Anda di halaman 1dari 9

AKAR SEJARAH TIMBULNYA POLITIK HUKUM DALAM

PERSPEKTIF KEILMUAN, MELIPUTI POLITIK HUKUM


DAN DISIPLIN HUKUM SERTA POLITIK HUKUM SEBAGAI
KAJIAN HUKUM TATA NEGARA, RUANG LINGKUP DAN
MANFAAT ILMU POLITIK HUKUM

Disusun Guna Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Politik Hukum
Dosen Pengampu: Dr. Muhammad Shohibul Itmam, M.H.

Disusun Oleh :

1. Lia Ratna Sari (1920110093)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS


FAKULTAS SYARIAH
PROGAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hukum dan politik adalah berbicara bagaimana hukum bekerja dalam
sebuah situasi politik tertentu. Dalam hal ini yang dimaksud adalah hukum
sebagai perwujudan dari nilai-nilai yang berkembang dan nilai-nilai yang
dimaksud adalah keadilan. Dengan demikian idealnya hukum dibuat dengan
mempertimbangkan adanya kepentingan untuk mewujudkan nilai-nilai keadilan
tersebut. Dengan ciri-ciri mengandung perintah dan larangan, menuntut kepatuhan
dan adanya sangsi, maka hukum yang berjalan akan menciptakan ketertiban dan
keadilan di masyarakat. Hukum sebagai salah satu kaidah yang dipositifkan secara
resmi oleh penguasa negara adalah sebuah produk dari kegiatan politik dapat
terbaca dari konteks dan kepentingan yang melahirkan hukum itu dan bagaimana
hukum tersebut dijalankan. Berbeda dengan kaidah agama yang didasarkan pada
ketaatan individu pada Tuhan atau kaidah kesusilaan dan kesopanan yang
didasarkan pada suara hati atau dasar-dasar kepatutan dan kebiasaan, kaidah
hukum dibuat untuk memberikan sangsi secara langsung yang didasarkan pada
tindakan nyata atas apa yang disepakati atau ditetapkan sebagai bentuk-bentuk
pelanggaran berdasarkan keputusan politik.
Jika kita lebih melihat politik internasional melalui presepektif sistem
dimana negara itu berada, akan muncul pertanyaan yang akan berbeda. Kita bisa
menjelaskan suatu negara dengan tidak hanya mengacu pada lingkungan eksternal
(sistem) tapi terutama mengacu pada keadaan domestik yang mempengaruhi
pembuatan kebijakan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah timbulnya politik hukum?
2. Bagaimana politik hukum sebagai kajian tata negara?
3. Bagaimana ruang lingkup dan manfaat Ilmu politik hukum?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah timbulnya politik hukum
2. Untuk mengetahui politik hukum sebagai kajian tata negara
3. Untuk mengetahui ruang lingkup dan manfaat Ilmu politik hukum

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Akar Sejarah Timbulnya Politik Hukum


Sudah banyak pengertian atau definisi tentang politik hukum yang
diberikan oleh para ahli di dalam berbagai literatur. Dari berbagai pengertian atau
definisi itu dengan mengambil substansinya.
Bila berbicara tentang akar sejarah timbul politik hukum mau tidak mau
akan berbicara tentang latarbelakang, kapan, di mana dan siapa yang menggagas
disiplin ilmu ini untuk pertama kali. Untuk menjawab pertanyaan ini tidaklah
mudah karena literatur-literatur yang mendukung amat minim bahkan bisa
dikatakan tidak ada. Kalaupun ada, itu pun hanya terkesan dijelaskan secara
simple, sehingga pada tataran tertentu membuat pengetahuan terhadap aspek
kesejarahan dari disiplin politik hukum menjadi amat terbatas.
Menurut Imam Syaukani dan A.Ahsin Thohari, latar belakang yang
menjadi alasan kehadiran disiplin politik hukum adalah rasa ketidakpuasan para
teoritis hukum terhadap model pendekatan hukum. Seperti diketahui, dari aspek
kesejarahan, studi hukum telah berusia sangat lama sejak Era Yunani Kuno
hingga Era Postmodern. Selama kurun waktu sangat lama tersebut studi hukum
mengalami pasang surut perkembangan, terutama berkaitan dengan pendekatan
yang disebabkan karena terjadi perubahan struktur sosial, politik, ekonomi dan
pertumbuhan piranti lunak ilmu pengetahuan.
Analisis menarik berkaitan dengan hal itu dijelaskan oleh Sadjipto
Rahardjo, ia menjelaskan pada abad-19 di Eropa dan Amerika individu
merupakan pusat pengaturan hukum, sedang bidang hukum yang sangat
berkembang adalah hukum perdata (hak-hak keberadaan, kontrak, perbuatan
melawan hukum). Keadilan hukum dikaitkan pada soal keterampilan teknis
ataukeahlian tukang (legal craftsmanship). Orang pun merasa bahwa dengan
menganggap hukum sebagai suatu lembaga indepanden sikap yang menganggap
bahwa semuanya sudah bisa dicapai sendiri. Disiplin hukum, metode analisis
hukum, semuanya tidak membutuhkan bantuan dan kerja sama dengan disiplin
ilmu yang lain.
Analisis normatif merupakan satu-satunya cara yang paling memadai dan
tidak dibutuhkan serta pendekatan yang lain untuk membantu melakukan

2
pengkajian hukum. Metode normatif demikian, dipakai dalam bidan hukum makin
menjadi bidang yang hanya dipahami oleh beberapa orang tertentu saja. Keadaan
dan perkembangan demikian, tentunya berhubungan dengan peranan yang
semakin besar dari hukum dalam mendukung dan mengamankan kemajuan
masyarakat sebagaimana disebutkan di atas, serta kepercayaan yang semakin
besar kepada hukum.
Namun akan berbeda tatkala cara-cara memandang dan menggarap hukum
yang demikian itu berhadapan dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam
masyarakat akibat keberhasilan dari modernisasi dan industrialisasi. Kedudukan
individu sekarang mulai disaingi oleh tampilanya subjek-subjek lain, seperti
komunitif , kolektiva, dan negara. Bidang-bidang yang menjadi makin menonjol
adalah hukum perdata, hukum administrasi dan hukum sosial ekonomi. Muncul
pengertian yang pada hakikatnya menggugat kemampuan dan keterampilan teknis
sebagaimana disebutkan di atas dan menggantikanya dengan “perencanaaan”, ahli
hukum sebagai arsitek sosial dan sebagainya. Sekarang hukum tidak lagi dilihat
sebagai suatu hal yang otonom dan independent dengan bidang-bidang lain dalam
masyarakat.
Analisis yang dikemukakan oleh Rahardjo tidak jauh berbeda dengan apa
yang dikemukakan Donald H.Gjerdingen dengan menjadikan sejarah hukum
Amerika pasca perang saudara hingga tahun 1935 sebagai latar belakang
pemikiran Gjerdingen mengemukakan pergeseran pemahaman teoritis terhadap
relasi antara hukum dan terhadap beberapa aliran hukum otonom dari identitas
bukan hukum sudah terlebur zaman karena tidak sesuai dengan realitas
sesungguhnya. Pendapat yang menafikkan hukum dengan identitas bukan hukum
menyebabkan hukum cenderung membatasi diri pada hal-hal yang sangat teknis,
sehingga permasalahan yang muncul akibat dari interaksi antara hukum dan
politik misalnya, menjadi tidak bisa dijelaskan, dengan menggunakan kerangka
inilah kehadiran disiplin politik hukum dapat dipahami.
Politik hukum muncul sebagai salah satu disiplin alternatif di tengah
kebuntuan metodologis dalam memahami kompleksitas antara hukum dan bukan
hukum, terutama dalam kaitan studi ini adalah politik.
Politik hukum sebagai disiplin hukum dipopulerkan pertama kali oleh
Imam Syaukani dan A.Ahsin Thohari, tidak dipastikan pertama kali siapa
penggagasnya karna Van Apeldroorn dalam buku klasiknya Inlending tot de
Studie van Het Nederlans Recht, tidak pernah menyebutkan secara emplisit istilah
politik dan tidak pula menyebutkan bahwa politik hukum sebagian dari disiplin
ilmu hukum.

3
Menurut Bambang Poernomo, secara tersirat keberadaan politik hukum
dapat dilihat dari bagian klisifikasi Apaldroon, yakni pada bagian seni dan
keterampilan ketika kegiatan praktik untuk menentukan serta merumuskan kaidah
hukum. Bila mengikuti penjelasandi atas, setidaknya untuk Indonesia wacana
tentang disiplin politik hukum secara emplisit telah ditemukan akar sejarahnya
pada buku Apeldroon tersebut. Kendati hanya secara emplisit informasi
setidaknya membantu pemahaman tentang akar sebuah politik hukum tersebut.
Dari penjelasan Poernomo itu dapat dilihat bahwa para pakar masih mengalami
kesulitan untuk menjelaskan kapan politik hukum muncul pertama kali dan
dijadikan sebagai sebuah istilah akademis dalam bidang hukum.
Soepomo dalam bukunya Polietik Hoekoem dalam Pembangunan Negara
Indonesia dipublikan pada tahun 1974, dan buku Bellefroid berjudul Inleiding tot
de Rechtswetenschap yang diterbitkan tahun 1953 secara tegas telah menjelaskan
tentang cabang-cabang ilmu apa saja yang termasuk ilmu hukum.
Dari beberapa kutipan diatas dapat diketahui bahwa istilah dan kajian
tentang politik hukum baik dari sisi teoritis maupun praktis telah dikenal di
Indonesia cukup lama. Namun, kemudian studi terhadap bidang ini sangat lambat
dikarenakan keterbatasan literatur yang mendukung dan masih jarang para ahli
yang mendalami disiplin ilmu ini.
B. Politik Hukum sebagai Kajian Tata Negara
Berdasarkan pengertian politik hukum yaitu kebijakan dasar
penyelenggaraan negara dalam bidang hukum yang ada telah berlaku dan
bersumber dari nilai-nilai yang berlaku di masyarakat untuk mencapai tujuan
negara yang di cita-citakan. Dalam definisi ini terdapat penyelenggara adalah
pemerintah yang dalam pengertian luas mencakup kekuasaan legislatif, eksekutif
dan yudikatif.
Tujuan negara yang di cita-citakan dapat dilihat dalam pembukaan
Undang-Undang 1945 yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Apa yang terdapat dalam
pembukaan itu kemudian dijabarkan lebih rinci pada pasal-pasal UUD 1945
tersebut dan dioperasionalkan dalam bentuk Undang-Undang atau peraturan
Perundang-undangan yang lain yang ada dibawahnya.
Pemerintah atau lembaga negara serta cita-cita suatu negara merupakan
suatu studi hukum tata negara artinya hal-hal lain yang berkaitan dengan politik

4
hukum dalam pengertian teoritis dan praktis (menyangkut makna dan jiwa sebuah
tata hukum, dan “teknik hukum” yang menyangkut cara membentuk hukum). Hal
ini sesuai dengan pengertian hukum tata negara yang dikemukakan C. Van
Vollenhoven dalam sebuah tulisan yang berjudul Thorbecke en het Administratief
Reacht (1919) yang mengatakan bahwa hukum tata negara adalah rangkaian
peraturan hukum yang mendirikan badan-badan sebagai alat (organ) suatu negara
dengan memberikan wewenang kepada badan-badan itu dan membagi-bagi
pekerjaan pemerintah kepada banyak alat negara, baik yang tinggi maupun yang
rendah kedudukannya
Politik adalah asas, haluan, usaha serta kebijaksanaan negara tentang
pembinaan (perencanaan, pengembangan, pemeliharaan dan pengadilan) serta
penggunaan untuk mencapai tujuan suatu negara. Selanjutnya, dalam
melaksanakan politik maka disusunlah strategi negara. Misalnya strategi jangka
pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
C. Ruang Lingkup dan Manfaat Ilmu Politik Hukum
Ruang lingkup atau wilayah kajian (domain) disiplin politik hukum
meliputi aspek lembaga kenegaraan pembuat politik hukum, letak politik hukum
dan faktor (internal dan eksternal) yang mempengaruhi pembentukan politik
hukum suatu negara. Politik hukum menganut prinsip double movement yaitu
selain sebagai kerangka pikir merumuskan kebijakan dalam bidang hukum (legal
policy) oleh lembaga-lembaga negara yang berwenang ia juga dipakai untuk
mengkritisi produk-produk hukum yang telah diundangkan berdasarkan legal
policy tersebut. Secara rinci ruang lingkup politik hukum adalah:

1. Proses penggalian nilai-nilai dan aspirasi yang berkembang dalam masyarakat


oleh penyelenggarakan negara yang berwenang merumuskan politik hukum.
2. Proses perdebatan dan perumusan nilai-nilai dan aspirasi tersebut ke dalam
bentuk sebuah rancangan peraturan perundang-undangan oleh penyelenggara
negara yang berwenang merumuskan politik hukum.
3. Penyelenggaraan negara yang berwenang merumuskan dan menetapkan
politik hukum.
4. Peraturan perundang-undangan yang memuat politik hukum.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi dan menentukan suatu politik hukum baik
yang akan, sedang dan telah ditetapkan.
6. Pelaksanaan dari peraturan perundang-undangan yang merupakan
implementasi dari politik hukum suatu negara.

5
Dalam hal ini, Politik Hukum Indonesia secara umum bermanfaat untuk
mengetahui bagaimana proses-proses yang tercakup dalam enam wilayah kajian
yang bersifat integral itu dapat menghasilkan sebuah legal policy yang sesuai
dengan kebutuhan dan rasa keadilan masyarakat. Enam wilayah kajian itu tentu
saja bersifat integral satu sama lain.
Ruang lingkup pertama merupakan tahap awal dari kajian politik hukum.
Pada tahap ini kita ingin mengetahui apakah nilai-nilai (values) dan aspirasi yang
berkembang dalam masyarakat telah diakomodasi oleh penyelanggara negara
yang merumuskan politik hukum atau bahkan mungkin sebaliknya. Kajian
terhadap bidang ini penting untuk dilakukan kerena secara substansial, hukum
tidak pernah lepas dari struktur rohaniah masyarakat yang bersangkutan, atau
masyarakat yang mendukung hukum tersebut. Itu artinya, bila hukum itu
dibangun di atas landasan yang tidak sesuai dengan struktur rohaniah masyarakat,
bisa dipastikan resistensi masyarakat terhadap hukum itu akan sangat kuat. Nila
itu dikaitkan dengan teori keberlakuan hukum, hukum yang baik memenuhi syarat
sosiologis, filisofid, dan yuridis.

Agar resistensi masyarakat itu tidak terjadi dan syarat keberlakuan hukum
terpenuhi, para penyelenggara negara yang berwenang menarik dan merumuskan
nilai-nilai dan aspirasi itu dalam bentuk tertulis harus peka terhadap kedua hal
tersebut. Namun, disinilah letak permasalahannya, lembaga kenegaraan yang
berwenang menetukan politik hukum atau meminjam istilah Teuku Mohammad
Radhie, legal framework, yaitu sebuah kerangka umum yang memberikan bentuk
dan isi dari hukum suatu negara bukan lembaga yang genuine dari berbagai
kepentingan. Di dalam lembaga-lembaga negara itu berkumpul berbagai
kelompok kepentingan yang terkadang lebih mementingkan aspirasi kelompoknya
daripada aspiarasi masyarakat secara umum

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Akar sejarah timbulnya politik hukum dikemukakan oleh Imam Syaukani
dan A. Ahsin Thohari, Satjipto Rahardjo, Bambang Purnomo, R. Soepomo.

Politik hukum sebagai kajian tata negara yaitu kebijakan dasar


penyelenggaraan negara dalam bidang hukum yang akan sedang dan telah berlaku
dan bersumber dari nilai-nilai yang berlaku yang bersumber dari nilai-nilai yang
berlaku di masyarakat untuk mencapai tujuan negara yang di cita-citakan.

Ruang lingkup atau wilayah kajian (domain) disiplin politik hukum


meliputi aspek lembaga kenegaraan pembuat politik hukum, letak politik hukum
dan faktor (internal dan eksternal) yang mempengaruhi pembentukan politik
hukum suatu negara.
Dalam hal ini, Politik Hukum Indonesia secara umum bermanfaat untuk
mengetahui bagaimana proses-proses yang tercakup dalam enam wilayah kajian
yang bersifat integral itu dapat menghasilkan sebuah legal policy yang sesuai
dengan kebutuhan dan rasa keadilan masyarakat.

7
DAFTAR PUSTAKA

Imam Syaukani dan A. Ahsin Thohari, 2008, Dasar-dasar Politik Hukum,


RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Miriam Budiadjo, 1996, Dasar-dasar Ilmu Politik, Cet. 17, Gramedia, Jakarta.

Padmo Wahjono, 1986, Indonesia Negara Berdasarkan atas Hukum Cet. II,
Ghalia Indonesia, Jakarta.

Purbacaraka, 1995, Penggarapan Disiplin Hukum dan Filsafat Hukum Bagi


Pendidikan Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Satjipto Rahardjo, 1991, Ilmu Hukum, Cet. III, Citra Aditya Bakti, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai