Anda di halaman 1dari 15

HUKUM PERJANJIAN (KONTRAK)

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah


Kontrak Drafting
Dosen pengampu:
May Shinta Retnowati SH. ME

Disusun oleh:
Agung Lia Handayani
Aisy Hasina Fathriezq
Nurul Aisyah

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH


FAKULTAS SYARI’AH
UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR
SAMBIREJO MANTINGAN NGAWI JAWA TIMUR
2020/1441

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan masyarakat selaku makhluk sosial tidak lepas dari


berbagai aspek, seperti aspek budaya, aspek sosial, aspek hukum, termasuk
perdata. Hukum ada sejak dahulu, bahkan ketika manusia belum ada, sudah
adanya hukum, sepeti hukum alam. Hukum dapat ditimbulkan oleh manusia
itu sendiri, karena ada beberapa kegiatan yang mana harus diikat, maka
muncullah hukum perikatan dan hukum perjanjian.

Hukum perjanjian dapat dilihat dalam KUH Perdata perjanjian yang diatur
dalam Buku III (Pasal 1233-1864) tentang Perikatan. Hukum perjanjian ada
karena dua pihak yang ingin melakukannya, dan akan menciptakan suatu
kontrak apabila dibutuhkan. Adanya hukum kontrak sangatlah penting karena
dia mengikat pihak yang melakukannya,seperti halnya ada hukum kontrak
nasional dan internasional.

Dalam makalah ini pemakalah membicara mengenai pengertian kontrak,


unsur-unsur kontrak, periode kontrak, macam-macam kontrak, urgensi hukum
perjanjian, dan analisis ekonomi terhadapa perjanjian.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hukum kontrak itu sendiri?
2. Bagaimana unsur, macam-macam, dan periode dalam kontrak?
3. Bagaimana urgensi hukum perjanjian?
4. Bagaimana ekonomi terhadapa perjanjian?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kontrak
Hukum perjanjian dapat dilihat dalam KUH Perdata perjanjian yang diatur
dalam Buku III (Pasal 1233-1864) tentang Perikatan. BW menggunakan
istilah kontrak dan perjanjian untuk pengertian yang sama. Maka dalam hal ini
dapat dilihat judul Bab II Buku III BW yaitu: Tentang perikatan-perikatan
yang dilahirkan dari kontrak atau perjanjian. Dari judul tersebut memberikan
makna bahwa kontrak dan perjanjian dimaknai dengan pengertian yang sama.1
Hukum perjanjian berasal dari terjemahan bahasa inggris yaitu contract
law, dan dalam bahasa belanda disebut dengan istilah overeenscomsrecht.
Menurut Subekti suatu perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seseorang
berjanji kepada seorang lain atau di mana dua orang itu saling berjanji untuk
melaksanakan sesuatu hal. Maka dalam hal ini timbullah hubungan antara dua
orang yang dapat disebut sebagai perikatan.2 Sedangkan perikatan adalah
perhubungan hukum antara dua orang atau dua pihak, berdasarkan mana pihak
yang satu berhak menuntut sesuatu hal dari pihak yang lain, dan pihak yang
lain berkewajiban untuk memenuhi tuntutan tersebut. 3
Dalam pasal 1313 Bab II Buku II dalam KUHPerdata memberikan
pengertian tentang perjanjian “Suatu perbuatan dengan mana satu orang atau
lebih mengikat dirinya terhadap satu orang lain atua lebih”. Sehingga
perjanjian adalah salah satu peristiwa dimana seseorang berjanji kepada orang
lain atau keduanya berjanji untuk melaksakan sesuatu hal.
Black”s Law Dictionary merumuskan kontrak sebagai “an agreement
between two or more persons which creates an obligation, to do or not to do a
particular thing” yang artinya kontrak adalah perjanjian antara 2 (dua) orang

1
Niru Anita SInaga, Peranan Asas-Asas Hukum Perjanjian Dalam Mewujudkan Tujuan
Perjanjan
(Binamulia Hukum Vol. 7 No. Desember 2018) H. 110
2
Dwi Ratna Indri Hapsari, Kontrak Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Dan HUkum
Islam (Jurnal Repertorium Edisi I Januari-Juni 2014) H 85
3
Niru Anita SInaga, Peranan Asas-Asas Hukum Perjanjian Dalam Mewujudkan Tujuan Perjanjan
(Binamulia Hukum Vol. 7 No. Desember 2018) H. 110-111

3
atau lebih yang menciptakan kewajiban untuk melakukan atau tidak
melakukan suatu tindakan tertentu. Untuk mengatur semua yang berhubungan
dengan perjanjian dibutuhkan suatu hukum yang disebut hukum perjanjian.4
Namun ada perbedaan dalam pengertian antara kontrak dengan perjanjian
yang dapat dilihat dari bentuk dibutanya suatu perjanjian, dimana tidak semua
perjanjian dibuat secara tertulis, karena perjanjian dapat berupa lisan maupun
tulisan, sehingga perjanjian yang dibuat secara tertulis disebut kontrak.
Kontrak dalam pelaksanaan selalu dibuat dalam keadaan tertulis, dan harus
memnuhi syarat-syarat suatu perjanjian. Dan syarat-syarat sahnya perjanjian
juga berlaku dalam pembuatan kontrak.5
Hal penting yang harus diperhatikan dalam pembutan dan perancangan
kontrak adalah syarat sahnya perjanjian atau kontrak yang mana telah diatur
dalam pasal 1320 KUH Perdata, yang pada intinya mengatur tentang:
1. Sepakat para pihak
2. Kecakapan para pihak
3. Objek tertentu
4. Sebab yang halal 6
B. Unsur-Unsur Kontrak
Dalam perjanjian terdapat beberapa unsur-unsur
1. Unsur Esensialia
2. Unsur Naturlia
3. Unsur Aksidentalia7

Unsur Essensialia adalah unsur yang mutlak harus ada di dalam suatu
kontrak, maka tanpa unsur ini perjanjian atau kontrak tidak mungkin ada.
Bahwa unsur adalah unsur wajib ada dalam perjanjian dan tanpa keberadaan
unsur ini, maka perjanjian tersebut yang dimaksud untuk dibuat dan
diselenggarakan oleh pihak dapat menjadi beda, dan karenanya menjadi tidak

4
Niru Anita SInaga, Peranan Asas-Asas Hukum Perjanjian Dalam Mewujudkan Tujuan Perjanjan
(Binamulia Hukum Vol. 7 No. Desember 2018) H. 111
5
Laboratorium Advokasi & Eksaminasi, Modul Ajar Praktek Perancangan Kontrak 2018, Fakultas
Hukum Unversitas Trumoioto Madura, H 85
6
Muhammad Noor, Penerapan Prinsip-Prinsip Hukum Perikatan Dalam Pembuatan Kontrak
(Mazahib, Jurnal Pemikiran Hukum Islam, Vol. XIV, No. 1 Juni 2015) H. 90
7
Lukman Santoso, Dinamika Hukum Kontrak Indonesia, (Yogyakarta; Trussmedia Grafika, 1 Juli
2017) H. 85

4
sejalan dan sesuai dengan kehendak para pihak.8 Dalam pasal 1320 KUH
Perdata maka unsur ini yang menjadikan adanya kontrak secara umum adalah
sepakat para pihak, adanya para pihak cakap, adanya obyek prestasi tertentu
atau dapat ditentukan, kuasa yang halal, yang kesemuanya merupakan
sekelompok unsur ini yang harus ada secara komulatif. 9 Contoh harga dan
barang yang telah disepakati dalam perjanjian jual beli.

Unsur Naturalia, unsur ini tanpa harus diperjanjikan secara khusus secara
diam-diam dengan sendirinya dianggap ada dalam perjanjian karena sudah
merupakan pembawaan atau melekat pada perjanjian.10 Karena pada
hakikatnya unsur ini sebenarnya merupakan bagian-bagian isi perjanjian yang
secara umum patut dan adil bagi para pihak karena merupakan konsekuensi
logis dari perjanjian yang bersangkutan.11 Contoh penjual harus menjamin,
namum para pihak dapat menyimpangi ketentuan ini.

Unsur Accidentalia yang merupakan unsur perjanjian yang ditambahkan


oleh para pihak karena undang-undang tidak mengatur tentang hal tersebut. 12
Unsur ini harus dimuat secara tegas dalam perjanjian. Sehingga dapat
dikatakan bahwa unsur ini adalah unsur pelengkap dalam perjanjian, yang
merupakan ketentuan-ketentuan yang dapat diatur secara menyimpang oleh
para pihak, sesuai dengan kehendak para pihak, yang merupakan persyaratan
khusus yang ditentukan secara bersama-sama oleh para pihak. Dengan
demikian unsur ini pada hakikatnya bukan merupakan suatu bentuk prestasi
yang harus dilaksanakan atau dipenuhi oleh para pihak. Contoh dalam jual beli

8
Muhammad Noor, Penerapan Prinsip-Prinsip Hukum Perikatan Dalam Pembuatan Kontrak
(Mazahib, Jurnal Pemikiran Hukum Islam, Vol. XIV, No. 1 Juni 2015) H. 93
9
Pangestika Rizki Utami, Penerapan Prinsip Hukum Perjanjian Dalam Kontrak Kerjasama
Pengelolaan Barang MIlik Daerah, (Volksgeist, Vol. 3 No. 1 Juni 2020, Fakultas Syariah IAIN
Purwokerto) H. 21
10
Muhammad Noor, Penerapan Prinsip-Prinsip Hukum Perikatan Dalam Pembuatan Kontrak
(Mazahib, Jurnal Pemikiran Hukum Islam, Vol. XIV, No. 1 Juni 2015) H. 93
11
Pangestika Rizki Utami, Penerapan Prinsip Hukum Perjanjian Dalam Kontrak Kerjasama
Pengelolaan Barang MIlik Daerah, (Volksgeist, Vol. 3 No. 1 Juni 2020, Fakultas Syariah IAIN
Purwokerto) H. 21
12
Pangestika Rizki Utami, Penerapan Prinsip Hukum Perjanjian Dalam Kontrak Kerjasama
Pengelolaan Barang MIlik Daerah, (Volksgeist, Vol. 3 No. 1 Juni 2020, Fakultas Syariah IAIN
Purwokerto) H. 21

5
ada ketentuan mengenai tempat dan saat penyerahan benda yang diperjual
belikan.13

C. Periode dalam kontrak


Periode dalam kontrak adalah penentuan waktu berlakunya dan
berakhirnya suatu kontrak. Hal ini sangatlah penting karena akan menentukan
awal berlakunya dengan konsekuensi dan berakhirnya kontrak, seperti
penyerahan barang, konsekuensi perpajakan, dan tentu ketentuan ada hukum
yang berlaku. Apabila dilihat keseluruhan periode dalam kontrak ini telah
dibuat oleh kedua pihak didalam kontrak teresbut. Kontrak akan berakhir
apabila kontrak ini telah berjalan sesuai yang diinginkan dan terpenuhinya isi
kontrak itu, maka itulah tanda berkahirnya kontrak dengan secara otomatis.14
Landasan yang digunakan untuk berakhirnya kontrak ini masih
berdasarkan pasal 1381 KUHPerdata, akan tetapi dalam pasal tersebut tidak
rinci sehingga adanya rumusan pasal-pasal yang lebih rinci. Dalam pasal
tersebut berisikan 10 ketentuan yang telah dijelaskan, yaitu: pembayaran,
konsinyasi, novasi, kompensasi, konfusio, pembebasan hutang, musnahnya
barang terutang, pembatalan, syarat yang berlaku batal, dan daluwarsa.15
Dengan demikian, secara umumnya bahwa periode dalam kontrak dari
awal berlakunya dan berakhirnya kontrak ini dengan adanya konsekuensi
hukmnya. Karena hukum kontrak termasuk dalam hukum yang mengatur
kegiatan kesehatian masyarakat, walaupun berbeda skala antara satu orang
dengan yang lainnya. 16
D. Macam-macam Kontrak
Hukum kontrak telah di kenal sejak lama, dari hukum romawi, dan sistem
hukum lain di negara-negara seperti eropa, belanda maupun Indonesia, karena
itu Indonesia memiliki sistem hukum yang didasari atas undang-undang dan
terdapat pasal yang mengatur hukum kontrak. Jika di dalam negeri memiliki

13
Muhammad Noor, Penerapan Prinsip-Prinsip Hukum Perikatan Dalam Pembuatan Kontrak
(Mazahib, Jurnal Pemikiran Hukum Islam, Vol. XIV, No. 1 Juni 2015) H. 93-94

14
Arfiana Novera dan Meria Utama, Dasar-dasar Hukum Kontrak,.. Hlm 43
15
Arfiana Novera dan Meria Utama, Dasar-dasar Hukum Kontrak,... Hlm 44
16
Arfiana Novera dan Meria Utama, Dasar-dasar Hukum Kontrak,... Hlm 45

6
hukum kontrak nasional yang di dalamnya mengatur tukar menukar, pinjam
meminjam dan yang lainnya, maka secara keseluruhan dunia pun memiliki
hukum kontrak internasional yang memiliki sifat dinamis.17
Menurut Charles L dan Nathan M Crystal, bahwasannya hukum kontrak
itu mekanisme hukum dalam masyarakat, dan kontrak menurut aspek nama
dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Kontrak Nominaat adalah kontrak yang telah tertera didalam
KUHPerdata,
2. Kontrak Innominnaat adalah kontrak yang tidak ada di KUHPerdata,
akan tetapi ada di masyarakat sekitar, yang mana kontrak ada karena
kebebasan berkontar yang telah tertera dalam pasal 1338 ayat 1
KUHPerdata.18

Suatu kontrak adalah suatu perjanjian yang dibuat dan dilakukan oleh
kedua pihak yang saling berjanji untuk melaksanakannya. Kontrak
berwujudkan dengan bentuk tertulis yang disebabkan oleh suatu perikatan, dan
kontrak adalah salah satu dari dasar hukum selain undang-undang.
Berdasarkan hal yang dijanjikan, kontrak terbagi menjadi 3 macam menurut
pasal 1234 KUHPer, yaitu:

1. kontrak untuk menyerahkan atau memberikan,


2. kontrak untuk berbuat sesuatu, dan
3. kontrak untuk tidak berbuat sesuatu.

Dengan adanya kontrak terbentuklah perikatan yang mana akan


menimbulkan suatu hak dan kewajiban pada pihak yang melakukan kontrak
tersebut. Dengan ini para pihak terikat untuk mematuhi kontraknya. Kontrak
memiliki fungsi yang tidak jauh beda dari undang-undang, akan tetapi hanya
saja kontrak berlaku bagi pihak yang membuatnya dan melaksanakannya.

E. Hukum perjanjian dalam hukum bisnis


1. Urgensi hukum perjanjian dalam hukum bisnis

17
Arfiana Novera dan Meria Utama, Dasar-dasar Hukum Kontrak dan Arbitrase, Malang: Tunggal
Mandiri, Tahun 2014, Hlm 6.
18
Rahmadi Indra Tekotona, Hukum Kontrak, Jember: Universitas Jember, Tahun 2020, Hlm 9.

7
a. Kontrak kerja yang berkeadilan
Sebagai upaya perlindungan hukum rahasia dagang dalam kontrak
kerja yang berkeadilan didalamnya harus mengatur mengenai hal- hal
yang dapat mencegah dan memberikan perlindungan hukum rahasia
dagang. Klausul- klausul yang diatur didalam kontrak kerja harus
memuat yaitu:19
b. Kewajiban untuk menjaga kerahasiaan.
Kerahasian berkaitan dengan kepercayaan guna untuk melindungi
informasi rahasia tersebut agar tidak di pergunakan oleh pihak lain
yang tidak berhak.
c. Batasan penggunaan rahasia dagang
Batasan penggunaann rahasia dagang yang harus ditegaskan agar
selanjutnya tidak menimbulkan masalah adalah kemudian melindungi
seluruh lingkup rahasia dagang
d. Proporsi yang adil antara pencipta dan pemegang rahasia dagang
Seorang yang memiliki rahasia dagang ialah seorang yang
menjagamenjaga informasi yang tidak di ketahui oleh umum di bidang
teknologi atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karna berguna dalam
kegiatan usaha, dan dijaga kerahasian.
e. Memuat non copetition clause.20
Adalah klausula yang mengatur tenaga kerja untuk tidak akan bekerja
sebagai karyawan atau agen perusahaan yang dianggap sebagai
pesaing atau bergerak pada bidang usaha yang sama untuk periode atau
jangka waktu tertentu setelah tanggal pemberhentian atau pemutusan
hubungan kerja.
f. Klausula perjanjian yang harus berlandaskan prinsip keadilan
Prinsip keadilan yang tidak berat sebelah pada masing pihak meupakan
point utama menciptakan kontrak kerja yang baik. Yang didevinisikan
keadilan adalah bahwa adil memenglah tidak harus sama, namun
berdasarkan teori keadilan yang disampaikan oleh john Rawl bahwa

19
Rizki Nur Annisa, Dkk, “Urgensi Kontrak Kerja Yang Berkeadilan Sebagai Upaya Perlindungan
Hukum Rahasia Dagang”, Masalah-Masalah Hukum, Jilid 47 No.4, Oktober 2018, Hlm 366-373
20
Ibid. Hlm 367

8
keadilan berprinsip pada 3 hal, yaitu, berkebebasan yang sama,
perbedaan dan persamaan yang adil dalam kesempatan.
2. Analisis Ekonomi Terhadap Hukum Perjanjian.
Bagaimana ilmu ekonmi dapat diterapkan dalam studi hukum,
yaitu dengan mengetahui pengertian analisis ekonomi terhadap hukum
yang salah satunya dikemukakan oleh Cento Veljanovski, yaitu
penggunaan atau pengaplikasian teori- teori ekonomi untuk menguji suatu
pembentukan, struktur, proses, dan dampak dari hukum- hukum dan
instuisi hukum. Menurut Jules L. Colemen prinsip- prinsip ekonomi dapat
digunakan sebagai alat untuk memberikan keterangan yang bersifat
penjelasan terhadap aturan hukum dan putusan (pengadilan).21
Dari penjelasan diatas dapat diambil ringkasan yaitu, bahwa
analisis ekonomi terhadap hukum yaitu sebuah disiplin ilmu yang kuat dan
besar adalah hukum dan ekonomi. Para ilmuan hukum telah diberikan satu
pemahaman baru akan adanya hukum terhadap ekonomi, dalam prespektif
ilmu hukum dapat dikatakan bahwa hukum adlah sarana untuk menjadikan
sebuah alat untuk mencapai keadilan. Dan secara ekonomi dapat dikatakan
bahwa hukum adalah sebagai stimulus untuk merubah perilaku manusia
sebagai stimulus dalam rangka mencapai tujuan tertentu.

Terdapat tiga model penerapan ilmu ekonomi dalam studi hukum,


yaitu:22

1. Penggunaan konsep atau teori ekonomi dengan tujuan untuk


mengetahui pengaruh terhadap hukum tertentu. Tentang
Bagaimana aturan- aturan hukum berpengaruh terhadap perilaku
manusia.
2. Penerapan ilmu ekonomi untuk menjelaskan sistem hukum
tertentu. Untuk mencari penjelasan mengapa suatu aturan hukum
seperti yang berlaku sekarang.

21
Hanafi, “Analisis Ekonomi Terhadap Hukum Sebagai Upaya Peningkatan Peranan Hukum
Dalam Pembangunan”, Jurnal Hukum. No. 18. Vol. 8 Oktober 2001. Hlm, 190
22
Ibid.Hlm. 197

9
3. Konsep-konsep ekonomi untuk mempromosikan atau
merekomendasikan perubahan-perubahan yang dapat
meningkatkan kualitas hukum. Mengarah kepada peniaian hukum
seharusnya.
Sistem hukum dapat dianalisis dengan menggunakan pendekatan
ekonomi, sekalipun dari bidang hukum yang juga menggunakan
pendekatan ekonomi yang menggunakan rumus, metode, konsep, dan teori
yang biasanya digunakan dibidang ilmu ekonomi untuk diterapkan di studi
hukum
Arti Penting Penerapan Analisis Ekonomi Terhadap Hukum,
Hukum cenderung digunakan sebagai pemecahan suatu masalah yang
terjadi yang kadang hukum menggunakan prinsip- prinsip tertentu untuk
menyelesaikan masalah tertentu. Dan hukum lebih fokus pada bagaimana
pemecahan masalah itu tidak merugikan pihak-pihak yang terkait. Dalam
pandangan ekonom bahwa hukum itu adalah sebagai sistem intensif yang
mempengaruhi tindakan kedepan. Hasil yang dicapai ilmu ekonomi
ternyata juga mengunggah ilmu- ilmu sosial lainya untuk melkuakan
pendekatan kepada ilmu hukum, didalam negeri pranata hukum harus
bersaing dengan negri non- hukum misalnya dengan pranata ekonomi.23
3. Penggunaan hukum dalam hukum kontrak
Esensi sebuah kontrak yaitu sebuah arti yang mengandung
pemahaman yang tercapai oleh dua belah pihak yang saling berhadapan,
yang arinya kontrak para pihak bebas untuk menentukan isi, bentuk, dan
pelaksanaan kontrak sampai berakhirnya kontrak. Dan yang di maksud
kebebasan disini adalah sistem terbuka atau kebebasan berkontrak yang
melekat dalam hukum kontrak yang menunjukan bahwa apa yang
dituangkan dalam suatu kontrak dapat dipahami dalam berbagai dimensi.24
Kontrak merupakan salah satu materi hukum yang mempunyai
kebebasan untuk para pihak yaitu undang- undang dan hakim, dan salah
satu syarat sahnya perjanjian kontrak adalah sepakat yang mereka kaitkan

23
Himawan, “Pendekatan Ekonomi Terhadap Hukum Sebgai Serana Pengembalian Wibawa
Hukum”, Hukum Dan Pembangunan, Penekatan, Oktober 1991. Hlm.422
24
Ibid.Hlm. 423

10
yang tertulis secara rinci dengan isyarat tertentu, dengan kontrak ini
menafsirkan sebuah persetujuan yang diketahui dengan berbagai cara
yaitu, bisa dengan tertulis, lisan, dengan isyarat ataupun tanda yang dapat
ditafsirkan sebagai setuju.
Cara untuk memperoleh pemahaman yang sama membutuhkan
cara yang sama pula yaitu berarti hermeneutika merupakan bagian penting
dan tidak terpisahkan dalam memahami suatu kontrak. Metode ini
merupakan metode penafsiran yang didalamnya mengandung dua
pengertian yaitu interprestasi dan konstruksi, yang metode interprestasi
merupakan metode yang digunakan apabila peraturan undang- undang
tidak jelas untuk dapat diterapkan pada peristiwa konkrit, intrepestasi
dalam hukum perjanjian yang melibatkan klausula multi tafsir , yaitu
melibatkan klausula perjanjian yang paling tidak mendekati apa yang di
kenhendaki para pihak yang menjadi tujuan dilakukannya perjanjian.
Interprestasi dalam perjanjian kontrak adalah materi hukum yang
mempunyai kebebasan untuk dilakukan intrepestasi baik yang dilakukan
oleh para pihak, undang- undang, ataupun hakim.25

25
Sigit Irianto, “Urgensi Hermeneutika Dalam Hukum Kontrak”, Jurnal Spektrum Hukum, Vol.
13/No. 2/Oktober 2016. Hlm.186

11
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Hukum perjanjian berasal dari terjemahan bahasa inggris yaitu contract
law, dan dalam bahasa belanda disebut dengan istilah overeenscomsrecht.
Yang mana diatur dalam Buku III (Pasal 1233-1864) tentang Perikatan.
Dan di BW dapat dilihat judul Bab II Buku III BW yaitu: Tentang
perikatan-perikatan yang dilahirkan dari kontrak atau perjanjian.
2. Perbedaan pengertian antara kontrak dengan perjanjian yang dapat dilihat
dari bentuk dibutanya suatu perjanjian, dimana tidak semua perjanjian
dibuat secara tertulis, karena perjanjian dapat berupa lisan maupun tulisan,
sehingga perjanjian yang dibuat secara tertulis disebut kontrak. Kontrak
dalam pelaksanaan selalu dibuat dalam keadaan tertulis.
3. Beberapa unsur dalam kontrak
a. Unsur Esensialia
b. Unsur Naturalia
c. Unsurs Aksidentalia

12
4. Dalam periode kontrak dapat menentukan awal berlakunya dengan
konsekuensi dan berakhirnya kontrak, seperti penyerahan barang,
konsekuensi perpajakan, dan tentu ketentuan ada hukum yang berlaku.
5. Terdapat 3 macam kontrak dalam Pasal 1234 KUH Perdata
a. Kontrak untuk menyerahkan atau memberikan
b. Kontrak untuk berbuat sesuatu
c. Kontrak untuk tidak berbuat sesuatu
6. Ada beberapa urgensi hukum perjanjian dalam hukum bisnis
a. Kontrak kerja yang berkeadilan
b. Kewajiban untuk menjaga kerahasiaan
c. Batasan penggunaan rahasia dagang
d. Proporsi yang adil antara pencipta dan pemegang rahasia dagang
e. Memuat non copetition clause
f. Klausula perjanjian yang harus berlandaskan prinsip keadilan
7. Bahwa analisis ekonomi terhadap hukum yaitu sebuah disiplin ilmu yang
kuat dan besar adalah hukum dan ekonomi. Para ilmuan hukum telah
diberikan satu pemahaman baru akan adanya hukum terhadap ekonomi,
dalam prespektif ilmu hukum dapat dikatakan bahwa hukum adlah sarana
untuk menjadikan sebuah alat untuk mencapai keadilan. Dan secara
ekonomi dapat dikatakan bahwa hukum adalah sebagai stimulus untuk
merubah perilaku manusia sebagai stimulus dalam rangka mencapai tujuan
tertentu.
8. Esensi sebuah kontrak yaitu sebuah arti yang mengandung pemahaman
yang tercapai oleh dua belah pihak yang saling berhadapan, yang arinya
kontrak para pihak bebas untuk menentukan isi, bentuk, dan pelaksanaan
kontrak sampai berakhirnya kontrak.

13
DAFTAR PUSTAKA

Annisa, Rizki Nur, Dkk, “Urgensi Kontrak Kerja Yang Berkeadilan Sebagai
Upaya Perlindungan Hukum Rahasia Dagang”, Masalah-Masalah Hukum,
Jilid 47 No.4, Oktober 2018, Hanafi, “Analisis Ekonomi Terhadap Hukum
Sebagai Upaya Peningkatan Peranan Hukum Dalam Pembangunan”,
Jurnal Hukum. No. 18. Vol. 8 Oktober 2001.
Himawan, “Pendekatan Ekonomi Terhadap Hukum Sebgai Serana Pengembalian
Wibawa Hukum”, Hukum Dan Pembangunan, Penekatan, Oktober 1991.
Indri Hapsari, Dwi Ratna, Kontrak Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Dan HUkum Islam Jurnal Repertorium Edisi I Januari-Juni 2014.
Irianto, Sigit, “Urgensi Hermeneutika Dalam Hukum Kontrak”, Jurnal Spektrum
Hukum, Vol. 13/No. 2/Oktober 2016.
Laboratorium Advokasi & Eksaminasi, Modul Ajar Praktek Perancangan
Kontrak 2018, Fakultas Hukum Unversitas Trumoioto Madura,
Noor, Muhammad, Penerapan Prinsip-Prinsip Hukum Perikatan Dalam
Pembuatan Kontrak Mazahib, Jurnal Pemikiran Hukum Islam, Vol. XIV,
No. 1 Juni 2015.

14
Novera, Arfiana dan Utama, Meria, Dasar-dasar Hukum Kontrak dan Arbitrase,
Malang: Tunggal Mandiri, Tahun 2014.
Rizki Utami, Pangestika, Penerapan Prinsip Hukum Perjanjian Dalam Kontrak
Kerjasama Pengelolaan Barang MIlik Daerah, Volksgeist, Vol. 3 No. 1
Juni 2020, Fakultas Syariah IAIN Purwokerto.
Santoso, Lukman, Dinamika Hukum Kontrak Indonesia, Yogyakarta; Trussmedia
Grafika, 1 Juli 2017.
SInaga,,Niru Anita Peranan Asas-Asas Hukum Perjanjian Dalam Mewujudkan
Tujuan Perjanjan, Binamulia Hukum Vol. 7 No. Desember 2018
Tekotona, Rahmadi Indra, Hukum Kontrak, Jember: Universitas Jember, Tahun
2020,

15

Anda mungkin juga menyukai