MAKALAH
PERISTIWA HUKUM
Oleh:
EDI APRILIANTO
20170212004
Dosen:
SUGENG RIYADI S.H., M.H.
PROGRAM
Asus STUDI HUKUM SYARIAH
FAKULTAS SOSIAL HUMANIORA
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA PURWOKERTO
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan di bidang hukum dalam negara hukum indonesia didasarkan atas landasan
sumber tertib hukum, seperti terkandung dalam pancasila dan undang undang dasar 1945.
Rumusan ini dilandasi karena kehidupan setiap individu manusia takkan pernah lepas dari
keterikatan hukum, untuk mentertibkan kehidupan yang bernorma harmonis dan sejahtera, maka
dari itu dirasa sangat perlu sekali kita mempelajari lebih jauh mengenai ilmu hukum yang kita
Hukum dan masyarakat. Kedua hal tersebut bagaikan berada dalam satu keping uang logam,
berbeda akan tetapi tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Keberadaan hukum tanpa adanya masyarakat
tidaklah berguna, begitu pula sebaliknya, keberadaan masyarakat tanpa adanya hukum dapat
menghancurkan masyarakat itu sendiri. Masyarakat yang beragam tentu menimbulkan munculnya
pengaturan berbagai kepentingan yang ada, agar kepentingan-kepentingan itu tidak saling
berbenturan satu dengan yang lain. Disinilah hukum berperan, hukum dibuat dalam rangka
untuk menciptakan ketertiban, hukum berlaku sebagai sistem peraturan, yang kemudian
melahirkan peraturan hukum dengan berdasar pada asas hukum yang harus dipatuhi oleh setiap
Dan pada kesempatan kali ini, pemakalah mencoba untuk sedikit mempresentasikan
sekelumit pembahasan mengenai ilmu hukum terkait masalah peristiwa hukum. Dengan harapan
makalah ini dapat menjadi pengetahuan yang bermanfaat dalam mewujudkan cita-cita bangsa
tercinta ini.
Dari latar belakang di atas ada beberapa permasalahan yang dapat ditarik sebagai berikut :
C. Tujuan Penulisan
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui apa itu Delik(Peristiwa Pidana) dan apa saja
D. Manfaat Penulisan
Manfaat dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan tentang hukum yang
berkembang di indonesia dan mengetahui penjelasan dari pidana maupun pemidanaan dan
PEMBAHASAN
Peristiwa hukum adalah suatu kejadian dalam masyarakat yang dapat menimbulkan
akibat hukum atau yang dapat menggerakkan peraturan tertentu sehingga peraturan yang
tercantum di dalamnya dapat berlaku konkrit. Misalnya suatu peraturan hukum yang mengatur
tentang kewarisan tentang kematian, akan tetap merupakan perumusan yang kata-kata abstrak
sampai ada seseorang yang meninggal dunia dan menimbulkan masalah kewarisan.
diberikan akibat-akibat dan akibat itu dikehendaki oleh yang bertindak. Apabila akibat sesuatu
perbuatan tidak dikehendaki oleh orang yang melakukannya, maka perbuatannya tersebut bukan
Menurut van Apeldorn bahwa peristiwa hukum adalah peristiwa yang berdasarkan hukum
menimbulkan atau menghapuskan hak. Begitu pula pendapat Bellefroid yang menjelaskan bahwa
peristiwa hukum adalah peristiwa sosial yang tidak secara otomatis dapat
merupakan/menimbulkan hukum. Suatu peristiwa dapat menimbulkan hukum apabila peristiwa itu
oleh peraturan hukum dijadikan peristiwa hukum. Seperti misalnya perkawinan antara pria dan
wanita Demikian pula misalnya kematian seseorang, akan pula membawa berbagai akibat hukum,
seperti penetapan pewaris, ahli waris dan harta waris. Dan apabila dibidang hukum pidana,
seandainya kematian tersebut akibat perbuatan seseorang, maka orang bersangkutan terkena akibat
peristiwa hukum, sebab tidak setiap peristiwa kemasyarakatan akibatnya diatur oleh hukum.
Contoh pertama :
Peristiwa transaksi jual beli barang. Pada peristiwa ini terdapat akibat yang diatur oleh
hukum, yaitu timbulnya hak dan kewajiban, sebagaimana pasal 1457 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata bahwa ”Jual beli adalah suatu persetujuan, dengan mana pihak yang satu
mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak yang lain untuk membayar
Contoh kedua :
Peristiwa kematian seseorang. Pada peristiwa kematian seseorang secara wajar, dalam
hukum perdata akan menimbulkan berbagai akibat yang diatur oleh hukum, misalnya penetapan
pewaris dan ahli waris. Pada pasal 830 Kitab Undang-undang Hukum Perdata berbunyi
“Pewarisan hanya berlangsung karena kematian”. Sedangkan apabila kematian seseorang tersebut
akibat pembunuhan, maka dalam hukum pidana akan timbul akibat hukum bagi si pembunuh yaitu
Undang-Undang Hukum Pidana bahwa ”Barang siapa dengan sengaja menghilangkan jiwa orang
lain, dihukum, karena pembunuhan atau doodslag, dengan hukuman penjara selama-lamanya lima
belas tahun”.
Contoh ketiga :
Seorang pria menikahi wanita secara resmi. Peristiwa pernikahan atau perkawinan ini akan
menimbulkan akibat yang diatur oleh hukum yakni hukum perkawinan dimana dalam peristiwa ini
timbul hak dan kewajiban bagi suami istri. Pada pasal 31 ayat (2) Undang-undang Nomor 1 Tahun
1974 tentang perkawinan berbunyi “Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan
hukum”. Sedangkan pasal 34 ayat (2) menetapkan ”Istri wajib mengatur urusan rumah tangga
sebaik-baiknya”.
1. Perbuatan subyek hukum (persoon) yaitu berupa perbuatan manusia atau badan hukum (recht
Peristiwa hukum karena perbuatan subyek hukum adalah semua perbuatan yang dilakukan
manusia atau badan hukum yang dapat menimbulkan akibat hukum. Contoh peristiwa pembuatan
Peristiwa hukum yang bukan perbuatan subyek hukum adalah semua peristiwa hukum
yang tidak timbul karena perbuatan subyek hukum, akan tetapi apabila terjadi dapat menimbulkan
akibat-akibat hukum tertentu. Misal kelahiran seorang bayi, kematian seseorang, dan kadaluarsa
(aquisitief yaitu kadaluarsa yang menimbulkan hak dan extinctief yaitu kadaluarsa yang
melenyapkan kewajiban).
Dalam pembahasan mengenai peristiwa hukum dikenal dua macam Perbuatan hukum,
yakni :
perbuatan hukum yang bersegi satu (eenzijdig). adalah setiap perbuatan yang berakibat hukum
(rechtsgevolg) dan akibat hukum ditimbulkan oleh kehendak satu subyek hukum, yaitu satu pihak
saja (yang telah melakukan perbuatan itu). Misalnya, perbuatan hukum yang disebut dalam pasal
132 KUHPerdata (hak seorang istri untuk melepaskan haknya atas barang yang merupakan
kepunyaan suami istri berdua setelah mereka kawin, benda perkawinan), contoh lain adalah yang
disebutkan dalam pasal 875 KUHPerdata yaitu perbuatan mengadakan surat wasiat.
perbuatan hukum yang bersegi dua (tweezijdig). adalah setiap perbuatan yang akibat hukumnya
ditimbulkan oleh kehendak dua subyek hukum, yaitu dua pihak atau lebih. Setiap perbuatan
hukum yang bersegi dua merupakan perjanjian (overeenkomst) seperti yang tercantum dalam
pasal 1313 KUHPerdata : “Perjanjian itu suatu perbuatan yang menyebabkan satu orang (subyek
hukum) atau lebih mengikat dirinya pada seorang (subyek hukum) lain atau lebih”.
kelanjutan. Kelanjutan-kelanjutan seperti ini biasa disebut akibat hukum , namunyang perlu diingat
di sini adalah pemakaian istilah akibat hukum sendiri haruslah hati-hati,agar jangan sampai
Agar dapat timbul akibat hukum, dibutuhkan berbagai syarat tertentu. Syarat ini
kemudiandisebut sebagai dasar hukum.Istilah dasar hukum berbeda dengan dasar peraturan,
yangdimengerti sebagai peraturan hukum yang dipakai sebagai kerangka acuan.Hukum sendiri
diciptakan dengan tujuan untuk mengatur kehidupan sosial , yangmerupakan jalinan dari berbagai
hubungan yang dilakukan antara para anggota masyarakatsatu sama lain. Hubungan-hubungan ini
paling kasar sampai pada sasaran ayng palinghalus. Kepentingan-kepentingan ini kemudian diatur
oleh peraturan hukum, yang memuatnorma hukum yang mengandung penilaian serta rumusan
Adapun perbuatan lain yang bukan perbuatan hukum dapat dibedakan dalam :
1. Perbuatan yang akibatnya diatur oleh hukum, walaupun bagi hukum tidak perlu akibat tersebut
dikehendaki oleh pihak yang melakukan perbuatan itu. Jadi akibat yang tidak dikehendaki oleh
yang melakukan perbuatan itu diatur oleh hukum, tetapi perbuatan tersebut bukanlah perbuatan
hukum.
Contoh perbuatan ini ialah : perbuatan memerhatikan (mengurus) kepentingan orang lain
dengan tidak diminta oleh oaring itu untuk memperhatikan kepentingannya (zaakwaarneming)
Akibat suatu perbuatan yang bertentangan dengan hukum diatur juga oleh hukum,
meskipun akibat itu memang tidak dikehendaki oleh yang melakukan perbuatan tertentu.
pasal 1365 KUHS telah diperluas pengertiannya menjadi : membuat sesuatu atau tidak membuat
3. Mengenai contoh suatu peristiwa lain yang bukan perbuatan hukum, ialah : kelahiran, kematian,
Berdasarkan isinya maka peristiwa hukum dapat terjadi dengan berbagai macam cara:
1. Karena keadaan tertentu misalnya seorang yang karena keadaannya sakit jiwa (gila) sehingga oleh
2. Karena keadaan alam misalnya seorang pengantar surat mengendarai motor melakukan
pekerjaannya dalam rangka mengantar surat, namun di tengah perjalanan kemudian pengantar
surat itu ditimpa pohon yang tumbang sehingga pengantar surat itu meninggal menyebabkan
perusahaan tempatnya bekerja membayarkan asuransi dan tunjangan terhadap keluarga yang
ditinggalkannya.
3. Karena keadaan fisik misalnya kerena kelahiran sehingga orang yang lahir tersebut harus
dicatatkan namanya melalui akta kelahiran, demikian halnya dengan kematian. Termasuk juga
batas “dewasa” (meerderjarig) merupakan peristiwa yang terjadi karena keadaan fisik sehingga
Orang yang gila, pohon yang tumbang, kelahiran dan kematian sebenarnya peristiwa biasa.
Namun karena peristiwa itu berkaitan dengan hak dan kewajiban subjek hukum, peristiwa itu
menjadi peristiwa hukum. Dengan demikian kalau subjek hukum adalah bentukan hukum begitu
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peristiwa hukum adalah suatu kejadian dalam masyarakat yang dapat menimbulkan akibat hukum
atau yang dapat menggerakkan peraturan tertentu sehingga peraturan yang tercantum di dalamnya
dapat berlaku konkrit. Misalnya suatu peraturan hukum yang mengatur tentang kewarisan tentang
kematian, akan tetap merupakan perumusan yang kata-kata abstrak sampai ada seseorang yang
B. Saran
Setiap hukum tidaklah sempurna maka ada baiknya peraturan hukum yang berlaku di indonesia
maupun proses pidana dan pemidanaan harus terus di perbarui menurut perkembangan zaman dan
tingkah laku manusia untuk menciptakan negara yang makmur maupun masyarakat yang serasi, maju,