Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“Hukum Pidana Materiil & Hukum Pidana Formil”

Materi 3

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Hukum Pidana


Dosen Pengampu : Dr. H. Asnar, M.Si

Disusun Oleh :

Kelompok 12

PPKn B 2019

1. Sinta Nurina Aziz 1905056071


2. Arya Bimantoro Muhlis 1905056042
3. Julia Rahmayanti 1905056063
4. Anisa Yulita 1905056075
5. Salda Yanti 19050506067

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hukum Pidana Materiil
& Hukum Pidana Formil”ini dengan tepat waktu.

Makalah sederhana ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Hukum Pidana.
Dalam makalah ini membahas tentang “Hukum Pidana Materiil & Hukum Pidana
Formil”materi ke 3. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. H. Asnar, M.Si
selaku dosen mata kuliah Hukum Pidana.

Akhir kata kami ucapkan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan
penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca khususnya, agar dapat
menambah wawasannya. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan.
Karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT.

Samarinda, 22 Februari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................

A. Latar Belakang.......................................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................................
C. Tujuan....................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................

A. Pengertian Hukum Pidana Materiil.........................................................................


B. Pengertian Hukum Pidana Formil...........................................................................
C. Sumber Hukum Materiil .............................................................................................
D. Sumber Hukum Formil ................................................................................................

BAB III PENUTUP...........................................................................................................

A. Kesimpulan............................................................................................................
B. Saran......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan fungsinya, kaidah hukum dibedakan menjadi kaidah hukum materil dan
kaidah hukum formil. Pengertian kaidah hukum materil adalah kaidah hukum yang mengatur
tentang isi hubungan antar manusia atau yang menetapkan perbuatan atau perilaku apa yang
diharuskan atau dilarang atau diperbolehkan, termasuk akibat-akibat hukum dan ancaman-
ancaman sanksi bagi pelanggarnya. Kaidah hukum materil disebut juga sebagai hukum
substantif. Kaidah hukum formil adalah kaidah hukum yang mengatur tata cara yang harus
ditempuh dalam mempertahankan atau menegakkan kaidah hukum materil, khususnya upaya
penyelesaian perselisihan melalui pengadilan. Hukum formil disebut juga sebagai hukum
prosedural atau hukum acara. Kaidah hukum materil dan kaidah hukum formil sangat erat
hubungannya. Kaidah hukum materil menggantungkan peran atau fungsinya kepada hukum
formil. Hukum materil dapat berfungsi dengan baik apabila hukum formil mampu secara baik
untuk melaksanakan fungsinya dalam mempertahankan hukum materil.

Sementara hukum formil dapat dikatakan sebagai hukum yang baik apabila hukum
materil dapat dipertahankan dan dijalankan sebaik-baiknya. Dalam lingkup hukum pidana
dikenal hukum pidana materil dan hukum pidana formil. Antara hukum pidana materil dan
hukum pidana formil hubungannya sangat erat dan tidak dapat dipisahkan. Hukum pidana
formil tidak mungkin ada tanpa adanya hukum pidana materil, sebaliknya hukum pidana
materil akan kehilangan maknanya tanpa keberadaan hukum pidana formil. Hukum pidana
materiil adalah hukum pidana yang memuat aturan-aturan yang menetapkan dan merumuskan
perbuatan-perbuatan yang dapat dipidana, aturan-aturan yang memuat syarat-syarat untuk
dapat dipidana dan ketentuan mengenai pidana. Sedangkan hukum pidana formil adalah
hukum pidana yang mengatur bagaimana negara dengan perantaraan alat-alat
perlengkapannya melaksanakan haknya untuk mengenakan pidana. Perkembangan kondisi
sosial mempengaruhi perkembangan substansi hukum dalam sumber hukum formil
(perundang-undangan). Sumber hukum materil merupakan faktor yang membantu
pembentukan hukum, misalnya hubungan sosial, hubungan kekuatan politik, situasi sosial
ekonomi, tradisi atau pandangan keagaamaan, hasil penelitian ilmiah, perkembangan
internasional, keadaan geografis.

Menurut Saut P. Panjaitan, sumber hukum materil yaitu faktor-faktor atau kenyataan-
kenyataan yang turut menentukan isi dari hukum. Isi hukum ditentukan oleh dua faktor, yaitu
faktor idiil dan faktor sosial masyarakat. Faktor idiil adalah faktor yang berdasarkan kepada
cita masyarakat akan keadilan. Sedangkan faktor sosial masyarakat tercemin dalam bentuk
struktur ekonomi, kebiasaan-kebiasaan, tata hukum negara lain, agama dan kesusilaan dan
kesadaran hukum. Jenis-jenis perbuatan yang digolongkan sebagai tindak pidana, terdapat
dalam substansi hukum materil. Secara teoritis terdapat beberapa jenis perbuatan pidana.
Perbuatan pidana dapat dibedakan secara kualitatif atas kejahatan dan pelanggaran. Kejahatan
adalah rechtdelicten, yaitu perbuatanperbuatan yang bertentangan dengan keadilan, terlepas
apakah perbuatan itu diancam pidana dalam suatu undang-undang atau tidak. Sekalipun tidak
dirumuskan sebagai delik dalam undang-undang, perbuatan ini benar-benar dirasakan oleh
masyarakat sebagai perbuatan yang bertentangan dengan keadilan. Pelanggaran
(wetdelichten) adalah perbuatan-perbuatan yang oleh masyarakat baru disadari sebagai
perbuatan pidana, karena undang-undang merumuskannya sebagai delik.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu hukum pidana formil?


2. Apa saja fungsi hukum pidana materiil?
3. sebutkan Sumber hukum materiil.
4. sebutkan Sumber hukum formil.

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui arti dari hukum pidana formil


2. Untuk mengetahui fungsi hukum pidana materiil
3. Untuk mengetahui sumber hukum materiil
4. Untuk mengetahui sumber hukum formil
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hukum PidanaMateril


Hukum pidana materiil adalah aturan hokum yang memuat tindakan pidana. Dimana di sini
termuat rumusan perbuatan pidana dan memuat syarat dan aturan untuk pelaku pidana. Sumber
hokum materiil inilah yang menentukan isi peraturan hukum yang sifatnya mengikat orang.
Dikatakan mengikat karena aturan ini berasal dari pendapat umum, hokum masyarakat, kondisi
lingkungan, sosiologi, ekonomi, moral, politik hukum dan lain-lain.

Ada beberapa factor pembentukan hokum materiil yang dibentuk atas dasar factor
kemasyarakatan dan factor idiil. Pertama di pengaruhi oleh factor idiil yang berpatokan pada
keadilan yang harus ditaati oleh masyarakat. Sebenarnya tidak hanya masyarakat, tetapi juga
pembentuk UU itu sendiri. Kedua, yang dipengaruhi oleh factor kemasyarakatan.

Faktor kemasyarakatan dimana aturan dibuat agar masyarakat tunduk pada aturan yang sudah
diberlakukan. Aturan dalam hal ini termasuk dibidang structural ekonomi, yang meliputi kebutuhan
masyarakat yang meliputi susunan geologi, kekayaan alam hingga perkembangan perusahaan dan
pembagian kerja.

Adapun factor kemasyarakat yang ternyata juga mempengaruhi dalam pembentukan hokum
materiil. Diantaranya kebiasaan yang sudah menjadi bagian hidup. Termasuk pula pembentukan
hokum karena keyakinan tentang agama dan kesusilaan serta kesadaran hukum.

B. Pengertian Hukum PidanaFormil

Hukum pidana formil adalah hukum yang digunakan sebagai dasar para penegak hukum.
Sederhananya, hokum pidana formil mengatur bagaimana Negara menyikapi alat perlengkapan
untuk melakukan kewajiban untuk menyidik, menjatuhkan, menuntut dan melaksanakan pidana.

Sumber hokum formill ini juga merupakan dasar kekuatan mengikat peraturan yang sudah ada.
Tujuannya masih sama, agar aturan tersebut tetap dipatuhi. Tidak hanya dapat dipatuhi masyarakat,
tetapi juga dipatuhi oleh penegak hokum sekaligus.

Tahukah kamu bahwa sumber hokum formil terdiri dari beberapa poin. Yaitu terdiri dari undang-
undang. Nah, ada undang-undang yang dibuat atas persetujuan Presiden dan ada undang-undang
yang yang di dasarkan pada wewenang masing-masing pembuatnya.

Adapun sumber hokum formil selain undang-undang, yaitu kebiasaan, traktat yang biasannya
digunakan untuk perjanjian internasional, ada pula doktrin dan putusan hakim. Jadi kelima sumber
hokum formil tersebut yang dapat di jadikan acuan.
C. Sumber hukum materiil.

Sumber hukum yang menentukan isi suatu peraturan atau kaidah hukum yang mengikat
setiap orang. Sumber hukum materiil berasal dari perasaan hukum masyarakat, pendapat
umum, kondisi sosial-ekonomi, sejarah, sosiologi, hasil penelitian ilmiah, filsafat, tradisi,
agama, moral, perkembangan internasional, geografis, politik hukum, dan lain-lain. Dalam
kata lain sumber hukum materil adalah faktor-faktor masyarakat yang mempengaruhi
pembentukan hukum (pengaruh terhadap pembuat UU, pengaruh terhadap keputusan hakim,
dan sebagainya).

Sumber hukum materil ini merupakan faktor yang mempengaruhi materi (isi) dari aturan-
aturan hukum, atau tempat dari mana materi hukum itu diambil untuk membantu
pembentukan hukum. Faktor tersebut adalah faktor idiil dan faktor kemasyarakatan. 

Ø  Faktor idiil adalah patokan-patokan yang tetap mengenai keadilan yang harus ditaati oleh
para pembentuk UU ataupun para pembentuk hukum yang lain dalam melaksanakan
tugasnya. 

Ø  Faktor kemasyarakatan adalah hal-hal yang benar-benar hidup dalam masyarakat dan
tunduk pada aturan-aturan yang berlaku sebagai petunjuk hidup masyarakat yang
bersangkutan. Contohnya struktur ekonomi, kebiasaan, adat istiadat, dan lain-lain.Faktor-
faktor kemasyarakatan yang mempengaruhi pembentukan hukum yaitu:

a.    Stuktural ekonomi dan kebutuhan-kebutuhan masyarakat antara lain: kekayaan


alam, susunan geologi, perkembangan-perkembangan perusahaan dan pembagian kerja.

b.    Kebiasaan yang telah membaku dalam masyarakat yang telah berkembang dan pada
tingkat tertentu ditaati sebagai aturan tingkah laku yang tetap.

c.    Hukum yang berlaku.

d.   Tata hukum negara-negara lain.

e.    Keyakinan tentang agama dan kesusilaan.

f.     Kesadaran hukum.

D. Sumber hukum formil.

Sumber hukum formil adalah sumber hukum dengan bentuk tertentu yang merupakan
dasarberlakunya hukum secara formil. Jadi sumber hukum formil merupakan dasar
kekuatanmengikatnya peraturan-peraturan agar ditaati oleh masyarakat maupun oleh penegak
hukum.Sumber hukum yang bersangkut paut dengan masalah prosedur atau cara
pembentukannya, terdiri dari:

Apa beda antara undang-undang dengan peraturan perundang-undangan ? Undang-


undang dibuat oleh DPR persetujuan presiden, sedangkan peraturan perundang-undangan
dibuat berdasarkan wewenang masing-masing pembuatnya, seperti PP, dan lain-lain atau
Peraturan Perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang dibentuk oleh lembaga negara
atau pejabat yang berwenang dan mengikat secara umum (Pasal 1 ayat 2 UU No. 10 tahun
2004).

Sumber hukum dalam arti formil, terdiri atas :

1.            Undang-undang (Statue).

2.            Kebiasaan (custom).

3.            Traktat (Perjanjian Internasional).

4.            Putusan Hakim (yurisprudensi).

5.             Doktrin.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Hukum Pidana itu bukanlah suatu hukum yang mengandung norma-norma yang baru,
melainkan hanya mengatur tentang pelanggaran-pelanggaran dan kejahatan-kejahatan
terhadap norma-norma hukum yang mengenai kepentingan umum.

Hukum Pidana Formil atau Hukum Acara Pidana memuat peraturan-peraturan tentang
bagaimana memelihara atau mempertahankan Hukum Pidana Materiil, dan karena memuat
cara-cara untuk menghukum seseorang yang melanggar peraturan pidana, maka hukum ini
dinamakan juga Hukum Acara Pidana. Hukum Pidana, sebagai salah satu bagian independen
dari hukum public merupakan salah satu isntrumen hukum yang sangat urgen eksistensinya
dalam menjamin keamanan masyarakat dari ancaman tindak pidana, menjaga stabilitas
Negara dan bahkan merupakan “lembaga moral” yang berperan merehabilitas para pelaku
pidana. Hukum ini terus berkembang sesuai dengan tuntutan tindak pidana yang ada di setiap
masanya.

B. Saran

Semoga makalah ini bisa menambah wawasan pembaca tentang hukum pidana materiil dan
formil, dan dengan membaca makalah ini semoga pembaca dapat memahami apa itu hukum
pidana materiil dan formil serta sumber hukum nya.
DAFTAR PUSTAKA

academia.edu/39857422/Hukum_Pidana

dosenpendidikan.co.id/sumber-hukum/

jurnalhukum.com/sumber-sumber-hukum/

Anda mungkin juga menyukai