Anda di halaman 1dari 8

GONO – GINI

1. Dinda Puteri
2. Putri Dineu
3. Yoshin
4. Agung
5. Wasys
Mediator : Selamat siang bapak dan ibu yang saya hormati,pertama-tama ijinkan saya
memperkenalkan diri terlebih dahulu, nama saya Putri Dineu Kardian saya disini sebagai
mediator yang telah dipilih bapak dan ibu. Selanjutnya kepada bapak dan ibu saya berikan
kesempatan untuk memperkenalkan diri masing – masing.
Penggugat : Perkenalkan nama saya Dinda Puteri sebagai pemohon dalam kasus ini.
Tergugat : Dan perkenalkan nama saya Wasys sebagai termohon dalam kasus ini.
Mediator : Baiklah jika begitu, dikarenakan bapak/ibu sudah bersedia untuk mengikuti proses
mediasi ini maka mari kita langsung saja. Pertama-tama saya ingin menjelaskan
bahwa Mediasi yang bapak/ibu tempuh saat ini tidak lain merupakan cara
penyelesaian sengketa melalui proses perundingan untuk memperoleh kesepakatan
para pihak dengan dibantu oleh mediator, hal ini sesuai dengan yang tercantum pada
pasal 1 ayat 1 PERMA no.01 tahun 2016. Adapun saya sebagai mediator merupakan
pihak netral yang membantu para pihak dalam proses perundingan guna mencari
berbagai kemungkinan penyelesaian sengketa tanpa menggunakan cara yang
memutus dan memaksakan sebuah penyelesaian. Di dalam pelaksanaan mediasi kita
juga mengenal adanya prinsip-prinsip dalam mediasi yaitu antara lain yang pertama
Imparsial, yang berarti tidak memihak atau netral , yang kedua, tidak punya hak
memutus karena keputusan diambil berdasarkan kesepakatan para pihak, berikutnya
yaitu, Kerahasiaan , seluruh yang terjadi dalam proses mediasi bersifat rahasia dan
yang terakhir adalah Kaukus, artinya jika diperlukan mediator dapat melakukan
pertemuan terpisah dengan para pihak. Baiklah untuk mempersingkat waktu akan
saya bacakan tata tertib selama melakukan proses mediasi atau perundingan hari ini
yaitu :
1. Para pihak harus berbicara secara bergantian setelah dipersilahkan mediator
2. Para pihak tidak boleh saling memotong pembicaraan
3. Para pihak tidak saling menyerang baik secara kata-kata maupun fisik
4. Tidak merokok
5. Tidak menggunakan Handphone
6. Tidak merekam isi pembicaraan
Baik, apakah bapak/ibu setuju dengan kesepakatan terhadap tata tertib tersebut ?
Penggugat : Saya setuju Bu
Tergugat : Saya setuju, Bu
Mediator : Baiklah jika begitu,bagaimana kita mulai dengan mendengar keterangan dari
penggugat terlebih dahulu, apakah bapak (tergugat) setuju?
Tergugat : Iya bu silahkan.
Mediator : ya, kepada ibu dinda disilahkan untuk menjelaskan (penggugat)
Penggugat : Terima kasih bu untuk kesempatannya jadi begini bu, saya disini bertindak
sebagai mantan istri dari bapak Wasys. Sampai saat ini saya bel um menerima hak
saya untuk mendapatkan harta gono gini, perceraian kami sudah dinyatakan sah 5
bulan lalu tapi harta gono gini belum juga dibagikan. Bahkan sampai detik ini tidak
ada kejelasan mengenai pembagian harta gono gini tersebut.
Mediator : Baiklah artinya ibu kecewa atas kejadian ini?
Penggugat : Ya tentu saja saya sangat kecewa bu. Karena itu merupakan hak saya juga, dan
saya juga sudah sabar menunggu berbulan-bulan sejak saat itu. harus sampai kapan
saya menunggu lagi bu ?
Mediator : Dan ibu menginginkan agar adanya kejelasan atas pembagian harta gono-gini
tersebut dan segera diproses, betul begitu bu?
Penggugat : Iya betul bu, karena sejak pernikahan harta yang didapatkan oleh saya dan bapak
Wasys terbilang cukup banyak, dan dalam surat perjanjian pra-nikah dulu kami
sepakat akan membagi rata harta gono-gini apabila terjadi perceraian
Mediator : Baiklah setelah kita mendengarkan penjelasan dari ibu Dinda, selanjutnya saya
berikan kesempatan bapak Wasys untuk menyampaikan hal-hal yang perlu kita
ketahui. Silahkan pak.
Tergugat : Terus terang bu, saya sangat kecewa atas tindakan ibu Dinda ini. Apakah tidak
dapat diselesaikan secara baik-baik melalui jalur kekeluargaan?
Penggugat : Bapak, jangan berdalih saya sudah lebih dari tiga kali mengingatkan dan menegur
bapak melalui whatsapp. Tetapi, sampai saat ini chat whatsapp saya tidak ada bapak
respon sama sekali. Kalau bapak memang ada itikad baik seharusnya bapak
memberikan respon yang baik, bukan justru berdiam diri dan memberikan kesan tidak
bertanggung jawab.
Mediator : Harap tenang, jika pihak satu bicara maka pihak lain harus mendengarkan agar kita
dapat mengerti apa kemauan dari masing-masing pihak. Kalau ibu-bapak tetap seperti
ini maka tahap mediasi tidak bisa dilanjutkan. Bagaimana apakah mau dilanjutkan atau
tidak?.
Penggugat : Ya, maaf bu.
Tergugat : Maaf bu.
Mediator : Baiklah, silahkan bapak Wasys dilanjutkan penjelasannya.
Tergugat : Jadi begini bu, saya menyadari betul atas keterlambatan pembagian harta gono-gini
ini, namun saya juga tidak membenarkan tuduhan bu Dinda kalau saya tidak ingin
membagi harta ini, karena setiap kali saya ingin mengajak bu dinda untuk bertemu dan
membicarakan soal harta ini dia selalu mengawali pembicaraan yang tidak baik
dengan kata-kata kasar yang membuat saat itu saya juga jadi malas untuk
mempersoalkan soal harta gono gini ini.
Mediator : Oh.. berarti usaha bapak tidak dihargai?.
Tergugat : Iya bu benar, bukan saya bersikap lebay namun apakah pantas jika setiap saya
berusaha merespon baik bu dinda ia malah berlaku sebaliknya kepada saya.
Mediator : Kalau begitu, apakah dari masing-masing pihak membawa saksi untuk
mempermudah menyelesaikan mediasi ini?
Penggugat : Saya membawa dua saksi bu. Yaitu ibu kandung saya sendiri.
Tergugat : Saya membawa satu saksi bu, kaka kandung saya sendiri.
Mediator : Baiklah, jika begitu. Terlebih dahulu saya ingin bertanya kepada ibu (saksi) dari
penggugat. Dengan penjelasan ibu Dinda tadi, apakah ibu mengetahui tentang ketidak
jelasan pembagian harta gono gini sampai saat ini?
Saksi (P) : Ya, saya sangat mengetahui tentang permasalahan ini. Bukannya saya ikut campur
dengan urusan rumah tangga anak saya. Akan tetapi, sejak sahnya perceraian kedua
belah pihak sepakat untuk membagi harta gono gini. Tetapi sampai saat ini, dari pihak
bapak wasys tidak memberikan keterangan yang jelas atas pembagian harta gono gini.
Mediator : Apakah saksi penggugat memiliki bukti yang konkrit mengenai pembagian harta
gono gini kedua bela pihak?
Saksi (P) : Saya memiliki beberapa bukti salah satunya percakapan (screenshoot) antara ibu
dinda dengan bapak wasys melalui whatsapp. Karena, saya sebagai kakak kandung
dari Dinda sehingga dia menceritakan dan mengirim semua bukti percakapan itu
kepada saya. Yang dimana sampai saat ini bapak wasys tidak meresponnya.
Mediator : Apakah saya boleh melihat bukti tersebut?
Saksi (P) : Ya, tentu saja boleh bu. (sambil menyerahkan bukti yang telah di print)
Mediator : Sebelumnya, harta apa saja yang dimiliki bapak ibu selama pernikahan?
Tergugat : Sejak menikah kita mempunyai 3 rumah yang masing-masing luas bangunan 140
meter persegi dan memiliki tanah kavling seluas 2 hektare.
Penggugat : Bapak wasys yang terhormat. Dengan bukti surat tanah kavling yang ada. Total
keseluruhan tanah kavlingan tersebut seluas 3 hektare. Bapak, jangan mengurangi
harta bersama yang telah kita peroleh selama pernikahan.
Mediator : Apakah benar demikian pak? Bagaimana dengan saksi pihak tergugat. Apakah bapak
mengetahui keseluruhan harta yang dimiliki oleh ibu Dinda dan bapak Wasys?
Saksi (P) : Saya mengetahui adanya harta yang diperoleh selama pernikahan. Akan tetapi saya
tidak tahu jelas ada berapa total keselurahan harta yang dimiliki antara keduanya.
Tergugat : Saya selaku mantan suami, untuk masalah harta yang sudah saya sebutkan itu harta
dari jerih payah saya selama bekerja dan menjadi milik bersama. Akan tetapi selama
pernikahan saya pun mendapat hibah dari orang tua saya. Jadi saya rasa yang
Penggugat sampai kan itu tidak termasuk harta bersama. dulu tanah kavling yang
sekarang menjadi 3 hektar berawal dari 1 hektar dari pemberian orang tua saya bu
Mediator : Oh begitu, apakah bapak bisa menunjukan bukti kalau tanah itu merupakan harta
tersebut bukanlah harta bersama bapak dengan ibu dinda?
Tergugat : Bisa bu saya memiliki surat warisan yang diberikan orang tua saya, yang menunjuk
saya sebagai ahli waris atas tanah tersebut
Saksi(T) : Benar bu tanah itu sebagian(1 hektar) dulunya merupakan milik orang tua kami,
mungkin bu dinda tidak begitu mengetahui soal tanah ini dikarenakan pada saat itu
bapak wasys bercerita kepada saya kalo ingin membuat istrinya senang memiliki tanah
yang luasnya 3 hektar sebagai hadiah ulang tahun perkawinan mereka
Penggugat : Benar pada saat itu kita membeli tanah itu sebagai hadiah pernikahan namun
mengapa hingga saat ini saya baru diberitahu kalo sebagian(1 hektar) tanah tersebut
merupakan tanah yang berasal dari warisan orang tua bapa wasys
Mediator : bagaimana pak, apakah bapa bisa menjelaskan ?
Tergugat : Jadi begini bu, saat itu saya hanya ingin memberikan surprise kepada istri saya saja
dan benar dia begitu senang saat mengetahui tanah tersebut memiliki 3 hektar tanah
karena saya teringat kalau dulu kami memiliki impian memiliki tanah seluas itu bu.
Mediator : Berdasarkan kesaksian tersebut tergugat dengan menyatakan bahwa tidak semua
harta-harta yang penggugat sebutkan adalah harta bersama melainkan ada beberapa
harta bawaan tergugat. Yang benar merupakan 1 hektare tanah warisan dari orang tua
tergugat. Oleh karena itu, saya nilai 1 hetare tanah tersebut tetap menjadi milik
tergugat. Dan yang merupakan harta bersama antara penggugat dan tergugat hanyalah
berupa 3 rumah dengan luas rumah masing-masing 140 meter persegi dan tanah
kavling seluas 2 hetare. Sebagai solusinya apakah harta gono gini tersebut dibagi dua
dalam bentuk tanah atau rumah atau akan dijual lalu hasilnya di bagi dua bagaimana
saudara/i ?
Penggugat : Kalau saya tidak ingn harta gono gini dalam bentuk uang, karna saya tidak memiliki
tempat tinggal selain dari rumah yang di dapatkan selama pernikahan.
Mediator : Bagaimana saudara tergugat?
Tergugat : Kalau saya setuju-setuju saja bagaimanapun hasilnya asalkan sama rata.
Mediator : Baiklah kalau begitu, saya sudah mendengarkan penjelasan dari masing-masing
pihak, ada yang ingin saya tanyakan terlebih dahulu. Apakah pihak penggugat
mendapatkan hak asuh anak?
Penggugat : Betul bu, hak asuh anak berada ditangan saya.
Mediator : harta gono-gini ibu dan bapak ada 3 rumah dan 2 hektare tanah, bagaikama kalau 2
rumah dijual dan 1 rumah ditemati oleh anak-anak bapak wasys? Karena
bagaimanapun juga tidak ada yang Namanya bekas anak dan para pihak tidak boleh
menelantarkan anak begitu saja mereka harus mendapatkan tempat berteduh yang
layak. Dan untuk tanah 2 hektare bias dibagi 2 satu hectare untuk ibu dinda dan satu
hectare untuk bapak wasys bagaimana setuju?atau ada yang keberatan?
Tergugat : Saya tidak keberatan mengenai 1 rumah untuk ditempati anak-anak saya, tetapi
apabila bu dinda nanti menikah lagi tolong jangan menempati rumah pemberian saya
untuk anak-anak silahkan anda cari rumah lain untuk anda tempati bersama dengan
suami anda nanti.
Penggugat : Saya tidak kepikiran untuk menikah lagi, sekarang saya hanya focus membesarkan
anak-anak saya.
Mediator : Berarti kedua belah pihak sudah setuju mengenai pembagian harta gono-gini ini,
semua sudah dibicarakan baik-baik tidak ada permusuhan diantara kedua belah pihak,
semoga hubungan kedua belah pihak dapat terjaga dengan baik untuk kedepannya.
Pembagian harta sudah dilaksanakan dengan adil, apa masih ada yang perlu
disampaikan dari kedua belah pihak?
Penggugat : ya bu, tetapi kalau saya pribadi harta gono-gini tersebut tidak diuangkan. Tetap dalam
bentuk rumah dan tanah, karena kelak itu akan menjadi investasi untuk membesarkan
anak-anak saya. Dan saat ini saya juga sudah tidak memiliki pekerjaan.
Mediator : baiklah, menurut saran saya alangkah lebih baiknya jika rumah tersebut dijual dan
hasilnya dibagi rata. Dan hasil dari pembagian tersebut ibu dapat jadikan modal untuk
berbisnis. Gimana ibu? Apakah setuju?
Penggugat : apakah, setelah pembagian harta gono-gini ini, bapak wasys tetap menafkahi anak-
anak saya?
Tergugat : ibu tidak perlu kwatir, dengan penghasilan saya setiap bulannya saya akan masih
tetap menafkahi anak-anak saya.
Penggugat : baiklah, saya ingat janji bapak wasys. Jika bapak mengingkarinya seperti halnya
permasalahan ini saya akan tindak lanjuti!!!
Mediator : kedua bela pihak diharapkan untuk tenang, kita dapat bicarakan hal ini dengan baik.
Apakah bapak ibu masih mau melanjutkan mediasi ini?

Anda mungkin juga menyukai