1 4
NIM : 180710101143. Mahasiswa Fakultas Asep Dewantara, 2013, “Peran Elit Masyarakat:
Hukum Universitas Negeri Jember. Studi Kebertahanan Adat Istiadat di Kampung Adat
2
Hukum Adat, kelas B Urug”, Al-turas Vol XIX no.1 Januari 2013,hlm.90
3
Azmi Fikron, Skripsi:“Sikap Generasi Muda
Terhadap Pelestarian Adat Perkawinan Lampung
Pesisir” (Lampung: Universitas Lampung,2017),11
2
Sunda adalah salah satu kelompok etnis Siliwangi. 6 Namun yang menjadi point
atau suku bangsa di Indonesia yang persoalan, apakah keberadaan masyarakat
mendiami Jawa bagian Barat, dan daerah- adat kampung Urug tersebut masih tetap
daerah yang bersuku sunda antara lain: dipertahankan? Apakah tidak terjadi suatu
Bandung, Garut, Sukabumi, Cianjur, pergeseran nilai adat? Karena seperti yang
Tasikmalaya, Sumedang, Ciamis, di ketahui Kabupaten Bogor juga termasuk
Kuningan, Cirebon, Banten, Bekasi, kota metropolitan, yang mulai terkena arus
Karawang dan Bogor. Salah satu yang moderenisasi sekarang ini. Karena itu
mencirikan suku sunda adalah pemakaian muncul pertanyaan-pertanyaan lain seperti,
Bahasa sunda beserta dialeknya dalam Bagaimana solusi intern dari masyarakat
percakapan sehari-sehari dan penggunaan Kampung Adat Urug,dan Ketua Adat. Dan
nama yang menyatakan identitas diri bahwa solusi eksternal yaitu masyarakat
mereka bersuku sunda contohnya Euis, Iis, Kabupaten Bogor serta pemerintah pusat
Iteung untuk perempuan, atau Ujang, dalam menjaga dan melestarikan adat
Cecep, Asep untuk laki-laki. 5 Suatu contoh istiadat tersebut?
masyarakat adat yang masih bertahan dan
Maka dari itu topik pembahasan
tetap terjaga kelestariannya di Kabupaten
Bogor adalah Kampung Adat Urug, yang dalam tulisan ini, akan membahas terkait
bertempat di Desa Kiara Pandak, pertanyaan-pertanyaan tersebut untuk
Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor. melihat dan mengetahui keberadaan
Kampung Urug adalah salah satu kampung masyarakat adat, khususnya masyarakat
adat Urug.
adat di Indonesia yang diakui sebagai
warisan budaya kerajaan Siliwangi, B. PEMBAHASAN PERMASALAHAN
masyarakat kampung urug mayoritas
beragama Islam. Namun, mereka masih Profil Kampung Adat Urug Kabupaten
percaya terhadap leluhur dan menjalankan Bogor
ritual-ritual sesuai dengan ajaran nenek
Secara administratif, Kampung
moyang.
Adat Urug berada di wilayah pemerintahan
Hingga kini, masyarakat Kampung Desa Urug, Kecamatan Sukajaya-
Urug terus mempertahankan dan Kabupaten Bogor. Aksesibilitas Kampung
menjalankan adat, tradisi, larangan, serta Adat Urug ke Bandung, sebagai Ibukota
sitem nilai dalam masyarakat, yang sejak provinsi Jawa Barat sekitar 165 Km ke arah
dulu rutin dilaksanakan. Hal ini Barat, sementara untuk ke Ibukota
menyebabkan kekentalan adat istiadat dari Kabupaten Bogor kurang lebih 48 Km.
masyarakat kampung urug dalam Untuk pola perkampungan sendiri,
kehidupan sehari-hari. Kekentalan adat masyarakat di kampung Urug umumnya
istiadat dalam masyarakat urug disebabkan berkelompok padat dan tersebar seperti: di
karena adanya keyakinan bahwa mereka muara sungai, persimpangan sungai dan di
adalah garis keturunan dari Prabu sepanjang sungai 7 . Bentuk rumah,
5 7
Ibid Ibid
6
Dwi agnes natalia Bangun,dkk,, 2017, “Buku profil
seBagai media promosi kampung wisata adat
urug”, Politeknik negeri Jakarta hlm.8
3
8 13
Asep Dewantara, 2013, “Peran Elit Masyarakat: Pemerintah Kabupaten Bogor "Masyarakat
Studi Kebertahanan Adat Istiadat di Kampung Adat Kampung Adat Urug",
Urug”, Al-turas Vol XIX no.1 Januari 2013,hlm.90 (Bogor,http://bogorkab.go.id/index.php/post/deta
9
Ibid hlm.96
10 il/1157/kampung-urug#.XOoSMY8xXIU.diakses
Ibid
11
Ibid tanggal 26/Mei/2019. 11:15 )
12
Ibid
4
14 15
Ahmadi Anjas, 2017, “Analisis empat jenis Asep Dewantara, 2013, “Peran Elit Masyarakat:
kearifan lokal dalam masyarakat adat kampung Studi Kebertahanan Adat Istiadat di Kampung Adat
urug”, Universitas Singa Perbangsa Karawan, Urug”, Al-turas Vol XIX no.1 Januari 2013,hlm.95
16
hlm.4 Ibid
5
Tempat yang di Anggap Suci bagi Masyarakat Urug dalam mengolah sawah
Masyarakat Adat Urug melakukannya dengan serentak dan
Dalam Kampung Adat Urug bergotong royong mulai dari tahap
terdapat beberapa tempat yang dijadikan penanaman hingga panen. Yang menarik
sebagai tempat suci bagi Masyarakat
dari Masyarakat Urug adalah, mereka tidak
Kampung Adat Urug seperti: Gedong
Gede, adalah tempat yang digunakan untuk menjual hasil pertanian mereka tetapi hasil
melakukan pertemuan bagi masyarakat pertanian tersebut diperuntukan untuk
Urug biasanya Gedog Gede ini digukanan
kebutuhan hidup masyarakat Urug sendiri
untuk menyelesaikan permasalahan, atau
tempat menerima tamu-tamu yang Selain bertani, terdapat 1.279 orang
berkunjung ke Kampung Adat Urug. Lalu Masyarakat Urug yang bermata
terdapat Gedog Paniisan, Gedog Paniisan
pencaharian sebagai pedagang, mereka ada
adalah bangunan yang digunakan abah
kolot (Kepala Adat masyarakat Urug) untuk yang memilih untuk menjual Ikan air laut di
bersemedi (bermeditasi). Selanjutnya, daerah Leuwiliang, Atau menjadi
terdapat Gedog Alit yaitu makam leluhur penambang emas Liar di Gunung Pongkor,
Masyarakat Adat Urug, Gedog Alit sering
Dan mata Pencaharian Masyarakat Urug
diziarahi masyarakat pada perayaan Seren
Taun. Dan tempat terakhir yang dianggap yang terakhir, terdapat pada sektor
suci bagi Masyarakat Adat Urug adalah pariwisata. Karena Kampung Adat Urug
Hutan Keramat. 17
telah resmi menjadi salah satu warisan
Mata Pencaharian Masyarakat Urug kebudayaan maka, tak heran jika
Masyarakat Adat Urug mayoritas banyaknya turis lokal maupun
berkerja sebagai petani dalam mencukupi mancanegara yang berwisata ke Kampung
kebutuhan hidupnya sehari-hari. Tercatat Urug.
terdapat 4.320 orang bekerja sebagai petani, Sistem Nilai yang Berkembang dalam
Masyarakat Urug
dan 36 orang yang menjadi pemilik lahan
pertanian. Siklus Bertani masyarakat Dalam masyarakat urug juga
Kampung Adat Urug dilakukan 6-7 bulan terdapat sistem nilai moral yang
sekali pada musim hujan18. Dalam bertani berkembang, Nilai yang berkembang pada
masyarakat Urug masih menggunakan cara Masyarakat Urug yaitu Ngaji Diri atau
tradisional seperti, irigasi sebagai pengairan mengoreksi diri sendiri. Ajaran ini
dan memakai alat seperti lesung, diturunkan oleh para leluhur dari generasi
lelempangan, dan ketam untuk bertani. ke generasi sebagai bentuk upaya untuk
17
Ibid urug”, Universitas Singa Perbangsa Karawan,
18
Ahmadi Anjas, 2017, “Analisis empat jenis hlm.4
kearifan lokal dalam masyarakat adat kampung
6
memperbaiki sifat manusia agar, manusia atau indera, yaitu jangan sampai
tersebut bisa berfikir dan sadar akan disalahgunakan untuk hal-hal yang tidak
kesalahan yang telah pernah ia lakukan. baik.
Dalam Masyarakat Kampung Adat Urug, Dalam menindak Masyarakat
ajaran ngaji diri atau disebut tapa manusa Kampung Adat Urug jika melanggar nilai-
melahirkan beberapa larangan dan anjuran nilai tersebut akan berlaku tiga hukum
yang diperuntukan bagi diri sendiri maupun sekaligus, yaitu Hukum Kasepuhan/Adat
untuk hidup bermasyarakat, meliputi: Mipit digunakan untuk masalah berupa Ngaji
kudu amit ngala kudu menta yaitu Larangan Diri, Budaya Pamali, dan Sikap Gotong
untuk mengambil yang bukan haknya 19 , Royong. Lalu Hukum Agama Islam, karena
dengan kata lain jangan mencuri. Jadi, jika Masyarakat Urug mayoritas beragama
seseorang menginginkan sesuatu, ia tidak Islam. Dan Hukum Negara untuk masalah
boleh mencuri, jika ingin, maka ia harus sosial seperti jual-beli, pemidanaan,
meminta izin terlebih dahulu untuk perkawinan,dll.
mengambil barang tersebut. Murah Bacot Tradisi yang dilestarikan masyarakat Urug
Murah Congcot yang artinya murah bacot, Masyarakat Adat Urug masih rutin
senang menyapa orang lain dengan ramah dalam menjalankan tradisi-tradisi yang
dan sopan santun 20 , sedangkan murah diwariskan oleh leluhurnya. Hal ini
disebabkan karena kekentalan adat
congcot, baik hati suka memberi atau
Masyarakat Urug yang masih terjaga, Sifat
berbagi, makanan, jadi Murah bacot, gotong royong dan guyup masyarakat di
murah adalah sikap ramah tamah yang berbagai kegiatan, dan berlakunya Pamali/
Hukum Adat yang akan diterima jika
harus ditunjukkan seorang pribumi kepada
Masyarakat Urug tersebut tidak melakukan
tamu. Karo Guru Ratu Wong Atua karo, tradisi tersebut. Tradisi yang di jalankan
bermakna wajib menghormati guru, ratu masyarakat Urug sendiri yaitu: Upacara
Seren Taun yaitu upacara setelah masa
(pemerintah) dan kedua orang tua, Ulah
panen setiap tanggal 10 Muharram.
hareup teuing bisi tijongklok, ulah tukang Salametan Ngabuli yaitu upacara tutup taun
teuing bisi tijengkang segala sesuatu dilaksanakan pada bulan Muharram di
Artinya hidup harus jangan berlebihan dan Gedong Sanghyang Tunggal. Upacara
rewah yaitu untuk memperingati karuhun
sesuai proporsinya atau hidup yang Mandiri Adam dan keturunannya, yang
dan jangan berlebihan 21 . Dan nilai moral dilaksanakan setiap tanggal 12 Rewah.
yang terakhir adalah mengenai Alat tubuh Salametan Maulud dilaksanakan setiap
19 20
Asep Dewantara, 2013, “Peran Elit Masyarakat: Ibid
21
Studi Kebertahanan Adat Istiadat di Kampung Adat Ibid
Urug”, Al-turas Vol XIX no.1 Januari 2013,hlm.96
7
22
Halimi, Skripsi:“Kearifan local dalam upaya
ketahanan pangan di kampung adat urug bogor”
(Jakarta: UIN Syarif Hidayattullah,2013),12.
8
mempelajari, ikut menjaga, dan ikut Halimi, 2013 “Kearifan local dalam upaya
melestarikan semua kebudayaan, adat ketahanan pangan di kampung adat urug bogor”
istiadat yang ada di Indonesia. Karena Skripsi. UIN Syarif Hidayattullah
bangsa yang hebat lahir dari masyarakat
Internet :
yang paham akan budayanya bangsanya,
serta masyarakat yang tidak melupakan Pemerintah Kab. Bogor. 2017. Kampung Adat
sejarah yang dimiliki bangsanya. Karena Urug di
jika terdapat ketidaktahuan bagi mereka http://bogorkab.go.id/index.php/post/detail/115
akan adat istiadat serta kebudayaan yang 7/kampung-urug#.XOoSMY8xXIU (di akses
mereka miliki, tidak ada yang tidak 26/Mei/2019. 11:15).
mungkin jika nantinya adat istidat,
kebudayaan Indonesia yang kaya akan
sedikit demi sedikit diklaim oleh Negara
lain. Bangsa yang maju adalah bangsa yang
kenal dan mencintai kebudayaan dan
adatnya, oleh karena itu mari kita lestarikan
kebudayaan serta adat yang kita miliki demi
warisan budaya yang dapat dirasakan untuk
anak dan cucu kita mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal :
Skripsi :