Anda di halaman 1dari 4

PENCATATAN PERISTIWA HUKUM

Oleh: Eysar Sugiarto

Pendahuluan
Dalam kehidupan manusia akan terjadi suatu siklus hidup dimana manusia akan
mengalami berbagai peristiwa penting di dalam hidupnya. Siklus hidup, pengalaman dan
peristiwa penting itu antara lain adalah kelahiran, perkawinan, perceraian, kematian, dan
berbagai peristiwa penting lainya. Peristiwa-peristiwa penting tersebut perlu dilakukan
pencatatan karena sangat mempengaruhi pengalaman hidup setiap manusia dan apabila
peristiwa itu terjadi pasti akan selalu membawa akibat hukum bagi orang yang bersangkutan
maupun bagi masyarakat disekitarnya.

Mengingat begitu pentingnya peristiwa-peristiwa tersebut, maka demi terciptanya


keadaan masyarakat yang tertib dan teratur serta demi terjaminnya kepastian hukum, maka
diperlukan suatu peraturan yang mengaturnya. Peraturan yang dimaksud tersebut adalah
peraturan dibidang pencatatan sipil yang dilaksanakan oleh lembaga pencatatan sipil yaitu
Kantor Catatan Sipil.1

Pengertian Pencatatan Peristiwa Hukum


Peristiwa hukum adalah suatu kejadian dalam masyarakat yang dapat menimbulkan
akibat hukum atau yang dapat menggerakkan peraturan tertentu sehingga peraturan yang
tercantum di dalamnya dapat berlaku konkrit.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia peristiwa diartikan sesuatu kejadian, jadi secara
bahasa peristiwa hukum dapat diartikan kejadian yang menimbulkan suatu adanya hukum
dapat berlaku atau kejadian yang berhubungan dengan hukum. Aturan hukum terdiri dari
peristiwa dan akibat yang oleh aturan hukum tersebut dihubungkan. Peristiwa demikian
disebut sebagai peristiwa hukum dan akibat yang ditimbulkan dari peristiwa tersebut sebagai
akibat hukum. 2

Menurut Van Apeldoorn, peristiwa hukum ialah suatu peristiwa yang didasarkan
hukum meninmbulkan atau menghapuskan hak. Dengan pengertian yang lebih mudah
dipahami peristiwa hukum atau kejadian hukum atau rechtsfeit adalah peristiwa
kemasyarakatan yang akibatnya diatur oleh hukum. Peristiwa hukum ini adalah kejadian
dalam masyarakat yang menggerakkan suatu peraturan hukum tertentu sehingga
ketentuanketentuan yang tercantum didalamnya lalu diwujudkan.

1
Agusta Widianto, Skripsi: Studi Tentang Prosedur Penerbitan Akta Catatan Sipil di Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Kota Surakarta, (Surakarta: Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret, 2007), hal.37.
2
Soeroso, Pengantar Ilmu Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hal.191.

1
2

Secara lebih terperinci dapat dikatakan sebagai berikut: apabila dalam masyarakat
timbul suatu peristiwa, sedangkan peristiwa itu sesuai dengan yang dilukiskan dalam
peraturan hukum, maka peraturan itu pun lalu dikenakan kepada peristiwa tersebut.

Sedangkan definisi pencatatan dalam kamus besar bahasan Indonesia memiliki arti
sebagai proses/cara/perbuatan mencatata dan sebagai pendaftaran. Jadi, secara singkat
definisi pencatatan peristiwa hukum adalah suatu catatan yang menyangkut kedudukan
hukum seseorang. Mencatat segala peristiwa-peristiwa yang akan menimbulkan sebuah
akibat hukum bagi orang yang bersangkutan maupun bagi masyarakat disekitarnya. Dalam
pencatatan peristiwa hukum ini lembaga yag bertugas disebut lembaga Pencatatan Sipil.

Definisi Catatan Sipil menurut pendapat para ahli:


Menurut Subekti dan Tjitrosoedibio, Burgelijke Stand (Catatan Sipil) adalah suatu
lembaga yang ditugaskan untuk memelihara daftar-daftar atau catatan-catatan guna
pembuktian status atau peristiwa-peristiwa penting bagi para warga negara seperti kelahiran,
perkawinan, dan kematian”.

Menurut Vollmar Catatan sipil adalah suatu lembaga yang diadakan oleh penguasa
yang bermaksud membuktikan selengkap mungkin dan karena itu memberikan kepastian
sebesar-besarnya tentang semua peristiwa yang penting bagi status keperdataan seseorang
mengenai kelahiran, pengakuan, perkawinan, perceraian,dan kematian. Peristiwa-peristiwa
ini dicatat, agar mengenai itu baik bagi yang berkepentingan maupun bagi pihak ketiga setiap
saat ada buktinya. Sementara itu. 3

Menurut Nico Ngani dan I Nyoman Budi Jaya Catatan sipil adalah suatu lembaga
yang bertugas untuk mencatat atau mendaftar setiap peristiwa yang dialami oleh warga
masyarakat, misalnya kelahiran, perkawinan, kematian dan sebagainya. Tujuannya untuk
mendapatkan data selengkap mungkin agar status warga masyarakat dapat diketahui.

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan catatan sipil atau pencatatan sipil
merupakan suatu lembaga yang sengaja dibentuk oleh pemerintah dengan tugas
menyelenggarakan pencatatan suatu peristiwa hukum seseorang, penerbitan, penyimpanan
dan pemeliharaan data keperdataan seseorang.

Ruang Lingkup Pencatatan Peristiwa Hukum


Dengan adanya pencatatan peristiwa hukum, maka lembaga pencatatan sipil
mengeluarkan sebuah catatan yang disebut dengan akta. Akta pencatatan sipil adalah akta
autentik karena dikeluarkan dan ditandatangani oleh pejabat berwenang. Akta ini dapat
digunakan untuk menjelaskan telah terjadinya suatu peristiwa hukum secara benar. Misalnya,
akta kelahiran dapat membuktikan telah terjadinya peristiwa kelahiran pada hari, tanggal,
bulan dan tahun yang disebutkan dalam akta kelahiran. Peristiwa ini harus dianggap benar

3
Pipin Syarifin dan Zarkasy Chumaidy, Pengantar Ilmu Hukum, (Bandung: Pustaka Setia, 1998), hal.72.

INSTITUT PEMBINA ROHANI ISLAM JAKARTA (IPRIJA)


3

secara hukum dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang yaitu kantor/dinas pencatatan sipil
yang ditunjuk oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4

Menurut pasal 1867 Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPerdata)


pembuktian dengan tulisan dilakukan dengan akta, baik akta autentik maupun akta dibawah
tangan. Disamping itu juga pengertian akta autentik disebutkan pula di dalam pasal 1868
KUH Perdata yang berbunyi akta autentik adalah suatu akta yang dalam bentuk yang
ditentukan oleh undang-undang, dibuat oleh atau dihadapan pejabat yang berkuasa untuk itu
ditempat dimana akta dibuat.

Menurut Sudikno Mertokusumo, akta adalah surat yang diberi tanda tangan, memuat
peristiwa-peristiwa yang menjadi dasar dari suatu hak atau perikatan yang dibuat sejak
semula dengan sengaja untuk pembuktian. Dengan demikian, jika ditinjau dari sudut pandang
hukum perdata bahwa akta catatan sipil telah memenuhi kriteria sebagai akta autentik. Akta
catatan sipil ditanda tangani oleh pejabat berwenang yang ditunjuk undang-undang serta
mempunyai kekuatan bukti sempurna tentang telah terjadi suatu peristiwa hukum. Undang-
undang nomor 23 tahun 2006 memberi istilah sebagai peristiwa penting yang wajib
dicatatkan dalam register catatan sipil pada kantor/dinas yang menangani masalah catatan
sipil. Ada lima peristiwa hukum dalam kehidupan manusia yang perlu dilakukan pencatatan,
yaitu :
1. Kelahiran
Pencatatan dilakukan untuk menentukan status hukum seseorang sebagai subyek
hukum pendukung hak dan kewajiban. Dalam peristiwa hukum kelahiran pencatatan sipil
melakukan pencatatan dengan mengeluarkan Akta Kelahiran.

2. Perkawinan
Pencatatan dilakukan untuk menentukan status hukum seseorang sebagai suami atau
isteri dalam ikatan perkawinan menurut hukum. Dalam peristiwa hukum perkawinan
pencatatan sipil melakukan pencatatan dengan mengeluarkan Akta Nikah atau buku
nikah.

3. Perceraian
Pencatatan dilakukan untuk menentukan status hukum seseorang sebagai janda atau
duda yang bebas dari ikatan suatu perkawinan. Dalam peristiwa hukum perceraian
pencatatan sipil melakukan pencatatan dengan mengeluarkan Akta Perceraian.

4. Kematian
Pencatatan dilakukan untuk menentukan status hukum seseorang sebagai ahli waris,
sebagai janda atau duda dari almarhum/almarhumah. Dalam peristiwa hukum kematian
pencatatan sipil melakukan pencatatan dengan mengeluarkan Akta Kematian.

4
Tim Catatan Sipil, Buku Petunjuk Praktis Pembuatan Akta-Akta Kependudukan dan Catatan Sipil, (Surakarta :
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, 2003), hal.9.

INSTITUT PEMBINA ROHANI ISLAM JAKARTA (IPRIJA)


4

5. Penggantian Nama
Pencatatan dilakukan untuk menentukan status hukum seseorang dengan identitas
tertentu dalam hukum perdata.

Tujuan dan Manfaat Pencatatan Peristiwa Hukum


Tujuan daripada pencatatan peristiwa hukum adalah :
1. Untuk memberikan kepastian hukum.
2. Untuk membentuk ketertiban hukum.
3. Guna pembuktian yang autentik.
4. Untuk memperlancar aktifitas pemerintah di bidang kependudukan atau administrasi
kependudukan.

Di samping itu pencatatan peristiwa hukum mempunyai kegunaan atau menfaat dari
sudut hukum perdata, yaitu:5
1. Bagi diri pemilik
a. Merupakan alat bukti yang paling kuat dalam menentukan kedudukan hukum
seseorang.
b. Memberikan kepastian hukum yang sah tentang kejadian atau peristiwa yang
dicatat.
c. Merupakan akta otentik yang mempunyai kekuatan hukum pembuktian sempurna
di depan hakim.

2. Bagi pemerintah
a. Menunjang tertib administrasi kependudukan.
b. Menunjang perencanaan pembangunan.
c. Pengawasan dan pengendalian penduduk.

Kesimpulan
Seluruh peristiwa penting yang terjadi dalam keluarga (yang memiliki aspek hukum),
perlu didaftarkan dan dibukukan, sehingga baik yang bersangkutan maupun orang lain yang
berkepentingan mempunyai bukti yang outentik tentang peristiwa-peristiwa tersebut, dengan
demikian maka kedudukan hukum seseorang menjadi tegas dan jelas. Dalam rangka
memperoleh atau mendapatkan kepastian kedudukan hukum seseorang, perlu adanya bukti
bukti outentik yang sifat bukti itu dapat dipedomani untuk membuktikan tentang kedudukan
hukumnya.

5
Vollmar, Pengantar Studi Hukum Perdata, (Jakarta: Rajawali, 1999), hal.189.

INSTITUT PEMBINA ROHANI ISLAM JAKARTA (IPRIJA)

Anda mungkin juga menyukai