OLEH:
KELOMPOK 3
Angga Dwina Putra (1407114762)
Dhani Nur Miftahuddin (1407113410)
Deva Lidia Sari (1707113718)
Feru Setiawan (1707111338)
Riska Wulandari (1707122959)
Samsinar Sriningsih (1707111488)
DOSEN PENGAMPU:
EVELYN ST. MSc. PhD
Bakteri Perusak
Kerusakan pangan tersebut dapat disebabkan oleh kerusakan insekta, luka atau memar
secara fisik, aktivitas enzim, dan mikrobia. Pada kesempatan ini yang akan banyak dikupas
adalah kerusakan akibat mikrobia. Diperkirakan 20% dari seluruh buah-buahan dan sayuran
yang dipanen untuk dikonsumsi manusia hilang (loses) akibat kerusakan oleh mikrobia.
Kerusakan tersebut terutama oleh bakteri, yeast dan kapang. Apabila mikrobia mampu
menggunakan nutrient pada bahan pangan akan menyebabkan perubahan baik secara fisik
seperti tekstur menjadi lunak atau berlendir maupun perubahan secara kimiawi. Beberapa
contoh kerusakan yang dikenal moldiness (berjamur) yaitu terjadinya pertumbuhan miselia
pada permukaan bahan pangan, misalnya pada biji (kedelai, jagung), Rots atau pelunakan
tekstur (buah, sayur), sliminess = permukaan berlendir pada sayur / buah, dan color change
(perubahan pigmen), misalnya adanya jamur Monilia berwarna orange atau yeast Rhodotorula
yang menjadi pangan berwarna merah., menjadi berpendar karena adanya Pseudomonas
flourescens atau ropiness = pengentalan pada produk sirup/susu akibat pertumbuhan L.
mesenteroides atau Streptococcus, bahkan dapat terjadi putrefaction atau pembusukan,
terutama pada bahan pangan berprotein.