Anda di halaman 1dari 12

SISTEM PENGOBATAN

SENDIRI
Anggota Kelompok :
Dewi Kartika Yulien (050217A030)
Dharmawan (050217A031)
Diana Sari (050217A108)
Diana Vinta Dewi (050217A032)
PENYAKIT CACINGAN
Dinar Ratna Sari (050217A033)
Dita Andrianto (050217A034)
Dwi Mustika Jayadi (050217A035)
Efson Sustera Irawan (050217A036)
Ekanursyahfitri (050217A037)
Ekorini (050217A038)
PENDAHULUAN
World Health Organization (2016) menjelaskan bahwa cacingan adalah infeksi cacing parasit
usus dari golongan Nematoda usus yang ditularkan melalui tanah, atau disebut Soil Transmitted
Helminths (STH).
Sumanto (2010) menjelaskan jika penyakit cacingan adalah contoh lain dari penyakit parasitik
yang mulai terabaikan atau Neglacted Tropical Desease (NTD).
Kasus infeksi oleh STH terjadi karena tertelannya telur cacing dari tanah atau tertelannya larva
aktif yang ada di tanah melalui kulit (WHO, 2016).
PENYEBAB KECACINGAN

Cacing penyebab
cacing gelang (Ascaris penyakit cacingan tersebut
lumbricoides/ roundworm)
dapat menembus kulit dan
masuk kedalam tubuh anak
atau masuk melalui hewan
perantara.
Binatang seperti tikus,
Penyebab penyakit cacingan
lalat, dan kecoa merupakan
adalah infeksi cacing parasit hewan- hewan yang dapat
usus dari golongan Nematoda menjadi vektor
usus (WHO, 2016).

cacing tambang (Necator


cacing cambuk americanus, Ancylostoma
(Trichuris trichiura) duodenale/hookworm)
FAKTOR RISIKO PENYAKIT
CACINGAN

FAKTOR RISIKO PENYAKIT


CACINGAN

Sanitasi
Sanitasi Perilaku
Iklim dan cuaca Makanan Dan
Lingkungan Kebersihan Diri
Minuman
PATOFISIOLOGI ATAU
PENULARAN PENYAKIT CACINGAN

cacing yang masuk ke aliran menuju jantung


menembus kulit darah kanan

Paru paru,

berkembang biak di
Timbul gejala usus halus
paru-paru

(WHO, 2016).
DAMPAK CACINGAN
◦ Umar (2008) mengatakan, penyakit cacingan menimbulkan dampak yang besar pada manusia karena
mempengaruhi pemasukan (intake), pencernaan (digestif), penyerapan (absorbsi), dan metabolisme
makanan

.
◦ Akibat yang ditimbulkan dari infeksi cacing berupa kerugian zat gizi karbohidrat dan protein kekurangan
darah, menghambat perkembangan fisik, perkembangan mental, kemunduran intelektual, dan
menurunkan imunitas tubuh pada anak-anak (DEPKES RI, 2004).
TANDA DAN GEJALA PENYAKIT
CACINGAN

lesu, tidak bergairah, dan kurang konsentrasi belajar , Hal tersebut dikarenakan
penderita penyakit cacingan mengalami anemia atau kondisi kekurangan darah
(Sumanto, 2010).

Anemia yang terjadi dikarenakan cacing dalam usus menghisap darah penderitanya,
sehingga dalam kondisi yang parah menyebabkan kekurangan darah (Ginting, 2008).
PENENTUAN DIAGNOSIS

Sandjaja (2007) mengatakan jika diagnosa cacingan dapat ditegakkan


dengan menemukan telur cacing dan cacing dewasa melalui kotoran.
PENATALAKSANAAN PENYAKIT
CACINGAN
obat cacing secara umum ◦ namun pada kasus cacing pita memerlukan terapi
dengan golongan obat keras yang hanya dapat
1. Mebendazol, diperoleh dengan resep dokter (BPOM RI, 2012).
Hotez dkk (2013) mengatakan bahwa Major Global
2. Pirantel Pamoat, Helminthic Desease Control Initiatives memiliki
3. Levamisol, target pemenuhan obat cacingan pada anak
berupa albendazole dan mebendazole pada tahun
4. dan Piperazin 2020.
Jenis obat yang dianjurkan yaitu pyrantel pamoate dengan
dosis 10 mg/kg berat badan (dosis tunggal), untuk pengobatan
pertama pada pengobatan massal. Untuk pengobatan kedua
dapat menggunakan albendazole . Beberapa faktor yang
mempersulit penggunaan obat tersebut antara lain efek
samping seperti mual, muntah, nyeri epigastrium, dan diare ,
serta harga yang tidak terjangkau oleh kalangan masyarakat
yang rentan terinfeksi parasit usus.
NON FARMAKOLOGI

1. Menjaga kebersihan
2. Memperbanyak asupan mineral
3. Memasak daging hingga matang
4. Tidak menggaruk area dubur
5. Mencuci makanan hingga bersih sewbelum di konsumsi
PENCEGAHAN PENYAKIT CACINGAN

1. mencuci piring makan dapat mencegah terjangkitnya penyakit cacingan.


2. Memotong dan membersihkan kuku
3. Mencuci tangan dengan benar
4. sanitasi makanan ditingkatkan
DAFTAR PUSTAKA
WHO. 2016. Soil Transmitted Helminths Infection. (Online), (Error! Hyperlink reference not valid.) diakses 16 September 2016.
Sumanto, D. 2010. Faktor Risiko Infeksi Cacing Tambang Pada Anak Sekolah (Studi kasus kontrol di Desa Rejosari, Karangawen, Demak).
(Online), http://eprints.undip.ac.id/23985/1/DIDIK_SUMANTO.pdf diakses 22 Desember 2015.
Umar, Z. 2008. Perilaku Cuci Tangan Sebelum Makan Dan Kecacingan Pada Murid SD di Kabupaten Pesisir Selatan Sumatra Barat.
Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional vol.2 no.6 Juni 2008.
Departemen Kesehatan RI. 2004. Pedoman Umum Program Nasional Pemberantasan Cacingan di Era Desentralisi. Jakarta: Subdit Diare
dan Penyakit Pencernaan Ditjen PPM & PLP Depkes RI.
Ginting, A. 2008. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal
Kecamatan Pangaruran Kabupaten Samosir. (Online), (Error! Hyperlink reference not valid.) diakses 22 Agustus 2016.
Sandjaya B. 2007. Helminthologi Kesehatan. Jakarta; Prestasi Pustaka.
BADAN POM RI. 2012. Seri Swamedikasi 4 “Obat Kecacingan”. (Online), (http://bpom.go.id) diakses 2 November 2016.
Hotez P.J, et al. 2008. Helminth Infections: The Great Neglacted Tropical Deseases. (Online),
(http://search.proquest.com/docview/200561377/ fulltextPDF/B5CC6ECF10D740FFPQ/20?accountid38628)diakses 16 April 2017.

Anda mungkin juga menyukai