Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tertib hukum memang mudah diucapkan. Akan tetapi untuk
menerapkannya di dalam kehidupan bermasyarakat tidaklah mudah. Banyak
pejabat yang mengetahui dan mengerti tentang hukum, namun
melanggarnya. Apalagi masyarakat awam yang tidak tahu makna hukum
sebenarnya sudah pasti banyak yang menjadi pelanggar hukum. Maka dengan
adanya makalah sederhana Pengantar Ilmu Hukum dan Pengantar Tata
Hukum Indonesia ini diharapakan agar masyarakat mampu mempelajari dan
mengerti hukum sebagaimana mestinya, sehingga terciptanya masyarakat
yang tertib hukum.

B. Rumusan Masalah
1. Apa tujuan hukum
2. Bagimana hukum dalam kaitannya dengan pasangan nilai dalam hukum?

C. Tujuan Maslah
Dari Penjelasan diatas dapat diambil tujuan masalah yaitu dapat
mengetahui tujuan hukum dalam kaitannya dengan pasangan nilai dalam
hukum

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tujuan Hukum dan Kaitannya Dengan Pasangan Nilai dalam Hukum


1. Tujuan Hukum
Untuk mencapai tujuan tersebut, individu perlu melakukan suatu
pendekatan, yaitu :
Nilai merupakan suatu konsep dalam masyarakat sebagai panduan dalam
kehidupan bermasyarakat, tentang apa yang dianggap baik dan apa yang
di anggap buruk. Contoh: sikap menolong adalah suatu nilai yang
dianggap baik.1
Kaitannya dengan hukum, hukum bisa menjadikan apa yang
dianggap buruk itu berubah menjadi baik.Tujuan hukum memberikan
peraturan-peraturan (petunjuk dan pedoman) dalam pergaulan hidup,
untuk melindungi individu dalam berkumpul dalam bermasyarakat, agar
nantinya tercipta suasanya yang aman, tertib, dan adil.
Menurut salah satu Pakar Ahli :
Dr. Wirjono Prodjodikoro Tujuan hukum adalah mengadakan
keselamatan, kebahagiaan dan tata tertib dalam masyarakat.
Setiap manusia memiliki kepentingan yang sama. melalui ketidak samaan
itulah kita dapat melihat seberapa banyak kebutuhan yang di perlukan
dalam kehidupan setiap individu. Dari banyaknya kebutuhan itu, maka
manusia mulai memikirkan bagaimana cara untuk menggapainya.
Banyaknya kebutuhan yang belum tercapai oleh individu tersebut akan
menimbulkan rasa ketidakpuasan antara individu yang nantinya
menyebabkan pertentangan antara pemikiran satu individu dengan
individu yang lain. Terjadinya pertentangan dalam ruang lingkup individu
akan membuat tujuan hukum tidak berfungsi dengan jelas dalam
menciptakan keselamatan, kebahagiaan, dan tata tertib dalam masyarakat.
1
L. J. Van Apeldoorn Prof. Dr. Mr.1960. Inleiding Tot De Studie Van Het
Nederlanse Recht .Jakarta: Noor Komala

2
2. Pasangan Nilai Dalam Hukum
a. Kebebasan dan ketertiban.
Kebebasan di sini diartikan bahwa seseorang individu, atau
kelompok yang bergaul di tengah pergaulan sesamanya, tidak terikat
dan terkekang sedemikian rupa. (tidak seperti pada zaman perbudakan
di mana ada orang yang menjadi budak, hidupnya tidak bebas, malahan
dapat dijual-belikan). Kebebasan ini adalah cirri masyarakat modern
dewasa ini. Namun kebebasan memiliki sifat tertentu. Seorang individu
yang bebas tidak berarti dia dapat berbuat, semaunya sendiri, seperti
umpamanya merusak lingkungan sekelilingnya, merusak barang orang
lain, mengganggu istri atau suami orang lain dan seterusnya. Maka arti
kebebasan sebenarnya, sekaligus membawa keterikatan diri untuk tidak
mengganggu sesamanya, dengan kata lain kebebasan yang terarah yakni
kebebasan yang sekaligus dalam suasan ketertiban.
Ketertiban ini adalah cermin adanya patokan, pedoman dan
petunjuk bagi individu di dalam pergaulan hidupnya.. Kebebasan
individu yang tetap mempertahankan ketertiban adalah kebebasan yang
selaras dengan tujuan hukum yakni suasana yang aman, tertib dan adil.
Dalam hal ini kebebasan adalah bagian dari komplementer dengan
ketertiban. Ketertiban adalah suasana bebas yang terarah, tertuju
kepada suasana yang didambakan oleh masyarakat, yang menjadi
tujuan hukum. 2
b. Kepentingan pribadi dan kepentingan antar pribadi
Setiap insan ciptaan Tuhan yang bernama manusia secara indifidu
memiliki kepentingan-kepentingan. Kepentingan-kepentingan ini
merupakan kepentingan pribadi dan kepentingan antar pribadi.
Kepentingan pribadi-pribadi dapat diupayakan pemenuhannya masing-

2
R. Soeroso, SH. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: Sinar Grafita 2005.HGlm: 45

3
masing tanpa saling bertemu ataupun berbenturan namun kadang-
kadang kepentingan antar pribadi dapat bertemu dan berbenturan satu
sama lain, misalnya:
A yang bertetangga dengan B, suatu hari karena baru saja
hujan lebat sehingga banyak kotoran yang menyumbat saluran
pembuangan kotoran yang berbatasan dengan rumah B, maka demi
kepentingannya A membersihkan kotoran pada saluran pembuangan
dengan mendorongnya sehingga kotoran tersebut memenuhi halaman
rumah B. A berpikir masa bodoh pokoknya halaman saya bersih.
Padahal B pun dalam kasus ini mempunyai kepentingan yang sama
agar kotoran tidak menimpa rumahnya. Apabila B berpikir seperti
A, maka ia akan mendorong kotoran tersebut ke halaman rumah A,
maka ia akan mendorong kotoran tersebut ke halaman rumah A, dan
dapat diramalkan sengketa akan terjadi. Ini sebuah contoh yang sangat
sederhana sekali. Dalam praktek perbenturan kepentingan antar pribadi
adalah banyak sekali. Biasanya diselesaikan oleh pengadilan atau oleh
fihak ketiga yang kan meyelesaikannya secara kekeluargaan. Secara
ideal adalah bahwa kepentingan pribadi hendaknya seoptimal mungkin
dipenuhi, namun tanpa mengurangi atau bahkan dapat merugikan
kepentingan individu-individu lain. Malahan sekalipun pemenuhan
kepentingan berupa penggunaan hak pribadinya seperti membangun
rumah dengan uang sendiri di atas tanah hak miliknya, namun dalam
pelaksanaannya harus memperhatikan kepentingan dan hak orang lain.
Hak milik yang merupakan lembaga hukum yang lahir di negara barat,
pada perkembangannya tetap memperhatikan fungsi social.
Di Indonesia keserasian antar kepentingan antar individu adalah
harmonis dalam suasana kekeluargaan, seperti dijumpai dalam lembaga
hukum ada mengenai hak-hak ulayat, subak, mapalus dan sebagainya.
c. Kesebandingan hukum dan kepastian hukum.
Telah disebut di muka bahwa ada kerja hukum yang bersifat lebih
menelaah pada persoalan antara fihak-fihak dan membina suatu

4
kebijaksanaan yang dapat mencerminkan keadilan, atas bertemunya dua
kepentingan yang berbeda antara kedua belah pihak. Hukum ini
membandingkan antara dua keadaan yang harus diputuskan. Di sini
dapat dikatakan adanya kesebandingan hukum.
Betapapun kesebandingan hukum tidak dapat secara mutlak bebas
tanpa pedoman yang pasti sebab kalau hal ini terjadi berarti, penerapan
kebijaksanaan dan keadilan berjalan tanpa menunjukan watak dari
hukum yang diantaranya menghendaki adanya kepastian yaitu kepastian
hukum. Jelaslah bahwa kesebandingan hukum harus seiring dengan
kepastian hukum demi tercapainya tujuan hukum.
d. Kebendaan (materialism) dan keakhlakan (spiritualism)
Keseimbangan antara kebendaan dan keakhlakan, dalam mencapai
tujuan hukum dalam masyarakat, merupakan pula salah satu syarat yang
penting. Karena pengutamaan kebendaan semata-mata akan cenderung
mendorong orang bersifat materialistis yang cenderung kearah egisme
dan egosentris dan semakn menjauhkan jarak keintiman hubungan
manusiawi, seperti yang terjadi pada masyarakat metropolitanyang
pluriform dan berlapis. Oleh karenanya, harus diupayakan agar
kebendaan ini seimbang dengan faham keakhlakan. Atas dasar akhlak
yang tinggi yang menghargai keluhuran budi kemanusiaan yang tinggi,
sehingga senantiasa berorientasi pada kebendaan semata-mata seperti
yang dijumpai pada masyarakat pedesaan.
Contoh beberapa nilai yang mencerminkan hal tersebut adalah
umpamanya kata-kata :
ora sanak ora kadang yen mati milu kelangan yang artinya bukan
sanak saudara apabila orang lain meninggal ikut kehilangan.
Demikian bahwa kebendaan hendaknya diikuti secara serasi dengan
keakhlakan.
e. Kelestaraian (konservation) dan kebaruan (inovatism).
Faham kelestarian untuk mempeahankan kemampuan yang telah
dicapai dalam kehidupan bersama, memang diperlukan bagi stbilitas

5
yang telah dapat dicapai pada suatu pergaulan hidup tertentu. Namun
apabila hal ini menjadi orientasi untuk mencegah usaha yang akan
mendorong kerah kemajuan, jelas akan menempatkan masyarakat yang
bersangkutamenjadi statis dan konservatif. Untuk itu perlu
diseimbangkan dengan faham kebaruan dengan mendukung inovasi
atau penemuan-penemun demi kebaruan dan perkembangan.
Dengan demikian kestabilan dan usaha mencegah konfik memang
perlu, tetapi harus diperhatikan agar tidak terjadi kemandegan.
Masyarakt harus berkembang maju, sehingga dibuka kemungkinan
pembaruan, asal tidak membawa ketegangan dan konflik. Antara
kelestarian dan kebaruan hendaknya serasi.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Tujuan hukum melakukan suatu pendekatan, yaitu:
Nilai merupakan suatu konsep dalam masyarakat sebagai panduan
dalam kehidupan bermasyarakat, tentang apa yang dianggap baik dan apa
yang di anggap buruk. Contoh: sikap menolong adalah suatu nilai yang
dianggap baik. Kaitannya dengan hukum, hukum bisa menjadikan apa
yang dianggap buruk itu berubah menjadi baik.Tujuan hukum
memberikan peraturan-peraturan (petunjuk dan pedoman) dalam
pergaulan hidup, untuk melindungi individu dalam berkumpul dalam
bermasyarakat, agar nantinya tercipta suasanya yang aman, tertib, dan
adil.
3. Pasangan Nilai Dalam Hukum
a. Kebebasan dan ketertiban.
b. Kepentingan pribadi dan kepentingan antar pribadi
c. Kesebandingan hukum dan kepastian hukum.
d. Kebendaan (materialism) dan keakhlakan (spiritualism)
e. Kelestaraian (konservation) dan kebaruan (inovatism).

B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat, semoga dapat menambah
pengetahuan, wawasan serta bermanfaat bagi kita semua. Saya menyadari akan
ketidak sempurnaan makalah ini, untuk itu kritik dan saran dari teman-teman
yang membangun sangat bermanfaat untuk memperbaiki makalah selanjutnya.

7
DAFTAR PUSTAKA

L. J. Van Apeldoorn Prof. Dr. Mr.1960. Inleiding Tot De Studie Van Het
Nederlanse Recht .Jakarta: Noor Komala
Soedjono Dirdjosisworo.Dr.1984.Pengantar Ilmu Hukum.Jakarta: Rajawali
R. Soeroso, SH.2005.Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: Sinar Grafita
Aristoteles. 1982. Rhetorica. Jakarta: Balai Pustaka

8
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................


DAFTAR ISI ......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang .....................................................................................
B. Rumusan Masalah ................................................................................
C. Tujuan Masalah ...................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Tujuan hukum ....................................................................................
B. Hukum dalam kaitannya dengan pasangan nilai dalam hokum .........
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..........................................................................................
B. Saran ....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

ii9
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim
Alhamdulillah, Puji beserta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami
mampu menyelesaikan makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya.
Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini berisikan tentang penjelasan Tujuan Hukum dengan Penjelasan
Pasangan Nilai dalam Hukum`
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini .
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir . Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita . Amin .

Sungai Penuh, September 2017


Kelompok 5

10
MAKALAH
TUJUAN HUKUM DENGAN PENJELASAN PASANGAN NILAI
DALAM HUKUM
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Terstruktur dalam Mata Kuliah
Pengantar Ilmu hukum

Disusun Oleh:
Kelompok 5
1. Mia Anggraini
2. Nety Wulan Sari
3. Nuranisa

Dosen Pembimbing:
HAINADRI, SH,MH

MAHASISWA FAKULTAS SYARIAH JURUSAN EKONOMI BISNIS


ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI (IAIN) KERINCI
T.A.2017/2018

11

Anda mungkin juga menyukai