Disusun Oleh :
Kelompok 3
Puji syukur atas kehadirat Allah yang Maha Kuasa yang telah memberi
nikmat berupa kesehatan baik jasmani maupun rohani dan juga yang telah
memberi nikmat kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas berupa
sebuah makalah mengenai Tipe dan Bentuk Susunan Negara.
Adapun rasa terima kasih yang tak terhingga kami sampaikan kepada
pihak yang telah membantu kami untuk menyelesaikan pembuatan makalah
ini.Kami sangat berharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat untuk kita
semua.Lebih khusus lagi kami berharap agar makalah ini dapat memenuhi standar
yang telah ditetapkan oleh Bapak Ideham Syahzili,S.Pd,M.Pd. dalam menilai
tugas makalah ini atau bahkan lebih dari standar.
Tidak lupa juga, kami mohon maaf apabila dalam makalah ini terdapat
penulisan kata yang salah dan juga jika terdapat kata yang menyinggung perasaan
pembaca karena bagaimana pun juga kami hanyalah manusia biasa yang tidak
luput dari kesalahan.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................................
Daftar Isi.....................................................................................................................
I.PENDAHULUAN..................................................................................................
A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................
C. Tujuan Pembuatan Makalah...........................................................................
D. Manfaat Pembuatan Makalah.........................................................................
II .PEMBAHASAN..................................................................................................
A. Tipe-Tipe Negara Menurut Sejarah...............................................................
B. Bentuk Susunan Negara.................................................................................
C. Perbdeaan Antara Negara Serikat dengan Perserikatan Negara Menurut
Georg Jellinek................................................................................................
D. Perbdeaan Antara Negara Serikat dengan Perserikatan Negara Menurut
Kranenburg.....................................................................................................
E. Perserikatan Bangsa-Bangsa..........................................................................
III .PENUTUP..........................................................................................................
A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
I.PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B.Rumusan Masalah
Ciri pokok Negara-negara timur kuno yaitu Negara yang didasarkan atas
suatu paham keagamaan. Jika dilihat dari sudut kekuasaan maka Negara timur
kuno adalah absolut, yaitu pemerintahan oleh raja-raja yang berkuasa secara
sewenang-wenang. Tapi dalam kenyataanya raja-raja Negara timur kuno justru
bertanggung jawab atas segala keburukan dan kebaikan rakyatnya, hal ini berbeda
dengan ajaran Negara barat dengan istilah The King can do not wrong.
Berdasarkan pandangan-pandangan ini dapat dikatakan bahwa ciri pokok dari
Negara timur kuno adalah teokrasi dan absolut.
Perkembangan selanjutnya akhirnya Negara kota itu semakin meluas dan
munculah ulpianus yang mulai membangun teori ketatanegaraan baru
sebagaimana terlihat dalam fase principal dan dominant. Pada fase ini menurut
ajaran ulpinus bahwa demokrasi langsung tidak mungkin dapat diadakan lagi.
Rakyat harus menyerahkan kekuasaannya kepada Caesar.
Demikianlah selanjutnya dikaenal dua macam pepatah romawi:
Pada teori kenegaraan abad pertengahan ini dijumpai dua aliran yaitu:
1. Ajaran yang merupakan lanjutan dari absolutisme romawi kuno yang
dibawakan oleh Machiavelli dalam bidang politik kemudian dilanjutkan
dengan bidang yuridis oleh jean bodin mengenai teori kedaulatan .
2. Ajaran kaum monarchomachen yang berdasarkan teori kedaulatan rakyat,
sebelum dibeokan menjadi absolutisme melalui Lex-Regianya ulpianus
negaranya.
Jellinek dalam bukunya yang terkenal “Allgemeine Staatslehre” membeda
kan bentuk Negara Republik dan Monarchie berdasarkan pembentukan kemauan
negara.Monarchie ialah pemerintahan dimana kekuasaan negara dipegang oleh
satu orang yang mengurus kepentingan bersama.Republik adalah berasal dari
“Res
Publika” yang berartiorganisasi kenegaraan yang mengurus kepentingan bersama.
Bila cara pembentukan kemauan negara itu ditentukan oleh seorang saja maka
terjadilah monarchie,sedangkan bila kemauan negara itu ditentukan oleh
dewan(lebih dari seorang) maka terjadilah republik. Jika kita berpegang teguh kep
ada prinsip dasar pembagian Jellinek maka negara Inggris, Swedia, Norwegia, De
nmark, Nederland dan Belgia haruslah dimasukkan dalam bentuk negara Republik
,sebab terjadinya pembentukan kemauan negara-negara tersebut diatas dilakukan
oleh orang banyak/dewan. Sedangkan kenyataannya menurut hukum tata negara,n
egara-negara tersebut bentuk negaranya adalah Monarchie,yang paling aneh ialah
dimasukkannya Jerman (zaman Bismark) kedalam bentuk negara Republik. Buka
nkah hal tersebut sudah nyata-nyatanya monarchie.
Leon Duguit
Tapi bagaimanapun positifnya rumusan itu, namun ada bantahan dapat di
majukan terhadapnya (lihat buku Krenenburg) karena masih ada plastisnya, misal
nya:
1. Dulu, dizaman romawi (das heilige romische reich),yang menjadi raja
bukan atas dasar turun-temurun,tapi ditunjuk oleh Senat,karena disitu ada
Lex Curiate de imperio(undang-undang pemilihan raja).
2. Dulu di Jerman,raja dipilih juga(kaisar)kecuali pada pemerintahan Jerman
yang kedua.
3. Polandia,pada suatu masa pernah berbentuk republik-aristokrasi
sedangkan kepala negaranya disebut raja. Tapi raja ini adalah atas dasar
pilihan.
Sebenarnya Duguit mengatakan kedua bentuk ini (Monarki dan Republik)
sebagai bentuk pemerintah,sedangkan menurut Hukum Tata Negara seharusnya
bentuk negara. Pada lazimnya bentuk pemerintahan digunakan untuk menentukan
lebih lanjut perbedaan sistem hukum tata negaranya. Karena,hukum tata negara
menunjukkan cara bagaimanakah hubungan antara alat-alat perlengkapan negara
tertinggi saling berhubungan. Misalnya: Republik, dengan sistem pengawasan lan
gsung oleh rakyat (referendum dan inisiatif rakyat), misalnya Swiss dengan sistem
pemisahan kekuasaan misalnya Amerika Serikatat.
Otto Koellreutter
Jadi apabila kita buatkan skema dari pada bentuk negara menurut Polybios
ini adalah sebagai berikut:
C.F.Strong mengemukakan adanya 5 kriteria untuk melihat bentuk negara, masing-
masing:
1. Negara Kesatuan
2. Negara Federasi atau Serikat
3. Negara Konfederasi atau Kesemakmuran
1.Negara Kesatuan
Negara kesatuan dapat juga disebut sebagai Negara Unitaris. Negara ini
ditinjau dari segi susunannya, memanglah susunannya bersifat tunggal,
maksudnya negara Kesatuan itu adalah negara yang tidak tersusun dari beberapa
negara, melainkan hanya terdiri dari satu negara sehingga tidak ada negara di
dalam negara. Dengan demikian dalam negara Kesatuan hanya ada satu
pemerintah yaitu pemerintah pusat yang mempunyai kekuasaan serta wewenang
tertinggi dalam bidang pemerintahan negara, menetapkan kebijaksanaan
pemerintah dan melaksanakan pemerintah negara baik di pusat maupun di daerah-
daerah. Ditinjau dari segi sejarah ketatanegaraan serta ilmu negara, pada
permulaan perkembangannya, yaitu jaman purba, jaman kuma, jaman abad
pertengahan, jaman renaissance kemudian memasuki jaman hukum alam baik
abad XVVII maupun abad XVIII, kekuasaan para penguasa itu pada umumnya
bersifat absolut dan masig dilaksanakannya asas desentralsasi dan asas
konsentrasi.
Kedua asas itu secara singkat pengertiannya dapatlah dikemukakan sebagai
berikut :
1. Asas sentralisasii adalah asas yang menghendaki bahwa segala kekuasaan
serta urusan pemerintahan itu milik pemerintah pusat.
2. Asas konsentrasi adalah asas yang menghendaki bahwa segala kekuasaan
serta urusan pemerintah itu dilaksanakan sendiri oleh pemerintah pusat
baik yang ada di pusat pemerintahan maupun yang ada di daerah-daerah.
Hal-hal yang dilakukan para pemikir besar tentang negara dan hukum
dalam angka usahanya untuk dapat membatasi kekuasaan para penguasa tersebut,
ternyata baru sekedar menciptakan teori atau ajaran yang diharapkan dapat
membatasi kekuasaan para penguasa karena dalam praktek penyelenggaraan
pemerintahan negara kekuasaan para penguasa itu masih tetap bersifat absolut.
Ciri pokok daerah otonom ialah bentuknya badan perwakilan rakyat yang
representatif, yang dapat pula disebut Parlemen atau dewan rakyat atau
bundesrat.Dalam pelaksanaannya dapat pula dibuat kombinasi :
a. Dua macam negara ,yaitu negara federasi atau negara gabungan dan
negara-negara bagian.
b. Dua macam pemerintah, yaitu pemerintahan negara federasi dan
pemerintah negara-negara bagian.
c. Dua macam undang-undang dasar, yaitu undang-undang dasar negara
federasi dan undang-undang dasa masing-masing negara bagian.
d. Negara di dalam negara ,yaitu bahwa negara-negara bagian itu beradanya
di dalam negara federasi.
Dua macam urusan pemerintahan ,yaitu urusan pemerintahan yang pokok-
pokok dan yang berkaitan dengan kepentingan bersama negara-negara bagian.
Jadi yang diatur dan diurus bersama oleh pemerintah federasi itu pada
prinsipnya adalah urusan-urusan pokok yang menentukan hidup matinya negara
federasi tersebut.Diatur dan diurus oleh pemerintah federasi dengan maksud agar
ada kesatuan baik dalam hal pengaturannya maupun dalam hal pelaksanaannya
serta penyelenggaraannya.
1. Negara Serikat
2. Perserikatan Negara
Contoh negara yan berbentuk negara federasi atau serikat adalah Brazil,
Australia, Canada, Swiss dan lain-lain.
Apabila kedaulatan itu ada pada Negara federal, jadi yang memegang
kedaulatan itu adalah pemerintah federasi atau pemerintah gabungannya maka
Negara federasi itu di sebut negar serikat sedangkan kalau kedaulatan itu masih
tetap ada di negara Negara bagian maka Negara federal yang demikian ini disebut
perserikatan Negara. Tetapi meskipun demikian Kranenburg berkeberatan meneri
ma pendapat Jellinek tersebut dan mengajukan kelemahan pendapat Jellinek
tersebut sebagai berikut :
1. Comparative
2. Absolute
3. Relative
Setelah Kranenburg menyatakan ketidakpersetujuannya terhadap Jellinek
maka beliau sendiri mengajukan pendapat atau ajaran tentang perbedaan anatara
Negara serikat dengan perserikatan Negara.
Jadi tanpa ada tindakan tindakan tertentu darin pemerintah Negara bagian,
perturan peratuaran hokum yang berasal dari pemerintah federal telah dapat
berlakuatau mengikat secara langsung para warga Negara dari Negara Negara
bagian.
Demikianlah Negara itu kalau di tinjau dari segi susunannya kita dapat
menemukan dua jenis golongan besar yaitu Negara kesatuan dan Negara federasi
sedangkan kedua nya masih dapat di jeniskan lagi. Negara kesatuan
dapat, didesentralisir dan Negara kesatuan yang didekonsentralisirsedangkan
Negara federasi dapat dibagi dua Negara serikat dan perserikatan Negara.
Bangsa-bangsa dulu, dan Perserikatan Bangsa bangsa sekarang pun merup
akan subyek hukum, sepertinya negara, daripada hukum antar bangsa-bangsa.
Perserikatan Bangsa-bangsa yang ada di New York itu sesungguhnya bukanlah
merupakan suatu negara, bukan pula merupakan perserikatan negara, melainkan
adalah merupakan suatu organisasi internasional, organisasi antar bangsa-bangsa
dimana tergabung negara-negara. Organisasi ini dikatakan berdasarkan atas : The
principle of the souvereign equality of all its members, dan atas cooperatif.
Sifat hukum dari perserikatan bangsa-bangsa ini menurut Sir John Fisher
Williams, dalam suatu ceramahnya di depan International Law Association,
dengan judul : The Status of the League of Nations in International Law, antar lain
menyatakan bahwa apabila masalah sifat hukum dari Peserikatan Bangsa-bangsa
itu dikemukakan, secara tidak salah pula, maka disambutlah kita dengan suara
banyak yang serupa, dari berbagai pihak yang berkuasa, yang secara dulu
mendahului menyatakan hal-hal tentang “ketidakan” organisasi itu.
A.Kesimpulan
1. Tipe-tipe negara menurut sejarah dibagi menjadi lima tipe yaitu tipe
negara Timur Purba, tipe negara Yunani Kuno, tipe negara Romawi Kuno,
tipe negara Abad Pertengahan dan tipe negara Abad Modern.
2. Bentuk Susunan Negara apabila ditinjau dari segi susunannya akan mengh
asilkan kemungkinan bentuk susunan Negara yaitu Negara Kesatuan,
Negara Federasi atau Serikat dan Negara Konfederasi atau Kesemakmuran
3. Georg Jellinek mengemukakan bahwa Negara itu pada hakekatnya dalah
suatu organisme yang mempunyai kehendak atau kemauan yang kemudian
menjelma dalam bentuknya yang konkrit berupa peraturan peraturan
Negara atau undang undang atau hukum.
4. Menurut pendapat Kranenburg perbedaan antara Negara serikat dengan
perserikatan Negara terletak pada persoalan dapat atau tidak pemerintah
federal atau pemerintah gabungan itu membuat atau mengeluarkan
peraturan peraturan hukum yang langsung mengikat atau berlaku terhadap
para warga Negara dari pada Negara Negara bagian.
5. Perserikatan Bangsa-bangsa mempunyai pengurus yang disebut dewan;
rapat, yang terdiri atas utusan-utusan anggauta-anggautanya; pegawai-
pegawai sendiri; kantor ; sekretariat; dan alat-alat pelengkapnya tidak
dapat diganggu gugat sepertinya para diplomat. Semua itu disebutkan
dalam piagamnya. Piagam Perserikatan Bangsa-bangsa tersebut lahir pada
masa perang dunia kedua tanggal 26 Juni 1945, dalam suatu konperensi
international di San Fransisco.
B.Saran
Lubis, Muhammad Solly. 2007. Ilmu Negara, Bandung: CV. Mandar Maju.
Busroh, Abu Daud. 2010. Ilmu Negara. Jakarta: PPT. Bumi Aksara.
https://googleweblight.com/i?u=https://slideplayer.info/slide/3199382/&hl=id-ID
diakes pada tanggal 18 Oktober 2019
Antono, Agil. 2019. Pengertian Bentuk Negara Konfederasi. https://googleweblig
ht.com/i?u=https://guruppkn.com/pengertian -bentuk-negara-konfederasi-dan-
contohnya&hl=id-ID diakes pada tanggal 18 Oktober 2019