Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Cacingan merupakan salah satu masalah utama kesehatan anak di

Indonesia. Sanitasi yang buruk dan masih kurangnya kesadaran pola hidup

bersih merupakan penyebab utama tingginya jumlah penderita penyakit ini.

Seseorang dikatakan menderita cacingan apabila didalam tubuhnya (perutnya)

terdapat cacing. Cacing di dalam perut ini bisa keluar dari mulut, hidung atau

saat buang air besar dan jika dilakukan pemeriksaan pada tinjanya terdapat

telur cacing.

Kasus infeksi yang sedang sampai berat bisa mengakhibatkan adanya

gangguan penyerapan pada usus dan gangguan beberapa fungsi organ dalam.

Apabila hal ini terjadi pada masa anak-anak terutama disekolah, maka akan

sangat mengganggu proses belajar mengajar, secara nyata anak bisa

mengalami kemunduran prestasi, yang disadari atau tidak hal tersebut

mempengaruhi masa depan mereka.  Kasus infeksi pada orang dewasa

biasanya tidak disadari, contoh kasus pada infeksi filaria, membutuhkan waktu

yang cukup panjang dari infeksi sampai terjadinya elephantiasis (Kaki gajah)

beberapa kasus menunjukkan bahwa orang yang terinfeksi mengetahui bahwa

dirinya terkena elephantiasis setelah kakinya membesar. Secara umum

gangguan nutrisi atau anmeia dapat terjadi pada penderita. Hal ini secara tidak

langsung akan mengakibatkan gangguan kecerdasan pada anak.

1
Sekitar 60 persen orang Indonesia mengalami infeksi cacing. Kelompok

umur terbanyak adalah pada usia 5-14 tahun. Angka prevalensi 60 persen itu,

21 persen di antaranya menyerang anak usia SD dan rata-rata kandungan

cacing per orang enam ekor. Data tersebut diperoleh melalui survei dan

penelitian yang dilakukan di beberapa provinsi pada tahun 2006.

Hasil penelitian sebelumnya (2002-2003), pada 40 SD di 10 provinsi

menunjukkan prevalensi antara 2,2 persen hingga 96,3 persen. Sekitar 220 juta

penduduk Indonesia cacingan, dengan kerugian lebih dari Rp 500 miliar atau

setara dengan 20 juta liter darah per tahun. Penderita tersebar di seluruh

daerah, baik di pedesaan maupun perkotaan. Karena itu, cacingan masih

menjadi masalah kesehatan mendasar di negeri ini.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan

rumusan masalah sebagai berikut.

1. Apa definisi cacingan?

2. Apa saja jenis-jeniscacing?

3. Apa saja faktor penyebab cacingan?

4. Bagaimana cara penularan penyakit cacingan?

5. Apa saja tanda dan gejala umum cacingan?

6. Bagaimana pengobatan pada penyakit cacingan?

7. Bagaimana cara pencegahan cacingan?

2
1.3. Tujuan

Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun

dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:

1. Definisi cacingan;

2. Jenis-jenis cacing

3. Faktor penyebab cacingan;

4. Bagaimana cara penularan penyakit cacingan?

5. Tanda dan gejala umum cacingan;

6. Pengobatan pada cacingan;

7. Pencegahan pada penyakit cacingan;

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Cacingan

Infeksi cacing atau biasa disebut dengan penyakit cacingan

termasuk dalam infeksi yang di sebabkan oleh parasit. Parasit adalah

mahluk kecil yang menyerang tubuh inangnya dengan cara menempelkan

diri (baik di luar atau di dalam tubuh) dan mengambil nutrisi daritubuh

inangnya. Pada kasus cacingan, maka cacing tersebut bahkan dapat

melemahkantubuh inangnya dan menyebabkan gangguan kesehatan.

Cacingan biasanya terjadi karena kurangnya kesadaran akan

kebersihan baik terhadap diri sendiri ataupun terhadap lingkungannya.

Cacingan dapat menular melalui larva/telur yang tertelan & masuk ke dalam

tubuh. Cacing merupakan hewan tidak bertulang yang berbentuk lonjong &

panjang yang berawaldari telur/larva hingga berubah menjadi bentuk cacing

dewasa. Cacing dapat menginfeksibagian tubuh manapun yang

ditinggalinya seperti pada kulit, otot, paru-paru, ataupun usus/saluran

pencernaan Penyakit cacingan, khususnya pada anak sering dianggap

sebagai penyakit yang sepeleoleh sebagian besar kalangan masyarakat.

Padahal penyakit ini bisa menurunkan tingkatkesehatan anak. Di antaranya,

menyebabkan anemia, IQ menurun, lemas tak bergairah,ngantuk, malas

beraktivitas serta berat badan rendah.

4
2.2 Jenis-jenis Cacing

Cacing pada manusia pun banyak jenisnya, ada cacing gelang,

cacing pita dan cacing pipih. Berikut jenis-jenis cacing :

1. Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides)

Warna : Merah muda atau putih

Besarnya : 20 - 30 cm

Hidup di : Usus kecil

Cara Penularannya:

·      Telur cacing masuk melalui mulut

·      Menetas di usus kecil menjadi larva

·      Larva dibawa oleh aliran darah ke paru-paru melalui hati

·      Bila larva ini sampai ke tenggorokan dan tertelan, mereka masuk ke

dalam usus kecil danmenjadi dewasa di sana.

·      Cacing gelang dapat mengisap 0,14 gr karbohidrat setiap hari.

5
2.  Cacing Cambuk (Tricuris trichiura)

Warna : Merah muda atau abu-abu

Besarnya : 3 - 5 cm

Hidup di : Usus besar 

Cara Penularannya:

·      Telur cacing tertelan bersama dengan air atau makanan

·      Menetas di usus kecil dan tinggal di usus besar 

·      Telur cacing keluar melalui kotoran dan jika telur ini tertelan,

terulanglah siklus ini.

3.  Cacing Tambang (Ancylostomiasis)

Warna : MerahBesarnya : 8 - 13 mm

Hidup di : Usus kecil

Cara Penularannya:

·     Larva menembus kulit kaki

·     Melalui saluran darah larva dibawa ke paru-paru yang menyebabkan

batuk

·      Larva yang ditelan menjadi dewasa pada usus kecil dimana mereka

menancapkan dirinya untuk mengisap darah.

·     Cacing tambang merupakan infeksi cacing yang paling merugikan

kesehatan anak-anak.Infeksi cacing tambang dapat menyebabkan

anemia (kurang darah). Cacing tambang dapatmengisap darah 10 - 12

mililiter setiap hari.

6
4.    Cacing Kremi (Enterobius Vermicularis)

Warna : PutihBesarnya : 1 cm

Hidup di : Usus besar 

Cara Penularannya:

·      Cacing betina bertelur pada malam hari di anus

·      Anus menjadi gatal, garukan pada anus membawa telur cacing ini menyebar.

Melaluikontak dengan tempat tidur, bantal, sprei, pakaian, telur cacing kremi

dibawa ke tempatlain.

·      Jika telur-telur ini termakan, terunglah siklus ini.

2.3 Faktor Penyebab Cacingan

Penyebab penyakit cacingan pada manusia antara lain :

1. Sanitasi lingkungan kurang terjaga

2. Kebiasaan anak-anak yang buang air besar di sembarang tempat

3. Kebiasaan tidak memakai alas kaki yang berakibat terjadinya infeksi telur

cacing melalui pori kulit atau makanan.

4. Rendahnya pengetahuan masyarakat akan kesehatan

5. Kurangnya penyuluhan kepada masyarakat terutama di daerah terpencil

2.4 Cara Penularan Cacingan

Cacing masuk ke dalam tubuh manusia lewat makanan atau

minuman yang tercemar telur-telur cacing. Umumnya, cacing perut memilih

tinggal di usus halus yang banyak berisi makanan. Meski ada juga yang

7
tinggal di usus besar. Penularan penyakit cacing dapat lewat berbagai cara,

telur cacing bisa masuk dan tinggal dalam tubuh manusia. Ia bisa masuk lewat

makanan atau minuman yang dimasak menggunakan air yang tercemar. Jika

air yang telah tercemar itu dipakai untuk menyirami tanaman, telur-telur itu

naik ke darat. Begitu air mengering, mereka menempel pada butiran debu.

Telur yang menumpang pada debu itu bisa menempel pada makanan dan

minuman yang dijajakan di pinggir jalan atau terbang ke tempat-tempat yang

sering dipegang manusia. Mereka juga bisa berpindah dari satu tangan ke

tangan lain. Setelah masuk ke dalam usus manusia, cacing akan berkembang

biak, membentuk koloni dan menyerap habis sari-sari makanan. Cacing

mencuri zat gizi, termasuk protein untuk membangun otak.

Setiap satu cacing gelang memakan 0,14 gram karbohidrat dan

0,035 protein per hari. Cacing cambuk menghabiskan 0,005 milimeter darah

per hari dan cacing tambang minum 0,2 milimeter darah per hari. Kalau

jumlahnya ratusan, berapa besar kehilangan zat gizi dan darah yang

digeogotinya. Seekor cacing gelang betina dewasa bisa menghasilkan 200.000

telur setiap hari. Bila di dalam perut ada tiga ekor saja, dalam sehari mereka

sanggup memproduksi 600.000 telur.

2.5 Tanda dan Gejala Umum Cacingan

Secara khususnya :

1. Cacing kremi

8
Gejalanya adalah rasa gatal di sekitar daerah anus atau

vulva(kemaluan wanita). Gejala ini akan memburuk di malam hari

ketika cacing kremibiasanya akan keluar dari permukaan tubuh untuk

menaruh telurnya di sekitar anus/vulva. Cacing juga biasanya dapat

terlihat di feses.

2. Cacing gelang

Biasanya tidak menimbulkan gejala, meskipun untuk jenis

Toxocaracanis dapat menyebabkan masalah penglihatan apabila terdapat

di mata karenamenimbulkan radang & luka pada retina mata. Cacing

gelang ini juga dapatberpindah ke bagian paru-paru menyebabkan

timbulnya batuk & asma, sertamenimbulkan bengkak di organ tubuh

lain.

3. Cacing Tambang

Dapat menimbulkan rasa sakit di daerah perut. Cacing pita dapat

menutupi daerah otot, kulit, jantung, mata & otak.

Selain hal tersebut di atas, gejala lain yang mungkin timbul adalah :

·      Rasa mual

·      Lemas

·      Hilangnya nafsu makan

·      Rasa sakit di bagian perut

·      Diare

·      Turunnya berat badan karena penyerapan nutrisi yang tidak mencukupi

dari makanan.

9
Pada infeksi yang lebih lanjut apabila cacing sudah berpindah

tempat dari usus ke organlain, sehingga menimbulkan kerusakan organ &

jaringan, dapat timbul gejala :

·      Demam

·      Adanya benjolan di organ/jaringan tersebut

·      Dapat timbul reaksi alergi terhadap larva cacing

·      Infeksi bakteri

·      Kejang atau gejala gangguan syaraf apabila organ otak sudah terkena.

2.6 Pengobatan pada Cacingan

Obat cacingan (Antelmintik)adalah obat yang digunakan untuk

memberantas atau mengurangi cacing dalam lumen usus atau jaringan

tubuh. Sebagian besar obat cacingan efektif terhadap satu macam kelompok

cacing, sehingga diperlukan diagnosis yang tepat sebelum menggunakan

obat tertentu. Obat cacingan diberikan secara oral yaitu pada saat makan

atau sesudah makan dan beberapa obat cacingan perlu diberikan bersama

pencahar.

Ada beberapa obat cacingan,yaitu:

 Mebendazol, Tiabendazol, Albendazol

 Piperazin, Dietilkarbamazin

 Pirantel, Oksantel

 Levamisol

 Praziquantel

10
 Niklosamida

 Ivermectin

Combantrin adalah obat cacingan yang bekerja mengatasi :

1. Cacing kremi

2. Cacing gelang

3. Cacing tambang

4. Cacing Trichostrongylus colubriformis

Pirantel pamoat dapat digunakan untuk pengobatan infeksi yang

disebabkan oleh suatu jenis cacing atau lebih pada orag dewasa dan anak-

anak, obat cacingan ini dapat ditoleransi dan tidak akan melekat pada

pakaian oleh kontaminasi feses.

Cara Kerja Obat cacingan ini:

Pirantel Pamoat melumpuhkan cacing dengan cara mendepolarisasi senyawa

penghambat neuromuskuler dan mengeluarkannya dari dalam tubuh

biasanya tanpa memerlukan pencahar.

Mekanisme kerja obat cacingan yaitu dengan menghambat proses

penerusan impuls neuromuskuler sehingga cacing dilumpuhkan. Mekanisme

lainnya dengan menghambat masuknya glukosa dan mempercepat

penggunaan (glikogen) pada cacing.

Banyak obat cacingan memiliki khasiat yang efektif terhadap satu atau

dua jenis cacing saja. Hanya beberapa obat saja yang memiliki khasiat

terhadap lebih banyak jenis cacing. Selain itu ada obat cacingan yang baik

digunakan yaitu obat herbal atau obat tradisional,contohnya buah-buahan.

11
Buah-buahan banyak mengandung vitamin A dan C sebagai antioksidan.

Juga mengandung kalsium, fosfor, magnesium, besi, natrium, kalium,

dekstrosa, sukrosa, dan enzim bromelain. Selain itu jamu merupakan obat

cacingan khususnya secara tradisional.

 Ramuan Obat cacingan secara tradisional:

1. 25 gram bangle, 25 gram temu hitam, 10 gram biji ketumbar, dan 5 buah

tangkai daun sirih (diiris-iris tipis) direbus dengan 600 cc air hingga

tersisa 300 cc kemudian diminum selagi hangat, untuk 2 kali minum.

Pemakaian : Konsumsi secara teratur 2 kali sehari

2. 60 gram krokot segar direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc,

kemudian airnya diminum selagi hangat dan krokotnya dimakan.

Pemakaian : Konsumsi secara teratur 2 kali sehari

 Terapi pengobatan cacingan :

1. Balurkan minyak kutus kutus pada bagian telapak kaki sampai ke betis

2. Balurkan di sepanjang tulang punggung

3. Dan yang terakhir jangan lupa balurkan di perut, hingga minyak meresap

Kutus-kutus  membantu memperbaiki fungsi titik refleksi tubuh

anda yang berhubungan dengan msalah pencernaan anda tersebut. Selain

aromanya yang menenangkan juga tidak terlalu panas sehingga membantu

anda dalam berisitirahat. Ketika tubuh bekerja secara optimal, maka tubuh

akan mengatasi segala problem yang ada di dal

12
2.7 Pencegahan pada Penyakit Cacingan

1. Cucilah tangan sebelum makan.

2. Budayakan kebiasaan dan perilaku pada diri sendiri, anak dan keluarga

untuk mencuci tangan sebelum makan. Kebiasaan akan terpupuk dengan

baik apabila orangtua meneladani. Dengan mencuci tangan makan akan

mengeliminir masuknya telur cacing ke mulut sebagai jalan masuk

pertama ke tempat berkembang biak cacing di perut kita.

3. Pakailah alas kaki jika menginjak tanah. Jenis cacing ada macamnya.

Cara masuknya pun beragam macam, salah satunya adalah cacing

tambang (Necator americanus ataupun Ankylostoma duodenale). Kedua

jenis cacing ini masuk melalui larva cacing yang menembus kulit di kaki,

yang kemudian jalan-jalan sampai ke usus melalui trayek saluran getah

bening. Kejadian ini sering disebut sebagai Cutaneus Larva Migran (dari

namanya ini kita sudah tahu lah apa artinya; cutaneus: kulit, larva: larva,

migrant: berpindah). Nah, setelah larva cacing sampai ke usus, larva ini

tumbuh dewasa dan terus berkembang biak dan menghisap darah

manusia. Oleh sebab itu Anda akan anemia.

4. Gunting dan bersihkan kuku secara teratur. Kadang telur cacing yang

terselip di antara kuku Anda dan selamat masuk ke usus Anda dan

mendirikan koloni di sana.

5. Jangan buang air besar sembarangan dan cuci tangan saat membasuh.

Setiap kotoran baiknya dikelola dengan baik, termasuk kotoran manusia.

Di negara kita masih banyak warga yang memanfaatkan sungai untuk

13
buang hajat. Dengan perilaku ini maka kotoran-kotoran ini akan liar tidak

terjaga, sehingga mencemari lingkungannya. Dan, jika lingkungan sudah

cemar, penularan sering tidak pandang bulu. Orang yang sudah menjaga

diri sebersih mungkin sekalipun masih dapat dihinggapi parasit cacing

ini.

6. Bertanam atau Berkebunlah dengan baik. Ambillah air yang masih baik

untuk menyiram tanaman. Agar air ini senantiasa baik maka usahakan

lingkungan sebaik mungkin. Menjaga alam ini termasuk bagian dalam

merawat kesehatan.

7. Peduli lah dengan lingkungan, maka akan dapat memanfaatkan hasil

yang baik. Jika air yang digunakan terkontaminasi dengan tinja manusia,

bukan tidak mungkin telur cacing bertahan pada kelopak-kelopak

tanaman yang ditanam dan terbawa hingga ke meja makan.

8. Cucilah sayur dengan baik sebelum diolah. Cucilah sayur di bawah air

yang mengalir. Mengapa demikian? Ya, agar kotoran yang melekat akan

terbawa air yang mengalir, di samping itu nilai gizi sayuran tidak hilang

jika dicuci di bawah air yang mengalir. Cara mengolah sayuran yang baik

dapat Anda lihat di artikel Cerdas mengolah Sayuran : Menjamin

Ketersediaan Nutrisi.

9. Hati-hatilah makan makanan mentah atau setengah matang, terutama di

daerah yang sanitasinya buruk. Perlu dicermati juga, makanan mentah

tidak selamanya buruk. Yang harus diperhatikan adalah kebersihan bahan

makanan agar makanan dapat kita makan sesegar mungkin sehingga

14
enzim yang terkandung dalam makanan dapat kita rasakan manfaatnya.

Ulasan saya tentang makanan mentah yang menyehatkan dapat dilihat

pada artikel Diet Sunda ini.

10. Buanglah kotoran hewan hewan peliharaan kesayangan Anda

seperti kucing atau anjing pada tempat pembuangan khusus

11. Pencegahan dengan meminum obat anti cacing setiap 6 bulan,

terutama bagi Anda yang risiko tinggi terkena infestasi cacing ini, seperti

petani, anak-anak yang sering bermain pasir, pekerja kebun, dan pekerja

tambang (orang-orang yang terlalu sering berhubungan dengan tanah.

15
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Infeksi cacing atau biasa disebut dengan penyakit cacingan

termasuk dalam infeksi yang di sebabkan oleh parasit. Parasit adalah

mahluk kecil yang menyerang tubuh inangnya dengan cara menempelkan

diri (baik di luar atau di dalam tubuh) dan mengambil nutrisi daritubuh

inangnya.

Jenis-jenis cacing yang dapat menginfeksi adalah :

 Cacing Gelang : (Ascaris lumbricoides)

 Cacing Cambuk : (Tricuris Trichiura)

 Cacing Tambang : (Ancylostomiasis)

 Cacing Kremi : (Enterobius Vermicularis)

Gejala umum jika terinfeksi cacing adalah timbulnya rasa mual,

lemas, hilangnya nafsu makan, rasa sakit di bagian perut, diare, dan

turunnya berat badan karena penyerapan nutrisi yang tidak mencukupi dari

makanan. Pada infeksi yang lebih lanjut apabila cacing sudah berpindah

tempat dari usus ke organlain, sehingga menimbulkan kerusakan organ &

jaringan, dapat timbul gejala demam, adanya benjolan di organ/jaringan

tersebut, dapat timbul reaksi alergi terhadap larva cacing, infeksi bakteri,

kejang atau gejala gangguan syaraf apabila organ otak sudah terkena.

16
Penderita cacingan akan mengalami penurunan daya tahan tubuh

serta metabolisme jaringan otak. Bahkan, dalam jangka panjang, penderita

akan mengalami kelemahan fisik dan intelektualitas. Kategori infeksi cacing

ditentukan dari jumlah cacing yang dikandungnya. Jika anak-anak itu sudah

terinfeksi cacing, biasanya akan menunjukkan gejala keterlambatan fisik,

mental dan seksual. Infeksi usus akibat cacingan, juga berakibat 

menurunnya status gizi penderita yang menyebabkan daya tahan tubuh

menurun, sehingga memudahkan terjadinya infeksi penyakit lain, termasuk

HIV/AIDS, Tuberkulosis dan Malaria.

Penularan cacing : cacing masuk ke dalam tubuh manusia lewat

makanan atau minuman yang tercemar telur-telur cacing. Umumnya, cacing

perut memilih tinggal di usus halus yang banyak berisi makanan. Meski ada

juga yang tinggal di usus besar.

Pencegahan infeksi ini relative mudah, yaitu dengan pola hidup

bersih dan sehat, menjaga kesehatan diri dan lingkungan, mengkonsumsi

obat cacing setiap 6 bulan sekali, dan konsultasi kesehatan apabila ada

gejala yang tidak beres di dalam tubuh kita dan keluarga kita.

17
3.2 Saran

Sebaiknya pengobatan diberikan kepada seluruh anggota keluarga

untuk mencegah atau mewaspadai terjadinya cacingan tersebut. Selama

masa pengobatan hindari penularan cacingan ke anggota keluarga lain

dengan cara mencuci tangan dengan sabun setiap habis ke toilet atau

sebelum menyentuh makanan, hindari juga untuk menutup mulut dengan

tangan yang belum dicuci. Menjaga kebersihan diri adalah salah satu kunci

untuk mencegah timbulnya cacingan kembali.

18
DAFTAR PUSTAKA

Aivi. 2012. Penyakit Kecacingan. [Online]. Tersedia:Http://Aivi-Blogger-

Remaja.Blogspot.Com/. [28 Oktober 2014].

Gandahusada, Srisasi, Prof. Dr. 2006. Parasitologi Kedokteran. Jakarta : Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia.

Judarwanto, Widodo. 2013. Permasalahan Penyakit Cacing Pada Anak. [Online].

Tersedia:Http://Clinicforchild.Wordpress.Com/. [28 Oktober 2014].

Padmasutra, Leshmana, Dr. 2007. Catatan Kuliah : Ascaris Lumbricoides. Jakarta

: Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya Jakarta.

Kusumawati, Ima. 2012. Makalah Penyuluhan Deteksi Dini Dan Pencegahan

Penyakit Cacing Pada Anak. [Online].

Tersedia:Http://Imakusuma.Blogspot.Com/2012/06/Makalah-Penyuluhan-

Deteksi-Dini-Dan.Html. [28 Oktober 2014].

Wikipedia. 2011. Cacingan. [Online]. Tersedia:

Http://Id.Wikipedia.Org/Wiki/Cacing_Kremi. [28 Oktober 2014].

19

Anda mungkin juga menyukai