Begitu pula dengan filsafat hukum yang akan kita bahas pada artikel ini. Mempelajari ilmu hukum
dengan segala teorinya kurang lengkap tanpa pemahaman yang baik mengenai filsafat hukum itu
sendiri. Mengapa demikian? Karena seseorang yang hanya mempelajari teori-teori hukum beserta
kaidah dan aturannya hanya akan memahami hukum dari kulit luar saja tanpa memahami filsafat
hukum itu sendiri yang menjadi dasarnya. Akibatnya ketika ia menjadi praktisi hukum dan terjun
ke masyarakat ia hanya akan menjadi penerus atau corong teori dan aturan hukum tanpa
memberikan solusi yang benar-benar mendasar dan adil untuk semua.
Oleh karena itu sangat penting bagi semua orang terutama yang belajar di bidang hukum dan
nantinya akan terjun di dunia hukum untuk mempelajari filsafat hukum. Diantara manfaatnya
adalah:
Filsafat bersifat menyeluruh atau holistik sehingga menjadikan orang yang mempelajarinya
memahami segala sesuatu secara menyeluruh hingga ke dasar-dasarnya. Orang yang mempelajari
filsafat hukum akan memahami apa sebenarnya hukum itu sehingga ia tidak akan memandang
hukum sebagai kumpulan aturan dan norma semata. Ia akan melihat hukum sebagai sesuatu yang
melebihi aturan dan norma saja sehingga ia akan memiliki wawasan yang luas. Dengan wawasan
yang luas ini ia akan mampu menghadapi berbagai masalah hukum dengan pikiran yang lebih
terbuka sehingga diharapkan dapat memberikan keadilan yang semestinya.
Selain itu dengan mempelajari filsafat hukum juga menjadikan seseorang memiliki pikiran yang
terbuka sehinga ia lebih dapat menghargai dan memahami berbagai pendapat, pemikiran, dan
pendirian orang lain yang berbeda dengannya. Karena seperti yang kita ketahui ada berbagai aliran
pemikiran dalam ilmu hukum yang menyebabkan dapat timbulnya berbagai pandangan mengenai
suatu kasus hukum. Dengan mempelajari filsafat hukum kita akan memahami perbedaan-perbedaan
pandangan tersebut sehingga kita bisa lebih bijaksana menyikapinya dan tidak merasa diri paling
benar dan sombong.
Dengan mempelajari filsafat hukum akan menjadikan seseorang berpikir lebih kritis. Ia tidak serta-
merta menerima semua norma dan aturan hukum tanpa mempelajari makna dan mengapa suatu
aturan hukum muncul atau dibuat. Yang pada akhirnya menjadikannya memahami hukum dengan
lebih baik sehingga dapat menjadi praktisi hukum yang bijaksana dalam setiap perannya, baik
ketika menjadi pengacara, jaksa, atau bahkan hakim.Selain itu dengan memahami filsafat hukum
juga akan menjadikan seseorang berpikir secara radikal.
Radikal di sini dalam artian positif yaitu berpikir secara mendasar hingga ke akar-akarnya sehingga
ia memiliki pemahaman yang sangat baik dalam berbagai masalah dan aturan hukum. Dengan
berpikir secara radikal diharapkan ketika terjun ke masyarakat ia dapat menyelesaikan berbagai
permasalahan dengan lebih bijaksana. Memahami suatu permasalahan hingga ke akar-akarnya
sehingga dapat memberikan solusi yang benar-benar bermanfaat dan adil.
Artikel terkait:
Filsafat hukum memiliki karakteristik reflektif kritis yang menuntut setiap orang yang
mempelajarinya untuk berpikir secara rasional hingga ke akar-akarnya terhadap setiap
permasalahan dan kemudian mengkritisinya secara jujur. Karena setiap pemikiran kita tentu yang
paling mengetahui esensi dan kelemahannya adalah kita sendiri. Kita diajak untuk
mempertanyakan apakah solusi yang diambil sudah benar-benar rasional dan tepat secara terus-
menerus sehingga pada akhirnya didapatkan solusi yang benar-benar tepat dan bijaksana,
setidaknya mendekati bijaksana.Artikel terkait: