Anda di halaman 1dari 14

PERTANYAAN TEORI HUKUM

1. Bagaimana hubungan antara Teori Hukum dan Filsafat Hukum?


JAWABAN :
Hubungan Teori Hukum dan Filsafat dapat dirangkum sebagai sebuah hubungan metadisplin ( Filsafat Hukum) terhadap disiplin obyek ( Teori Hukum), dan terkait pada Filsafat
Hukum secara esensial mewujudkan suatu pemikiran spekulatif sedangkan Teori Hukum
mengupayakan suatu pendekatan ilmiah positif terhadap gejala hukum. Dengan demikian,
Filsafat Hukum dapat bersifat rasional hanya atas dasar krikterianya sendiri, yang
keberadaannya sendiri dapat didiskusikan. Sebaliknya, Teori Hukum itu rasional atau
tidaknya harus atas dasar krikteria umum yang diterima oleh setiap orang.
2. Sebutkan 3 unsur hukum menurut kaum positivis!
JAWABAN :
adanya daya memaksa apabila tidak ditaati
adanya penguasa tertinggi yang berwenang menetapkan peraturan
harus ada sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut.
3. Bagaimana pengaruh positivisme pada hukum?
JAWABAN :
Aliran pemikiran yang menghendaki dilepaskannya pemikiran-pemikiran metayuridis
mengenai hukum sebagaimana dianut oleh eksponen aliran hukum kodrat. Setiap norma
hukum harus eksis dalam alamnya yang objektif sebagai norma-norma yang positif, yang
ditegaskan sebagai wujud kesepakatan kontraktual yang konkrit antara warga masyarakat
(atau wakil-wakilnya). Sehingga hukum tidak lagi dikonsepkan sebagai asas moral
metayuridis yang abstrak tentang hakikat keadilan, melainkan ius yang telah mengalami
positivisasi.

4. Sebutkan 5 prinsip yang pada umumnya dimasukan pada legal positivism, menurut Hart!
JAWABAN :

Hukum adalah perintah terhadap manusia


Tidak diperlukan hubungan antara hukum dan moral
Analisis terhadap konsep hukum adalah terpisah dari penelitian sosiologi dan sejarah

serta evaluasi kritis


Sistem hukum bersifat a close logical system dimana keputusan yang tepat diambil
dari aturan hukum yang telah ditetapkan terlebih dahulu dengan makna logika itu

sendiri
Pertimbangan moral tidak dapat ditetapkan

5. Apakah positivisme itu?


JAWABAN :
Positivisme merupakan aliran faham falsafah yang berkembang di Eropa Kontinental
khususnya perancis dengan 2 eksponen terkenal yaitu Henri Saint-Simon dan Aguscomte
6. Sebut dan Jelaskan tingkatan pengusahaan disiplin hukum !
JAWABAN :
Tingkatan pengusahaan disiplin hukum diantaranya adalah
Rechtskennis

Rechtsdogmatiek

Rechts Theory

Rechtsphilosophie

a. Rechskennis berarti pengetahuan hukum


b. Rechtsdogmatiek, berhubungan dengan hukum positif. Mempelajari hukum positif

sebagai dogma taken for grated atau tidak bisa diganggu gugat.
c. Recths Theory, ada batasan antara Teori Hukum dan Filsafat Hukum.
d. Rechtsphilosophie, dalam tingkatan yang lebih dalam mempelajari hakikat hukum.

7. Jelaskan mengenai mahzab hukum alam !


JAWABAN :

Marcus Tullius Cicero, dengan aliran stoicnya, konsep Hukum Alam diartikan sebagai
prinsip yang meresapi alam semesta, yaitu akal yang menjadi dasar bagi hukum dan
keadilan. Pandangan dalam mahzab ini bahwa, hukum positif yang tidak sesuai dengan asasasas hukum alam kehilangan validitasnya, yang berarti hukum positif itu tidak mempunyai
kekuatan undang-undang.
Posisi aliran hukum alam diantaranya adalah :
a. Ontologis = asas kebenaran dan keadilan
Dimanapun berlaku prinsip bahwa tindakan yang bersifat immoral
merupakan tindakan yang tidak benar, tidak adil & melanggar hukum.
b. Epistimologis = Doktrinal Deduktif
Hk Alam menggunakan metode penelitian hukum doctrinaldeduktif/penelitian normatif. Dengan kata lain memandang dunia
hukum adalah sebagai kodrat, dengan demikian dunia manusia
diatur o/ norma objektif di luar dunia manusia.
c. Aksiologis = Keadilan
Senantiasa membebaskan diri dari keterikatan waktu. Ruang dimana
hukum dipandang berlaku universal & abadi. Bahkan pada tataran
paling kongkrit akan muncul hukum buatan manusia yang bersumber
pada hukum alam.
8. Jelaskan mengenai mahzab positivisme !
JAWABAN :
Menurut Gordon, suatu faham menuntut agar setiap metodologi yang dipikirkan untuk
menemukan kebenaran hendaklah memperlakukan realitas sebagai sesuatu yang eksis,
sebagai suatu objektiva yang harus dilepaskan dari sembarang macam prakonsepsi metafisis
yang sifatnya subjektif.
Posisi aliran positivisme diantaranya adalah:

a. Ontologis = hukum = norma positif dalam sistem perUUan


b. Epistimologis = Doktrinal Deduktif
c. Aksiologis = Kepastian
9. Sebutkan perbedaan antara The Civil Law System dengan The Common Law System !
JAWABAN :
Perbedaan antara The Civil Law System dengan The Common Law System
Perbedaa

The Common Law System(Eropa

n
Sistem

The Civil Law System(Anglo saxon)


Kontinental)
- Didominasi o/ hk yg tdk tertulis/ hk - Hukum tertulis (kodifikasi).

Peraturan

kebiasaan mll putusan hakim.


- Ada pemisahan scr tegas & jelas
- Tdk ada pmisahan yg tegas & jelas
antara hk publik dg hk privat.
antara hk publik & privat.
- Mggunakan juri yg memeriksa fakta - Tdk menggunakan juri shg

Sistem
Peradilan

kasusny, mnetapkan kslhn & hakim

tanggung

hny menerapkan hk & mnjatuhkan

memeriksa kasus, mntukan kslhn,

putusan.
- Hakim terikat pd putusan hakim

serta mnerapkan hk.nya skaligus

sblmny dlm perkara yg sama.

jawab

hakim

adl

mnjatuhkan putusan.
- Hakim tdk terikat & tdk wjb
mengikuti

putusan

hakim

sebelumnya.

10. Apakah perbedaan antara Sociological jurisprudence dengan sosiologi hukum ?


JAWABAN :
Perbedaan Sociological jurisprudence dengan sosiologi hukum :

Sociological jurisprudence merupakan suatu aliran dlm filsafat hk yg mempelajari


pengaruh timbal balik antara hk & masyarakat.
- studi tentang hukum yang berkenaan dengan masyarakat

yg merupakan cabang dari ilmu hukum.

Sosiologi hukum merupakan cabang sosiologi mempelajari hk sbg gejala sosial yg


mempelajari pengaruh masy kpd hk & sejauh mana gejala yg ada
dlm masy dpt mempengaruhi hk disamping itu diselidiki juga
pengaruh sebaliknya, yaitu pengaruh hukum terhadap masyarakat.
- cabang dari ilmu sosiologi, bukan cabang dari ilmu hukum.

11. Apakah yang disebut dengan Inner Morality of Law menurut Lon F. Fuller dalam varian
Hukum Kodrat ?
JAWABAN :
Inner Morality of Law menurut Lon F. Fuller dalam varian Hukum Kodrat merupakan
Sistem hukum yang genuine (asli) yang selalu terikat pada prinsip-prinsip moral dan
menjadi prima facie peletakan kewajiban kepada setiap warga negara untuk mentaati
hukum. Di dalam Hukum alam/ hukum kodrat disebut sebagai basis hukum (hukum harus
dalam bentuk peraturan).
12. Jelaskan aspek ontologis, epistimologis dan aksiologis dalam aliran Hukum Kodrat !
JAWABAN :
Prinsip-prinsip yang pada umumnya dimasukkan pada Legal Positivism menurut Hart :
a. Hukum adalah Perintah terhadap manusia
satu-satunya sumber hukum adalah kekuasaan yang berdaulat.
b. Tidak diperlukan keterhubungan antara hukum & moral.
hukum dan moral dipisahkan
c. Analisis terhadap konsep hukum adalah terpisah dari penelitian sosiologis & sejarah
serta evaluasi kritis.
d. Sistem hukum bersifat a close logical system dimana keputusan yang tepat
mungkin diambil dari aturan hukum yang telah ditetapkan terlebih dahulu dengan
makna logika itu sendiri.
e. Pertimbangan moral tidak dapat ditetapkan validitasnya yaitu aturan itu sendiri.
13. Apa saja ciri-ciri/karakteristik pembentukan teori hukum?
JAWABAN :

Ciri-ciri/karakteristik teori hukum :


a. Dalam konteks filsafat ilmu, teori hukum merupakan yang paling tinggi yang dapat
dicapai oleh disiplin hukum / pemikiran abstrak yang dapat dicapai ilmu hukum;
b. Tataran abstraksinya lebih tinggi disbanding ilmu hukum dogmatic;
c. Mempelajari pengertian-pengertian pokok dan sistem hukum (asas, subyek, dan
obyek hukum);
d. Teori hukum menghasilkan temuan-temuan yang bersifat teoritikal melalui kajian
dan penelitian-penelitian yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah
hukum;
e. Timbul pada abad XIX, minat pada filsafat hukum mengalami kelesuan/terlalu
abstrak dan dogmatika hukum dipandang terlalu konkret (terikat waktu dan tempat);
f. Mempunyai sifat indisipliner, eksternal kritis, menganalisis hukum (diperoleh
pemahaman yang lebih baik/jernih tentang kehadiran hukum dalam masyarakat).
14. Jelaskan latar belakang kemunculan aliran hukum positivisme?
JAWABAN :
Latar belakang kemunculan aliran hukum positivism :
a. Mereaksi aliran idealisme, termasuk di dalamnya hukum kodrat;
b. Menekankan pada koherensi antara ide dengan kenyataan;
c. Hanya apa yang sungguh-sungguh dapat dipastikan sebagai kenyataan dapat disebut
benar. Tidak semua pengalaman dapat disebut benar, kecuali pengalaman yang sesuai
dengan kenyataan.
d. Hanya melalui ilmu pengetahuan, dapat ditentukan apak sesuatu yang dialami
merupakan sungguh-sungguh kenyataan;
e. Semua kebenaran didapati melalui ilmu pengetahuan.
15. Bagaimana perbedaan aliran hukum positivisme di sistem Anglo Saxon dan Eropa
Kontinental?
JAWABAN :

Perbedaan aliran hukum positivisme di sistem Anglo Saxon dan Eropa Kontinental :
a. Anglo Saxon
Berkembang positivisasi hukum melalui keputusan pengadilan in concreto yang
menyebabkan tradisi hukum dikelola dan didinamisasi secara pragmatik oleh para
professional lawyers yang memungkinkan berkembangnya variasi pemikiran hukum
lain yang kemudian dipublikasikan dalam praktek, seperti : legal realism, sociological,
atau functional jurisprudence.
b. Eropa Kontinental
Pemikiran hukum dikontrol oleh para academic jurist. Tidak banyak bergeming dari
ajaran jurisprudence positivism yang mengkonsepsikan ilmu hukum sebagai ajaran
yang murni tentang penyelenggaraan hukum. Sedangkan hukum yang dimaksud disini
tidak lain adalah hukum yang positif yang merupakan produk positivisasi.
16. Jelaskan apa yang dimaksudkan dengan kredo hukum presumtion of innocent, serta berikan
contoh berlakunya!
JAWABAN :
Yang dimaksudkan dengan kredo hukum presumtion of innocent adalah merupakan kredo
hukum ataupun asas hukum yang berlaku dalam penegakan hukum, kredo hukum
presumtion of innocent dapat diartikan dengan praduga tak bersalah yakni setiap orang
diaanggap tidak bersalah sebelum ada putusan pengadilan yang menyatakan orang tersebut
bersalah.
Contohnya :
Si A di tetapkan menjadi tersangka pencurian kendaraan bermotor, pada proses
penegakan hukum mulai dari tingkat penyidikan hingga putusan si A tersebut tetap
dianggap tak bersalah, sampai dengan aa putusan yang inkracht.
17. Jelaskan apa yang dimaksudkan dengan dogmatika hukum, serta berikan contoh bekerjanya
metode sintesis!
JAWABAN :
Yang dimaksudkan dengan dokmatika hukum adalah mempelajari hukum positif dan
diterima sebagai suatu dogma (kebenaran yang tidak dapat terbantahan) atau terberi
(sebagai sesuatu yang kita terima) taken for granted (tidak boleh diganggu gugat)

menggunakan metode sintesis, yaitu menggabungkan dua premise sehingga menjadi suatu
kesimpulan yang terbentuk silogisme.
Contoh: Barangsiapa membunuh dihukum, A membunuh maka A harus dihukum.
Pernyataan tersebut tidak dapat diganggu gugat, karena metode sintesis harus tetap
dijalankan.
18. Jelaskan pokok pemikiran ARISTOTELES dan GALILEO. Jelaskan masing-masing,
sehingga nampak perbedaannya diantara dua Paradigmatik tersebut ?
JAWABAN :
Pokok-pokok pemikiran Aristoteles adalah :
Alam semesta tercipta secara final sempurna sejak awal mulanya;
Mengakui adanya Pencipta alam semesta beserta seluruh isinya, termasuk
manusia. Tuhan menciptakan segala sesuatu dengan maksud dan tujuan yag sempurna;
Memandang hukum sebagai nilai moral, yaitu sebagai nilai yang tidak terbantahkan
(terberi/given), diterima begitu saja (taken for granted);
Hukum adalah penerapan Penguasa tidak tergantung dengan pandangan manusia;
Pandangan manusia tentang Keadilan tidak sama, sehingga seolah-olah tidak ada
Hukum Kodrat Asli;
Hukum Kodrat, Hukum yang oleh orang-orang berpikiran sehat dirasakan sebagai
selaras dengan Kodrat manusia.

Pokok-pokok pemikiran Galilea adalah :


Himpunan variable yang interaktif adalah variabel-variabel yang berlaku secara
empirik dan universal;
Berlangsung tanpa mengenal titik henti dalam obyektif di luar rencana/kehendak
siapapun;
Hubungan antar variable berlangsung dalam ranah indrawi yang dapat disimak sebagai
sesuatu yang factual;
Delik-delik Ilmu Alam itu oleh filsuf juga seorang ilmuwan bernama Augusto Comte,
dipakai untuk mengetahui hubungan sosial seseorang dalam masyarakat;
Dengan Asumsi, kehidupan seseorang dalam masyarakat tunduk kepada hukum alam.
Maka hal inilah yang memunculkan pemikiran positivisme.

19. Bagaimana Sistem Hukum menurut Lon Fuller?


JAWABAN :
Menurut Lon Fuller:
Sistem hukum harus memiliki inner morality agar dapat ditaati.
Prinsip moral ini menunjukkan sisi genuine dari sistem hukum.
Prinsip moral ini membebani kewajiban prima facie agar hukum ditaati (prima facie
obligation; a duty of fidelity to the law) (principles of legality)
prinsip moralitas yang harus ada dalam hukum (principles of legality)
1. The rules must be expressed in general term; (berupa aturan umum, tak boleh
sekadar keputusan-keputusan ad hoc)
2. The rules must be publicly promulgated; (aturan itu harus dipublikasikan kepada
masyarakat luas)
3. The rules must be prospective in effect;(aturan tak boleh berlaku surut)
4. The rules must be expressed in understandable terms; (aturan harus disusun dalam
rumusan yang bisa dimengerti)
5. The rules must be consistent with one another; (aturan-aturan itu tak boleh saling
bertentangan)
6. The rules must not require conduct beyond the powers of the affected parties;
(aturan itu tak boleh mengandung tuntutan yang melebihi apa yang dapat
dilakukan)
7. The rules must not be changed so frequently that the subject cannot rely on them;
(aturan tak boleh sering diubah-ubah)
8. The rules must be administered in a manner consistent wiht their (aturan diberikan
secara konsisten kepada mereka)
20. Jelaskan maksud hukum alam atau hukum kodrat dan siapa tokoh yang berpengaruh dalam
masa itu.
JAWABAN :
Hukum alam adalah hukum tertinggi atau yang utama, yang darinya Hukum Positif berasal.
Hukum Kodrat berasal dari perintah Tuhan yang ditanamkan dalam data manusia sejak
penciptaannya.

Salah satu Tokoh hukum alam adalaha Thomas van Aquino (1225-1274). Penganut hukum
alam dari aliran scholastik, bahwa segala kejadian di alam dunia ini diperintah dan
dikemudikan oleh akal ketuhanan, hukum ketuhanan adalah yang tertinggi.
21. Abad 19, sering juga disebut sebagai Abad Kodifikasi. Mengapa demikian . Jelaskan pula
bagaimana pengaruhnya terhadap pandangan mengenai fungsi Hakim pada waktu itu!
JAWABAN :
Abad ke 19 disebut sebagai abad kodifikasi sebagai reaksi terhadap ketidakpastian dan
ketidak seragaman hukum kebiasaan yang terjadi pada abad tersebut. Usaha untuk
penyeragaman hukum dengan jalan kodifikasi yang menuangkan hukum secara
lengkap dan sistematis dalam kitab undang-undang. Pada abad ini Undang-undang
dijadikan sebagai satu-satunya sumber hukum , yang dianggap cukup lengkap dan
jelas, yang berisi semua jawaban terhadap semua persoalan hukum.
Fungsi Hakim pada era kodifikasi ini hanya sebagai corongnya undang-undang
(Bouche de la loi). Hakim hanya berkewajiban untuk menerapkan peraturan hukum
pada peristiwa yang kongkrit dengan bantuan metode penafsiran terutama penafsiran
gramatikal.
22. Apakah arti dari istilah Serva Ordinem et Ordo Servabit te ?
JAWABAN :
Layanilah peraturan maka peraturan itu akan melayanimu
23. Apa sajakah kesulitan meramu ide yang berkembang dalam hukum ?
JAWABAN :

Hukum adalah objek kajian yang masih harus dikontraksi / dibangun (konstruktivis),

diciptakan (positivis), ditafsirkan (hermenian).


Pemikiran atau aliran tertentu akan memiliki latar belakang (sudut pandang) yang
berbeda dengan aliran pemikiran lain. Ini merupakan ragam dari kelemahan dan
keunggulan masing-masing

24. Apa yang dimaksud dengan Positivisasi serta jelaskan ilmu hukum yang terbangun akibat
dari Positivisasi !
JAWABAN :
Positivisasi adalah suatu proses objektivisasi dari sejumlah norma meta yuridis menjadi
sejumlah norma yang positif. Sedangkan ilmu hukum yang terbangun akibat dari positivisasi
adalah ilmu hukum yang berdasarkan logika normologik dan tidak berlogika nomologik
yang induktif untuk menemukan sejumlah nomos yang eksis sebagai fenomena empirik
yang signifikan dengan kehiduoan sosial dan kultural.
25. Sebut dan jelaskan aliran aliran pemikiran hukum yang selama ini dominan !
JAWABAN :
a) Aliran Hukum Alam
Aliran hukum alam adalah aliran yang tertua dalam sejarah pemikiran manusia
tentang hukum. Menurut aliran ini, selain daripada hukum positif (hukum yang
berlaku dimasyarakat) yang merupakan buatan manusia, masih ada hukum yang lain
yaitu hukum yang berasal dari Tuhan yang disebut hukum alam.
b) Aliran Positivisme Hukum
Aliran Hukum positivis (Positivisme hukum) memisahkan antara hukum dengan
moral: memisahkan antara hukum yang berlaku (das sein) dengan hukum yang
seharusnya (das sollen). Menurut aliran positif, tidak ada hukum lain kecuali perintah
penguasa (law is command of the souverign). Bahkan bagian dari aliran hukum
positif (yaitu legisme) berpendapat lebih tegas hukum ialah undang-undang.
Aliran hukum positif dapat dibedakan :
i.

Aliran hukum positif Analitis (Analytical jurisprudence) yang dipelopori


oleh John Austin (1790).
Menurut aliran ini hukum adalah perintah dari penguasa negara.
Hakekat hukum terletak pada unsur perintah itu. Hukum dipandang
sebagai suatu sistem yang tetap, Logis, dan tertutup.

ii.

Aliran hukum Murni (Reine Rechtslere-The Pure of Law) yang dipelopori


oleh Hans Kelsen

Menurut aliran hukum murni: hukum harus dibersihkan dari anasiranasir non hukum, seperti sosiologis, politis, historis bahkan etis.
Itulah sebabnya aliran ini disebut aliran murni tentang hukum.
c) Aliran Hukum Sociological Jurisprudence
G. W Paton lebih suka menggunakan istilah metode fungsional untuk menggantikan
istilah Sociologycal jurisprudence. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya
kerancuan antara Sociologycal Jurisprudence dengan sosiologi Hukum
(Sociology of law). Menurut Lily Rasjidi, ada perbedaan antara keduanya, sosiologi
hukum memandang hukum sebagai gejala soaial belaka, dengan pendekatan dari
masyarakat ke hukum, untuk sosiological jurisprudence mendekati hubungan hukum
dengan masyarakat, mulai dari hukum ke masyarakat. Pelopor aliran S.J.adalah
Eugen Ehrlich dan Roscoe Pound.
d) Aliran Utilitarianisme
Aliran ini meletakkan kemanfaatan sebagai tujuan dari hukum. Yang dimaksud
kemanfaatan disini adalah kebahagiaan (happiness). Hukum dinilai baik atau tidak
baik sangat bergantung apakah ia membahagiakan atau tidak bagi umat manusia.
e) Aliran Sejarah
Munculnya aliran sejarah setidaknya dilatar belakangi oleh tiga hal :
i.

Rasionalisme abad XVIII yang didasarkan pada hukum alam yang dipandang
tidak memperhatikan fakta sejarah.

ii.

Semangat revolusi Perancis yang menentang tradisi dan lebih mengutamakan


rasio.

iii.

Adanya larangan penafsiran oleh hakim karena undang-undang dipandang


telah dapat memecahkan semua masalah hukum.
Sebagaimana diketahui abad XVII adalah abad rasionalisme. Pemikiran
rasionalisme mengajarkan universalisme dalam berpikir. Cara pandang
inilah yang menjadi sebab utama munculnya madzab sejarah yang
menentang universalisme. Madzab sejarah lebih memfokuskan pada
keberadaan suatu bangsa tepatnya adalah jiwa bangsa. (volkgeist).

f) Aliran Realisme Hukum

Realisme hukum berasal dari pengaruh pemikiran modern yang berkembang di


Amerika dan di Skandinavia. Realisme hukum pada dasarnya merupakan aliran yang
meninggalkan pembicaraan mengenai hukum yang abstrak. Realisme hukum lebih
menitikberatkan pada kajian terhadap pekerjaan-pekerjaan hukum yang praktis dalam
menyelesaikan problem-problem dalam masyarakat.
26. Apa yang dimaksud dengan Asas the binding force of precedent ?
JAWABAN :
Asas the binding force of precedent yakni putusan hakim sebelumnya mengikat hakimhakim lain dalam perkara yang sama. ( dianut oleh system hukum Anglo Sakson )
27. Jelaskan Perbedaan Hukum Alam Sebagai Metoda dan Hukum Alam Sebagai Substansi!
JAWABAN :
Perbedaan Hukum alam sebagai metoda dan hukum alam sebagi substansi:
Hukum alam sebagai metoda dikenali pada zaman kuno sampai pada abad
pertengahan, dimana ia merumuskan dirinya pada usaha untuk menemukan metoda
yang bisa digunakan untuk menciptakan peraturan peraturan yang mampu untuk
menghadapi keadaan yang berlainan. Ia tidak mengandung norma tersendiri,
melainkan hanya memberitahu tentang bagaimana membuat peraturan yang baik.
Hukum Alam Sebagai Substansi yaitu yang berisikan norma, dimana orang dapat
menciptakan sejumlah besar peraturan-peraturan yang dialirkan dari beberapa asas
yang absolute, yang lazim dikenal juga sebagai hak- hak asasi manusia
28. Sebutkan Pokok-Pokok Pemikiran Aliran Hukum Murni dan Siapa Nama Tokoh- Tokohnya?
JAWABAN :
Pokok-Pokok Pemikiran Aliran Hukum Murni
Mengembangkan teori umum tentang hukum yang meliputi 2 (dua) aspek penting
yaitu Aspek Statis (Nomostatics) yaitu dengan melihat perbuatan yang diatur oleh
hukum, dan Aspek Dinamis (Nomodinamic) yaitu dengan melihat hukum yang
mengatur perbuatan tertentu;
Ingin memurnikan ilmu hukum dari unsur-unsur yang bersifat Metajuridis (Metafisis
tentang Hukum), karena yang bersifat Metajuridis itu subyektif;

Ilmu Hukum agar disebut ilmu maka harus dipisahkan dari METAJURIDIS.
Hipotesa yang digunakan adalah Hipotesa Yuridis, yaitu suatu norma dasar, yang
dibangun dengan Analistis-Logis berdasarkan cara berpikir Yuristik Aktual;
Konsisten terhadap metodenya yang terkait dengan masalah konsep-konsep dasar,
norma hukum, hak hukum, kewajiban hukum dan hubungan hukum antara negara dan
hukum. Tokoh dalam aliran ini adalah Hans Kelsen, Hanz Nawiasky, Stanley L.
Poulso
29. BAGAIMANA KEBERLAKUAN KREDO "EQUILITY BEFORE THE LAW" PADA
SAAT HUKUM DIHADAPKAN PADA MASYARAKAT YANG BERMACAM-MACAM?
JAWABAN :
Menurut kredo Equality Before The Law yang berarti setiap orang dianggap sama dimuka
Hukum, pada saat Hukum dihadapkan pada masyarakat yang bermacam-macam maka
kenyataan akan berbeda satu sama lain diantara macam-macam masyarakat tersebut.
Misalnya pada masyarakat yang kaya dan miskin, akan berbeda-beda anggapan dimuka
Hukumnya. Hukum itu justru dianggap deskriminasi.
30. BAGAIMANA METODE SINTESIS BEKERJA DALAM HUKUM? JELASKAN
DENGAN CONTOH!
JAWABAN :
Dalam mempelajari hukum positif dan diterima sebagai suatu dogma (kebenaran yang
tidak dapat terbantahan) atau terberi (sebagai sesuatu yang kita terima) taken for granted
(tidak boleh diganggu gugat) menggunakan metode sintesis, yaitu menggabungkan dua
premise sehingga menjadi suatu kesimpulan yang terbentuk silogisme.
Contoh: Barangsiapa membunuh dihukum, A membunuh maka A harus dihukum.
Pernyataan tersebut tidak dapat diganggu gugat, karena metode sintesis harus tetap
dijalankan.

Anda mungkin juga menyukai