Anda di halaman 1dari 16

TUGAS UAS MATA KULIAH METODE PENELITIAN HUKUM NORMATIF

“LEGAL PROTECTION BAGI WNI DI LUAR NEGERI”


(Studi Kasus Hukuman Mati TKI di Arab Saudi, Tuti Tursilawati 2018)

Oleh
Kadek Boby Reza Arya Dana NIM. 1814101070

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2020

1
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................... 1
DAFTAR ISI ...................................................................................................... 2
A. Latar Belakang .............................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian............................................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian.......................................................................................... 6
1. Manfaat Teoritis......................................................................................... 6
2. Manfaat Praktis.......................................................................................... 6
E. Kajian Pustaka ............................................................................................... 7
F. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data......................................... 8
1. Jenis Penelitian........................................................................................... 8
2. Jenis Pendekatan........................................................................................ 10
3. Sumber Bahan Hukum............................................................................... 11
4. Teknik Pengumpulan Data......................................................................... 12
5. Teknik Analisis Bahan Hukum.................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA

2
A. Latar Belakang
Pengangguran salah satu masalah terbesar yang dihadapi bangsa Indonesia
sepanjang perjalanannya sebagai bangsa yang merdeka. Adanya masalah tersebut
menunjukan bahwa minimnya lapangan kerja di Indonesia yang tidak bisa
menampung ledakan angkatan kerja. Hal ini menyebabkan pengangguran menjadi
salah satu masalah serius dalam lingkaran nasional yang dikenal dengan nama
kemiskinan.
Secara keseluruhan data menunjukkan jumlah tenaga kerja Indonesia (TKI) yang
bekerja di luar negeri dalam kurun tahun 2016 hingga 2018 mencapai jumlah
708.141 orang. Terdapat banyak factor yang mempengaruhi masyarakat indonesia
seperti standar upah yang tinggi, tinggnya jumlah pengangguran, minimnya lapangan
pekerjaan dan lain sebagainya. Besarnya jumlah tenaga kerja Indonesia ( TKI ) yang
mengadu nasib ke luar negeri merupakan indikasi belum efektifnya pasar kerja local
dalam menyediakan lapangan pekerjaan ( BNP2TKI, 2018:1).1
Meski Indonesia dikenal sebagai negara penyumbang cukup banyak migran, tentu
hal ini tidak sebanding dengan kualitas yang dimilki oleh mereka.. hal tersebut
dibuktikan dengan rata-rata TKI bekerja dalam sector informal seperti buruh
bangunan, pekerja kebun, sopir, penata laksana rumah tangga (PLRT) , dan lain
sebagainya.2Hal inilah yang menyebabkan para TKI dipandang sebelah mata,
dieksloitasi, dianggap tak memiliki reputasi hingga mendapatan tindak pidana oleh
para majikannya. Adapun permasalahan yang dihadapi para TKI antara lain, PHK
sepihak, penganiayaan, pelecehan seksual, pembunuhan, gaji tidak dibayar, serta
hukuman mati.
Pemasalahan yang dihadapi oleh Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri
merupakan suatu hal yang penting dan merupakan tanggung jawab bagi Pemerintah
Reublik Indonesia, khususnya Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri seperti
Kedutaan besar, Diplomat maupun Konsul. Hal ini senada dengan Pembukaan
Undang - Undang Dasar 1945 Alinea IV, yaitu meindungi segenap bangsa dn seluruh
1
BNP2TKI, 2018. Data Penempatan Dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Periode
Tahun 2018. BNP2TKI : Jakarta, hlm. 1
2
Ibid.

3
tumpah darah Indonesia. Selain itu juga, menurut Undang-Undang Nomor 37 Tahun
1999 tentang Hubungan Luar Negeri, juga disebutkan :
Pasal 19
“Perakilan Republik Indonesia berkewajiban untuk memberian pengayoman,
perindungan dan bantuan hokum bagi warga negara dan badan hukum Indonesia di
luar negeri sesuai dengan peraturan perundang-undangan nasional serta hukum
kebiasaan internasional”.
Pasal 21
“dalam hal Warga Negara Indonesia terancam bahaya nyata, perwakilan
Republik Indonesia berkewajiban memberikan perlindungan, membantu dan
menghimpun mereka di wilayah yang aman serta mngusahakan untuk memulangkan
mereka ke Indonesia atas biaya negara”.
Berdasarkan ketentuan tersebut, maka bagi perwakilan Republik Indonesia di
luar negeri berkewajiban melindungi warga negara Indonesia, baik perwakilan
tersebut merupakan perwakilan diplomatik ataupun konsuler, hal ini dikarenakan
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) maupun Konsulat Jendral Republik
Indonesia (KONJEN-RI) merupakan satu-satunya institusi yang secara realistis dapat
digunakan menjadi tempat berlindung bagi warga negara Indonesia di Luar negeri.
Selain memeberikan perlindungan dalam bentuk teknis, dalam hal ini juga dapat
memberikan perlidungan dan bantuan berupa penyediaan penampungan (shelter) dan
pemulangan (repatriation) termasuk pengurusan dokumen perjalanannya sebagai
tenaga kerja Indonesia yang bermasalah di luar negeri, Kedutaan Besar Republik
Indonesia juga memberikan perlindungan politis yang merupakan instrumen yang tak
kalah pentingnya karena tanpa dasar pejanjian bilateral, ruang gerak perlindungan
Perwakilan Republik Indonesia tehadap warga negaranya hanya terbatas pada
Konvensi Wina 1963 tentang hubungan konsuler, yakni dibatasi oleh kedaulatan dan
otoritas warga negara penerima.
Telah diketahui bahwa tugas seorang duta besar atau para pejabat diplomatik
adalah mewakili negara di negara akreditasi dan sebagai penghubung antara
pemerintah kedua negara. Di negara akreditasi mereka mengikuti berbagai

4
perkembangan yang terjadi serta melaporkannya kepada negara pengirim. Mereka
juga melindungi warga negara dan berbagai kepentingan negaranya di negara
penerima.3
Dengan adanya kasus kekerasan terhadap TKI di setiap tahun secara kosisten,
pemerintah Indonesia telah mengambil berbagai kebijakan , salah satunya adalah
melakukan moratorium atau penghentian sementara pengiriman TKI sejak tanggal 1
agustus 2011 di beberapa negara timur tengah khusunya Arab Saudi. Selain itu juga
Pemerintah Indonesia juga melakukan Mandatory Consular Notification (MCN),
yaitu sebuah perjanjian dimana apabila terdapat warga negara asing di suatu negara
ditahan atau mengahadapi masalah, maka Pemerintah negara penerima wajib
memberitahukan kepada perakilan negara pengirim mengenai masalah yang dihadapi
oleh warga negaranya dalam kurun waktu yang disepakati bersama 4, Namun tidak
dengan semua negara Pemerintah Indonesia melakukan perjanjian tersebut, terhitung
sejak tahun 2010-2011 baru dua negara yang menandatangani yaitu Australia dan
Brunei Darussalam. Sementara dengan Arab Saudi hingga tahun 2018 pemerintah
Indonesia belum menjalin perjanjian tersebut. Sehingga dengan berkaca pada kasus
dihukum matinya TKI di Arab Saudi Tuti Tursilawati pada tahun 2018 5 , sangat
diperlukan adanya perjanjian Mandatory Consular Notification (MCN) antara
Indonesia dengan Arab Saudi, sehingga dengan adanya perjanjian tersebut
pemerintah Indonesia dapat memberikan perlindungan terhadap warga negaranya.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk membahas bagaimanakah
pelaksanaan perindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar negeri, serta faktor apa
sajakah yang menjadi hambatan dan upaya yang ditempuh oleh Perwakilan Republik
Indonesia dalam rangka memberikan perlindungan kepada TKI di luar negeri.

3
Boer Mauna, 2000, Hukum Internasional Pengertian, Peranan dan Fungsi Dalam Era
Dinamika Gobal, Alumni : Bandung, hlm. 25
4
Pratina Ikhtiyarini, 2013, Baru Dua Negara yang jalin MCN dengan RI. Jakarta.
dalam https://buruhmigran.or.id/2013/08/19/baru-dua-negara-yang-jalin-mcn-dengan-ri/,diakses pada
tanggal 25 Desember 2018
5
Suaramuslim, Pemerintah Indonesia diminta Buat Perjanjian “Mandatory Consular
Notification” dengan Arab Saudi. Jakarta, 02 November 2018.https://suaramuslim.net/pemerintah-
indonesia-diminta-buat-perjanjian-mandatory-consular-notification-dengan-saudi/. diakses pada
tanggal 25 Desember 2018

5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut di atas, terdapat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pelakasanaan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di
luar negeri?
2. Hambatan apa sajakah yang dihadapi dan upaya yang dtempuh oleh
Perwakilan Diplomatik Republik Indonesia dalam rangka memberikan
perlindungan kepada TKI di luar negeri?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari adanya penelitian ini adalah sebagai berikut :
a Tujuan umum
Untuk mengetahui hukum internasional yang mengatur mengenai
hukum diplomatik khususnya dalam pemberian perlindungan terhadap TKI
yang berada di luar negeri.
b Tujuan khusus
 Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana pelakasanaan
perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri.
 Untuk mengetahui dan menganalisis Hambatan apa sajakah yang
dihadapi dan upaya yang dtempuh oleh Perwakilan Diplomatik
Republik Indonesia dalam rangka memberikan perlindungan kepada
TKI di luar negeri
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pendapat atau manfaat bagi
pengembangan hukum di Indonesia khususnya yang berkenaan dengan ruang
lingkup Internasional mengenai pengaturan perlindungan terhadap Warga
negara Indonesia di luar negeri.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis

6
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan jawaban atas permasalahan-
permasalahan sejenis yang mungkin muncul dikemudian hari.
b. Bagi Masyarakat
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan dan
membentuk pola berpikir masyarakat terhadap hukum serta mengetahui
kemampuan dalam penerapan ilmu yang diperoleh terkait pemberian
perlindungan bagi WNI di luar negeri.
c. Bagi Pemerintah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dan memberikan
pengetahuan mendalam mengenai Hukum Internasional khususnya
mengenai hubungan internasional terkait pemberian perlindungan bagi
WNI di luar negeri kepada Pemerintah Indonesia dalam melakukan
hubungan luar negeri pada khususnya dan dunia internasional dalam
hubungan antar negara pada umumnya.
E. Kajian Pustaka
Dalam melakukan penelitian dan menganalisa masalah yang diangkat, diperlukan
adanya sejumlah landasan teori dari pakar hukum internasional dan konsep ilmiah
yang dianggap relevan dengan masalah yang diajukan oleh penulis. Kerangka acuan
dibutuhkan dalam penulisan yang dijadikan pedoman dalam melaksanakan penelitian,
agar permasalahan dan topik yang dibahas tidak melenceng dari jalur pembahasan
yang telah ditentukan.
Kerangka teoritis ini bertujuan untuk membantu memahami dan menganalisis
permasalahan dengan ditopang oleh pendapat para pakar yang berkompeten dalam
penelitian ini. Oleh karena itu, peneliti akan menggunakan teori-teori yang
berhubungan dengan permasalahan yang akan diteliti sebagai sarana dalam
membentuk pengertian dan menjadikannya pedoman dalam objek penelitian.
Dalam penelitian ini, digunakan kerangka berfikir deduktif atau pengambilan
kesimpulan untuk hal-hal yang khusus berdasarkan kesimpulan yang bersifat umum
dengan kerangka konseptual agar penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan secara

7
ilmiah dalam ruang lingkup hukum Internasional. terdapat beberapa teori yang
digunakan untuk meneliti penelitian ini, antara lain:

8
a. Hubungan Internasional
b. Tenaga Kerja
Klasifikasi adalah penyusunan bersistem atau berkelompok menurut
standar yang di tentukan. Maka, klasifikasi tenaga kerja adalah
pengelompokan akan ketenaga kerjaan yang sudah tersusun berdasarkan
kriteria yang sudah di tentukan,6 yaitu :
1. Berdasarkan penduduknya:
a. Tenaga kerja
b. Bukan tenaga kerja
2. Berdasarkan batas kerja
a. Angkatan kerja
b. Bukan angkatan kerja
3. Berdasarkan kualitasnya
a. Tenaga kerja terdidik
b. Tenaga kerja terlatih
c. Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih
d. Pekerja Migran
c. Hak Asasi Manusia (HAM)
d. Tenaga Kerja Indonesia
e. Mandatory Consuler Notification

F. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data


1. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu teknik atau cara mencari, memperoleh,
mengumpulkan atau mencatat data, baik berupa data primer maupun data sekunder
yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu karya ilmiah dan kemudian
menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan
sehingga akan terdapat suatu kebenaran data-data yang akan diperoleh.
6
Dwiyanto, et all, 2006. Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia. Gadjah Mada University
Press : Yogyakarta, hlm.45

9
Menurut Sugiyono, Metode Penelitian merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan dan
dikembangkan suatu pengetahuan sehingga gilirannya dapat digunakan untuk
memahami, memecahkan dan mengantisifikasi masalah.7
Proses penelitian hukum memerlukan metode penelitian yang akan menunjang
hasil dari penelitian tersebut. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian hukum ini adalah sebagai berikut:
a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum
normative menggunakan metode deskriptif analitis, yaitu metode yang bertujuan
menggambarkan fakta-fakta yang berhubungan dengan masalah yang diteliti karena
pada penelitian yang akan dilakukan, penulis akan mendeskripsikan, mengklasifikasi
serta menganalisis gejala-gejala atau fenomena-fenomena aktual pada masa sekarang
serta berusaha mengumpulkan, menyusun data yang berhubungan dengan upaya
pemerintah dalam perlindungan warga negara Indonesia di Luar negeri. Metode ini
bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
hubungan antar fenomena yang diselidiki, yang kemudian pada akhirnya metode ini
digunakan untuk mencari pemecahan atas masalah yang diteliti.
. Pada penelitian hukum normatif yang diteliti hanya bahan pustaka atau data
sekunder yang mungkin mencakup bahan hukum primer, sekunder dan tersier. Dalam
penelitian hukum sekunder, penyusunan kerangka konsepsionil mutlak diperlukan. Di
dalam menyusun kerangka konsepsionil, maka dapat dipergunakan perumusan-
perumusan yang terdapat di dalam peraturan perundang-undangan yang dijadikan
dasar penelitian, atau yang hendak diteliti.8

2. Jenis Pendekatan

7
Sugiyono, 2002. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta : Bandung,
hlm.2
8
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji. 2003. Penelitian Hukum Normatif. RajaGrafindo
Persada: Jakarta, hlm.53

10
Sebuah karya tulis ilmiah agar dapat mengungkapkan kebenaran jawaban atas
permasalahan secara sistematis, metodologis dan konsisten serta
dipertanggungjawabkan keilmiahannya, hendaknya disusun dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan yang tepat. Dalam penelitian hukum terdapat beberapa
pendekatan, antara lain pendekatan peraturan perundang-undangan (statute
approach), pendekatan kasus (case approach), pendekatan sejarah (historical
approach), pendekatan komparatif (comparrative approach) dan pendekatan
konseptual (conceptual approach).9 Adapun pendekatan yang digunakan oleh penulis
dalam penulisan karya ilmiah ini yaitu pendekatan konseptual (conceptual
approach), pendekatan peraturan perundang-undangan (statute approach) dan
pendekatan sejarah (historical approach).
a) Pendekatan konseptual (conceptual approach) dilakukan manakala peneliti
tidak beranjak dari aturan hukum yang ada.10 Aturan hukum yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah hukum diplomatik. Adapun pendekatan
konseptual dilakukan sebagai tolak ukur terkait kesesuaian pemberian
Perlindungan terhadap WNI yang berada di luar negeri oleh Pemerintah
Indonesia melalui Perwakilan Republik Indonesia berdasarkan Undang-
Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri dan
KepMenlu Nomor 053/OT/II/2002/01 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Deplu Bagian IV Pasal 943, serta Konvensi Wina 1963 tentang hubungan
Konsuler
b) Pendekatan peraturan perundang-undangan (statute approach) adalah metode
yang dilakukan dengan menelaah semua peraturan perundang-undangan yang
bersangkut paut dengan permasalahan (isu hukum) yang sedang dihadapi.
Dalam penelitian ini, akan ditelaah mengenai peraturan perundang-undagan
yang mengatur tentang hubungan luar negeri seperti Undang-Undang Nomor

9
Ibid, hlm. 14
10
Peter Mahmud Marzuki, 2014, Penelitian Hukum. Kencana Prenada Group: Jakarta.

11
37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri, Undang-Undang Nomor 39
Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di luar negeri.
c) Pendekatan sejarah (historical approach) adalah Pendekatan yang dilakukan
dalam kerangka untuk memahami filosofi aturan hukum dari waktu ke waktu,
serta memahami perubahan dan perkembangan filosofi yang melandasi aturan
hukum tersebut. Cara pendekatan ini dilakukan dengan menelaah latar
belakang dan perkembangan pengaturan mengenai isu hukum yang dihadapi.
3. Sumber Bahan Hukum
Data yang diperoleh dan diolah dalam penelitian hukum normatif adalah data
sekunder yang diperoleh dari sumber kepustakaan yang terdiri dari:
a. Bahan Hukum Primer, yaitu bahan hukum yang mengikat atau membuat
orang taat pada hukum. Dalam hal ini ketentuan seperti Undang-Undang
Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri, KepMenlu Nomor
053/OT/II/2002/01 tentang Organisasi dan Tata Kerja Deplu Bagian IV Pasal
943, Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan
Perlindungan TKI di luar negeri dan Konvensi Wina 1963 tentang hubungan
Konsuler
b. Bahan Hukum Sekunder, diartikan sebagai bahan hukum yang tidak mengikat
tetapi menjelaskan mengenai bahan hukum primer hasil olahan pendapat atau
pikiran para ahli. Bahan hukum sekunder juga dapat berupa:
1) Buku-buku atau bahan bacaan yang menjelaskan tentang Hukum
Internasional, Hubungan Internasional,Hubungan Diplomatik serta
Ketenagakerjaan Indonesia.
2) Hasil-hasil penelitian tentang hubungan diplomatik yang memiliki keterkaitan
dengan Pemberian Perlindungan WNI di Luar negeri
3) Pendapat para ahli.
c. Bahan Hukum Tersier adalah bahan hukum yang mendukung bahan hukum
primer dan bahan hukum sekunder dengan memberikan pemahaman dan
pengertian atas bahan hukum lainnya. Contohnya seperti Kamus Hukum.

12
4. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi
kepustakaan. Studi kepustakaan adalah suatu metode pengumpulan bahan hukum
yang mempelajari berbagai buku referensi serta hasil penelitian sebelumnya yang
berguna untuk mendapatkan landasan teori mengenai masalah yang akan di teliti.
5. Teknik Analisis Bahan Hukum
Adapun teknik analisis bahan hukum adalah pengolahan bahan hukum yang
diperoleh dari penelitian kepustakaan. Bahan hukum primer dan sekunder yang
dikumpulkan kemudian diberikan penilaian (evaluasi), serta dilakukan interpretasi
dan selanjutnya diajukan argumentasi. Argumentasi ini bertujuan untuk
memberikan penilaian mengenai benar atau salah atau apa yang seharusnya
menurut hukum terhadap peristiwa yang terjadi. Dari hal tersebut ditarik
kesimpulan dan dilakukan pembahasan secara deskriptif.
Deskriptif adalah pemaparan hasil penelitian dengan tujuan agar diperoleh
suatu gambaran yang menyeluruh namun tetap sistematik terutama mengenai
fakta yang berhubungan dengan permasalahan yang akan diujukan dalam
penelitian ini.

13
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Dwiyanto, Agus, dkk.2006. Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia. Gadjah Mada
University Press : Yogyakarta
Irewati, awani.2003. Kebijakan Luar Negeri Indonesia Terhadap Masalah TKI ilegal
di Negara ASEAN . Pusat Penelitian Politik LIPI : Jakarta
Mauna, Boer. 2000. Hukum Internasional Pengertian, Peranan dan Fungsi Dalam
Era Dinamika Gobal, Alumni : Bandung
Manululang, Sendjun H.1998. Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan Di Indonesia.
PT Rineka Citra : Jakarta
Marzuki, Peter Mahmud. 2014. Penelitian Hukum. Kencana Prenada Group: Jakarta.
Partanto, Pius dkk. 2001.Kamus Ilmiah Popular. Arkola:Surabaya.
Perwita, A.A. & Y. M., Yani.2005.Pengantar Ilmu Hubungan Internasional. PT
Remaja Rosdakarya: Bandung
Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji. 2003. Penelitian Hukum Normatif.
RajaGrafindo Persada: Jakarta.
Soekanto, Soerjono. 2015. Pengantar Penelitian Hukum. UI-Press: Jakarta
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta :
Bandung
Abdul khakim. 2003. Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. Citra Aditya
Bakti : Bandung.
Abdul Wahab Khallaf. 1993. Kaidah-Kaidah Hukum Islam. PT. Raja Grafindo
Persada : Jakarta
Imam Soepomo. 2002. Hukum Perburuhan Bidang Hubungan Kerja. Djambatan :
Jakarta.
Ismanto Dwi Yuwono. 2011. Hak dan Kewajiban Hukum Tenaga Kerja Indonesia
(TKI) di Luar Negeri. Pustaka Yustisia : Yogyakarta.
Juniartha, Hepi. 2002. Fungsi Imigrasi Untuk Mendukung Pelaksanaan Pengiriman
Tenaga Kerja Indonesia. Akademi Imigrasi : Jakarta.

14
Ronny Hanitijo Soemitro. 1995. Metologi Penelitian Hukum dan Jurimetri. Ghalia
Indonesia : Jakarta.
Soerjono Soekanto. 1986. Pengantar Penelitian Hukum. UI Press : Jakarta.
Taqoyuddin An-Nabhani. 2002. Membangun Ekonomi Alternatif: Perspektif Islam,
Cet. Ke-7. Risalah Gusti : Surabaya
Zaeni Asyahadie, Hukum Ketenagakerjaan Bidang Hubungan Kerja. Rajawali Pers :
Jakarta.
Jurnal Imiah
Nissa Juandea. 2014. “Dampak Penerapan Kebijakan Moratorium Bagi Tki ke Arab
Saudi oleh Pemerintah Indonesia”, dalam eJournal Ilmu Hubungan
Internasional, Volume 2, Nomor 3.
Subijanto.2011. “Peran Negara Dalam Hubungan Tenaga Kerja Indonesia”, dalam
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Vol. 17, No. 6
Peraturan Perundang-Undangan/Perjanjian Internasional
Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI
di luar negeri
KepMenlu Nomor 053/OT/II/2002/01 tentang Organisasi dan Tata Kerja Deplu
Vienna Convention On Consular Relation 1963
Majalah
BNP2TKI, 2018. Data Penempatan Dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
Periode Tahun 2018. BNP2TKI : Jakarta
Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia Kementrian Hukum dan HAM RI. 2011. Hak
TKI di Luar Negeri. Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia Kementrian
Hukum dan HAM RI : Jakarta
Organisasi Internasional untuk Migrasi,2010. Migrasi Tenaga Kerja dari Indonesia .
Organisasi Internasional untuk Migrasi : Jakarta

15
Skripsi
Mentari Salima Utama.2016. “Peranan World Health Organization (WHO) Melalui
Epidemic & Pandemic Alert and Response (EPR) Programme Dalam
Menangani Wabah Ebola Di Liberia”.Universitas Komputer Indonesia :
Jakarta

Website
Mike Verawati, “Moratorium TKI Bukan Solusi Perlindungan”, Migrant Care
(Online), Jakarta, 23 January 2017, dalam http://migrantcare.net/moratorium-
tki-bukan-solusi-perlindungan/ , diakses 25 Oktober 2020
Pratina Ikhtiyarini. Baru Dua Negara yang jalin MCN dengan RI. Jakarta, 19 Agusus
2013. Dalam https://buruhmigran.or.id/2013/08/19/baru-dua-negara-yang-
jalin-mcn-dengan-ri/. diakses pada tanggal 03 November 2020
Suaramuslim. Pemerintah Indonesia diminta Buat Perjanjian “Mandatory Consular
Notification” dengan Arab Saudi. Jakarta, 02 November 2018. Dalam
https://suaramuslim.net/pemerintah-indonesia-diminta-buat-perjanjian-
mandatory-consular-notification-dengan-saudi/. Diakses pada tanggal 15
November 2020

16

Anda mungkin juga menyukai