Anda di halaman 1dari 12

EAS MANAJEMEN INVEST DAN PORTOFOLIO

DISUSUN OLEH :

NOVIYANTI HIKMAH 1121900076

PRODI ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945

2022
1. Judul Kasus
“Investasi Bodong MeMiles Beromzet Rp 750 Miliar, Member MeMemiles ini dijanjikan
Range Rover”
2. Uraian Kasus/Permasalahan
Kasus investasi bodong kembali terjadi di Indonesia. Kali ini, aplikasi investasi
bodong bernama MeMiles berhasil dibongkar kepolisian pada 3 Januari 2020.
Kasus penipuan ini mencuat setelah Polda Jatim menangkap dua tersangka KTM (47) dan
FS (52) yang terlibat dalam kasus investasi bodong tersebut.
Hanya dalam delapan bulan, investasi bodong dengan menggunakan nama PT Kam and
Kam ini berhasil meraup uang dari korban senilai Rp 750 miliar. Saat penangkapan,
Polisi mengamankan uang nasabah hingga Rp 122 miliar. "Tersangka pernah terlibat
kasus sama tahun 2015 di Polda Metro Jaya," tutur Kapolda Jatim, Irjen Luki Hermawan.
PT Kam and Kam merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa
pemasangan iklan yang menggunakan sistem penjualan langsung melalui
jaringan member dengan cara bergabung di aplikasi MeMiles. Peminatnya pun cukup
besar. Luki Hermawan menuturkan, selama 8 bulan beroperasi, MeMiles berhasil
menarik sebanyak 264 ribu anggota. Tak tanggung-tanggung, bahkan sejumlah publik
figur ikut mempromosikan dan menjadi anggota investasi bodong ini.
Kasus MeMiles terungkap dari aduan masyarakat pada Oktober 2019. Polda Jatim
kemudian berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) soal informasi tersebut.
Hasilnya, diketahui jika PT tersebut belum terdaftar. Selanjutnya, pada November 2019,
diketahui berlangsung pertemuan para anggota yang dihadiri leader-leader dari
perusahaan tersebut di salah satu hotel di Sidoarjo, Jawa Timur. “Dalam lima jam
terkumpul Rp 96 juta dan di situ ada reward motor. Dari situ tim makin yakin dan
lakukan penyelidikan di Jakarta akhirnya terungkap,” jelas Luki.
Sistem kerja investasi ini, setiap anggota yang berhasil merekrut anggota baru
mendapatkan komisi dan bonus dari perusahaan. Jika ingin memasang iklan, anggota
harus memasang top up dengan dana dimasukkan ke rekening PT Kam and Kam. Dengan
top ini anggota memperoleh bonus bernilai besar. “Dana masuk antara Rp 50 ribu sampai
Rp 200 juta,” ujar Luki. Anggota banyak tergiur karena bonus yang dijanjikan oleh
tersangka. Hanya menyetor Rp 50 juta, anggota bisa memperoleh mobil seharga di atas
Rp 100 juta.
Hingga saat ini, polisi telah menetapkan lima tersangka terkait MeMiles.
Selain KTM (47) dan FS (52), Polda Jatim juga telah ML atau Dr E (54) dan PH (22)
pada awal Januari 2020. Terbaru, polisi menetapkan tersangka W yang juga turut terlibat
dalam kasus investasi bodong ini. Ketua Satgas Waspada Investasi, Tongam L Tobing
menuturkan, PT Kam and Kam yang menjalankan aplikasi MeMiles memakai
metode money games sehingga bisa menawarkan keuntungan besar. Investasi bodong
tersebut dilakukan dengan menggunggah aplikasi MeMiles kemudian anggotanya
melakukan top up uang. "Download aplikasi, top up Rp 100 ribu-Rp 600 ribu bisa dapat
HP. Rp 3,5 juta dapat motor, dan top up Rp 7 juta dapat mobil. Masyarakat teriming-
iming untuk dapatkan keuntungan tetapi tidak masuk akal," ujar Tongam saat
dihubungi Liputan6.com.
Ia menuturkan, investasi bodong PT Kam and Kam tersebut juga tidak memiliki
izin menghimpun dana. Perusahaan tersebut hanya ada surat izin usaha perdagangan
(SIUP). Sayangnya, meski perusahaan tersebut tidak memiliki izin tetapi masyarakat
masih mudah tergiur dengan investasi yang ditawarkan. Padahal perusahaan yang
dijalankan tersebut tidak memproduksi barang dan memiliki uang. Para pelaku tersebut
menghimpun dana dari peserta baru untuk membayar peserta yang sudah ada
sebelumnya. Ini jadi seperti gali lubang tutup lubang. "Tidak rasional orang ingin cepat
kaya, mendapatkan mobil dan motor dengan dana jumlah kecil. Padahal pelaku pun tidak
mempunyai uang. Ini pola money game. Kepesertaan dari peserta baru untuk menutupi
peserta sebelumnya," tutur Tongam.
Satgas Waspada Investasi sebenarnya telah menghentikan PT Kam and Kam pada
16 Juli 2019. "Sesuai hasil rapat tanggal 16 Juli 2019, PT Kam and Kam (Memiles)
dihentikan kegiataannya. Dihentikan karena ilegal," tegas dia. Pihaknya melakukan
sejumlah langkah antara lain meminta masyarakat tidak ikuti investasi di PT Kam and
Kam karena ilegal. Kemudian berkoordinasi dengan pihak Kementerian Kominfo untuk
blok website. Tongam menuturkan, website tersebut sudah diblok. "Kami juga sudah
melaporkan kepada pihak kepolisian,” ujar dia.
Meski demikian, investasi bodong tersebut tetap ditawarkan. Tongam
menuturkan, pihaknya mengetahui kalau ada gebyar pembagian mobil pada November
2019. Kemudian pihak kepolisian turut membantu untuk menghentikan kegiatan tersebut.
Oleh karena itu, pihaknya menyayangkan masyarakat masih mudah tergiur
dengan keuntungan besar. Padahal tawaran investasi ilegal juga menyebabkan kerugian
besar. Korban dari penawaran investasi ilegal ini juga sebagian memiliki uang hanya pas-
pasan.
Cerita MeMiles memasuki babak baru. Pengadilan Negeri (PN) Surabaya
membebaskan Dirut PT Kam and Kam, Kamal Tarachand Mirchandani alias Sanjay,
karena menilai Sanjay tidak bersalah dalam menghimpun dana Rp 750 miliar lebih dari
aplikasi MeMiles. Namun cerita MeMiles masih panjang untuk dibeberkan. Salah
satunya soal iming-iming hadiah bagi anggota yang bisa menarik anggota baru sebanyak-
banyaknya. Salah satunya member dari Denpasar, Bali, inisial S. Sebagaimana dikutip
dari berkas putusan pengadilan yang didapat detikcom, Rabu (30/9/2020), S telah
menyetorkan dana Rp 149 juta. Uang itu disetorkan secara berkala sejak 11 Juni 2019
hingga 10 Desember 2019.
Selain itu, S mengajak kawan-kawannya ikut menjadi member MeMiles. Dari
ribuan downline yang ada di bawahnya, uang yang masuk ke MeMiles akhirnya
mencapai Rp 150 miliar. Atas jerih payahnya, S berhak mendapatkan 1 kilogram emas.
Ada juga teman S, inisialnya I. Ia melakukan top up ke MeMiles sebesar Rp 105 juta,
yang disetor sejak 25 Juni 2019 hingga 21 Oktober 2019. I kemudian mencari downline
sebanyak-banyaknya sehingga terkumpul Rp 70 miliar. I dijanjikan Toyota Agya TRD
Sportivo. Pihak MeMiles meminta I mengambil Agya itu di sebuah dealer mobil di Alam
Sutera, Serpong. Namun pihak dealer menolak memberikan Agya karena tidak pernah
dihubungi PT Kam and Kam. Hingga kasus MeMiles meledak, Agya tidak pernah sampai
di tangan I.
Sampai di situ cerita MeMiles? Ternyata ceritanya masih panjang. Ada seorang
member berinisial IK. Ia telah melakukan top up ke aplikasi MeMiles sebesar Rp 152
juta. Uang itu disetor secara bertahap sejak 7 November 2019 hingga 16 Desember. Apa
yang akan didapatkan AK? Tidak tanggung-tanggung: Range Rover, mobil premium dari
Negeri Ratu Elizabeth II.
Namun Range Rover ini tidak gratis. Mobil dengan harga lebih dari Rp 3 miliar
itu baru bisa didapat bila total saldo MeMiles sudah tembus Rp 530 miliar. Apakah janji-
janji di atas dipenuhi MeMiles? Sanjay keburu ditangkap Polda Jatim pada Januari 2020
dan ditahan. Meski pada 24 September 2020 Sanjay divonis bebas PN Surabaya, hingga
kini janji-janji manis di atas belum didapat member S, I, dan IK.
3. Pembahasan Kasus Berdasarkan Teori Manajemen Invest dan Portofolio
Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini
dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa datang. Investasi diartikan juga
dengan pemilikan aset yang lamanya lebih dari 6 bulan. Umumnya, dana atau aset yang
ditanamkan oleh seorang investor akan dikembangkan oleh badan atau pihak yang
mengelola. Keuntungan dari hasil pengembangan tersebut nantinya akan dibagikan
kepada investor sebagai imbal balik sesuai dengan ketentuan antara kedua pihak. Secara
ekonomi, dalam investasi, pemodal akan membeli sesuatu yang tidak akan dipergunakan
sekarang. Sesuatu yang dibeli tersebut disimpan sebagai harta yang setelah melewati
masa tertentu dapat mengalami perubahan nilai. Investasi tidak selalu berujung
menghasilkan keuntungan. Terdapat risiko kerugian juga dalam berinvestasi. Maka dari
itu, penting sekali memahami jenis-jenis investasi dan risikonya.
Strategi portofolio adalah menetapkan cara untuk mencapai sasaran investasi
yang telah ditetapkan. Strategi portofolio dapat dibedakan menjadi strategi aktif dan
strategi pasif, strategi terstruktur. Strategi portofolio aktif menggunakan informasi-
informasi yg tersedia dan teknik-teknik peramalan untuk memperoleh kinerja yang lebih
baik dibandingkan portofolio yang hanya didiversifkasi secara luas.
Portofolio adalah sebuah bidang ilmu yang khusus mengkaji tentang bagaimana
cara yang dilakukan oleh seorang investor untuk menurunkan resiko dalam berinvestasi
seminimal mungkin termasuk salah satunya untuk menganeka ragamkan resiko tsb.
Portofolio dan diversifikasi investasi menganekaragamkan investasi dengan cara
menempatkan dana pada lebih dari satu tempat bisnis atau lebih dari satu sekuritas
dengan tujuan untuk mengindari resiko dan memperbesar atau menaikkan keuntungan.
Proses Investasi Setiap mengaplikasikan keputusan investasi, tentunya selalu
membutuhkan proses. Dimana proses tersebut akan memberikan suatu gambaran pada
setiap tahap yang akan ditempuh oleh para investor. Pada umumnya proses manajemen
investasi ini ada 5 langkah, yaitu sebagai berikut:
1. Menetapkan Sasaran Investasi
Penetapan sasaran berarti menentukan suatu keputusan yang bersifat focus
atau menempatkan target sasaran terhadap apa yang akan diinvestasikan.
Penetapan sasaran investasi ini sangat disesuaikan dengan apa yang akan
ditujukan pada investasi tersebut. Misalnya sasaran investasi dalam bentuk
penyaluran kredit.
2. Membuat Kebijakan Investasi
Pada proses yang ke-2 ini berkaitan dengan bagaimana seseorang/perusahaan
mengelola dana yang berasal dari saham, obligasi dan lain sebagainya. Yang
kemudian didistribusikan ke berbagai tempat yang diperlukan. Perhitungan
pendistribusian dana tersebut haruslah dilakukan dengan menggunakan
prinsip kehati – hatian. Karena berbagai macam hal bisa terjadi ketika dana
tersebut tidak mampu untuk ditarik kembali. Perlu diperhatikan juga tentang
beban pajak yang akan ditanggung nantinya.
3. Memilih Strategi Portofolio
Proses ini berkaitan dengan keputusan yang akan diambil oleh perusahaan,
yaitu apakah bersifat aktif atau pasif. Ketika suatu perusahaan melakukan
investasi aktif, maka seluruh kondisi perusahaan akan dengan cepat
tergambarkan di pasar modal. Investasi aktif akan selalu mencari informasi
yang tersedia dan selanjutnya mencari kombinasi portofolio yang paling
sesuai untuk diaplikasikan. Sedangkan secara pasif hanya bisa dilihat pada
indeks rata-rata saja, atau dengan kata lain berdasarkan pada reaksi pasar saja
tanpa adanya sikap atraktif.
4. Memilih Asset
Pada proses ini perusahaan akan berusaha untuk memilih asset investasi yang
akan memberikan return paling tinggi. Return disini dilihat sebagai
keuntungan yang akan didapatkan nantinya.
5. Mengukur dan Mengevaluasi Kinerja
Tahap ini adalah tahap revaluasi bagi suatu perusahaan untuk melihat kembali
apa yang sudah dilakukan selama ini dan apakah tindakan yang telah diambil
ini sudah maksimal atau belum.

Resiko dan Ketidakpastian :

Resiko itu ada jika pembuat keputusan mampu mengestimasikan kemungkinan-


kemungkinan yang berhubungan dengan berbagai hasil yang akan diterima selama
periode investasi sehingga dapat disusun distribusi probabilitasnya.

Ketidakpastian ada jika pembuat keputusan tidak memiliki data yang bisa
dikembangkan untuk menyusun suatu distribusi probabilitas sehingga harus membuat
dugaandugaan untuk menyusunnya.

Satuan Tugas Waspada Investasi mengimbau kepada masyarakat agar tidak


mudah tergiur oleh iming-iming bonus dari investasi palsu atau yang lebih populer
dengan sebutan investasi bodong. Terdapat beberapa ciri dari investasi bodong yang perlu
Anda ketahui, seperti berikut ini. Investasi bodong biasanya tidak resmi terdaftar pada
daftar perusahaan berizin di lembaga otoritas negara, OJK (Otoritas Jasa Keuangan).
Walau memiliki izin pun, biasanya aktivitas bisnis yang dijalankan tidak sesuai
perizinannya. Biasanya, investasi palsu menawarkan kepada para nasabah atau investor
iming-iming profit/keuntungan yang sangat besar dalam waktu yang relatif cepat.
Investasi ini juga ditawarkan dengan jaminan tanpa risiko. Tentunya, hal ini tidak masuk
di akal.

Selain itu, investasi ilegal juga sering kali menjanjikan bonus-bonus dari
perekrutan nasabah/investor baru. Seharusnya, dalam dunia dagang, bonus dapat diraih
dengan semakin banyaknya produk yang dijual. Pada umumnya, investasi bodong tidak
melibatkan kegiatan bisnis yang nyata. Kasus MeMiles adalah salah satu contohnya.
Perusahaan ini memang terbukti memegang SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) tetapi
produk yang diperdagangkan pun sesungguhnya tidak pernah ada. Aktivitas bisnis dari
perusahaan palsu ini hanya memasang dan mengeklik iklan. Biasanya tokoh-tokoh
agama, pejabat, selebriti, atau influencer menjadi andalan bisnis palsu ini. Mereka
direkrut demi menarik banyak lapisan masyarakat untuk ikut “berinvestasi.” Usaha
bodong ini juga sering mengadakan event akbar seperti seminar di gedung-gedung
perkantoran atau hotel megah. Selain itu, para tokoh terkenal pun diundang ke acara
tersebut untuk memberi kesan pada masyarakat bahwa investasi ini benar adanya.

MeMiles adalah salah satu contoh perusahaan palsu yang menerapkan skema
Ponzi. Istilah tersebut ternyata diambil dari nama seorang anggota mafia Italia sekaligus
pengusaha yang tinggal di Amerika Serikat di era 1920-an. Nama lengkap pengusaha itu
ialah Carlo Pietro Giovanni Guglielmo Tebaldo Ponzi tetapi lebih dikenal dengan nama
Charles Ponzi. Ia menjalankan bisnis investasi dengan cara penipuan yang kini dikenal
dengan sebutan Ponzi scheme atau skema Ponzi. Skema ini kerap pula disebut skema
investasi bertingkat atau piramida. Mekanismenya adalah para investor yang lebih dahulu
masuk keanggotaan akan mendapatkan keuntungan berupa bonus yang sebenarnya
adalah dana investasi yang disetorkan para investor lain yang baru bergabung atau
mendaftar.

Investasi bodong ini berkedok usaha tetapi nyatanya uang yang disetorkan sebagai
“modal” tidak benar-benar digunakan untuk kegiatan bisnis karena memang perusahaan
tersebut tidak melakukan bisnis atau perdagangan apa pun.

4. Pemecahan Masalah
Untuk mengatasi masalah investasi bodong MeMiles ini terdapat beberapa cara :
1. Identifikasi Jenis Penawaran Menurut Personal Financial Planner sekaligus CEO One
Shildt Budi Raharjo, sebagai investor atau orang yang ingin berinvestasi, sangat
penting untuk melakukan identifikasi penawaran produk investasi. "Yang pertama
adalah program penawarannya itu jenis apa, apakah investasi real (properti,
perkebunan atau emas), atau dia finansial investasi (saham) atau mungkin dia
pengelolaan saham (reksadana)," kata Budi kepada Kompas.com, Jumat (10/1/2020).
2. Cek Pengelola Investasi Budi mengatakan, setelah investor melakukan identifikasi
program investasi yang ditawarkan apakah masuk akal atau tidak, lanjutkan pada
tahap mengecek pengelola investasi. Pastikan pengeloa investasi memiiki izin yang
sah. "Misalkan titip dana ke (saya) yang itu termasuk pengelolaan dana. Semua
pengelolaan dana itu harus diawasi dan di regulasi oleh OJK (Otoritas Jasa
Keuangan)," ungkapnya.
3. Pastikan Return yang Wajar Return atau imbal hasil dari bentuk investasi adalah hal
yang wajar. Namun Anda harus memahami dasar investasi high risk high return dan
low risk low return. "Kan biasanya orang mengenal investasi paling wajar itu
deposito. Kalau misalnya bunga deposito itu 5 persen sampai 6 persen, itu termasuk
investasi kategori aman dan konservatif," ungkapnya. Menurutnya deposito atau
sejumlah uang yang disimpan di bank akan mendapatkan jaminan sari Lembaga
Penjamin Simpanan (LPS). Keuangan Paling Umum yang Kerap Tak Disadari "Kalau
bunganya di atas deposito, misalnya setahun return 12 persen atau 1 persen sebulan,
maka orang yang menawarkan investasi itu harus bisa menjelaskan potensi
keuntungan dan risikonya," jelasnya. Misalkan saja, bagaimana cara mendapat
keuntungan 1 persen sebulan? Selanjutnya, potensi kerugian jika terjadi, seperti
kemungkinan atau potensi gagal bayar. "Kalau deposito itu selama bunganya masuk
kategori bunga jaminan LPS, bisa diasumsikan merupakan investasi risk free. Segala
sesuatu yang di atas bunga deposito tersebut, ada risiko yang harus dipahami,"
jelasnya.
4. Pahami Modus Penipuan Budi menyebut, hal terpenting selanjutnya adalah iming-
iming yang menggiurkan. Orang kerap menawarkan investasi dengan tawaran yang di
luar kewajaran. Dalam kasus MeMiles dengan investasi kecil yang cuma Rp 7 juta
bisa dapat Mobil Pajero. "Mewaspadai dan menghindari penawaran berlebihan.
Janjinya muluk-muluk, dimana keuntungan 3 sampai 4 kali lipat dari deposito. Bisa
jadi orang itu tidak paham mengenai dasar investasi dan punya agenda untuk
menipu," tegasnya.
5. Cek Regulasi Regulasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sangat penting karena setiap
investasi harus melalui persyaratan dan perizinan kelayakan dari OJK. Hal ini penting
sehingga transparansi dalam pengelolaan keuangan perusahaan bisa terlihat, dan OJK
bisa bertindak ketika menemukan hal-hal yang mencurigakan. "Kalau investasi
finansial, saringan pertamanya adalah apakah produk tersebut sudah disetujui OJK?,"
ungkapnya. Budi menyebut persoalan titip dana (dalam konsep kepercayaan) tidak
ada landasan hukum dan jaminan apapun jika sewaktu-waktu dana tersebut tak
kembali. "Kalau ada orang yang bilang, 'titip dana ke dia' tapi dia enggak punya
stempel OJK, itu bisa melanggar undang-undang," jelas Budi.
6. Cari Informasi Hal paling mendasar agar tak tertipu investasi bodong adalah banyak
belajar dan mencari informasi mengenai investasi. Selain itu jangan segan untuk
menolak, jika diberi tawaran yang menggiurkan. "Jangan malas belajar dan cari
informasi soal dasar investasi itu apa. Jangan ikut-ikutan berinvestasi, mentang-
mentang artis pada ikut," ungkapnya. Budi juga menjelaskan sebagai investor Anda
tidak perlu investasi terburu-buru atau dalam kondisi terdesak. "Saat terdesak itu
biasanya enggak nalar dan kehilangan rasionalitas," tegasnya.

Satgas Waspada Investasi (SWI) menyebut sudah menindak MeMiles sejak Agustus
2019. Mulai dari pemblokiran website, pemblokiran aplikasi, dan laporan pada
kepolisian.

Tobing menuturkan, Satgas sangat mengapresiasi kinerja Polda Jawa Timur dan
mengapresiasi proses hukumnya. Pasalnya, polisi bertindak cepat atas laporan yang
diberikan. Sementara saat ini, kata Tongam, pihaknya tetap membantu kepolisian untuk
mengusut tuntas kasus tersebut.

Sebelumnya diberitakan, Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus)


Kepolisian daerah Jawa Timur membongkar praktik investasi bodong MeMiles dengan
omzet mencapai Rp 750 miliar. Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan mengatakan
investasi ilegal tersebut dijalankan tersangka dengan menggunakan nama PT Kam and
Kam yang berdiri delapan bulan lalu tanpa mengantongi izin. Ia juga mengatakan,
tersangka berinisial KTM (47) dan FS (52) pernah melakukan penipuan dengan kasus
yang sama tahun 2015 di Polda Metro Jaya.

Sementara itu, pelaku mendeskripsikan MeMiles sebagai platform aplikasi yang


bergerak di bidang Digital Advertising yang memadukan 3 jenis bisnis yakni advertising,
marketplace dan traveling. Selama 8 bulan beroperasi, tersangka sudah memiliki 240.000
anggota. Setiap anggota yang berhasil merekrut anggota baru mendapatkan komisi atau
bonus dari perusahaan. Jika ingin memasang iklan, anggota harus top up dengan dana
dimasukkan ke rekening PT Kam and Kam. Dengan top up itulah anggota memperoleh
bonus atau reward bernilai fantastik.

5. Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan :
Investasi bodong merupakan kasus penipuan investasi, agar para investormau
berinvestasi pada sebuah perusahaan yang menawarkan dan menjanjikan investasi yang
besar dalam jangka waktu yang singkat dan instan menyatakan bahwa hal itu diperlukan
bagi perusahaan memiliki sebuah perencanaan yang jelas dan berdasarkan atas tujuan
yang jelas bukan justru menipu atau merencanakan hal yang buruk demi kepentingan
yang salah. Perusahaan yang melakukaninvestasi bodong atau ilegal dengan mengiming-
imingi keuntungan besar seperti 10-20% yang sebenarnya itu hanya tipuan belaka. Sebab,
setiap perusahaan yang melakukan investasi secara ilegal ini sebenarnya telah
mengetahui bahwa mereka harus mendaftarkan dan meminta persetujuan perusahaannya.
Hal ini merupakan bentuk keserakahan manusia yang tidak puasdengan apa yang diambil,
atau dengan kata lain manusia tidak mau mengeluarkan banyakuang untuk memperoleh
keuntungan yang besar bersusah-susah termasukdirinya untuk izin berdiri dan
menawarkan penjualan kepada OJK. Penulis menyimpulkan pembahasan ini dengan
sebuah saran yang ditujukan kepada perusahaan-perusahaan baik yangtelah melakukan
investasi secara ilegalatau sedang dalam pemikiran untuk melakukan.
Saran :
Dengan berbagai kasus penipuan di dunia investasi, termasuk kasus MeMiles,
pemerintah kini mengimbau agar masyarakat lebih berhati-hati. Para pakar keuangan
menyarankan bila Anda berminat untuk berinvestasi, pilihlah instrumen yang tepercaya
seperti sukuk, obligasi, fixed income, deposito, saham, atau emas. Waspada dengan
iming-iming keuntungan yang dapat diraih berkali-kali lipat dalam waktu singkat.
MeMiles adalah suatu contoh kasus yang dapat membuat masyarakat semakin ragu untuk
berinvestasi. Namun, jangan khawatir. Bila Anda mempelajari setiap jenis instrumen
investasi dengan baik, niscaya risiko kerugian dapat diminimalkan.
6. Daftar Pustaka
https://m.liputan6.com/bisnis/read/4158177/headline-kasus-investasi-bodong-memiles-
beromzet-rp-750-miliar-ikut-seret-publik-figur
https://news.detik.com/berita/d-5193930/investasi-rp-152-juta-member-memiles-ini-
dijanjikan-range-rover
https://www.academia.edu/35835157/INVESTASI_BODONG
https://money.kompas.com/read/2020/01/10/153230626/satgas-sudah-blokir-web-dan-
aplikasi-investasi-bodong-memiles?page=2
https://www.akseleran.co.id/blog/memiles-adalah/

Anda mungkin juga menyukai