PENDAHULUAN
Auditor Dalam Mendeteksi Fraud dan Kekeliruan Laporan Keuangan dan faktor-
dan perbedaan penelitian saat ini dengan penelitian terdahulu serta alasan peneliti
Laporan Keuangan pada BPK RI Perwakilan Aceh Kota Banda Aceh juga
dijelaskan di dalam bab ini. Kemudian, bab ini juga menyajikan rumusan masalah,
berkepentingan.
sebagai sarana untuk mengambil keputusan seperti yang diatur di dalam Undang-
1
2
tersebut harus diserahkan kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan diaudit
oleh BPK karena BPK berfungsi sebagai lembaga keuangan tertinggi negara.
Tujuan utama audit adalah untuk memastikan bahwa peraturan dan prosedur yang
Auditor internal dilakukan oleh unit pemeriksa yang merupakan bagian dari
Keuangan).
standar pemeriksaan adalah untuk menjadi ukuran mutu bagi para pemeriksa dan
3
oleh pihak manajemen perusahaan sangat perlu dilakukan. Beberapa hasil audit
BPK-RI ditindak lanjuti menjadi audit investigasi, kasus korupsi dan kasus
(BUMN), badan usaha milik daerah (BUMD), serta lembaga atau badan lainnya
bebas dari korupsi karena pemeriksaan laporan keuangan tidak ditujukan secara
seperti yang dikemukakan oleh Bell et al. (2005) Professional judgment refers to
dan Frederick (1990) dalam Tjun (2012) bahwa auditor yang berpengalaman
umum adalah sebagai berikut: auditing is seen as a link which builds trust
Tanggung jawab utama auditor bukan pada klien sebagai pemohon jasa
(pihak kedua) akan tetapi pada pihak ketiga atau pihak yang berkepentingan
pemerintah, dan pihak yang berkepentingan lain. Hal ini merupakan karakteristik
unik profesi auditor. Adanya tugas tersebut tidak serta merta menempatkan
Menurut Agoes (2009), rasa tanggung jawab yang tinggi hanya dapat di
yang tinggi. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, rasa tanggung
jawab yang besar dapat dibentuk dari kompetensi yang dimiliki oleh auditor
tersebut, jika kompetensi yang dimiliki besar maka rasa tanggung jawab auditor
pun juga besar. Jika seorang auditor tidak bisa memiliki sikap independen,
terutama dalam penyajian posisi keuangan dan hasil operasi dalam suatu periode.
Mereka juga menilai apakah laporan keuangan organisasi disajikan sesuai dengan
dari periode ke periode, dan seterusnya. Jika auditor menemukan bahwa laporan
secara umum atau menemukan adanya kecurangan dalam laporan keuangan maka
auditor bertanggung jawab untuk melaporkan temuan tersebut. Jika auditor tidak
melaporkan temuan tersebut maka auditor tersebut tidak memiliki sikap tanggung
Fenomena saat ini yang terjadi pada pemerintah Kabupaten dapat dilihat
Hasil audit yang dilakukan oleh auditor BPR RI perwakilan Aceh di jajaran
Pemkab Gayo Lues tahun anggaran 2015, Pemkab diminta untuk mengembalikan
auditor bertugas untuk menilai kewajaran atas laporan keuangan yang disajikan,
Akuntansi yang berlakun umum dan laporan keuangan tersebut terbebas dari
salah saji material. Dalam menjalankan profesinya sebagai auditor telah diatur
7
dalam Kode Etik Akuntan Publik yang berlaku di Indonesia. Auditor memiliki
dari salah saji material, yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan. Fraud
(kecurangan keuangan) saat ini sudah menjadi hal yang tak terhindarkan dalam
semua hal, baik itu dalam dunia keuangan maupun non keuangan akibatnya
memiliki pengalaman yang memadai dalam melakukan audit atas hal laporan
keuangan.
bebas korupsi untuk menjadi menarik untuk diteliti terkait dengan persepsi
pengguna laporan keuangan terhadap keandalan audit. Oleh karena itu, faktor
kedua perbedaan persepsi yang peneliti munculkan dalam penelitian ini adalah
keuangan bahwa laporan keuangan yang telah diaudit bebas dari salah saji
bahwa laporan keuangan adalah hasil dari pengendalian internal yang efektif serta
Tanggung jawab auditor menurut SA seksi 110 (PSA No. 02) adalah
dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan.
Oleh karena sifat bukti audit dan karakteristik kecurangan, auditor dapat
memperoleh keyakinan memadai, namun bukan mutlak, bahwa salah saji material
melaksanakan audit guna memperoleh keyakinan bahwa salah saji terdeteksi, baik
yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan, yang tidak material terhadap
laporan keuangan.
serius dan membawa banyak kerugian, oleh karena itu auditor harus dapat
No. 99 mengenai Baik kecurangan yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja
berakibat serius dan membawa banyak kerugian, oleh karena itu auditor harus
audit untuk memperoleh kepastian mengenai apakah laporan keuangan bebas dari
salah saji (misstatement) secara material baik yang di sebabkan oleh kesalahan
terwujudnya lingkungan kerja audit, metode dan prosedur audit yang cukup
laporan keuangan agar tidak terjadi kegagalan audit, untuk dapat mendeteksi
maka seorang auditor tidak mungkin dapat bertanggung jawab dalam mendeteksi
keuangan telah bebas dari salah saji material, yang disebabkan oleh kesalahan
ataupun kecurangan. Karna sifat dari bahan bukti audit dan juga karakteristik
bukan absolute, bahwa salah saji material telah dideteksi. Auditor tidak memiliki
telah terdeteksi.
1
10
0
10
Profesionalisme Auditor.
profesional. Profesi adalah jenis pekerjaan yang memenuhi suatu soal kriteria,
tanpa melihat suatu pekerjaan merupakan suatu profesi atau tidak (Kalbers dan
Fogarty, 1995) dalam Hendrodan Aida, (2006). Enam kriteria yang diusulkan
untuk mengidentifikasi ciri dari suatu profesi menurut Abraham Flexner, 1915
sesuai dengan tanggung jawabnya, 2) bahan dasar diperoleh dari pengetahuan dan
pada perilaku, tujuan atau kualitas yang memberi karakteristik atau menandai
suatu profesi atau orang yang professional (Messier, Glover, Prawitt, 2006).
yaitu sikap yang selalu mempertanyakan dan berfikir kritis dalam mendapatkan
suatu bukti audit (Arens, Elder dan Beasley, 2005; dan IAI, 2001).
masyarakat yang memiliki independensi dan objektivitas yang telah diakui oleh
1
11
1
11
mendasarkan pada suatu keahlian dan kemahiran professional dengan cermat dan
seksama berdasarkan standar yang telah ditetapkan oleh organisasi auditor dalam
memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji
memperoleh bukti kompeten yang cukup untuk memberikan basis yang memadai
diperlukan dalam menafsirkan hasil pengujian audit dan penilaian bukti audit.
Lima diminesi profesionalis memenurut Hall (1968) dalam Hendro dan Aida
sebagai seorang ahli dalam bidang akuntansi dan auditing. Pencapaian keahlian
praktek audit (SPAP, 2001). Rahmawati dan Winarna (2002) dalam risetnya
pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki hanya sebatas pada bangku kuliah
1
12
2
12
prosedur audit terkait dengan pemberian opini atas laporan auditnya. Auditor
pemeriksaan dan juga dalam memberi kesimpulan audit terhadap obyek yang
sebagai faktor penting dalam memprediksi kinerja Auditor, dalam hal ini
Keuangan.
yang tinggi serta ditambah dengan pengalaman audit yang di milikinya. Keahlian
seorang auditor, maka judgment yang dihasilkan oleh auditor akan semakin
akurat. Seorang auditor yang memiliki keahlian tinggi akan mampu menghadapi
tugas audit, mengolah informasi yang relevan dan menganalisis bukti-bukti audit.
profesinya, auditor harus telah menjalani pendidikan dan pelatihan teknis yang
1
13
3
13
cukup dalam praktik akuntansi dan teknik auditing Mulyadi (2002). Mengatur
tinggi tingkat independensi dan kompetensi yang dimiliki oleh seorang auditor
maka akan semakin tinggi kinerja audit yang dilakukan auditor dalam mengaudit
laporan keuangan dan begitu juga sebaliknya. Penelitian Sukriah, et. al(2009)
pengambilan keputusan audit dimana hal tersebut harus didukung dengan sikap
independensi dari seorang auditor. Karena hasil yang akan disampaikan oleh
auditor tersebut, akan menjadi kebijakan dan pengambilan keputusan bagi auditor
terhadap tanggung jawab auditor, yang mana apabila seorang auditor tidak
memiliki pengalaman yang memadai maka tidak akan dapat menghasilkan hasil
sebelumnya apabila dilihat dari variabel yang digunakan, tempat penelitian dan
juga metode penelitian yang digunakan. Dalam penelitian ini adapun variabel
beragam antara satu peneliti dengan peneliti lainnya, variabel lain yang digunakan
pada penelitian terdahulu (Khairul Fuad, 2015; Nyoman Andyani et,al, 2014;
independen yang digunakan, lokasi penelitian ini dengan penelitian terdahulu juga
berbeda dengan penelitian ini. Alasan peneliti mengambil tempat penelitian pada
BPK RI Perwakilan Kota Banda Aceh karena dilatar belakangi oleh adanya
temuan dan juga masalah terhadap kualitas laporan keuangan sehingga masih
menerima opini WDP oleh BPK selama lima tahun berturut-turut (2009-2014).
Perwakilan Aceh.
RI Perwakilan Aceh.
1. Kegunaan Praktis
- Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran
datang.
- Menambah suatu kerangka teori baru mengenai Profesionalisme
2. Kegunaan Teoritis
- Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya hasil
penelitian dan juga sebagai bahan referensi peneliti lain yang akan
Keuangan.
18
BAB II
juga dikemukakan beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti
Auditor dalam mendeteksi Fraud dan kekeliruan laporan keuangan. Bab ini juga
salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan. Oleh
karena sifat bukti audit dan karakteristik kecurangan, auditor dapat memperoleh
keyakinan memadai, namun bukan mutlak, bahwa salah saji material terdeteksi.
guna memperoleh keyakinan bahwa salah saji terdeteksi, baik yang disebabkan
oleh kekeliruan atau kecurangan, yang tidak material terhadap laporan keuangan.
Baik kecurangan yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja berakibat serius
dan membawa banyak kerugian, oleh karena itu auditor harus dapat mendeteksi
kepastian mengenai apakah laporan keuangan bebas dari salah saji (misstatement)
secara material baik yang di sebabkan oleh kesalahan atau kecurangan (ACIPA,
2002).
sejalan dengan hubungan yang semakin erat antara para manajer korporat dan
kerja audit, metode dan prosedur audit yang cukup efektif untuk tanggung jawab
laporan keuangan agar tidak terjadi kegagalan audit, untuk dapat mendeteksi
kecurangan.
audit untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari
salah saji material dengan mengacu pada bukti-bukti yang benar-benar memadai.
ilegal atau yang melawan hukum. Bukti audit haruslah diperoleh dengan cukup
dan tepat untuk memberikan dasar dalam menyatakan pendapat audit pada laporan
auditor.
keuangan adalah hanya sebatas memberikan informasi kecurangan saja (bila ada).
Karena pada dasarnya auditor bertanggungjawab atas opini yang diberikannya dan
juga sama sekali tidak bertanggungjawab atas ada atau tidaknya suatu kecurangan
tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material baik yang
sebabkan oleh kekeliruan ataupun kecurangan (SA Seksi 110, PSA No.01), untuk
itu auditor dituntut untuk memahami standar auditing pada setiap melakukan
kecurangan laporan keuangan. Sejalan dengan hal tersebut SAS No.82 mengenai
keuangan bebasa dari salah saji secara material baik yang disebabkan oleh
regularities. Auditor harus secara khusus menaksir risiko salah saji material
pelaporan baik karena salah saji akibat kecurangan maupun salah saji yang timbul
dari perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva. Pelaksanaan audit yang memadai
manajemen mengenai transaksi dan yang terkait dalam laporan keuangan (Aren
22
kepada auditor (SA Seksi 310). Selanjutnya dalam menaksir kecurangan, auditor
perlu melaksanakan prosedur audit untuk memperoleh bukti yang lebih handal
dan informasi tambahan yang lebih kuat misalnya dengan memperbanyak bukti
seseorang dengan menghadirkan sesuatu yang tidak sesuai dengan keadaan yang
terduga, tipu daya, licik, dan tidak jujur yang merugikan orang lain (Karyono,
Oleh karena itu, Auditor harus waspada pada kemungkinan adanya situasi
melaku kan pengujian pengendalian intern, dengan audit keuangan ataupun audit
2.1.2 Auditor
atau salah saji material, maka dengan keahlian yang dimiliki auditor eksternal
ditangani.
yang dilakukan oleh badan untuk memeriksa suatu laporan keuangan perusahaan
sudah wajar, akurat, lengkap dan disusun sesuai dengan ketentuan PSAK. Adapun
definisi lain terkait dengan eksternal audit, yaitu pemeriksaan yang dilakukan
secara berkala atas laporan keuangan suatu entitas, untuk memastikan bahwa
catatan-catatan telah diperiksa dengan baik, wajar akurat dan sesuai dengan
standar akuntansi.
internal menurut Amrizal (2004) adalah suatu penilaian yang dilakukan oleh
24
dan kegunaan catatan- catatan dalam perusahaan, serta pengendalian intern yang
lagi seorang auditor yang telah berpengalaman dan juga memiliki keahlian dapat
menyelesaikan tugas dengan baik dan dapat mengatasi kecurangan yang pernah
pihak dalam suatu perusahaan, yaitu principal dan agen. Dimana principal
Dapat dikaitkan dengan materi tentang kecurangan, dalam hal ini principal
dalam bersosialisasi seperti ini banyak sekali orang-orang yang tidak jujur yang
bahwa dirinya sudah lama bekerja di suatu perusahaan tersebut tetapi belum ada
reward yang mereka terima, sedangkan rekan kerja lain yang baru saja bekerja
sudah naik jabatannya. Hal-hal seperti inilah yang dapat memicu seseorang untuk
melakukan tindak kecurangan (Fraud) dan masih banyak lagi faktor yang
mendukung tindakan itu, seperti kondisi keuangan pelaku yang rendah, adanya
rasa iri atau pun kekecewaan. Untuk mengatasi masalah ini dibutuhkan
pengendalian intern perusahaan yang kuat, maka dari itu dibutuhkan adanya peran
dari seorang auditor yang dapat mengatasi masalah yang ada diperusahaan. Dalam
hal ini peran mereka adalah mencegah, mendeteksi dan mengurangi terjadinya
Odom (2010). Peraturan ini lebih memfokuskan sistem pengendalian internal dan
deteksi penipuan. Hal ini dijelaskan oleh (Rose & Rose, 2003) bahwa tingkat
risiko mempengaruhi evaluasi bukti auditor. Dengan adanya tingkat risiko ini
atau gejala yang dapat meningkatkan tindak kecurangan. Menurut Elder, Beasley,
audit untuk suatu bagian tidak mampu mendeteksi salah saji yang
dapat di terima.
auditor apakah salah saji melebihi jumlah yang dapat diterima dari
curang.
Hal yang diungkapkan oleh SAS No. 99 sama hal nya dengan Konsep Fraud
Triangle yang dicetuskan oleh D.R. Cressey (1953) dalam Louand Wang (2009),
Fraud, hal ini disebabkan oleh banyak hal, misalnya masalah finansial sipelaku,
ketidakselarasan antara pekerjaan yang diberikan dengan gaji yang diterima, gaya
hidup mewah, keinginan pelaku yang belum terpenuhi dll. Sama halnya dengan
pengertian tekanan menurut (Salman, 2005) yaitu insentif yang mendorong orang
ketidakpuasan kerja.
berjudi, ketergantungan alkohol atau narkoba dan adanya masalah ekonomi dalam
Kesempatan bisa berasal dari mana saja, baik itu dari luar perusahaan
wewenang dan aset perusahaan hal inilah yang memicu banyak pelaku
Hal diatas lebih dijelaskan kembali oleh Montgomeryet al., (2002) dalam
pembenaran atau pun membenarkan tindakan yang telah dilaku kannya. Ketika
seseorang telah merasa terdesak karena suatu masalah internal dan disisi lain ada
ketika itu individu akan menyatakan bahwa apa yang telah mereka lakukan itu
benar.
29
Hal ini akan merujuk pada sikap atau karakter pelaku. Sikap atau karakter
merupakan hal yang menyebabkan satu atau lebih individu secara rasional
intern perusahaan kuat maka tidak akan ada kesempatan bagi para pelaku untuk
melakukan kecurangan.
cara yang tidak fair, seperti tindakan berbohong, penipuan, atau tindakan lain
which causes oneto sufferd amages, usually monetary losses. Dapat diartikan
menurut polick bahwa Fraud merupakan suatu tindakan yang dilakukan satu
orang atau lebih dengan adanya faktor kesengajaan demi mendapat keuntungan
2.2.5.1 PengertianFraud
merugikan orang lain atau pihak ketiga baik pelaku tersebut berasal dari dalam
Menurut Weirich and Reinstein (2000 cited in Allyne & Howard 2005),
dilakukan dengan maksud jahat. Dan dari tindakan jahat tersebut ia memperoleh
a. Tindakan/theact
b. Penyembunyian/theconcealmentdan
c. konversi/the conversion
2.1.5.2 Jenis-jenisFraud
(kecurangan internal) atau oleh seseorang dari pihak luar perusahaan (kecurangan
terjadi akibat ketidakjujuran, penipuan dan atau moral dan perilaku yang kurang
Tabel 2.1
Jenis-jenis Fraud
pemerintah.
b. Fraud of government: terjadi jika perusahaan melakukan
perusahaan.
d. Regulatory violations: meliputi pelanggaran terhadap
ekonomi seseorang yang bekerja dalam suatu organisasi atau perusahaan yang
3
34
4
besar.
a. Greed /keserakahan
b. Opportunity / kesempatan
c. Need / kebutuhan
d. Exposure / pengungkapan
individu pelaku Fraud atau disebut sebagai faktor individu. Keserakahan dan
kebutuhan merupakan hal yang bersifat sangat personal sehingga sulit untuk dapat
kesempatan mendorong seseorang untuk berbuat Fraud dengan fikiran lain kali
sulit untuk dapat diselesaikan. Telah banyak cara untuk mencegah hal ini terjadi,
3
35
5
tetapi memang tidak dapat di pungkiri bahwa seorang individu memiliki sifat
egois, ingin mengambil untung bagi kepentingan pribadi. Banyak hal dapat
dalam perusahaan ada kesenjangan sosial, gaya kepemimpinan yang kurang baik,
seorang manajer yang hanya memberi perintah tanpa mengajarkan sikap yang
baik bagi para pegawainya, selain itu sistem pengendalian intern yang lemah juga
Upaya untuk mengurangi tindakan Fraud dibagi kedalam tiga fase. Pada
intern perusahaan. Hal ini pula yang menentukan sikap karyawan didalam
baik, maka tidak dipungkiri jika kecurangan akan terus terjadi. Selain kedua
satu sama lain) yang telah ditetapkan dan diterapkan juga merupakan faktor
di dalamnya menjadi individu yang saling terbuka, jujur dan tidak mau
kecurangan.
tindakan Fraud (Nelly, 2010). Sedangkan menurut Singleton (2010), hal lain
melakukannya, dan mengapa mereka melakukan hal tersebut. Pada tahap ini
lebih detail dan lebih lengkap untuk penelusuran untuk menyelesikan kecurangan
bahwa ada dua tipe salah saji yang relevan dengan pertimbangan
signifikan, dan
pengungkapan.
1. Kecurangan manajemen
pelaku kejahatan.
2. Kecurangan karyawan
karyawan atau pihak ketiga yang melakukan pembohongan atau penipuan untuk
memperoleh keuntungan yang tidak adil atau ilegal. Sedangkan dalam Standar
lingkungan eksternal umumnya terkait antara lain dengan kondisi entitas secara
perundang-undangan.
fraud yang berakibat terhadap salah saji material di dalam laporan keuangan.
4
41
1
(understatement) kewajiban.
2. Penyelewengan aktiva (misappropriation of assets), termasuk
misalnya penyuapan.
yaitu
antara lain :
juga fraud terjadi karena tiga hal yang mendasarinya terjadi secara
bersamaan, yaitu :
1. Insentif atau tekanan untuk melakukan fraud.
2. Peluang untuk melakukan fraud.
3. Sikap atau rasionalisasi untuk membenarkan tindakan fraud.
Ketiga faktor tersebut saling berkaitan atau dikatakan sebagai segitiga fraud.
dasar inilah perusahaan ingin terlihat mempunyai kinerja yang baik. Kecurigaan
fraud atas laporan keuangan dapat dibangun dari dasar tersebut. Dengan kata
laporan keuangan.
2. Representasi yang dalam atau penghilangan dari laporan keuangan,
Fraud dalam pelaporan keuangan biasanya juga berbentuk salah saji atau
keuangan tersebut. Fraud laporan keuangan dapat dibedakan antara yang sifatnya
inklusif dan eksklusif ( Dooley dan Skala k,2006 ). Fraud dianggap sebagai
inklusif apabila laporan keuangan mengandung transaksi atau nilai yang tidak
inklusif lebih banyak ditemukan dalam praktik. Contoh fraud yang inklusif
adalah over stated dari piutang dagang akan berdampak pada pos pendapatan.
Faktor yang membedakan antara fraud dan kekeliruan adalah baik faktor
dalam laporan keuangan. Ada dua tipe salah saji yang relevan dengan
4
43
3
keuangan,
2. Salah saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva
Fraud
Indonesia, khususnya :
Independen
SA Seksi 312 (PSA 25) Risiko Audit dan Materialitas dalam
Pelaksanaan Audit
SA Seksi 316 (PSA 70) Pertimbangan atasKecurangan dalam Audit
Laporan Keuangan.
SA Seksi 317 ( PSA 31 ) Unsur Tindakan Pelanggaran Hukum Oleh
Klien
SA Seksi 333 (PSA 17 ) Representasi Manajemen
4
44
4
dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan.
pernyataan ini diungkapkan dalam SA Seksi 110 Tanggung jawab dan fungsi
menaksir risiko salah saji material dalam laporan keuangan sebagai akibat dari
kecurangan dan harus memperhatikan taksiran risiko ini dan mendesain prosedur
audit yang akan dilaksanakan. Prosedur audit mungkin akan berubah, bila ada
risiko fraud. Misalnya, bukti audit yang dikumpulkan mungkin lebih banyak dan
bukti audit tersebut ditekankan pada bukti yang diperoleh dari sumber
pada pengujian yang dilaksanakan mendekati tanggal neraca. Semua hal tersebut
keuangan.
pada denda dan kerugian, harus diungkapkan secara memadai dalam laporan
keuangan. Lebih jauh lagi, fraud dapat memiliki dampak yang material terhadap
idealnya, seperti yang diatur dalam standar auditing USA yaitu AU Section 333,
bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material, termasuk salah saji yang
timbul dari fraud, namun karena tingginya tingkat kompleksitas fraud, auditor
eksternal tidak dapat diharapkan untuk memberikan jaminan mutlak bahwa salah
Seksi 110.
yang timbul dari fraud. Audit dan review yang dilakukan oleh auditor eksternal
laporan keuangan perusahaan disajikan secara wajar, dalam semua hal yang
sampling, maka tidak dapat dihindari risiko adanya salah saji yang tidak
pada kecanggihan pelaku fraud, frekuensi dari manipulasi, tingkat kolusi dan
ukuran senioritas yang dilibatkan, karena semakin tinggi tingkat kolusi dalam
fraud dan semakin tinggi tingkat manajemen yang terlibat dalam fraud ini,
semakin sulit pula untuk mendeteksi fraud tersebut oleh auditor eksternal.
berharap agar auditor dapat mengungkapkan semua fraud yang terjadi dalam
mendeteksi fraud.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam perusahaan agar tingkat
fraud
risiko fraud.
pengujiannya.
3. Auditor perlu mengasah sensivitasnya akan hal-hal yang sifatnya tidak
angka yang secara ganjil jumlahnya bulat; sewaktu dicek lebih lanjut
Fraud dapat dideteksi bukan hanya melalui proses audit oleh akuntan
publik saja tetapi secara lebih komprehensif melalui fraud deterrencecycle yang
matarantai ini.
fraud ini mencakup, manajemen, dewan direksi, penyusun standar, dan regulator,
bahwa pasar finansial investor dan pemakai laporan keuangan lainnya terpenuhi
yang terkait dalam mendeteksi adanya fraud dalam laporan keuangan. Sehingga
laporan keuangan yang dihasilkan adalah laporan keuangan yang akurat, tepat
auditor terutama untuk hal-hal yang bersifat rentan terhadap fraud. Dengan
transparansi dan komunikasi yang efektif dengan pihak auditor beban yang
berhubungan, dan hal ini juga berhubungan dengan tanggapan pelaku kecurangan
atas permintaan auditor dalam melaksanakan audit. Jika auditor meminta bukti
menyebutkan ada tiga taktik yang digunakan manajer untuk mengelabui auditor.
(secara individu tidak material) atas akun-akun tertentu dalam laporan keuangan
ketiga taktik ini, manajemen klien akan berhasil bila auditor menggunakan cara
5
50
0
partner) tidak mampu mendeteksi kecurangan atau fraud dengan baik. Walaupun
motivasi, pelatihan dan pengalamannya memadai, para partner yang diuji dapat
ada hubungannya dengan keahlian yang dibentuk oleh pengalaman yang relevan
dengan kecurangan. Kecurangan atau fraud itu sendiri frekuensi terjadinya jarang
sehingga pengalaman auditor yang berkaitan dengan kecurangan atau fraud tidak
banyak.
2.1.9 Profesionalisme
suatu pekerjaan merupakan suatu profesi atau tidak (Kalbers dan Fogarty, 1995
dalam Herawaty dan Susanto, 2009). Istilah profesionalisme berasal dari kata
dilandasi oleh tingkat pengetahuan yang tinggi dan latihan khusus, daya
pengertian bahwa profesional adalah orang yang menjalani profesi sesuai dengan
keahlian yang dimilikinya. Dalam hal ini, seorang profesional dipercaya dan
profesionalisme,yaitu:
ekstrinsik kurang. Sikap ini adalah ekspresi dari pencurahan diri yang
bukan hanya sebagai alat untuk mencapai tujuan. Totalitas ini sudah
materi.
b) Kewajiban Sosial
Kewajiban sosial adalah pandangan tentang pentingnya peranan
dari pihak lain (pemerintah, klien, dan bukan anggota profesi). Setiap
secara profesional.
d) Keyakinan pada profesi
Keyakinan pada profesi adalah suatu keyakinan bahwa yang paling
berasal dari kata profession (Inggris) yang berasal dari bahasa Latin profesus
yang berarti mampu atau ahli dalam suatu bentuk pekerjaan. Dalam Websters
yang menuntut pendidikan tinggi, dalam liberalarts atau scince dan biasanya
meliputi pekerjaan mental yang ditunjang oleh kepribadian dan sikap profesional.
bidang yang digelutinya, serta mampu berpikir positif dengan menjunjung tinggi
profesional akan menjadi lebih penting jika profesionalisme terkait dengan hasil
5
53
3
kerja individu, sehingga dapat memberikan kontribusi yang baik bagi perusahaan
intelektualitas.
serta cara menyikapi lapangan pekerjaan yang berorientasi pada pelayanan yang
ahli. Pengertian profesi ini tersirat makna bahwa didalam suatu pekerjaan
intelektual yang mengacu pada pelayanan yang ahli. Adapun mengenai kata
umum. Kata prifesional itu sendiri berasal dari kata sifat yang berarti pencaharian
5
54
4
dan sebagai kata benda yang berarti orang yang mempunyai keahlian seperti
guru, dokter, hakim, dan sebagainya. Dengan kata lain, pekerjaan yang bersifat
profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang
khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka
yang karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain. Penelitian Armstrong dan
training dan training tersebut dalam akademik atau teoritical, misal job training
yang mana keahlian itu hanya diperoleh melalui pendidikan khusus atau latihan
Kadar moral seseorang yang membedakan antara auditor satu dengan auditor
lainnya. Moral seseorang dan sikap menjunjung tinggi etika profesi bersifat
sangat individual.
jabatan tertantu, sedangkan profesionalisme adalah jiwa dari suatu profesi dan
memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang auditing serta telah
tugas dan fungsinya sebagai auditor dengan kemampuan yang maksimal serta
memenuhi dan mematuhi standar-standar kode etik yang telah ditetapkan oleh
2.1.9.2 KonsepProfesionalisme
Menurut Hall (1968) dalam Febrianty (2012), ada lima konsep mengenai
profesionalisme, yaitu :
Profesionalisme terdiri dari dua aspek yaitu aspek struktural dan aspek
pembentukan kode etik. Sedangkan aspek sikap atau perilaku berkaitan dengan
dibangun melalui ikatan profesi sebagai suatu acuan, yang di dalamnya terdapat
ada tekanan dan pihak lain (pemerintah, klien dan pihak yang bukan anggota
berada dalam tekanan dan pihak luar atau pengawasan secara ketat. Dalam situasi
profesi itu sendiri, bukan orang diluar profesi tersebut. Keyakinan ini didasarkan
pada asumsi bahwa sebuah profesi dilandasi oleh pengetahuan dan kompetensi
Sikap dedikasi merupakan sikap kerja yang penuh totalitas dengan komitmen
5
57
7
sebuah profesi memiliki peran penting dan bermanfaat bagi masyarakat dan
profesional. Profesi yang paling sukses akan meraih status yang tinggi, prestise,
dan imbalan yang layak bagi para anggotanya. Hal tersebut bisa dianggap
mematuhi standar-standar kode etik yang telah ditetapkan oleh IAI, antara lain :
terminologi filosofi,
b) Peraturan perilaku seperti standar minimum perilaku etis yang
keharusan,
c) Inteprestasi peraturan perilaku tidak merupakan keharusan, tetapi
yang tercermin dalam sikap dan perilaku mereka. Dengan anggapan bahwa sikap
dimiliki. Sikap ini adalah ekspresi dari penyerahan diri secara total
kepuasan material.
2. Kewajiban sosial (Sosial obligation), yaitu pandangan tentang
profesional adalah rekan sesama profesi, dan bukan pihak luar yang
kesadaran profesinya.
tersebut diatas belum diteliti secara lebih luas, tetapi bebera penelitian empiris
tidak selalu identik bila diterapkan pada anggota kelompok yang berbeda.
lingkungan yang penuh tuntutan, menjalani hidup hari demi hari, menghasilkan
tempat bekerja dan belajar dari feedback atau tidak belajar dari kesalahan.
6
60
0
menilai kemungkinan kecurangan yang ada lebih kecil dari pada auditor
magang yang memiliki pengalaman (dalam hal ini berarti praktek atau
(diukur dalam tahun atau lamanya bekerja) audit laporan keuangan. Payne dan
Sama seperti standar audit lain baik untuk sektor swasta maupun
dilakukan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis
teknis yang cukup. Pelatihan ini harus secara memadai mencakup aspek teknis
berkelanjutan. Bahkan kasus yang ada diperadilan belakangan ini secara jelas
pengalaman tertentu, biasanya satu atau dua tahun praktik pengalaman kerja
auditing (SASeksi210:02).
b) Faktor Pengalaman dalam Praktik Audit
Pencapaian keahlian auditor diperluas melalui pengalaman-
(SASeksi210:03).
c) Faktor Pelatihan Teknis
6
63
3
audit.
harus senantiasa bertindak sebagai ahli dalam bidang akuntansi dan bidang
baru dalam bidang akuntansi, auditing dan bisnis serta harus menerapkan
(Guy,2002).
2.1.11 Keahlian
individu yang mungkin tidak dimiliki oleh individu lain, Karena keahlian yang
mereka peroleh ini bisa dari proses pembelajaran, pelatihan, pengalaman bahkan
6
64
4
informasi tambahan dari kegiatan mentoring kepada orang yang lebih pakar
keterampilan seorang ahli. Ahli didefinisikan oleh Trotter (1986) adalah orang
cepat, intuisi dan sangat jarang atau tidak pernah membuat kesalahan.
dua aspek penting, yaitu aspek struktural dan aspek sikap. Aspek struktural
kecurangan. Definisi yang dinyatakan oleh Mui tergambar pada elemen yang
6
65
5
mencerminkan :
kecurangan.
2. Prestasi auditor dalam mengidentifikasi redflags dan membuat
terjadi
3. Wewenang pendeteksian kecurangan
auditor untuk :
1. Mendeteksi kecurangan
2. Mengidentifikasi kemungkinan ketidakberesan dalam data
3. Menginvestigasi kecurangan
4. Menentukan apa yang diperlukan dalam menginvestigasi kecurangan
5. Menentukan / memutuskan langkah selanjutnya jika kecurangan telah
terjadi.
masing dari kategori ini dapat dijelaskan lebih rinci sesuai faktor-
keahlian tersebut
6
66
6
seorang
6
67
7
audit.
mengatasi hal
6
69
9
dengan baik.
learning.
2.5.1.2 Problem-solvingability
bagi perusahaan.
2.5.1.2.2 Kemampuan
Berfikir
perusahaan.
7
74
4
kepribadian adalah
1. Kemampuan berkomunikasi
2.
Kreativi
tas
dipupuk melalui:
yang berjalan saat ini sebagai cara yang paling baik dan
didalamnya.
3. Bekerjasama dengan
orang lain
berkembangnya perusahaan.
mendeteksi kecurangan.
8
83
3
Sebagai acuan dari penelitian ini maka dapat dikemukakan beberapa hasil
dalam mendeteksi fraud dan kekeliruan laporan keuangan pada kantor BPK dan
dan kekeliruan laporan keuangan pada auditor kantor KAP di Bali menunjukkan
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Tabel 2.2
Perbedaan dan Persamaan Penelitian
Kompetensi X x x x
Prosedur Audit X X x
Tanggungjawab Dalam
Mendeteksi Fraud
Skeptisme Profesionalisme X x x
Auditor
Tanggungjawab Dalam
Mendeteksi Kecurangan dan
Kekeliruan Laporan
Keuangan
Keahlian Profesional X X
Tekanan Anggaran X X X
8
87
7
Metode Penelitian
Sampel
Survey X X X X
Libby dan Frederick (1990) dalam Hafifah (2012: 9) menyebutkan auditor yang
berpengalaman tidak hanya memiliki kemampuan untuk menemukan kekeliruan
atau kecurangan tetapi juga auditor tersebut dapat memberikan penjelasan yang
8
89
9
bidang audit yang didapat melalui pendidikan formal serta ditunjang pengalaman
menghadapi tugas audit dan mengolah informasi yang relevan. Selain itu, keahlian
yang tinggi untuk mengetahui apa dan mengapa kekeliruan tersebut bisa terjadi.
yang telah ditetapkan (Matondang, 2010). Komponen keahlian auditor terdiri dari
orang lain. Kepercayaan, komunikasi dan kemampuan untuk bekerja sama adalah
PROFESIONALISME
Latar TANGGUNGJAWAB
AUDITOR
AUDITOR DALAM
MENDETEKSI
PENGALAMAN AUDITOR FRAUD DAN
KEKELIRUAN
LAPORAN
KEAHLIAN KEUANGAN
PROFESIONAL AUDITOR
2.3 Hipotesis
9
91
1
Laporan Keuangan.
tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang
kecurangan dalam suatu audit laporan keuangan adalah hanya sebatas memberikan
seorangauditordalammenjalankansuatuaudit.Halinisesuaidenganapa yang
sertamemilikibanyakpengetahuantentangresiko-resikoperusahaandan standar-
standarpelaporankeuangan.
profesinya. Standar Umum yang pertama ini juga mensyaratkan auditor harus
BAB III
METODE PENELITIAN
9
93
3
penelitian, intervensi peneliti, situasi penelitian, unit analisis dan horizon waktu.
Kemudian, bab ini juga menjelaskan populasi penelitian adalah auditor BPK RI
penelitian merupakan program menyeluruh dari suatu riset yang mencakup garis
besar dari apa yang akan dilakukan seseorang investigator mulai dari penulisan
hipotesis serta implikasi operasionalnya hingga ke analisis akhir data (Cooper dan
Emory, 2003).
penelitian, letaknya, jenis yang sesuai untuk penelitian, tingkat manipulasi dan
kontrol peneliti, aspek temporal dan level analisis data. Adapun desain dalam
a. Tujuan penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah untuk mengetahui sifat dan
kebebasan dua atau lebih faktor dalam situasi (Sekaran, 2011:162). Tujuan
fraud dan kekeliruan laporan keuangan (Y) pada BPK RI. Perwakilan Aceh.
b. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat korelasional, karena meneliti lebih dari satu variabel
penelitian.
c. Intervensi peneliti
Dalam penelitian ini, peneliti tidak bermaksud untuk melakukan intervensi
sepihak.
d. Situasi Penelitian (Studi setting)
e. Unit Analisis
9
95
5
Unitanalisis penelitian ini adalah individu (auditor) yang bekerja pada BPK
f. Horizon Waktu
sekaligus/satu tahap dari auditor yang bekerja pada BPK RI. Perwakilan Aceh
terdiri atas objek/su bjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
yang lengkap, yang biasanya berupa ruang, objek, transaksi atau kejadian dimana
Aceh yang berjumlah 47 Orang dengan kriteria telah melakukan audit atau
pemeriksaan sebagai anggota tim. Jenis penelitian ini adalah sensus dimana
seluruh populasi dijadikan sebagai objek penelitian, menurut Erlina dan Mulyani
penelitian maka disebut sensus. Sensus digunakan jika elemen populasi relatif
dibagidua yang meliputi data primer dan data sekunder. Data primer adalah
mengacu pada informasi yang diperoleh dari tangan pertama oleh peneliti (Sekaran,
2011:60). Sementara itu data sekunder adalah sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui dokumen atau orang
primer mengacu pada informasi yang diperoleh dari tangan pertama oleh peneliti
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah tertutup yaitu pertanyaan
digunakan untuk menganalisis dan menguji hipotesis baik yang diperoleh secara
langsung dari responden (diberikan secara pribadi), dikirim melalui pos, maupun
untuk mendapatkan data yang lebih efisien dalam hal waktu, energi dan biaya.
pada nilai. Nilai bisa berbeda dalam waktu yang sama untuk objek atau orang yan
berbeda (Sekaran, 2011). Ada dua variabel yang akan digunakan dalam
penelitian ini yaitu variabel terikat (dependent variable) dan variabel bebas
pendidikan (X1),independensi pemeriksa (X2) dan kepatuhan pada kode etik (X3).
Sementara variabel dependen yaitu kinerja auditor (Y). Berikut ini dijelaskan
fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
9
99
9
1
10
0
0
Tabel. 3.1-Lanjutan
Kewajiban
sosial
X3 Profesi atau
Keahlian Auditor tugas dengan
Keahlian
Profesional standar baku
merupakan keahlian untuk di bidang
Auditor
profesi.
melaksanakan tugas sesuai
Pembentuka
dengan bidangnya dengan n kode etik.
Pembentukan
tempat
pelatihan.
1
10
0
3
memprediksi variabel terikat berdasarkan dua atau lebih variabel bebas, maka
penelitian satu variabel terikat dan dua atau lebih variabel bebas dengan data
yaitu kuesioner yang telah diisi oleh responden dikuantitatifkan terlebih dahulu
melalui program SPSS (Statistical Package for Social Science) (Sekaran, 2011).
dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas.Kedua pengujian ini dilakukan untuk
mengetahui apakah alat ukur yang digunakan sesuai dengan yang diukur dan juga
nilai kritis korelasi product moment. Jika nilai korelasi lebih besar dari
atas seluruh butir pertanyaan atau pernyataan yang digunakan. Uji ini
regresi linier berganda yang merupakan teknik statistik yang digunakan untuk
menguji pengaruh antara dua atau lebih variabel dan untuk melihat pengaruh
secara parsial dan simultan. Persamaan model empiris yang digunakan untuk
Keterangan:
Keuangan.
X1 = Profesionalisme Auditor
X2 = Pengalaman
= Konstanta
e = Error
hipotesis penelitian yang tidak menggunakan sampel, tidak ada istilah signifikansi,
karena signifikan artinya hipotesis yang telah terbukti pada sampel dapat
dua tahap, yaitu rancangan hipotesis secara bersama dan rancangan pengujian
sama terhadap variable dependen (Y) atas hipotesis pertama yaitu adanya
berikut:
H0: 1 = 2 = 3 = 0 : Profesionalisme Auditor, Pengalaman, dan
berikut:
4 H02 : 1 = 0 : Profesionalisme Auditor tidak berpengaruh terhadap
laporan keuangan.
1
10
0
7
laporan keuangan
6 H03 : 2 = 0 : Profesionalisme Auditortidak berpengaruh terhadap
laporan keuangan
7 Ha3 : 2 0 : Pengalaman berpengaruh terhadap Tanggungjawab
laporan keuangan.
10 H04: 3 = 0 : Keahlian Profesional Auditor tidakberpengaruh terhadap
laporan keuangan.
11 Menentukan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis sebagai
berikut:
12 Jika 1, 2, 3= 0 : H0 diterima
13 Jika 1, 2, 3 0 : H0 ditolak
regresi, R2 ini dijadikan sebagai pengukuran seberapa baik garis regresi mendekati
nilai data asli yang dibuat model. Jika R 2 sama dengan 1, maka angka tersebut
menunjukkan garis regresi cocok dengan data secara sempurna. Secara sederhana
Perwakilan Aceh dengan populasi penelitian adalah auditor pada kantor BPK RI
Perwakilan Aceh sebanyak 47 orang. Adapun sumber data yang digunakan adalah
data primer.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner. Ada dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel
keuangan (Y).
yaitu kuesioner yang telah diisi oleh responden dikuantitatifkan terlebih dahulu
melalui program SPSS (Statistical Package for Social Science) (Sekaran, 2011).
pengaruh antara dua atau lebih variabel dan untuk melihat secara parsial dan
DAFTAR PUSTAKA
Arens, A. Alvin, Randal J.E dan Mark S.B., (2008). Auditing and Assurance
Services An Integrated Approach. Edisi Keduabelas. Jakarta: Erlangga.
Erlina dan Mulyani, Sri, (2007). Metode Penelitian Untuk Akuntansi dan
Manajemen, hal.53, USU press, Medan.
Farhan, Djuni (2009). Etika dan Akuntabilitas Profesi Akuntan Publik, Malang:
Inti Media
Ikhsan, Arfan dan Ghozali, Imam (2006). Metodelogi Penelitian Untuk Akuntansi
dan MAnajemen. PT. Madju MAKASSAR Cipta.Makassar.
Kuncoro, Mudrajat. (2009). Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Edisi
Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Malhotra, K., N., (2005). Riset Penelitian. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Prasetyo, Eko Budi dan I Made Karya Utama, (2015). Pengaruh Independensi,
Etika Profesi, Pengalaman Kerja dan Tingkat Pendidikan Auditor Pada
Kualitas Audit. Jurnal.Universitas Udayana, No.11(1), 115-129.
Putri, Kompiang Martina Dinata dan I.G.D Dharma Suputra, (2013). Pengaruh
Independensi, Profesionalisme dan Etika Profesi Terhadap Kinerja Auditor
pada Kantor Akuntan Publik di Bali. Jurnal. Universitas Udayana no. 4 (1),
39-53.
Sekaran, Uma, (2006). Research Methods for Business, Terjemahan Yon Kwan,
Jakarta: PT. Salemba Empat.
Sukriah, Ika. Akram dan Biana Adha Inapty. (2009). Pengaruh Pengalaman Kerja,
Independensi, Obyektifitas, Integritas dan Kompetensi Terhadap Kualitas
Hasil Pemeriksaan. Makalah. SNA XII Palembang.
.KUISIONER
No Nilai
Pernyataaan
STS TS KS S SS
PROFESIONALISME AUDITOR
No Pernyataaan Nilai
STS TS KS S SS
1
11
1
3
Kewajiban Sosial
Kemandirian
Keyakinan Profesi
PEN GALAMAN
1
11
1
4
penumpukan tugas.