Anda di halaman 1dari 28

Tugas Essay Ujian Akhir Semester

Etika Profesi Hukum

Proses Perkuliahan sebagai Pembentuk Karakter Yuris Profesional

Oleh:
Muhammad Mishbah Anshori
031211131027

Universitas Airlangga
Fakultas Hukum

Proses Perkuliahan sebagai Pembentuk Karakter Yuris Profesional

Kenyataan
Profesi merupakan suatu pekerjaan yang di dalamnya dibutuhkan
keahlian khusus yang didapatkan melalui pendidikan secara ilmiah yang
mengajarkan mengenai ilmu tentang pekerjaan itu. Misalnya saja hakim, notaris,
jaksa, pengacara , chef, programmer dan lain sebagainya. Pekerjaan-pekerjaan
tersebut tidak dapat dilakoni oleh sembarang orang, dibutuhkan suatu pendidikan
khusus mengenai ilmu-ilmu tentang pekerjaan tersebut yang output atau hasil
akhirnya melahirkan para profesional di bidang-bidang tersebut. Menurut George
dalam Frans (1995), profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan
pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian.
Perbedaan pekerjaan dengan profesi yaitu pekerjaan merupakan pekerjaan
apapun yang dapat menghasilkan upah sedangkan profesi merupakan pekerjaan
yang tidak hanya menghasilkan upah saja namun memerlukan spesialisasi di
bidang tertentu dalam melakoni sebuah profesi.
Seseorang yang ingin dapat melakoni suatu profesi harus memenuhi
beberapa ciri dan persyaratan profesi. Persyaratan profesi yang pertama yaitu

memiliki pengetahuan atau keterampilan khusus yang didapatkan melalui


pendidikan atau pelatihan dan pengalaman dalam bidang tersebut yang cukup
lama. Kedua, terdapat kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Kaidah dan
standar moral ini biasanya berbentuk kode etik profesi yang digunakan oleh para
profesional sebagai pedoman atau arah dalam menjalankan tugasnya sebagai
profesional. Ketiga, adanya pengabdian kepada kepentingan masyarakat, seorang
profesional harus dapat meletakkan kepentingan pribadinya di bawah
kepentingan masyarakat. Keempat, terdapat suatu izin tertentu untuk dapat
menjalankan suatu profesi tersebut dikarenakan setiap profesi terutama profesi
luhur menyangkut nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan, keamanan,
kelangsungan hidup dan sebagainya. Oleh karena itu dibutuhkan suatu izin
khusus agar ketika seorang profesional menjalanankan profesinya dengan tidak
mengindahkan kode etik dan merugikan masyarakat maka izinnya untuk
menjalankan profesi dapat dicabut dan membuat seorang profesional tidak dapat
lagi menjalankan profesinya. Izin khusus tersebut dapat berbentuk sumpah atau
pengukuhan resmi di depan umum. Kelima, seorang profesional biasanya
merupakan bagian dari suatu organisasi profesi. Tujuan organisasi profesi adalah
sebagai polisi moral bagi para anggota oraganisasi profesi yang bertugas menjaga
keluhuran profesi, menjaga standar keahlian dan keterampilan agar tidak
dilanggar, menjaga kode etik, dan menjaga pengabdian masyarakat agar tidak
luntur.
Para pemegang jabatan profesi hukum harus bekerja dengan berlandaskan
pengabdian masyarakat karena profesi hukum merupakan profesi yang terhormat
dan luhur. Dalam menjalankan profesi hukum dibutuhkan keahlian khusus di
bidang hukum sebelum seseorang dapat menjalankan profesi hukum. Seseorang
itu harus melewati serangkaian pendidikan atau pelatihan khusus mengenai
bidang hukum. Contoh profesi hukum yaitu notaris, pengacara, jaksa, hakim,

polisi, mediator. Misalnya saja saya ingin menjadi seorang hakim, maka saya
harus menempuh pendidikan S1 ilmu hukum yang kemudian dilanjutkan dengan
pendidikan calon hakim.

Hukum sebagai Titik Perbaikan Profesi Hukum


Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani Ethos, yaitu
yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika juda dapat
diartikan sebagai suatu aturan tentang baik dan buruk, sikap batin yang objeknya
adalah sikap batin itu sendiri. Etika berlaku terus di setiap saat meskipun tidak
ada orang lain di sekitar kita. Etika biasanya berkaitan erat perkataan moral yang
merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu Mos dan dalam bentuk jamaknya
Mores, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan
melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan
yang buruk. Etika dan moral memiliki fungsi yang sama yaitu memberikan
pedoman bagaimana dan ke mana harus melangkah dalam hidup. Menurut KBBI
Depdikbud (1998) pengertian etika yaitu ilmu tentang aa yang baik dan yang
buruk, tentang hak dan kewajiban mral; kumpulan asa dan nilai yang berkenaan
dengan akhlak; nilai mengenai benar dan salah yang dianut masyarakat.
Etika Profesi Hukum merupakan etika yang melekat pada setiap orang
yang menjalankan profesi di bidang hukum dalam menjalankan profesinya yang
biasanya berbentuk kode etik profesi. Etika Profesi Hukum dapat menjadi titik
acuan perbaikan bagi setiap orang yang mengemban profesi hukum karena di
dalam kode etik profesi hukum terdapat aturan-aturan dan norma-norma yang
mengatur bagaimana seharusnya seorang pengemban profesi hukum bertindak
dan bertingkah laku.
Seperti yang kita ketahui bahwa masih banyak orang yang menjalankan
profesi hukum tidak mengindahkan etika profesi hukum dalam melaksanakan

profesinya sehingga menimbulkan masalah hukum yang tidak ada habisnya.


Masalah hukum yang terjadi antara lain banyaknya pengemban profesi hukum
yang masih melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme ketika melaksanakan
profesinya.
Dalam pasal 5 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang
penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme disebutkan, bahwa setiap Penyelenggara Negara berkewajiban untuk
tidak melakukan perbuatan korupsi, kolusi dan nepotisme (ayat 4) dan
berkewajiban melaksanakan tugas dengan penuh rasa tanggung jawab dan tidak
melakukan perbuatan tercela, tanpa pamrih baik untuk kepentingan pribadi,
keluarga, kroni, maupun kelompok. Dan tidak mengharapkan imbalan dalam
bentuk apapun yang bertentangan dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku (ayat 6).
Jika berlandaskan pada norma yuridis tersebut, dapatlah dipahami, bahwa
setiap penyelenggara negara, seperti eksekutif, legislatif, dan yudikatif diregulasi
oleh kewajiban untuk menjalankan peran-perannya secara legal, tidak
bertentangan dengan norma hukum, atau tidak tergelincir dalam perbuatanperbuatan yang berbentuk pengkhianatan dan pembangkangan norma-norma
kebenaran.
Sayangnya tidak semua elemen negara mau menaati norma yuridis yang
sudah mengikat profesinya. Ibarat pepatah "patah satu tumbuh seribu", elemen
negara yang melanggar norma itu terus saja mengisi agenda sejarah negeri ini. Di
sebuah lembaga yang sebelumnya tidak disangka akan tumbuh mafia hukum,
ternyata memunculkan anggota mafia hukum baru. Oleh karena itu, Etika Profesi
Hukum dibutuhkan agar permasalahan hukum dapt terselesaikan dan tidak makin
bertambah.

1.1

Penyusunan KRS
Pada pembahasan kali ini saya mencoba mengangkat tentang cerita saya
tentang proses penyusunan hingga pengambilan atau pemilihan mata kuliah
pertama hingga menghadapi UTS dan UAS pada semester 8 (delapan) ini.
Pengambilan atau pemilihan mata kuliah yang dilaksanakan pada awal
semester di Fakultas Hukum Unair disebut dengan Kartu Rencana Studi (KRS).
KRS biasanya dilaksanakan pada 4 (empat) minggu sebelum di mulainya
perkuliahan semester baru.

1.1.1

Evaluasi hasil semester sebelumnya


Sebelum memulai untuk memilih mata kuliah yang akan diambil, saya

melakukan evaluasi hasil terhadap mata kuliah-mata kuliah yang telah saya
ambil pada semester lalu apakah nilai yang saya dapatkan pada setiap mata
kuliah yang saya ambil semester lalu sudah baik atau masih terdapat nilai
pada mata kuliah tertentu yang perlu untuk saya perbaiki. Jika memang ada
nilai yang perlu saya perbaiki pada mata kuliah tertentu, maka saya akan
melakukan perbaikan terhadap mata kuliah ersebut dengan cara mengambil
kembali mata kuliah tersebut pada 2 (dua) semester ke depan. Misalnya saja
saya sedang menuju semester 6 (enam) dan saat melakukan evaluasi hasil
pada semester 5 (lima) saya mendapatkan nilai C pada mata kuliah hukum
kontrak, maka saya akan mengambil ulang mata kuliah hukum kontrak pada
semester 7 (tujuh) tidak langsung saya ambil kembali pada semester 6 (enam).
Hal ini saya lakukan karena untuk menambah jumlah SKS yang saya peroleh.
Karena apabila langsung saya ambil kembali mata kuliah tersebut maka SKS
pada mata kuliah yang saya ambil kembali tidak akan dihitung. Misalnya saya
mendapatkan jatah SKS untuk semester 6 (enam) sebanyak 24 SKS dan mata
kuliah hukum kontrak yang perlu saya perbaiki memiliki nilai 2 SKS. Maka

total SKS yang akan saya peroleh pada semester 6 (enam) nanti adalah 22
SKS bukan 24 SKS karena nilai SKS pada mata kuliah yang diambil kembali
tidak dihitung nilainya.

1.1.2

Proses pemilihan mata kuliah


Dalam proses pemilihan mata kuliah di Fakultas Hukum Unair,

melibatkan dosen wali atau biasa disebut doswal. Dosen wali pada saat KRS
bertugas sebagai penasihat dari mahasiswa atau anak perwaliannya dalam
menyusun mata kuliah yang akan diambil oleh mahasiswa. Dosen wali saya
ada lah bu Christiani Widowati dari Departemen Ilmu Hukum. Dalam
melaksanakan tugasnya dosen wali saya memberikan arahan yang jelas dan
bantuan yang cukup baik dalam memberikan gambaran mengenai mata kuliah
yang akan saya pilih ke depannya. Terkadang dosen wali saya menanyakan
alasan atau reasoning saya memilih mata kuliah yang akan saya pilih. Hal ini
sangat membantu saya untuk lebih memantapkan pilihan mata kuliah yang
akan saya ambil karena ketika saya memberikan alasan saya memilih suatu
mata kuliah kepada beliau, beliau memberikan saya saran apakah mata kuliah
yang akan saya ambil tersebut baik untuk dipilih sekarang atau lebih baik
diambil di semester depan atau lebih baik tidak mengambil mata kuliah
tersebut. Saya beruntung mendapatkan dosen wali seperti bu Christiani
Widowati karena sebagai dosen wali beliau cukup perhatian terhadap
mahasiswa atau anak perwaliannya.
Setelah proses konsultasi dan pemilihan mata kuliah yang akan saya
ambil bersama dosen wali, dosen wali saya biasanya meminta saya untuk
segera memprint KRS saya sebanyak 3 (tiga) lembar melalui komputer yang
ada pada Departemen Ilmu Hukum untuk segera ditandatangani dan agar KRS
yang saya input secara online dapat segera diapprove oleh beliau.

Alasan mengapa KRS yang diprint haruslah sebanyak 3 (tiga) kali


adalah karena KRS tersebut akan dikumpulkan dan disimpan oleh 3 (tiga)
pihak yang masing-masingnya memegang 1 lembar print KRS saya yaitu
dosen wali saya, unit komputasi Fakultas Hukum Unair dan saya sendiri
sebagai arsip.
Mata kuliah yang saya ambil pada semester 8 (delapan) ini berjumlah
10 (sepuluh) mata kuliah dengan 8 (delapan) mata kuliah di dalam kelas dan 2
(dua) mata kuliah di luar kelas yakni Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Skripsi.
Total SKS yang saya ambil pada semester 8 (delapan) berjumlah 23 SKS.
Berikut rincian mata kuliah yang saya ambil pada semester 8 (delapan) ini:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

Etika Profesi Hukum;


Perancangan Kontrak;
Hukum Perburuhan;
Hukum Kepailitan;
Hukum Pengadaan Barang dan Jasa;
Hukum Pasar Modal;
Arbitrase Internasional;
Pengantar Filsafat Hukum;
Kuliah Kerja Nyata (KKN);
Skripsi.

Tujuan saya mengambil mata kuliah-mata kuliah di atas yaitu:


a. Etika Profesi Hukum
Sebagai wadah awal saya untuk belajar mengenai
bagaimana seharusnya seorang lawyer profesional bertindak
dan bertingkah laku dalam rangka menegakkan hukum dan
melakukan pengabdian kepada masyarakat. Mata kuliah etika
profesi hukum mengajarkan tentang makna, peranan etika dan
dampaknya dalam profesi hukum. Dan di dalamnya juga
dibahas

mengenai

tanggung

jawab

hukum,

kepentingan, unfidensialitas dalam bantuan hukum.


b. Perancangan Kontrak

konflik

Merupakan mata kuliah wajib nasional yang memang


harus saya ambil. Dalam mata kuliah perancangan kontrak kita
diajari mengenai bagaimana cara menyusun kontrak yang baik
dan minim menimbulkan sengketa di kemudian hari di antara
para pihak dikarenakan ambiguitas dari penyusunan kata
maupun kalimat di dalam suatu kontrak bisnis. Mata kuliah ini
merupakan lanjutan dari mata kuliah hukum kontrak.
c. Hukum Perburuhan
Mata kuliah hukum perburuhan saya ambil karena mata
kuliah hukum perburuhan mengajarkan kita mengenai seluk
beluk buruh. Fokus mata kuliah hukium perburuhan terdapt
pada dunia kerja buruh yaitu sejak adanya hubungan kerja
antara buruh dengan pengusaha atau majikannya yang ditandai
dengan pembuatan perjanjian kerja atau pembuatan perjanjian
kerja bersama hingga berakhirnya hubungan kerja buruh
dengan pengusaha atau majikannya.
Materi khusus yang dibahas dalam mata kuliah hukum
perburuhan yaitu dasar filosofis hubungan industrial pancasila,
perjanjian kerja, perjanjian kerja bersama, paturan perusahaan,
pengupahan, pengerahan tenaga kerja, penggunaan tenaga
kerja asing, perselisihan atau sengketa ketenagakerjaan,
pemutusan hubungan kerja dan sejarah timbulnya pengaturan
mengenai hukum perburuhan yang dibahas melalui konvensi
ILO

(International

diratifikasi.
d. Hukum Kepailitan

Labour

Organization)

yang

telah

Mata kuliah hukum kepailitan saya ambil karena dalam


mata kuliah hukum kepailitan kita diajarkan mengenai
bagaimana menyelesaikan sengketa yang muncul ketika suatu
perusahaan atau debitor tidak dapat lagi memenuhi kewajiban
untuk membayar utangnya kepada perusahaan-perusahaan lain
atau kreditor-kreditornya berdasarkan Undang-Undang No. 37
Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang.
Mata kuliah hukum kepailitan dibutuhkan oleh setiap
mahasiswa karena hukum kepailitan merupakan lembaga
hukum yang merealisasikan azas-azas pokok hukum perdata
khusussnya yang terdapat pada Pasal 1131 BW dan Pasal 1132
BW. Selain itu pengetahuan mengenai hukum kepailitan
dibutuhkan

oleh

setiap

mahasiswa

untuk

menghadapi

kebutuhan hukum pada era global yang telah mengkaburkan


batas-batas negara di mana investasi dipenuhi oleh perusahaanperusahaan multinasiontal (multinational corporations).
e. Hukum Pengadaan Barang dan Jasa
Saya mengambil mata kuliah hukum pengadaan barang
dan jasa karena dalam mata kuliah hukum pengadaan barang
dan jasa kita diajarkan mengenai bagaimana proses pengadaan
barang dan jasa pemerintah. Pengadaan barang dan jasa
pemerintah memiliki 3 (tiga) aspek hukum di dalamnya yakni
hukum admisnistrasi, hukum kontrak dan hukum pidana.
f. Hukum Pasar Modal
Mata kuliah hukum pasar modal mengajarkan kita
mengenai aspek-aspek yang terkait dengan kewenangan dan

kewajiban BAPEPAM, perusahaan publik dan proses untuk


menjadi perusahaan go publik maupun sebaliknya yaitu proses
(mekanisme dan persyaratan) dari perusahaan go public
menjadi go private, reksa dana, penyelesaian transaksi, profesi
dan lembaga penunjang pasar modal, lembaga kliring serta
permasalahan yag ada pada pasar modal mulai dari penipuan,
manipulasi dan perdagangan orang dalam.
g. Arbitrase Internasional
Mata kuliah arbitrase internasional kurang lebih sama
dengan mata kuliah penyelesaian sengketa alternatif (PSA)
yang telah saya ambil pada semester 7 (tujuh) yang lalu namun
lebih fokus pada penyelesaian sengketa arbitrase yang
lingkupnya

internasional.

Dalam

mata

kuliah

arbitrase

internasional diajari mengenai bagaimana putusan arbitrase


diterapkan di suatu negara, prosedur berarbitrase di lembaga
arbitrase di beberapa negara, pilihan hukum (choice of law)
yang dipilih oleh para pihak yang bersengketa dalam proses
arbitrase internasional.
h. Pengantar Filsafat Hukum
Dalam mata kuliah pengantar filasafat hukum yang kita
pelajari adalah aspek-aspek hukum yang sangat mendasar
seperti teori-teori keadilan dari berbagai negara dan kaum yang
menganutnya yakni positivis, naturalisme. Kesesuaian antara
aturan hukum dengan filsafat yang ada juga termasuk dalam
pembahasan pada mata kuliah pengantar filsafat hukum.
i. Kuliah Kerja Nyata (KKN)

Merupakan mata kuliah wajib fakultas yang harus saya


ambil dan merupakan bentuk penerapan dari tri dharma
perguruan tinggi yaitu pengabdian masyarakat. Dalam mata
kuliah kerja nyata ini kita mengajarkan kita bagaimana cara
mengaplikasikan ilmu-ilmu yang kita dapat selama perkuliahan
di kelas kepada masyarakat.
j. Skripsi
Merupakan mata kuliah wajib nasional yang harus saya
ambiil dan merupakan tugas akhir dari perkuliahan saya di
Fakultas Hukum Unair. Pada mata kuliah skripsi saya memilih
topik mengenai alternatif penyelesaian sengketa dengan judul
Kedudukan Penyelesaian Sengketa Negosiasi dalam Klausula
Penyelesaian Sengketa (Amicable Clause). Skripsi saya
membahas mengenai ketika di dalam suatu kontrak bisnis
terdapat klausul penyelesaian sengketa yang menyatakan
bahwa:
(1) Apabila di kemudian hari terjadi perselisihan di
antara PARA PIHAK, PARA PIHAK sepakat untuk
menyelesaikannya secara musyawarah mufakat.
(2) Apabila penyelesaian secara musyawarah mufakat
tidak

berhasil,

menyelesaikannya

PARA
secara

PIHAK
hukum

sepakat
di

untuk

Pengadilan

Negeri.
Namun ketika sengketa terjadi, salah satu pihak tanpa
pemberitahuan terlebih dahulu dan tanpa sepengetahuan dari
pihak lainnya langsung melakukan penyelesaian sengketa
secara hukum dengan mengajukan gugatan ke Pengadilan

Negeri setempat. Persoalan yang timbul dari hal tersebut yaitu


apakah tindakan salah satu pihak yang langsung mengajukan
gugatan ke Pengadilan Negeri dapat dibenarkan meskipun dia
belum

melakukan

penyelesaian

sengketa

sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dan padahal klausul penyelesaian


sengketa itu merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
kontrak yang dia buat yang akibatnya mengikat dirinya serta
membuat dirinya patuh dengan kontrak yang dia buat bersama
pihak yang lain (privity of contract), dan apakah gugatan yang
diajukan oleh pihak tersebut sah ataukah gugatan itu belum
waktunya diajukan (premature).
Begitulah sedikit gambaran alasan atau tujuan saya mengapa saya
mengambil mata kuliah-mata kuliah yang telah saya sebutkan di atas.
Dalam pemilihan mata kuliah yang akan diambil pada tiap
semesternya, saya memiliki kriteria-kriteria tersendiri yang terdiri atas kriteria
umum dan kriteria pribadi. Kriteria-kriteria tersebut saya ciptakan untuk
memudahkan saya dalam memilih mata kuliah-mata kuliah mana yang harus
saya ambil. Dan apabila terdapat suatu mata kuliah yang memenuhi kriteriakriteria tersebut maka mata kuliah itu akan saya ambil.
1.1.2.1

Kriteria umum
Kriteria umum adalah kriteria yang saya ciptakan berdasarkan hal-hal

umum yang ada di buku panduan mahasiswa Fakultas Hukum Unair atau
yang biasa disebut sebagai buku merah. Kriteria-kriteria tersebut yakni suatu
mata kuliah merupakan mata kuliah wajib nasional, mata kuliah wajib fakultas
dan mata kuliah wajib minat hukum bisnis. Mengapa mata kuliah wajib

hukum bisnis, karena saya memilih minat hukum bisnis sehingga saya harus
mengambil mata kuliah wajib minat hukum bisnis tersebut.
1.1.2.2

Kriteria pribadi
Kriteria pribadi adalah kriteria yang saya ciptakan berdasarkan hal-hal

khusus yang berkaitan dengan keinginan atau minat diri saya dan prospek
pekerjaan yang saya inginkan di masa depan. Kriteria pribadi saya yakni suatu
mata kuliah haruslah bermanfaat dalam artian mata kuliah tersebut
memberikan efek yang baik kepada saya dan masyarakat. Kedua, suatu mata
kuliah sesuai dengan minat yang saya inginkan khususnya dalam hal
pemilihan mata kuliah pilihan minat hukum bisnis. Ketiga, suatu mata kuliah
berkaitan erat dengan profesi yang akan saya jalankan di masa depan yakni
hakim khususnya di bidang perdata. Keempat, pandangan kakak kelas dan
teman-teman mahasiswa yang telah mengambil mata kuliah tersebut agar
ketika mengambil mata kuliah itu saya tidak merasa kecewa atas mata kuliah
yang saya pilih.

Pertemuan Pertama
Pemilihan mata kuliah pada KRS merupakan hal penting dalam proses
belajar mengajar di Fakultas Hukum Unair. Namun terdapat hal lain yang
tidak kalah penting dari KRS yakni pertemuan pertama atau biasa dikenal
kelas perdana. Pertemuan pertama atau kelas perdana dapat dikatakan hal
yang penting karena menurut pendapat saya pribadi, pertemuan pertama
merupakan penentu atau pencipta indikasi awal yang dapat membuat seorang
mahasiswa akan semangat untuk mengikuti perkuliahan atau tidak. Pertemuan
pertama merupakan gambaran besar mengenai apakah suatu mata perkuliahan
tersebut akan berjalan baik, menyenangkan atau seru, atau malah berjalan
sebaliknya suatu mata perkuliahan tersebut membosankan, membuat jenuh
dan ingin cepat-cepat keluar kelas.

2.1

Persiapan perkuliahan
Persiapan yang saya lakukan sebelum memasuki perkuliahan, menurut
pendapat saya pribadi, termasuk tidak seberapa rumit dibandingkan dengan
persiapan sebelum memasuki perkuliahan yang dilakukan oleh teman-teman
saya. Sederhana saja, persiapan yang saya lakukan yakni pertama menyiapkan
peralatan tulis berupa buku dan bolpen sebanyak 2 (dua) buah atau lebih. Saya
menyiapkan 2 (dua) buah bolpen atau lebih karena untuk berjaga-jaga apabila
bolpen yang saya pakai habis tintanya atau rusak saya dapat segera
menggantinya dengan bolpen saya yang lain dan apabila ada teman yang
kebetulan

tidak

membawa

atau

bolpennya

hilang,

saya

dapat

meminjamkannya ke dia. Kedua, saya menyiapkan K02 mata kuliah yang


bersangkutan pada hari tersebut namun lebih seringnya saya membawa semua
K02 setiap mata kuliah untuk berjaga-jaga agar tidak lupa membawanya.
Ketiga, menyiapkan literatur dan peraturan-peraturan yang terkait dengan
mata kuliah-mata kuliah yang saya ambil pada saat KRS agar saya tidak
kesusahan dalam memahami mata kuliah yang bersangkutan ketika saya
kurang paham dengan penjelasan dosen. Keempat yaitu menyiapkan bahan
ajar seperti slide-slide presentasi, buku ajar atau handout mata kuliah yang
bersangkutan dari teman-teman atau kakak kelas yang telah menempuh mata
kuliah yang saya ambil.

2.2 Materi perkuliahan pada pertemuan pertama


2.2.1 Kontrak Perkuliahan
Dalam pertemuan pertama atau kelas perdana sering kali diberikan
kontrak perkuliahan. Kontrak perkuliahan merupakan suatu perjanjian yang
dibuat antara mahasiswa dengan dosen yang isinya biasanya mengatur

mengenai dan tidak terbatas pada jadwal perkuliahan beserta topik yang akan
dibahas tiap pertemuannya, toleransi keterlambatan memasuki kelas bagi
mahasiswa, komponen nilai dari mata kuliah tersebut.
2.2.2 Bahan Ajar Perkuliahan
Dalam pertemuan pertama juga dibahas gambaran besar mengenai apa
saja yang akan dipelajari dalam mata kuliah yang bersangkutan. Sebagian
besar dosen pada setia mata kuliah yang saya ambil pada semester 8 (delapan)
ini memberikan secara lengkap kisi-kisi mengenai bahan ajar baik itu berupa
literatur, slide-slide peresentasi, buku ajar, hand out, maupun peraturanperaturan yang akan digunakan dalam proses perkuliahan.
Sedikit dari seluruh mata kuliah yang saya ambil pada semester 8
(delapan ini) yang tidak memberikan kisi-kisi mengenai bahan ajar yang akan
digunakan selama proses perkuliahan. Salah satunya yaitu pada mata kuliah
hukum pasar modal. Pada mata kuliah hukum pasar modal, kisi-kisi bahan
ajar khususnya peraturan yang terkait diberikan selama proses perkuliahan
bukan pada saat pertemuan pertama. Pada pertemuan pertama kelas mata
kuliah hukum pasar modal hanya diberikan gambaran mengenai apa itu pasar
modal, apa itu perusahaan go public, apakah perusahaan go public sama
dengan perusahaan terbuka.

Perkuliahan
3.1 Kehadiran dalam perkuliahan
Salah satu komponen penting di dalam proses perkuliahan adalah
kehadiran di dalam kelas. Kehadiran di dalam kelas menurut pendapat saya
pribadi merupakan salah satu faktor penentu perkuliahan pada jam tersebut
berjalan efektif atau tidak.
Keefektifan kelas mata kuliah pada jam tersebut tidak hanya
dipengaruhi oleh kehadiran mahasiswa yang datang tepat waktu atau yang
terlambat masuk ke dalam kelas melainkan juga dipengaruhi oleh ketepatan
atau keterlambatan waktu kehadiran di dalam kelas dari dosen mata kuliah
yang bersangkutan itu sendiri.
3.1.1 Kehadiran dosen
Kehadiran dosen pada setiap kelas pada mata kuliah yang
bersangkutan merupakan hal yang penting dan mempengaruhi efektifitas dari
berjalannya proses perkuliahan pada mata kuliah tersebut.
Kehadiran dosen yang tepat waktu, tidak tepat waktu maupun tidak
hadir untuk mengajar di dalam kelas secara tidak langsung dapat
mempengaruhi etika dan etiket dari mahasiswa yang dia ajar di dalam kelas.
3.1.1.1

Ketepatan waktu hadir


Dosen yang tepat waktu hadir di dalam kelas akan membuat jam belajar

mengajar pada saat perkuliahan menjadi efektif dan tepat sasaran serta membuat
mahasiswa mendapatkan lebih banyak pelajaran atau ilmu dan membuat
mahasiswa tidak merasa sia-sia untuk datang ke kampus.
Dosen yang datang tepat waktu pada setiap perkuliahan yang dia ajar
secara tidak langsung dapat memberikan efek positir terhadapt etika dan etiket

dari mahasiswa yang dia ajar. Mahasiswa akan menghormati dosen dan akan
berusaha untuk selalu datang tepat waktu seperti dosen yang mengajarnya.
3.1.1.2

Keterlambatan waktu hadir


Berbeda halnya dengan saat dosen terlambat untuk memasuki ruang

kelas, proses perkuliahan pada waktu tersebut akan menjadi tidak efektif dan
mahasiswa tidak mendapatkan ilmu atau pelajaran secara maksimal serta
membuat mahasiswa menjadi malas untuk datang tepat waktu karena melihat
dosennya sendiri datangnya terlambat untuk masuk ke dalam kelas.
Keterlambatan dosen ketika memasuki kelas secara tidak disadari
berdampak buruk pada etika dan etiket mahasiswa yaitu seperti yang telah
saya sebutkan di atas, mahasiswa akan malas untuk datang tepat waktu dan
cenderung mengikuti dosennya untuk datang terlambat ke dalam kelas karena
guru, kalau dalam bahasa jawa guru merupakan singkatan dari digugu lan
ditiru yang bahasa Indonesianya berarti dianut dan dicontoh, merupakan figur
yang yang dijadikan contoh oleh mahasiswanya.

3.1.1.3

Tidak hadir/kelas kosong


Lebih parahnya terdapat beberapa dosen yang sering tidak hadir di

dalam proses perkuliahan baik karena alasan yang jelas maupun alasan yang
tidak jelas. Pada semester 8 (delapan) ini terdapat beberapa mata kuliah yang
sering tidak adanya kelas akibat ketidakhadiran dosen mata kuliah yang
bersangkutan. Mata kuliah yang sering dosennya tidak hadir dan membuat
kelas kososng yakni hukum perburuhan dan hukum pasar modal. Kedua mata
kuliah ini sering sekali dosennya tidak hadir untuk mengajar tanpa adanya
pemberitahuan yang jelas mengenai alasan ketidakhadiran dosen yang

akibatnya membuat saya menjadi kurang semangat mengikuti dan kurang


menghargai kedua mata kuliah tersebut.
3.1.1.4

Pengumuman dan konsekuensi tidak hadir/kelas kosong


Ketidakhadiran dosen yang mengajar atau kekosongan mata kuliah

tertentu menimbulkan konsekuensi yakni penggantian kelas di hari lain di luar


jam perkuliahan mata kuliah tersebut. Hal ini merugikan mahasiswa karena
tidak setiap mahasiswa memiliki jadwal kuliah yang longgar dan dapat
meluangkan

waktunya

untuk

mengikuti

kelas

tambahan

pengganti

kekosongan kelas mata kuliah tersebut yang diadakan oleh dosen pengajar
mata kuliah yang bersangkutan. Hal ini berdampak pada jumlah kehadiran
mahasiswa yang tidak dapat hadir pada kelas tambahan sebagai kelas
pengganti ketidakhadiran dosen atau kekosongan mata kuliah yang berujung
pada cekal mata kuliah pada saat ujian tengah semeester (UTS) maupun ujian
akhir semester (UAS). Pun jika mahasiswa tidak terkena cekal mata kuliah,
mahasiswa tidak akan dapat mengerti secara maksimal mengenai mata kuliah
yang bersangkutan.
Pengumuman mengenai kelas tambahan pengganti ketidakhadiran
dosen atau kekosongan kelas juga sering kali terlalu mendadak. Hal ini
mengakibatkan banyak mahasiswa yang tidak dapat hadir karena kelas
tambahan bersinggungan dengan kelas mata kuliah lain yang diadakan pada
waktu yang sama.
3.1.2 Kehadiran mahasiswa
Kehadiran mahasiswa pada setiap kelas pada mata kuliah yang
bersangkutan juga merupakan hal yang penting di samping kehadiran dosen di
dalam kelas dan mempengaruhi efektifitas dari berjalannya proses perkuliahan
pada mata kuliah itu sendiri.

Kehadiran mahasiswa yang tepat waktu, tidak tepat waktu maupun


tidak hadir pada proses perkuliahan di dalam kelas secara tidak langsung
dapat mempengaruhi etika dan etiket, serta karakter dari dari mahasiswa itu
sendiri.
3.1.2.1

Ketepatan waktu hadir


Mahasiswa yang tepat waktu hadir di dalam kelas akan membuat jam

belajar mengajar pada saat perkuliahan menjadi efektif dan mahasiswa tersebut
dapat mengambil lebih banyak ilmu dibandingkan mahasiswa yang datang
terlambat atau tidak menghadiri perkuliahan.
Mahasiswa yang datang tepat waktu pada setiap perkuliahan secara tidak
langsung dapat memberikan efek positif terhadap etika dan etiket dari mahasiswa
itu sendiri. Mahasiswa akan membentuk karakter seorang pengemban profesi
hukum yang profesional ke depannya atas ketepatan waktunya untuk hadir di
dalam kelas karena manajemen waktu merupakan salah satu faktor penentu
keberhasilan mahasiswa dan merupakan kunci penting yang harus dikuasai oleh
setiap mahasiswa fakultas hukum termasuk saya sendiri.
3.1.2.2

Keterlambatan waktu hadir


Mahasiswa yang terlambat untuk mengikuti perkuliahan di dalam kelas

akan merugikan dirinya sendiri. Hal ini dapat mempengaruhi etika dan etiket
mahasiswa tersebut dan lebih buruknya mahasiswa tersebut tidak akan
mendapatkan ilmu atau pengetahuan tentang mata kuliah yang bersangkutan
secara lengkap akibat keterlambatannya untuk mengikuti perkuliahan di dalam
kelas.
Pengalaman beserta pegaruh buruk itu saya rasakan sendiri pada saat saya
mengikuti kelas hukum pengadaan barang dan jasa. Pada awal pertemuan atau
kelas perdana telah menyinggung bahwa mata kuliah hukum pengadaan barang

dan jasa ini akan sedikit membingungkan. Dan pada pertemuan ketiga jika saya
tidak salah ingat, saya datang terlambat dan hal ini membuat saya ketinggalan
materi perkuliahan pada hari tersebut yang akibatnya membuat saya kurang
paham mengenai materi yang diajarkan pada waktu itu.

3.1.2.3 Ketidakhadiran dalam perkuliahan


Sama halnya dengan terlambat datang ke kelas untuk mengikuti
perkuliahan, mahasiswa yang tidak hadir dalam perkuliahan mata kuliah yang
bersangkutan akan memberikan efek negatif pada dirinya sendiri.
Pernah saya tidak dapat hadir pada perkuliahan pada mata kuliah hukum
perancangan kontrak dikarenakan sakit yang membuat saya ketinggalan materi
dan ketinggalan informasi mengenai adanya tugas yang diberikan pada saat itu
dan batas pengumpulan tugas itu yaitu keesokan harinya pukul 13.00. Saya
mendapatkan informasi bahwa adanya tugas dari dosen mata kuliah hukum
perancangan kontrak pada malam harinya sehingga saya harus mengerjakannya
sesegera mungkin agar dapat menyelesaikan tugas tersebut tepat pada waktunya.
Untunganya saya dapat menyelesaikan tugas tersebut tepat waktu namun saya
mengerjakan tugas tersebut dengan tergesa-gesa sehingga saya tidak sempat
untuk mengecek kembali pekerjaan saya.
3.2 Proses belajar mengajar
Selain ketepatan waktu, keterlambatan waktu kehadiran maupun
ketidakhadiran dari mahasiswa maupun dosen di dalam kelas pada setiap
perkuliahan yang diadakan, proses belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas
juga merupakan faktor penentu keefektifan kelas mata kuliah yang bersangkutan.

Cara mengajar dosen mata kuliah yang bersangkutan dan sikap


mahasiswa pada saat proses belajar mengajar merupakan hal penting dan penentu
keefektifan kelas mata kuliah tersebut.
3.2.1 Cara mengajar dosen
Kelas yang asik dan seru tidak terlepas dari peranan dosen dengan gaya
atau cara mengajarnya yang dapat membuat situasi kelas menjadi kondusif. Cara
mengajar dosen yang saya maksud di sini adalah tingkah laku, cara berbicara
yang komunikatif dan cara penyampaian yang sederhana namun tepat sasaran
dan dapat dipahami mahasiswa dengan mudah.
Salah satu dosen yang menurut pendapat saya memiliki cara mengajar
yang baik adalah pak Jayadi yang mengajar mata kuliah arbitrase internasional.
Menurut pendapat saya, beliau dapat memberikan penyampaian materi
perkuliahan dengan sederhana namun dapat dipahami dengan mudah oleh
mahasiswa. Selain itu cara berkomunikasi dan gaya bahasa yang komunikatif
dari beliau dapat membuat situasi kelas menjadi kondusif dan pengajaran mata
kuliah tersebut menjadi efektif.
3.2.2 Sikap mahasiswa dalam perkuliahan
Selain cara mengajar dosen yang komunikatif dan cara penyampaian
yang sederhana namun tepat sasaran dan dapat dipahami mahasiswa dengan
mudah, sikap dari mahasiswa sendiri di dalam perkuliahan juga merupakan
penentu keefektifan dari berjalannya kelas mata kuliah yang bersangkutan.
Mahasiswa yang baik akan mengerti kapan saat dia harus berbicara dan
kapan saat dia harus mendengarkan. Bukanlah hal yang tepat ketika dosen
sedang memberikan penjelasan mengenai mata kuliah yang bersangkutan dan
dosen tersebut telah menggunakan cara penyampaian yang baik kita sebagai
mahasiswa malah sibuk sendiri entah itu mengobrol dengan teman di samping,

bermain handphone atau mengerjakan tugas mata kuliah di luar mata kuliah yang
sedang diterangkan di dalam kelas. Karena hal tersebut dapat merugikan diri
sendiri dan mahasiswa lain yang ingin mengikuti perkuliahan dengan serius.
Pengalaman tersebut terjadi pada saat saya mengikuti perkuliahan mata
kuliah hukum perancangan kontrak. Kebiasaan saya di dalam mengikuti
perkuliahan adalah duduk di barisan tengah agak belakang karena posisi tersebut
merupakan posisi ternyaman untuk mendengarkan dosen yang sedang
menerangkan mata kuliah yang bersangkutan maupun melihat slide-slide yang
dtampilkan pada LCD. Pada saat itu saya sedang serius mendengarkan dosen
yang menerangkan tentang peraturan yang berlaku pada hukum kontrak yakni
tetap berlaku ketentuan-ketentuan yang ada pada hukum kontrak seperti
keabsahan kontrak yang ada pada pasal 1320 BW, azas kebebasan berkontrak,
privity of contract, dan sebagainya. Namun terdapat mahasiswa yang asik
mengobrol dengan teman sebelahnya pada saat dosen tersebut menerangkan
tentang hal di atas yang membuat kelas menjadi tidak kondusif dan saya tidak
dapat berkonsentrasi mendengarkan penjelasan akibat suara gaduh yang dibuat
oleh mahasiswa tersebut. Kebetulan dosen yang mengajar mata kuliah hukum
perancangan kontrak pada saat itu adalah bu Fifi sehingga bu Fifi secara
langsung memberikan pertanyaan kepada mahasiswa tersebut yang ramai dan
membuat kelas tidak kondusif untuk membuat mahasiswa tersebut diam dan
tidak mengulangi perbuatannya.

4
4.1

Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir Semester

Persiapan
Seperti halnya pada saat mulai memasuki perkuliahan di awal semester,
persiapan yang saya lakukan pada saat akan mengahadapi UTS maupun UAS
yakni menyiapkan peralatan tulis secara lengkap untuk digunakan pada saat

ujian, mengumpulkan literatur, buku ajar, handout, slide-slide dan catatan yang
saya peroleh dari mata kuliah yang bersangkutan untuk dipelajari kembali agar
pada saat mengerjakan ujian saya telah siap untuk bertempur mengahadapi soalsoal UTS dan UAS yang diberikan.
Berbeda dengan persiapan yang dilakukan oleh teman-teman saya, saya
tidak begitu suka untuk mengumpulkan soal-soal yang telah lalu dari mata kuliah
yang bersangkutan. Menurut pendapat saya pribadi, hal tersebut hanya akan
menambah gangguan pada saat akan menghadapi ujian dan membuat diri saya
tidak fokus.

4.2

Sikap saat mengerjakan UTS dan UAS


Pada saat berada di ruangan sebelum mengerjakan UTS dan UAS, tidak
lupa saya berdoa kepada Allah SWT agar saya dimudahkan dalam mengerjakan
dan menjawab soal yang diberikan pada setiap mata kuliah yang diujikan. Selain
itu, saya juga menciptakan metode dalam mengerjakan soal UTS maupun UAS
agar dapat mengerjakan soal-soal tersebut seefektif mungkin dan membutuhkan
waktu yang pas dalam pengerjaannya.
Metode yang saya gunakan yaitu Relax, Focus, Find, dan Finish (RF 3).
Relax yaitu membuat kondisi diri rileks, santai, kalau bahasa Jawanya tidak
gopoh baik dari segi fisik maupun mental dari sebelum, sedang dan setelah
mengerjakan ujian. Focus yaitu fokus pada permasalahan yang ada di hadapan
saya tidak menghiraukan gangguan di sekitar saya yang terjadi pada saat
mengerjakan ujian. Find yaitu menemukan inti permasalahan dari soal ujian
tersebut dan menemukan solusi yang tepat pada permasalahan tersebut. Finish
yaitu menyelesaikan soal ujian dengan baik dan tepat waktu dengan cara Relax,
Focus, Find.

Penutup
Menjadi seorang lawyer yang profesional merupakan impian bagi setiap
mahasiswa fakultas hukum khususnya saya sendiri. Menurut pendapat saya,
lawyer yang profesional adalah lawyer yang memiliki etika dan etiket yang baik
serta dapat mengabdikan dirinya kepada masyarakat sehingga keluhuran profesi
hukum tetap terjaga.
Dalam rangka membentuk etika dan etiket yang baik, banyak hal yang
dapat mempengaruhinya dan salah satunya adalah proses perkuliahan yang
ditempuh oleh mahasiswa khususnya mahasiswa Fakultas Hukum Unair yang di
mulai dari perencanaan pengambilan mata kuliah atau KRS hingga menempuh
UTS dan UAS.
Dalam penjelasan yang telah saya uraikan di atas mengenai proses
perkuliahan yang saya alami di Fakultas Hukum Unair nampak bahwa dalam
membentuk yuris profesional, diperlukan kerja sama yang baik antara dosen dan
mahasiswa. Dosen sebagai pengajar dan figur yang dicontoh oleh mahasiswanya
haruslah dapat memberikan contoh yang baik. Media dosen dalam memberikan
contoh tersebut dapat dilakukan di dalam kelas melalui cara berkomunikasi, cara
menyampaikan materi, dan cara bertingkah laku sehingga mahasiswa dapat
melihat secara langsung dan memahami bahwa dosen atau pengajarnya adalah
seorang profesional sehingga dia juga harus bersikap profesional seperti
dosennya.
Mahasiswa selaku calon yuris juga harus sadar bahwa dirinya harus
bersikap seprofesional mungkin selama mengikuti perkuliahan meskipun

dosennya tidak cukup profesional. Sehingga mahasiswa dapat membentuk


karakter yang teguh pendirian dan tidak mudah loyo melihat dosen yang kurang
profesional dalam membrikan perkuliahan.
Apabila kerja sama yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa dapat
berjalan dengan baik, saya percaya akan tercipta situasi perkuliahan yang
kondusif dan terbentuknya karakter mahasiswa yang baik sebagai cikal bakal
yuris profesional.

Anda mungkin juga menyukai