MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Pidana Ekonomi dan Politik
Oleh:
Azis Ahmad Sodik, S.H
2190010026
Halaman
DAFTAR ISI........................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................6
A. Kesimpulan.............................................................................................13
B. Saran........................................................................................................13
B. Daftar Pustaka........................................................................................14
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hukum berfungsi untuk menciptakan dan menjaga ketertiban serta
kedamaian di dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, terdapat adagium
“Ibi ius ubi Societas “(dimana ada masyarakat disitu ada hukum). Dalam
perkembangan hukum, dikenal dua jenis hukum yaitu: hukum privat dan hukum
publik. Hukum Privat mengatur hubungan antara orang perorangan, sedangkan
hukum publik mengatur hubungan antara negara dengan individu.
Perkembangan hukum berkaitan erat dengan perkembangan masyarakat.
Menurut mazhab Jerman, perkembangan hukum akan selalu tertinggal dari
perkembangan masyarakal. Perkembangan yang terjadi di dalam masyarakat,
menyebabkan pula perkembangan kebutuhan masyarakat terhadap hukum.
Kondisi demikian mendorong terjadinya perkembangan di bidang hukum privat
maupun hukum publik. Kegiatan yang pesat di bidang ekonomi misalnya,
menurut sebagian masyarakat menyebabkan peraturan yang ada di bidang
perekonomian tidak lagi dapat mengikuti dan mengakomodir kebutuhan hukum di
bidang ini, sehingga dibutuhkan aturan yang baru di bidang hukum ekonomi.
Marzuki Usman menyatakan pasar modal sebagai pelengkap di sektor
keuangan terhadap dua lembaga lainnya yaitu bank dan lembaga pembiayaan
(Anuraga, Pandji dan Piji Pakarti, 2001: 5). Pasar Modal merupakan tempat
dimana dunia perbankan dan asuransi meminjamkan dananya yang menganggur.
Dengan kata lain, Pasar Modal merupakan sarana moneter penghubung antara
pemilik modal (masyarakat atau investor) dengan peminjam dana (pengusaha atau
pihak emiten).
Keberadaan pasar modal menyebabkan semakin meningkatnya kegiatan
ekonomi, sebab kebutuhan keuangan (financial need) pelaku kegiatan ekonomi,
baik perusahaan-perusahaan swasta, individu maupun pemerintah dapat diperoleh
melalui pasar modal. Dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal, selain dimuat sanksi perdata dan administrasi, juga dilengkapi dengan
sanksi pidana yang diatur dalam Bab XV tentang “Ketentuan Pidana” (Pasal
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka yang menjadi permasalahan
dalam penulisan ini adalah:
1. Apasajakah jenis-jenis tindak pidana pasar modal yang terjadi di Indonesia?
2. Bagaimanakah penegakan hukum terhadap tindak pidana pasar modal di
Indonesia?
5
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui jenis-jenis tindak pidana pasar modal yang terjadi di
Indnonesia
2. Untuk mengetahui penegakan hukum terhadap tindak pidana pasar modal di
Indonesia
6
BAB II
PEMBAHASAN
mempengaruhi harga efek di bursa efek apabila pada saat peryataan dibuat
atau keterangan diberikan:
Pihak yang bersangkutan mengetahui atau sepatutnya mengetahui
bahwa peryataan atau keterangan tersebut secara material tidak benar
atau menyesatkan; atau
Pihak yang bersangkutan tidak cukup berhati-hati dalam menentukan
kebenaran material dari peryataan atau keterangan tersebut.
3. Insider Trading
Insider trading adalah Perdagangan efek dengan mempergunakan
Informasi Orang Dalam (IOD). IOD adalah informasi material yang dimiliki
orang dalam yang belum tersedia untuk umum Undang-Undang No. 8 Tahun
1995, tidak memberikan batasan insider trading secara tegas. Transaksi yang
dilarang antara lain yaitu orang dalam dari emiten yang mempunyai informasi
orang dalam melakukan transaksi penjualan atau pembelian atas efek emiten
atau perusahaan lain yang melakukan transaksi dengan emiten atau
perusahaan publik yang bersangkutan.
Dengan demikian pokok permasalahan insider trading adalah
”informasi”. Orang dalam atau dikenal dengan “insider” adalah manajer,
pegawai atau pemegang saham utama emiten atau perusahaan publik, pihak
yang karena kedudukan atau profesinya atau karena hubungan usahanya
dengan emiten atau perusahaan publik memungkinkannya mempunyai IOD,
termasuk pihak yang dalam 6 bulan terakhir tidak lagi menjadi orang-orang
tersebut. Sementara pihak lain yang dilarang melakukan insider trading
adalah mereka yang memperoleh IOD secara melawan hukum, sebagaimana
yang ditentukan dalam Pasal 97 Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang
Pasar Modal, bahwa pihak yang berusaha untuk memperoleh IOD dari orang
dalam secara melawan hukum dan kemudian memperolehnya dikenakan
larangan yang sama dengan larangan yang berlaku bagi orang yang
sebagaimana dimaksud Pasal 95 dan Pasal 96.
Demikian juga perusahaan efek yang memiliki IOD, pegawai
Bapepam yang diberi tugas atau pihak lain yang ditunjuk oleh Bapepam
8
4. Short Selling
Selain berbagai perbuatan yang dilarang di Pasar Modal di atas
banyak berkembang perbuatan pelanggaran dan tindak pidana yang lain yang
belum terjangkau oleh Undang-undang Pasar Modal, seperti “Short Selling”,
yaitu perdagangan efek pada pasar tidak normal atau jatuh, yang menjadikan
short selling sebagai perbuatan pidana adalah merusak atau menurunkan
harga efek, merusak atau menurunkan indeks harga saham yang secara
langsung dapat merubah kondisi perekonomian nasional.
pasar modal, tetapi seperti pada tindak pidana pasar modal, alasan yang sama
telah dikemukakan di atas menjadi dasar untuk memberikan sanksi administrasi
tersebut.
Melihat penyelesaian terhadap kasus-kasus pelanggaran yang dilakukan
oleh Bapepam, Bapepam lebih cenderung menyelesaikan persoalan tersebut
dengan menggunakan jalur di luar pengadilan (non penal), akan tetapi apabila
pihak pelanggar tidak dapat menyelesaikan sanksi administratif yang telah
dijatuhkan, maka pihak Bapepam akan menyelesaikan kasus tersebut ke
pengadilan (penyelesaian secara penal). Dapat dikatakan disini bahwa, pihak
Bapepam beranggapan bahwa hukum pidana tersebut sebagai senjata pamungkas
(Ultimum Remedium) di dalam penyelesaian kasus pelanggaran perundang-
undangan di pasar modal.
Kejahatan dan pelanggaran di pasar modal berupa penipuan, manipulasi
pasar dan Insider Trading. Bapepam adalah lembaga regulator dan pengawas
pasar modal, dipimpin oleh seorang ketua, dibantu seorang sekretaris, dan tujuh
orang kepala biro terdiri atas:
a. Biro perundang-undangan dan Bantuan Hukum
b. Biro Pemeriksaan dan Penyidikan
c. Biro Pengelolaan dan Riset
d. Biro Transaksi dan Lembaga Efek
e. Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Jasa
f. Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Riil.
g. Biro Standar dan Keterbukaan.
akan berlanjut bila sanksi yang telah ditetapkan tersebut tidak dapat diterima atau
tidak dilaksanakan, misalnya denda yang telah ditetapkan oleh Bapepam tidak
dipenuhi oleh pihak yang diduga telah melakukan pelanggaran, maka akan
dilanjutkan dengan tahap penuntutan, dengan menyerahkan kasus tersebut kepada
pihak Kejaksaan sebagai lembaga yang berwenang melakukan penuntutan.
Demikian pula dengan Bursa Efek, sebagai lembaga yang
menyelenggarakan pelaksanaan perdagangan efek, apabila di dalam melakukan
transaksi perdagangan efek menemukan suatu pelanggaran, yang berindikasi
adanya pelanggaran yang bersifat pidana, lembaga ini akan menyerahkan
pelanggaran tersebut kepada Bapepam untuk dilakukan pemeriksaan dan
penyidikan.
Kewenangan melakukan penyidikan terhadap setiap kasus (pelanggaran
peraturan perundangan pidana) bagi Bapepam, diberikan oleh KUHAP seperti
tercantum di dalam ketentuan Pasal 6 (ayat 1) huruf (b). yang menyebutkan:
“Penyidik adalah aparat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang
khusus oleh undang-undang.”
Tata cara pemeriksaan di bidang pasar modal dijelaskan dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 46 tahun 1995. Bapepam akan melakukan pemeriksaan bila:
a. Ada laporan, pemberitahuan atau pengaduan dari pihak tentang adanya
pelanggaran peraturan perundang-undangan pasar modal;
b. Bila tidak dipenuhinya kewajiban oleh pihak-pihak yang memperoleh
perizinan, persetujuan atau dari pendaftaran dari Bapepam ataupun dari pihak
lain yang dipersyaratkan untuk menyampaikan laporan kepada Bapepam, dan;
c. Adanya petunjuk telah terjadinya pelanggaran perundang-undangan di bidang
pasar modal
dari Bapepam dan pihak lain yang bergerak di bidang pasar modal, menyelesaikan
keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan sanksi oleh Bursa Efek,
lembaga kliring dan penjaminan, maupun lembaga penyimpanan dan
penyelesaian, dan lainnya.
Dengan berbagai fungsinya tersebut, Bapepam dapat mewujudkan tujuan
penciptaan kegiatan pasar modal yang teratur, dan efisien serta dapat melindungi
kepentingan pemodal dan masyarakat. Dalam melaksanakan fungsi penegakan
hukum, Bapepam bersikap proaktif bila terdapat indikasi pelanggaran peraturan
perundang-undangan pasar modal. Dengan melakukan pemeriksaan, dan atau
penyidikan, yang didasarkan kepada laporan atau pengaduan dari pelaku-pelaku
pasar modal, data tersebut dianlisis oleh Bapepam dan dari hasil tersebut dijadikan
konsumsi publik dengan melakukan pemberitaan melalui media massa.
Sejak tahun 1997, Bapepam melaksanakan press release secara berkala
kepada masyarakat, antara lain melalui media massa dan media internet. Presss
Release yang dikeluarkan oleh Bapepam, merupakan bentuk publikasi dan
pertanggungjawaban kepada masyarakat mengenai kondisi, dan keberadaan suatu
perusahaan, dan juga kebutuhan masyarakat akan informasi pasar modal lainnya
misalnya, bila ada kebijakan perundang-undangan yang baru dari Bapepam.
Selain itu pula, kebijakan untuk selalu membuat laporan kepada masyarakat
melalui press release ini adalah merupakan perwujudan dari prinsip kejujuran dan
keterbukaan (tranparansi) yang dianut oleh lembaga pengawas pasar modal ini.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal telah
mengatur berbagai bentuk pelanggaran dan tindakan pidana pasar modal
berserta sanksi bagi pelakunya. Perbuatan yang dilarang tersebut meliputi
penipuan, manipulasi pasar, insider trading dan pencucian uang.
Penegakan hukum terhadap kejahatan dan pelanggaran di pasar
modal yang dilakukan oleh pelaku-pelaku ekonomi, hukum pidana jarang
digunakan dalam menyelesaikan kejahatan dan pelanggaran di pasar modal.
Penegakan hukum tersebut lebih banyak digunakan jalur non penal, yaitu
dengan menjatuhkan denda administrasi oleh Bapepam.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis menyarankan penegakan
hukum terhadap tindak pidana di pasar modal harus ditingkatkan kembali.
Bapepam sebagai badan yang memiliki wewenang untuk menyusun
peraturan dan menegakkan peraturan di bidang pasar modal, melakukan
pembinaan dan pengawasan terhadap pihak yang memperoleh izin,
persetujuan dan pendaftaran dari Bapepam dan pihak lain yang bergerak di
bidang pasar modal, menyelesaikan keberatan yang diajukan oleh pihak
yang dikenakan sanksi oleh Bursa Efek, lembaga kliring dan penjaminan,
maupun sebagai lembaga penyimpanan dan penyelesaian permasalahan di
bidang pasar modal harus memaksimalkan dan mengoptimalkan kewenagan
yang dimilikinya demi menciptakan pasar modal yang sehat di Indonesia.
14
DAFTAR PUSTAKA