Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH MIKROBIOLOGI

YELLOW FEVER

Disusun oleh:
Samsirul Ha’ Airunnissa P07220119042
Siti Fatimah P07220119043
Siti Nur Rahma Savitri P07220119044
Siti Nurfadilah P07220119045

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN


KALIMANTAN TIMUR
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI D-III KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat-Nya, penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah
mata ajar Mikrobiologi dengan judul “Yellow Fever”. Pembuatan makalah ini
dimaksudkan untuk menyelesaikan tugas vilep
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
dimana sebagai manusia biasa tidak pernah luput dari kekhilafan, maka saran dan
kritik yang sifatnya membangun sangat penyusun harapkan. Dan penyusun
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Samarinda, 26 Febuari 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Tujuan .......................................................................................................... 1

C. Sistematika Penyusunan ............................................................................... 2

BAB II ..................................................................................................................... 3

TINJUAN PUSTAKA ............................................................................................ 3

A. Konsep Dasar Penyakit ................................................................................ 3

B. Proses Virulensi Bakteri ............................................................................... 5

BAB III ................................................................................................................... 7

PENUTUP ............................................................................................................... 7

A. Kesimpulan .................................................................................................. 7

B. Saran ............................................................................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Virus demam kuning ditemukan di daerah tropis dan subtropis di Afrika
dan Amerika Selatan. Virus ini menyebar ke manusia melalui gigitan nyamuk
yang terinfeksi. Penyakit ini diyakini berasal dari Afrika, kemudian dari sana
diperkenalkan ke Amerika Selatan melalui perdagangan budak pada abad ke-
16. Sejak abad ke-17, beberapa epidemi besar penyakit ini tercatat muncul di
Amerika, Afrika dan Eropa. Pada abad ke-19, demam kuning dianggap
sebagai salah satu penyakit menular paling berbahaya.
Di Indonesia sendiri belum ditemukan kasus yellow fever sendiri.
Vaksinasi yellow fever merupakan salah satu vaksin yang direkomendasikan
WHO dan Kementerian Kesehatan RI dalam perjalanan Internasional.
Meskipun penyakit ini belum pernah ada di Indonesia, namun kemunculan
penyakit ini harus selalu diwaspadai.
Yellow fever (demam kuning) adalah penyakit sistemik akut yang
disebabkan oleh flavivirus yang ditularkan oleh nyamuk yang terinfeksi virus
(terutama nyamuk aedes aegypti, tetapi dapat pula oleh spesies lain) ke inang
atau host dalam hal ini adalah manusia dan primata (monyet) yang
menyebabkan kerusakan pada saluran hati, ginjal, jantung dan sistem
pencernaan. Tidak ada pengobatan khusus untuk demam kuning, hanya
Tindakan Rehidrasi untuk mengobati dehidrasi dan Obat Penurun demam
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dapat mengetahui dan memberikan asuhan keperawatan yang cepat
dan tepat kepada pasien dengan penyakit yellow fever.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengetahui pengertian yellow fever.
b. Mampu mengetahui penyebab atau etiologi tetanus.
c. Dapat mendefinisikan tanda dan gejala penyakit tetanus

1
d. Dapat mengetahui proses virulensi bakterti yellow fever.
C. Sistematika Penyusunan
Makalah ini disusun secara sistematis yang terdiri dari 3 bab, yaitu
1. Bab I : Pendahuluan,
Meliputi latar belakang, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan
2. Bab II : Tinjauan Pustaka
Mencakup konsep dasar penyakit dan proses virulensi bakteri
3. Bab III : Penutup
Mencakup kesimpulan dan saran

2
BAB II

TINJUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Penyakit


1. Pengertian
Demam kuning (dijuluki "Yellow Jack") adalah sebuah penyakit
hemorrhagik virus akut. Virus ini berupa sebuah virus RNA sebesar 40
hingga 50 nm dengan indra positif dari keluarga Flaviviridae.
Virus demam kuning ini ditularkan melalui gigitan nyamuk betina
(nyamuk demam kuning, Aedes aegypti, dan spesies lain) dan ditemukan
di kawasan tropis dan subtropis di Amerika Selatan dan Afrika, namun
tidak di Asia. Satu-satunya makhluk yang ditunggangi virus ini adalah
primata dan beberapa spesies nyamuk.
Virus demam kuning adalah virus RNA yang termasuk dalam
genus Flavivirus. Ini terkait dengan virus West Nile, St Louis
encephalitis, dan Japanese encephalitis. Virus demam kuning ditularkan
kepada orang-orang terutama melalui gigitan nyamuk Aedes yang
terinfeksi atau spesies Haemagogus. Nyamuk mendapatkan virus dengan
memakan primata yang terinfeksi (manusia atau bukan manusia) dan
kemudian dapat menularkan virus ke primata lain (manusia atau bukan
manusia). Orang yang terinfeksi virus demam kuning menular ke
nyamuk (disebut “viremic”) sesaat sebelum timbulnya demam dan
hingga 5 hari setelah onset.
Demam kuning merupakan akibat dari adanya tiga daur
penyebaran virus yang pada dasarnya berbeda yaitu kota dan hutan
(silvatik) serta savana.
a. Sylvatic (atau hutan) demam kuning : Di hutan hujan tropis,
demam kuning terjadi pada monyet yang terinfeksi oleh nyamuk
liar. Monyet-monyet yang terinfeksi kemudian menularkan virus
kepada nyamuk lain yang memberi makan pada mereka. Nyamuk
yang terinfeksi menggigit manusia memasuki hutan, sehingga

3
dalam kasus sesekali demam kuning. Sebagian besar infeksi
terjadi pada pria muda yang bekerja di hutan (misalnya untuk
logging).
b. Demam kuning intermediet : Di bagian lembab atau semi-lembab
Afrika, epidemi skala kecil terjadi. Semi-negeri nyamuk (yang
berkembang biak di rumah tangga liar dan sekitar) menginfeksi
baik kera dan manusia.
c. Demam kuning perkotaan : Wabah besar terjadi ketika orang
yang terinfeksi memperkenalkan virus ke daerah-daerah padat
penduduk dengan tingginya jumlah orang yang tidak kebal dan
nyamuk Aedes. Nyamuk yang terinfeksi menularkan virus dari
orang ke orang.
2. Etiologi
Yellow fever biasanya ditularkan ke manusia melalui gigitan
nyamuk yang terinfeksi. Manusia tidak dapat menyebarkan demam
kuning melalui kontak biasa, walau dapat ditularkan melalui darah
dengan jarum yang terkontaminasi.
Beberapa spesies nyamuk membawa virus demam kuning,
beberapa berkembang di daerah urban, beberapa di daerah hutan.
Nyamuk yang berkembang di hutan juga menularkan demam kuning ke
monyet yang merupakan host dari penyakit.
3. Tanda dan Gejala
Pada beberapa orang, demam kuning tidak memiliki tanda-tanda
awal, namun bagi beberapa orang lain, gejala awal muncul 3 hingga 6
hari setelah paparan virus dari gigitan nyamuk. Apabila infeksi telah
memasuki fase akut, tanda-tanda dan gejala seperti berikut:
a. Demam
b. Sakit kepala
c. Nyeri otot, terutama pada punggung dan lutut
d. Sensitif terhadap cahaya
e. Mual, muntah atau keduanya

4
f. Kehilangan napsu makan
g. Pusing
h. Mata, wajah, atau lidah merah.
Walau tanda-tanda dan gejala dapat hilang 1 atau 2 hari setelah fase
akut, beberapa orang dengan yellow fever akut memasuki fase toksik.
Pada fase ini, tanda-tanda dan gejala akut kembali, bahkan memburuk
dan membahayakan nyawa, seperti:
a. Penguningan pada kulit dan bagian putih pada mata
b. Nyeri pada perut dan muntah, kadang-kadang terdapat darah
c. Berkurangnya urinasi
d. Perdarahan dari hidung, mulut dan mata
e. Detak jantung yang pelan (bradycardia)
f. Gagal hati dan ginjal
g. Disfungsi otak, meliputi delirium, kejang dan koma.
Fase toksik dari yellow fever dapat menjadi fatal dan mengakibatkan
kehilangan nyawa.
B. Proses Virulensi Bakteri
1. Bakteri masuk Ke Dalam Tubuh
Masuknya flavivirus dimulai dari tahap awal berikatan dengan
reseptor terlebih dahulu. Pada awalnya amplop virus kontak dengan
reseptor pada sel hospes dan terjadilah endositosis yaitu saat virus masuk
ke dalam endosome. Kondisi yang asam di dalam endosome memicu
terjadinya perubahan bentuk dari protein E yang merangsang terjadinya
fusi antara membran virus dan membrane endosomedan melepaskan
kapsid ke dalam sitoplasma
2. Adhesi – Kolonisasi
Kapsid kemudian hancur dan melepaskan RNA virus. RNA yang
dilepaskan ini mengkode prekursor poliprotein sekitar 3.400 asam
amino. RNA flavivirus ini adalah positif sense RNA sehingga secara
langsung dapat mengalami proses translasi. Pada ujung akhir RNA (end)

5
membentuk struktur yang berikatan dengantranslation initiation protein.
Komplek protein ini yang akan memulai translasi RNA.
3. Invasi
Virus masuk ke dalam kulit manusia mencari kelenjar limfa yang
terdekat, berkembang biak disana, lalu masuk ke dalam peredaran darah
kemudian tersebar ke seluruh tubuh, hati, ginjal, limpa, sumsum tulang
dan kelenjar getah bening lainnya.
4. Kehidupan Intraseluler
Proses replikasi virus ini terjadi berulang pada membran sel hospes
menghasilkan banyak salinan positif sensestrand RNA. Beberapa dari
strand ini ditranslasi untuk membentuk lebih banyak protein virus
sampai jumlahnya cukup untuk merakit virus baru di dalam ER. Proses
perakitan virus meliputi pernagkaian RNA virus bergabung dengan
protein struktural C, prM, E dan protein nonstruktural yang lain. Virus
yang terbentuk masih merupakan virus imatur. Protein prM berfungsi
melindungi virus agar tidak terjadi fusi premature selama perjalanan
menuju ke luar sel. Virus lalu keluar menuju apparatus golgi dan
mengalami maturasi di sana
5. Perusakan Organ/Jaringan
Proses maturasi ditandai dengan terjadinya pemecahan protein prM
menjadi protein M. Virus matur lalu dilepaskan ke luar sel melalui
proses eksositosis.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Demam kuning adalah infeksi virus akut yang menyebabkan
kerusakan pada saluran hati, ginjal, jantung dan gastrointestinal.
2. Ada 3 cara penularan penyakit demam kuning, yaitu : sylvatic(atau
hutan) demam kuning, demam kuning intermediet, demam kuning
perkotaan.
3. Model epidemiologi yang digunakan pada penyakit demam kuning
adalah model Triad atau segitiga epidemiologi.
4. Riwayat alamiah terdiri dari fase akut dan fase beracun.
5. Cara pencegahan dan pengendalian penyakit demam kuning adalah
dengan cara vaksinasi, menghindari gigitan nyamuk, dan
pengendalian nyamuk.
6. Pada penderita penyakit kuning tidak ada pengobatan khusus, hanya
perawatan suportif untuk mengobati dehidrasi dan demam.
B. Saran
Demam kuning merupakan penyakit endemik di Afrika dan
Amerika Selatan. Jadi, bagi wisatawan yang berkunjung ke negara-negara
tersebut, diharuskan memiliki sertifikat vaksin demam kuning. Hal ini
dilakukan agar para pengunjung tersebut tidak terkena demam kuning dan
tidak pula membawa penyakit demam kuning tersebut ke negara asalnya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Demam Kuning. (2019, Agustus 19). Dipetik Febuari 26, 2020, dari Wikipedia:
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Demam_kuning

Atmojo, A. T. (t.thn.). YELLOW FEVER (DEMAM KUNING). Dipetik Febuari


26, 2020, dari MEDLAB.ID: https://medlab.id/yellow-fever-demam-
kuning/

CDC. (2019, Januari 15). Yellow Fever. Dipetik Febuari 26, 2020, dari Centers for
Disease Control and Prevention: https://www.cdc.gov/yellowfever/

KEMENKES. (2017). Pendoman Pencegahan dan Pengendalian Penyakit


Demam Kuning. Jakarta: Kementrian Kesehatan Indonesia.

Nurin, F. (2019, November 25). Yellow Fever (Demam Kuning). Dipetik Januari
26, 2020, dari Hallo Sehat:
https://hellosehat.com/kesehatan/penyakit/yellow-fever-demam-kuning/

SIKARKES. (t.thn.). Mengenal Penyakit Yellow Fever. Dipetik Febuari 26, 2020,
dari Surveilans dan Karantina Kesehatan:
https://sinkarkes.kemkes.go.id/news/news_public/detail/39

Anda mungkin juga menyukai