Anda di halaman 1dari 4

Penipuan Investasi PT Jouska dan Kaitannya dengan Etika Pasar Modal di Indonesia

IndependenNews.com | Kejahatan pasar modal merupakan tindakan-tindakan


penyelewengan yang terjadi di dalam pasar modal. Salah satu bentuk dari kejahatan pasar
modal adalah investasi bodong, yang masih banyak terjadi di Indonesia. Kegiatan usaha yang
dijalankan oleh investasi bodong tidak sesuai atau bertentangan dengan ketentuan hukum
perbankan, yang melanggar Pasal 46 Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 dan Undang-
Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, serta melanggar ketentuan Pasal 59 Undang-
Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Hukum pidana menurut Pasal 378
KUHP mengancam pidana terhadap kejahatan penipuan investasi. Hal ini juga berkaitan
dengan pelanggaran administratif dalam pasar modal, seperti masalah perizinan dan
pendaftaran yang dinaungi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Badan Pengawas Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK).

Kasus Dana Investasi PT Jouska

PT Jouska Finansial Indonesia merupakan perusahaan konsultan investasi dan keuangan yang
berlokasi di Jakarta. PT Jouska memperkenalkan perusahaannya di sosial media pada tahun
2017 dengan memberikan konten pengelolaan keuangan secara gratis untuk menarik
perhatian masyarakat. Aakar Abyasa selaku CEO PT Jouska dan Tias Nugraha selaku
Direktur Amarta Investa yang merupakan salah satu substansi usaha PT Jouska, ditetapkan
sebagai tersangka pada November 2021 atas dugaan kasus penggelapan, penipuan, kejahatan
pasar modal, dan pencucian uang.

Satgas Waspada Investasi (SWI) sebelumnya telah meminta PT Jouska untuk menutup
kegiatan usahanya pada 2020 lalu. Hal ini dilatarbelakangi karena PT Jouska merupakan
perusahaan bodong yang tidak memiliki izin sesuai dengan persyaratan dalam melakukan
kegiatan usahanya yaitu pengelolaan dana investasi. Kasus ini mulai terkuak ketika adanya
pengaduan dari banyaknya keluhan klien yang merasa dirugikan dalam investasinya di PT
Jouska. Terungkap bahwa legalitas usaha PT Jouska juga tidak memenuhi persyaratan dan
tidak memiliki izin usaha sebagai konsultan keuangan.

Dalam mengelola dana investasi kliennya, PT Jouska juga melakukan insider trading, serta
melakukan kerja sama untuk memanipulasi harga saham. Banyak dari klien yang merasa
dirugikan karena penanganan dan pengelolaan dana investasinya yang dilakukan oleh PT
Jouska sendiri dirasa kurang baik.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kemudian menghentikan kegiatan usaha PT Jouska Finansial
Indonesia. PT Jouska tidak memiliki izin usaha yang dikeluarkan oleh OJK, dan tidak masuk
dalam pengawasan OJK. Atas permintaan dari SWI, Kementerian Komunikasi dan
Informatika Republik Indonesia (Kominfo) juga telah memblokir situs PT Jouska beserta
aplikasinya.

Penipuan Investasi dalam Etika Pasar Modal

Pengertian etika secara umum adalah nilai perilaku dan moral yang dilihat sesuai dengan
standar baik dan buruk oleh masyarakat. Etika dapat berisikan suatu norma dan aturan-aturan
tertentu. Sedangkan pasar modal adalah tempat di mana terjadinya penjualan dan pembelian
instrumen-instrumen keuangan seperti saham dan surat utang, melalui perdagangan efek oleh
suatu perusahaan. Para investor yang ingin menanamkan dana investasi mereka kepada
perusahaan emiten dapat terhubung melalui pasar modal. Penyimpangan etika dalam pasar
modal dapat berupa tindak ketidakadilan yang dilakukan dengan maksud sengaja dan dapat
merugikan banyak pihak lainnya. Penyimpangan etika ini dapat menjadi kejahatan berupa
manipulasi yang terjadi dalam pasar modal, seperti dilakukannya insider trading
(memperoleh informasi lebih dulu untuk emiten yang belum dipublikasikan),
mempermainkan harga saham (bekerja sama dengan suatu pihak dalam mendorong adanya
transaksi fiktif dengan tujuan untuk mengatur harga saham pada tingkatan nilai tertentu),
memberikan janji hasil return investasi yang berlebihan atau tidak nyata, dan bahkan
kelalaian yang disengaja.

Seperti pada kasus penipuan investasi yang telah dilakukan oleh PT Jouska, di mana
perusahaan tidak mencerminkan etika baik yang seharusnya dilakukan dalam sektor pasar
modal. PT Jouska sebagai investasi bodong yang izinnya tidak terpenuhi telah melakukan
manipulasi yang juga merugikan banyak investornya. Investor menilai PT Jouska terpercaya
sebagai perusahaan konsultan investasi, melihat dari hasil keuntungan investasinya pun
menjanjikan. Namun, perusahaan melakukan penyimpangan etika yaitu mengelola dana
investor dengan lalai, melakukan insider trading, dan mendorong transaksi fiktif agar harga
saham dapat dicurangi. Hal yang dilakukan oleh PT Jouska ini tentunya dapat merugikan
banyak pihak, khususnya investor sendiri. Investor dapat mengalami kerugian bahkan
kehilangan dana investasinya, dan siklus perdagangan yang terjadi di dalam pasar modal pun
menjadi tidak sehat. Penipuan investasi sebagai kejahatan dan pelanggaran di pasar modal
dapat diadili dengan sanksi pidana, sanksi administratif, dan sanksi perdata. Sesuai dengan
kegiatan yang dilakukan dalam pasar modal pada siklusnya menekankan aspek kejujuran
berupa keterbukaan yang berkaitan langsung dengan nilai etika. Keterbukaan mengartikan
bahwa perusahaan di dalam pasar modal dapat memberikan informasi material mengenai
usahanya dan pengaruhnya pada efek perusahaan, selama perusahaan tersebut
memperdagangkan efeknya. Pentingnya keterbukaan dalam pasar modal sendiri adalah untuk
menciptakan mekanisme pasar yang efisien, memelihara kepercayaan publik terhadap pasar,
memberi perlindungan terhadap investor, dan mencegah penipuan atau tindakan kecurangan
yang mungkin terjadi.

Etika dalam pasar modal dapat menjadi perhatian penting baik bagi perusahaan dan investor
dalam melakukan praktik investasi. Etika dalam melakukan investasi didasarkan dari apa
yang mendorong investor untuk melalukan proses investasi tersebut. Dan bagi perusahaan,
etika dapat terwujud dalam pengelolaan dana investor yang baik dan jujur, serta
keterbukaannya untuk memberikan informasi yang andal terkait dengan efek yang
diperdagangkan. Jika dilihat melalui pandangan etika, investasi tidak hanya menjadi kegiatan
untuk memaksimalkan keuntungan tetapi juga melihat halnya dalam menjadi sarana
masyarakat untuk memperoleh suatu hasil yang baik. Investasi bukan hanya tentang
keuntungan yang diperoleh saja, tetapi juga melibatkan proses dalam waktu dan kemampuan.

Dalam mencegah kejahatan pasar modal dan penyimpangan etikanya, pemerintah memiliki
lembaga pasar modal dengan tugas dan kewajibannya masing-masing. Badan Pengawas Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) bertugas dalam melindungi kepentingan
investor melalui undang-undang yang mengatur tentang pasar modal. Peran Bapepam-LK
sendiri sekarang digantikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam hal mengawasi dan
menegakkan hukum pasar modal. OJK terus melakukan pengawasan dengan optimal
terhadap kejahatan serta pelanggaran di sektor pasar modal. Terkait dengan penyelenggaraan
dan penyediaan sarana dalam pasar modal, Bursa Efek Indonesia (BEI) bertugas untuk
memfasilitasi kegiatan perdagangan yang terjadi dan mempertemukan penawaran efek.

Peranan OJK dan BEI secara langsung dalam pasar modal tentunya juga dapat diselaraskan
dengan penerapan etika. Kasus penipuan investasi maupun kecurangan keuangan lainnya
masih banyak terjadi, sehingga peran etika diperlukan dalam pencegahan kejahatan di pasar
modal. Etika dapat mendorong para profesional keuangan seperti perusahaan dan investor
untuk tidak berfokus pada perolehan keuntungan sepihak saja, dan mengesampingkan
kepentingan pribadi dengan lebih melihat pada kepentingan umum seperti kondisi pasar dan
perekonomian. Pengaplikasian etika pada pasar modal harus menjadi kesadaran individu bagi
setiap pihak yang berkecimpung di dalamnya, agar pasar modal dapat berkembang baik dan
bergerak dengan sehat.

Referensi :
Mantulangi, Nando. 2017. “Kajian Umum Investasi dan Perlindungan terhadap Korban
Investasi Bodong”. E-Journal Unsrat, 5(1), 109-111.

Sambuaga, Defrando. 2016. “Kejahatan dan Pelanggaran di Bidang Pasar Modal dan
Penegakan Hukumnya Ditinjau dari UU No. 8 Tahun 1995”. E-Journal Unsrat, 4(5), 158-161.

Dewi, Retia Kartika. Oktober, 2021. “Begini Kronologi Kasus Dana Investasi Jouska hingga
CEO Jadi Tersangka”. Diakses dari
https://www.kompas.com/tren/read/2021/10/12/173000965/begini-kronologi-kasus-dana-
investasi-jouska-hingga-ceo-jadi-tersangka?page=all

Mahardika, Dewa Putra Krishna. Januari, 2020. “Isu Etika di Pasar Modal”. Diakses dari
https://investor.id/opinion/202919/isu-etika-di-pasar-modal

Anda mungkin juga menyukai