Anda di halaman 1dari 3

NAMA

: ADITYO RANDI PRATAMA

KELAS

:A

NIM

: 1408015036

MATKUL

: HUKUM ADAT

Pertanyaan :
1. Di daerah pedesaan, kepemilikan tanah kebanyakan berdasarkan hukum adat dan
waris, apakah tanah adat bisa dibuat sertifikat tanah tanpa jual beli ?

Jawaban :
Iya bisa, jika pihak yang hendak melakukan proses penyertifikatan merupakan pemilik asli
yang tercantum dalam tanah adat tersebut, maka tidak diperlukan adanya jual beli terlebih
dahulu

Pertanyaan :
2. Jelaskan perbedaan tentang hukum waris dalam perdata dengan hukum waris adat ?

Jawaban :
Hukum waris dalam perdata mengenal yang namanya hak tiap-tiap waris atas bagian tertentu
dari harta peninggalan pewaris, sedangkan hukum waris adat memuat peraturan-peraturan
yang mengatur proses meneruskan sebagai barang-barang tidak berwujud
Pertanyaan :
3. A. Apakah status tanah ulayat dapat dialihkan menjadi hak perorangan ?
B. Dalam hal apa sehingga status tanah ulayat dapat dijadikan sebagai hak milik
perorangan dan apa dasar hukumnya ?

Jawaban :
A. Tanah ulayat tidak dapat dialihkan menjadi tanah hak milik apabila tanah ulayat
tersebut menurut kenyataan masih ada, misalnya dibuktikan dengan adanya
masyarakat hukum adat bersangkutan atau kepala adat bersangkutan
B. Sebaliknya tanah ulayat dapat dialihkan menjadi tanah hak milik apabila tanah ulayat
tersebut menurut kenyataannya tidak ada atau statusnya sudah berubah menjadi
bekas tanah ulayat dan tanah tersebut sudah tidak di haki lagi oleh masyarakat
hukum adat.

Pertanyaan :
4. Anak yang lahir dalam perkawinan sah antara seorang laki-laki dan seorang
perempuan tapi kenyataannya ada kejadian abnormal, bagaimanakah hukum adat
mengaturnya dalam hal :
a. Anak yang lahir karena hubungan zinah
b. Anak yang lahir diluar perkawinan
c. Anak yang lahir setelah perceraian

Jawaban :
a. Apabila seorang isteri melahirkan anak karena hubungan gelap dengan seroang pria
lain(bukan suaminya) maka menurut adat suami itu menjadi bapak dari anak yang
dilahirkan tersebut
b. Dalam hal ini tidak semua daerah mempunyai pandangan yang sama, ada yang
menganggap itu kejadian normal dan ada yang mencela keras si ibu yang tidak kawin
dan bahkan ada yang dibuang dari persekutuan, dalam hal ini adat mengatur supaya
memaksa laki-laki tersebut untuk mengawininya, selain itu juga dengan
mengkawinkan wanita tersebut dengan pria lain
c. Anak yang lahir setelah bercerai, menurut adat mempunyai bapak bekas suami wanita
yang melahirkan itu, apabila masih dalam batas-batas waktu mengandung

Pertanyaan :

5. Apakah pengangkatan anak secara adat sah menurut perundang-undangan ?


Jawaban :
Yang dimaksud pengangkatan adat kebiasaan adalah pengangkatan anak yang dilakukan
dalam satu komunitas yang masih melakukan adat dan kebiasaan dalam kehiduoan
bermasyarakat. Pengangkatan anak secara adat kebiasaan dilakukan sesuai dengan tata cara
yang berlaku di dalam masyarakat yang bersangkutan. Jadi pada dasarnya tidak ada suatu
keharusan bahwa pengangkatan anak harus dengan penetapan pengadilan, bisa juga
berdasarkan adat kebiasaan setempat, akan tetapi disarankan dengan penetapan pengadilan
karena demi kepintingan si anak dan agar proses administratif dapat dilakukan dengan lancar

Anda mungkin juga menyukai