Penyakit Kaki Gajah disebut juga dengan penyakit Filariasis yaitu penyakit
yang ditularkan melalui cacing Filaria. Cacing ini dibawa oleh nyamuk dan
menyebar keseluruh jaringan tubuh manusia. Penderita kaki gajah akan
mengalami cacat yang berkelanjutan bila tidak diobati. Gejala yang dapat dilihat
dari penyakit ini berupa pembesaran pada bagian anggota tubuh penderita.
Penularan
Penularan yang terjadi karena nyamuk yang menghisab darah seseorang
yang terkena penyakit dan menyebar ke orang yang sehat. Darah yang dihisab
nyamuk mengandung larva cacing dan akan berkembang, setelah itu nyamuk
akan menggigit hingga larva tertinggal pada orang sehat. Adapun nyamuk yang
menularkan larva filariasis seperti genus Anopheles, Mansonia, Culex, Aedes &
Armigeres.
Gejala
gejala-gejala yang sering ditimbulkan:
- Demam yang berulang selama 3-5 hari.
- Pembengkakan Kelenjar getah bening pada bagian kaki, paha, hingga
ketiak( seluruh tubuh).
- Pembengkakan yang terjadi akan merwarna merah, terasa panas dan teraasa
sakit.
- Bila kelenjar getah bening pecah akan mengeluarkan nanah dan darah.
-Bila penyakit ini mencapai titik keronos, pembesaran-pembesaran pada bagian
tertentu susah sembuh.
Pencegahan
Untuk pencegahan dapat melakukan:
- Penggunaan anti nyamuk seperti obat nyamuk semprot atau bakar, lotion anti
nyamuk, dan lainya.
- Pembersihan tempat-tempat yang dapat menjadi sarang nyamuk.
- Penggunaan kelambu pada waktu tidur.
- Penutupan tempat-tempat yang dapat menyebabkan nyamuk seperti Ventilasi.
- Pencegahan perkembangan nyamuk dengan menguras bak mandi dan tempattempat berair lainya.
FILARIASIS
A.
DEFENISI
Penyakit kaki gajah adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
sejenis cacing dalam kelenjar getah bening dan mikrofilia dalam darah dan di
tularan melalui gigitan nyamuk penularnya .
Di Indonesia filariasis yang sering di kenal dengan penyakit kaki gajah di
sebabkan oleh tiga spesies cacing filaria yaitu Brugia Malayi, Wuchereria
brancrofti dan Brugia timori.
Cacing dewasa hidup di saluran limfe dan
pembuluh limfe, sedangkan larva cacing (mikrofilaria)b di jumpai di dalam darah
tepi penderita. B. timori belum banyak di ketahui morfologi, sifat biologi, maupun
epidimiologi penyakitnya.
B. GEJALA DAN TANDA FILARIASIS
Filariasis atau kaki gajah memiliki tanda dan gejala yaitu :
1. Tahap awal (akut )
a. Demam berulang 1-2 kali atau lebih setiap bulan selama 3-5 hari
terutama bila bekerja berat. Demam dapat sembuh sendiri tanpa di
obati.
b. Timbul benjolan dan terasa nyeri pada lipat paha atau ketiak tanpa
adanya luka badan.
c. Teraba adanya urat seperti tali yang berwarna merah dan sakit mulai
dari pangkal paha atau ketiak dan berjalan ke arah ujung kaki atau
tangan.
2. Tahap lanjut ( kronis )
Pada awalnya terjadi pembesaran yang hilang timbul pada kaki, tangan,
kantong buah zakar, payudara dan alat kelamin wanita dan lama kelamaan
menjadi cacat menetap.
Baik cacing dewasa maupun larva cacing dapat menimbulkan gangguan
patologik. Cacing dewasa dapat menimbulkan limfangitis akibat terjadinya iritasi
mekanik dan sekresi toksik yang di keluarkan cacing betina. Cacing yang mati
selain menimbulkan limfangitis juga dapat menimbulkan obstruksi limfatik akibat
terjadinya fibrosis saluran limfe dan poliferasi endotel saluran limfe. Obstruksi ini
menyebabkan terjadinya varises saluran limfe, dan hidrokel.
Elefantiasis yang kronis dapat mengenai kedua lengan, tungkai, payudara,
buah zakar atau vulva yang hanya di perbaiki melaui tindakan operasi.
Untuk memastikan seseorang terjangkit penyakit kaki gajah maka perlu
dilakukan pemeriksaan darah terutama pada malam hari. Bila hasil pemeriksaan
darah di temukan adanya mikrofilia berarti sudah ketularan penyakit kaki gajah.
Apabila tidak di lakukan pengobatan maka cacing cacing tersebut akan terus
berkembang biak dan menimbulkan kerusakan kerusakan di dalam tubuh.
Penderita penderita yang mengandung mikrofilia di dalam darahnya
merupakan sumber penularan penyakit bagi penduduk yang lain. Melalui gigitan
nyamuk, mikrofilia tersebut akan terhisap kedalam tubuh nyamuk sewaktu
nyamuk tersebut menghisap darah penderita. Selanjutnya mikrofilia akan
mengalami perkembangan selam kira kira 12 hari untuk siap di tularkan kepada
orang lain bila nyamuk ini menggigit, sehingga orang tersebut akan ketularan
penyakit.
Seorang penderita kaki gajah yang menahun hidupnya akan sangat
tergantung kepada orang lain. Seringnya datang demam secara berulang
dengan kerusakan kerusakan jaringan tubuh penderita, maka daya dan
kemampuan
kerja semakin berkurang, sehingga tidak mampu menafkahi
hidupnya. Apalagi telah timbul cacat yang secara psikologis menimbulkan
tekanan mental sehingga penderita mengasingkan diri dari pergaulan
masyarakat sekelilingnya.
Akibat dari hal tersebut, dapat menyebabkan kerugian ekonomi terutama
bagi keluarga, penderita tidak dapat bekerja secara normal dan kadang tidak
bisa sama sekali. Begitu juga dengan hubungan intim suami istri, dapat
terganggu akibat penyakit ini.
C. PENYEBAB FILARIASIS
Filariasis di sebabkan oleh cacing filaria yang menyerupai benang yang hidup di
dalam tubuh manusia. Cacing ini dapat bertahan hidup selama 3 sampai 6 tahun
dalam kelenjar getah bening (bagian tubuh yang melindungi kita dari penyakit ).
Cacing ini berkembang biak di dalam tubuh dan menghasilkan jutaan anak
cacing yang beredar dlam darah. Filariasis disebabkan oleh tiga jenis cacing
filaria yaitu : Whucereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori
D. CARA MENCEGAH FILARIASIS
Prinsip pencegahan filariasis adalah melakukan pengobatan massal pada
penduduk yang hidup di daerah endemik filariasis. Pengobatan pencegahan
terhadap pendatang yang berasal dari daerah non endemik filariasis dan
memberantas nyamuk yang menjadi vektor penularnya sesuai dengan daerah
targetnya. Memperbaiki lingkungan agar bebas vektor serta mencegah gigitan
nyamuk m,enggunakan repellet atau kelambu waktu tidur, meningkatkan upaya
pencegahan penyebaran penyakit ini.
Masyarakat di harapkan untuk berperan serata dengan cara :
a. Memeriksakan dirinya pada petugas kesehatan terhadap kemungkinan
adanya tanda tanda dan gejala penyakit kaki gajah
b. Bersedia makan obat secara teratur sesuai jumlah dosis yang di anjurkan
petugas kesehatan masyarakat.
c. Berusaha menghindarkan diri dari gigitan nyamuk dengan cara :
- Tidur memakai kelambu
- Lubang lubang angin rumah di tutup kawat kasa halus
- Tidak membiarkan ternak di sekitar rumah
- Membunuh nyamuk dengan obat nyamuk semprot dan bakar
- Mengoles kulit dengan obat anti nyamuk dan sebagainya
Menghilangkan
tempat
peeindukan
nyamuk
sehingga
tidak
memungkinkan perkembangan nyamuk.
Keadaan lingkungan sangat berpengaruh terhadap keberadaan dan
transmisi penyakit kaki gajah. Biasanya daerah endemis Brugia malayi adalah
daerah dengan hutan rawa, sepanjang sungai, atau badan air yang lain deangan
tanaman air. Sedangkan daerah endemis Whucereria bancrofti tipe pekotaan
yaitu daerah daerah perkotaan yang kumuh, padat penduduknya dan banyak
genangan air kotor sebagai habitat dari vektor penularnya.
Membersihkan tempat perindukan nyamuk secra berkala dengan cara :
1.
Fisik , yaitu 3M ( menguras/ menyikat, mengubur, menutup tempat
penutupan air)
2.
Biologi, yaitu memasukkan ikan ketempat penampungan air yang tidak
mungkin untuk di kuras spt kolam
3.
DAFTAR PUSTAKA
Soedarto,Prof.Dr. 2009. Penyakit Menular Di Indonesia, Jakarta
Sibuea,Herdin, Dr.W. 2005. Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta
Departemen Keshatan RI DirJen PPM & PL, Buku 1, Buku Saku Filariasis Bagi
Masyarakat, Jakarta. 2001
Departemen Kesehatan RI DirJen PPM & PL, Buku 2. Epidemiologi Penyakit Kaki
Gajah di Indonesia. Jakarta. 2002
Departemen Kesehatan RI DirJen PPM & PL, Buku 3. Pedoman Penentuan Daerah
Endemis Penyakit Kaki Gajah . Jakarta. 2004
Departemrn Kesehatan RI DirJen PPM & PL, Buku 3. Penyaki Menular Filariasis.
Jakarta. 2004
Departemen Kesehatan RI DirJen PPM & PL, Buku 4. Pedoman Pengobatan Massal
Penyakit Kaki Gajah. Jakarta. 2004
Departemen Kesehatan RI DirJen PPM & PL, Buku 6. Pedoman Promosi Kesehatan
dalam Eliminasi Penyakit Kaki Gajah. 2006
FILARIASIS
Filariasis adalah penyakit zoonosis menular yang banyak ditemukan di
wilayah tropika seluruh dunia. Penyebabnya adalah sekelompok cacing parasit
nemtoda yang tergolong superfamilia Filarioidea yang menyebabkan infeksi
sehingga berakibat munculnya edema. Gejala yang umum terlihat adalah
terjadinya elefantiasis, berupa membesarnya tungkai bawah (kaki) dan kantung
zakar (skrotum), sehingga penyakit ini secara awam dikenal sebagai penyakit
kaki gajah. Walaupun demikian, gejala pembesaran ini tidak selalu disebabkan
oleh filariasis.
Filariasis biasanya dikelompokkan menjadi tiga macam, berdasarkan
bagian tubuh atau jaringan yang menjadi tempat bersarangnya: filariasis
limfatik, filariasis subkutan (bawah jaringan kulit), dan filariasis rongga serosa
(serous cavity). Filariasis limfatik disebabkan Wuchereria bancrofti, Brugia
malayi, dan Brugia timori[1]. Gejala elefantiasis (penebalan kulit dan jaringanjaringan di bawahnya) sebenarnya hanya disebabkan oleh filariasis limfatik ini. B.
timori diketahui jarang menyerang bagian kelamin, tetapi W. bancrofti dapat
menyerang tungkai dada, serta alat kelamin. Filariasis subkutan disebabkan oleh
Loa loa (cacing mata Afrika), Mansonella streptocerca, Onchocerca volvulus, dan
Dracunculus medinensis (cacing guinea). Mereka menghuni lapisan lemak yang
ada di bawah lapisan kulit. Jenis filariasis yang terakhir disebabkan oleh
Mansonella perstans dan Mansonella ozzardi, yang menghuni rongga perut.
Semua parasit ini disebarkan melalui nyamuk atau lalat pengisap darah, atau,
untuk Dracunculus, oleh kopepoda (Crustacea).
Selain elefantiasis, bentuk serangan yang muncul adalah kebutaan
Onchocerciasis akibat infeksi oleh Onchocerca volvulus dan migrasi microfilariae
lewat kornea. Filariasis ditemukan di daerah tropis Asia, Afrika, Amerika Tengah
dan Selatan, dengan 120 juta manusia terjangkit. WHO mencanangkan program
dunia bebas filariasis pada tahun 2020.
FILARIASIS
Definisi
Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit menular kronik yang disebabkan
sumbatan cacing filaria di kelenjar / saluran getah bening, menimbulkan gejala
klinis akut berupa demam berulang, radang kelenjar / saluran getah bening,
edema dan gejala kronik berupa elefantiasis.
Penyebab
Di Indonesia ditemukan 3 spesies cacing filaria, yaitu Wuchereria bancrofti,
Brugia malayi dan Brugia timori yang masing-masing sebagai penyebab filariasis
bancrofti, filariasis malayi dan filariasis timori. Beragam spesies nyamuk dapat
berperan sebagai penular (vektor) penyakit tersebut.
Cara Penularan
Seseorang tertular filariasis bila digigit nyamuk yang mengandung larva infektif
cacing filaria. Nyamuk yang menularkan filariasis adalah Anopheles, Culex,
Mansonia, Aedes dan Armigeres. Nyamuk tersebut tersebar luas di seluruh
Indonesia sesuai dengan keadaan lingkungan habitatnya (got/saluran air, sawah,
rawa, hutan).
Gambaran klinik
Filariasis tanpa Gejala
Umumnya di daerah endemik
Pada pemeriksaan fisik hanya ditemukan pembesaran kelenjar limfe terutama
di daerah inguinal.
Pada pemeriksaan darah ditemukan mikrofilaria dalam jumlah besar dan
eosinofilia.
Filariasis dengan Peradangan
Demam, menggigil, sakit kepala, muntah dan lemah yang dapat berlangsung
beberapa hari sampai beberapa minggu.
Organ yang terkena terutama saluran limfe tungkai dan alat kelamin.
Pada laki-laki umumnya terdapat funikulitis disertai penebalan dan rasa nyeri,
epididimitis, orkitis dan pembengkakan skrotum.
Serangan akut dapat berlangsung satu bulan atau lebih.
Bila keadaannya berat dapat menyebabkan abses ginjal, pembengkakan
epididimis, jaringan retroperitoneal, kelenjar inguinal dan otot ileopsoas.
Filariasis dengan Penyumbatan
Pada stadium menahun terjadi jaringan granulasi yang proliferatif serta
pelebaran saluran limfe yang luas lalu timbul elefantiasis.
Penyumbatan duktus torasikus atau saluran limfe perut bagian tengah
mempengaruhi skrotum dan penis pada laki-laki dan bagian luar alat kelamin
pada perempuan.
Infeksi kelenjar inguinal dapat mempengaruhi tungkai dan bagian luar alat
kelamin.
Elefantiasis umumnya mengenai tungkai serta alat kelamin dan menyebabkan
perubahan yang luas.
Bila saluran limfe kandung kencing dan ginjal pecah akan timbul kiluria
(keluarnya cairan limfe dalam urin)
Sedangkan bila yang pecah tunika vaginalis akan terjadi hidrokel atau kilokel,
dan bila yang pecah saluran limfe peritoneum terjadi asites yang mengandung
kilus.
Gambaran yang sering tampak ialah hidrokel dan limfangitis alat kelamin.
Limfangitis dan elefantiasis dapat diperberat oleh infeksi sekunder
Streptococcus.
Diagnosis
Diagnosis filariasis dapat ditegakkan secara klinis.
Diagnosis dipastikan dengan menemukan mikrofilaria dalam darah tepi yang
diambil malam hari (pukul 22.00 02.00 dinihari) dan dipulas dengan pewarnaan
Giemsa.
Pada keadaan kronik pemeriksaan ini sering negatif.
Penatalaksanaan
Perawatan Umum
Istirahat di tempat tidur
Antibiotik untuk infeksi sekunder dan abses
Perawatan elefantiasis dengan mencuci kaki dan merawat luka.
Pengobatan Spesifik
Untuk pengobatan individual diberikan Diethyl Carbamazine Citrate (DEC) 6
mg/kgBB 3 x sehari selama 12 hari.
Efek samping : pusing, mual dan demam selama menggunakan obat ini.
Pengobatan masal (rekomendasi WHO) adalah DEC 6 mg/kgBB dan albendazol
400mg (+ parasetamol) dosis tunggal, sekali setahun selama 5 tahun.
Implementation unit (IU) adalah kecamatan / wilayah kerja puskesmas (jumlah
penduduk 8.000 10.000 orang).
Tabel 1. Dosis DEC untuk filariasis berdasarkan umur
Umur
2 6 tahun
DEC (100mg)
1 tablet
Albendazol (400mg)
1 tablet
7 12 tahun
> 13 tahun
2 tablet
3 tablet
1 tablet
1 tablet
Seseorang yang terinfeksi penyakit kaki gajah umumnya terjadi pada usia
kanak-kanak, dimana dalam waktu yang cukup lama (bertahun-tahun) mulai
dirasakan perkembangannya.
penyakit-kaki-gajah1
Adapun gejala akut yang dapat terjadi antara lain :
* Demam berulang-ulang selama 3-5 hari, demam dapat hilang bila istirahat dan
muncul lagi setelah bekerja berat
* Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) didaerah lipatan paha,
ketiak (lymphadenitis) yang tampak kemerahan, panas dan sakit
* Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit yang
menjalar dari pangkal kaki atau pangkal lengan kearah ujung (retrograde
lymphangitis)
* Filarial abses akibat seringnya menderita pembengkakan kelenjar getah
bening, dapat pecah dan mengeluarkan nanah serta darah
* Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah zakar yang terlihat agak
kemerahan dan terasa panas (early lymphodema)
Sedangkan gejala kronis dari penyakit kaki gajah yaitu berupa pembesaran yang
menetap (elephantiasis) pada tungkai, lengan, buah dada, buah zakar
(elephantiasis skroti).
# Pemeriksaan Diagnostik Penyakit Kaki Gajah
Penyakit kaki gajah ini umumnya terdeteksi melalui pemeriksaan
mikroskopis darah, Sampai saat ini hal tersebut masih dirasakan sulit dilakukan
karena microfilaria hanya muncul dan menampilkan diri dalam darah pada waktu
malam hari selama beberapa jam saja (nocturnal periodicity).
Selain itu, berbagai methode pemeriksaan juga dilakukan untuk mendiagnosa
penyakit kaki gajah. Diantaranya ialah dengan system yang dikenal sebagai
Penjaringan membran, Metode konsentrasi Knott dan Teknik pengendapan.
Metode pemeriksaan yang lebih mendekati kearah diagnosa dan diakui
oleh pihak WHO adalah dengan jalan pemeriksaan sistem Tes kartu, Hal ini
sangatlah sederhana dan peka untuk mendeteksi penyebaran parasit (larva).
Yaitu dengan cara mengambil sample darah sistem tusukan jari droplets diwaktu
kapanpun, tidak harus dimalam hari.
# Penanganan dan Pengobatan Penyakit Kaki Gajah
Tujuan utama dalam penanganan dini terhadap penderita penyakit kaki
gajah adalah membasmi parasit atau larva yang berkembang dalam tubuh
penderita, sehingga tingkat penularan dapat ditekan dan dikurangi.
Dietilkarbamasin {diethylcarbamazine (DEC)} adalah satu-satunya obat
filariasis yang ampuh baik untuk filariasis bancrofti maupun malayi, bersifat
makrofilarisidal dan mikrofilarisidal. Obat ini tergolong murah, aman dan tidak
ada resistensi obat. Penderita yang mendapatkan terapi obat ini mungkin akan
memberikan reaksi samping sistemik dan lokal yang bersifat sementara dan
mudah diatasi dengan obat simtomatik.
Dietilkarbamasin tidak dapat dipakai untuk khemoprofilaksis. Pengobatan
diberikan oral sesudah makan malam, diserap cepat, mencapai konsentrasi
puncak dalam darah dalam 3 jam, dan diekskresi melalui air kemih.
Dietilkarbamasin tidak diberikanpada anak berumur kurang dari 2 tahun, ibu
hamil/menyusui, dan penderita sakit berat atau
dalam keadaan lemah.
Namun pada kasus penyakit kaki gajah yang cukup parah (sudah
membesar) karena tidak terdeteksi dini, selain pemberian obat-obatan tentunya
memerlukan langkah lanjutan seperti tindakan operasi.
# Pencegahan Penyakit Kaki Gajah
Bagi penderita penyakit gajah diharapkan kesadarannya untuk
memeriksakan kedokter dan mendapatkan penanganan obat-obtan sehingga
tidak menyebarkan penularan kepada masyarakat lainnya. Untuk itulah perlu
adanya pendidikan dan pengenalan penyakit kepada penderita dan warga
sekitarnya.
Pemberantasan nyamuk diwilayah masing-masing sangatlah penting
untuk memutus mata rantai penularan penyakit ini. Menjaga kebersihan
lingkungan merupakan hal terpenting untuk mencegah terjadinya perkembangan
nyamuk diwilayah tersebut.
Posted by Galih Gumelar Center
FILARIASIS
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Filariasis merupakan salah satu penyakit yang termasuk endemis di
Indonesia. Seiring dengan terjadinya perubahan pola enyebaran penyakit di
negara-negara sedang berkembang, penyakit menular masih berperan sebagai
penyebab utama kesakitan dan kematian. Salah satu penyakit menular adalah
penyakit kaki gajah (Filariasis). Penyakit ini merupakan penyakit menular
menahun yang disebabkan oleh cacing filaria. Di dalam tubuh manusia cacing
filaria hidup di saluran dan kelenjar getah bening(limfe), dapat menyebabkan
gejala klinis akut dan gejala kronis. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan
nyamuk. Akibat yang ditimbulkan pada stadium lanjut (kronis) dapat
menimbulkan cacat menetap seumur hidupnya berupa pembesaran kaki (seperti
kaki gajah) dan pembesaran bagian bagian tubuh yang lain seperti lengan,
kantong buah zakar, payudara dan alat kelamin wanita
Pada tahun 1994 World Health Organization (WHO) telah menyatakan
bahwa penyakit kaki gajah dapat di eleminasi dan dilanjutkan pada tahun 1997
World Health Assembly membuat resolusi tentang eliminasi penyakit kaki gajah
dan pada tahun 2000 WHO telah menetapkan komitmen global untuk
Wuchereria bancrofti hanya ditemukan pada manusia; Brugia malayi sering kali
menyebar kepada manusia melalui inang hewan. Parasit dewasa hidup di sistem
limphatik. Microfilaria yang dilepaskan oleh betina gravit ditemukan di darah
perifer, biasanya pada malam hari. Infeksi menyebar melalui banyak genera
nyamuk; vektor Wuchereria bancrofti adalah aedes, culex, dan anopheles; vektor
Brugia malayi adalah anopheles dan mansonia. Microfilaria dimakan oleh
nyamuk, berkembang di otot torax serangga, dan kemudian matur dan
bermigrasi ke bagian mulut serangga. Jika nyamuk terinfeksi menggigit inang
baru, microfilaria masuk ke tempat gigitan dan akhirnya mencapai saluran
limfatik, dimana mereka manjadi matur.
Inflamasi dan fibrosis yang terjadi disekitar cacing dewasa dan mudah
menghasilkan obstruksi limfatik progresif. Microfilaria mungkin tidak berperang
langsung dalam reaksi inang.
2.3 Masa inkubasi dan diagnos
A. Masa inkubasi
Pada manusia antara 3-15 bulan sedangkan pada hewan bervariasi sampai
beberapa bulan
Masa inkubasi mungkin sesingkat 2 bulan. Periode pra paten (dari saat
infeksi sampai tampaknya microfilaria di dalam darah) sekurang-kurangnya 8
bulan.
B.
Diagnosis
Diagnosis Klinik
Ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan klinik. Diagnosis klinik
penting dalam menentukan angka kesakitan akut dan menahun (Acute and
Chronic Disease Rate).
Pada keadaan amikrofilaremik, gejala klinis yang mendukung dalam diagnosis
filariasis adalah gejala dan pengalaman limfadenitis retrograd, limfadenitis
berulang dan gejala menahun.
Diagnosis Parasitologik
Ditemukan mikrofilaria pada pemeriksaan darah jari pada malam hari.
Pemeriksaan dapat dilakukan slang hari, 30 menit setelah diberi dietilkarbamasin
100 mg. Dari mikrofilaria secara morfologis dapat ditentukan species cacing
filaria.
Pada keadaan amikrofilaremia seperti pada keadaan prepaten, inkubasi,
amikrofilaremia dengan gejala menahun, occult filariasis, maka deteksi antibodi
dan/atau antigen dengan cara immunodiagnosis diharapkan dapat menunjang
diagnosis.
Adanya antibodi tidak menunjukkan korelasi positif dengan mikrofilaremi,
tidak membedakan infeksi dini dan infeksi lama. Deteksi antigen merupakan
deteksi metabolit, ekskresi dan sekresi parasit tersebut, sehingga lebih
mendekati diagnosis parasitologik, antibodi monokional terhadap O.gibsoni
menunjukkan korelasi yang cukup baik dengan mikrofilaremia W. bancrofti di
Papua New Guinea.
Diagnosis Epidemiologik
Endemisitas filariasis suatu daerah ditentukan dengan menentukan
microfilarial rate (mf rate), Acute Disease Rate (ADR) dan Chronic Disease Rate
(CDR) dengan memeriksa sedikitnya 10% dari jumlah penduduk.
Pendekatan praktis untuk menentukan daerah endemis filariasis dapat
melalui penemuan penderita elefantiasis.
Pencegahan
Bagi penderita penyakit gajah diharapkan kesadarannya untuk
memeriksakan kedokter dan mendapatkan penanganan obat-obtan sehingga
tidak menyebarkan penularan kepada masyarakat lainnya. Untuk itulah perlu
adanya pendidikan dan pengenalan penyakit kepada penderita dan warga
sekitarnya.
Pemberantasan nyamuk diwilayah masing-masing sangatlah penting
untuk memutus mata rantai penularan penyakit ini. Menjaga kebersihan
lingkungan merupakan hal terpenting untuk mencegah terjadinya perkembangan
nyamuk diwilayah tersebut.
b. Penanggulangan
Tujuan utama dalam penanganan dini terhadap penderita penyakit kaki
gajah adalah membasmi parasit atau larva yang berkembang dalam tubuh
penderita, sehingga tingkat penularan dapat ditekan dan dikurangi.
Dietilkarbamasin {diethylcarbamazine (DEC)} adalah satu-satunya obat
filariasis yang ampuh baik untuk filariasis bancrofti maupun malayi, bersifat
makrofilarisidal dan mikrofilarisidal. Obat ini tergolong murah, aman dan tidak
ada resistensi obat. Penderita yang mendapatkan terapi obat ini mungkin akan
memberikan reaksi samping sistemik dan lokal yang bersifat sementara dan
mudah diatasi dengan obat simtomatik.
Dietilkarbamasin tidak dapat dipakai untuk khemoprofilaksis. Pengobatan
diberikan oral sesudah makan malam, diserap cepat, mencapai konsentrasi
puncak dalam darah dalam 3 jam, dan diekskresi melalui air kemih.
Dietilkarbamasin tidak diberikanpada anak berumur kurang dari 2 tahun, ibu
hamil/menyusui, dan penderita sakit berat ataudalam keadaan lemah.
Namun pada kasus penyakit kaki gajah yang cukup parah (sudah
membesar) karena tidak terdeteksi dini, selain pemberian obat-obatan tentunya
memerlukan langkah lanjutan seperti tindakan operasi.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT FILARIASIS
Filariasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit filaria yang
menyerang kelenjar dan pembuluh getah bening Di Indonesia filariasis limfatik
disebabkan oleh Wuchereria bancrofti (filariasis bancrofti) serta Brugia malayi
dan Brugiatimori (filariasis brugia) dan dikenal umum sebagai penyakit kaki
gajah atau demam kaki gajah. Diagnosis pasti ditegakkan dengan ditemukan
mikrofilaria dalam peredaran darah.
W. bancrofti dan B. timori hanya ditemukan pada manusia. Berdasarkan
sifat biologik B. malayi di Indonesia didapatkan dua bentuk yaitu bentuk
zoophilic dan anthropophilic. Periodisitas mikrofilaria di peredaran darah pada
jenis infeksi yang hanya ditemukan pada manusia bersifat noktumal, sedangkan
yang ditemukan pada manusia dan hewan (kera dan kucing) dapat aperiodik,
sub-periodik atau periodik.
Filariasis ditularkan melalui vektor nyamuk Culex quinque-fasciatus di
daerah perkotaan dan oleh Anopheles spp., Aedes spp. dan Mansonia spp. di
daerah pedesaan. Di dalam nyamuk, mikrofilaria yang terisap bersama darah
berkembang menjadi larva infektif. Larva infektif masuk secara aktif ke dalam
tubuh hospes waktu nyamuk menggigit hospes dan berkembang menjadi
dewasa yang melepaskan mikrofilaria ke dalam peredaran darah. Filariasis
ditemukan di berbagai daerah dataran rendah yang berawa dengan hutan-hutan
belukar yang umumnya didapat di pedesaan di luar JawaBali. Filariasis brugia
hanya ditemukan di pedesaan sedangkan filariasis bancrofti didapatkan juga di
perkotaan. Prevalensi filariasis bervariasi antara 2% sampai 70% pada tahun
1987.
Penyakit kaki gajah di Indonesia disebabkan oleh tiga spesies cacing filaria
yaitu Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, Brugiatimori, sedangkan vektor
penyakitnya adalah nyamuk. Nyamuk yang menjadi vektor filaria di Indonesia
hingga saat ini telah diketahui terdapat 23 spesies nyamuk dari genus Mansonia,
Anopheles, Culex, Aedes dan Armigeres. Menurut Soedarto (1989) sejumlah
nyamuk yang termasuk dalam genus Culex dikenal sebagai vektor penyakit
menular. Culex gunguefasciatus atau Culex fatigans menyukai air tanah dan
rawa-rawa sebagai tempat berkembang biaknya, vektor ini dapat menularkan
demam kaki gajah pada manusia. Beberapa jenis culex lainnya berkembang
biaknya berbeda-beda jenisnya baik berupa air hujan dan air lainnya yang
mempunyai kadar bahan organik yang tinggi. Umumnya menyukai segala jenis
genangan air terutama yang terkena sinar matahari. Menurut Hudoyo (1983)
Anopheles barbirotris tempat perkembangannya adalah di air tawar yang
tergenang di tempat terbuka baik alamiah (rawa-rawa) maupun buatan atau
kolam, di air mengalir yang perlahan-lahan ditumbuhi tanaman air. Di beberapa
daerah, terutama di pedesaan penyakit ini masih endemis. Sumber penularnya
adalah penderita penyakit kaki gajah baik yang sudah menimbulkan gejalagejala ataupun tidak, karena didalam darah terdapat mikrofilaria yang dapat
ditularkan oleh nyamuk.
Menurut Menkes (2009) menyebutkan, saat ini di Indonesia tercatat 11
ribu orang menderita penyakit kaki gajah yang tampak, dimana telah terjadi
pembesaran di kaki dan kelenjar getah bening lainnya. Pendudu yang terinfeksi
tentunya jauh lebih banyak, mereka akan diketahui setelah dilakukan tes darah.
Tetapi hal ini juga sulit dilakukan karena micro filaria hanya dapat
terdeteksi pada malam hari, sehingga penemuan kasus Filariasis menjadi sulit.
Dijelaskannya, filariasis ditularkan melalui nyamuk, karena sifatnya yang
demikian maka hal yang harus dilakukan yakni, jika ada seseorang di suatu
daerah terkena kaki gajah maka harus dilakukan pengobatan bagi seluruh
penduduk dengan pemberian obat (pengobatan masal) satu kali selama satu
tahun berturut turut hingga lima tahun.
Di Indonesia sebenarnya sudah memiliki program pengobatan masal hasil
rekomendasi WHO ini sejak tahun 1970-an dan sudah ada maping yang
menunjukkan bahwa filariasis terjadi di 386 kab/kota bukan hanya di kantongkantong tetapi sudah merata, sejak tahun 2002 juga sudah dilakukan
pengobatan masal, ada sekitar 32 juta orang yang sudah meminum obat. Untuk
itu menurutnya, filariasis harus diatasi secara serius karena selain menyebabkan
orang menjadi tidak produktif, meskipun dapat sembuh namun akan terjadi
kecacatan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Seseorang dapat tertular atau terinfeksi penyakit kaki gajah apabila orang
tersebut digigit nyamuk yang infektif yaitu nyamuk yang mengandung larva
stadium III ( L3 ). Nyamuk tersebut mendapat cacing filarial kecil ( mikrofilaria )
sewaktu menghisap darah penderita mengandung microfilaria atau binatang
reservoir yang mengandung microfilaria. Siklus Penularan penyakit kaiki gajah ini
melalui dua tahap, yaitu perkembangan dalam tubuh nyamuk ( vector ) dan
tahap kedua perkembangan dalam tubuh manusia (hospes) dan reservoair.
DAFTAR PUSTAKA
1.
BARR, A. R. 1969. 1970. In: Proceedings of the 37th Annual Conference of
the California Mosquito Control Association Inc.,
2.
Basundari Sri Utami, 1990, Pusat Penelitian Penyakit Menular, Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI, Jakarta
3.
Cartel JL, et al. 1992. Wuchereria bancrofti infection in human and
mosquito populations of a Polynesian village ten years after interruption of mass
chemoprophylaxix with diethylcarbamazine. Trans R Soc Trop Med Hyg.
4.
Chandra G et al, 1996. Age composition of filarial vector Culex
quinquefasciatus (Diptera: Culicidae) in Calcutta. Bull Ent Res.
5.
Depkes RI,Ditjen PPM & PL- Direktorat P2B2 Subdit Filariasis &
Schistosomiasis, 2002, Pedoman Pengobatan Massal Penyakit Kaki Gajah
(Filariasis), Jakarta.
6.
http://www.infopenyakit.com/2009/01/penyakit-kaki-gajah-filariasisatau.html
7.
http://www.resep.web.id/kesehatan/filariasis-penyakit-kaki-gajah.htm
8.
http://kimiafarmaapotek.com/mobile/index.php/info/detail/1366/penyakitumum
9.
Taylor MJ et all 2001. A new approach to the treatment of filariasis. Curr
Opin Infect Dis.
10. The Carter Center, 2007, Summary of the Third Meeting of the International
Task Force for Disease Eradication
Biasanya penderita akan mengalami gejala penyakit filariasis atau kaki gajah
yang dapat berkembang secara tersembunyi selama periode inkubasi yang
dapat berlangsung dari tiga bulan sampai satu tahun setelah infeksi. Penderita
juga akan mengalami demam ringan, dengan menggigil dan berkeringat, sakit
kepala, mual, dan nyeri otot. Pasien juga mungkin merasa sensitif terhadap
cahaya terang, tanda dan gejala yang lebih spesifik yang berkaitan dengan
filariasis adalah ruam merah, daerah kulit bengkak dengan bintik-bintik lembut
yang menunjukkan penyebaran cacing benang melalui sistem limfatik. Sebelum
kita bahas tentang gejala penyakit filariasis atau kaki gajah mari kita simak
Penyebab Penyakit Filariasis :
Cacing Parasi
Pola Hidup tidak Sehat
Lingkungan yang Kotor
Daya Tahan Tubuh Lemah
Nyamuk yang Terinfeksi Parasit
Berikut Adalah Gejala Penyakit Filariasis atau Gejala Penyakit Kaki Gajah :
Mual
Nyeri Otot
Sakit Kepala
Demam dengan Menggigil
Sensitif Terhadap Cahaya Terang
Pembesaran Kelenjar Getah Bening
Pembengkakan di Daerah Cacing Berkembang
Pengobatan pada gejala penyakit filariasis atau kaki gajah bisa dilakukan dengan
obat-obatan yang disarankan oleh dokter, yang dimana obat ini dimulai dari
dosis yang kecil dan secara bertahap sampai benar-benar gejala pada penyekit
ini hilang. Maka dari itu, sebelum melakukan pengobatan harus dilakukan
pengecekan secara bertahap pada dokter untuk mendapatkan pengobatan yang
tepat dan cepat. Lakukan pencegahan supaya penyakit yang sama tidak dapat
menyerang kembali dengan cara, menjaga kebersihan lingkungan sekitar
terutama rumah untuk mencegah pertumbuhan cacing parasit, konsumsi buah
dan sayur untuk menjaga sistem kekebalan tubuh supaya tetap kuat dan dapat
mencegah penyebabran penyakit. Lakukan istirahat yang cukup dan olahraga
ringan yang bertujuan supaya kondisi tubuh selalu dalam keadaan sehat dan
bugar. Semoga postingan saya bermanfaat dan pengetahuan anda bertambah
terutama mengenai masalah gejala penyakit filariasis atau kaki gajah.
Penyakit kaki gajah atau dalam bahasa kedokteran disebut sebagai Filariasis
adalah penyakit menular yang disebabkan oleh cacing filaria dan ditularkan oleh
berbagai jenis nyamuk. Penyakit kaki gajahnini bersifat kronis (menahun) dan
bila tidak diobati atau ditangani dengan benar bisa mengakibatkan cacat
permanen beruba pembesaran kaki, lengan, serta alat kelamin. Penyakit kaki
gajah bisa menyerang siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan. Seseorang
bisa tertular atau terinfeksi penyakit kaki gajah apabila orang tersebut digigit
nyamuk yang infektif, yaitu nyamuk yang mengandung lava stadium III (L3).
Nyamuk tersebut mendapat cacing filaria sewaktu menghisap darah penderita
penyakit kaki gajah.
# GEJALA PENYAKIT KAKI GAJAH:
Demam berulang - ulang selama 3 - 5 hari. Demam dapat hilang bila istirahat
dan muncul lagi setelah bekerja berat
Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) di daerah lipatan paha
dan ketiak yang tampak kemerahan, panas, serta sakit
Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit yang
menjalar dari pangkal kaki atau pangkal lengan ke arah ujung
Filarial abses akibat seringnya menderita pembengkakan kelenjar getah bening,
dapat pecah dan mengeluarkan nanah serta darah.
Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah zakar yang terlihat agak
kemerahan dan terasa panas.
# MENCEGAH PENYAKIT KAKI GAJAH
Untuk mencegah penyakit kaki gajah ini kita bisa melakukan tindakan
membersihkan sarang nyamuk serta berusaha menghindari gigitan nyamuk
vektor. Ini bisa dilakukan dengan cara menggunakan kelambu, memakai obat
nyamuk, menutup ventilasi dengan kasa nyamuk serta melakukan
pemberantasan nyamuk. Selain itu, hal terpenting yang harus dilakukan adalah
dengan cara case finding, mencari penderita penyakit kaki gajah kemudian
mengobatinya sampai sembuh. Ini harus dilakukan karena parasit penyakit kaki
gajah berkembang biak di tubuh manusia, bukan dalam tubuh nyamuk.
# MENGOBATI PENYAKIT AKKI GAJAH
Bila kita tinggal di daerah endemi penyakit kaki gajah, kita bisa mengkonsumsi
obat Diethyl Carbamazine Citrate yang dikombinasikan dengan Albenzol sekali
setahun selama 5 - 10 tahun
Video
Video tentang penyakit kaki gajah
Dalam video ini akan diperlihatkan beberapa contoh penderita penyakit kaki
gajah
(indahf/Carapedia)
Pencarian Terbaru
Penyakit kaki gajah. Penyakit filariasis. Kaki gajah. Gambar penyakit kaki gajah.
Obat kaki gajah. Nyamuk kaki gajah. Pengobatan kaki gajah.
Gambar kaki gajah. Obat penyakit kaki gajah. Tentang penyakit kaki gajah.
Makalah kaki gajah. Pkaki gajah. Foto penyakit kaki gajah. Pengertian kaki gajah.
Kaki gajah penyakit. Makalah penyakit kaki gajah. Apa itu penyakit kaki gajah.
Makalah tentang penyakit kaki gajah. Pengertian penyakit kaki gajah. Penyebab
penyakit kaki gajah.
FILARIASIS LIMFATIK Dr. DEWI SAPUTRI,MKT
FILARIASIS
nuclei (seen as swellings at the level of the arrows), separated by a gap without
nuclei.
BRUGIA MALAYI DAN B. TIMORI
Siklus Hidup
Vektor filariasis Brugia malayi adalah spesies nyamuk dari genus Mansonia
and Aedes .
Pada saat menghisap darah, nyamuk yang terinfeksi memasukkan larva
filaria stadium ketiga ke dalam kulit hospes manusia, dan selanjut larva
menembus ke dalam luka gigitan.
Filaria tsb berkembang menjadi dewasa dan biasanya menetap di jaringan
limfe.
BRUGIA MALAYI DAN B. TIMORI
Siklus Hidup
Cacing dewasa mempunyai periodisitas nocturnal.
Mikrofilaria bermigrasi ke dalam limfe dan masuk aliran darah sampai ke
pembuluh perifer.
Nyamuk akan menelan mikrofilaria selama menghisap darah.
BRUGIA MALAYI DAN B. TIMORI
Siklus Hidup
Disana mikrofilaria berkembang menjadi larva stadium pertama dan
selanjutnya menjadi larva stadium ketiga yg merupakan bentuk infektif.
Larva stadium tiga yg infektif bermigrasi melalui hemmacoel ke probosis
nyamuk dan menginfeksi manusia lainnya ketika nyamuk menghisap ddarah.
BRUGIA MALAYI DAN B. TIMORI
Manifestasi Klinis
Gejala-gejala klinik tergantung pada :
Toleransi penderita thdp parasit.
Banyak parasit yg masuk tubuh.
Frek. infeksi.
Lokasi anatomik.
Infeksi sekunder bakterial.
BRUGIA MALAYI DAN B. TIMORI
Manifestasi Klinis
Gejala-gejala : demam, lymphangitis, lymphadenitis.
(lymphangitis retrograd : dimulai proximal menjalar ke distal).
Objektif : elephantiasis, lymphoedema, lymphvarices, hydrocele,
lymphscrotum
FILARIASIS
Diagnosis Filariasis
Klinik :
- demam, lymphangitis, lymphadenitis.
- persisten lymphadenitis, lymphvarices,
lymphoedema, hydrocele, chyluria,
elephantiasis
Immunologik :
- Skin test
- Complement fixation test dgn memakai
antigen yg berasal filaria binatang
( Dirofilaria immitis ) tdk begitu spesifik
sehingga belum dpt diandalkan.
FILARIASIS
Diagnosis Filariasis
Parasitologik :
Menemukan mf. dlm pemeriksaan darah adalah cara yg plg andal dan pasti.
Tapi ternyata hanya sebagian penderita yg positif mf. dlm darahnya, dan yg
positif mf. itu sbgian besar tampak sehat.
FILARIASIS
Terapi Filariasis
Beberapa obat pembunuh filaria ternyata terlalu toksik, sementara filariasis
itu sendiri tdk fatal.
Sampai sekarang obat yg ampuh dan relatif non toksik utk filariasis adalah :
Diethyl carbamazine citrate (DEC). Nama paten : Hetrazan, Benocide, Ethodryl,
dll.
Hasil pengobatan tampak memuaskan bila telah tercapai dosis total 72
mg/kg BB atau lebih, dengan dosis terbagi sbb : 6 mg/kg BB pc. 12 x pemberian.
FILARIASIS
Terapi Filariasis
Diberikan secara : harian , mingguan atau bulanan .
Pengobatan individual : diberikan secara harian (12 hari atau lebih).
Pengobatan massal : diberikan mingguan atau bulanan atau terus-menerus
dalam dosis sgt kecil dlm makanan atau minuman.
Efek Obat tergantung pd stadium penyakit.
Mf. dlm darah akan segera berkurang sampai nol. Demam dan lymphangitis
hilang, chyluria dan elephantiasis dini akan berkurang.
FILARIASIS
Terapi Filariasis
Efek samping ada 2 macam :
1. Karena obat sendiri.
2. Karena mf. atau filaria yg terbunuh.
Obat sendiri mual, muntah, pusing.
Mf dan filaria demam, pening, sakit pinggang, mual, muntah, terutama
pd mikrofilaremia yg tinggi. Efek ini tdk ada pd penderita yg bergejala atau
penderita tanpa mf dlm darah.
FILARIASIS
Terapi Filariasis
Efek sampping lain :
peradangang pembuluh lymphe setempat yg dpt berlanjut menjadi abses
Occult filariasis
Mula-mula dilaporkan oeh Meyers dan Kowenaar 1939 dan Bonne 1939 di
Indonesia. Belakangan dijumpai di negara-negara lain di Asia, Afrika, dan
Amerika Selatan.
Tanda-tanda : hypereosinophilia, pembengkakan kelenjar lymphe, gejala
paru. Mf darah negatif .
Pemeriksaan PA : mf dlm jaringan hyperplasia (granuloma berisi mf dan
eosinophil).
Filaria dewasa tdk pernah dijumpai.
Occult filariasis
Mf dlm granuloma menyerupai B.malayi atau W.bancrofti , tetapi diduga
berasal dari filaria binatang, karena gejala klinisnya berbeda.
Tapi pd beberapa kasus perbedaan gejala klinik kabur disertai lymphadenitis
dan hydrocele.
Jadi kemungkinan filaria binatang dan manusia dpt menyebabkan occult
filariasis (hypereosinophilia, serangan batuk-batuk asthmatik) pd org yg
hypersensitif (allergi).
Reaksi allergi tertuju thdp mf., shg mf darah negatif .
Occult filariasis
Diagnosis
Menyusui, Sakit Berat, Kasus Kronis Filariasis, Balita Marasmus, kwasiorkor, gizi
buruk sebaiknya pengobatannya ditunda.
Aturan minum obat : harus dalam keadaan sehat, obat diminum harus sesudah
makan, waktu minum obat sore hari/ malam
Dengan mengikuti minum obat cacing Pencegahan Filariasis berarti kita akan
mencegah terjadinya kecacatan menetap pada 32.000 orang masyarakat
kabupaten bandung.
Terakhir Diperbaharui ( Monday, 15 October 2012 )
< Sebelumnya
[ Kembali ]
Berikutnya >
Orisinil.com
Yusufs Blog, Tips & Tricks, Projects Updates, Free Downloads, Online Dictionary,
Reviews, etc.
Home
OtomaX
YMTiny
Dictionary
Bisnis Pulsa
Forum
Contact
Penyakit Kaki Gajah (Filariasis)
Friday, June 27th, 2008 12:12 pm
Penyakit Kaki Gajah atau Filariasis adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh cacing Filaria yang ditularkan melalui berbagai jenis nyamuk.
Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan,
dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat
kelamin baik perempuan maupun laki-laki. Penyakit ini cukup banyak ditemukan
di Indonesia.
Cara Penularan
Penyakit ini ditularkan melalui nyamuk yang menghisap darah seseorang yang
telah tertular sebelumnya. Darah yang terinfeksi dan mengandung larva dan
akan ditularkan ke orang lain pada saat nyamuk yang terinfeksi menggigit atau
menghipas darah orang tersebut.
Tidak seperti Malaria dan Demam berdarah, Filariasis dapat ditularkan oleh 23
spesies nyamuk dari genus Anopheles, Culex, Mansonia, Aedes & Armigeres.
Karena inilah, Filariasis dapat menular dengan sangat cepat.
Gejala klinis
Gejala Filariais Akut dapat berupa:
Demam berulang-ulang selama 3-5 hari, demam dapat hilang bila istirahat
dan muncul lagi setelah bekerja berat
Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) didaerah lipatan paha,
ketiak (lymphadenitis) yang tampak kemerahan, panas dan sakit
Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit yang
menjalar dari pangkal kaki atau pangkal lengan kearah ujung (retrograde
lymphangitis)
Filarial abses akibat seringnya menderita pembengkakan kelenjar getah
bening, dapat pecah dan mengeluarkan nanah serta darah
Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah zakar yang terlihat agak
kemerahan dan terasa panas (early lymphodema)
Gejala klinis yang kronis berupa pembesaran yang menetap (elephantiasis) pada
tungkai, lengan, buah dada, buah zakar (elephantiasis skroti).
Diagnosis
Bila seseorang tersangka Filariasis ditemukan tanda-tanda dan gejala klinis,
diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan darah jari yang dilakukan mulai pukul
20.00 malam waktu setempat. Seseorang dinyatakan sebagai penderita
Filariasis, apabila dalam darah ditemukan mikrofilaria.
Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan:
Berusaha menghindarkan diri dari gigitan nyamuk penular
Membersihkan tanaman air pada rawa-rawa yang merupakan tempat
perindukan nyamuk, menimbun, mengeringkan atau mengalirkan genangan air
sebagai tempat perindukan nyamuk
Membersihkan semak-semak disekitar rumah
-oOoReferensi:
Pusat Informasi Penyakit Infeksi
Tags: Deseases, Health
This entry is filed under Lifestyle. You can follow any responses to this entry
through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own
site.
62 Responses to Penyakit Kaki Gajah (Filariasis)
cara menghindarinya?
Balas: lihat bagian pencegahan
By komang on Jul 14, 2008
saya mengalami bentol-bentol tidak jelas sejak hari kamis 9 April 2009, tidak
disertai demam. bentol ini kalau makin digaruk (karena gatal sekali) makin
banyak dan makin besar. setelah itu meninggalkan bengkak merah. Apa ini
penyakit kaki gajah?
By Kristop on Apr 12, 2009
Ass
w mau nanya di persendian w ada bercak2 merah tapi gk sakit seperti parises.
ex= dipersendian lengan dan di persendian paha. .
W takuta kaki gajah. .
Tolong jawab y. .
By Aan on May 3, 2009
knp pengobatan massalnya hrs 5 th?
By ghaby on Jun 22, 2009
Kaki gajah skrg uda tmbul lg,
kLo di 1 daerah uda kna kaki gjah,biasa nya infEksi thpd h0sPes laen bsa sja
tjadi,
sbB nyamuk mengGiGit org yg skt dan mikr0filaria w.bAncr0fti ikt thsap,
jd saAt menggiGit h0sPes yg shat mikr0filaria ikt msuk pereDaran darah,
jaga kbersiHan diri dan lingkungan untk kshtan berSama!
By renty on Jun 23, 2009
sekarang di tempat aku lagi ada pembagian obat gratis u/pencegahaan
penyakit filariasis,aku dukung usaha ini agar tidak ada lagi wabah kaki gajah di
daerah kita. Dan harapan saya setelah ada pembagian obat tersebut ada
kesadaran dari kita u/ minum obat tersebut.jangan di simpan saja
By srie on Jun 24, 2009
jika seseorang sudah terkena kaki gajah,langkah apa yang harus di
tempuh?,apa ada jaminan dari pemerintah untuk membantu penderita?,yang
sangat di sayangkan banyak yang tidak mengetahui jenis penyakit ini.trima kasih
By lukman on Jun 30, 2009
ass
sya harun d tngrang..?mengenai penyakit kaki gjah ne,apakah da obatnya..?
dan apkah bsa cra pengobtana melalui jamu-jamuan/pa gt..?lw bsa pmerintah
melkukan pemeriksaan ke tiap daerah d pelosok/d kota2 setiap 1 blan sX..?agar
rakyat indnesia sehat slalu?dan pmerintah pun harus bertindak lbih cpat lg
sblum penyakit ne menyebar lbih luas?trutama d kalangan remaja dan
anak2?
By harun on Jul 7, 2009
Kepada Yth.
Sdr.Komang
Saya baru baca berita adanya penderita Kaki Gajah dari Pelabuhan Ratu
Kabupaten Sukabumi .
Kasus tersebut perlu ditindak lanjuti untuk dapat perawatan sebagaimana
mestinya.
Silakan laporkan pada Dinas Kesehatan Setempat dan Tembusan Ibu Ani
Rohani Dinkes Prop.Jawa Barat.
Dari
Muhamad Yasin
Filariasis Center
By Muhamad Yasin on Aug 24, 2009
Ass
Sy mw tya
Sy pya pnykt di kaki
bentol2 merah n trSa skt
bentolnya muncul pa bila sy byk brgerak n kcapekan.
Dh srg bgt sy kdokter
tp dkter ga tw jg pa sbnrnya nama pnyakit sy ne.Krn sktnya hya pd kaki j
didaerah betis.Dh di foto jg tP ga da apa2.Kt dkter kmgkan sy cacingan n stlh tU
sy LGSg mNm obt cacing trnyta smbuh tp stlh 1bln kmudian muncul lg.Pa kh ne
jg trmsuk kaki gajah?Tlg djawab y thanx
Balas: ada yg bisa bantu?
By Richa on Sep 8, 2009
hy,sya mw nanya.
tadi saya kakiy dgigit nyamuk tpi yg kanan terasa pegal stlh,dgigit..
;klw terasa pegal gejala penyakit kaki gajah bkn y?
;dan bagaimana cara menghindar gigitan nyamuk dsaat kita tidur mlm?
sdngkan kta gk bsa mengkontrol diri kita dsaat tertidur,obat nyamuk skrng pun
sudah tidak mempan pada nyamuk krna nyamuk sudah kebal..
tlong jelasin y..!
thanks sbelumy..
By ditha on Nov 4, 2009
tadi di puskesmas ada pembagian obat gratis untuk mencegah penyakit kaki
gajah,tetapi saat tetangga saya makan tyuh obat di muntah2..saya jd tkut untuk
minum obat itugimana donkkk
tolong jelasin ya..
thanks ya.
by nia on nov10,2009
By nia on Nov 10, 2009
Gimana efek sampingnya klw minum obat gratis untuk pencegahan kaki gajah
? & seberapa efektifnya klw minum obat tersebut?
Sy mo tnya nie kira2 proses pmbengkakan pnyakit kaki gajah memakn waktu
yang lma tw relatif cepat.????
Di tunggu jawabannya ya
By chandra on Jan 13, 2011
mau nanya ni ,beli buku tentang penyakit kaki gajah dimana ya, soalnya gue
bingung mau beli gak ada ada,
terima kasih
By zamroni on Mar 10, 2011
di daerah pamulang yang sekarang menjadi satu daerah di bawah naungan
tanggerang selatan dan daerah teluk naga, sering terjangkit masalah penyakit
kaki gajah..kira2 apa yg seharusnya dilakukan dinas kesehatan daerah untuk
menanggulangi hal tersebut.?
By Imu pemasaran on Mar 15, 2011
Wah..
Emank ngeri y!!!!!
Mdh2an yg kna pykt kaki gajah ni
bsa cepat2 sembuh, pastinya dengan usaha dan berdoa kepda tuhan,
tapi aku mau tnya ni,,
kalau kaki kiri kita sering sakit
yang bisa kambuh kapan aja
apakah ada menjurus ke penyakit itu????
By Meisar on May 8, 2011
Penyakit Kaki Gajah sebenarnya dapat dicegah dengan menghindari gigitan
nyamuk seperti penangganan malaria dan DBD, dengan mencegah diri dari
gigitan nyamuk akan terhindar dari penyakit yg ditularkan oleh nyamuk bukan
malaria dan dbd saja cikulunya dapat dicegah juga, pemerintah sekarang sudah
menjalankan program eliminasi filaria terutama pada daerah yang endemis
filaria, diberikan obat pencegahan filaria yaitu DEC, Albendazole dan
Paracetamol yang diminum setahun 1 x selama 5 tahun untuk membunuh cacing
mikrofilaria, informasinya dapat menanyakan pada puskesmas diwilayah
saudara,trims
By afrizal on Sep 22, 2011
filariasis
Pengantar
2.
Makrofilaria yang betina memiliki panjang kurang lebih 65 - 100 mm,
ekornya berujung tumpul, untuk makrofilarial yang jantan memiliki panjang
kurang lebih 40 mm, ekor melingkar. Sedangkan mikrofilaria berukuran panjang
kurang lebih 250 mikron, bersarung pucat.
3.
Tempat hidup Makrofilaria jantan dan betina di saluran limfe dan kelenjar
limfe. Sedangkan pada malam hari mikrofilaria terdapat di dalam pembuluh
darah tepi, dan pada siang hari mikrofilaria terdapat di kapiler alat-alat dalam,
misalnya: paru-paru, jantung, dan hati.
Siklus Hidup Cacing Filaria
Siklus hidup cacing Filaria terjadi melalui dua tahap, yaitu:
1. Tahap pertama, perkembangan cacing Filaria dalam tubuh nyamuk sebagai
vector yang masa
pertumbuhannya kurang lebih 2 minggu.
2. Tahap kedua, perkembangan cacing Filaria dalam tubuh manusia (hospes)
kurang lebih 7 bulan.
Siklus hidup cacing Filaria dalam tubuh nyamuk
Siklus hidup pada tubuh nyamuk terjadi apabila nyamuk tersebut menggigit dan
menghisap darah orang yang terkena filariasais, sehingga mikrofilaria yang
terdapat di tubuh penderita ikut terhisap ke dalam tubuh nyamuk. Mikrofilaria
yang masuk ke paskan sarung pembungkusnya, kemudian mikrofilaria
menembus dinding lambung dan bersarang di antara otot-otot dada (toraks).
Bentuk cacing Filaria menyerupai sosis yang disebut larva stadium I. Dalam
waktu kurang lebih 1 minggu, larva ini berganti kulit, tumbuh akan lebih gemuk
dan panjang yang disebut larva stadium II. Pada hari ke sepuluh dan seterusnya,
larva berganti kulit untuk kedua kalinya, sehingga tumbuh semakin panjang dan
lebih kurus, ini yang sering disebut larva stadium III. Gerak larva stadium III ini
sangat aktif, sehingga larva mulai bermigrasi (pindah), mula-mula ke rongga
perut (abdomen) kemudian pindah ke kepala dan ke alat tusuk nyamuk.
Perkembangan filaria dalam tubuh manusia
Siklus hidup cacing Filaria dalam tubuh manusia terjadi apabila nyamuk yang
mengendung mikrofilaria ini menggigit manusia. Maka mikrofilaria yang sudah
berbentuk larva infektif (larva stadium III) secara aktif ikut masuk ke dalam
tubuh manusia (hospes).
Bersama-sama dengan aliran darah pada tubuh manusia, larva keluar dari
pembuluh darah kapiler dan masuk ke pembuluh limfe. Di dalam pembuluh
limfe, larva mengalami dua kali pergantian kulit dan tumbuh menjadi cacing
dewasa yang sering disebut larva stadium IV dan stadium V. Cacing Filaria yang
sudah dewasa bertempat di pembuluh limfe, sehingga akan menyumbat
pembuluh limfe dan akan terjadi pembengkakan, misalnya pada kaki dan disebut
kaki gajah (filariasis).
filariasis
Gejala Klinis
Gejala klinis filariasis akut
Apabila seseorang terserang filariasis, maka gejala yang tampak antara lain:
1. Demam berulang-ulang selama 3 - 5 hari, demam dapat hilang bila si
penderita istirahat dan
muncul lagi setelah si penderita bekerja berat.
2. Pembengkakan kelenjar getah bening sehingga terlihat bengkak di daerah
lipatan paha, ketiak
yang tampak kemerahan, panas dan sakit.
3. Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah zakar yang terlihat agak
kemerahandan merasa
panas.
Sedangkan gejala klinis filariasis kronis yaitu berupa pembesaran yang menetap
(Elephantiasis) pada tungkai, lengan buah dada, buah zakar (elephantiasis
skroti).
filariasis
Cara Penularan
Seseorang dapat tertular atau terinfeksi penyakit kaki gajah apabila orang
tersebut digigit nyamuk yang infektif yaitu nyamuk yang mengandung larva
stadium III (L3). Nyamuk tersebut mendapat mikrofilaria pada saat menghisap
darah penderita filariasis yang mengandung mikrofilaria. Kemudia nyamuk yang
mengandung larva stadium III tersebut menggigit orang lain, maka orang
tersebut akan tertular filariasis atau terserang penyakit kaki gajah.
filariasis
Diagnosis
Bagaimana cara mendiagnosa seseorang terserang filariasis atau penyakit kaki
gajah?
Diagnosis dibuat berdasarkan gejala-gejala klinis akut ataupun kronis, dengan
dipastikan melalui pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan itu dilakukan dengan
pengambilan darah pada jari si penderita. Pemeriksaan dilakukan pada pukul
20.00 malam waktu setempat. Karena pada saat malam hari mikrofilaria
terdapat di dalam darah tepi penderita. Apabila ternyata di dalam pemeriksaan
sediaan darah ditemukan mikrofilaria, maka orang tersebut dinyatakan sebagai
penderita filariasis atau terserang penyakit kaki gajah.
filariasis
Diagnosis
Bagaimana cara mendiagnosa seseorang terserang filariasis atau penyakit kaki gajah?
Diagnosis dibuat berdasarkan gejala-gejala klinis akut ataupun kronis, dengan dipastikan
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
mengetahui
mengetahui
mengetahui
mengetahui
mengetahui
mengetahui
BAB II
ISI
Pengertian Penyakit Filariasis
Filariasis adalah penyakit zoonosis menular yang banyak ditemukan di wilayah
tropika seluruh dunia. Penyebabnya adalah edema, infeksi oleh sekelompok
cacing nematoda parasit yang tergabung dalam superfamilia Filarioidea.
Filariasis biasanya dikelompokkan menjadi tiga macam, berdasarkan bagian
tubuh atau jaringan yang menjadi tempat bersarangnya: filariasis limfatik,
filariasis subkutan (bawah jaringan kulit), dan filariasis rongga serosa (serous
cavity). Filariasis limfatik disebabkan Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan
Brugia timori[1]. bagian kelamin, tetapi W. bancrofti dapat menyerang tungkai
dada, serta alat kelamin. Filariasis subkutan disebabkan oleh Loa loa (cacing
mata Afrika), Mansonella streptocerca, Onchocerca volvulus, dan Dracunculus
medinensis Gejala elefantiasis (penebalan kulit dan jaringan-jaringan di
bawahnya) sebenarnya hanya disebabkan oleh filariasis limfatik ini. B. timori
diketahui jarang menyerang (cacing guinea). Mereka menghuni lapisan lemak
yang ada di bawah lapisan kulit. Jenis filariasis yang terakhir disebabkan oleh
Mansonella perstans dan Mansonella ozzardi, yang menghuni rongga perut.
Semua parasit ini disebarkan melalui nyamuk atau lalat pengisap darah, atau,
untuk Dracunculus, oleh kopepoda (Crustacea).
Morfologi Penyakit Filariasis
Morfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan letak bagian luar tubuh
suatu organisme hidup. Berikut ini adalah morfologi penyakit filariasis.
Larva stadium 1 panjangnya kurang lebih 147 mikron, bentuknya seperti sosis,
ekornya panjang dan lancip.
Larva stadium 2 panjangnya kurang lebih 450 mikron, bentuknya lebih gemuk
dan lebih panjang daripada bentuk stadium 1, ekornya pendek seperti kerucut.
Larva stadium 3 panjangnya kurang lebih 1200 mikron, bentuknya langsing,
pada ekornya terdapat 3 buah papil.
Mikrofilaria panjangnya kurang lebih 250 mikron, besarung pucat (pewarnaan
hematoxilin), lekuk badan halus, panjang ruang kepala sama dengan lebarnya,
inti halus dan teratur, tidak ada inti tambahan.
Cacing dewasa (mikrofilaria) halus seperti benang, warna putih kekuningan.
Cacing jantan panjangnya kurang lebih 40 mm ekornya melingkar, mempunyai
2 spikula.
Cacing betina panjangnya 65 - 100 mm, ekor lurus berujung tumpul.
Gejala Penyakit Filariasis
Gejala Filariais Akut dapat berupa:
Demam berulang-ulang selama 3-5 hari, demam dapat hilang bila istirahat
dan muncul lagi setelah bekerja berat
Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) didaerah lipatan paha,
ketiak (lymphadenitis) yang tampak kemerahan, panas dan sakit
Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit yang
menjalar dari pangkal kaki atau pangkal lengan kearah ujung (retrograde
lymphangitis)
Filarial abses akibat seringnya menderita pembengkakan kelenjar getah
bening, dapat pecah dan mengeluarkan nanah serta darah
Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah zakar yang terlihat agak
kemerahan dan terasa panas (early lymphodema)
Diagnosa penyakit filariasis
Penyakit kaki gajah ini umumnya terdeteksi melalui pemeriksaan mikroskopis
darah, Sampai saat ini hal tersebut masih dirasakan sulit dilakukan karena
microfilaria hanya muncul dan menampilkan diri dalam darah pada waktu malam
hari selama beberapa jam saja (nocturnal periodicity).
Selain itu, berbagai methode pemeriksaan juga dilakukan untuk mendiagnosa
penyakit kaki gajah. Diantaranya ialah dengan system yang dikenal sebagai
Penjaringan membran, Metode konsentrasi Knott dan Teknik pengendapan.
Metode pemeriksaan yang lebih mendekati kearah diagnosa dan diakui oleh
pihak WHO adalah dengan jalan pemeriksaan sistem Tes kartu, Hal ini
sangatlah sederhana dan peka untuk mendeteksi penyebaran parasit (larva).
Yaitu dengan cara mengambil sample darah sistem tusukan jari droplets diwaktu
kapanpun, tidak harus malam hari.
Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan untuk menunjang diagnosis antara lain
sebagai berikut:
Saran
Diharapkan pemerintah dan masyarakat lebih serius menangani kasus filariasis
karena penyakit ini dapat membuat penderitanya mengalami cacat fisik
sehingga akan menjadi beban keluarga, masyarakat dan Negara. Dengan
penanganan kasus filariasis ini pula, diharapkan Indonesia mampu mewujudkan
program Indonesia Sehat Tahun 2010.
About these ads
Share this:
Twitter1
Facebook6
Related
Uji PredasiIn "Tugas Kuliah Semester 3"
Makalah Penyakit MeningitisIn "Tugas Kuliah Semester 3"
PLASMODIUM KNOWLESIIn "Tugas Kuliah Semester 4"
This entry was posted on Januari 17, 2012, in Tugas Kuliah Semester 2 and
tagged gejala filariasis, makalah, makalah filariasis, makalah penyakit menular,
morfologi penyakit filariasis, pencegahan filariasis, pengertian filariais,
pengobatan filariasis, penyakit berbasis lingkungan, penyakit filariasis. Bookmark
the permalink. & Komentar
Navigasi tulisan
laporan Jartest
TINJAUAN DESKRIPTIF GIZI BURUK BAGI BALITA
3 gagasan untuk Makalah Filariasis
Muh. Aswar berkata:
Mei 1, 2012 pukul 11:08 am
Terima kasih sudah membantuh sy
by: Aswar Cs
Balas
evynurhidayah berkata:
Mei 9, 2012 pukul 2:19 am
sama sama.. :D
Balas
indra gunawan berkata:
Desember 17, 2012 pukul 6:47 am
terima kasih atas informasinya, semoga dengan informasi ini banyak yang
sadar akan bahaya penyakit ini, Dan akan lebih memperhatikan kesehatannya.
Balas
Tinggalkan Balasan
Cari bErdasarkan JuduL
Sugeng Rawuuh
Hellow....^^
1
2
3
4
kabar bLogQ
Alexa Certified Traffic Ranking for evynurhidayah.wordpress.com
Arsip
Maret 2013
November 2012
Juni 2012
April 2012
Maret 2012
Januari 2012
Meta
Daftar
Masuk log
RSS Entri
RSS Komentar
WordPress.com
ini aQuw
Blog pada WordPress.com. | The Bouquet Theme.
Ikuti
Follow evynurhidayah
Get every new post delivered to your Inbox.
Bergabunglah dengan 26 pengikut lainnya.
Powered by WordPress.com