Larung Sesaji dan Budaya Lain dalam Pertentangan Umat Islam di Indonesia
Oleh:
zulfikaralamsyah11@student.upi.edu , almansurfajar@gmail.com
Abstrak
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui apa itu Islam dan kebudayaan. Selain itu makalah ini juga bertujuan
untuk mengidentifikasi permasalahan di Indonesia yang berhubungan dengan islam dana budaya. Salah satunya
adalah tentang budaya Larung Sesaji. Metode yang digunakan dalam makalah jurnal ini adalah metode kualitatif
deskriptif. Berdasarkan data yang didapatkan, di Indonesia banyak sekali kebudayaan yang bentuknya
merupakan ritual upacara adat dengan cara menyerahkan, membuang, menghanyutkan hasil bumi ke laut. Pada
kenyataannya terkadang kebudayaan ini sering ditentang oleh ormas-ormas islam dengan alasan akan membawa
bencana alam bagi umat manusia di bumi. Bahkan ada beberapa pula yang menyebutkan bahwa hal ini
merupakan aktivitas yang musyrik meskipun di dalam upacaranya diisi dengan doa-doa bernafas islam.
Abstract
This paper aims to find out islam and culture. In addition, this paper also aims to identify problems in Indonesia
related to islam and culture. One of them is about Larung Sesaji. The method used in this journal paper is a
qualitive descriptive method. Based on the data obtained, in Indonesia there are a lot of cultures whose motivies
are traditional ceremonial rituals buy submitting, disposing, washing away the produce to the sea. In fact,
sometimes this cultural is often opposed by Islamic organizations on the grounds that it will cause disasters for
Muslim. There are even some who say that this activity an idolatrous activity even though the ceremony is filled
with islamic prayers
Indonesia adalah negara yang Salah satu contoh akulturasi dari budaya
multikultural. Banyaknya pulau dan etnik islam dan budaya lokal adalah upacara
masyarakat, menjadikan Indonesia sebagai Larung Sesaji. Larung sesaji merupakan
negara yang memiliki kebudayaan salah satu upacara adat yang sering
beragam. Islam merupakan salah satu dilakukan oleh masyarakat Indonesia
agama yang masuk ke Indonesia pada abad hususnya di daerah pesisir pulau jawa.
ke 7 (Sunanto, 2005. Hlm. 8-9). Hal ini Acara yang berbentuk ritual ini bertujuan
sejalan dengan teori Arabia/Makkah yang untuk ungkapan rasa syukur atas limpahan
menyebutkan bahwa menjelang perempat nikmat yang diberikan oleh Tuhan. Pada
pertama abad ke-7, sudah berdiri awalnya, upacara adat ini ering diisi
perkampungan Arab-Muslim di pesisir dengan mantra-mantra husus yang sesuai
pantai Sumatera. Di sana orang-orang arab dengan kebudayaan leluhur orang
Indonesia. Namun kini, upacara adat dari bahasa latin colere yaitu mengolah
Larung Sesaji telah diisi oleh doa-doa yang atau mengajarkan.
bersifat islami. Tapi pada kenyataannya Menurut Koentjaraningrat (dalam
asih banyak masyarakat yang menganggap Maftuhin, 2016) menggunakan perspektif
bahwa upacara adat ini meurapakan antropolohi yang mengartikan budaya
kegiatan musyrik meskipun didalamnya sebagai seluruh sistem gagasan dan rasa,
terdapat motif-motif yang sangat islami. tindakan, serta karya yang dihasilkan
manusia dalam kehidupan bermasyarakat,
METODE
yang dijadikan miliknya dengan belajar.
Metode yang digunkan dalam makalah ini Sehigga menurut Koentjaraningrt hampir
adalah metode kualitatif deskriptif. semua tindakan manusia adalah
Menurut Bogdan dan Taylor (dalam kebudayaan, karena jumlah tindakan yang
Moleong, 2002. Hlm 3) metode ini dilakukannya dalam kehidupan
merupakan metode penelitian yang bermasyarakat yang tidak dibiasakannya
menghasilkan data deskriptif mengenai dengan belajar
kata-kata lisan maupun tulis dan tingkah Berdasarkan penjelasan itu, bisa
laku yang dapat diamati dari orang-orang disimpulkan bahwa budaya adalah hasil
yang diteliti. Metode ini digunakan untuk cipta, rasa, dan karsa yang dianggap baik
mengetahui apa itu Islam, Budaya, dan karena disertai ole penyaringan akal
juga permasalahan yang terjadi dalam fikiran manusia, yaitu bisa bersifat
kedua bidang ilmu tersebut. Sumber data abstrak/metafisik dan benda/material.
dari makalah ini adalah buku-buku dan Cipta adalah hasil pengolahan pikiran
jurnal artikel yang membahas seputar manusia yang terus berkembang menjadi
kebudayaan, islam, dan upacara adat suatu pola tertentu, atau bahkan menjadi
larung. sebuah keyakinan, Keyakinan nilah yang
“إذا:ولHHHلم يقHHHه وسHHHلى هللا عليHHHص oleh Allah. Namun, penyebab terjadinya
bencana bukan semata-mata hanya karena
َع َّمهم هللا،تيHHظهرت المعاصي في أم perbuatan maksiat, atau dalam hal ini,
ولHHا رسHH ي: فقلت. ”دهHHذاب من عنHHبع budaya larung sesaji. Bencana alam bisa
datang kapan saja dan hanya kuasa Allah-
:الHHالحون؟ قHHاس صHHا فيهم أنHH أم،هللا lah yang menggerakkannya. Meskipun
ك؟HHنع أولئHHف يصHH فكي:التHH ق،”“بلى begitu, sesuai ayat dan hadis di atas,
orang-orang shalih akan mendapat
ثم،اسHاب النHا أصHيبهم مH “يص:الHق ampunan dari Allah sekalipun ia mendapat
يصيرون إلى مغفرة من هللا ورضوان musibah yang sama dengan orang yang
berbuat maksiat.
ةَ الَّتِيHHَا ْالقِ ْبلHHَا َج َع ْلنHH ِهيدًا َو َمHHَعلَ ْي ُك ْم َش Budaya sendiri, yang bisa disebut
“Dan hendaklah ada di antara kamu para ulama sudah beitu arif dan bijak
segolongan umat yang menyeru kepada menyebarkan Islam dengan tidak merusak
kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf budaya-budaya yang sudah ada, tetapi
mereka adalah orang-orang yang menyimpang dari syariat Islam. Islam dan
KESIMPULAN
Hassan, R. (1985). Islam: Dari Konservatisme sampai Fundamentalisme. Jakarta: Rajawali.
Irawan, D. (2012). Islam dan Peace Building. Religi Vol. X no. 2, 158-171.
Maftuhin. (2016). Pendidikan Sosial Budaya. Kota Bandung: CV Maulana Media Grafika.
Moleong, L. J. (2012). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Shihab, M. Q. (2008). M. Quraish Shihab Menjawab. Jakarta: Lentera hati.
Sunanto, M. (2005). Sejarah Peradaban islam di Indonesia. Jakarta: PT. RAJAGRAFINDO
PERSADA.
Sunyoto, A. (2016). Atlas Walisongo. Tangerang: Pustaka IMAN.