CACING
Disusun Oleh :
Angka kecacingan di Indonesia masih cukup tinggi, antara 45%-65%, bahkan pada
daerah-daerah tertentu yang kondisi lingkungannya buruk bisa mencapai 80%, angka tersebut
tergolong tinggi. Di beberapa daerah di Indonesia terutama di daerah pedalam belum semua
mendapatkan pelayanan Kesehatan yang layak, kasus infeksi cacing yang kronik banyak
ditemukan didaerah pedalaman yang secara latar belakang pengetahuan Kesehatan dan
Pendidikan rendah.
Ada beberapa factor yang mempengaruhi tingginya angka kecacingan pada masyarakat
Indonesia selain karena kondisi lingkungan geografis, juga karen afaktor kesadaran
untukmelakukan pola hidup bersih dan sehat, rendahnya pengetahuan Kesehatan, dan kurangnya
penyuluhan kepada masyarakat terutama di daerah terpencil memberi kontribusi tingginya angka
kecacingan di Indonesia.
Penyakit yang sering terjadi ini sangan mengganggu tumbuh kembang anak. Sehingga sangat
penting untuk mengenali san mencegah penyakit cacing pada anak sejak dini. Gangguan yang
ditimbulkan mulai dari yang ringan tanpa gejala hingga sampai yang berat bahkan sampai
mengancam jiwa. Secara umum gangguan nutrisi atau anmeia dapat terjadi pada penderita. Hal
ini secara tidak langsung akan mengakibatkan gangguan kecerdasan pada anak.
Hasil penelitian sebelumnya (2002-2003), pada 40 SD di 10 provinsi menunjukan prevalensi
antara 2,2 persen hingga 96,3 persen. Sekitar 220 juta penduduk Indonesia cacinigan, dengan
kerugian lebih dari Rp. 500 miliar atau setara dengan 20 juta liter darah per tahun. Penderita
tersebar diseluruh daerah, baik dipedesaan maupun perkotaan. Karena itu, cacingan masih
menjadi masalah Kesehatan mendasar dinegeri ini.
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 PENGERTIAN
Cacingan (Helminthiasis) merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya infestasi
cacing pada tubuh hewan, baik pada saluran percernaan, pernapasan, hati, maupun pada
bagian tubuh lainnya. Cacingan saluran pencernaan pada satwa liar maupun hewan ternak
pada umumnya tanpa menunjukkan gejala klinis atau bersifat kronis. Penyakit ini
menyebabkan kerugian ekonomis yang diakibatkan oleh penurunan berat badan serta
produktivitas ternak, bahkan dapat menyebabkan kematian.
Penyakit yang diakibatkan oleh parasit cacing diantaranya disebabkan oleh cacing
Trematoda misalnya cacing hati (Fasciola sp), cacing Cestoda contonya cacing (Taenia),
dan cacing Nematoda misalnya Toxocara, Bonustomum, dan lain sebagainya. Fasciola sp
(cacing hati) merupakan jenis parasit yang paling banyak menyerang sapi. Sapi yang
terserang fasciola sp akan tampak pucat, lesu, mata membengkak, tubuh kurus, dan bulu
kasar serta kusam (berdiri). Demikian pula dengan sapi yang menderita cacingan yang
diakibatkan oleh cacing Nematoda dan Cestoda
Di usus halus larva berubah menjadi cacing dewasa dan pada usia 2 bulan akan
bertelur. Telur yang dihasilkan keluar dari tubuh host bersama tinja (Gambar 3.1).
6.1 Pencegahan Kecacingan
Ada beberapa cara pencegahan kecacingan seperti berikut ini :
1. Gunakan air yang bersih, yaitu :
a) Saat mengambil air pakailah wadah yang bersih dari sumber sampai ke tempat
penyimpanan.
b) Simpanlah air di tempat yang bersih dan tertutup.
c) Memasak atau merebus air sampai mendidih terutama untuk air minum.
2. Mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar.
3. Mencuci sayuran terutama yang akan di makan mentah (lalapan).
4. Menutup makanan yang tersaji di rumah.
5. Menutup makanan jajanan di sekolah.
6. Minum obat cacing setahun 2 kali.
7. Buang air besar di jamban yang sehat.
8. Memakai alas kaki, terutama saat bermain atau keluar dari rumah.
9. Memotong kuku dan membersihkannya secara rutin seminggu sekali.
6.3 Kesimpulan
6.4 Saran
a. dilakukan Pengambilan sampel untuk mengetahui perkembang parasite tersebut agar akan
reaksi obat dapat mencapai dosis yang di tuju .
b pemantauan lingkungan dan meberi saran tentang 5 m agar mencegah dari parasite cacing
berbahaya .
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/WarnetRaha/makalah-cacing-72509067
http://siat.ung.ac.id/files/wisuda/2016-1-1-54231-621411086-bab1-31072016124450.pdf
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Mikrobiologi-dan-
Parasitologi-Komprehensif.
https://medlab.id/ascaris-lumbricoides/