Anda di halaman 1dari 13

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI INVESTOR TERHADAP KEJAHATAN

DALAM PASAR MODAL BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8


TAHUN 1995

Mata Kuliah : Hukum Investasi dan Pasar Modal Kelas C

Dosen Pengampu : Rianda Dirkareshza, S.H., M.H.

Kelompok 12

Nama Anggota :
Rachel Fayza Rabbani (2010611111)
Syifa' Silvana (2010611122)
Aini Dhia Ardianti (2010611146)

FAKULTAS HUKUM PROGRAM STUDI HUKUM

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA

2022
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan pasar modal Indonesia telah membawa dampak signifikan
terhadap perkembangan perekonomian dalam sektor perdagangan efek. Suatu
elemen penting dan dijadikan sebagai salah satu tolak ukur kemajuan
perekonomian suatu negara adalah dengan mengacu kepada pasar modal. Karena
sejatinya, dengan memiliki pasar modal yang terus bertumbuh dan memiliki
perkembangan yang baik, maka dapat dikategorikan sebagai salah satu ciri dari
negara industri maju maupun negara industri baru, yang mana hal tersebut juga
berlaku di Indonesia. 1 Pengertian dari pasar modal sendiri adalah suatu
organisasi yang memiliki fungsi untuk menghimpun dan menyalurkan dana
masyarakat dengan cara mempertemukan pembeli dengan penjual dimana aset
yang terlibat adalah efek atau saham. Saham merupakan representasi
kepemilikan dari suatu perusahaan, maka penting untuk memahami informasi
terkait perusahaan tersebut. Maka informasi yang diperoleh publik seharusnya
merupakan informasi yang lengkap serta akurat sesuai dengan kondisi
perusahaan tersebut.2 Sudah menjadi suatu keharusan dalam
mengimplementasikan prinsip keterbukaan dan transparansi informasi terkhusus
bagi perusahaan yang masuk ke dalam pasar modal. Hal ini dijunjung tinggi
dengan tujuan agar menciptakan pasar yang adil dan efisien. 3
Pasar modal berperan penting dalam fungsi perekonomian karena pasar
merupakan salah satu fasilitator yang mempertemukan dua kepentingan, yaitu
pihak investor (yang memiliki kelebihan dana) dan pihak issuer (yang
memerlukan dana). Dengan hadirnya pasar modal maka investor dapat
menanamkan dananya (Investasi) tersebut dengan tujuan memperoleh imbalan
(return), sedangkan pihak issuer (perusahaan) dapat menggunakan dana tersebut
untuk melakukan investasi secepatnya, tanpa harus menunggu adanya dana dari
perusahaan. Pasar modal memberikan harapan serta peluang untuk mendapatkan
keuntungan yang berupa imbalan bagi pemilik dana yang disesuaikan dengan
kriteria investasi yang diinginkan. 4
Di tengah peningkatan perkembangan pasar yang pesat, maka tentu tidak
akan lepas dari beberapa dampak buruk yang dipicu oleh ketidakstabilan
ekonomi. Salah satunya dengan timbul kecurangan yang dilakukan dengan
sengaja oleh oknum tidak bertanggungjawab yang hanya mengutamakan
kepentingan pribadi/golongan saja tanpa mementingkan kepentingan bersama.
Oleh karena itu, dalam penyelenggaraan pasar modal berdasarkan Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1995 telah diatur mengenai tindak pidana dalam
kegiatan perdagangan efek yang mengandung di dalamnya unsur penipuan yang
berdampak pada ancaman kepada investor atau penanam modal yang telah
menanamkan modalnya dan dikhawatirkan dapat memicu adanya
1 Sri Rahmany, 2019, Manajemen Risiko Reputasi dalam Pasar Modal Syariah, Jurnal Iqtishaduna:
Jurnal Ilmiah Ekonomi Kita, Vol.8, No.2, hlm. 273
2 Winda Nabila, 2021, Upaya Penegakan Hukum Kejahatan Insider Trading dalam Hukum Pasar Modal
Indonesia, Tesis Universitas Pelita Harapan, hlm.1
3 Ibid, hlm.2
4 Elvira Fitriyani Pakpahan, 2019, Peran Pemerintah dalam Mitigasi Kejahatan Pasar Modal Indonesia,
Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS), Vol.2, No.1, hlm.106
ketidakpercayaan masyarakat terhadap industri pasar modal. Perbuatan-
perbuatan yang dilarang dalam kegiatan pasar modal, yang pada prinsipnya bisa
dikelompokkan dalam 3 (tiga) kelompok besar yaitu tindak pidana penipuan
(fraud), manipulasi pasar (market manipulation), perdagangan orang dalam
(insider trading).5 Tindak pidana penipuan pada kegiatan Pasar Modal
berhubungan dengan kegiatan perdagangan efek yang meliputi kegiatan
penawaran, pembelian dan atau penjualan efek yang terjadi dalam rangka
penawaran umum atau terjadi di bursa efek maupun di luar bursa efek atas efek
emiten atau perusahaan publik.6
Dengan hadirnya Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal bertujuan untuk memberikan kepastian hukum dan menjadi pondasi
dalam penegakan hukum pasar modal sehingga fenomena mengenai tindak
pidana dalam pasar modal sudah seharusnya tetap menjadi bagian integral dalam
perkembangan industri pasar modal itu sendiri. 7 Namun pada faktanya,
meskipun telah ada berbagai peraturan perundang-undangan dan penegakan
hukum atas peraturan-peraturan tersebut, tidak menutup kemungkinan bagi
oknum curang tersebut untuk mencari peluang demi kepentingannya sendiri. Di
samping itu, para oknum diyakini sebagian besar merupakan orang-orang yang
memang memahami situasi pasar. Dengan kejahatan yang minim terlihat,
sebetulnya sangat disayangkan apabila metode penyelesaian kasus yang
digunakan masih konvensional.
Bila terjadi pelanggaran perundang-undangan pasar modal atau ketentuan di
bidang pasar modal lainnya maka, Bapepam sebagai penyidik akan melakukan
pemeriksaan terhadap pihak yang melakukan pelanggaran tersebut, hingga bila
memang telah terbukti akan menetapkan sanksi kepada pelaku tersebut.
Penetapan sanksi akan diberikan atau diputuskan oleh ketua Bapepam setelah
mendapat masukan dari bagian pemeriksaan dan penyidikan Bapepam. Bila
mereka yang dikenai sanksi dapat menerima putusan tersebut. Maka pihak yang
terkena sanksi akan melaksanakan semua yang telah ditetapkan oleh Bapepam.
Permasalahan akan berlanjut bila sanksi yang telah ditetapkan tersebut tidak
dapat diterima atau tidak dilaksanakan, misalnya denda yang telah ditetapkan
oleh Bapepam tidak dipenuhi oleh pihak yang diduga telah melakukan
pelanggaran, maka akan dilanjutkan dengan tahap penuntutan, dengan
menyerahkan kasus tersebut kepada pihak Kejaksaan sebagai lembaga yang
berwenang melakukan penuntutan.
Dalam melaksanakan fungsi pengawasan, menurut UUPM Nomor. 8 Tahun
1995 bertugas dalam pembinaan, pengaturan dan pengawasan kegiatan-kegiatan
pelaku ekonomi di pasar modal. Dalam melaksanakan berbagai tugasnya ini,
Bapepam memiliki fungsi antara lain, menyusun peraturan dan menegakkan
peraturan di bidang pasar modal, melakukan pembinaan dan pengawasan

5 Asri Carel Alice Rengkung, Dientje Rumimpunu, dan Harly Stanly Muaj, 2021, Aspek Hukum
Perbuatan Yang Dilarang Dalam Bidang Pasar Modal Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995
Tentang Pasar Modal, Jurnal Lex Privatum Vol.9, No.10, hlm. 14
6 Adrian Sutedi, 2009, Segi-segi Hukum Pasar Modal, Cet. 1, Ghalia Indonesia, Bogor, hal.136
7 Fael Hendra Imanuel Ratu, 2019, Tindak Pidana Penipuan, Manipulasi Pasar, Perdagangan Orang
Dalam, Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995, Jurnal Lex Crimen Vol.8, No.8, hlm. 15
terhadap pihak yang memperoleh izin, persetujuan dan pendaftaran dari
Bapepam dan pihak lain yang bergerak di bidang pasar modal, menyelesaikan
keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan sanksi oleh Bursa Efek,
lembaga kliring dan penjaminan, maupun lembaga penyimpanan dan
penyelesaian, dan lainnya.8 Dengan berbagai fungsinya tersebut, Bapepam dapat
mewujudkan tujuan penciptaan kegiatan pasar modal yang teratur, dan efisien
serta dapat melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat. Dalam
melaksanakan fungsi penegakan hukum, Bapepam bersikap proaktif bila
terdapat indikasi pelanggaran peraturan perundang-undangan pasar modal.
Dengan melakukan pemeriksaan, dan atau penyidikan, yang didasarkan kepada
laporan atau pengaduan dari pelaku-pelaku pasar modal, data tersebut dianlisis
oleh Bapepam dan dari hasil tersebut dijadikan konsumsi publik dengan
melakukan pemberitaan melalui media massa.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk Tindak Pidana Penipuan (Fraud), Manipulasi Pasar,
dan Perdagangan Orang Dalam (Insider Trading) Berdasarkan Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1995?
2. Bagaimana Perlindungan Hukum Bagi Investor Dalam Pasar Modal
Akibat Praktik Tindak Pidana Penipuan (Fraud), Manipulasi Pasar, dan
Perdagangan Orang Dalam (Insider Trading)?
PEMBAHASAN
A. Bentuk Tindak Pidana Penipuan (Fraud), Manipulasi Pasar, Dan
Perdagangan Orang Dalam (Insider Trading) Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1995
Dalam kegiatan pasar modal terdapat beberapa jenis tindak pidana yang
biasa terjadi diantaranya yaitu mengenai penipuan (fraud), manipulasi pasar, dan
perdagangan orang dalam (insider trading). Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1995 tentang Pasar Modal secara tegas melarang kegiatan perdagangan efek
yang mengandung unsur penipuan, manipulasi, dan perdagangan orang dalam.
Larangan ini dibuat untuk melindungi kepentingan masyarakat
investor/pemodal, serta untuk menjamin agar proses perdagangan efek dapat
berlangsung secara jujur dan sehat sehingga kepercayaan masyarakat terhadap
industri Pasar Modal Indonesia dapat terus terjaga dan bertahan lama.

Penipuan
Penipuan dalam pasar modal adalah kegiatan yang didalamnya terdapat
informasi yang tidak sesuai dengan realita dimana masuk ke ranah pasar
sehingga dapat mengubah adanya informasi atau harga suatu saham. 9 Menurut
Pasal 90 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dalam
kegiatan perdagangan Efek, setiap Pihak dilarang secara langsung atau tidak
langsung10:

8 Indra Rahadiyan, 2014, Hukum Pasar Modal di Indonesia,. UII Press, Yogyakarta, hlm 19
9Ainul Azizah, 2019, Model Ganti Kerugian Bagi Korban Penipuan Pasar Modal, Jurnal Ilmiah Ilmu
Hukum Simbur Cahaya, Volume 26 Nomor 2, hlm.3.
10 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
a. menipu atau mengelabui Pihak lain dengan menggunakan sarana dan
atau cara apa pun;
b. turut serta menipu atau mengelabui Pihak lain; dan
c. membuat pernyataan tidak benar mengenai fakta yang material atau tidak
mengungkapkan fakta yang material agar pernyataan yang dibuat tidak
menyesatkan mengenai keadaan yang terjadi pada saat pernyataan dibuat
dengan maksud untuk menguntungkan atau menghindarkan kerugian
untuk diri sendiri atau Pihak lain atau dengan tujuan mempengaruhi
Pihak lain untuk membeli atau menjual Efek.

Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) pasal 378


menjelaskan mengenai unsur tindak pidana penipuan yang berkaitan dengan
pasar modal, yaitu perbuatan menggerakkan (bewegen) serta menguntungkan
diri sendiri atau orang lain dengan cara11 :
1. Melawan hukum
Maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain dengan melakukan
perbuatan menggerakkan haruslah berupa maksud yang melawan hukum.
Unsur maksud dalam rumusan penipuan ditempatkan sebelum unsur
melawan hukum, yang artinya unsur maksud itu harus ditujukan pada
unsur melawan hukum.
2. Memakai martabat/kedudukan palsu
Adapun yang dimaksud dengan martabat/kedudukan palsu itu adalah
suatu kedudukan yang disebut/digunakan seseorang, kedudukan mana
menciptakan/mempunyai hak-hak tertentu, padahal sesungguhnya ia
tidak mempunyai hak tertentu itu. Perbuatan menggunakan kedudukan
palsu adalah bersikap secara menipu terhadap orang ketiga, misalnya
sebagai seorang kuasa, seorang agen, seorang wali, seorang kurator
ataupun yang dimaksud untuk memperoleh kepercayaan sebagai seorang
pedagang atau seorang pejabat.
3. Tipu muslihat dan rangkaian kebohongan
Kedua cara menggerakkan orang lain ini sama-sama bersifat menipu atau
isinya tidak benar atau palsu, namun dapat menimbulkan
kepercayaan/kesan bagi orang lain bahwa semua itu seolah-olah benar
adanya. Namun ada perbedaan, yaitu: pada tipu muslihat berupa
perbuatan, sedangkan pada rangkaian kebohongan berupa
ucapan/perkataan. Tipu muslihat diartikan sebagai suatu perbuatan yang
sedemikian rupa dan yang menimbulkan kesan atau kepercayaan tentang
kebenaran perbuatan itu, yang sesungguhnya tidak benar, karenanya
orang bisa menjadi percaya dan tertarik atau tergerak hatinya. Tergerak
hati orang lain itulah yang sebenarnya dituju oleh si penipu, karena
dengan tergerak hatinya/terpengaruh kehendaknya itu adalah berupa
sarana agar orang lain (korban) berbuat menyerahkan benda yang
dimaksud.
4. membujuk orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya,
atau supaya memberi utang atau menghapuskan piutang.
11 Loc.cit. Fael Hendra Imanuel Ratu. hlm.17-18.
Maraknya penipuan investasi di Indonesia telah didorong oleh beberapa
faktor, seperti kurangnya kesadaran masyarakat terhadap sektor keuangan,
khususnya investasi yang legal, dan nasib buruk mereka yang mencari
keuntungan tinggi sembari mengabaikan risiko. 12 Korban dari investasi fiktif ini
tidak hanya dari masyarakat kalangan menengah kebawah, tetapi juga kalangan
terpelajar atau kelas atas yang dapat digolongkan terpelajar atau berpendidikan
baik. Ada dua jenis orang yang ditargetkan oleh perusahaan investasi ilegal ialah
mereka yang tidak mengetahui bahwa perusahaan yang diusulkan atau produk
investasi yang diusulkan tidak memiliki izin (legalitasnya tidak jelas), dan
mereka yang sudah mengetahui izin perusahaan tetapi memiliki harapan yang
tinggi.13
Berbagai fenomena penipuan investasi yang semakin marak belakangan
ini, melukiskan gambaran buruk tentang kurangnya perhatian pemerintah
terhadap masyarakat dari praktik-praktik yang dapat merugikan keuangan
publik. Bahkan saat ini banyak di kalangan masyarakat yang sering menyamar
sebagai transaksi investasi, investasi emas, koperasi, MLM, hingga yang bersifat
religi. Fitur utamanya tentu saja adalah bisnis yang fokus mengumpulkan uang
dan menjanjikan keuntungan yang fantastis.14

Contoh Kasus PT Sarijaya Permana Sekuritas


Penyelewengan dana 8.700 nasabah sebesar 245 miliar oleh Komisaris
Utama PT Sarijaya Permana Sekuritas menggunakan 17 rekening fiktif.
Menggunakan 17 rekening fiktif. Dana yang terkumpul di rekening tersebut
dipindahkan ke rekening yang lain untuk tujuan yang tidak ada kaitannya
dengan jual beli saham. Pemilik 60% saham perusahaan Sarijaya telah
menggunakan dana Rp214,4 miliar, termasuk modal perusahaan sebesar Rp5,77
miliar. Oleh karena itu, Herman dianggap telah melakukan tindak pidana
penggelapan/penipuan, dan pencucian uang yang merugikan 13074 nasabah
Sarijaya sekitar Rp235,6 miliar.

Manipulasi Pasar
Uraian berikutnya adalah tentang Manipulasi Pasar yang merupakan
perbuatan tindak pidana atau perbuatan melawan hukum, yang merupakan atau
menjadi salah satu bab yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal. Sebagaimana ketentuan Pasal 91 Undang-Undang Pasar
Modal, Manipulasi Pasar adalah tindakan yang dilakukan oleh setiap pihak
secara langsung maupun tidak dengan maksud untuk menciptakan gambaran
semu atau menyesatkan mengenai perdagangan, keadaan pasar atau harga efek
di bursa efek.15 Dalam ruang lingkup Pasar Modal di Indonesia, definisi tersebut

12 Sultan Syahril A Kh. 2021. Karakteristik Tindak Pidana Pasar Modal. Jurnal Elektronik Hukum
Bisnis Universitas Narotama Surabaya. Volume 5 Nomor 1. hlm.517.
13 Ni Putu Rai SP, I Nyoman Putu, dkk. 2022. Tindak Pidana Penipuan Investasi Fiktif di Pasar Modal
Menggunakan Skema Piramida. Jurnal Preferensi Hukum. Volume 3 Nomor 2. hlm.446.
14 Ibid.
15 Op.Cit. Fael Hendra Imanuel Ratu.
diatas sesuai dengan ketentuan Pasal 92 Undang-Undang Pasar Modal yang
berbunyi : “setiap tindak, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan
pihak lain, dilarang melakukan 2 (dua) transaksi efek atau lebih, baik langsung
maupun tidak langsung, sehingga menyebabkan harga efek di Bursa Efek tetap,
naik atau turun dengan tujuan mempengaruhi pihak lain untuk membeli,
menjual atau menahan efek”.
Berdasarkan ketentuan pasal tersebut diatas, unsur-unsur tindakan yang
dilarang adalah :
● Menciptakan gambaran pasar modal yang tidak sebenarnya.
● Melakukan transaksi selama dua kali atau lebih pada efek di Bursa Efek
sehingga dapat berakibat harga efek stagnan, naik atau mengalami
akumulasi agar dapat mempengaruhi pihak lain.
● Membuat pernyataan secara subjektif.

Sebagaimana ketentuan Pasal 104 Undang-Undang Penanaman Modal,


setiap pihak yang melanggar ketentuan Pasal 92 tersebut diatas, diancam dengan
pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp 15
miliar. Definisi lain tentang Manipulasi Pasar adalah sebuah upaya yang
disengaja untuk mencampurtangani situasi pasar dengan operasi pasar yang
bebas dan adil dan menciptakan kenampakan buatan yang palsu atau
menyesatkan menyangkut harga, atau pasar untuk sekuritas, komoditas, atau
nilai tukar dengan pihak lain, dilarang melakukan 2 (dua) transaksi efek atau
lebih, baik langsung maupun tidak langsung, sehingga menyebabkan harga efek
di Bursa Efek tetap, naik atau turun dengan tujuan mempengaruhi pihak lain
untuk membeli, menjual atau menahan efek.16

Kegiatan yang termasuk dalam manipulasi pasar yakni sebagai berikut:


1. Matching order
2. Marking Painting the tape the close
3. Marking the close
4. Pools (pump-pump manipulation)
5. Pembentukan harga berkaitan dengan merger, konsolidasi dan akuisisi
6. Special Allotment
7. Wash sales
8. Churning
9. Concerning the Market
10. Free Riding

Contoh Kasus PT AGIS Tbk (TMPI)


Fluktuasi harga saham PT AGIS Tbk (TMPI) September 2006 sampai dengan
Agustus 2007 melonjak sebesar 981,4%. TMPI juga menyampaikan pernyataan yang
berbeda-beda mengenai jadwal realisasi pelaksanaan akuisisi PT Akira Indonesia dan
PT TT Indonesia. TMPI terbukti telah memberikan informasi yang secara material tidak

16 Vidya Nor Rachmadini, 2019. Perlindungan Hukum Bagi Investor Dalam Pasar Modal Menurut
Undang-Undang Pasar Modal Dan Undang-Undang Otoritas Jasa Keuangan. Pena Justisia. Volume 18
Nomor 2.
benar terkait dengan pendapatan dari 2 (dua) perusahaan yang akan diakuisisi, yaitu PT
Akira Indonesia dan PT TT Indonesia, dimana dinyatakan bahwa pendapatan kedua
perusahaan tersebut adalah sebesar Rp 800 miliar. Berdasarkan Laporan Keuangan
kedua perusahaan yang akan diambil alih tersebut per 31 Maret 2007 total
pendapatannya hanya sebesar kurang lebih Rp 466,8 miliar. TMPI melakukan
pelanggaran terkait Laporan Keuangan TMPI.
Contoh Kasus PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk (DSFI)
Beberapa Pihak secara bersama-sama terbukti melakukan perdagangan saham
DSFI yang tidak menyebabkan terjadinya perubahan kepemilikan atas saham tersebut.
Tindakan tersebut dikategorikan sebagai tindakan manipulasi pasar. Beberapa
Perusahaan Efek tidak melakukan verifikasi atas tersedianya dana atau Efek yang
mengakibatkan gagal bayar atas perdagangan saham DSFI. Beberapa direktur dan
pegawai Perusahaan Efek telah melakukan penjaminan saham milik nasabah tanpa
sepengetahuan dan ijin dari nasabah, yang digunakan untuk kepentingan Perusahaan
Efek. Beberapa direktur Perusahaan Efek melanggar angka 2 Peraturan Nomor V.D.1
Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep- 27/PM/1996 tanggal 17 Januari
1996 tentang Pengawasan Terhadap Wakil Dan Pegawai Perusahaan Efek.

Perdagangan Orang Dalam


Tindak pidana berikutnya adalah Perdagangan Orang Dalam (Insider Trading)
yaitu tindakan orang dalam melakukan suatu transaksi menggunakan informasi yang
sebelumnya belum diketahui oleh masyarakat. Sebagai salah satu kejahatan di bidang
Pasar Modal Perdagangan Orang Dalam merupakan suatu kejahatan yang mempunyai
karakteristik yang sangat khas. Objek kejahatan ini adalah informasi yang sifatnya
material dan belum terbuka untuk umum, sehingga orang dalam memanfaatkannya
untuk kepentingan dan keuntungan sendiri, baik secara perorangan maupun secara
kolektif. Kejahatan orang dalam (insider trading) sebagai salah satu kejahatan di bidang
pasar modal, dapat dilakukan oleh perseorangan (pribadi) dan korporasi.17
Sanksi yang diberikan terhadap pelaku perseorangan adalah berupa sanksi
pidana penjara dan denda, sedangkan terhadap pelaku korporasi yang diberikan adalah
sanksi administratif karena melihat rumusan Pasal 104 Undang-Undang Pasar Modal,
dimana sanksi yang dirumuskan bersifat kumulatif berupa pidana penjara dan denda.
Pemberian sanksi administratif kepada korporasi sesuai dengan Pasal 102 Undang
Undang Penanaman Modal juncto Pasal 61 Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun
1995. Setiap pelaku yang terbukti melakukan penipuan dalam perdagangan efek dapat
dipidana paling lama 10 tahun dan denda paling banyak Rp 15 miliar seperti yang
dicantumkan di dalam Pasal 104 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995. Ancaman
pidana ini jauh lebih besar dibandingkan dengan ancaman pidana terhadap penipuan
yang diatur dalam Pasal 378 KUHP yang hanya paling lama 4 tahun penjara, atau paling
lama 2 tahun 8 bulan penjara sesuai Pasal 390 KUHP.18
Contoh Kasus PT PGN
Saham PT PGN menurun secara signifikan dari September 2006-januari 2007.
Dalam rentang waktu September 2006-januari 2007 terdapat perdagangan orang dalam

17 Yunial Laili Mutiari, 2019. Insider Trading Dalam Perspektif Hukum Pasar Modal Di Indonesia.
Jurnal Yuridis. hlm.34.
18 Ibid.
yang dilakukan oleh 9 karyawan yang memiliki posisi strategis. Terdapat keterlambatan
penyampaian laporan kepada Bapepam dan masyarakat. Bapepam dan LK memberikan
Sanksi kepada PT PGN:
● Denda Rp 35 juta
● Denda Rp 5 miliar kepada Direksi
● Menanggung biaya registrasi saham
● Kewajiban pengumuman dalam 2 surat kabar

Contoh Kasus PT Lippo e-Net Tbk


PT Lippo e-Net Tbk telah menerbitkan 9 press release yang tidak didukung oleh
fakta yang jelas. Bapepam dan LK memberikan Sanksi peringatan tertulis dan denda Rp
5 miliar kepada Direksi dan Komisaris Pt Lippo e-Net Tbk. Bapepam dan LK
memberikan Sanksi kepada PT Lippo e-Net Tbk:
● Peringatan tertulis
● Denda Rp 500 juta
● Menanggung biaya registrasi saham
● Kewajiban pengumuman dalam 2 surat kabar
Pada penerbitan press release tersebut, PT Lippo Securities Tbk (afiliasi
PT Lippo e-Net) aktif mentransaksikan saham PT Lippo e-Net melalui 2
Anggota Bursa.

Bapepam dan LK memberikan Sanksi kepada PT Lippo Securities:


● Peringatan tertulis dan denda Rp 500 juta
● Menanggung biaya registrasi saham
● Peringatan tertulis dan pembekuan izin usaha perorangan WPPE &
WPEE PT.Lippo Securities
● Peringatan tertulis dan pembekuan izin usaha perorangan WPPE PT
Ciptadana
● Sekuritas & PT Intan Artha Parama

B. Perlindungan Hukum Bagi Investor Dalam Pasar Modal Akibat Praktik


Tindak Pidana Penipuan (Fraud), Manipulasi Pasar, dan Perdagangan
Orang Dalam (Insider Trading)
Agar pasar modal bisa maju, ketentuan hukum dengan penjaminan
perlindungan hukum untuk semua pihak yang berada pada aktivitas pasar modal
dari kecurangan diperlukan. Perlindungan hukum bertujuan untuk membuat
kondisi yang nyaman dan aman serta terdapat adanya kepastian hukum bagi
pihak individu maupun badan hukum. Ketika terdapat temuan tentang suatu
transaksi semu, maka hal tersebut berpotensi memicu indikasi adanya aktivitas
perdagangan yang tidak wajar (unusual market activity) yang akan berdampak
pada pengenaan sanksi yang dijatuhkan oleh BEI untuk emiten. Adapun
sanksinya bisa berupa denda maksimal 500 juta rupiah, teguran tertulis,
peringatan tertulis, suspense, dan delisting dengan membiarkan harga efek untuk
tetap stabil dengan sengaja (stabilization). Pada kasus tersebut, efek dibeli guna
menghalangi adanya pengurangan harga pada open market. Contohnya
pembelian efek di pasar perdana oleh sindikat dari bank yang tak lama
setelahnya dijual untuk khalayak yang lebih luas dengan menaikkan harga. Jika
dilihat dari cara yang dilakukan dengan stabilisasi harga, tentu hal tersebut bisa
diartikan sebagai manipulasi pasar.19
Perlindungan hukum merupakan sebuah perlindungan yang vital karena
dengan landasan berpikir bahwasannya hukum merupakan media yang mampu
memberikan akomodasi kepentingan dan hak konsumen dalam cara yang
komprehensif. Hukum mempunyai power yang sudah diakui oleh negara secara
resmi yang mana dapat memberikan dampak yang permanen. Terdapat dua
macam perlindungan hukum bagi investor yang dicurangi dalam praktik
manipulasi, yaitu perlindungan hukum preventif dan represif. Perlindungan
hukum yang dilaksanakan guna menghalangi adanya praktik penyelewengan
dalam pasar modal yang bisa memunculkan kerugian untuk pemodal merupakan
maksud dari perlindungan hukum preventif sedangkan perlindungan hukum
represif yaitu ketika terdapat permasalahan antara perusahaan penyedia jasa
keuangan dengan konsumennya, OJK memiliki kewenangan untuk memberikan
pembelaan hukum bagi masyarakat sebagai konsumen.20
Aspek perlindungan konsumen tertulis dalam Pasal 28, 29, dan 30 di UU
OJK yang berisikan ketentuan yang mengurus terkait perlindungan masyarakat
sebagai konsumen terhadap penyedia jasa keuangan. Dalam perlindungan
hukum preventif terdapat berbagai sarana perlindungan hukum preventif, antara
lain Regulasi sebagai perlindungan hukum kepada pemodal oleh OJK dengan
pengeluaran aturan-aturan POJK, Edukasi terkait perlindungan yang sudah
diatur dalam UU OJK, Pengawasan yang dilakukan oleh OJK yang memiliki
kewenangan untuk melakukan tindakan pencegahan kerugian investor,
Pembinaan yang dilakukan melalui pelayanan dan penyelesaian aduan dari
investor dengan pertimbangan terkait manajemen risiko, Sosialisasi sebagai
bentuk upaya peningkatan economic knowledge untuk public dari surat edaran
OJK, dan yang terakhir, Peringatan yang dilakukan dengan cara OJK memberi
peringatan kepada perusahaan yang dianggap menyimpang agar mampu
meminimalisir kerugian yang muncul dari perbuatan tidak etis dari jasa
keuangan untuk publik.21
Selain itu juga terdapat bentuk perlindungan bagi investor dengan
pengawasan aktivitas jual beli yang diatur di UUPM pasal 3 ayat 1 dan pasal 7
ayat 2. Dalam bentuk perlindungan represif, OJK mementingkan perlindungan
hukum milik masyarakat sebagai konsumen. Penerapan diusahakan melalui
penyuluhan perusahaan jasa keuangan supaya melakukan penyelesaiaan aduan
yang diusulkan oleh investor yang mendapatkan kerugian. Perlindungan Hukum
Represif tentu memiliki sanksi untuk para pelaku manipulasi pasar, sanksi
tersebut dibagi dalam tiga macam antara lain sanksi administratif, sanksi pidana
dan sanksi perdata. Terdapatnya sanksi tersebut merupakan bentuk dari adanya

19 Hasna Kharimah Septiana, 2021. Analisis Tanggung Jawab Hukum Terhadap Tindak Pidana
Manipulasi Pasar Dan Perlindungan Hukum Bagi Investor Minoritas Studi Kasus:Posa. Jurnal Ilmu
Sosial dan Pendidikan. Volume 5 Nomor 2.
20 Ibid.
21 Anastasya Athasya, 2019. Tugas dan Fungsi Otoritas Jasa Keuangan dalam Sengketa Perdata
Terkait Perlindungan. Jurnal Private Law. Volume 7 Nomor 2.
perlindungan hukum bagi para pemodal dalam praktik manipulasi pasar. Hal
tersebut menjadi vital bagi para pemodal dalam menghadapi situasi dan iklim
dalam pasar modal.22
UUPM No. 8 Tahun 1995 menentukan hukuman bagi siapapun yang
melakukan pelanggaran atas ketentuan yang sudah ada. Sanksi administratif
berisikan peringatan tertulis, Denda atau kewajiban untuk membayar sejumlah
uang tertentu, Pembatasan kegiatan usaha, Pembekuan kegiatan usaha,
Pencabutan izin usaha, Pembatalan persetujuan, dan Pembatalan persetujuan.
Sanksi pidana ditentukan dalam pasal 104 yang berisikan peringatan bagi para
pelanggar ketentuan yang sudah dimaksudkan dalam pasal 90 hingga 98 dapat
menggugat dengan pidana penjara maksimal sepuluh tahun dengan denda
maksimal sebanyak 15 M. Sedangkan untuk Sanksi Perdata penjelasan
sanksinya tertuang dalam UUPM Pasal 111 yang menjelaskan bagi semua pihak
yang mendapati kerugian dari penyelewengan perundang-undangan dapat
meminta ganti rugi baik secara individu maupun kolektif dengan tuntutan yang
sama kepada pihak yang melakukan penyelewengan pelanggaran.23
Perlindungan hukum yang memiliki sifat represif terlihat dalam
perundang-undangan OJK dalam pasal 29 yang mencakup persiapan atas
perangkat layanan aduan konsumen, pembuatan sistem aduan konsumen, dan
penyediaan jasa sebagai fasilitator untuk penyelesaian aduan konsumen yang
mendapati kecurangan dari lembaga jasa keuangan. Selain itu, seperti yang
tertera dalam perundang-undangan OJK pasal 30 terkait pembelaan hukum yang
mewajibkan OJK untuk bertindak terhadap lembaga jasa keuangan demi
melakukan penyelesaian atas aduan dan gugatan yang dilakukan oleh konsumen
demi mendapatkan penggantian kerugian yang mana berarti perusahaan jasa
keuangan diberikan kesempatan guna Internal Dispute Resolution (IDR) oleh
OJK yang mana memperbolehkan penyelesaian hanya antara pihak masyarakat
dan lembaga jasa keuangan yang terkait. Usaha lainnya yang berbentuk
perlindungan yaitu OJK memiliki kewenangan untuk mengajukan gugatan yang
bertujuan untuk mendapatkan harta kekayaannya kembali.24

PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam kegiatan
pasar modal terdapat beberapa jenis tindak pidana yang biasa terjadi diantaranya
yaitu mengenai penipuan (fraud) yang merupakan penyelewengan informasi
harga saham yang dimanfaatkan oleh oknum untuk menipu nasabahnya,
manipulasi pasar yang merupakan menciptakan gambaran semu atau
menyesatkan mengenai perdagangan, keadaan pasar atau harga efek di bursa
efek, dan perdagangan orang dalam (insider trading) yaitu tindakan orang dalam
melakukan suatu transaksi menggunakan informasi yang sebelumnya belum
diketahui oleh masyarakat. Kegiatan yang mengandung unsur penipuan,

22 Ibid.
23 Ibid.
24 Juli Asril, 2019. Penyelesaian Dan Pencegahan Manipulasi Pasar Dalam Pelaksanaan Pasar Modal.
Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, & Akuntansi). Volume 3 Nomor 1.
manipulasi, dan perdagangan orang dalam tersebut telah dilarang dengan segala
sanksinya dan telah tercantum dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal. Larangan ini dibuat untuk melindungi kepentingan
masyarakat investor/pemodal, serta untuk menjamin agar proses perdagangan
efek dapat berlangsung secara jujur dan sehat sehingga kepercayaan masyarakat
terhadap industri Pasar Modal Indonesia dapat terus terjaga dan bertahan lama.

Kemudian, terdapat dua macam perlindungan hukum bagi investor yang


dicurangi dalam praktik manipulasi, yaitu perlindungan hukum preventif dan
represif. Perlindungan preventif dilakukan untuk meminimalisir praktek
penyelewengan dalam pasar modal dengan dikeluarkannya regulasi sebagai
perlindungan hukum kepada pemodal oleh OJK, edukasi, pembinaan yang
dilakukan melalui pelayanan dan penyelesaian aduan dari investor dengan
pertimbangan terkait manajemen risiko, sosialisasi dalam rangka meningkatkan
economic knowledge, serta peringatan yang diberikan oleh OJK kepada
perusahaan yang dianggap menyimpang agar mampu meminimalisir kerugian
yang muncul dari perbuatan tidak etis dari jasa keuangan untuk publik. Selain
itu, terdapat perlindungan hukum represif, yaitu pembelaan hukum bagi
konsumen yang dilakukan oleh pihak yang berwenang seperti OJK jika terdapat
permasalahan antara perusahaan dengan konsumennya.

B. Saran
UUPM No. 8 Tahun 1995 menentukan hukuman bagi siapapun yang
melakukan pelanggaran atas ketentuan yang sudah ada. Namun, sejauh ini masih
banyak kasus terkait penipuan (fraud), manipulasi pasar, dan perdagangan orang
sebagaimana yang telah diuraikan di atas. Oleh karena itu, penting bagi
pemegang kewenangan seperti OJK dalam mengawasi kegiatan berinvestasi,
terutama dengan dilakukannya upaya preventif secara terus menerus guna
mengingatkan masyarakat dari praktik-praktik penyelewengan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Sutedi, Adrian. 2009, Segi-segi Hukum Pasar Modal, Cet. 1, Ghalia Indonesia, Bogor,
hlm.136
Rahadiyan, Indra. 2014, Hukum Pasar Modal di Indonesia, UII Press, Yogyakarta,
hlm 19

Jurnal:
Asril, Juli. 2019. Penyelesaian Dan Pencegahan Manipulasi Pasar Dalam
Pelaksanaan Pasar Modal. Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, &
Akuntansi). Volume 3 Nomor 1.
Athasya, Anastasya. 2019. Tugas dan Fungsi Otoritas Jasa Keuangan dalam
Sengketa Perdata Terkait Perlindungan. Jurnal Private Law. Volume 7 Nomor
2.
Azizah, Ainul. 2019. Model Ganti Kerugian Bagi Korban Penipuan Pasar
Modal, Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum Simbur Cahaya, Volume 26 Nomor 2.
Rahmany, Sri. 2019. Manajemen Risiko Reputasi dalam Pasar Modal Syariah, Jurnal
Iqtishaduna: Jurnal Ilmiah Ekonomi Kita, Vol.8, No.2, hlm. 273
Mutiari, Yunial Laili. 2019. Insider Trading Dalam Perspektif Hukum Pasar
Modal Di Indonesia. Jurnal Yuridis. hlm.34.
Nabila, Winda. 2021. Upaya Penegakan Hukum Kejahatan Insider Trading dalam
Hukum Pasar Modal Indonesia, Tesis Universitas Pelita Harapan, hlm.1
Pakpahan, Elvira. 2019. Peran Pemerintah dalam Mitigasi Kejahatan Pasar Modal
Indonesia, Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS),
Volume 2 Nomor.1.
Rachmadini, Vidya Nor. 2019. Perlindungan Hukum Bagi Investor Dalam
Pasar Modal Menurut Undang-Undang Pasar Modal Dan Undang-Undang
Otoritas Jasa Keuangan. Pena Justisia. Volume 18 Nomor 2.
Ratu, Fael. 2019. Tindak Pidana Penipuan, Manipulasi Pasar, Perdagangan
Orang Dalam, Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995, Jurnal Lex
Crimen Volume 8, Nomor 8.
Rengkung, Asri, dkk. 2021. Aspek Hukum Perbuatan Yang Dilarang Dalam Bidang
Pasar Modal Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar
Modal, Jurnal Lex Privatum Volume 9, Nomor 10.
Septiana, Hasna Kharimah. 2021. Analisis Tanggung Jawab Hukum Terhadap
Tindak Pidana Manipulasi Pasar Dan Perlindungan Hukum Bagi Investor
Minoritas Studi Kasus:Posa. Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan. Volume 5
Nomor 2.
SP, Ni Putu Rai, dkk. 2022. Tindak Pidana Penipuan Investasi Fiktif di Pasar
Modal Menggunakan Skema Piramida. Jurnal Preferensi Hukum. Volume 3
Nomor 2.
Syahril, Sultan.. 2021. Karakteristik Tindak Pidana Pasar Modal. Jurnal Elektronik
Hukum Bisnis Universitas Narotama Surabaya. Volume 5 Nomor 1.

Peraturan Perundang-Undangan:
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
Peraturan Nomor V.D.1 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-
27/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 tentang Pengawasan Terhadap Wakil Dan
Pegawai Perusahaan Efek.
Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Pasar
Modal

Anda mungkin juga menyukai