-negara hukum dalam sistem kontinental. Dengan
kata lain, asas legalitas dalam gagasan negara hukum liberal memiliki kedudukan
sentral,atau sebagai suatu fundamen dari negara hukum. Asas legalitas berkaitan
erat dengan gagasan demokrasi dan gagasan negara hukum. Gagasan demokrasi
menuntut setiap bentuk undang-undang dan berbagai keptusan mendapatkan
persetujuan dari wakil rakyat dan sebanyak mungkin memerhatikan kepentingan
rakyat.

Gagasan negara hukum menuntut agar penyelenggaraan urusan


kenegaraan dan pemerintahan harus didasarkan pada undang-undang dan
memberikan jaminan terhadap hak-hak dasar rakyat. Asas legalitas menjadi dasar
legitimasi tindakan pemerintahan dan jaminan perlindungan dari hak- hak rakyat.
Penerapan asas legalitas, menurut Indroharto akan menunjang berlakunya
kepastian hukum dan kesamaan perlakuan. Kesamaan perlakuan terjadi karena
setiap orang yang berada dalam situasi seperti yang ditentukan dalam ketentuan
undang-undang itu berhak dan berkewajiban untuk berbuat seperti apa yang
ditentukan dalam undang- undang tersebut. Kepastian hukum akan terjadi karena
suatu peraturan dapat membuat semua tindakan yang akan dilakukan pemerintah
itu dapat diramalkan atau diperkirakan lebih dahulu (asas legalitas dimaksudkan
untuk memberikan jaminan kedudukan hukum warga negara terhadap
pemerintah).

7
2. Wewenang Pemerintahan
Kewenangan memiliki kedudukan penting dalam kajian hukum tata negara
dan hukum administrasi. Menurut Bagir Manan, wewenang dalam bahasa hukum
tidak sama dengan kekuasaan (macht). Kekuasaan hanya menggambarkan hak
untuk berbuat atau tidak berbuat. Dalam hukum, wewenang sekaligus berarti hak
dan kewajiban (rechten en plichten). Dalam negara hukum, wewenang
pemerintahan itu berasal dari peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Sumber dan Cara Memperoleh Wewenang Pemerintahan


Kewenangan yang dimiliki oleh pemerintah bersumbar pada tiga hal,
atribusi, delegasi, dan mandat. Atribusi ialah pemberian kewenangan oleh
pembuat undang-undang sendiri kepada suatu organ pemerintahan baik yang
sudah ada maupun yang baru sama sekali. Delegasi adalah perwakilan atau utusan
dengan proses penunjukan secara langsung maupun secara musyawarah untuk
mengutusnya menjadi salah satu perwakilan suatu kelompok atau lembaga.
Mandat adalah wewenang yang diberikan oleh daerah pemilihan kepada individu,
partai, atau lembaga untuk bertindak sebagai perwakilan mereka. Menurut
Indroharto, legislator yang kompeten untuk memberikan atribusi wewenang itu
dibedakan antara :

a. Yang berkedudukan sebagai original legislator; di negara kita di tingkat


pusat adalah MPR sebagai pembantuk konstitusi (konstituante) dan DPR
bersama-sama Pemerintah sebagai yang melahirkan suatu undang-undang,
dan di tingkat daerah adalah DPRD dan Pemerintah Daerah yang
melahirkan Peraturan Daerah;

b. Yang bertindak sebagai delegated legislator : seperti Presiden yang


berdasarkan pada suatu ketentuan undang-undang mengeluarkan Peraturan
Pemerintah dimana diciptakan wewenang-wewenang pemerintahan kepada
Badan atau Jabatan TUN tertentu.

c. Sedangkan yang dimaksud delegasi adalah penyerahan wewenang yang


dipunyai oleh organ pemerintahan kepada organ yang lain. Dalam delegasi

8
mengandung suatu penyerahan, yaitu apa yang semula kewenangan si A,
untuk selanjutnya menjadi kewenangan si B. Kewenangan yang telah
diberikan oleh pemberi delegasi selanjutnya menjadi tanggung jawab
penerima wewenang. Adapun pada mandat, di situ tidak terjadi suatu
pemberian wewenang baru maupun pelimpahan wewenang dari Badan
atau Pejabat TUN yang satu kepada yang lain. Tanggung jawab
kewenangan atas dasar mandat masih tetap pada pemberi mandat, tidak
beralih kepada penerima mandat.

C. Tindakan
Dalam melakukan aktifitasnya, pemerintah melakukan dua macam
tindakan, tindakan biasa dan tindakan hukum . Dalam kajian hukum, yang
terpenting untuk dikemukakan adalah tindakan dalam kategori kedua. Tindakan
hukum pemerintahan adalah tindakan yang dilakukan oleh Badan atau Pejabat
Tata Usaha Negara dalam rangka melaksanakan urusan pemerintahan. Unsur
unsur tindakan pemerintah yaitu sebagai berikut :

a. Perbuatan tersebut dilaksanakan dalam rangka menjalankan fungsi


pemerintahan

b. Perbuatan itu dilakukan oleh aparat Pemerintah dalam kedudukannya


sebagai Penguasa maupun sebagai alat perlengkapan pemerintahan dengan
prakarsa dan tanggung jawab sendiri;

c. Perbuatan tersebut dimaksudkan sebagai sarana untuk menimbulkan akibat


hukum di bidang hukum administrasi;

d. Perbuatan yang bersangkutan dilakukan dalam rangka pemeliharaan


kepentingan negara dan rakyat.

Dalam negara hukum, setiap tindakan pemerintahan harus berdasarkan


atas hukum, karena dalam negara negara terdapat prinsip asas legalitas. Asas ini
menentukan bahwa tanpa adanya dasar wewenang yang diberikan oleh suatu
peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka segala macam aparat
pemerintah tidak akan memiliki wewenang yang dapat mempengaruhi atau

9
mengubah keadaan atau posisi hukum warga masyarakatnya. Asas legalitas
menurut Sjachran Basah, berarti upaya mewujudkan duet integral secara harmonis
antara paham kedaulatan hukum dan paham kedaulatan rakyat berdasarkan prinsip
monodualistis selaku pilar-pilar, yang sifat hakikatnya konstitutif.

Meskipun demikian, tidak selalu setiap tindakan pemerintahan tersedia


peraturan peraundang-undangan yang mengaturnya. Dapat terjadi, dalam kondisi
tertentu terutama ketika pemerintah harus bertindak cepat untuk menyelesaikan
persoalan konkret dalam masyarakat, peraturan perundang-undangannya belum
tersedia. Dalam kondisi seperti ini, kepada pemerintah diberikan kebebasan
bertindak Diskresi (discresionare power) yaitu melalui freies Ermessen, yang
diartikan sebagai salah satu sarana yang memberikan ruang bergerak bagi pejabat
atau badan-badan administrasi negara untuk melakukan tindakan tanpa harus
terikat sepenuhnya pada undang-undang.

a. Macam-macam Tindakan Hukum Pemerintahan

Secara teorities, cara untuk menentukan apakah tindakan


pemerintahan itu diatur oleh hukum privat atau hukum publik adalah
dengan melihat kedudukan pemerintah dalam menjalankan tindakan
tersebut. Jika pemerintah bertindak dalam kualitasnya sebagai pemerintah,
hanya hukum publiklah yang berlaku. Jika pemerintah bertindak tidak
dalam kualitas pemerintah, hukum privatlah yang berlaku.

b. Karakteristik Tindakan Hukum Pemerintahan

Tindakan hukum pemerintahan itu pada dasarnya bersifat sepihak,


pihak yang diserahi kewajiban untuk mengatur dan menyelenggarakan
kepentingan umum di mana dalam rangka melaksanakan kewajiban ini
kepada pemerintah diberikan wewenang membuat peraturan perundang-
undangan, kemudian dikenal adanya tindakan hukum dua pihak atau lebih,
ini hanya menyangkut mengenai cara-cara merealisasikan tindakan hukum
tersebut. Diatas disebutkan bahwa tindakan hukum dua pihak diatur
dengan peraturan bersama. Subsidi pemerintah.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada dasarnya segala kekuasaan memiliki kewenangan untuk berbuat atau
tidak berbuat. Usaha dan upaya untuk meminimalisasi kerusakan sistemik
perlunya dipertegas standar operasional prosedur guna mencegah penyalahgunaan
wewenang dan jabatan dalam memutuskan atau menetukan suatu kebijakan yang
menyangkut kehidupan orang banyak. kewenangan pemerintah (dalam melakukan
perbuatan dibidang publik, didalamnya diatur mengenai dari mana, dengan cara
apa, dan bagaimana pemerintah menggunakan kewenangannya;penggunaan
kewenangan ini dituangkan dalam bentuk instrument hukum sehingga diatur pula
tentang pembuatan dan penggunaan instrument hukum. dalam menjalankan
kekuasaan.

Menggunakan wewenang harus diwujudkan atas dasar harmonisasi dengan


peraturan perundang-undang yang berlaku. Gagasan negara hukum menuntut agar
penyelenggaraan urusan kenegaraan dan pemerintahan harus didasarkan pada
undang-undang dan memberikan jaminan terhadap hak-hak dasar rakyat. Asas
legalitas menjadi dasar legitimasi tindakan pemerintahan dan jaminan
perlindungan dari hak-hak rakyat. Penerapan asas legalitas, menurut Indroharto
akan menunjang berlakunya kepastian hukum dan kesamaan perlakuan.
Kesamaan perlakuan terjadi karena setiap orang yang berada dalam situasi seperti
yang ditentukan dalam ketentuan undang- undang itu berhak dan berkewajiban
untuk berbuat seperti apa yang ditentukan dalam undang-undang tersebut.

B. Saran
Penerapan asas legalitas, akan menunjang berlakunya kepastian hukum
dan kesamaan perlakuan. Kesamaan perlakuan terjadi karena setiap orang yang
berada dalam situasi seperti yang ditentukan dalam ketentuan undang-undang itu
berhak dan berkewajiban untuk berbuat seperti apa yang ditentukan dalam
undang-undang tersebut.

11
DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ketiga. Jakarta:
Balai Pustaka, 2007
Fathoni, Uwes, Materi Perkuliahan Ilmu Politik, Bandung, Fidkom, 2006
Atmosudirjo, Prajudi, Hukum Administrasi Negara. Jakarta: Ghalia Indonesia,
1988
www. Scribd. Com diakses pada hari Senin tanggal 7 Maret 2011

12

Anda mungkin juga menyukai