Anda di halaman 1dari 18

PERTANYAAN TEORI HUKUM

1. Menurut saudara, apa itu hukum ?


JAWABAN :
Sistem peraturan (baik tertulis atau tidak) yang mengatur cara hidup suatu kelompok
masyarakat dengan budayanya masing-masing berdasarkan kesepakatan bersama baik
dengan cara pengesahan atau pengakuan
2. Apa perbedaan Civil Law dan Common Law ?
JAWABAN :
Perbedaan Civil Law System dan Common Law System

Civil Law System

Common Law System

Berlaku di Inggris dan Amerika

Indonesia
Hukum adalah perundang-undangan
Perundang-undangan dikembangkan di

Serikat dan bekas jajahan Inggris


Hukum adalah segala sesuatu yang
Law)
Hukum dikembangkan di pengadilan

Universitas oleh ahli hukum


Peranan teoretis hukum sangat kuat
Mengutamakan penalaran hukum
Ada pembagian hukum perdata dan

oleh praktisi hukum dan procedural


Tidak memiliki perundang-undangan

hukum publik
Hakim di didik dalam pendidikan

khusus (sosialisasi professional)


Menyadarkan
modernisasi

Hukum berlaku di Eropa dan Negaranegara bekas jajahannya, termasuk

pembaharuan

hukum

pada

diputuskan oleh hakim (Judge Made

secara tertulis sehingga system hukum


positifnya sangat rumit dan tidak jelas
(setiap daerah memiliki hukum positif

dan
badan

yang berbeda)
Tidak ada pembagian hukum publik
dan hukum privat, sehingga tidak ada

legislatif

PTUN.
melalui system preseden (apa yang
diputuskan oleh hakim dan menjadi

kelazimannya)
Hakim dipilih dari orang-orang yang
mempunyai reputasi dalam dunia

hukum (tidak harus sarjana hukum)


Tidak mengenal mornisasi dan
1

pembaharuan

hukum

melalui

kodifikasi tetapi kaidah hukum itu


berkembang melalui putusan hakim
3. Sebut dan Jelaskan tingkatan pengusahaan disiplin hukum !
JAWABAN :
Tingkatan pengusahaan disiplin hukum diantaranya adalah
Rechtskennis

Rechtsdogmatiek

Rechts Theory

Rechtsphilosophie

a. Rechskennis berarti pengetahuan hukum


b. Rechtsdogmatiek, berhubungan dengan hukum positif. Mempelajari hukum positif

sebagai dogma taken for grated atau tidak bisa diganggu gugat.
c. Recths Theory, ada batasan antara Teori Hukum dan Filsafat Hukum.
d. Rechtsphilosophie, dalam tingkatan yang lebih dalam mempelajari hakikat hukum.

4. Apa yang dimaksud FIAT JUSTICIA RUAT COELUM ?

JAWABAN :
Fiat justitia ruat caelum, artinya Hendaklah keadilan ditegakkan, walaupun langit akan
runtu, maksudnya adalah apapun yang terjadi, suatu keputusan hukum tetap harus
dilaksanakan !!! Tak peduli apakah hukum tersebut benar atau salah, karena yang
dinamakan keadilan adalah apa yang telah diputuskan oleh Penguasa melalui persidangan.
Hal ini demi kewibawaan hukum dan pemerintahan. Kalimat ini diucapkan oleh Lucius
Calpurnius Piso Caesoninus (43 SM).

5. Apakah arti dari istilah Serva Ordinem et Ordo Servabit te ?


JAWABAN :
Layanilah peraturan maka peraturan itu akan melayanimu

6. Jelaskan apa yang dimaksudkan dengan kredo hukum presumtion of innocent, serta berikan

contoh berlakunya!
JAWABAN :
Yang dimaksudkan dengan kredo hukum presumtion of innocent adalah merupakan kredo
hukum ataupun asas hukum yang berlaku dalam penegakan hukum, kredo hukum
presumtion of innocent dapat diartikan dengan praduga tak bersalah yakni setiap orang
diaanggap tidak bersalah sebelum ada putusan pengadilan yang menyatakan orang tersebut
bersalah.
Contohnya : Si A di tetapkan menjadi tersangka pencurian kendaraan bermotor, pada
proses penegakan hukum mulai dari tingkat penyidikan hingga putusan si A tersebut tetap
dianggap tak bersalah, sampai dengan aa putusan yang inkracht.

7. Bagaimana keberlakuan kredo EQUALITY BEFORE THE LAW pada saat hukum
dihadapkan pada masyarakat yang bermacam-macam?
JAWABAN :
Menurut kredo Equality Before The Law yang berarti setiap orang dianggap sama dimuka
Hukum, pada saat Hukum dihadapkan pada masyarakat yang bermacam-macam maka
kenyataan akan berbeda satu sama lain diantara macam-macam masyarakat tersebut.
Misalnya pada masyarakat yang kaya dan miskin, akan berbeda-beda anggapan dimuka
Hukumnya. Hukum itu justru dianggap deskriminasi.
8. Apa saja ciri-ciri/karakteristik pembentukan teori hukum?
JAWABAN :
Ciri-ciri/karakteristik teori hukum :
a. Dalam konteks filsafat ilmu, teori hukum merupakan yang paling tinggi yang dapat
dicapai oleh disiplin hukum / pemikiran abstrak yang dapat dicapai ilmu hukum;
b. Tataran abstraksinya lebih tinggi disbanding ilmu hukum dogmatic;
c. Mempelajari pengertian-pengertian pokok dan sistem hukum (asas, subyek, dan
obyek hukum);

d. Teori hukum menghasilkan temuan-temuan yang bersifat teoritikal melalui kajian


dan penelitian-penelitian yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah
hukum;
e. Timbul pada abad XIX, minat pada filsafat hukum mengalami kelesuan/terlalu
abstrak dan dogmatika hukum dipandang terlalu konkret (terikat waktu dan tempat);
f. Mempunyai sifat indisipliner, eksternal kritis, menganalisis hukum (diperoleh
pemahaman yang lebih baik/jernih tentang kehadiran hukum dalam masyarakat).

9. Apa fungsi dan tujuan dari teori hukum ?


JAWABAN :
Fungsi teori hukum: mempelajari pengertian, pokok, sistem (asas, objek, dan subjek)
hukum. Tujuan teori hukum: menghasilkan temuan-temuan yang bersifat teoritik melalui
kajian dan penelitian, yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah hukum
10. Bagaimana hubungan antara Teori Hukum dan Filsafat Hukum?
JAWABAN :
Hubungan Teori Hukum dan Filsafat dapat dirangkum sebagai sebuah hubungan metadisplin ( Filsafat Hukum) terhadap disiplin obyek ( Teori Hukum), dan terkait pada Filsafat
Hukum secara esensial mewujudkan suatu pemikiran spekulatif sedangkan Teori Hukum
mengupayakan suatu pendekatan ilmiah positif terhadap gejala hukum. Dengan demikian,
Filsafat Hukum dapat bersifat rasional hanya atas dasar krikterianya sendiri, yang
keberadaannya sendiri dapat didiskusikan. Sebaliknya, Teori Hukum itu rasional atau
tidaknya harus atas dasar krikteria umum yang diterima oleh setiap orang.
11. Abad 19, sering juga disebut sebagai Abad Kodifikasi. Mengapa demikian . Jelaskan pula
bagaimana pengaruhnya terhadap pandangan mengenai fungsi Hakim pada waktu itu!
JAWABAN :
Abad ke 19 disebut sebagai abad kodifikasi sebagai reaksi terhadap ketidakpastian dan
ketidak seragaman hukum kebiasaan yang terjadi pada abad tersebut. Usaha untuk
penyeragaman hukum dengan jalan kodifikasi yang menuangkan hukum secara
4

lengkap dan sistematis dalam kitab undang-undang. Pada abad ini Undang-undang
dijadikan sebagai satu-satunya sumber hukum , yang dianggap cukup lengkap dan
jelas, yang berisi semua jawaban terhadap semua persoalan hukum.
Fungsi Hakim pada era kodifikasi ini hanya sebagai corongnya undang-undang
(Bouche de la loi). Hakim hanya berkewajiban untuk menerapkan peraturan hukum
pada peristiwa yang kongkrit dengan bantuan metode penafsiran terutama penafsiran
gramatikal.
12. Jelaskan apa yang dimaksudkan dengan dogmatika hukum, serta berikan contoh bekerjanya
metode sintesis!
JAWABAN :
Yang dimaksudkan dengan dokmatika hukum adalah mempelajari hukum positif dan
diterima sebagai suatu dogma (kebenaran yang tidak dapat terbantahan) atau terberi
(sebagai sesuatu yang kita terima) taken for granted (tidak boleh diganggu gugat)
menggunakan metode sintesis, yaitu menggabungkan dua premise sehingga menjadi suatu
kesimpulan yang terbentuk silogisme.
Contoh: Barangsiapa membunuh dihukum, A membunuh maka A harus dihukum.
Pernyataan tersebut tidak dapat diganggu gugat, karena metode sintesis harus tetap
dijalankan.
13. Jelaskan mengenai kesulitan dalam meramu ide yang berkembang dalam hukum!
JAWABAN :
a) Hukum adalah objek kajian yang masih harus dikonstruksi atau dibangun
(konstruktivis), diciptakan (positivis), ditafsirkan (hermenian).
b) Pemikiran/ aliran tertentu akan memiliki latar belakang (sudut pandang) yang berbeda
dengan aliran pemikiran lain. Ini merupakan ragam dari kelemahan dan keunggulan
masing-masing
14. Mengapa Hukum itu penting?
JAWABAN :
Hukum adalah sebuah wilayah dimana setiap orang harus mengkonstruksi, menciptakan atau
menafsirkan sesuatu yang sifatnya artificial.
15. Apa yang dimaksud dengan Asas the binding force of precedent ?
5

JAWABAN :
Asas the binding force of precedent yakni putusan hakim sebelumnya mengikat hakimhakim lain dalam perkara yang sama. ( dianut oleh system hukum Anglo Sakson )
16. Jelaskan pokok pemikiran ARISTOTELES dan GALILEO. Jelaskan masing-masing,
sehingga nampak perbedaannya diantara dua Paradigmatik tersebut ?
JAWABAN :
Pokok-pokok pemikiran Aristoteles adalah :
Alam semesta tercipta secara final sempurna sejak awal mulanya;
Mengakui adanya Pencipta alam semesta beserta seluruh isinya, termasuk
manusia. Tuhan menciptakan segala sesuatu dengan maksud dan tujuan yag sempurna;
Memandang hukum sebagai nilai moral, yaitu sebagai nilai yang tidak terbantahkan
(terberi/given), diterima begitu saja (taken for granted);
Hukum adalah penerapan Penguasa tidak tergantung dengan pandangan manusia;
Pandangan manusia tentang Keadilan tidak sama, sehingga seolah-olah tidak ada
Hukum Kodrat Asli;
Hukum Kodrat, Hukum yang oleh orang-orang berpikiran sehat dirasakan sebagai
selaras dengan Kodrat manusia.

Pokok-pokok pemikiran Galilea adalah :


Himpunan variable yang interaktif adalah variabel-variabel yang berlaku secara
empirik dan universal;
Berlangsung tanpa mengenal titik henti dalam obyektif di luar rencana/kehendak
siapapun;
Hubungan antar variable berlangsung dalam ranah indrawi yang dapat disimak sebagai
sesuatu yang factual;
Delik-delik Ilmu Alam itu oleh filsuf juga seorang ilmuwan bernama Augusto Comte,
dipakai untuk mengetahui hubungan sosial seseorang dalam masyarakat;
Dengan Asumsi, kehidupan seseorang dalam masyarakat tunduk kepada hukum alam.
Maka hal inilah yang memunculkan pemikiran positivisme.
17. Sebut dan jelaskan aliran aliran pemikiran hukum yang selama ini dominan !
6

JAWABAN :
a) Aliran Hukum Alam
Aliran hukum alam adalah aliran yang tertua dalam sejarah pemikiran manusia
tentang hukum. Menurut aliran ini, selain daripada hukum positif (hukum yang
berlaku dimasyarakat) yang merupakan buatan manusia, masih ada hukum yang lain
yaitu hukum yang berasal dari Tuhan yang disebut hukum alam.
b) Aliran Positivisme Hukum
Aliran Hukum positivis (Positivisme hukum) memisahkan antara hukum dengan
moral: memisahkan antara hukum yang berlaku (das sein) dengan hukum yang
seharusnya (das sollen). Menurut aliran positif, tidak ada hukum lain kecuali perintah
penguasa (law is command of the souverign). Bahkan bagian dari aliran hukum
positif (yaitu legisme) berpendapat lebih tegas hukum ialah undang-undang.
Aliran hukum positif dapat dibedakan :
i.

Aliran hukum positif Analitis (Analytical jurisprudence) yang dipelopori


oleh John Austin (1790).
Menurut aliran ini hukum adalah perintah dari penguasa negara.
Hakekat hukum terletak pada unsur perintah itu. Hukum dipandang
sebagai suatu sistem yang tetap, Logis, dan tertutup.

ii.

Aliran hukum Murni (Reine Rechtslere-The Pure of Law) yang dipelopori


oleh Hans Kelsen
Menurut aliran hukum murni: hukum harus dibersihkan dari anasiranasir non hukum, seperti sosiologis, politis, historis bahkan etis.
Itulah sebabnya aliran ini disebut aliran murni tentang hukum.

c) Aliran Hukum Sociological Jurisprudence


G. W Paton lebih suka menggunakan istilah metode fungsional untuk menggantikan
istilah Sociologycal jurisprudence. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya
kerancuan antara Sociologycal Jurisprudence dengan sosiologi Hukum
(Sociology of law). Menurut Lily Rasjidi, ada perbedaan antara keduanya, sosiologi
hukum memandang hukum sebagai gejala soaial belaka, dengan pendekatan dari
masyarakat ke hukum, untuk sosiological jurisprudence mendekati hubungan hukum
7

dengan masyarakat, mulai dari hukum ke masyarakat. Pelopor aliran S.J.adalah


Eugen Ehrlich dan Roscoe Pound.
d) Aliran Utilitarianisme
Aliran ini meletakkan kemanfaatan sebagai tujuan dari hukum. Yang dimaksud
kemanfaatan disini adalah kebahagiaan (happiness). Hukum dinilai baik atau tidak
baik sangat bergantung apakah ia membahagiakan atau tidak bagi umat manusia.
e) Aliran Sejarah
Munculnya aliran sejarah setidaknya dilatar belakangi oleh tiga hal :
i.

Rasionalisme abad XVIII yang didasarkan pada hukum alam yang dipandang
tidak memperhatikan fakta sejarah.

ii.

Semangat revolusi Perancis yang menentang tradisi dan lebih mengutamakan


rasio.

iii.

Adanya larangan penafsiran oleh hakim karena undang-undang dipandang


telah dapat memecahkan semua masalah hukum.
Sebagaimana diketahui abad XVII adalah abad rasionalisme. Pemikiran
rasionalisme mengajarkan universalisme dalam berpikir. Cara pandang
inilah yang menjadi sebab utama munculnya madzab sejarah yang
menentang universalisme. Madzab sejarah lebih memfokuskan pada
keberadaan suatu bangsa tepatnya adalah jiwa bangsa. (volkgeist).

f) Aliran Realisme Hukum


Realisme hukum berasal dari pengaruh pemikiran modern yang berkembang di
Amerika dan di Skandinavia. Realisme hukum pada dasarnya merupakan aliran
yang meninggalkan pembicaraan mengenai hukum yang abstrak. Realisme hukum
lebih menitikberatkan pada kajian terhadap pekerjaan-pekerjaan hukum yang praktis
dalam menyelesaikan problem-problem dalam masyarakat.
18. Jelaskan mengenai mahzab hukum alam !
JAWABAN :

Marcus Tullius Cicero, dengan aliran stoicnya, konsep Hukum Alam diartikan sebagai
prinsip yang meresapi alam semesta, yaitu akal yang menjadi dasar bagi hukum dan
keadilan. Pandangan dalam mahzab ini bahwa, hukum positif yang tidak sesuai dengan asasasas hukum alam kehilangan validitasnya, yang berarti hukum positif itu tidak mempunyai
kekuatan undang-undang.
Posisi aliran hukum alam diantaranya adalah :
a. Ontologis = asas kebenaran dan keadilan
Dimanapun berlaku prinsip bahwa tindakan yang bersifat immoral
merupakan tindakan yang tidak benar, tidak adil & melanggar hukum.
b. Epistimologis = Doktrinal Deduktif
Hk Alam menggunakan metode penelitian hukum doctrinaldeduktif/penelitian normatif. Dengan kata lain memandang dunia
hukum adalah sebagai kodrat, dengan demikian dunia manusia
diatur o/ norma objektif di luar dunia manusia.
c. Aksiologis = Keadilan
Senantiasa membebaskan diri dari keterikatan waktu. Ruang dimana hukum
dipandang berlaku universal & abadi. Bahkan pada tataran paling kongkrit akan
muncul hukum buatan manusia yang bersumber pada hukum alam.
19. Bagaimana latar belakang munculnya mazhab Hukum Alam?
JAWABAN :
Latar belakang munculnya Mahzab Hukum Alam :
a) Pada abad pertengahan gereja menjadi pusat kehidupan di Eropa
Mengkontrol kehidupan pendidikan & ilmu pengetahuan diilhami oleh kepercayaan
kristiani dengan interpretasi tunggal dari Gereja Roma.
b) Dominasi pemikiran Roma
Katolik di challenge oleh Kristen Protestan , yang berpandangan manusia
mempunyai kedudukan yang sama dihadapan Tuhan
c) Dalam bidang ekonomi melahirkan sistem yang menentang sistem ekonomi feodal
d) Dalam bidang politik terjadi perlawanan terhadap hak-hak istimewa kaum feodal.
9

Dapat disimpulkan terjadi atas penguatan sekulerisme, individualisme, liberalisme terhadap


bidang kehidupan politik, ekonomi dan intelektual
20. Jelaskan Perbedaan Hukum Alam Sebagai Metoda dan Hukum Alam Sebagai Substansi!
JAWABAN :
Perbedaan Hukum alam sebagai metoda dan hukum alam sebagi substansi:
Hukum alam sebagai metoda dikenali pada zaman kuno sampai pada abad
pertengahan, dimana ia merumuskan dirinya pada usaha untuk menemukan metoda
yang bisa digunakan untuk menciptakan peraturan peraturan yang mampu untuk
menghadapi keadaan yang berlainan. Ia tidak mengandung norma tersendiri,
melainkan hanya memberitahu tentang bagaimana membuat peraturan yang baik.
Hukum Alam Sebagai Substansi yaitu yang berisikan norma, dimana orang dapat
menciptakan sejumlah besar peraturan-peraturan yang dialirkan dari beberapa asas
yang absolute, yang lazim dikenal juga sebagai hak- hak asasi manusia
21. Sebutkan Pokok-Pokok Pemikiran Aliran Hukum Murni dan Siapa Nama Tokoh- Tokohnya?
JAWABAN :
Pokok-Pokok Pemikiran Aliran Hukum Murni
Mengembangkan teori umum tentang hukum yang meliputi 2 (dua) aspek penting
yaitu Aspek Statis (Nomostatics) yaitu dengan melihat perbuatan yang diatur oleh
hukum, dan Aspek Dinamis (Nomodinamic) yaitu dengan melihat hukum yang
mengatur perbuatan tertentu;
Ingin memurnikan ilmu hukum dari unsur-unsur yang bersifat Metajuridis (Metafisis
tentang Hukum), karena yang bersifat Metajuridis itu subyektif;
Ilmu Hukum agar disebut ilmu maka harus dipisahkan dari METAJURIDIS.
Hipotesa yang digunakan adalah Hipotesa Yuridis, yaitu suatu norma dasar, yang
dibangun dengan Analistis-Logis berdasarkan cara berpikir Yuristik Aktual;
Konsisten terhadap metodenya yang terkait dengan masalah konsep-konsep dasar,
norma hukum, hak hukum, kewajiban hukum dan hubungan hukum antara negara dan
hukum. Tokoh dalam aliran ini adalah Hans Kelsen, Hanz Nawiasky, Stanley L.
Poulso
22. Bagaimana latar belakang munculnya mazhab Hukum Alam?
10

JAWABAN :
Latar belakang munculnya Mahzab Hukum Alam :
a) Pada abad pertengahan gereja menjadi pusat kehidupan di Eropa
Mengkontrol kehidupan pendidikan & ilmu pengetahuan diilhami oleh kepercayaan
kristiani dengan interpretasi tunggal dari Gereja Roma.
b) Dominasi pemikiran Roma
Katolik di challenge oleh Kristen Protestan , yang berpandangan manusia
mempunyai kedudukan yang sama dihadapan Tuhan
c) Dalam bidang ekonomi melahirkan sistem yang menentang sistem ekonomi feodal
d) Dalam bidang politik terjadi perlawanan terhadap hak-hak istimewa kaum feodal.
Dapat disimpulkan terjadi atas penguatan sekulerisme, individualisme, liberalisme terhadap
bidang kehidupan politik, ekonomi dan intelektual
23. Bagaimana hirarki hukum menurut Thomas Aguinas?
JAWABAN :
Hirarki hukum oleh Thomas Aquinas :
a) Lex Aeterna (Hukum Abadi)
Rasio Tuhan dalam menciptakan alam semesta termasuk isisnya yang tidak bisa
ditangkap oleh akal manusia tetatpi bisa ditangkap oleh iman.
b) Lex Naturalis (Hukum Kodrat)
Bagian dari Lex Aeterna yang dapat ditangkap oleh manusia
i. Kebijakan / kearifan (akal praktis)
ii. Aequitas / equality : kewenangan pemerintah untuk meninggalkan hukum
jika penerapannya justru meninggalkan semangat.
c) Lex Humana (Hukum Positif)
i. Berisi dalam kitab suci
ii. Memberikan kebijakan, menuntun
a. Prinsip Prima-prima : prinsip mutlak
b. Prinsip sekunder
iii.
Harus merupakan pencerminan dari hukum diatasnya.
24. Bagaimana pumpunan pikir dalam mahzab hukum alam?
JAWABAN :
a) Hakikat hukum dimaknai lebih sehingga asas-asas pada norma.
b) Keberadaan hukum positif diakui eksistensinya tetapi hukum positif dapat serta merta
terancam keberadaannya jika tidak memenuhi syarat moralitas yang dibebankan
hukum kodrat
c) Kebenaran hukum abadi dan hukum kodrat bersifat self-evidence
d) Pemaknaan hukum sebagai asas kebenaran/keadilan didukung oleh paham idealisme,
sehingga teori-teori yang benar berada pada paham idealisnme diluar ini dianggap
teori tidak jadi
11

e) Kebenaran dan keadilan tidak dating dari pengalaman (aposteriori) melainkan


mendahului pengalaman (apriori)
f) Untuk membuktikan adanya asas asasi-asali diantara hukum digunakan penalaran
deduktif
g) Karena hukum adalah asas kebenaran dan keadilan, maka pengujian terhadap validitas
hukum dilakukan terhadap lex humana.
25. Bagaimana Uji Validitas Lex Humana ?
JAWABAN :
a) Menurut Lon Fuller
i.
Inner Morallity of Law
ii.
Bisa dibaca dalam buku Ilmu hokum
iii.
Prinsip-prinsip Legalitas
b) Menurut Ronald Dwarkin
i.
Interpretitive Theory
ii. Sekalipun ada hukum positivism, tetap harus ditafsirkan sebagai system terbuka
karena dianggap belum sempurna
26. Bagaimana Sistem Hukum Alam menurut Lon Fuller?

JAWABAN :
Menurut Lon Fuller:
Sistem hukum yang genuine selalu terikat pada prinsip-prinsip moral yang disebut

The Inner Morality of Law


The Inner Morality of Law menjadi prima facie peletakan kewajiban kepada setiap
warga Negara untuk mentaati hokum
Hukum produk penguasa tidak selalu konsisten dengan prinsip-prinsip tersebut,
sekalipun secara moral tidak baik, hukum ini tidak selalu kehilangan validitasnya.
Dia membuka kemungkinan hukum tidak sesuai The Inner Morality of Law yang
dapat dibenarkan demi tujuan sosial.
prinsip moralitas yang harus ada dalam hukum (principles of legality)
1. The rules must be expressed in general term; (berupa aturan umum, tak boleh
sekadar keputusan-keputusan ad hoc)
2. The rules must be publicly promulgated; (aturan itu harus dipublikasikan kepada
masyarakat luas)
3. The rules must be prospective in effect;(aturan tak boleh berlaku surut)

12

4. The rules must be expressed in understandable terms; (aturan harus disusun dalam
rumusan yang bisa dimengerti)
5. The rules must be consistent with one another; (aturan-aturan itu tak boleh saling
bertentangan)
6. The rules must not require conduct beyond the powers of the affected parties;
(aturan itu tak boleh mengandung tuntutan yang melebihi apa yang dapat
dilakukan)
7. The rules must not be changed so frequently that the subject cannot rely on them;
(aturan tak boleh sering diubah-ubah)
8. The rules must be administered in a manner consistent wiht their (aturan diberikan
secara konsisten kepada mereka)
27. Jelaskan mengenai mahzab positivisme !
JAWABAN :
Menurut Gordon, suatu faham menuntut agar setiap metodologi yang dipikirkan untuk
menemukan kebenaran hendaklah memperlakukan realitas sebagai sesuatu yang eksis,
sebagai suatu objektiva yang harus dilepaskan dari sembarang macam prakonsepsi metafisis
yang sifatnya subjektif.
Posisi aliran positivisme diantaranya adalah:
a. Ontologis = hukum = norma positif dalam sistem perUUan
b. Epistimologis = Doktrinal Deduktif
c. Aksiologis = Kepastian
28. Apa yang melatarbelakangi munculnya positivisme hukum?
JAWABAN :
Latar belakang kemunculan aliran hukum positivism :
a. Mereaksi aliran idealisme, termasuk di dalamnya hukum kodrat;
b. Menekankan pada koherensi antara ide dengan kenyataan;

13

c. Hanya apa yang sungguh-sungguh dapat dipastikan sebagai kenyataan dapat disebut
benar. Tidak semua pengalaman dapat disebut benar, kecuali pengalaman yang sesuai
dengan kenyataan.
d. Hanya melalui ilmu pengetahuan, dapat ditentukan apak sesuatu yang dialami
merupakan sungguh-sungguh kenyataan;
e. Semua kebenaran didapati melalui ilmu pengetahuan.

29. Bagaimana akibat hukum terhadap positivisasi terhadap ilmu hukum?


JAWABAN :
Akibat Hukum terhadap positivisme dalam ilmu hukum :
a. Aliran pemikiran yang menghendaki dilepaskannya pemikiran metayuridis mengenai
hukum sebagaimana dianut oleh eksponen aliran hukum kodrat
b. Setiap norma hukum haruslah eksis dalam alamnya yang objektif sebagai normanorma yang positif ditegaskan sebagai wujud kesepakatan kontraktual yang konkrit
antara warga masyarakat (atau wakil-wakilnya)
c. Hukum tidak lagi dikonsepsikan sebagai asas moral metayuridis yang abstrak tentang
hakikat keadilan, melainkan ius yang telah mengalami positivis sebagai lege atau lex
guna menjamin kepastian antara yang terbilang hukum dan yang tidak.
30. Sebutkan 5 prinsip yang pada umumnya dimasukan pada legal positivism, menurut Hart!
JAWABAN :

Hukum adalah perintah terhadap manusia


Tidak diperlukan hubungan antara hukum dan moral
Analisis terhadap konsep hukum adalah terpisah dari penelitian sosiologi dan sejarah

serta evaluasi kritis


Sistem hukum bersifat a close logical system dimana keputusan yang tepat diambil
dari aturan hukum yang telah ditetapkan terlebih dahulu dengan makna logika itu

sendiri
Pertimbangan moral tidak dapat ditetapkan, yang di pertimbangkan adalah hukum itu
sendiri.

14

31. Bagaimana perbedaan aliran hukum positivisme di sistem Anglo Saxon dan Eropa
Kontinental?
JAWABAN :
Perbedaan aliran hukum positivisme di sistem Anglo Saxon dan Eropa Kontinental :
a. Anglo Saxon
Berkembang positivisasi hukum melalui keputusan pengadilan in concreto yang
menyebabkan tradisi hukum dikelola dan didinamisasi secara pragmatik oleh para
professional lawyers yang memungkinkan berkembangnya variasi pemikiran hukum
lain yang kemudian dipublikasikan dalam praktek, seperti : legal realism, sociological,
atau functional jurisprudence.
b. Eropa Kontinental
Pemikiran hukum dikontrol oleh para academic jurist. Tidak banyak bergeming dari
ajaran jurisprudence positivism yang mengkonsepsikan ilmu hukum sebagai ajaran
yang murni tentang penyelenggaraan hukum. Sedangkan hukum yang dimaksud disini
tidak lain adalah hukum yang positif yang merupakan produk positivisasi.

32. Apa yang dimaksud dengan Positivisasi serta jelaskan ilmu hukum yang terbangun akibat
dari Positivisasi !
JAWABAN :
Positivisasi adalah suatu proses objektivisasi dari sejumlah norma meta yuridis menjadi
sejumlah norma yang positif. Sedangkan ilmu hukum yang terbangun akibat dari positivisasi
adalah ilmu hukum yang berdasarkan logika normologik dan tidak berlogika nomologik
yang induktif untuk menaemukan sejumlah nomos yang eksis sebagai fenomena empirik
yang signifikan dengan kehiduoan sosial dan kultural. Hubungan kausal antara polita (fakta
hukum) dengan akibat (akibat hukum) dalam postivisme adalah hasil normative judgements,
bukan hasil observasi yang mendayagunakan metode ilmiah untuk menjamin objektivisme.
33. Bagaimana hubungan Positivisme dan kepastian itu sendiri ?
15

JAWABAN :
a) Aspek Aksiologis yang diperjuangkan adalah positivisme hukum adalah kepastian
hukum
b) Agar tercapai kepastian hukum, asas legalitas adalah roh dari upaya pengejaran
kepastian hukum
c) Penerapan dalam hukum pidana adalah No Punishment without Law, No Punishment
without Crime, No Crime without Punishment (Nula Poena Sine Lege, Nulla Poena
Sine Crimine, Nullum Crimen Sine Poena)
d) Larangan retroaktif dan analogi sangat ditekankan dalam konsep berfikir tradisional
positivism hukum.
34. Bagaimana Validitas hukum dalam Positivisme ?
JAWABAN :
a) Validitas hukum menjadi hal yang penting tetapi validasi norma hukum hanya dapat
dilakukan oleh norma hukum (bukan meta hukum)
b) Validitas hukum dan keadilan keduanya selalu dikembangkan pada penetapan hukum
positif yang diberlakukan oleh sebuah otoritas politik
c) Hans Kelsen berhasil menyusun hierarki peraturan perundang-undangan yang
berpuncak pada norma dasar yang bersifat irasional (grundnorm)
d) Pemikiran Hans Kelsen sejajar dengan Hans Nawiasky.
e)
35. Bagaimana aliran Utilitarianisme ?

JAWABAN :
Utilitarianisme: aliran yang meletakkan kemanfaatan sebagai tujuan utama hukum. Adapun
ukuran kemanfaatan hukum yaitu kebahagian yang sebesar-besarnya bagi orang-orang.

16

Penilaian baik-buruk, adil atau tidaknya hukum tergantung apakah hukum mampu
memberikan kebahagian kepada manusia atau tidak.
Posisi aliran Utilitarianisme diantaranya adalah:
a. Ontologis = Kemanfaatan
b. Epistimologis = Normatif Empiris
c. Aksiologis = Kebahagiaan
36. Bagaimana pemaparan Jeremy Bentham terhadap ajaran utilitarianisme?
JAWABAN :
Bentham merupakan tokoh radikal dan pejuang yang gigih untuk hukum yang
dikodifiasikan, dan untuk merombak hukum yang baginya merupakan sesuatu yang
kacau. Ia merupakan pencetus sekaligus pemimpin aliran kemanfaatan. Menurutnya
hakikat kebahagiaan adalah kenikmatan dan kehidupan yang bebas dari kesengsaraan.
Bentham menyebutkan bahwa The aim of law is The Greatest Happines for the
greatest number.
Bentham mendefinisikan kegunaan (utilitas) sebagai segala kesenangan, kebahagiaan,
keuntungan kebajikan, manfaat atau segala cara untuk mencegah rasa sakit, jahat, dan
ketidakbahagiaan. Beberapa pemikirannya pentingnya yaitu:
a. Hedonisme kuantitatif (paham yang dianut orang-orang yang mencari
kesenangan semata-mata

secara kuantitatif bahwa hanya ada semacam

kesenangan, dimana kesenangan hanya berbeda secara kuantitatif yaitu


menurut banyaknya, lama dan intensitasnya sehingga kesenangan adalah
bersifat jasmaniah dan berdasarkan penginderaan.
b. Summun bonum yang bersifat materialistik berarti bahwa kesenangankesenangan bersifat fisik

dan tidak mengakui kesenangan spritual dan

menganggapnya sebagai kesenangan palsu.


c. Kalkulus hedonistik (hedonistik calculus) bahwa kesenangan dapat diukur atau
dinilai dengan

tujuan untuk mempermudah pilihan yang tepat antara

kesenangan-kesenangan yang saling bersaing. Seseorang dapat memilih


kesenangan dengan jalan menggunakan kalkulus hedonistik sebagai dasar
keputusannya. Adapun kriteria kalkulus yaitu :
i. intensitas dan tingkat kekuatan kesenangan,
ii. lamanya berjalan kesenangan itu,
17

iii. kepastian dan ketidakpastian yang merupakan jaminan kesenangan,


iv. keakraban dan jauh dekatnya kesenangan dengan waktu,
v. kemungkinan kesenangan akan mengakibatkan adanya kesenangan
tambahan berikutnya,
vi. kemurnian tentang tidak adanya unsur-unsur yang menyakitkan,
vii. kemungkinan berbagi kesenangan dengan orang lain.
Disamping itu ada sanksi untuk menjamin agar orang tidak melampaui batas
dalam mencapai kesenangan yaitu :
i.
ii.
iii.
iv.

sanksi fisik
sanksi politik
sanksi moral atau sanksi umum
sanksi agama atau sanksi kerohanian.

37. Apakah perbedaan antara Sociological jurisprudence dengan sosiologi hukum ?

JAWABAN :
Perbedaan Sociological jurisprudence dengan sosiologi hukum :

Sociological jurisprudence merupakan suatu aliran dlm filsafat hukum yang


mempelajari pengaruh timbal balik antara hukum dan
masyarakat.
- studi tentang hukum yang berkenaan dengan masyarakat
yang merupakan cabang dari ilmu hukum.

Sosiologi hukum merupakan cabang sosiologi mempelajari hukum sebagai gejala


sosial yg mempelajari pengaruh masyarakat kepada hukum dan
sejauh mana gejala yang ada dalam masyarakat dapat
mempengaruhi hukum disamping itu diselidiki juga pengaruh
sebaliknya, yaitu pengaruh hukum terhadap masyarakat.
- cabang dari ilmu sosiologi, bukan cabang dari ilmu hukum.

18

Anda mungkin juga menyukai