UNIVERSITAS JAMBI
FAKULTAS HUKUM
1. Terdapat hubungan yang sangat erat antara Hukum Agraria (HA) dengan Hukum Sumber Daya Alam
(HSDA). Hubungan ini adalah:
a. Objek HA dalam arti luas adalah hak-hak penguasaan atas SDA
b. Pengertian HA dalam arti luas meliputi bumi, air, ruang angkasa, dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya.
c. Objek HA dalam arti sempit adalah seperangkat hukum yang mengatur hak penguasaan tanah.
d. Jawaban a dan b.
3. Secara teori, hak kepemilikan atas SDA dapat dibedakan atas 4 rezim, yaitu:
a. Communal Property, Private Property, Res Nullius, Open Acces
b. Communal Property, Private Property, Res Nullius, State Property
c. Communal Property, Private Property, Private Rights, Res Nullius,
d. Jawaban a dan b
6. Dasar hukum Hak Penguasaan Negara Atas Sumber Daya Alam adalah:
a. Pasal 33 ayat (1) UUD 1945
b. Pasal 33 ayat (2) UUD 1945
c. Pasal 33 ayat (3) UUD 1945
d. Pasal 33 ayat (4) UUD 1945
7. Dalam rangka menjalankankan fungsinya atas SDA, Pemerintah bersama DPR RI telah menetapkan
berbagai UU di bidang SDA, antara lain UU No. 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan dan UU No. 41
Tahun 1999 tentang Kehutanan. Fungsi tersebut disebut dengan:
a. Fungsi Pengelolaan (beheersdaad)
b. Fungsi Kebijakan (beleid)
c. Fungsi Pengurusan (bestuursdaad)
d. Fungsi Pengaturan (regelendaad)
8. Dalam rangka menjalankankan fungsinya atas SDA, Pemerintah bersama DPR RI telah menetapkan
berbagai UU di bidang SDA, Pemerintah menerbitkan Instruksi Presiden No. 8 Tahun 2018 tentang
Penundaan dan Evaluasi Perkebunan Sawit serta Peningkatan Produktifitas Kelapa Sawit dan
Kaitannya dengan RTRWP. Fungsi tersebut disebut dengan:
a. Fungsi Pengawasan (toetzichthousdendaad)
b. Fungsi Kebijakan (beleid)
c. Fungsi Pengurusan (bestuursdaad)
d. Fungsi Pengaturan (regelendaad)
9. Dalam rangka menjalankankan fungsinya atas SDA, Pemerintah telah menerbitkan berbagai izin di
bidang SDA, misalnya Izin Usaha Perkebunan, Izin Pemanfaatan Kawasan Hutan, dan lain-lain.
Fungsi tersebut disebut dengan:
a. Fungsi Pengawasan (toetzichthousdendaad)
b. Fungsi Kebijakan (beleid)
c. Fungsi Pengurusan (bestuursdaad)
d. Fungsi Pengaturan (regelendaad)
10. Berdasarkan Putusan MK, suatu kesatuan masyararakat Hukum Adat dikatakan masih hidup apbila
memenuhi syarat-syarat:
a. Adanya masyarakat yang warganya memiliki perasan kelompok
b. Adanya pranata pemerintahan adat
c. Adanya harta kekayaan dan/atau benda-benda adat
d. Jaban a, b, dan c
14 Salah satu persoalan utama pengelolaan perkebunan pada masa UU No. 18 Tahun 2004 karena
terjadinya tumpang tindih antara luasan HGU dengan izin-izin di bidang SDA lainnya. Persoalan
tersebut memicu persoalan lainnya, yaitu:
a. Terjadinya tumpang tindih HGU dengan Izin Pertambangan
b. Terjadinya tumpang tindih HGU dengan IUPHHK-HTI
c. Terjadinya tumpang tindih HGU dengan IUPHHK-HA
d. Terjadinya konflik lahan
15 Syarat bagi pemegang IUP-B, IUP-P, dan IUP di bidang perkebunan wajib memfasilitasi
pembangunan kebun masyarakat sekitar paling rendah seluas 20% dari total luas areal kebun yang
diusahakan. Kewajiban Pemegang Izin tersebut merupakan perwujudan dari asas:
a. Asas kearifan lokal
b. Asas efisiensi berkeadilan
c. Asas kebersamaan
d. Asas keterpaduan
16 Perwujudan dari asas kelestarian fungsi lingkungan hidup di bidang perkebunan tercermin dari
kewajiban pemegang izin:
a. Kewajiban menerapkan teknologi pembukaan lahan tanpa bakar dan mengelola sumber daya
alam secara lestari.
b. Melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan sesuai dengan ketentuan PPU.
c. Memasok bahan baku yang diusahakan sendiri paling sedikit 20% dari kebutuhan total bahan
baku untuk usaha industri pengolahan hasil perkebunan
d. Jawaban a dan b
17 Syarat bagi pemegang IUP-B, IUP-P, dan IUP di bidang perkebunan wajib mendapat persetujuan
masyarakat hukum adat, untuk lahan yang digunakan seluruhnya atau sebagian berada di atas tanah
hak ulayat, Kewajiban ini merupakan perwujudan dari asas:
a. Asas kearifan lokal
b. Asas efisiensi berkeadilan
c. Asas kebersamaan
d. Asas keterpaduan
18 Perusahaan Perkebunan yang membangun Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dan memiliki usaha budidaya
perkebunan, wajib memperoleh:
a. Izin Usaha Perkebunan untuk Budidaya (IUP-B)
b. Izin Usaha Perkebunan (IUP)
c. Izin Usaha Perkebunan untuk Pengolahan (IUP-P)
d. Izin Usaha Produksi Benih Perkebunan (IUP-PB)
21 Kewenangan Menteri Pertanian dalam Pemberian Izin Usaha di bidang Perkebunan adalah:
a. Pemberian IUP-B pada lokasi lintas wilayah Kab/Kota dalam 1 Provinsi
b. Pemberian IUP-B pada lokasi lintas wilayah Provinsi
c. Pemberian IUP-B pada arela lebih daro 1000 ha
d. Jawaban b dan c
23 Salah satu syarat untuk memperoleh IUP-B, IUP P, dan IUP adalah memperoleh izin lokasi. Izin
lokasi merupakan kewenangan dari:
a. Bupati/Walikota pada lokasi dalam wilayah kab/kota
b. Guberur pada pada lokasi lintas wilayah Kab/Kota dalam 1 Provinsi
c. Menteri pada lokasi lintas wilayah Provinsi
d. Bupati
24 Izin Usaha Perkebunan yang paling banyak diterbitkan oleh Pemerintah adalah untuk tanaman:
a. Teh
b. Karet
c. Tebu
d. Kelapa Sawit
26 Masalah terjadinya tumpang tindih areal izin usaha perkebunan (IUP) dengan izin-izin lainnya di
bidang sumber daya alam terjadi karena:
a. Pemberian izin belum menggunakan satu peta digital berbasis peta rupa bumi Indonesia
b. Ketidaktertiban pelaporan pemberian IUP oleh Bupati/Walikota dan Gubernur kepada
Kementerian Pertanian
c. Banyak perusahaan yang tidak mampu menyediakan bahan baku minimal 20%, tetapi IUP tetap
diterbitkan oleh Bupati/Walikota dan Gubernur
d. Jawaban a, b, dan c
27 Untuk mencegah dan meminimalisir ragam permasalahanan di bidang usaha perkebunan sawit,
Presiden menerbitkan Inpres No. 8 Tahun 2018 mengenai “moratorium pembangunan kelapa sawit”
tanggal 19 September 2018. Moratorium tersebut berlangsung pada:
a. Selama 5 tahun (2018-2023)
b. Selama 4 tahun (2018-2022)
c. Selama 3 tahun (2018-2021)
d. Selama 2 tahun (2018-2020)
30 Salah satu persoalan utama pengelolaan kehutanan pada masa UU No. 5 Tahun 1967 karena terjadinya
deforestasi sebanyak 45.000 ha tahun. Penyebab terjadinya deforestasi adalah:
a. Terjadinya kebakaran hutan dan lahan
b. Terjadinya penebangan liar (ilegal logging)
c. Buruknya tata kelola hutan
d. Jawaban a, b, dan c
31 Salah satu asas dalam UU Kehutanan adalah asas manfaat dan lestari. Perwujudan dari asas ini setiap
pemegang izin pemanfaatan hasil hutan wajib memiliki:
a. Izin Lingkungan
b. Peta areal permohonan skala 1:5000
c. Pakta Integritas
d. Proposal Teknis
32 Salah satu persoalan dalam pengelolaan huta pada masa UU No. 5 Tahun 1967 karena terjadinya
praktek monopoli, monopsoni, oligopoli, dan oligopsoni dalam izin pemanfaatan hutan. Ketentuan ini
bertentangan dengan asas pengelolaan hutan, yaitu:
a. Asas Kebersamaan
b. Asas Kerakyatan dan Keadilan
c. Asas Keterbukaan
d. Jawaban a dan b
33 Tanah Obyek Reforma Agraria (TORA) dari kawasan hutan merupakan perwujudan dari asas:
a. Asas Kebersamaan
b. Asas Kerakyatan dan Keadilan
c. Asas Keterbukaan
d. Jawaban a dan b
34 Salah satu program dalam rangka mewujudkan tujuan UU Kehutanan yaitu menjamin distribusi
manfaat yang berkeadilan dan berkelanjutan adalah:
a. Hutan Desa
b. Hutan Adat
c. Hutan Kemasyarakatan
d. Jawaban a, b, dan c
37 Kegiatan untuk kepentingan pembangunan instalasi pembangkit, transmisi, dan distribusi listrik di
kawasan hutan wajib memiliki izin:
a. Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH)
b. Izin Pemanfaatan Jasa Lingkungan
c. Izin Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dan Bukan Kayu
38 Kegiatan untuk kepentingan pembangunan bandara atau pelabuhan dapat dilakukan dengan
mekanisme:
a. Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH)
b. Pelapasan Kawasan Hutan
c. Tukar Menukar Kawasan Hutan
d. Jawaban b dan c
40 Izin untuk mengambil rotan, madu, buah, daun, getah, kulit, tanaman obat, untuk jangka waktu dan
volume tertentu pada hutan produksi dan hutan lindung disebut dengan:
a. Izin Pemungutan Hasil Hutan Kayu
b. Izin Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu
c. Izin Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
d. Izin Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu
41 Izin usaha untuk membangun hutan tanaman pada hutan produksi yang dibangun oleh kelompok
industri untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dalam rangka memenuhi kebutuhan
bahan baku industri seperti Perusahaan PT WKS di Jambi disebut dengan Izin
a. IUPHHK-HTI
b. IUPHHK-HA
c. IUPHHK-RE
d. IUPHHK-HP
42 Taman Nasional yang wilayahnya masuk dalam wilayah Provinsi Jambi adalah:
a. Taman Nasional Bukit 12
b. Taman Nasional Bukit 30
c. Taman Nasional Kerinci Seblat
d. Jawaban a. b. dan c
43 Cagar Alam yang mempunyai potensi eko wisata hutan di wilayah Provinsi Jambi adalah:
a. Cagar Alam Hutan Bakau Pantai Timur
b. Cagar Alam Buluh Hitam
c. Cagar Alam Sungai Batara
d. Jawaban a, b, dan c
45 Kawasan Suaka Alam terdiri dari Cagar Alam dan Suaka Margasatwa sementara Kawasan Pelestarian
Alam terdiri dari Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam. Dari kelima jenis
tersebut, yang tidak ada di wilayah Provinsi Jambi adalah:
a. Cagar Alam
b. Suaka Marga Satwa
c. Taman Nasional
d. Taman Hutan Raya
47 Izin Usaha di bidang kehutanan yang merupakan kewenangan Gubernur antara lain:
a. Izin Pemungutan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Produksi
b. Izin Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu Pada Hutan Produksi dan Hutan Lindung
c. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri Pada Hutan Tanaman
(IUPHHK-HTI) pada Hutan Produksi
d. Jawaban a dan b
50 Perpres No. 88 Tahun 2017 tentang Penyelesaian Penguasaan Tanah Dalam Kawasan Hutan bertujuan
untuk:
a. Peningkatan Pembinaan Petani Kelapa Sawit
b. Peningkatan Produktifitas Perkebunan Kelapa Sawi
c. Menyelesaikan dan memberikan perlindungan hukum atas hak-hak masyarakat dalam kawasan
hutan yang menguasai tanah di kawasan hutan, perlu dilakukan kebijakan penyelesaian
penguasaan tanah dalam kawasan hutan
d. Jawaban a dan b
SELAMAT BEKERJA