Farmasi sosial
Kelompok 5
06 07 08 09
Bila banyak larva filariform sekaligus menembus kulit, maka terjadi perbahan kulit yang disebut ground itch.
Perubahan pada paru biasanya ringan.
2) Stadium dewasa
Gejala tergantung pada spesies dan jumlah cacing, serta keadaan gizi penderita (Fe dan Protein). Tiap cacing
Ancylostoma duodenale menyebabkan kehilangan darah 0,08-0,34 cc sehari, sedangkan Necator americanus 0,005-
0,1 cc sehari. Biasanya terjadi anemia hipokrom mikrositer. Disamping itu juga terdapat eosinofilia. Bukti adanya
toksin yang menyebabkan anemia belum ada. Biasanya tidak menyebabkan kematian, tetapi daya tahan berkurang
dan prestasi kerja menurun.Larva cacing menembus kulit akan menyebabkan reaksi erythematous. Larva di paru-paru
akan menyebabkan perdarahan, eosinophilia, dan pneumonia. Kehilangan banyak darah dapat menyebabkan anemia .
Diagnosis
Diagnosa Laboratorium ditegakkan dengan menemukan telur dalam tinja segar. Untuk membedakan spesies A.duodenale
dan N. americanus dapat dilakukan biakan tinja dengan cara Harada-M.ori
3. Trichuris Trichiura (Cacing Cambuk)
Morfologi dan siklus hidup
Cara infeksi adalah telur yang berisi embrio tertelan manusia, larva aktif akan keluar di usus halus masuk ke usus
besar dan menjadi dewasa dan menetap. Telur yang infektif akan menjadi larva di usus halus pada manusia. Larva
menembus dinding usus halus menuju pembuluh darah atau saluran limpa kemudian terbawa oleh darah sampai ke jantung
menuju paru-paru. Cara infeksi adalah telur yang berisi embrio tertelan manusia, larva aktif akan keluar di usus halus
masuk ke usus besar dan menjadi dewasa dan menetap. Telur yang infektif akan menjadi larva di usus halus pada manusia.
Larva menembus dinding usus halus menuju pembuluh darah atau saluran limpa kemudian terbawa oleh darah sampai ke
jantung menuju paru-paru. Cara infeksi langsung bila secara kebetulan hospes menelan telur matang. Larva keluar melalui
dinding telur dan masuk ke dalam usus halus. Sesudah menjadi dewasa cacing turun ke usus bagian distal dan masuk ke
daerah kolon, terutama sekum. Jadi cacing ini tidak mempunyai siklus paru. Masa pertumbuhan mulai dari telur yang
tertelan sampai cacing dewasa betina meletakkan telur kira-kira 30-90 hari .
Patologi dan gejala klinis
Pada infeksi berat, terutama pada anak, cacing ini tersebar di seluruh kolon dan rektum. Kadang-kadang terlihat di
mukosa rektum yang mengalami prolapsus akibat mengejannya penderita pada waktu defekasi. Cacing ini memasukkan
kepalanya ke dalam mukosa usus, hingga terjadi trauma yang menimbulkan iritasi dan peradangan mukosa usus. Penderita
terutama anak dengan infeksi Trichuris trichuira yang berat dan menahun, menunjukkan gejala-gejala nyata seperti diare
yang sering diselingi dengan sindrom disentri, anemia, berat badan turun, dan kadang-kadang disertai prolapsus rektum.
Infeksi berat Trichuris trichuira sering disertai infeksi Infeksi cacing lainnya atau protozoa. Infeksi ringan biasanya tidak
memberikan gejala klinis yang jelas atau sama sekali tanpa gejala. Parasit ini ditemukan pada pemeriksaan tinja rutin.
Siklus hidup cacing cambuk
03
ETIOLOGI INFEKSI
CACING
A . Ascaris lumbricoides (Cacing Gelang)
Askariasis disebabkan oleh karena dalam makanan / minuman terdapat telur yang
mengandung emberio A. limbricoides. Telur dikeluarkan bersama tinjau dan matur
dalam waktu 5-10 hari. Penularan askariasis dapat terjadi melalui Beberapa jalan, yaitu
telur infektif masuk mulut bersama makana dan minuman yang tercemar, melalui
tangan yang kotor tercemar terutama pada anak, atau telur infektif terhirup melalui
udara bersama debu. Pada keadaan terakhir ini, telur menetes ke mukoasa jalan nafas
bagian atas, larva segera menembus pembulu darah dan beredar bersama aliran darah.
(Soedarto, 2009).
Pengobatan Penderita
● Pengobatan Penderita dilakukan pada setiap Penderita yang ditemukan oleh tenaga kesehatan atau
pada fasilitas pelayanan kesehatan. Pengobatan diberikan terhadap penduduk yang hasil
pemeriksaan tinjanya positif Cacingan
• Macam-macam obat cacing adalah:
● 1. Albendazol
Waktu paruh albendazol adalah 8 – 12 jam dengan kadar puncak plasma dicapai dalam 3 jam. Pada
pasien dewasa dan anak usia 2 tahun diberikan dosis tunggal 400 mg per oral. Untuk askariasis berat
dapat diberikan selama 2 – 3 hari. WHO merekomendasikan dosis 200 mg untuk anak usia antara 12 –
24 bulan. Penggunaan yang tidak lebih dari 3 hari, hampir bebas dari efek samping.Efek samping
biasanya ringan dan berlangsung sekilas yaitu rasa tidak nyaman di lambung, mual, muntah, diare,
nyeri kepala, pusing, sulit tidur dan lesu.
● 2. Mebendazol
Mebendazol memiliki mekanisme kerja yang sama dengan albendazol. Setelah pemberian oral, kurang
dari 10% obat akan diabsorpsi kemudian diubah menjadi metabolit yang tidak aktif dengan waktu
paruh 2 – 6 jam, Dosis untuk dewasa dan anak usia lebih dari 2 tahun adalah 2 X 100 mg/hari, selama
3 hari berturut-turut untuk askariasis, cacing tambang dan trikuriasis. Sebelum ditelan sebaiknya tablet
dikunyah lebih dulu. Pemberian jangka pendek hampir bebas dari efek samping yaitu mual, muntah,
diare dan nyeri perut yang bersifat ringan. Pada dosis tinggi sehingga ada efek sistemik dapat terjadi
agranulositosis, alopesia, peningkatan enzim hati dan hipersensitivitas. Kontraindikasi untuk ibu hamil
karena ditemukan efek teratogenik pada hewan coba. Pada anak usia dibawah 2 tahun, perlu berhati
hati karena data penggunaan masih terbatas dan ada laporan terjadi kejang
o 3. Pirantel pamoat
Pirantel pamoat efektif untuk askariasis dan cacing tambang. Obat tersebut bekerja sebagai
neuromuscular blocking agent yang menyebabkan pelepasan asetilkolin dan penghambatan
kokinesterase sehingga menghasilkan paralisis spastik. Dosis yang dianjurkan 10 mg-11 mg/kg BB per
oral, maksimum 1 gram, tidak dipengaruhi oleh makanan. Efek sampingnya jarang, ringan dan
berlangsung sekilas antara lain mual, muntah, diare, kram perut, pusing, mengantuk, nyeri kepala,
susah tidur, demam, lelah.
ALBENDAZOL MEBENDAZOL PIRANTEL PAMOAT
Sasaran Dosis Dosis Sasaran Dosis Sasaran Dosis
Pemberian Obat Pencegahan Massal Cacingan dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan tinja
9
UPAYA
REHABILITATIF
Rehabilitatif
1. menjaga imunitas dengan mengkonsumsi vitamin
2. mengkonsumsi buah dan sayur
3. menjaga kebersihan makanan agar tetap steril terhindar dari debu dan hinggapan
serangga
4. menggunakan sabun antiseptik setelah BAB,sebelum makan dan setelah beraktivitas
THANKS YOU