LATAR BELAKANG
Keinginan yang tidak sama antara manajemen dan pemegang saham menimbulkan
kemungkinan manajemen bertindak merugikan pemegang saham, antara lain
berperilaku tidak etis dan cenderung melakukan kecurangan akuntansi. Ikatan
Akuntan Indonesia menjelaskan kecurangan akuntansi sebagai berikut:
1. Salah saji yang timbul dari kecurangan dalam pelaporan keuangan yaitu salah saji
atau penghilangan secara sengaja jumlah atau pengungkapan dalam laporan
keuangan untuk mengelabuhi pemakai laporan keuangan
2. Salah saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva (seringkali
disebut dengan penyalahgunaan atau penggelapan) berkaitan dengan pencurian
aktiva entitas yang berakibat laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva entitas dapat dilakukan dengan berbagai
cara, termasuk penggelapan tanda terima barang/uang, pencurian aktiva, atau
tindakan yang menyebabkan entitas membayar barang atau jasa yang tidak diterima
oleh entitas. Perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva dapat disertai dengan
catatan atau dokumen palsu atau yang menyesatkan dan dapat menyangkut satu
atau lebih individu diantara manajemen, karyawan, atau pihak ketiga. Dari
perspektif kriminal, kecurangan akuntansi dikategorikan sebagai kejahatan kerah
putih (white-collar crime). Kejahatan kerah putih dalam dunia usaha diantaranya
berbentuk salah saji atas laporan keuangan, manipulasi di pasar modal, penyuapan
komersial, penyuapan dan penerimaan suap oleh pejabat publik secara langsung
atau tidak langsung, kecurangan atas pajak, serta kebangkrutan.
Jika suatu sisitem pengendalian internal lemah maka akan mengakibatkan kekayaan
perusahaan tidak terjamin keamananya, informasi akuntansi yang ada tidak teliti
dan tidak dapat dipercaya, tidak efisien dan efektifnya kegiatan-kegiatan operasional
perusahaan serta tidak dapat dipatuhinya kebijaksanaan manajemen yang
ditetapkan. Dengan adanya pengendalian wewenang oleh pemilik kepada pengelola,
maka fungsi pengendalian semakin bertambah penting. Hal ini untuk menentukan
apakah tugas dan wewenang yang didelegasikan telah dilaksankan sesuai dengan
rencana yang ditetapkan. Proses pengendalian intern tersebut dilakukan oleh pihak
manajemen yang bertanggung jawab untuk melindungi dan mangamankan harta
perusahaan.
PERMASALAHAN
Dalam hal ini saya mengambil kasus Pelanggaran Standar Akuntan Publik Drs.
Petrus Mitra Winata dari Kantor Akuntan Publik (KAP) Drs. Mitra Winata dan
Rekan, yang diberi sanksi pembekuan selama 2 tahun oleh Menteri Keuangan Sri
Mulyani Indrawati, pada tahun 2007. Sanksi pembekuan izin diberikan karena
akuntan public tersebut melakukan pelanggaran terhadap Standar Profesional
Akuntan Publik (SPAP).
Selama izinnya dibekukan, Petrus dilarang memberikan jasa atestasi termasuk audit
umum, review, audit kinerja dan audit khusus. Yang bersangkutan juga dilarang
menjadi pemimpin rekan atau pemimpin cabang KAP, namun dia tetap
bertanggungjawab atas jasa-jasa yang telah diberikan, serta wajib memenuhi
ketentuan mengikuti Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL).
Pembekuan izin yang dilakukan oleh Menkeu ini merupakan yang kesekian kalinya.
Menkeu membekukan izin Akuntan
Pada 4 Januari 2007,
Publik (AP) Djoko Sutardjo dari Kantor Akuntan
Publik Hertanto, Djoko, Ikah & Sutrisno selama 18 bulan.
Djoko dinilai Menkeu telah melakukan pelanggaran atas pembatasan penugasan
audit dengan hanya melakukan audit umum atas laporan keuangan PT Myoh
Technology Tbk (MYOH). Penugasan ini dilakukan secara berturut-turut sejak tahun
buku 2002 hingga 2005.
Kasus Great River sendiri mencuat ke publik seiring terjadinya gagal bayar obligasi
yang diterbitkan perusahaan produsen pakaian tersebut. Badan Pengawas Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) mengindikasikan terjadi
praktik overstatement (pernyataan berlebihan) penyusunan laporan keuangan yang
melibatkan auditor independen, yakni akuntan publik Justinus Aditya Sidharta.
TELAAH KRITIS
Terhadap kasus Great River, saat ini Bapepam-LK sedang meminta penilaian
independen dari saksi ahli untuk menuntaskan pemeriksaan
kasus overstatement laporan keuangan emiten berkode saham GRIV itu.
Untuk hal tersebut, kecurangan yang mungkin terjadi harus dicegahantara lain
dengan cara –cara berikut.
Adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang relevan untuk mencapai
tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menenetukan bagaimana risiko harus
dikelola.
Standar Pengedalian (control activities)
Pemantauan (monitoring)
Pengolahan informasi
Pengengendalian fisik
Pemisahan tugas
Walaupun internal auditor tidak dapat menjamin bahwa kecurangan tidak akan
terjadi, namun ia harus menggunakan kemahiran jabatannya dengan saksama
sehingga diharapkan mampu mendeteksi terjadinya kecurangan dan dapat
memberikan saran-saran yang bermafaat kepada manajemen untuk mencegah
terjadinya kecurangan. Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh manajemen agar
fungsi internal audit bisa efektif membantu manajemen dalam melaksanakan
tanggungjawabnya dengan memberikan analisa, penilaian, saran dan komentar
mengenai kegiatan yang diperiksanya adalah :