Anda di halaman 1dari 3

Trilogi Pancasila Pancasila menjadi dasar negara Republik Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945.

Sebagai dasar negara maka nilai-nilai kehidupan bernegara dan pemerintahan sejak saat itu haruslah berdasarkan pada Pancasila. Dalam hal ini Pancasila digunakan sebagai dasar mengatur pemerintahan atau penyenggaraan negara. Hal ini sesuai dengan bunyi pembukaan UUD 1945, yang dengan jelas menyatakan maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu udang-undang dasar negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada........ Pancasila sendiri bagi bangsa Indonesia merupakan pandangan hidup bangsa ini maksudnya adalah Pancasila disebut juga pandangan dunia, pegangan hidup dan petunjuk hidup. Dalam hal ini Pancasila digunakan sebagai petunjuk arah semua semua kegiatan atau aktivitas hidup dan kehidupan dalam segala bidang. Hal ini berarti bahwa semua tingkah laku dan tindakan setiap bangsa Indonesia harus dijiwai dan merupakan pencatatan dari semua sila Pancasila. Hal ini karena Pancasila merupakan suatu kesatuan, tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lain, keseluruhan sila dalam Pancasila merupakan satu kesatuan organis. Pancasila dianggap sebagai pandangan hidup rakyat Indonesia. Pancasila sebagai sistem merupakan suatu totalitas dari sub sistem yang saling berhubungan. Sub sistem tersebut terdiri dari masing-masing sila dari sila ke satu sampai sila ke lima yang saling terkait, mendasari, dan menjiwai. Sehingga membentuk susunan yang hierarkis dan piramidal. Pancasila masa kini diharapkan untuk tetap menjadi perekat bangsa. Sebagai tali pengikat bersatunya bangsa Indonesia. Kita sadari bahwa semua orang Indonesia mengatakan bahwa Pancasila sebagai ideologi nasional sudah

merupakan keputusan final. Sama finalnya dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Namun sejujurnya itu hanyalah keputusan yang ada di benak orang Indonesia, tidak sampai pada praktiknya. Saat ini asas organisasi

kemasyarakatan dan partai politik beragam, semua sadar dan menegaskan bahwa mereka berada di bawah kebersamaan dalam tali ikatan ideologi Pancasila. Tetapi, praktik sehari-hari ternyata tidak sesederhana wacananya. Pada saat-saat tertentu, dari elemen-elemen kebangsaan kita, muncul banyak kepentingan nyata dan egoisme yang mengikis tali kebangsaan bernama Pancasila itu. Misalnya, daerah-daerah yang merasa diperlakukan tidak adil dengan pusat mereka sering menegaskan, tekad memisahkan diri dari NKRI. Bahkan sebagian terang-terangan menyatakan akan terus berjuang untuk lepas dari NKRI. Ini semua adalah indikasi tentang ujian berat bagi Pancasila. Otonomi daerah yang dijalankan sejak 2001 silam adalah implementasi praktis nilai-nilai Pancasila tentang persatuan dan keadilan. Namun persatuan dan kebersamaan hanya tercapai jika pusat dan daerah sama-sama maju. Keadilan akan terwujud jika sumber-sumber kemakmuran pusat dan daerah terdistribusi relatif merata. Perbedaan kemajuan yang terjadi saat ini adalah potret ketidakadilan dan kemakmuran yang bertentangan dengan Pancasila. Pancasila adalah pandangan hidup bangsa dan dasar negara Republik Indonesia. Pancasila juga merupakan sumber kejiwaan masyarakat dan negara Republik Indonesia. Oleh karena itu pengalamannya harus dimulai dari setiap warga negara Indonesia. Memang nyata keberadaan Pancasila kini bahwa kondisinya kini, nilai-nilai Pancasila tidak lagi dijadikan pedoman, bahkan dalam proses pembuatan kebijakan sekalipun. Dapat dilihat nyata pada keragaman partai yang sering menyebabkan praktik-praktik politik di antara

elitenya tidak menghiraukan semangat keragaman. Telah sering terjadi praktikpraktik politik tidak jujur untuk meraih kemenangan dalam kompetisi politik. Pancasila, antara lain, mengajarkan persatuan, musyawarah, dan keadilan. Dalam praktik politik, sering kita saksikan upaya-upaya perjuangan politik dan ideologis melalui jalan pintas dengan menggerus tali ikatan persatuan, musyawarah, dan keadilan.

Anda mungkin juga menyukai