Anda di halaman 1dari 5

Filariasis dan kecacingan

Oleh: Saepul Ginanjar


Tingkat: 2C

Filariasis
Definisi:
Filariasis adalah infeksi yang disebabkan oleh tiga spesies cacing yaitu.
Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori serta ditularkan
melalui nyamuk ke manusia.
Etiologi:
Cacing filaria termasuk family Filaridae dan dapat ditemukan dalam
peredaran darah, limfe, otot, jaringan ikat, atau rongga serosa pada
vertebrata. Vektor yang digunakan untuk penularan adalah nyamuk sebagai
hospes perantara. Kera, anjing, dan manusia berperan sebagai hospes
definitive
CARA PENULARAN FILARIASIS:
Seseorang dapat tertular atau terinfeksi filariasis apabila orang
tersebut digigit nyamuk yang sudah terinfeksi, yaitu nyamuk yang dalam
tubuhnya mengandung larvamikro filarial karena menghisap darah penderita
atau dari hewan yang mengandung mikrofolaria.
Nyamuk sebagai vector menghisap darah penderita (mikrofilaremia)
dan pada saat itu beberapa microfilaria ikut terhisap bersama darah dan
masuk dalam lambung nyamuk. Dalam tubuh nyamuk microfilaria tidak
berkembang biak tetapi hanya berubah bentuk dalam beberapa hari dari
larva 1 sampai menjadi larva 3, karenanya diperlukan gigitan berulang kali
untuk terjadinya infeksi. Didalam tubuh manusia larva 3 menuju sistem limfe
dan selanjutnya tumbuh menjadi cacing dewasa jantan atau betina serta
bekembang biak
Gejala-gejala Filariasis:
Berdasarkan gejalanya, filariasis limfatik terbagi dalam tiga kategori
yang meliputi kondisi tanpa gejala, akut, dan kronis.

Sebagian besar infeksi filariasis limfatik terjadi tanpa menunjukkan


gejala apa pun. Meski demikian, infeksi ini tetap menyebabkan kerusakan
pada jaringan limfa dan ginjal sekaligus memengaruhi sistem kekebalan
tubuh.

Filariasis limfatik akut terbagi lagi dalam dua jenis, yaitu


adenolimfangitis akut (ADL) dan limfangitis filaria akut (AFL).Jika mengidap
ADL, pasien akan mengalami gejala demam, pembengkakan noda limfa atau
kelenjar getah bening (limfadenopati), serta bagian tubuh yang terinfeksi
akan terasa sakit, memerah, dan membengkak. ADL dapat kambuh lebih dari
satu kali dalam setahun. Cairan yang menumpuk dapat memicu infeksi
jamur pada kulit yang merusak kulit. Semakin sering kambuh,
pembengkakan bisa semakin parah.

Sedangkan AFL yang disebabkan oleh cacing-cacing dewasa yang


sekarat akan memicu gejala yang sedikit berbeda dengan ADL karena
umumnya tidak disertai demam atau infeksi lain. Di samping itu, AFL dapat
memicu gejala yang meliputi munculnya benjolan-benjolan kecil pada bagian
tubuh, tempat cacing-cacing sekarat terkumpul (misalnya pada sistem getah
bening atau dalam skrotum).

Sementara jenis ketiga, yaitu kondisi kronis, akan menyebabkan


limfedema atau penumpukan cairan yang menyebabkan pembengkakan
pada kaki dan lengan. Penumpukan cairan dan infeksi-infeksi yang terjadi
akibat lemahnya kekebalan tubuh akhirnya akan berujung pada kerusakan
dan ketebalan lapisan kulit. Kondisi ini disebut sebagai elefantiasis. Selain
itu, penumpukan cairan juga bisa berdampak pada rongga perut, testis pada
penderita laki-laki dan payudara pada penderita wanita.

Penanganan:
1. Perawatan Umum
a. Istirahat dan bila dipindahkan ke daerah dingin dapat mengurangi
derajat serangan akut
b. Antibiotik untuk infeksi sekunder dan abses
c. Pengikatan di daerah bendungan untuk mengurangi edema
2. Medikamentosa
Dietilcarbamazine (DEC) 6 mg/KgBB/hari selama 12 hari diulang 1
hingga 6 bulan atau selama 2 hari perbulan dengan doseis 6-8
mg/KgBB/hari
3. Pembedahan
Aspirasi hidrokel, limfangioplasti, prosedur jembatan limfe, transposisi
flap omentum, eksisi radikal dan graft kulit, anastomosis pembuluh
limfe ke dalam, dan bedah mikrolimfatik
PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN:
1. Menghindarkan diri dari gigitan nyamuk
2. Memberantas nyamuk serta sumber perindukan
3. Meminum obat anti filariasis secara masal

Kecacingan
Definisi:
Kecacingan, atau cacingan dalam istilah sehari-hari, adalah kumpulan
gejala gangguan kesehatan akibat adanya cacing parasit di dalam tubuh.
Faktor lingkungan dan juga makanan yang di konsumsi dapat menjadi
pemicu perkembang biakan perumbuhan cacing di dalam tubuh.
Etiologi:
Cacingan merupakan penyakit yang ditimbulkan karena banyaknya
larva cacing yang bersarang dalam tubuh, (terutama pada perut).
Penyebabnya paling utama adalah kurangnya menjaga kesehatan dan
kebersihan, terutama pada anak-anak yang sering dibiarkan bermain tanah.
Adapun masuknya cacing ke dalam tubuh beraneka cara, paling sering
adalah melalui makanan yang kurang bersih dan makanan yang tidak
dimasak dengan benar.
Cara Penularan:
1. Cacing Gelang (Ascaris Lumbricoides)
Cacing gelang adalah cacing yang paling umum menginfeksi manusia.
Cara penularannya melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi
telurnya. Dalam usus halus, telur akan menetes dan keluar larva yang dapat
menembus usus, mengikuti aliran darah menuju jantung kanan lalu ke paru.
Larva dapat merangsang laring sehingga terjadi batuk dan dapat
masuk ke dalam saluran cerna melalui kerongkongan. Larva menjadi cacing
dewasa di dalam usus halus, dan dalam usia 2 bulan akan bertelur. Dalam
sehari seekor cacing gelang betina dapat bertelur hingga 200.000 telur, yang
kemudian dibuang ke dalam tinja dan menetas di dalam tanah. Infeksi
ringan cacing gelang biasanya tidak menimbulkan gejala sedangkan pada
infeksi yang parah akan menimbulkan gejala gangguan gastrointestinal,
kurang gizi, perut buncit dan lesu/ kurang semangat.
2. Cacing kremi (Enterobius vermicularis)
Cara penularannya melalui tangan yang memegang benda seperti
baju, kasur, bantal, mainan, uang, peralatan makan, peralatan mandi/toilet,
dll yang telah tercemar telur cacing kremi. Kemudian telur cacing yang
menempel di tangan tersebut masuk ke dalam tubuh ketika orang tadi
memasukan tangannya ke mulut.
Telur cacing lalu menetas dalam usus kecil, bergerak turun ke usus
besar dan melekat disana sampai menjadi dewasa. Cacing dewasa lalu
bergerak ke sekitar dubur dan bertelur, telur ini dapat bertahan hidup
selama tiga minggu. Saat itulah penderita akan mulai merasakan gatal-gatal
di sekitar anus yang biasanya lebih intens di malam hari, sehingga
menyebabkan gelisah dan sukar tidur, ini merupakan gejala khas infeksi
cacing kremi.

3. Cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus)


Di Indonesia penderita infeksi cacing tambang tinggi di daerah
pedesaan, terutama perkebunan. Infeksi cacing ini disebabkan oleh
kebiasaan masyarakat desa yang buang air besar di tanah dan pemakaian
feces sebagai pupuk. Cara penularannya melalui larva cacing yang ada di
tanah masuk ke kaki manusia yang tidak menggunakan alas kaki dan
menembus kulit kaki lalu masuk ke paru-paru melalui sirkulasi darah.
Larva kemudian bergerak ke saluran udara menuju tenggorokan dan
tertelan lalu menuju ke usus kecil, melekat pada dinding usus dan
berkembang menjadi cacing dewasa. Cacing dewasa ini akan menghisap
darah dari dinding usus sehingga menyebabkan perdarahan di usus yang
ditempati.
Saat usia lima bulan cacing betina mulai bertelur, telur ini akan
dikeluarkan dari tubuh penderita lewat tinja. Jika tinja jatuh ke tanah dan
cuaca hangat, telur cacing akan menetas menjadi larva dalam waktu sekitar
dua hari. Larva kemudian menjadi dewasa dalam seminggu, dan dapat
bertahan untuk waktu yang lama jika kondisi mendukung.Gejala spesifik
infeksi cacing tambang yaitu anemia dan keluhan terkait peradangan usus
seperti mual, sakit perut, kembung dan diare.

4. Cacing cambuk (Trichuris trichiura dan Trichinella spiralis)


Cacing cambuk banyak ditemukan di daerah tropis, seperti di
Indonesia. Daur hidup cacing cambuk mirip dengan daur hidup cacing
gelang, hanya pada cacing cambuk tidak ada siklus paru, Jadi cacing
langsung ke perut tanpa melewati paru-paru dan tenggorokan. Cacing ini
tinggal di usus besar dan terkadang di usus buntu. Gejala yang timbul bisa
berupa nyeri perut/ nyeri ulu hati, diare dengan mukus/ lendir kental dan
licin, kotoran disertai sedikit darah, anemia ringan, kehilangan nafsu makan
penurunan berat badan, terjadi prolaps rektum (penonjolan di daerah anus).
Gejala Cacingan:
- Lesu/ lemas/ loyo/ cepat lelah akibat kurang darah (anemia)
- Kurus/ berat badan rendah karena kekurangan gizi
- Nyeri di perut
- Perut buncit
- Rambut seperti rambut jagung
- Pertumbuhan terganggu
- Biasanya anak lebih pendek
- Sering sakit karena daya tahan tubuh rendah

Penanganan:
- Minum obat cacing dan vitamin sesuai dosis
- Mengkonsumsi makanan yang bergizi
- Terapkan pola hidup bersih untuk menghindari terkena penyakit ini kembali
- Segera berobat ke dokter jika setelah minum obat cacing, penyakit
cacingan belum juga sembuh, agar dilakukan pemeriksaan laboratorium
untuk mengetahui secara pasti jenis cacing yang menginfeksi dan dapat
diberi obat yang lebih tepat
Pencegahan:
- Menggunakan sumber air yang bersih
- Menyimpan air di tempat yang bersih dan tertutup
- Memasak air minum sampai mendidih
- Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan
- Mencuci sayuran yang akan dimakan mentah
- Hindari anak bermain tanah
- Selalu menggunakan alas kaki ketika keluar rumah
- Membersihkan dan memotong kuku secara teratur
- Jangan biasakan menggigit kuku/ memasukan tangan ke dalam mulut
- Minum obat cacing secara rutin tiap 6 bulan sekali, misalnya Combantrin,
Vermox

Anda mungkin juga menyukai