Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH ILMU NEGARA

TIPE DAN BENTUK SUSUNAN NEGARA

Disusun Oleh :

Kelompok 3

1.Roaini Kholidasari (132019011)

2.Pandan Nurjana (132019022)

Dosen Pembimbing : Ideham Syahzili,S.Pd,M.Pd.

UNIVERSITAS ISLAM OKI (UNISKI) KAYUAGUNG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah yang Maha Kuasa yang telah memberi
nikmat berupa kesehatan baik jasmani maupun rohani dan juga yang telah
memberi nikmat kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas berupa
sebuah makalah mengenai Tipe dan Bentuk Susunan Negara.

Adapun rasa terima kasih yang tak terhingga kami sampaikan kepada
pihak yang telah membantu kami untuk menyelesaikan pembuatan makalah
ini.Kami sangat berharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat untuk kita
semua.Lebih khusus lagi kami berharap agar makalah ini dapat memenuhi standar
yang telah ditetapkan oleh Bapak Ideham Syahzili,S.Pd,M.Pd. dalam menilai
tugas makalah ini atau bahkan lebih dari standar.

Tidak lupa juga, kami mohon maaf apabila dalam makalah ini terdapat
penulisan kata yang salah dan juga jika terdapat kata yang menyinggung perasaan
pembaca karena bagaimana pun juga kami hanyalah manusia biasa yang tidak
luput dari kesalahan.

Kayuagung, Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................
Daftar Isi.....................................................................................................................
I.PENDAHULUAN..................................................................................................
A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................
C. Tujuan Pembuatan Makalah...........................................................................
D. Manfaat Pembuatan Makalah.........................................................................
II .PEMBAHASAN..................................................................................................
A. Tipe-Tipe Negara Menurut Sejarah...............................................................
B. Bentuk Susunan Negara.................................................................................
C. Perbdeaan Antara Negara Serikat dengan Perserikatan Negara Menurut
Georg Jellinek................................................................................................
D. Perbdeaan Antara Negara Serikat dengan Perserikatan Negara Menurut
Kranenburg.....................................................................................................
E. Perserikatan Bangsa-Bangsa..........................................................................
III .PENUTUP..........................................................................................................
A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
I.PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Negara adalah insititusi yang dibentuk oleh kumpulan orang-orang yang


hidup dalam wilayah tertentu dengan tujuan sama yang  terikat dan taat
terhadap perundang-undangan serta memiliki pemerintahan sendiri”.  Negara
dibentuk atas dasar kesepakatan bersama yang bertujuan untuk  mengatur
kehidupan anggotanya dalam memperoleh hidup dan memenuhi kebutuhan
mereka. Untuk mengatur bagaimana anggota masyarakat dalam menjalankan
aktivitasnya sebagai warga negara, negara memberikan batasan-batasan dalam
wujud aturan dan hukum. Dan setiap negara memiliki bentuk-bentuk tersendiri
dan susunan negaranya tersendiri.

Susunan negara ini ialah membicarakan bentuk-bentuk negara dari segi


susunannya. Negara apabila ditinjau dari segi susunannya akan menghasilkan dua
susunan negara, yaitu Negara yang bersusun tunggal, yang disebut Negara
Kesatuan dan Negara yang bersusun jamak, yang disebut Negara Federasi
(Soehino, 1999: 224).

Dalam kehidupan sosial, keinginan untuk menciptakan sebuah tatanan


masyarakat yang adil menjadi cita-cita ummat manusia. Keinginan itu pada
gilirannya mengilhami umat manusia untuk merumuskan aturan-aturan hukum
yang mengikat. Akan tetapi ketika disadari bahwa seperangkat aturan-aturan
tersebut tidak mungkin bisa berjalan secara efektif tanpa adanya suatu
“lembaga”, maka dibuatlah lembaga yang kemudian dikenal dengan istilahNegara 
. Suatu negara diperlukan bagi manusia sebagai sarana atau wadah untuk mengapl
ikasikan hukum-hukum tersebut. Maka daripada itu diperlukan bentuk negara
yang dapat menaungi masyarakatnya yang ideal dengan sistem pemerintahan yang
tepat pula.
Semua negara dan wilayah kekuasaan tempat umat manusia bernaung
berbentuk suatu negara republik atau suatu kerajaan. Kerajaan dapat berupa
kerajaan karena warisan turun temurun, dengan wangsa raja yang sudah lama
memerintah sebagai penguasa atau dapat pula berupa suatu kerajaan baru.
Kerajaan baru itu sendiri dapat berbentuk kerajaan yang baru sama sekali, seperti
Kerajaan Milan bagi Francesco Sforza atau dapat berupa negara bagian yang
digabungkan pada kerajaan warisan seorang raja yang telah memperoleh
kekuasaan atas negara-negara bagian tersebut, seperti umpamanya Kerajaan
Napels dalam hubungannya dengan raja Spanyol. Wilayah-wilayah yang
diperoleh tersebut dapat merupakan wilayah yang sudah biasa diperintah seorang
raja atau dapat pula wilayah yang dahulu merdeka; raja memperoleh wilayah-
wilayah tersebut entah dengan senjata orang lain atau dengan senjata sendiri atau
karena warisan atau karena petualangan yang penuh keberanian.
Setelah suatu Negara terbentuk maka Negara tersebut berhak membentuk
undang-undang atau konstitusi. Konstitusi telah ada yang berfungsi mengatur
kehidupan bermasyarakat yang disebut dengan adat istiadat yang ada karena
kesepakatan dari suatu masyarakat yang terlahir dan dipakai sebagai pengatur
kehidupan bermasyarakat. Adat istiadat mempunyai suatu hukum yang dinamakan
hukum adat. Pada jaman dahulu walaupun belum ada undang-undang seperti
halnya sekarang, tetapi kehidupan masyarakat sudah diatur dengan adat istiadat
dan yang melanggar adat istiadat akan dikenakan suatu hukum yang telah
masyarakat setempat sepakati yaitu hukum adat.

B.Rumusan Masalah

1. Apa saja tipe-tipe negara menurut sejarah?


2. Apa saja bentuk susunan negara?
3. Apa perbedaan antara negara serikat dengan perserikatan negara menurut
Georg Jellinek?
4. Apa perbedaan antara negara serikat dengan perserikatan negara menurut
Kranenburg?
5. Bagaimana perserikatan bangsa-bangsa?
C.Tujuan Pembuatan Makalah

1. Untuk mengetahui tipe-tipe negara menurut sejarah


2. Untuk mengetahui bentuk susunan negara
3. Untuk mengetahui perbedaan antara negara serikat dengan perserikatan
negara menurut Georg Jellinek
4. Untuk mengetahui perbedaan antara negara serikat dengan perserikatan
negara menurut Kranenburg
5. Untuk mengetahui perserikatan bangsa-bangsa

D.Manfaat Pembuatan Makalah

a). Manfaat Untuk Penulis

1. Penulis dapat lebih menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai


meteri tipe dan bentuk susunan negara
2. Penulis turut memperluas cakrawala ilmu pengetahuan pembaca
3. Penulis belajar memahami masalah dan mencari solusinya
4. Membuka pikiran untuk memahami pembahasan
b). Manfaat Untuk Pembaca

1. Pembaca dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta


mengetahui dan memahami tipe dan bentuk susunan negara
2. Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif
3. Mendapatkan informasi baru yang tidak tiketahui
4. Melatih pembaca menjadi seseorang yang lebih kritis saat menyampaikan
materi
II.PEMBAHASAN

A.Tipe – Tipe Negara Menurut Sejarah


Tipe Negara menurut Sejarahnya di bagi menjadi 5 yaitu :

1.Tipe Negara Timur Purba


Tipe negara timur purba ini bersifat tirani, monarkhi dan teokratis, raja
berkuasa penuh atas segala keputusan atau aturan-aturan yang berlaku di
kerajaannya tanpa adanya pertentangan dari masyarakat, penguasa (raja) berbuat
sesuai kewenangannya, raja merangkap sebagai dewa oleh masyarakat. Kekuasaan
raja ini bersifat absolut (mutlak). Turun temurun dan kepemimpinan raja sampai
semur hidup.

    Menurut Aristoteles sistem monarkhi dapat di bagi 3 yaitu ;


1. Monarkhi Mutlak (absolut): Seluruh kekuasaan dan wewenang tidak
terbatas (kekuasaan mutlak). Perintah raja merupakan undang-undang yan
g harus dilaksanakan. Kehendak raja adalah kehendak rakyat. Terkenal
ucapan Louias ke-XIV dari Prancis: L'Etat cest moi (Negara adalah saya).
2. Monarkhi konstitusional ialah Monarkhi di mana kekuasaan raja itu
dibatasi oleh suatu Konstitusi (UUD). Raja tidak boleh berbuat sesuatu
yang bertentangan dengan konstitusi dan segala perbuatannya harus
berdasarkan dan sesuai dengan isi konstitusi.
3. Monarkhi parlementer ialah suatu Monarkhi di mana terdapat suatu
Parlemen (DPR), terhadap dewan di mana para Menteri, baik
perseorangan maupun secara keseluruhan bertanggung jawab
sepenuhnya. Monarki mutlaklah yang di terapkan Tipe negara timur purba.

Ciri pokok Negara-negara timur kuno yaitu Negara yang didasarkan atas
suatu paham keagamaan. Jika dilihat dari sudut kekuasaan maka Negara timur
kuno adalah absolut, yaitu pemerintahan oleh raja-raja yang berkuasa secara
sewenang-wenang. Tapi dalam kenyataanya raja-raja Negara timur kuno justru
bertanggung jawab atas segala keburukan dan kebaikan rakyatnya, hal ini berbeda
dengan ajaran Negara barat dengan istilah The King can do not wrong.
Berdasarkan pandangan-pandangan ini dapat dikatakan bahwa ciri pokok dari
Negara timur kuno adalah teokrasi dan absolut.

2.     Tipe Negara Yunani kuno/Purba


Tipe Negara yunani kuno ini bersifat Aristokrasi, pemerintahan oleh
aristokrat (cendikiawan), tipe ini mempunyai bentuk negara kota (city state) negar
anya kecil hanya satu kota saja dan dilingkari oleh benteng pertahanan dan pendu
duknya sedikit, Pemerintahannya bersifat Demokrasi langsung (musyawarah).
Dalam pelaksanaan demokrasi langsung rakyat diberikan ilmu
pengetahuan oleh aristokrat atau filosof (cendikiawan) tentang cara menjalankan
pemerintahan mereka. Jika menjalankan pemerintahannya biasanya rakyat
berkumpul disuatu tempat (acclesia) untuk membuat suatu keputusan
(musyawarah).Ciri utama Negara yunani kuno adalah Negara kota dan demokrasi
langsung. Ini berdasarkan pemikiran para filsuf bahwa manusia adalah zoon
politicon sehingga mereka merasa bahwa tidak ada gunanya jika tidak hidup
bermasyarakat. Tidak hanya itu mereka juga mengutamakan status activus yaitu
aktif terlibat dalam urusan pemerintahan, dengan demikian maka munculah
demokrasi langsung di yunani. Demokrasi langsung dapat muncul di yunani
disebabkan karena:

1. Yunani pada waktu itu masih merupakan Negarakota


2. Persoalan dalam Negara belum terlalu kompleks dan setiap warga Negara
adalah minded
Meskipun demikian demokrasi langsung yang terjadi di yunani adalah tidak
murni hal ini disebabkan karena di yunani terdapat 3 golongan penduduk yaitu:
golongan penduduk asli, golongan orang pandatang, golonagan budak. Sedangkan
yang ikut dalam pemerintahan hanyalah golongan penduduk asli sebab golongan
pendatang dan budak bukanlah merupakan subyek hukum yang dapat memiliki
hak.
3.     Tipe Negara Romawi Kuno/Purba
Sebelum membahas tipe Negara romawi kuno sebelum itu akan dibahas
sejarah romawi kuno. Sejarah romawi kuno dibagi dalam 4 fase yaitu:
1. fase kerajaan
2. fase republic
3. fase principal
4. fase dominant
Pada fase kerajaan negara Romawi masih menggunakan ajaran dari
Yunani yaitu mengenai kerajaan dan teori Republik dari Athena. Sparta dan
Athena adalah negara kota di Yunani dengan demikian tipe negaranya adalah
sama dengan Yunani. 

Perkembangan selanjutnya akhirnya Negara kota itu semakin meluas dan 
munculah ulpianus yang mulai membangun teori ketatanegaraan baru
sebagaimana terlihat dalam fase principal dan dominant. Pada fase ini menurut
ajaran ulpinus bahwa demokrasi langsung tidak mungkin dapat diadakan lagi.
Rakyat harus menyerahkan kekuasaannya kepada Caesar.
Demikianlah selanjutnya dikaenal dua macam pepatah romawi:

1. Princeps legibus solutus est


2. Salus publica suprema lex
Pepatah yang pertama mempunyai arti bahwa yang berhak membuat
undang-undang adalah princes karena hanya dialah yang berkuasa. Pepatah
kedua mempunyai arti bahwa kepentingan umum mengatasi segala peraturan
hukum. Jadi ciri-ciri utama yang dominant dalam masa pemerintahan romawi
kuno adalah pada permulaan berciri Primus Inter Pares yang artinya bahwa
memimpin yang terkemuka diantara yang sama. Selain itu pada fase romawi
kuno ini sudah terdapat kodefikasi hukum yang saat ini masih banyak berlaku
di Negara barat maupun timur.
Tipe Negara Romawi Kuno ini bersifat Imperium, pemerintahannya lebih
mendominasi negara atau bangsa lain (penjajah), mengeksploitasi sumber daya
dari negara yang didominasi, menguras sumber daya dalam jumlah yang tidak
sebanding dengan jumlah penduduknya jika dibandingkan dengan bangsa-bangsa
lain, memiliki angkatan militer yang besar untuk menegakkan kebijakannya ketika
upaya halus gagal, menyebarkan bahasa, sastra, seni, dan berbagai aspek
budayanya ke seluruh tempat yang berada di bawah pengaruhnya, menarik pajak
bukan hanya dari warganya sendiri, tapi juga dari orang-orang di negara lain,
mendorong penggunaan mata uangnya sendiri di negara-negara yang berada di
bawah kendalinya. Pemerintahannya dipegang oleh Caesar yang menerima
seluruh kekuasaan dari rakyat (caesarismus), pemerintahan Caesar ini bersifat
mutlak dan mempunyai undang-undang yang berlaku yang dinamakan Lex Regia.

4.    Tipe Negara Abad Pertengahan


Tipe negara abad pertengahan ini bersifat dualisme antara rakyat dan
pemerintah seperti yang dikatakan Machiavelli kalau negara ini bukan republik
pasti monarki. Dimasa Pertengahan inilah peralihan sistem Monarki ke sistem
Republik atau Diktator ke Demokrasi ada sebagian wilayah yang menginginkan
demokrasi itu hidup seutuhnya ada pula yang menjaga sistem ke monarkian Ciri
Negara pada masa ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari tipe negara romawi
kuno. Pada zaman ini dikenal pula hukum perdata dan diterima sebagai dasar-
dasar bernegara pada abad pertengahan.
Secara garis besar ciri-ciri Negara pada abad pertengahan adalah:
a. Dualisme, yaitu adanya perlawanan antara penguasa dan yang dikuasai yang
diistilahkan dengan rex (hak raja) dan regnum (hak rakyat)
b. Feodalisme, yaitu penguasa berdasarkan teori patrimonial dari hukum perdata,
dengan berslogan every man must have a lord
c. Perlawanan antara gereja-gereja dan Negara yang kemudian melahirkan teori
teokratis dan teori secularisme (yaitu pemerintahan yangmeliputi urusan
keagamaan dan kenegaraan)
d. Standenstaats, yaitu sifat Negara berdasarkan lapisan-lapisanyang ada dalam
masyarakat misalnya bangsawan, rakyat, kota, gereja. Dari lapisan-lapisan itu
muncul ide perwkilan yang kemudian dilengkapi dengan teori-teori yang
timbul tentang concili-concili yang diadakan oleh gereja katolik.

Pada teori kenegaraan abad pertengahan ini dijumpai dua aliran yaitu:
1. Ajaran yang merupakan lanjutan dari absolutisme romawi kuno yang
dibawakan oleh Machiavelli dalam bidang politik kemudian dilanjutkan
dengan bidang yuridis oleh jean bodin mengenai teori kedaulatan .
2. Ajaran kaum monarchomachen yang berdasarkan teori kedaulatan rakyat,
sebelum dibeokan menjadi absolutisme melalui Lex-Regianya ulpianus
negaranya.

5. Tipe Negara Abad Modern


Tipe negara Abad Modern ini berlaku asas demokrasi, yang dimana
tampuk pemeritahannya bercabang dari rakyat, dianut oleh paham negara
hukum, susunan negaranya kesatuan dan di dalam Negara hanya ada satu
pemerintahan yaitu pemerintahan pusat yang mempunyai wewenang
tertinggi. Sifat pokok pada Negara modern adalah tipe negara hukum,
sebagaimana dirumuskan oleh kaum borjuis illegal yaitu Negara hukum
yang demokratis. Menurut ajaran Rousseau jika hanya demokrasi dalam
suatu Negara maka peluang untuk absolute demokrasi sangat besar sebab
bagaimanapun juga suara terbanyak akan absolute dan minoritas selalu
tertindas. Guna menjaga Negara demokrasi yang menimbulkan kekuasaan
absolute maka diberikan unsure Negara hukum yang nerfungsi membatasi
Negara demokrasi.
Dengan demikian ciri pokok Negara demokrasi yang berdasarkan hukum
adalah:
a. Kekuasaan tertinggi bersumber dari rakyat dengan demikian menimbulkan
pemerintahan dari rakyat.
b. Negara demokrasi
c. Sistem dan lembaga perwakilan
Paham yang menghadirkan unsur hukum dalam menjaga demokrasi itu adalah
konstitusionalisme. Dengan demikian dari semua tipe-tipe Negara itu terdapat
ciri-ciri yang pokok yaitu:
a. Negara timur kuno => teokrasi yang absolute
b. Negara yunani kuno => Negara kota dan demokrasi langsung
c. Negara romawi kuno => permulaan berciri primus inter pares kemudian
berubah menjadi raja-raja absolute
d. Negara abad pertengahan => teokrasi, feudal dan dasar dualisme dalam
Negara
e. Negara modern => kedaulatan rakyat, demokrasi, sistem dan lembaga
perwakilan.

B.Bentuk Susunan Negara

1.Bentuk Susunan Negara Menurut Berapa Tokoh

Niccolo Machiavelli dengan bukunya II Principe artinya Sang Raja


menyatakan bentuk negara bila tidak Republik,maka lainnya Monarchie. Nicollo
Marchiavelli memberikan pendapat awal tentang bentuk Negara Republik dan
Monarchie. Sarjana-sarjana mencari tolak ukur pembeda antara Republik dan
Monarchie.

Jellinek dalam bukunya yang terkenal “Allgemeine Staatslehre” membeda
kan bentuk Negara Republik dan Monarchie berdasarkan pembentukan kemauan 
negara.Monarchie ialah pemerintahan dimana kekuasaan negara dipegang oleh
satu orang yang mengurus kepentingan bersama.Republik adalah berasal dari
“Res
Publika” yang berartiorganisasi kenegaraan yang mengurus kepentingan bersama.
Bila cara pembentukan kemauan negara itu ditentukan oleh seorang saja maka
terjadilah monarchie,sedangkan bila kemauan negara itu ditentukan oleh
dewan(lebih dari seorang) maka terjadilah republik. Jika kita berpegang teguh kep
ada prinsip dasar pembagian Jellinek maka negara Inggris, Swedia, Norwegia, De
nmark, Nederland dan Belgia haruslah dimasukkan dalam bentuk negara Republik
,sebab terjadinya pembentukan kemauan negara-negara tersebut diatas dilakukan 
oleh orang banyak/dewan. Sedangkan kenyataannya menurut hukum tata negara,n
egara-negara tersebut bentuk negaranya adalah Monarchie,yang paling aneh ialah
dimasukkannya Jerman (zaman Bismark) kedalam bentuk negara Republik. Buka
nkah hal tersebut sudah nyata-nyatanya monarchie.

Jellinek terang tidak konsekuen ketika ia memasukkan negara Inggris ke


dalam monarchie. Alasannya ialah bahwa kekuasaan untuk menggerakkan
parlemen dan pimpinan tertinggi negara masih ada ditangan raja secara yuridis
formal. Walaupun demikian diakuinya juga bahwa didalam praktek,parlemen
lebih berkuasa. Hal ini sudah sejak zaman Ratu Victoria yang tidak mampu lagi
menentang kehendak dari pada parlemen. Meskipun kabinet (dewan menteri)
diangkat oleh raja secara formal,tetapi sebenarnya menterinya sudah ditentukan
lebih dulu oleh parlemen,karena pemimpin partai yang mendapat suara terbanyak
dalam House Of Commond (parlemen Inggris) diangkat menjadi Perdana Menteri.
Kemudian perdana menteri inilah yang memilih menteri-menterinya yang
kemudian diajukan kepada raja untuk diangkat. Dengan demikian alasan-alasan
Jellinek kurang bisa diterima.

Leon Duguit

Dalam bukunya “Traitede Droit Constitutionel” jilid II halaman 607


diutarakannya bahwa untuk menentukan apakah negara berbentuk monarki
ataukah republik ialah dengan menggunakan cara penunjuk/pengangkatan kepala
negaranya. Monarki bila kepala negaranya yang turun menurun, diangkat
berdasarkan keturunan. Apabila diangkat atas dasar keturunan yaitu dengan
pemilihan makan bentuknya ialah republik. 

Tapi bagaimanapun positifnya rumusan itu, namun ada bantahan dapat di
majukan terhadapnya (lihat buku Krenenburg) karena masih ada plastisnya, misal
nya: 
1. Dulu, dizaman romawi (das heilige romische reich),yang menjadi raja
bukan atas dasar turun-temurun,tapi ditunjuk oleh Senat,karena disitu ada
Lex Curiate de imperio(undang-undang pemilihan raja).
2. Dulu di Jerman,raja dipilih juga(kaisar)kecuali pada pemerintahan Jerman
yang kedua.
3. Polandia,pada suatu masa pernah berbentuk republik-aristokrasi
sedangkan kepala negaranya disebut raja. Tapi raja ini adalah atas dasar
pilihan.

Sebenarnya Duguit mengatakan kedua bentuk ini (Monarki dan Republik)
sebagai bentuk pemerintah,sedangkan menurut Hukum Tata Negara seharusnya
bentuk negara. Pada lazimnya bentuk pemerintahan digunakan untuk menentukan
lebih lanjut perbedaan sistem hukum tata negaranya. Karena,hukum tata negara
menunjukkan cara bagaimanakah hubungan antara alat-alat perlengkapan negara
tertinggi saling berhubungan. Misalnya: Republik, dengan sistem pengawasan lan
gsung oleh rakyat (referendum dan inisiatif rakyat), misalnya Swiss dengan sistem
pemisahan kekuasaan misalnya Amerika Serikatat.

Otto Koellreutter

Ia seppendapat dengan faham Duigit tentang pembagian bentuk negara


dalam bentuk monarki dan republik, akan tetapi karena ia sebagai orang
fasisJerman dikemukakannya bentuk yang ketiga yang dinamakan
“Autoritasrenfuhrerstaat”. Monarki (dewasa ini) adalah suatu negara yang
diperintah oleh suatu dinasti, dimana kepala negaranya diangkat atas dasar
keturunan. Oleh karena itu ia beranggapan bahwa dasarnya ialah ketidaksamaan,
karena tidak setiap orang dapat menjadi kepala negaranya diangkat berdasarkan
kemauan orang banyak dan setiap orang dianggap sama haknya untuk menjadi
kepala negara. Kepala negara Reublik tidak diangkat berdasarkan keturunannya
ataupun kepribadiannya melahirkan karena kemauan ukuran kemauan dan
ketidaksamaan.
Untuk bentuk negara yang ketiga yang dinamakannya Autoritaren
Fuhrerstaat,perbedaan atas dasar republik dan monarchie tidak menjadi hal yang
penting lagi. Kepala negara ini (yang ketiga) tidak lagi diangkat atas dasar dinasti
melainkan atas dasar pikiran yang dapat berkuasa yang disebutnya “der Gedanken
der Staatsautoritat”. Jadi atas dasar ketidaksamaan. Tetapi asas ketidaksamaan ini
berlainan dengan asas ketidaksamaan dalam monarchie yang berpangkal pada
keturunan/dinasti,sedangkan pada bentuk ketiga ini berpangkal pada pikiran yang
dapat menguasai negara.

Aristoteles meninjau mengenai bentuk negara itu berdasarkan ukuran


Kwantitas untuk bentuk Ideal dan ukuran Kwalitas untuk bentuk Pemerosotan.
Jadi disini Aristoteles memperhatikan banyaknya yang memerinta,hingga
menghasilkan bentuk ideal dan bentuk pemerosotan. Menurut beliau adalah
sebagai berikut:

a. MONARCHIE: Apabila yang memerintah satu orang untuk orang banyak


maka bentuk negara adalah Monarchie dan kalau merosot dimana ia
memerintah didasarkan pada kepentingan sendiri maka bentuknya menjadi
Diktatur atau Tirani.
b. ARISTOKTASI: Bila yang memerintah beberapa orang dan demi
kepentingan orang banyak maka bentuk negara ini dinamakan Aristokrasi.
Pemerosotan daripada aristokrasi ini yaitu apabila beberapa orang
memerintah untuk kepentingan golongan sendiri maka bentuk negara
menjadi Oligarchie,sedangkan apabila hanya kepentingan orang kaya
maka dinamakan Plutokrasi.
c. POLITIEA: Bila yang memerintah seluruh orang dan demi kepentingan
seluruh orang pula maka bentuk negara demikian dinamakan
Politiea,sedangkan kalau ia merosot menjadi perwakilan dinamakan
Demokrasi. Jadi demokrasi merupakan pemerosotan daripada bentuk
Politiea. Jadi apabila kita buatkan skema bentuk negara menurut
Aristoteles itu adalah sebagai berikut:
Bentuk Idealnya Bentuk Pemerosotannya
Monarchie Dikatato/Tirani
Aristokrasi Oligarchie/Plutokrasi
Politiea Demokrasi Demokrasi

Polybios adalah bentuk pengikut Aristoteles yang memperbaiki sejarah


bentuk negara dari Aristoteles. Pendapat Aristoteles berbeda dengan pendapat
Polybios mengenai demokrasi,dimana menurut Polybios demokrasi merupakan
bentuk yang ideal dimana bentuk pemerosotannya adalah Ochlocratie atau
Mobocratie.

Jadi apabila kita buatkan skema dari pada bentuk negara menurut Polybios
ini adalah sebagai berikut:

Bentuk Idealnya Bentuk pemerosotannya


Monarchie Dikatator/Tirani
Aristokrasi Oligarchie/Plutokrasi
Demokrasi Ochlocratie/Mobocratie

C.F.Strong mengemukakan adanya 5 kriteria untuk melihat bentuk negara, masing-
masing:

a. Melihat negara itu bagaimana bangunannya apakah ia Negara Kesatuan


ataukah Negara Serikat.
b. Melihat bagaimana konsitusinya.
c. Mengenai Badan Eksekutif, apakah ia bertanggung jawab kepada parleme
n atau tidak, atau disebutkan badan eksekutif yang sudah tentu jangka wak
tunya.
d. Mengenai Badan perwakilannya, bagaimana disusunnya, siapa yang
berhak duduk disitu.
e. Bagaimana hukum yang berlaku atau Ius Contitutumnya atau bagaimana
Hukum Nasionalnya. (Padmo Wahjono op cit;25)
2.Bentuk Susunan Negara pada Masa Sekarang

Susunan Negara ini ialah akan membicarakan bentuk-bentuk negara


ditinjau dari segi susunannya. Negara apabila ditinjau dari segi susunannya akan
menghasilkan 3 kemungkinan bentuk susunan Negara yaitu:

1. Negara Kesatuan
2. Negara Federasi atau Serikat
3. Negara Konfederasi atau Kesemakmuran

Berikut ini adalah penjelasan dari beberapa susunan negara di atas

1.Negara Kesatuan

Negara kesatuan dapat juga disebut sebagai Negara Unitaris. Negara ini
ditinjau dari segi susunannya, memanglah susunannya bersifat tunggal,
maksudnya negara Kesatuan itu adalah negara yang tidak tersusun dari beberapa
negara, melainkan hanya terdiri dari satu negara sehingga tidak ada negara di
dalam negara. Dengan demikian dalam negara Kesatuan hanya ada satu
pemerintah yaitu pemerintah pusat yang mempunyai kekuasaan serta wewenang
tertinggi dalam bidang pemerintahan negara, menetapkan kebijaksanaan
pemerintah dan melaksanakan pemerintah negara baik di pusat maupun di daerah-
daerah. Ditinjau dari segi sejarah ketatanegaraan serta ilmu negara, pada
permulaan perkembangannya, yaitu jaman purba, jaman kuma, jaman abad
pertengahan, jaman renaissance kemudian memasuki jaman hukum alam baik
abad XVVII maupun abad XVIII, kekuasaan para penguasa itu pada umumnya
bersifat absolut dan masig dilaksanakannya asas desentralsasi dan asas
konsentrasi.

Kedua asas itu secara singkat pengertiannya dapatlah dikemukakan sebagai 
berikut :
1. Asas sentralisasii adalah asas yang menghendaki bahwa segala kekuasaan
serta urusan pemerintahan itu milik pemerintah pusat.
2. Asas konsentrasi adalah asas yang menghendaki bahwa segala kekuasaan
serta urusan pemerintah itu dilaksanakan sendiri oleh pemerintah pusat
baik yang ada di pusat pemerintahan maupun yang ada di daerah-daerah.

Memang sesungguhnya setelah memeasuki abad perkembangan hukum


alam, abad XVII dan XVIII, lahir dan berkembanglah usaha-usaha untuk
membatasi kekuasaan para penguasa negara yang antara lain dilakukan oleh :

1. John Locke dengan ajarannya hak asasi manusia


2. Montesquieu dengan ajarannya trias politika
3. J.J.Rousseau dengan ajarannya kedaulatan rakyat
4. Immanuel Kant dengan ajarannya negara hukum
5. Maurice Duverger dengan ajarannya pemilihan dan pengamalan para
penguasa negara yang akan memegang dan melaksanakan kekuasaan
negara.

Hal-hal yang dilakukan para pemikir besar tentang negara dan hukum
dalam angka usahanya untuk dapat membatasi kekuasaan para penguasa tersebut,
ternyata baru sekedar menciptakan teori atau ajaran yang diharapkan dapat
membatasi kekuasaan para penguasa karena dalam praktek penyelenggaraan
pemerintahan negara kekuasaan para penguasa itu masih tetap bersifat absolut.

Sementara itu setelah negara-negara di dunia mengalami perkembangan


yang demikian pesat, wilayah negara menjadi semakin luas, urusan
pemerintahannya menjadi semakin kompleks serta wewenangnya menjadi
semakin banyak dan hiterogin maka di beberapa negara telah dilaksanakan asas
dekonsentrasi dalam rangka penyelenggaraan pemerintah di daerah ,yaitu
pelimpahan wewenang dari pemerintahan pusat kepada pejabat-pejabat di daerah,
untuk melaksanakan urusan-urusan pemerintahan-pemerintahan ppusat yang ada
di daerah-daerah.
Dalam perkembangannya sampai deawasa ini pelaksannaan asas dekonsen
trasi tersebut melahirkan pembagian wilayah negara dalam wilayah-wilayah admi
nistratif beserta pemerintahan wilayahnya.

Dalam perkembangannya lebih lanjut di beberapa negara di samping telah


dilaksanakan asas dekonsentrasi juga telah dilaksanakan asas desentralisasi, yaitu
penyerahan urusan pemerintahan dari pemerintah pusat atau daersh otonom yang
tingkat asasnya kepada daerah otonom menjadi urusan rumah tangganya.

Pelaksanaan asas desentraliisasi inilah yang melahirkan dan dibentuknya


daerah-daerah otonom yaitu suatu kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai
batas wilayah tertentu yang berhak, berwenang dan berkewajiban mengatur dan
mengurus rumah tangganya sendiri. Dengan demikian daerah otonom itu memiliki
otonom daerah yaitu hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri, sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Ciri pokok daerah otonom ialah bentuknya badan perwakilan rakyat yang
representatif, yang dapat pula disebut Parlemen atau dewan rakyat atau
bundesrat.Dalam pelaksanaannya dapat pula dibuat kombinasi :

1. Konstrasi dan sentralisasi


2. Dekosentrasi dan sentralisasi
3. Dekosentrasi dan desentraslisasi bahkan kombinasi ini masih dapat
ditambah dengan asas tugas ppembantuan sehingga kombinasinya menjadi
4. Dekosentrasi ,desentrallisasi dan tugas pembantuan.

Tugas pembantuan adalah tugas untuk turut serta dalam melaksanakan


urusan pemerintahan yang ditugaskan kepada pemerintah daerah otonom oleh
pemerintah pusat atau daerah otonom tingkat atasnya dengan kewajiban
mempertanggung jawabkan kepada yang menugaskannya.
Contoh negara yang berbentuk negara kesatuan adalah Indonesia, Timor
Leste, Jepang, Filiphina, Brunei Darussalam, Italia, Belanda, Yunani, Kamboja,
Laos dan Vietnam.

2.Negara Federasi atau Serikat

Negara Federasi adalah negara yang bersusunan jamak, maksudnya negara


ini tersusun dari beberapa negara yang semula telah berdiri sendiri sebagai negara
yang merdeka dan berdaulat, mempunyai Undang-Undang Dasar sendiri serta
pemerintahan sendiri.Tetapi kemudian karena suatu kepentingan ,entah
kepentingan politik, ekonomi atau kepentingan lainnya, negara-negara tersebut
saling menggabungkan diri untuk membentuk suatu ikatan kerja sama yang
efektif.Namun di samping itu ,negara-negara saling menggabungkan diri tersebut
kemudian disebut negara bagian, masih ingin mempunyai urusanurusab
pemerintahan yang wenang dan dapat diatur dan diurus sendiri, disamping urusan-
urusan pemerintahan yang akan diatur dan diurus bersama-sama oleh ikatan kerja
samanya tersebut.

Ikatan kerja sama negara-negara tersebut, yang kemudian disebut Negara


Federasi memiliki Undang-undang dasar dan pemerintahan pusat yang dsebut
pemerintahan gabungam atau pemerintahan federasi.Dengan demikian dalam
negara federasi ini ada :

a. Dua macam negara ,yaitu negara federasi atau negara gabungan dan
negara-negara bagian.
b. Dua macam pemerintah, yaitu pemerintahan negara federasi dan
pemerintah negara-negara bagian.
c. Dua macam undang-undang dasar, yaitu undang-undang dasar negara
federasi dan undang-undang dasa masing-masing negara bagian.
d. Negara di dalam negara ,yaitu bahwa negara-negara bagian itu beradanya
di dalam negara federasi.
Dua macam urusan pemerintahan ,yaitu urusan pemerintahan yang pokok-
pokok dan yang berkaitan dengan kepentingan bersama negara-negara bagian.

Jadi yang diatur dan diurus bersama oleh pemerintah federasi itu pada
prinsipnya adalah urusan-urusan pokok yang menentukan hidup matinya negara
federasi tersebut.Diatur dan diurus oleh pemerintah federasi dengan maksud agar
ada kesatuan baik dalam hal pengaturannya maupun dalam hal pelaksanaannya
serta penyelenggaraannya.

Berdasarkan sifat hubungan ikatan kerjasama antara pemerintah negara


federasi dengan pemerintah negara-negara bagian tersebut, maka negara federasi
itu dapat dibedakan menjadi dua macam jenis yaitu :

1. Negara Serikat
2. Perserikatan Negara

Contoh negara yan berbentuk negara federasi atau serikat adalah Brazil,
Australia, Canada, Swiss dan lain-lain.

3.Negara Konfederasi atau Kesemakmuran

Negara konfederasi adalah negara yang didirikan atas dasar persatuan


antara negara negara merdeka dan berdaulat melalui perjanjian hukum sebagai
kebijakan bersama. Bentuk negara konfederasi tidak diakui sebagai negara
berdaulat tersendiri karena setiap negara yang bergabung memang sudah diakui
tersendiri kedaulatannya secara internasional.

 Ciri ciri negara konfederasi

Seringkali membedakan negara federasi dan negara konfederasi sulit untuk


dipahami dengan baik. Salah satu cara yang dapat membantu adalah
memperhatikan ciri dari negara konfederasi diantaranya seperti terdiri dari negara
yang berdaulat atau merdeka, warga negara tidak berkaitan dengan persatauan
negara tersebut dan hanya pemerintahan saja yang bekerja sama namun memiliki
kedaulatan masing masing, dan tidak terdiri dari negara negara bagian, serta
biasanya dalam sejarah mencatat bahwa ada peristiwa tertentu yang mendasari
terbentuknya negara konfederasi dengan jangka waktu tertentu.Negera
konfederasi tentu tidak menjadi bagian dalam perbedaan negara federal dan
negara kesatuan karena secara prinsip memang berbeda dengan kedua bentuk
tersebut.

Contoh bentuk negara konfederasi adalah konfederasi Malaysia, konfederasi


Singapura dan konfederasi Amerika.

C. Perbedaan Antara Negara Serikat dengan Perserikatan Negara menurut


Georg Jellinek

Georg Jellinek mengemukakan bahwa Negara itu pada hakekatnya dalah


suatu organisme yang mempunyai kehendak atau kemauan yang kemudian
menjelma dalam bentuknya yang konkrit berupa peraturan peraturan Negara atau
undang- undang atau hukum. Jadi hukum adalah merupakan penjelmaan dari pada
kehendak Negara dengan demikian Negara lah yang berdaulat.

Apabila kedaulatan itu ada pada Negara federal, jadi yang memegang
kedaulatan itu adalah pemerintah federasi atau pemerintah gabungannya maka
Negara federasi itu di sebut negar serikat sedangkan kalau kedaulatan itu masih
tetap ada di negara Negara bagian maka Negara federal yang demikian ini disebut 
perserikatan Negara. Tetapi meskipun demikian Kranenburg berkeberatan meneri
ma pendapat Jellinek tersebut dan mengajukan kelemahan pendapat  Jellinek
tersebut sebagai berikut :

Bahwa kriteria yang dipergunakan oleh  Jellinek di dalam mengemukakan


pendapat tentang perbedaan antara Negara serikat dengan perserikatan Negara itu
kurang tepat, lemah. Oleh karena mengenai pengertian kedaulatan atau Souvereini
teit atau Souvereight, itu masih banyak menimbulakan perbedaan perbedaan pend
apat jadi belum ada kesatuan pendapat.
Di dalam jaman modern ini istilah kedaulatan sudah mempunyai
pengertian yang lain lagi misalnya ada yang mengatakan bahwa kedaulatan itu
adalah kesatuan yang  tertinggi di dalam suatu daerah atau Negara untuk
menentukan atau membuat hokum yang berlaku di daerah atau Negara tersebut
demikianlah pendapat  Jean boding.

Dalam sejarah ketatanegaraan adapula yang menyatakan dengan tegas


bahwa pengertian kedaulatan atau Souvereiniteit dalam sejarah perkembangannya 
mengalami tiga fase pendapat Mac Iver dalam bukunya The web of government
beliau membagi sejarah perkembangan kedeaulatan dalam tiga fase :

1. Comparative
2. Absolute
3. Relative

Kranenburg menyatakan bahwa pendapat Jellinek dalam hal ini adalah


kurang kuat, lemah,  karena pengertian kedaulatan itu sendiri masih sangat kabur. 
Pendapatnya ini di satu pihak memang benar dalam arti bahwa pengertian
kedaulatan itu belum mendapat kesatuan pendapat.  Tetapi di lain pihak
pernyataannya adalah tidak tepat tidak benar oleh karena dengan demikian
pengertian kedaulatan bagi Jellinek masih merupakan suatu pengertian yang
kabur.

Setelah Kranenburg menyatakan ketidakpersetujuannya terhadap Jellinek 
maka beliau sendiri mengajukan pendapat atau ajaran tentang perbedaan anatara
Negara serikat dengan perserikatan Negara.

D. Perbedaan antara Negara Serikat Dengan Perserikatan Negara Menurut


Kranenburg 

Menurut pendapatnya perbedaan antara Negara serikat dengan


perserikatan Negara terletak pada persoalan dapat atau tidak pemerintah federal
atau pemerintah gabungan itu membuat atau mengeluarkan peraturan peraturan
hukum yang langsung mengikat atau berlaku terhadap para warga Negara dari
pada Negara Negara bagian.

Apabila peraturan peraturan hokum yang di keluarkan oleh pemerintah


Negara federal itu dapat secara langsung berlaku atau mengikat terhadap para
warga negaradari Negara Negara bagian maka Negara federasi itu adalah Negara
berjenis Negara serikat.

Jadi tanpa ada tindakan tindakan tertentu darin pemerintah Negara bagian,
perturan peratuaran hokum yang berasal dari pemerintah federal telah dapat
berlakuatau mengikat secara langsung para warga Negara dari Negara Negara
bagian.

Sedangkan kalau peraturan peraturan hukum yang di buat dan dikeluarkan


oleh pemerintah federal tidak dapat secara langsung berlaku atau mengikat
terhadap para warga Negara Negara bagian maka Negara yang demikian tersebut
disebut perserikatan Negara. Dalam hal ini maka apabila peraturan peratuan
hukum yang di buat atau yang di keluarkan oleh pemerintah federal akan di
berlakukan terhadap warga Negara dari Negara Negara bagian maka pemerintah
Negara bagian yang bersangkutan terlebih dahulu harus mengadakan suatu
tindakan yaitu membuat suatu peraturan atau undang-undang atau pernyataan dan
lain lain yang pada pokoknya menyatakan berlakukany peraturan peraturan
hukum dari pemerintah federal terhadap para warga negaranya.

Demikianlah Negara itu kalau di tinjau dari segi susunannya kita dapat
menemukan  dua jenis golongan besar yaitu Negara kesatuan dan Negara federasi
sedangkan kedua nya masih dapat di jeniskan lagi. Negara kesatuan
dapat, didesentralisir dan Negara kesatuan yang didekonsentralisirsedangkan
Negara federasi dapat dibagi dua Negara serikat dan perserikatan Negara.

Dalam negara Serikat, keputusan yang diambil oleh pemerintah negara


serikat dapat langsung mengikat warga negara bagian, sedangkan dalam
perserikatan negara keputusan yang diambil oleh perserikatan itu tidak dapat
langsung mengikat warga  negara dari warga negara anggota.
E. Perserikatan Bangsa-bangsa

 Bangsa-bangsa dulu, dan Perserikatan Bangsa bangsa sekarang pun merup
akan subyek hukum, sepertinya negara, daripada hukum antar bangsa-bangsa.
Perserikatan Bangsa-bangsa yang ada di New York itu sesungguhnya bukanlah
merupakan suatu negara, bukan pula merupakan perserikatan negara, melainkan
adalah merupakan suatu organisasi internasional, organisasi antar bangsa-bangsa
dimana tergabung negara-negara. Organisasi ini dikatakan berdasarkan atas : The
principle of the souvereign equality of all its members, dan atas cooperatif.

Sifat hukum dari perserikatan bangsa-bangsa ini menurut Sir John Fisher
Williams, dalam suatu ceramahnya di depan International Law Association,
dengan judul : The Status of the League of Nations in International Law, antar lain
menyatakan bahwa apabila masalah sifat hukum dari Peserikatan Bangsa-bangsa
itu dikemukakan, secara tidak salah pula, maka disambutlah kita dengan suara
banyak yang serupa, dari berbagai pihak yang berkuasa, yang secara dulu
mendahului menyatakan hal-hal tentang “ketidakan” organisasi itu.

Perserikatan Bangsa-bangsa mempunyai pengurus yang disebut dewan;


rapat, yang terdiri atas utusan-utusan anggauta-anggautanya; pegawai-pegawai
sendiri;  kantor; sekretariat; dan alat-alat pelengkapnya tidak dapat diganggu
gugat sepertinya para diplomat. Semua itu disebutkan dalam piagamnya. Piagam
Perserikatan Bangsa-bangsa tersebut lahir pada masa perang dunia kedua tanggal
26 Juni 1945, dalam suatu konperensi international di San Fransisco. Piagam
Perserikatan Bangsa-bangsa diantaranya :

1. General Assembly atau Majelis Umum


2. Security Council atau Dewan Keamanan
3. Economic and Social Council atau Dewan Ekonomi dan Sosial
4. Trusteeship Council atau Dewan Perwakilan
5. International Court of Justice atau Mahkamah International
6. Secretariat atau Sekretariat
Dalam pasal 1 dari Piagam Perserikatan Bangsa-bangsa disebutkan tentang
maksud dan tujuan organisasi tersebut yang mendorong berdirinya Perserikatan
Bangsa-bangsa. Tujuan tersebut adalah :

1. Membebaskan manusia dari ancaman perang. Jadi memelihara perdamaian


dan keamanan international, dan mengadakan hubungan persahabatan
antar bangsa-bangsa.
2. Memulihkan kepercayaan orang atas hak-hak asasi manusia, atas martabat
dan nilai diri manusia, atas hak-hak yang sama antara laki-laki dan
perempuan , serta antara bangsa-bangsa besar dan kecil.
3. Menetapkan syarat-syarat dengan mana dapat dipertahankan hak-hak serta
ditaatinya kewajiban-kewajiban yang timbul dari traktat-traktat serta dari
sumber-sumber lain dari hukum antar bangsa-bangsa.
4. Mendorong kemajuan-kemajuan sosial dan tingkat hidup ke arah yang
lebih tinggi dalam alam kebebasan yang lebih besar.

Negara-negara yang mengadakan perjanjian serta melahirkan piagam


tersebut, disebut original members.

Permohonan untuk menjadi anggota diputuskan oleh general assembly,


sidang umun atau majelis umum, atau usul dari Security Council, Dewan
Keamanan. Anggota-anggota ada sebelas , lima dari anggota –anggota ini ialah
Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Uni Soviet, dan Tiongkok Nasionalis.
Anggota-anggota yang lain berganti-ganti setiap dua tahun, dan dipilih oleh
General Assembly dengan dua pertiga suara.

Sidang umum, harus diadakan sekurang-kurangnya satu kali setahun.


Sidang umum terbagi atas enam komisi yaitu :

1. Komisi politik dan keamanan


2. Komisi ekonomi dan keuangan
3. Komisi sosila, dan kulturil
4. Komisi trustee
5. Komisi administrasi dan anggaran
6. Komisi masalah-masalah hukum

Adapun asas yang dianut oleh Perserikatan Bangsa-bangsa sebagai mana


tercantum dalam pasal 1 dari piagamnya ialah bahwa :

1. Perserikatan Bangsa-bangsa didirikan atas dasar kedaulatan yang sederajad


dari semua anggauta
2. Semua anggauta harus melaksanakan dengan etikad baik semua
kewajiban-kewajiban yang telah disetujui sesuai dengan ketentuan
Piagam.
3. Sengketa-sengketa international akan diselesaikan dengan cara-cara damai
sedemikian rupa sehingga perdamaian, keamanan, dan keadilan
international tidak terganggu.
4. Segenap anggauta tidak akan mengancam atau menggunakan kekerasan
terhadap keutuhan territorial atau kemerdekaan setiap negara, atau dengan
cara lainnya yang tidak sesuai dengan piagam.
5. Segenap anggauta harus membantu Perserikatan Bangsa-bangsa dalam
tindakan-tindakannya yang diambil berdasarkan ketentuan-ketentuan
Piagam.
6. Perserikatan Bangsa-bangsa harus menjamin agar negara-negara yang
bukan anggauta Perserikatan Bangsa-bangsa bertindak sesuai dengan azas-
azas yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-bangsa.
7. Perserikatan Bangsa-bangsa  tidak akan mengadakan campur tangan dalam
negeri dari setiap negara atau mengharuskan penyelesaian masalah itu
menurut ketentuan-ketentuan piagam perserikatan bangsa-bangsa.

Dilihat dari sejarah serta aktivitasnya, Perserikatan bangsa-bangsa lebih


baik dan lebih maju dari pada liga bangsa-bangsa dulu, terutama dalam
menyelesaikan masalah-masalah internasional. Demikianlah kirannya perang
dunia pertama itu tidak akan terjakin benar ucapan: bila organisasi internasio
sehingga perang dunia ketiga dapat dielakan.nal ini ni telah ada sebelum
meletusnya perang dunia pertama, maka kirannya perang du ia pertama itu tidak
akan terjadi. Mudah-mudahan demikian pulalah halnya dalam menghadapi
keadaan internasional dewasa ini.
III. PENUTUP

A.Kesimpulan

Berdasarkan paparan materi di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Tipe-tipe negara menurut sejarah dibagi menjadi lima tipe yaitu tipe
negara Timur Purba, tipe negara Yunani Kuno, tipe negara Romawi Kuno,
tipe negara Abad Pertengahan dan tipe negara Abad Modern.
2. Bentuk Susunan Negara apabila ditinjau dari segi susunannya akan mengh
asilkan kemungkinan bentuk susunan Negara yaitu Negara Kesatuan,
Negara Federasi atau Serikat dan Negara Konfederasi atau Kesemakmuran
3. Georg Jellinek mengemukakan bahwa Negara itu pada hakekatnya dalah
suatu organisme yang mempunyai kehendak atau kemauan yang kemudian
menjelma dalam bentuknya yang konkrit berupa peraturan peraturan
Negara atau undang undang atau hukum.
4. Menurut pendapat Kranenburg perbedaan antara Negara serikat dengan
perserikatan Negara terletak pada persoalan dapat atau tidak pemerintah
federal atau pemerintah gabungan itu membuat atau mengeluarkan
peraturan peraturan hukum yang langsung mengikat atau berlaku terhadap
para warga Negara dari pada Negara Negara bagian.
5. Perserikatan Bangsa-bangsa mempunyai pengurus yang disebut dewan;
rapat, yang terdiri atas utusan-utusan anggauta-anggautanya; pegawai-
pegawai sendiri; kantor ; sekretariat; dan alat-alat pelengkapnya tidak
dapat diganggu gugat sepertinya para diplomat. Semua itu disebutkan
dalam piagamnya. Piagam Perserikatan Bangsa-bangsa tersebut lahir pada
masa perang dunia kedua tanggal 26 Juni 1945, dalam suatu konperensi
international di San Fransisco.

B.Saran

Berdasarkan paparan materi di atas ,penulis merekomendasikan beberapa saran


untuk para pembaca diantarnya ialah :
1. Pembaca dapat membaca dengan rujukan atau referensi dari buku lain
selain makalah ini untuk memahami lebih jelas lagi mengenai tipe dan
bentuk susunan negara.
2. Pembaca dapat mengkaji lebih dalam mengenai tipe dan bentuk susunan
negara. Selain untuk memperluas cakrawala berpikir, kelak kita akan
menempati posisi strategis di pemerintahan. Dan niscaya kita akan menjadi
warga negara dan pemimpin yang baik, berakhlak dan rasional.
DAFTAR PUSTAKA

Lubis, Muhammad Solly. 2007. Ilmu Negara, Bandung: CV. Mandar Maju.

Soehno. 2007. Ilmu Negara. Yogyakarta: Liberty, Yogyakarta.

Busroh, Abu Daud. 2010. Ilmu Negara. Jakarta: PPT. Bumi Aksara.

Nasr, Citra.2018. Tipe-Tipe Negara. http://mynaru23.blogspot.com/2018/09/tipe-


tipe-negara.html?m=1 diakes pada tanggal 18 Oktober 2019

https://googleweblight.com/i?u=https://slideplayer.info/slide/3199382/&hl=id-ID
diakes pada tanggal 18 Oktober 2019

Antono, Agil. 2019. Pengertian Bentuk Negara Konfederasi. https://googleweblig
ht.com/i?u=https://guruppkn.com/pengertian -bentuk-negara-konfederasi-dan-
contohnya&hl=id-ID diakes pada tanggal 18 Oktober 2019

Anda mungkin juga menyukai