Anda di halaman 1dari 10

AKUNTANSI FORENSIK

PENIPUAN LAPORAN KEUANGAN DAN PASAR MODAL

KELOMPOK 1
ANGGOTA KELOMPOK :
PUTRI WULANDARI (1221700009)
ARTANTI ANGGITA PUTRI (1221700025)
TITIN ARIANTI (1221700029)
DINI KURNIASARI (1221700036)
NURUL AYUNING WULAN (1221700104)
SAFIRA YULI ANANTA (1221700113)
ANISA EKA YULIANI (1221700117)
EDYTA DWI SETYOWATI (1221700128)
SEPTI DWI LESTARI (1221700139)

PRODI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNTAG SURABAYA
2019
Daftar Isi

Halaman Judul..........................................................................................................2
Daftar Isi..................................................................................................................ii
1. Latar Belakang..................................................................................................1
2. Gambaran Umum Kasus...................................................................................1
3. Permasalahan....................................................................................................2
4. Tinjauan Pustaka...............................................................................................4
5. Pembahasan......................................................................................................5
6. Simpulan...........................................................................................................8

ii
1. Latar Belakang
Mengenal berbagai bentuk kejahatan yang ada di dalam pasar modal
menjadi keharusan bagi investor agar terhindar sebagai korban kejahatan
orang lain serta akan membantu investor memiliki kepekaan yang tinggi
tentang dinamika pasar modal yang menjadi arena mengadu peruntungan.
Kejahatan yang dikenal di lingkungan pasar modal berbeda dengan
kejahatan  pada umumnya.  Kejahatan di pasar modal bukan seperti mencuri,
membunuh atau merampok, akan tetapi kejahatan yang terjadi sebagai akibat
dari perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan dan semakin modernnya
dunia digital nan dunia maya seperti yang dikenal dengan internet.
Dalam ketentuan peraturan perundang-undangan pasar modal di
Indonesia, ada tiga kategori besar dari praktek kejahatan di pasar modal yang
harus dikenal, yaitu Fraud, Market Manipulation, dan Insider Trading.
Fraud (kecurangan) hingga saat ini merupakan salah satu hal yang
fenomenal baik di negara berkembang dan negara maju. (Andreas, 2014:1).
Kecurangan dalam laporan keuangan merupakan salah saji atau penghapusan
terhadap jumlah atau pun pengungkapan yang sengaja dilakukan dengan
tujuan untuk mengelabui para penggunanya. (Elder, dkk;2011:104) Tunggal
(2104:3) juga menyatakan kecurangan (fraud) adalah suatu tindakan yang
disengaja (intentional) oleh satu individu atau lebih dalam manajemen, pihak
yang bertanggung jawab atas tata kelola, karyawan, atau pihak ketiga, yang
melibatkan penggunaan tipu muslihat untuk memperoleh suatu keuntungan
secara tidak adil atau melanggar hukum.

2. Gambaran Umum Kasus


Kasus transaksi semu saham PT Sekawan Intipratama Tbk (SIAP)
memasuki babak baru. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menaikkan status SIAP
ke proses penyidikan. Dari hasil pemeriksaan sebelumnya, OJK menemukan
dugaan tindak pidana pasar modal yang dilakukan manajemen SIAP.
Nurhaida, Kepala Pengawasan Pasar Modal OJK, menyatakan, otoritas
menemukan sejumlah hal yang harus ditindaklanjuti. Dalam pemeriksaan
tahap awal, OJK sudah memeriksa seluruh pihak yang terlibat dugaan

1
transaksi semu. OJK juga akan melanjutkan penyidikan terhadap beberapa
pihak sebelum perkara ini diputus.
Jika terbukti bersalah, akan ada sanksi yang akan dikenakan ke SIAP
dan beberapa pihak yang terlibat. Otoritas belum bisa memastikan kapan
perkara SIAP akan rampung. Sebab, masih terbuka kemungkinan kasus
tersebut berkembang dan melibatkan pihak-pihak lain. OJK juga berhati-hati
dalam proses penyidikan yang melibatkan emiten, broker dan investor
tersebut.
Sebelumnya, Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan, bursa
tidak menangani kasus SIAP secara khusus, tetapi hanya mengurusi dugaan
pelanggaran oleh anggota bursa (AB) atau broker. Terkait kasus SIAP, dia
mengatakan telah melakukan suspensi broker yang terbukti melanggar.
Kasus dugaan transaksi semu saham SIAP bermula pada Oktober
2015. Kala itu, BEI menemukan kejanggalan atas transaksi saham SIAP yang
dilakukan beberapa broker. Puncaknya, otoritas pasar modal melakukan
suspensi kepada sejumlah broker, termasuk Danareksa Sekuritas, atas kasus
saham SIAP. Tidak semua pelaku pasar saham mentransaksikan saham
tersebut. Otoritas mempercepat penyelesaian kasus ini demi memberikan
jaminan pasar modal Indonesia sehat. Langkah otoritas dan bursa sejauh ini
cukup baik, dengan tidak memperbolehkan transaksi yang melibatkan saham
SIAP.

3. Permasalahan
Dalam kasus ini, PT SIAP telah melanggar kode etik pialang saham,
dimana seharusnya para pialang wajib untuk mengetahui hak dan
kewajibannya, para pialang diharuskan untuk memegang amanat dan dilarang
dalam menggunakan saham untuk kepentingan pribadi, dalam kasus di atas
terdapat pelanggaran dimana broker bersikap curang guna kepentingan saham.
Pelanggaran ini sudah tentu akan mendapatkan sanksi yang berat apabila
terbukti, pelanggaran yang dilakukan oleh para broker sangat lah fatal.
Manipulasi harga saham merupakan salah satu kejahatan pasar modal
dan ini bertentangan dengan Undang-Undang (UU) No 8 Tahun 1995 tentang

2
Pasar Modal, khususnya pasal 91 dan 92. Pada Pasal 91 disebutkan bahwa
setiap pihak dilarang melakukan tindakan, baik langsung maupun tidak
langsung, dengan tujuan untuk menciptakan gambaran semu atau menyesatkan
mengenai kegiatan perdagangan, keadaan pasar, atau harga efek di bursa efek.
Bursa Efek Indonesia (BEI) meminta manajemen PT Sekawan
Intipratama Tbk (SIAP) untuk memberikan penjelasan terkait perubahan
penyajian laporan keuangan periode Juni 2015 dan September 2015. Dalam
laporan tersebut, total aset perseroan Rp 4.973.895.848.000 atau sekitar Rp 4,9
triliun menggunakan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) tahun
2013. Dalam penyajian laporan keuangan September 2015, SIAP tanpa
memberikan informasi, mengubah penyajian laporan keuangan menggunakan
PSAK 2009 sehingga total aset berubah drastis menjadi hanya Rp
307.935.822.000 atau sekitar Rp 307miliar. Menurut Direktur Penilaian
Perusahaan BEI Samsul Hidayat, perubahan penyajian laporan keuangan
tersebut dinilai janggal sehuingga perlu dilakukan audit.
PT Sekawan Intipratama Tbk (SIAP) tidak mengetahui soal penurunan
harga saham yang cukup signifikan sehingga akan meminta penjelasan kepada
para pemegang saham yang terkait. Penjelasan dari para pemegang saham
tersebut nantinya akan disampaikan kepada para direksi BEI sebagai bentuk
klarifikasi atas volatilitas saham SIAP. Pada akhirnya Bursa Efek Indonesia
(BEI) menghentikan sementara perdagangan (suspensi) saham PT Sekawan
Intipratama (SIAP). Hingga akhir Mei 2019 terhitung saham SIAP dibekukan
selama 44 bulan. Salah satu alasan pembekuan saham SIAP adalah bisnis
utama perusahaan penambangan batu bara hingga kini belum juga beroperasi.
Saham ini disuspensi karena harganya turun signifikan, yaitu 46,81%
atau Rp 110. Harga saham PT Sekawan Intipratama Tbk (SIAP) turun dari Rp
235 di 16 Oktober 2015 menjadi Rp 125 di 30 Oktober 2015. Penghentian
sementara perdagangan yang dialami PT Sekawan Intipratama Tbk (SIAP)
bukan yang pertama kalinya, tetapi sudah 3 kali disuspen yaitu pada bulan
Agustus selama seminggu, September sebulan dan yang ketiga ini dengan
alasan yang sama yaitu selalu cooling down dan terlalu volatile.

3
BEI telah memberikan kesempatan kepada perseroan untuk
menunjukkan keseriusan Perseroan memulai produksi batu bara. Namun
sampai dengan saat ini belum terealisasi sehubungan dengan kendala-kendala
yang dihadapi Perseroan.

4. Tinjauan Pustaka
a) Fraud
Fraud adalah suatu tindakan yang disengaja (intentional) oleh satu
individu atau lebih dalam manajemen, pihak yang bertanggung jawab atas
tata kelola, karyawan, atau pihak ketiga, yang melibatkan penggunaan tipu
muslihat untuk memperoleh suatu keuntungan secara tidak adil atau
melanggar hukum.
b) Transaksi Semu
Transaksi semu ini contohnya adalah transaksi yang dilakukan oleh
nasabah yang sama dengan dua broker berbeda. Tujuannya adalah untuk
mengesankan ada aktivitas dari saham yang pergerakannya dimanipulasi
ini.
c) Pasar Modal
Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen
keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang
(obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun
instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi
perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai
sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal
memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan
kegiatan terkait lainnya.
Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal merupakan
instrumen jangka panjang (jangka waktu lebih dari 1 tahun) seperti saham,
obligasi, waran, right, reksa dana, dan berbagai instrumen derivatif seperti
option, futures, dan lain-lain.

4
5. Pembahasan
 2 November 2015
Perdagangan saham PT Sekawan Intipratama (SIAP) dihentikan sementara
(suspen). Bursa Efek Indonesia (BEI) menduga banyak transaksi semu
terhadap sahamnya.
Perusahaan yang belum lama ini merambah bisnis batu bara tersebut harga
sahamnya sudah jatuh cukup dalam beberapa hari terakhir ini. Sahamnya
berada di Rp 125 per lembar saat kena suspensi.

5
 17 November 2015
PT Sekawan Intipratama Tbk (SIAP) terkena kasus 'goreng' dan gadai
saham. Akibatnya, emiten tambang ini harus menjalani pemeriksaan Bursa
Efek Indonesia (BEI).
Sekawan mengakusisi tambang batu bara yang menurut survei punya
kandungan batubara sekitar 400 juta ton, tapi belum berrproduksi.
Untuk memuluskan akuisisi, perusahaan pun menerbitkan saham baru
(rights issue) demi menambah modal. Namun, beredar kabar bahwa
pembeli saham baru tersebut masih terafiliasi dengan perusahaan tambang
yang akan dibeli.
Setelah masuk ke bisnis batu bara, harga saham Sekawan mulai menanjak
dari di bawah Rp 200 per lembar menjadi di atas Rp 460 per lembar.
Kapitalisasi pasarnya pun menanjak hingga dua kali lipat meski hanya
bermodal izin tambang.

 27 November 2015
para karyawan PT. Sekawan Intipratama Tbk. banyak yang telah
mengundurkan diri pasca skandal 'goreng' saham.

 21 Desember 2015
Bursa Efek Indonesia (BEI) meminta manajemen PT Sekawan Intipratama
Tbk (SIAP) untuk memberikan penjelasan terkait perubahan penyajian
laporan keuangan periode Juni 2015 dan September 2015.
Menurut data penyajian laporan keuangan Juni 2015 SIAP yang
disampaikan ke BEI, perseroan menyajikan laporan keuangan
menggunakan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) tahun
2013.
Dalam laporan tersebut, total aset perseroan Rp 4.973.895.848.000 atau
sekitar Rp 4,9 triliun.
Dari total aset tersebut, pos Goodwill yang di dalamnya terdapat hasil
akuisisi dari entitas anak RITS Venture Limited tercatat sebesar Rp 4,79
triliun.

6
Nah, dalam penyajian laporan keuangan September 2015, SIAP dengan
tanpa memberikan informasi, mengubah penyajian laporan keuangan
menggunakan PSAK 2009 sehingga total aset berubah drastis menjadi
hanya Rp 307.935.822.000 atau sekitar Rp 307 miliar.
Pos Goodwill pun berkurang menjadi hanya Rp 119 miliar. Terkait hal itu,
BEI perlu mempertanyakan kejelasana atas laporan keuangan yang
disajikan.

7
Menurut Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat, perubahan
penyajian laporan keuangan tersebut dinilai janggal sehuingga perlu dilakukan
audit.

6. Simpulan

Anda mungkin juga menyukai