Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat, Taufik, Hidayah serta
Inayah-Nya kepada Kami, sehingga kami memiliki kesempatan untuk dapat menyelesaikan
makalah ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan sepenuhnya kepada baginda
Nabi besar Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman jahiliah ke zaman
islamiah yang modern seperti saat ini. Dan juga kepada keluarganya, Sahabat, Tabi’in,
Tabi’it-tabi’in seta para pengikut-pengikutnya hingga akhir kiamat nanti.

Ucapkan terimakasih, penulis ucapkan kepada Dosen Pembimbing serta teman-teman


yang telah membantu dalam penyelesaian makalah yang membahas tentang “xxxxxxx”.

Demikian makalah ini disusun, penulis menyadari bahwa di dalam penulis makalah ini
banyak sekali kekurangan, akan tetapi penulis berharap dengan dibuatnya makalah ini dapat
memberikan manfa’at serta pengetahuan untuk semuanya. Aamiin

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i


DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Alcaligenes .................................................................................................... 2
B. Enterobacteria .............................................................................................. 2
C. Vibriona ........................................................................................................ 3
D. Micrococcus .................................................................................................. 4
E. Stapylococcus ................................................................................................ 5
F. Leuconostoc .................................................................................................. 6
G. Aerococcus dan pediococcus ....................................................................... 7
H. Pediococcus ................................................................................................... 8
I. Bacillus .......................................................................................................... 9
J. Clostridium ................................................................................................... 10
K. Desulfotamaculum ....................................................................................... 10

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .................................................................................................... 12
B. Saran............................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bakteri, berasal dari kata Latin, bacterium (jamak, bacteria); merupakan kelompok
raksasa dari organisme hidup. Bakteri memiliki ukuran yang sangat kecil (mikroskopis) dan
kebanyakan uniselular (bersel tunggal), dengan struktur sel yang relatif sederhana tanpa
nukleus / inti sel, sitoskeleton, dan organel lain seperti mitokondria dan kloroplas.
Bakteri adalah organisme yang paling berkelimpahan dari semua organisme. Bakteri
tersebar (berada di mana-mana) di tanah, air, dan sebagai simbiosis dari organisme lain.
Banyak bakteri yang bersifat patogen. Bakteri biasanya hanya berukuran 0,5-5 μm. Bakteri
umumnya memiliki dinding sel, seperti sel hewan dan jamur, tetapi dengan komposisi sangat
berbeda. Banyak yang bergerak menggunakan flagella, yang berbeda dalam strukturnya dari
flagella kelompok lain.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan bakteri Alcaligenes, Enterobacteria, Vibriona,
Micrococcus, Stapylococcus, Leuconostoc, Aerococcus dan pediococcus,
Pediococcus, Bacillus, Clostridium, Desulfotamaculum ?
2. Bagaimana sifat dari bakteri Alcaligenes, Enterobacteria, Vibriona, Micrococcus,
Stapylococcus, Leuconostoc, Aerococcus dan pediococcus, Pediococcus, Bacillus,
Clostridium, Desulfotamaculum ?
3. Apa saja yang diserang oleh bakteri Alcaligenes, Enterobacteria, Vibriona,
Micrococcus, Stapylococcus, Leuconostoc, Aerococcus dan pediococcus,
Pediococcus, Bacillus, Clostridium, Desulfotamaculum ?
4. Bagaimana hasil serangan dari bakteri Alcaligenes, Enterobacteria, Vibriona,
Micrococcus, Stapylococcus, Leuconostoc, Aerococcus dan pediococcus,
Pediococcus, Bacillus, Clostridium, Desulfotamaculum ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Alcaligenes
1. Pengertian
Bakteri alcaligenes merupakan bakteri berbentuk batang gram negatife, bersifat
anaerobic fakultatif dan motil. Jenis bakteri ini dapat ditemukan pada air, tanah dan
asosiasi lingkungan dengan manusia serta dapat tumbuh pada suhu 370 C.
Bakteri alcaligenes ini terdapat juga pada susu, telur, dan daging, yang sifatnya
mudah rusak (perishable food) yaitu akibat karja bakteri alcaligenes viscolactis. Yang
bisa mengakibatkan susu menjadi berlendir atau lebih kental.
Bakteri yang dapat mencemari susu terbagi menjadi dua golongan, yaitu bakteri
patogen (pathogenic bacteria) dan bakteri pembusuk (spoilage bacteria). Kedua
macam bakteri tersebut dapat menimbulkan penyakit yang ditimbulkan oleh susu
(milkborne diseases) seperti tuberkulosis, bruselosis, dan demam tipoid (typhoid
fever). Pembusukan susu oleh bakteri dapat menyebabkan degradasi protein,
karbohidrat, dan lemak yang terkandung dalam susu

2. Sifat
Bakteri ini bersifat anaerobic

3. Yang Diserang
Bakteri ini menyerang pada minuman seperti susu menjadi berlendir akibat
kerja bakteri alcaligenes viscolactis.

4. Hasil Serangan
Hasil serangan bakteri alcaligenes ini yaitu bisa menyebabkan tuberkulosis,
bruselosis, dan demam tipoid, degradasi protein, karbohidrat, dan lemak yang
terkandung dalam susu

B. Enterobacteria
1. Pengertian
Termasuk dalam family bakteri. Enterobacteria adalah kuman yang hidup di
usus besar manusia dan hewan,tanah,air dan dapat pula ditemukan pada komposisi
material. Enterobacteria ini berbentuk batang dan memiliki panjang 1-5 pM.
2
Enterobacteria ini juga merupakan bakteri non spora dan membentuk reaksi katalase.
Enterobacteria ini banyak ditemukan dalam usus manusia dan hewan lainnya,
sementara yang lain ditemukan dalam air atau tanah atau parasit pada berbagai hewan
dan tumbuhan yang berbeda.

2. Sifat
Sifat dari enterobacteria ini yaitu : bersifat pathogen, bersifat gram negative,
aerob dan anaerob fakultatif.

3. Yang Diserang
Bakteri enterobacteria ini dapat menyerang jaringan tubuh manusia, dan system
tubuh manusia.

4. Hasil Serangan
Hasil serangan bakteri enterobacteria ini bisa menyebabkan infeksi saluran
kemih, infeksi pada luka, infeksi saluran pernafasan, septicemia, radang usus, dan
peradangan selaput otak.

C. Vibriona
1. Pengertian
Vibriona merupakan mikroorganisme berbentuk koma. Mikroorganisme ini
berbentuk melengkung, batang berbentuk koma dengan flagel tunggal yang panjang
yang memungkinkannya untuk bergerak. Bakteri vibriona ini terdapat di perairan
seperti laut yang dangkal karena mengandung garam mineral dan asparagin sebagai
sumber karbon dan nitrogen.
2. Sifat
Sifat dari bakteri vibriona ini yaitu, aerob dan anaerob fakultatif. bakteri
vibriona ini terbagi kedalam 2 jenis yaitu vibriona cholera dan vibriona
parahaemolyticus.
 Vibriona cholera : bakteri yang menyebabkan kolera.
Kolera merupakan peradangan akut intestine yang menyebabkan diare
berat,tinja seperti cucian beras, dehidrasi,kolaps dan seringkali kematian.
Penyakit ini menyebar melalui air yang terkontaminasi feses makanan dan lalat.

3
 Vibriona parahaemolyticus
Vibriona parahaemolyticus adalah kontaminan yang umum terdapat pada
ikan segar dan ikan olahan,kerang, dan makanan laut lainnya.

3. Yang Diserang
Vibriona ini menyerang makanan hasil laut seperti : ikan, udang,kerang, dan
makanan laut lainnya dengan cara menginfeksikannya. Dan juga menyerang pada
usus manusia dan system pencernaan manusia akibat bakteri kolera.

4. Hasil Serangan
Hasil serangan dari bakteri vibriona ini yaitu, bisa menyebabkan penyakit
vibriosis yang menginfeksi makanan laut seperti ikan,udang,dan kerang. Dan
menyebabkan penyakit kolera pada manusia seperti diare berat, dehidrasi, dan tinja
seperti air cucian beras.

D. Micrococcus
1. Pengertian
Bakteri micrococcus adalah bakteri berbentuk kokus, gram positif, berpasangan
, tetrad atau kelompok kecil, aerob dan tidak berspora, bisa tumbuh baik pada medium
nutrien agar pada suhu 30°C dibawah kondisi aerob. Bakteri micrococcus ini terdapat
pada proses permentasi tempe.

2. Sifat
Sifat bakteri micrococcus ini yaitu aerob dan gram positif.

3. Yang Diserang
Bakteri micrococcus ini menyerang makanan fermentasi seperti tempe.

4. Hasil Serangan
Hasil bakteri micrococcus ini bisa menyebabkan tempe berjamur.

4
E. Stapylococcus
1. Pengertian
Bakteri staphylococcus ini berasal dari kata staphyle yang berarti kelompok
buah anggur dan coccus berarti biji yang bulat. Jadi, bakteri staphylococcus adalah sel
berbentuk bulat, gram positif tersusun seperti buah anggur . Kuman ini mudah
tumbuh pada berbagai media dan metabolismenya aktif, meragikan banyak
karbohidrat dan menghasilkan pigmen yang bervariasi dari warna putih hingga
kuning tua. Bakteri staphylococcus sebagian menjadi anggota flora normal kulit dan
selaput lendir pada manusia, tetapi dapat pula menyebabkan infeksi pada binatang,
bahkan ada jenis staphylococcus yang menyebabkan keracunan makanan. sebagian
lagi menjadi bakteri pathogen yang menyebabkan bermacam – macam penyakit atau
gangguan dalam tubuh seperti radang bernanah, sampai sepsis berakibat fatal.
Sehingga bakteri ini dapat menyebabkan hemolisis yaitu pemecahan sel – sel darah,
menggumpalkan plasma karena sifat koagulasenya, dan menghasilkan berbagai
macam enzim – enzim yang dapat merusak system imun dan kandungan toksin pada
bakteri tersebut yang bersifat dekstruktif.

2. Sifat
Sifat dari bakteri staphylococcus ini yaitu,
 Berbentuk bulat dengan diameter kira – kira 0,5 – 1,5
 Warna koloni putih susu atau agak krem
 Tersusun dalam kelompok tidak beraturan
 Bersifat fakultatif anaerobic
 Bersifat pathogen dan menyebabkan lesi local yang oportunistik
 Bersifat dekstruktif, yaitu enzim yang dapat merusak system imun dan kandungan
toksin.
 Bersifat koagulasi, yaitu suatu protein seperti enzim yang dapat menggumpalkan
plasma oxalate atau citrate, koagulasi dapat menggumpalkan fibin pada
permukaan staphylococcus sehingga menyebabkan kuman tidak dapat di
fagositosis oleh sel tubuh.
 Pada umumnya tidak memiliki kapsul
 Bakteri ini juga termasuk bakteri nonsporogenous ( tidak berspora )

5
 Sel – selnya bersifat positif gram, dan tidak aktif melakukan pergerakan (non
motile)
 Menghasilkan katalase
 Tahan terhadap pengeringan , panas dan sodium khlorida NaCl 9%
 Pertumbuhannya dapat dihambat dengan cepat oleh bahan kimia tertentu seperti
hexachlorophene 3%.
 Sebagian besar adalah saprofit yang hidup dialam bebas, namun habitat
alamiahnya adalah pada permukaan epitel golongan primate/mamalia.
 Aerob dan anaerob tumbuh sama baik.

3. Yang Diserang
Bakteri ini dapat menyerang kulit dengan tanda – tanda kulit terkena luka bakar
, yaitu akibat kerjanya toksin eksofoliatin dan menyerang saluran pencernaan akibat
keracunan makanan yang disebabkan oleh enterotoksin dan eksoenzim.
Adapun tempat berkembang biaknya bakteri staphylococcus yaitu :
1. Pada rongga mulut (staphylococcus aureus, S.anaerob, S.Epidermis)
2. Ada pada kulit ( staphylococcus Epidermidis )
3. Ada dihidung dan mungkin ada pada permukaan (staphylococcus aureus)
4. Ada disaluran nafas atas terutama farink (staphylococcus Epidermidis)
5. Ada disaluran kemih ( staphylococcus)
6. Staphylococcus juga terdapat dalam darah bersama kuman lainnya.

4. Hasil Serangan
Hasil serangan bakteri ini akan menyebabkan penyakit gangguan dalam tubuh
seperti radang bernanah, infeksi saluran kemih, infeksi kulit, infeksi ginjal, dan
jerawat.

F. Leuconostoc
1. Pengertian
Bakteri leuconostoc adalah bakteri gram positif, katalase negative, dengan
morfologi seperti kokus dan dapat menyebabkan infeksi pada manusia. Leuconostoc
umumnya berbentuk sferis, tersusun berpasangan atau berkelompok membentuk
rantai, dan terkadang hanya bersel tunggal.

6
Beberapa spesies bakteri ini merupakan bakteri asam laktat yang baik untuk
kesehatan dan sering digunakan dalam pengolahan pangan ( fermentasi ). Contoh
produk pangan yang dibuat dengan bantuan leuconostoc adalah krim asam, cottage
cheese,dan buttermilk. Bakteri ini dapat memfermentasi laktosa dan glukosa melalui
jalur heterofermentatif. Dan bakteri leuconostoc ini bisa menyebabkan pelendiran
makanan, penurunan PH, dan pembentukan gas.

2. Sifat
Bakteri leuconostoc ini bersifat aerob.

3. Yang Diserang
Bakteri leuconostoc ini menyerang makanan dan menginfeksi manusia. Bakteri
yang menginfeksi pada manusia yaitu leuconostoc mesenteroides.

4. Hasil Serangan
Hasil serangan bakteri leuconostoc ini bisa menyebabkan pelendiran makanan,
tetapi bakteri ini bisa dimanfaatkan untuk fermentasi.

G. Aerococcus dan pediococcus


1. Pengertian
Aerococcus adalah bakteri yang berbentuk bulat, ada yang berpasangan atau
seperti rantai, tidak bergerak dan tidak membentuk spora. Bakteri ini dapat ditemukan
di air tawar atau juga air laut. Pada umumnya sumber dan cara penularan penyakit
akibat serangan bakteri – bakteri tersebut di atas antara lain melalui ikan yang sakit,
ikan karir, air yang terkontaminasi, makanan yang terkontaminasi, telur yang
terkontaminasi, dan alat atau pakaian yang terkontaminasi.

2. Sifat
Sifat bakteri aerococcus ini yaitu : bersifat gram positif

3. Yang Diserang
Bakteri aerococcus ini menyerang pada hewan perairan seperti ikan.

4. Hasil Serangan
Hasil serangan bakteri ini mengakibatkan gangguan pencernaan dan gatal –
gatal.

7
H. Pediococcus
1. Pengertian
Bakteri pediococcus adalah genus bakteri yang termasuk bakteri asam laktat,
dengan ciri non motil (tidak bergerak) dan memiliki bentuk sferis. Sel bakteri ini
terbagi ke dalam dua bidang sehingga membentuk pasangan tetrad (tersusun empat),
atau gumpalan sel sferis yang lebih besar. Genus pediococcus termasuk golongan
fakultatif anaerob dan untuk hidup memerlukan lingkungan yang kaya nutrisi serta
mengandung factor pertumbuhan dan gula yang dapat difermentasi. Bakteri ini
termasuk homofermentatif (hanya menghasilkan asam laktat) dan tidak dapat
menggunakan pentosa (karbohidrat beratom C5).
Bakteri pediococcus ini tahan terhadap oksigen, PH, suhu, resistensi antibiotic,
dan NaCl. Genus pediococcus banyak terlibat dalam fermentasi bagian tanaman
diantaranya adalah P. acidilactici, P. dextrinicus, P. inopinatus, P. parvulus, dan P.
pentosaceus. Contoh produk fermentasi sayuran tersebut adalah sauerkraut, bubur
serealia, mentimun, zaitun, dan kacang fermentasi. Selain itu, Pediococcus juga
banyak terlibat dalam fermentasi berbagai makanan tradisional di dunia,
seperti ragi untuk tapai.
kemampuan Pediococcus spp. untuk membunuh mikroorganisme pembusuk dan
patogen dalam fermentasi daging dikarenakan kemampuannya menghasilkan asam
organik. Selain itu, fermentasi dengan bakteri ini juga meningkatkan kestabilan
makanan dalam masa penyimpanan dan menghasilkan produk yang lebih banyak
mengandung protein. Namun, bakteri pedicoccus ini juga dapat merusak makanan,
bakteri tersebut yaitu pedicoccus pentosaceus dan pedicoccus damnosus yang
berperan dalam kerusakan bir.

2. Sifat
Bakteri pediococcos ini bersifat anaerob.

3. Yang Diserang
Bakteri pediococcus ini menyerang makanan akibat kerja bakteri pedicoccus
pentosaceus, dam merusak minuman bir akibat kerja bakteri damnosus.

4. Hasil Serangan
Hasil serangan bakteri pedicoccus yaitu menyebabkan gangguan system
pencernaan.
8
I. Bacillus
1. Pengertian
Bacillus adalah bakteri yang memiliki bentuk batang atau silinder. Bakteri
bacillus ini merupakan bakteri gram positif. Bakteri yang berbentuk batang dapat
dijumpai ditanah dan air, termasuk pada air laut, udara, dan tumbuh –
tumbuha.Bakteri Bacillus ini ternyata juga hidup di air laut yang dapat menghasilkan
antibiotic yang mampu melawan bakteri pathogen.Beberapa jenis menghasil enzim
ekstraseluler yang dapat menghidrolisis protein dan polisakarida kompleks.

2. Sifat
Sifat bakteri bacillus ini yaitu bersifat aerobic atau fakultatif anaerob, dan
mampu membentuk spora yang dapat ditemukan ditanah, pada sayuran maupun
produk pangan. Memiliki kisaran suhu yang paling luas, tahan terhadap sentyawa –
senyawa antiseptic, memiliki kemampuan enzimatik yang beragam. Bakteri bacillus
ini juga mempunyai sifat fisiologis yang menarik karena tiap – tiap jenis mempunyai
kemampuan yang berbeda – beda diantaranya :
 Mampu mengdegradasi senyawa organic seperti protein,pati selulosa,dan
hidrokarbon.
 Mampu menghasilkan antibiotic
 Berperan dalam nitrifikasi dan dentrifikasi
 Pengikat nitrogen
 Pengoksidasi selenium
 Pengoksidasi dan pereduksi mangan
 Bersifat khemolitotrof, aerob atau fakutatif anaerob, asidofilik atau alkalifilik,
psikoprifilik, atau thermofilik.

3. Yang Diserang
Bakteri bacillus ini menyerang manusia yang memiliki daya imun yang lemah,
dan bakteri ini juga menyerang pada hewan ternak. seperti lembu, kambing, domba
dan babi. Melalui mulut dan saluran cerna.

4. Hasil Serangan
Hasil serangan bakteri ini bisa menyebabkan infeksi pada kulit, paru – paru, dan
usus.

9
J. Clostridium
1. Pengertian
Clostridium adalah bakteri gram positif berbentuk batang anaerobic atau
mikroaerofilik yang menghasilkan endospora. Kebanyakan spesies menguraikan
protein dan meragi karbohidrat, banyak pula yang menghasilkan
eksotoksin. Beberapa spesies bersifat patogenik dan banyak terdapat sebagai saprofit
di dalam tanah dan saluran pencernaan manusia dan hewan. Contoh bacteri
clostridium yang bersifat pathogen diantaranya adalah clostridium perfringens,
clostridium difficile, clostridium botulinum dan clostridium tetani. Clostridium
botulinum menghasilkan toksin biologis yang kuat yang dikenal dapat menginfeksi
manusia.
Bakteri clostridium ini juga terdapat pada makanan kaleng yang tertutup rapat
tanpa udara, karena sifat nya yang anaerob. Apabila ikan kaleng telah mengalami
kerusakan, ia akan terkontaminasi oleh bakteri clostridium yang dapat mengeluarkan
racun yang disebut clostridium botulinum.

2. Sifat
Sifat bakteri clostridium ini yaitu bersifat anaerob, dan bersifat patogenik.

3. Yang Diserang
Bakteri clostridium ini menyerang saluran cerna manusia dan hewan, jaringan
tubuh manusia.

4. Hasil Serangan
Hasil serangan bakteri clostridium ini yaitu : radang paru-paru (pneumonia) dan
dapat menyebabkan kematian akibat penderita tidak bisa bernapas,dan dapat
menyebabkan tetanus (clostridium tetani),

K. Desulfotamaculum
1. Pengertian
Bakteri desulfotamaculum adalah genus dari Gram-positif yang berbentuk
batang lurus atau melengkung, tahan terhadap panas dan fixer hidup bebas nitrogen
atmosfer.

10
2. Sifat
Bakteri desulfotamaculum ini bersifat anaerob. Bakteri desulfotamaculum ini
terdapat pada tanah, air, panas bumi run-off, usus serangga dan di rumen.

3. Yang Diserang
Bakteri desulfotamaculum ini menyerang pada makanan.

4. Hasil Serangan
Hasil serangan bakteri ini dapat menyebabkan pembusukan pada makanan
kaleng.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bakteri adalah organisme yang paling berkelimpahan dari semua organisme. Bakteri
tersebar (berada di mana-mana) di tanah, air, dan sebagai simbiosis dari organisme lain.
Banyak bakteri yang bersifat patogen. Bakteri biasanya hanya berukuran 0,5-5 μm. Bakteri
umumnya memiliki dinding sel, seperti sel hewan dan jamur, tetapi dengan komposisi sangat
berbeda. Banyak yang bergerak menggunakan flagella, yang berbeda dalam strukturnya dari
flagella kelompok lain.

B. Saran
Demikian makalah yang kami sajikan, bila ada kesalahan dalam penulisan juga
kekurangan dalam segi pembahasan mohon dimaklumi. Dengan segala kerendahan hati, kami
sebagai penyusun makalah mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari teman-
teman dan dosen pembimbing agar dapat memperbaiki makalah selanjutnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, G.L. et al. Metabolic energy from arsenite oxidation in Alcaligenes faecalis.
Abstract. Journal de Physique IV vol 107 2003. 49.

Liu, Lixia et al. Ribosomal DNA-Directed PCR for Identification of Achromobacter


(Alcaligenes) xylosoxidans Recovered from Sputum Samples from Cystic Fibrosis
Patients. Journal of Clinical Microbiology vol 40(4) April 2002. 1210-1213.

Manage, Pathmalal M. et al. Algicidal effect of the bacterium Alcaligenes denifitricans on


Microcystis spp. Aquatic Microbial Ecology vol 22 September 8 2000. 111-117.

Saiman, Lisa et al. Identification and Antimicrobial Susceptibility of Alacaligenes


xylosoxidans Isolated from Patients with Cystic Fibrosis. Journal of Clinical
Microbiology vol 39(11). November 2001. 3942-3945.

George M. Garrity, ed. (July 26, 2005) [1984 (Williams & Wilkins)]. The
Gammaproteobacteria. Bergey's Manual of Systematic Bacteriology. 2B (2nd ed.). New
York: Springer. pp. 1108. ISBN 978-0-387-24144-9. British Library no. GBA561951.

Williams, K. P.; Gillespie, J. J.; Sobral, B. W. S.; Nordberg, E. K.; Snyder, E. E.; Shallom, J.
M.; Dickerman, A. W. (2010). "Phylogeny of Gammaproteobacteria". Journal of
Bacteriology 192 (9): 2305–2314. doi:10.1128/JB.01480-09. PMC 2863478. PMID
20207755.

MacFaddin, Jean F. Biochemical Tests for Identification of Medical Bacteria. Williams &
Wilkins, 1980, p 441.

http://www.hpa-standardmethods.org.uk/documents/bsopid/pdf/bsopid16.pdf

13

Anda mungkin juga menyukai