1787028
KELAS C
KASUS POSISI
Juni 2017. Kejadian itu bermula, saat terlapor datang ke kantor tempat kerja pelapor
di KUA Sungaibahar, Kabupaten Muarojambi, Jambi. Saat itu, pelapor langsung
ditawari oleh terlapor bahwasanya ada usaha (investasi) yang sangat
menguntungkan."Investasi yang ditawarkan oleh terlapor, yaitu Investasi dibidang
peternakan sapi modern yang terletak di Ponorogo, Jawa Timur,"Mulanya, pelapor
belum merasa tertarik, namun setelah 1 bulan pelapor bertemu VHM yang merupakan
marketing di kantor cabang CV Nas Sejahtera di Kantor KUA, Sungaibahar.
17 Agustus 2017 dibuatkan surat kontrak kerja sama kemitraan. Saat itu, pelapor
langsung memberikan uang sebesar Rp15 juta. Hasilnya, sampai bulan
Desember 2017 pelapor mendapatkan hasil yang disepakati. Dinilai tidak ada
kendala,
17 Agustus 2019, mereka membuat surat kontrak kerja sama kemitraan. Saat itu,
pelapor kembali berinvestasi dengan uang sebesar Rp264.975.000. Sampai di sini,
pelapor masih juga menerima profit sebanyak 4 kali.
Januari 2020 – Hari ini, pelapor tidak lagi terima profit dari hasil investasi tersebut.
Tidak terima dengan kerugian yang dialaminya, korban langsung melaporkan ke
Mapolda Jambi untuk ditindaklanjuti.
Sumber : https://news.okezone.com/read/2020/03/03/340/2177164/polda-jambi-ungkap-
kasus-investasi-bodong-sapi-perah
WASYS PASKAH SONNENORA
1787028
KELAS C
Penipuan : ”Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau
orang lain secara melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu,
dengan tipu muslihat, ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain
untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi hutang maupun
menghapuskan piutang, diancam karena penipuan dengan pidana penjara paling lama
empat tahun.”
Penggelapan : “Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum memiliki barang
sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi yang ada
dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan diancam karena penggelapan, dengan
pidana penjara paling lama empat tahun atau pidana denda paling banyak sembilan
ratus rupiah.”