Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

PARASITOLOGI DAN VIROLOGI

CACING

Disusun Oleh :

Clarisza Karlinda Apriani (201030700159)


Deliana Ambarwati (201030700002)
Diah Putri Insani (201030700085)
Dony Afriansyah (201030700030)
Fadhil Muntazar (201030700034)
Hafidz Al-Anshory (201030700166)

S1 FARMASI KLINIK DAN KOMUNITAS


STIKes WIDYA DHARMA HUSADA
TANGGERANG SELATAN
2022
BAB I
PENDAHULUAN

Angka kecacingan di Indonesia masih cukup tinggi, antara 45%-65%, bahkan pada
daerah-daerah tertentu yang kondisi lingkungannya buruk bisa mencapai 80%, angka tersebut
tergolong tinggi. Di beberapa daerah di Indonesia terutama di daerah pedalam belum semua
mendapatkan pelayanan Kesehatan yang layak, kasus infeksi cacing yang kronik banyak
ditemukan didaerah pedalaman yang secara latar belakang pengetahuan Kesehatan dan
Pendidikan rendah.
Ada beberapa factor yang mempengaruhi tingginya angka kecacingan pada masyarakat
Indonesia selain karena kondisi lingkungan geografis, juga karen afaktor kesadaran
untukmelakukan pola hidup bersih dan sehat, rendahnya pengetahuan Kesehatan, dan kurangnya
penyuluhan kepada masyarakat terutama di daerah terpencil memberi kontribusi tingginya angka
kecacingan di Indonesia.
Penyakit yang sering terjadi ini sangan mengganggu tumbuh kembang anak. Sehingga sangat
penting untuk mengenali san mencegah penyakit cacing pada anak sejak dini. Gangguan yang
ditimbulkan mulai dari yang ringan tanpa gejala hingga sampai yang berat bahkan sampai
mengancam jiwa. Secara umum gangguan nutrisi atau anmeia dapat terjadi pada penderita. Hal
ini secara tidak langsung akan mengakibatkan gangguan kecerdasan pada anak.
Hasil penelitian sebelumnya (2002-2003), pada 40 SD di 10 provinsi menunjukan prevalensi
antara 2,2 persen hingga 96,3 persen. Sekitar 220 juta penduduk Indonesia cacinigan, dengan
kerugian lebih dari Rp. 500 miliar atau setara dengan 20 juta liter darah per tahun. Penderita
tersebar diseluruh daerah, baik dipedesaan maupun perkotaan. Karena itu, cacingan masih
menjadi masalah Kesehatan mendasar dinegeri ini.
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 PENGERTIAN
Cacingan (Helminthiasis) merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya infestasi
cacing pada tubuh hewan, baik pada saluran percernaan, pernapasan, hati, maupun pada
bagian tubuh lainnya. Cacingan saluran pencernaan pada satwa liar maupun hewan ternak
pada umumnya tanpa menunjukkan gejala klinis atau bersifat kronis. Penyakit ini
menyebabkan kerugian ekonomis yang diakibatkan oleh penurunan berat badan serta
produktivitas ternak, bahkan dapat menyebabkan kematian.
Penyakit yang diakibatkan oleh parasit cacing diantaranya disebabkan oleh cacing
Trematoda misalnya cacing hati (Fasciola sp), cacing Cestoda contonya cacing (Taenia),
dan cacing Nematoda misalnya Toxocara, Bonustomum, dan lain sebagainya. Fasciola sp
(cacing hati) merupakan jenis parasit yang paling banyak menyerang sapi. Sapi yang
terserang fasciola sp akan tampak pucat, lesu, mata membengkak, tubuh kurus, dan bulu
kasar serta kusam (berdiri). Demikian pula dengan sapi yang menderita cacingan yang
diakibatkan oleh cacing Nematoda dan Cestoda

2.1 JENIS-JENIS CACING


Cacing pada manusia pun banyak jenisnya, ada cacing gelang, cacing pita, dan cacing
pipih. Berikut beberapa jenis cacing :

1. CACING GELANG (Ascaris lumbricoides)


Warna : Merah muda atau putih
Besarnya : 20 - 30 cm
Hidup di : Usus kecil
Cara Penularan :
 Telur cacing masuk melalui mulut.
 Menetas diusus kecil menjadi larva.
 Larva dibawa oleh aliran darah ke paru-paru melalui hati.
 Bila larva ini sampai ditenggorokan dan tertelan,mereka m.asuk ke usus
kecil dan perkembang biak disana.
 Caing gelang dapat menghisap 0,14grkarbohidrat setiap hari.

2. CACING CAMBUK (Tricuris trichiura)


Warna : Merah muda atau abu-abu
Besarnya : 3 – 5 cm
Hidup di : Usus besar
Cara penularan :
 Telur cacing tertelan Bersama air atau makanan.
 Menetas diusus kecil dan tinggal diusus besar.
 Telur cacing keluar melalui kotoran dan jika telur ini tertelan, terulanglah
siklus ini.

3. CACING TAMBANG (Ancylostomiasis)


Warna : Merah
Besarnya : 8 – 13 cm
Hidup di : Usus kecil
Cara Penularan :
 Larva menembus kulit kaki.
 Melalui saluran darah larva dibawa ke paru-paru dan menyebabkan batuk.
 Larva yang ditelan menjadi dewasa pada usus kecil dimana mereka
menancapkan dirinya untuk menghisap darah.
 Cacing tambang merupakan infeksi cacing yang paling
merugikankesehatan anak-anak. Infeksi cacing tambang dapat
menyebabkan anemia (Kekurangan darah). Cacing tambang dapat
menghisap 10 – 12 liter darah setiap hari.
4. CACING KREMI (Anterobius vermicularis)
Warna : Putih
Besar : 1 cm
Hidup di : Usus besar
Cara penulara :
 Cacing betina bertelur paad malam hari dianus.
 Anus jadi gatal, garukan pada anus ini membawa telur cacing ini
menyebar. Melalui kontak dengan tempat tidur, bantal, sprei, pakaian,
telur cacing kremi dibawa ketempat lain.
 Jika telur ini termakan, siklus ini terjadi lagi.
3.1 Kecacingan
Orang yang cacingan adalah apabila di dalam perutnya terdapat cacing. Seseorang
diketahui ada cacing di dalam perutnya apabila keluar cacing dari mulut, hidung, saat
buang air besar, atau bila dalam pemeriksaan terdapat telur cacing, maka orang tersebut
cacingan.
Beberapa gejala Kecacingan diantaranya :
a) Perut buncit
b) Badan kurus
c) Rambut seperti rambut jagung
d) Lemas, cepat lelah, pucat, mata belekan.
Dan bahaya yang ditimbulkan pada anak yang mengalami cacingan, sebagai beritkut :
a) Kurang gizi (kurus).
b) Kurang darah (anemia).
c) Pertumbuhan terganggu, biasanya lebih pendek.
d) Daya tahan tubuh rendah sehingga sering sakit, lemah dan sering menjadi letih
sehingga menyebabkan malas belajar dan sering absen atau tidak masuk
sekolah dan mengakibatkan nilai pelajaran turun atau rendah.
4.1 Penularan Kecacingan
Secara umum penularan kecacingan dapat melalui dua cara yaitu :
a) Anak buang air besar sembarangan dengantinja yang mengandung telur cacing
dapat mencemari tanah. Telur menempel di tangan atau kuku ketika mereka
sedang bermain. Dan ketika makan atau minum, telur cacing masuk ke dalam
mulut dan tertelan, kemudian orang akan cacingan dan seterusnya terjadilah
infestasi cacing.
b) Anak buang air besar sembarangan dengan tinja yang mengandung telur
cacing dapat mencemari tanah. Lalu dikerumuni lalat, dan lalat tersebut
hinggap di makanan atau minuman. Makanan atau minuman yang
mengandung telur cacing masuk melalui mulut lalu tertelan dan selanjutnya
orang tersebut akan cacingan dan seterusnya terjadilah infestasi cacing.
5.1 Siklus penyakit Kecacingan
Siklus penyakit kecacingan Siklus masuknya penyakit kecacingan ke dalam tubuh
manusia melalui :
a) Telur yang infektif masuk melalui mulut, tertelan kemudian masuk usus
besar , beberapa lama hari kemudian menetas jadi larva lalu menjadi dewasa
dan berkembang biak.
b) Telur menetas ditanah lalu menjadi larva infektif kemudian masuk melalui
kulit kaki atau tangan menerobos masuk ke pembuluh darah terus ke jantung
berpindah paru-paru, lalu terjerat di tenggorakan masuk kerongkongan lalu
usus halus kemudian menjadi dewasa dan berkembang biak.

Di usus halus larva berubah menjadi cacing dewasa dan pada usia 2 bulan akan
bertelur. Telur yang dihasilkan keluar dari tubuh host bersama tinja (Gambar 3.1).
6.1 Pencegahan Kecacingan
Ada beberapa cara pencegahan kecacingan seperti berikut ini :
1. Gunakan air yang bersih, yaitu :
a) Saat mengambil air pakailah wadah yang bersih dari sumber sampai ke tempat
penyimpanan.
b) Simpanlah air di tempat yang bersih dan tertutup.
c) Memasak atau merebus air sampai mendidih terutama untuk air minum.
2. Mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar.
3. Mencuci sayuran terutama yang akan di makan mentah (lalapan).
4. Menutup makanan yang tersaji di rumah.
5. Menutup makanan jajanan di sekolah.
6. Minum obat cacing setahun 2 kali.
7. Buang air besar di jamban yang sehat.
8. Memakai alas kaki, terutama saat bermain atau keluar dari rumah.
9. Memotong kuku dan membersihkannya secara rutin seminggu sekali.

6.2 Pengobatan Cacing Kremi,Cacing Cambuk,Cacing gelang dan Cacing Tambang


Untuk mengobati infeksi cacing kremi, merekomendasikan obat pyrantel
pamoate yang dijual bebas atau memberikan resep obat untuk semua anggota rumah
tangga agar rantai penularan cacing kremi terputus. Obat lain yang bisa digunakan adalah
mebendazole dan albendazole
Pencegahan infeksi cacing gelang bisa dilakukan dengan konsumsi obat anti cacing
secara rutin 6 bulan sekali. Namun, jika sudah terjadi, pengobatan bisa dilakukan
konsumsi obat antiparasit. Obat cacing gelang biasanya meliputi: albendazole,
ivermectin,
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

6.3 Kesimpulan

a. dimana beberapa factor yang mempengaruhi tingginya angka kecacingan pada


masyarakat Indonesia selain karena kondisi lingkungan geografis, juga karen afaktor kesadaran
untukmelakukan pola hidup bersih dan sehat, rendahnya pengetahuan Kesehatan, dan kurangnya
penyuluhan kepada masyarakat terutama di daerah terpencil memberi kontribusi tingginya angka
kecacingan di Indonesia.
b. sedangkan Penyakit yang diakibatkan oleh parasit cacing diantaranya disebabkan oleh
cacing Trematoda misalnya cacing hati (Fasciola sp), cacing Cestoda contonya cacing (Taenia),
dan cacing Nematoda misalnya Toxocara, Bonustomum, dan lain sebagainya.

6.4 Saran

a. dilakukan Pengambilan sampel untuk mengetahui perkembang parasite tersebut agar akan
reaksi obat dapat mencapai dosis yang di tuju .

b pemantauan lingkungan dan meberi saran tentang 5 m agar mencegah dari parasite cacing
berbahaya .
DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/WarnetRaha/makalah-cacing-72509067

http://siat.ung.ac.id/files/wisuda/2016-1-1-54231-621411086-bab1-31072016124450.pdf

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Mikrobiologi-dan-
Parasitologi-Komprehensif.

https://medlab.id/ascaris-lumbricoides/

Anda mungkin juga menyukai