CHAPTER 4
“An auditor’s services”
Auditor services atau jasa auditor merupakan jasa yang diberikan oleh perusahaan
audit lakukan untuk klien mereka. Selain untuk konsultasi jasa yang diberikan auditor
kepada kliennya adalah dibawah bimbingan standar perikatan yang ditetapkan
IAASB (International Auditing and Assurance Standards Board). Semua standar jasa
auditor didasari oleh oleh kode etik IESBA dan ISQC
Jasa Assurance untuk Audit dan Tinjauan atas Informasi Keuangan Historis
1) Audit atas informasi keuangan historis
Audit atas informasi keuangan historis merupakan bentuk jasa auditor yang
mana si auditor menerbitkan laporan tertulis berisi pendapat atau opininya
mengenai apakah informasi keuangan historis tersebut telah disusun
berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku secara umum. Standar
jasa audit ini diatur dalam ISA 200 yang berisi tentang konsep utama yang
diterapkan pada kegiatan auditing. Standar mengenai audit laporan keuangan
terdapat pada ISA 200-799. Kerangka kerja khusus dan pemeriksaan
informasi keuangan lainnya diatur dalam ISA 800-899.
2) Tinjauan atas informasi keuangan historis
Suatu tinjauan atas informasi keuangan historis merupakan jenis jasa audit
lainnya yang dapat dilakukan oleh kantor akuntan publik. Sebagian besar
perusahaan non publik ingin menyediakan informasi yang dapat diandalkan
dalam laporan keuangan mereka, tanpa menyebabkan timbulnya biaya untuk
melakukan proses audit, maka dilakukanlah tinjauan atas laporan keuangan
yang bersangkutan. Standar jasa ini diatur dalam ISREs 2000-2699.
Perikatan Jasa Assurance selain untuk Audit dan Tinjauan atas Informasi
Keuangan Historis
Selain melihat informasi mengenai keakuratan laporan keuangan, stakeholder
juga melihat informasi lainnya seperti risiko yang berhubungan dengan investasi,
informasi mengenai kecurangan dan tindakan ilegal, informasi mengenai
kepatuhan pada kebijakan dan prosedur perdagangan, dan lain-lain. Standar jasa
audit ini diatur dalam ISAE yang dibagi menjadi 2 bagian;
1) ISAEs 3000-3399 mengenai semua hal yang berhubungan dengan perikatan
assurance.
2) ISAEs 3400-3699 mengenai subjek standar khusus misalnya standar yang
berkaitan dengan pemeriksaan informasi keuangan prospektif (prediksi
laporan keuangan yang akan datang).
Informasi materi pelajaran dapat dinyatakan gagal apabila terjadi kesalahan dalam
penyajian materi yang tidak sesuai dengan kriteria. Misalnya, ketika laporan
keuangan suatu entitas tidak memberikan pandangan yang benar dan adil pada posisi
keuangan, keuangan kinerja dan arus kas sesuai dengan International Financial
Pelaporan Standar, atau ketika pernyataan entitas yang pengendalian intern yang
efektif tidak wajar, dalam semua hal yang material, berdasarkan COSO atau CoCo.
Praktisi
Seorang praktisi dapat diminta untuk melakukan jaminan perjanjian pada berbagai
materi. Beberapa materi yang mungkin memerlukan keterampilan khusus dan
pengetahuan di luar yang biasanya dimiliki oleh seorang individu praktisi.
Pokok Permasalahan
Pokok permasalahan dan informasi pokok permasalahan, dari sebuah kesepakatan
jaminan ada beberapa bentuk, seperti:
1. Financial performance or conditions, dimana informasi pokok permasalahan
mungkin pengenalan, pengukuran, penyajian dan penggambaran
penyingkapan dalam laporan keuangan
2. Non-financial performance or conditions, dimana informasi pokok
permasalahan mungkin kunci indicator dari keefisienan dan keefektifan.
3. Physical characteristics, dimana informasi pokok permasalahan mungkin
sebuah dokumen yang spesifik.
4. System and process, dimana informasi pokok permasalahan mungkin sebuah
tuntutan tentang keefektifan
5. Behavior, dimana informasi pokok permasalahan mungkin pernyataan
pemenuhan atau pernyataan keefektifan.
Pokok permasalahan yang tepat identifikasi dan mampu mengevaluasi dan mengukur
pelanggaran kriteria yang sudah ditentukan serta informasi tentang pokok
permasalahan dapat diproses untuk fakta-fakta cukup tepat untuk mendukung
alasasan jaminan atau kesimpulan jaminan batas yang benar.
Kesesuaian Kriteria
Kesesuaian Kriteria adalah tanda untuk menentukan tingginya letak suatu yang bisa
dievaluasi dan diukur pokok permasalahan didalamnya. Kriteria bisa formal,
contohnya dalam mempersiapkan laporan keuangan, kreterianya adalah standar
pelaporan akuntansi internasional atau standar akuntansi sektor publik internasional,
ketika pelaporan pada pengendalian internal, kriteria dibentuk berdasarkan kerangka
dasar pengendalian internal atau pengendalian individu yang sasarannya adalah untuk
perjanjian, dan pelaporan pemenuhan, kriteria yang dapai dipakai hukum, regulasi
atau kontrak.
Karakteristik Kesesuain Kriteria :
1. Relevan: berhubungan. Kesimpulan yang membantu pembuatan keputusan
oleh kelompok yang diharapkan.
2. Completeness: lengkap dan data relevan sehingga bisa membuat kesimpulan.
3. Reliability : dapat dipercaya.
4. Neutrality : bebas dari prasangka.
5. Understandability: dapat dimengerti karena jelas, luas, dan tidak subjektif.
Bukti
Praktisi merencanakan dan melakukan perikatan assurance dengan sikap skeptisme
profesional untuk memperoleh bukti yang cukup dan tepat apakah informasi yang
disajikan bebas dari salah saji material. Praktisi mempertimbangkan materialitas,
risiko perikatan assurance, dan kuantitas-kualitas dari bukti saat melangsungkan
perencanaan dan pelaksanaan, khususnya ketika menentukan sifat, waktu, dan luas
prosedur pengumpulan bukti.
Laporan Jaminan
Auditor memberikan laporan tertulis yang berisi kesimpulan yang menyampaikan
jaminan yang diperoleh dari informasi materi pelajaran. ISA, ISREs dan ISAEs
membangun elemen dasar untuk laporan jaminan. Juga, auditor mempertimbangkan
tanggung jawab pelaporan lain, termasuk berkomunikasi dengan pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola saat yang tepat.
Dalam keterlibatan berbasis penegasan, kesimpulan praktisi dapat dikatakan:
1. Dalam hal pernyataan pihak yang bertanggung jawab (misalnya: "Menurut
pendapat kami penegasan pihak yang bertanggung jawab yang pengendalian
internal yang efektif, dalam semua hal yang material, berdasarkan kriteria
XYZ, disajikan secara wajar")
2. Langsung dalam hal materi pelajaran dan kriteria (misalnya: "Menurut
pendapat kami pengendalian internal yang efektif, dalam semua hal yang
material, berdasarkan kriteria XYZ").
Laporan jaminan mungkin dalam "bentuk singkat" atau "bentuk panjang." "Bentuk
singkat" laporan biasanya hanya mencakup unsur-unsur dasar yang diidentifikasi
dalam ISA yang sesuai dan ISAEs. "Bentuk panjang" tidak hanya memberikan
kesimpulan auditor atas kepatuhan ISA dan ISAEs, tetapi juga melaporkan secara
rinci hal perikatan, kriteria yang digunakan, temuan yang berkaitan dengan aspek-
aspek tertentu dari keterlibatan dan rekomendasi terkait.
Identifikasi Kriteria
Laporan assurance mengidentifikasi kriteria sehingga pengguna yang dituju dapat
memahami dasar untuk kesimpulan auditor. Pengungkapan sumber kriteria, metode
pengukuran yang digunakan dan interpretasi signifikan yang dibuat penting untuk
memahami itu. auditor dapat mempertimbangkan mengungkapkan: sumber kriteria
(misalnya undang-undang, peraturan, badan yang diakui ahli, metode pengukuran
yang digunakan, dan setiap interpretasi signifikan yang dibuat dalam menerapkan
kriteria).
Karena dalam keterlibatan assurance terbatas apresiasi dari sifat, waktu, dan luas
prosedur pengumpulan bukti dilakukan adalah penting untuk memahami assurance
disampaikan oleh kesimpulan dinyatakan dalam bentuk negatif. Ringkasan assurance
terbatas lebih rinci daripada untuk assurance keterlibatan wajar dan mengidentifikasi
keterbatasan pada sifat, waktu, dan luas prosedur pengumpulan bukti. Ringkasan
untuk keterlibatan assurance terbatas menyatakan bahwa prosedur bukti-
mengumpulkan lebih terbatas daripada untuk assurance keterlibatan wajar, dan
karena itu kurang assurance diperoleh dari dalam assurance keterlibatan wajar.
Kesimpulan Praktisi
Kesimpulan praktisi dinyatakan dalam bentuk positif, bentuk negatif atau sebagai
reservasi atau penolakan kesimpulan.
Dalam kasus audit laporan keuangan atau Sarbanes-Oxley keterlibatan pengendalian
internal, kesimpulan harus dinyatakan dalam bentuk yang positif. Kesimpulan praktisi
mungkin, misalnya, lebih tepat disebut sebagai berikut: "Menurut pendapat kami
pengendalian internal tersebut efektif, dalam semua hal yang material, berdasarkan
kriteria XYZ" atau "Menurut pendapat kami pihak yang bertanggung jawab untuk
pernyataan bahwa pengendalian internal tersebut efektif, dalam semua materi hal,
berdasarkan kriteria XYZ, disajikan secara wajar. "
Dalam kasus review laporan keuangan, kesimpulan harus dinyatakan dalam bentuk
negatif. Misalnya, "Berdasarkan pekerjaan kami dijelaskan dalam laporan ini, tidak
ada yang datang untuk perhatian kita yang menyebabkan kita percaya bahwa
pengendalian internal tidak efektif, dalam semua hal yang material, berdasarkan
kriteria XYZ" atau "Berdasarkan pekerjaan kami dijelaskan dalam laporan, tidak ada
yang datang untuk perhatian kita yang menyebabkan kita percaya bahwa pernyataan
pihak yang bertanggung jawab yang pengendalian internal yang efektif, dalam semua
hal yang material, berdasarkan kriteria XYZ, tidak cukup menyatakan.
Disclaimer adalah pendapat yang diberikan ketika ruang lingkup pemeriksaan yang
dibatasi sehingga praktisi tidak melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan standar
auditing yang ditetapkan.
• Professional Judgement
Definisi professional judgement berdasarkan ISA 200 (Overall Objective of the
Independent Auditor, and The Conduct of an Audit in Accordance with International
Standards on Auditing) (dalam Tuanakotta, 2011:89) ialah “penerapan pengetahuan
dan pengalaman yang relevan, dalam konteks auditing, akuntansi, dan standar etika,
untuk mencapai keputusan yang tepat dalam situasi atau keadaan selama
berlangsungnya penugasan audit.”
tugas auditor dalam professional judgement adalah ketika :
• Menilai risiko salah saji material dalam laporan keuangan.
• Menentukan materialitas.
• Mempertimbangkan kesesuaian pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi.
• Mengidentifikasi dimana pertimbangan audit khusus mungkin diperlukan
seperti transaksi dengan pihak terkait.
• Mengembangkan ekspektasi untuk digunakan ketika melakukan prosedur
analitis.
• Merespon terhadap resiko yang dinilai dalam kesalahsajian material, termasuk
merancang dan melakukan prosedur audit lebih lanjut untuk memperoleh
bukti audit yang cukup dan tepat
• mengevaluasi kecukupan dan kesesuaian bukti audit yang diperoleh.
Professional Scepticism
International Federation of Accountants (IFAC) mendefinisikan professional
skepticism dalam konteks evidence assessment atau penilaian atas bukti audit. Unsur-
unsur professional skepticism dalam definisi IFAC, antara lain:
1) A critical assessment – ada penilaian yang kritis, tidak menerima begitu saja;
2) With a questioning mind – dengan cara berpikir yang terus menerus bertanya
dan mempertanyakan;
3) Of the validity of audit evidence obtained – keabsahan dari bukti audit yang
diperoleh;
4) Alert to audit evidence that contradicts – waspada terhadap bukti audit yang
kontradiktif;
5) Brings into question the reability of documents and responses to inquiries and
other information – mempertanyakan keandalan dokumen dan jawaban atas
pertanyaan serta informasi lain;
6) Obtained from management and those charged with governance – yang
diperoleh dari manajemen dan mereka yang berwenang dalam pengelolaan
(perusahaan). Unsur-unsur “a critical assessment” dan “ with a questioning
mind ” tidak lain dari berpikir kritis dalam auditing. Unsur “ management and
those charged with governance ” menunjukkan pihak lain dengan siapa
auditor berhadapan.
4.7 Quality Control (ISQC1 and ISA 220)
Berdasarkan SPAP yang dikeluarkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)
tahun 2013 dalam Standar Pengendalian Mutu (SPM) No. 01, sistem pengendalian
mutu mencakup unsur-unsur sebagai berikut:
1. tanggung jawab kepemimpinan KAP atas mutu,
2. ketentuan etika profesi yang berlaku,
3. penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien dan perikatan tertentu,
4. sumber daya manusia,
5. pelaksanaan perikatan, dan
6. pemantauan.
Sistem pengendalian mutu yang dibuat harus sesuai dengan aturan baku yang ada dan
harus diterapkan dengan sepenuhnya sesuai dengan sistem pengendalian mutu yang
telah ditetapkan, sehingga KAP dapat melaksanakan tugas auditnya dengan baik dan
guna meningkatkan kredibilitasnya di masyarakat agar tidak diragukan dan
independen.
KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan
keyakinan memadai bahwa KAP dan personelnya telah mematuhi ketentuan etika
profesi yang berlaku. KAP juga harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang
dirancang untuk memberikan keyakinan bahwa KAP dan personelnya diwajibkan
untuk mematuhi ketentuan independensi, menetapkan kebijakan dan prosedur yang
dirancang untuk memberikan keyakinan memadai bahwa pelanggaran atas ketentuan
independensi dapat diketahui dan untuk memungkinkan KAP menentukan tindakan
pencegahan yang tepat dalam menangani pelanggaran tersebut. Etika profesi yang
berlaku merujuk kepada kode etik yang menetapkan lima prinsip-prinsip dasar etika
profesi, yaitu integritas, objektivitas, kompetensi dan kecermatan serta kehati-hatian
profesional, kerahasiaan, dan perilaku profesional.(ISQC 1, par A5 )
Berdasarkan (ISQC 1, par 26) dalam unsur penerimaan dan keberlanjutan hubungan
dengan klien dan perikatan tertentu, dijelaskan bahwa KAP harus menetapkan
kebijakan dan prosedur dalam penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien
dan perikatan tertentu yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai bahwa
KAP hanya akan menerima atau melanjutkan hubungan dengan klien dan
perikatannya jika KAP memiliki kompetensi, mampu mematuhi ketentuan etika
profesi yang berlaku, dan telah mempertimbangkan integritas klien. Selain itu, KAP
juga harus menetapkan kebijakan dan prosedur atas keberlanjutan suatu perikatan dan
hubungan dengan klien untuk menangani suatu kondisi yang dapat menyebabkan
KAP untuk menolak perikatan
Berdasarkan (ISQC 1, par 29) dijelaskan bahwa dalam unsur sumber daya manusia,
KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan
keyakinan memadai bahwa KAP memiliki jumlah personel yang cukup dengan
kompetensi, kemampuan, dan komitmen terhadap prinsip etika profesi yang
diperlukan untuk melaksanakan perikatan sesuai dengan standar profesi, ketentuan
hukum, peraturan yang berlaku, dan memungkinkan KAP atau rekan perikatan untuk
menerbitkan laporan yang tepat dengan kondisinya.
Kebijakan dan prosedur KAP yang berhubungan dengan sumber daya manusia diatur
dalam (ISQC 1, par A32) mencakup rekrutmen, evaluasi kinerja, kemampuan
(termasuk waktu pelaksanaan penugasan), kompetensi pengembangan karier,
promosi, kompensasi, dan estimasi kebutuhan personel. KAP juga harus
melimpahkan tanggung jawab atas setiap perikatan kepada seorang rekan perikatan
dan harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang mengatur mengenai hal tersebut.
Selain itu, KAP harus Substansi, Volume 48 2 Nomor 1, 2018 menetapkan kebijakan
dan prosedur untuk menugaskan personel yang tepat dengan kompetensi yang
dibutuhkan
Kinerja kerjasama
Pengawasan
Menurut (ISQC 1, par 48) mengenai unsur pemantauan, dijelaskan bahwa KAP
harus menetapkan suatu proses pemantauan yang dirancang untuk memberikan
keyakinan memadai bahwa kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan sistem
pengendalian mutu sudah relevan dan memadai, serta berjalan dengan efektif. KAP
juga harus melakukan proses pengevaluasian, pengomunikasian dan penanganan
defisiensi yang teridentifikasi. Selain itu, KAP harus menetapkan kebijakan dan
prosedur yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai bahwa KAP telah