Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tantangan pembangunan kesehatan Indonesia saat ini adalah masalah
kesehatan Triple Burden, yaitu adanya penyakit infeksi, meningkatnya Penyakit
Tidak Menular (PTM) dan penyakit-penyakit yang seharusnya sudah teratasi
muncul kembali (re-emerging disease). Masalah kesehatan ini disebabkan oleh
perubahan gaya hidup masyarakat yang cenderung kurang aktivitas fisik dan
konsumsi sayur dan buah yang rendah seiring dengan perubahan dunia yang
semakin modern (Kemenkes RI, 2012).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menyatakan bahwa sebanyak
33,5% penduduk kurang aktivitas fisik dan proporsi penduduk yang kurang
konsumsi buah dan sayur masih sangat tinggi yaitu 95,5%. Data World Health
Organization (WHO), sekitar 73% kematian akibat penyakit tidak menular terjadi
di negara berpenghasilan menengah dan rendah, 35% diantaranya karena penyakit
jantung dan pembuluh darah, 12% oleh penyakit kanker, 6% oleh penyakit
pernapasan kronis, 6% karena diabetes, dan 15% disebabkan oleh PTM lainnya
(Kementerian Kesehatan RI, 2019) 2 Data Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018
meningkatnya prevalensi Penyakit Tidak Menular (PTM) sebagai penyebab
kematian semakin meningkat setiap tahunnya. Prevalensi kanker meningkat dari
1,4% (2013) menjadi 1,8% (2018). Prevalensi stroke pada tahun 2013 sebesar 7%
dan pada tahun 2018 meningkat menjadi 10,9%, prevalensi ginjal kronis pada
tahun 2013 sebesar 2% dan tahun 2018 meningkat menjadi 3,8%, prevalensi
diabetes melitus meningkat dari 6,9% (2013) menjadi 10,9% (2018), demikian
halnya dengan prevalensi hipertensi meningkat dari 25,8% (2013) menjadi 34,1
(2018) (Kementerian Kesehatan RI, 2018a).
Dampak meningkatnya penyakit PTM adalah meningkatnya pembiayaan
pelayanan kesehatan yang harus ditanggung masyarakat dan pemerintah,
menurunnya produktivitas masyarakat, menurunnya daya saing negara yang pada
akhirnya mempengaruhi kondisi sosial ekonomi masyarakat itu sendiri
(Kementerian Kesehatan RI, 2016a). Upaya mengurangi masalah kesehatan Triple
Burden harus sejalan dengan perubahan paradigma bahkan perilaku masyarakat
untuk lebih berparadigma sehat dan menerapkan pola hidup yang sehat. Untuk itu
diperlukan perubahan strategi pelayanan kesehatan dari pelayanan yang terfokus
pada pengobatan menjadi pelayanan pencegahan (Kementerian Kesehatan RI,
2016a).
Upaya promosi kesehatan dan pencegahan penyakit memiliki karakteristik
yang berbeda dengan upaya kuratif, karena manfaatnya tidak didapatkan dalam
waktu dekat. Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit merupakan investasi
utama untuk mengurangi beban negara dalam membiayai layanan kesehatan bagi
masyarakat. Pencegahan penyakit dan promosi kesehatan merupakan upaya
esensial di saat masih tingginya kejadian penyakit menular juga diiringi dengan
semakin meningkatnya masalah penyakit tidak menular (Kementerian Kesehatan
RI, 2017b)
Berdasarkan visi pembangunan nasional “Terwujudnya Indonesia yang
berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong” maka di
bentuklah sembilan agenda prioritas (Nawa Cita) Presiden Republik Indonesia.
Salah satu nawa cita yang berperan dalam peningkatan kesehatan 3 adalah nawa
cita nomor lima yang menyebutkan bahwa “Meningkatkan kualitas hidup manusia
Indonesia”. Kemudian selanjutnya, hal tersebut disusun dalam Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) (Kementerian Kesehatan RI, 2016).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dikemukakan maka, rumusan masalah
dalam makalah ini adalah : bagaimana gerakan masyarakat hidup sehat
(GERMAS) pada tatanan pelayanan kesehatan.

C. Tujuan
Adapun tujuan penyusunan dari makalah ini adalah:
1. Menjelaskan pengertian gerakan masyarakat hidup sehat (germas) pada
tatanan pelayanan kesehatan
2. Menjelaskan tujuan gerakan masyarakat hidup sehat (germas) pada tatanan
pelayanan kesehatan
3. Menjelaskan gerakan masyarakat hidup sehat (germas) pada tatanan
pelayanan kesehatan
4. Menjelaskan gerakan masyarakat hidup sehat (germas) pada tatanan
pelayanan kesehatan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian GERMAS
Germas merupakan sebuah program yang bertujuan meningkatkan kebiasaan
dan prilaku sehat pada masyarakat. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas)
adalah aksi sistematis dan terenca yang dilakukan secara kolektif di seluruh
komponen masyarakat dengan kesadaran, motivasi dan kemapuan perilaku sehat
guna meningkatkan kualitas hidup (KEMENKES RI, 2019).
GERMAS dapat dilakukan dengan cara: melakukan aktivitas fisik,
mengonsumsi sayur dan buah, tidak merokok, tidak mengonsumsi alkohol,
memeriksa kesehatan secara rutin, membersihkan lingkungan, dan menggunakan
jamban (Irwan, 2020). Pada tahap awal, GERMAS secara nasional dimulai
dengan berfokus pada tiga kegiatan, yaitu melakukan aktivitas fisik 30 menit per
hari, mengonsumsi buah dan sayur; dan memeriksakan kesehatan secara
rutin(KEMENKES RI, 2016).
Saat ini GERMAS memiliki kegiatan pokok yang dirumuskan menjadi enam
klaster, yaitu:
1. Peningkatan aktivitas fisik;
2. Peningkatan perilaku hidup sehat;
3. Penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi;
4. Peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit;
5. Peningkatan kualitas lingkungan; dan
6. Peningkatan edukasi hidup sehat

2. Tujuan
Gerakan masyarakat sehat harus dilaksanakan untuk mengurangi faktor risiko
biologis, perilaku dan lingkungan utama untuk penyakit menular, penyakit tidak
menular, kematian ibu dan bayi serta stunting.Prinsip dan Pendekatan. Germas
memiliki tujuan untuk:
1. Menurunkan beban penyakit menular dan penyakit tidak menular, baik
kematian maupun kecacatan;
2. Menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan karena
meningkatnya penyakit;
3. Menghindarkan terjadinya penurunan produktivitas penduduk; dan
4. Menghindarkan peningkatan beban finansial penduduk untuk pengeluaran
kesehatan. (KEMENKES RI, 2019)

3. Prinsip dan Pendekatan


Untuk menyukseskan GERMAS, tidak bisa hanya mengandalkan peran sektor
kesehatan saja. Peran kementerian dan lembaga di sektor lainnya juga turut
menentukan, dan ditunjang peran serta seluruh lapisan masyarakat.
Sesuai dengan Permen PPN/Kepala Bappenas Nomor 11 Tahun 2017 yang
berlandaskan Instruksi Presiden No. 1/2017, di tingkat nasional tata kelola
Germas menjadi tanggung jawab utama tiga kementerian, Kementerian Dalam
Negeri, Kementerian PPN/Bappenas, dan Kementerian Koordinator Bidang
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.
Di tingkat daerah, gubernur dan bupati/walikota bertanggung jawab
mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan Germas, yang kemudian
mendelegasikannya kepada Sekretariat Daerah atau Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah. Pemerintah provinsi menyusun rencana dan pelaksanaan
dengan menyertakan organisasi perangkat daerah (OPD), pemerintah
kabupaten/kota, dan pemangku kepentingan di daerahnya. Demikian juga dengan
pemerintah kabupaten/kota, yang menyusun rencana, melaksanakan, dan
mengkoordinasikan kegiatan Germas yang melibatkan pemerintah desa dan
pemangku kepentingan terkait.
Ada beberapa langkah strategis yang perlu disiapkan untuk keberhasilan
pelaksanaan gerakan Masyarakat hidup sehat ini segera, antara lain, satu,
penyusunan regulasi yang mendukung Germas di tingkat Provinsi, yang kedua,
mengintegrasikan kegiatan lintas program dan lintas perangkat daerah kedalam
RPJMA dan dokumen penganggaran mulai tahun 2018, yang ketiga,
meningkatkan upaya promotif dan preventif dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat antara lain melalui perilaku hidup bersih dan sehat yang
dimulai dari lingkungan keluarga, dan keempat dukungan anggaran.
Sesuai dengan Inpres no. 1 tahun 2017, tentang gerakan masyarakat hidup
sehat setiap Kementerian dan Pemerintah bersinergi dalam mewujudkan Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat, dengan kegiatan utama sebagai berikut:
No PJ Kegiatan Kegiatan Utama
Mengkoordinasikan dan memfasilitasi Pemerintah
Kementerian
1 Daerah dalam pelaksanaan kegiatan Gerakan
Dalam Negeri
Masyarakat Hidup Sehat
a. Melaksanakan kampanye Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat serta meningkatkan advokasi dan
pembinaan daerah dalam pelaksanaan kebijakan
Kawasan Tanpa Rokok (KTR)0741
b. Meningkatkan pendidikan mengenai gizi
Kementerian
2 seimbang dan pemberian Air Susu Ibu (ASI)
Kesehatan
eksklusif, serta aktivitas fisik
c. Meningkatkan pelaksanaan deteksi dini
penyakit di Puskesmas dan menyusun panduan
pelaksanaan deteksi dini penyakit di instansi
pemerintah dan swasta
Meningkatkan kampanye gemar berolahraga,
Kementerian
memfasilitasi penyelenggaraan olahraga masyarakat,
3 Pemuda dan
dan meningkatkan penyediaan fasilitas sarana
Olahraga
olahraga masyarakat
a. Meningkatkan kegiatan Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS), mendorong sekolah sebagai
KTR, dan mendorong Sekolah Ramah Anak
Kementerian b. Meningkatkan kegiatan aktivitas fisik/olahraga
4 Pendidikan dan di sekolah dan satuan pendidikan secara
Kebudayaan eksternal dan ekstrakurikuler serta penyediaan
sarana sanitasi sekolah
c. Meningkatkan pendidikan keluarga untuk hidup
sehat
5 Kementerian a. Melaksanakan bimbingan kesehatan pranikah
Agama untuk mendorong perilaku hidup sehat dan
peningkatan status gizi calon pengantin serta
mendorong pelaksanaan kegiatan rumah ibadah
bersih dan sehat
b. Memperkuat fungsi Pos Kesehatan Pesantren
dan Upaya Kesehatan Madrasah dan mendorong
madrasah sebagai KTR dan Madrasah Ramah
Anak
c. Meningkatkan kegiatan aktivitas fisik/olahraga
di madrasah dan penyediaan sarana sanitasi
madrasah
a. Mengawasi keamanan dan mutu pangan segar
yang tidak memiliki kandungan pestisida
Kementerian berbahaya
6
Pertanian b. Meningkatkan produksi buah dan sayur dalam
negeri dan mendorong pemanfaatan pekarangan
rumah untuk menanam sayur dan buah
a. Meningkatkan dan memperluas pelaksanaan
Kementerian
Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan
7 Kelautan dan
(Gemarikan) pada masyarakat
Perikanan
b. Mengawasi mutu dan keamanan hasil perikanan
a. Memfasilitasi penyediaan sarana aktivitas fisik
pada kawasan permukiman dan sarana fasilitas
Kementerian umum
Pekerjaan Umum b. Mendorong dan memfasilitasi pemerintah
8
dan Perumahan daerah untuk menyediakan ruang terbuka hijau
Rakyat publik yang memadai di wilayahnya
c. Memfasilitasi penyediaan air bersih dan sanitasi
dasar pada fasilitas umum
a. Mendorong penataan sarana dan fasilitas
perhubungan yang aman dan nyaman bagi
Kementerian pejalan kaki dan pesepeda
9
Perhubungan b. Mendorong konektivitas antarmoda transportasi
massal termasuk penyediaan “park and ride”
untuk meningkatkan aktivitas fisik masyarakat
a. Mengendalikan pencemaran badan air
b. Mendorong penghapusan penggunaan bahan
bekas tambang dan bahan berbahaya di lokasi
pertambangan yang berdampak pada kesehatan
Kementerian
c. Mendorong masyarakat untuk membangun dan
10 Lingkungan Hidup
memanfaatkan bank sampah untuk mengurangi
dan Kehutanan
timbulan sampah
d. Mendorong kemitraan lingkungan dan peran
serta masyarakat dalam menjaga kualitas
lingkungan
a. Meningkatkan pengawasan terhadap peredaran
dan penjualan produk tembakau, minuman
beralkohol, dan bahan berbahaya yang sering
Kementerian
11 disalahgunakan dalam pangan
Perdagangan
b. Meningkatkan promosi makanan dan minuman
sehat termasuk sayur dan buah produksi dalam
negeri
12 Kementerian a. Melakukan kajian peningkatan cukai dan pajak
Keuangan produk tembakau dan minuman beralkohol
b. Melakukan kajian kemungkinan adanya skema
insentif bagi daerah yang melaksanakan
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
a. Mendorong dan memfasilitasi perusahaan untuk
melaksanakan pemeriksaan kesehatan/ deteksi
dini penyakit pada pekerja
Kementerian
13 b. Mendorong dan memfasilitasi perusahaan untuk
Ketenagakerjaan
menyediakan sarana ruang menyusui,
melaksanakan kegiatan olahraga di tempat
kerja, dan menerapkan KTR
a. Mendorong instansi pemerintah pusat dan
daerah untuk menyediakan sarana aktivitas fisik
Kementerian dan melaksanakan olahraga serta deteksi dini
Pendayagunaan penyakit secara rutin
14 Aparatur Negara b. Mendorong instansi pemerintah pusat dan
dan Reformasi daerah untuk menyediakan sarana ruang ASI,
Birokrasi menerapkan kawasan tanpa rokok (KTR), serta
konsumsi sayur dan buah dalam pertemuan di
dalam atau luar kantor
a. Melakukan diseminasi informasi layanan
masyarakat terkait pola hidup bersih dan sehat
Kementerian
b. Melakukan kerjasama dengan Komisi Penyiaran
15 Komunikasi dan
Indonesia (KPI) untuk pengawasan terhadap
Informatika
iklan/tayangan yang tidak mendukung Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat
a. Melakukan promosi untuk menggerakkan
partisipasi kaum perempuan dalam upaya
Kementerian
deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular
Pemberdayaan
16 (PTM)
Perempuan dan
b. Meningkatkan komunikasi, informasi dan
Perlindungan Anak
edukasi (KIE) Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
bagi keluarga, perempuan, dan anak
a. Menjamin keamanan dan mutu pangan olahan
yang beredar di masyarakat
Badan Pengawas
17 b. Memperkuat dan memperluas pengawasan dan
Obat dan Makanan
intervensi keamanan Pangan Jajanan Anak
Sekolah (PJAS)
Badan Meningkatkan pelayanan promotif dan preventif
Penyelenggara untuk peserta program Jaminan Kesehatan Nasional
18
Jaminan Sosial termasuk upaya pencegahan sekunder dan deteksi
Kesehatan dini penyakit
19 Gubernur a. Menyusun dan menetapkan kebijakan daerah
yang diperlukan untuk pelaksanaan Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat di wilayahnya
b. Melakukan fasilitasi, koordinasi, pemantauan,
dan evaluasi pelaksanaan Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat di kabupaten/kota di wilayahnya
c. Melaporkan pelaksanaan Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat kepada Menteri Dalam Negeri
a. Menyediakan dan mengembangkan sarana
aktivitas fisik, ruang terbuka hijau publik,
kawasan bebas kendaraan bermotor, jalur
sepeda, dan jalur pejalan kaki yang representatif
dan aman
b. Melaksanakan kegiatan pemanfaatan
pekarangan rumah untuk menanam sayur dan
20 Bupati/Walikota
bua
c. Melaksanakan kebijakan KTR
d. Melaksanakan kegiatan yang mendukung
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yang
didasarkan pada kebijakan daerah
e. Melaporkan pelaksanaan Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat kepada Gubernur

Sosialisasi germas ini bertujuan untuk menggerakkan masyarakat untuk


melakukan pola hidup sehat kepada seluruh elemen masyarakat. Pola hidup sehat
yang dimaksud berfokus pada tiga kegiatan utama yaitu melakukan aktivitas fisik
secara rutin minimal 30 menit setiap hari, konsumsi sayur dan buah setiap hari
dan memeriksa kesehatan secara rutin.

4. Penguatan Promotif dan Preventif


Dalam rangka mempercepat dan mensinergikan tindakan dari upaya promotif
dan preventif hidup sehat guna meningkatkan produktivitas penduduk dan
menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan akibat penyakit, juga sudah
dikeluarkan Instruksi Presiden No. 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat. Dalam Inpres tersebut Presiden memerintahkan kepada Para Menteri
Kabinet Kerja; Kepala Lembaga Pemerintah Non Kementerian; Direktur Utama
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan; dan Para Gubernur dan
Bupati/Walikota; untuk Menetapkan kebijakan dan mengambil langkah-langkah
sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing untuk mewujudkan Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat, melalui:
1. Peningkatan aktivitas fisik;
2. Peningkatan perilaku hidup sehat;
3. Penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi;
4. Peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit;
5. Peningkatan kualitas lingkungan; dan
6. Peningkatan edukasi hidup sehat.
Dalam Inpres No. 1 Tahun 2017 tersebut juga sudah diatur mengenai tugas
masing-masing kementerian dan lembaga di berbagai lintas sektor terkait, tugas
pemerintah daerah, baik gubernur maupun para bupati/walikota untuk mendukung
terlaksananya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat tersebut.
Salah satu dukungan nyata lintas sektor untuk suksesnya GERMAS,
diantaranya Program Infrastruktur Berbasis Masyarakat (IBM) Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang berfokus pada pembangunan akses
air minum, sanitasi, dan pemukiman layak huni, yang merupakan infrastruktur
dasar yang mendukung Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Badan
Pengawas Obat dan Makanan dalam hal keamanan pangan (Suryani et al., 2018).
Dalam rangka menjalankan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. terdapat tujuh
langkah yang dilakukan, yaitu:
1. Melakukan Aktivitas Fisik
Perilaku kehidupan modern seringkali membuat banyak orang minim
melakukan aktivitas fisik; baik itu aktivitas fisik karena bekerja maupun
berolah raga. Kemudahan – kemudahan dalam kehidupan sehari – hari
karena bantuan teknologi dan minimnya waktu karena banyaknya
kesibukan telah menjadikan banyak orang menjalani gaya hidup yang
kurang sehat. Bagian germas aktivitas fisik merupakan salah satu gerakan
yang diutamakan untuk meningkatkan kualitas kesehatan seseorang.
2. Budaya Konsumsi Buah dan Sayur
Keinginan untuk makan makanan praktis dan enak seringkali menjadikan
berkurangnya konsumsi sayur dan buah yang sebenarnya jauh lebih sehat
dan bermanfaat bagi kesehatan. Beberapa jenis makanan dan minuman
seperti junk food dan minuman bersoda sebaiknya dikurangi atau
dihentikan konsumsinya. Menambah jumlah konsumsi buah dan sayur
merupakan contoh GERMAS yang dapat dilakukan oleh siapapun.
3. Tidak Merokok
Merokok merupakan kebiasaan yang banyak memberi dampak buruk bagi
kesehatan. Berhenti merokok menjadi bagian penting dari gerakan hidup
sehat dan akan berdampak tidak pada diri perokok; tetapi juga bagi orang
– orang di sekitarnya. Meminta bantuan ahli melalui hipnosis atau metode
bantuan berhenti merokok yang lain dapat menjadi alternatif untuk
menghentikan kebiasaan buruk tersebut.
4. Tidak Mengkonsumsi Minuman Beralkohol
Minuman beralkohol memiliki efek buruk yang serupa dengan merokok;
baik itu efek buruk bagi kesehatan hingga efek sosial pada orang – orang
di sekitarnya.
5. Melakukan Pemeriksaan Kesehatan Secara Berkala
Salah satu bagian dari arti germas sebagai gerakan masyarakat hidup sehat
adalah dengan lebih baik dalam mengelola kesehatan. Salah satunya
adalah dengan melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin dan tidak
hanya datang ke rumah sakit atau puskesmas ketika sakit saja. Langkah ini
dapat memudahkan mendeteksi penyakit atau masalah kesehatan lebih
dini.
6. Menjaga Kebersihan Lingkungan
Bagian penting dari germas hidup sehat juga berkaitan dengan
meningkatkan kualitas lingkungan; salah satunya dengan lebih serius
menjaga kebersihan lingkungan. Menjaga kebersihan lingkungan dalam
skala kecil seperti tingkat rumah tangga dapat dilakukan dengan
pengelolaan sampah. Langkah lain yang dapat dilakukan adalah menjaga
kebersihan guna mengurangi resiko kesehatan seperti mencegah
perkembangan vektor penyakit yang ada di lingkungan sekitar.
7. Menggunakan Jamban
Aspek sanitasi menjadi bagian penting dari gerakan masyarakat hidup
sehat; salah satunya dengan menggunakan jamban sebagai sarana
pembuangan kotoran. Aktivitas buang kotoran di luar jamban dapat
meningkatkan resiko penularan berbagai jenis penyakit sekaligus
menurunkan kualitas lingkungan.
Hal yang mempengaruhi implementasi kebijakan germas ini di Indonesia
dari beberapa penelitian didapatkan hasil. kebijakan GERMAS di Kota Semarang
sudah berjalan dan masih berproses, tetapi belum optimal. Hambatan-hambatan
dalam implementasi kebijakan GERMAS seperti alokasi anggaran khusus
kegiatan GERMAS belum ditetapkan, peraturan daerah dan rencana aksi daerah
tentang GERMAS belum diterbitkan, koordinasi antar OPD dalam melaksanakan
GERMAS belum berjalan dengan optimal, penyampaian informasi GERMAS
yang belum menyeluruh menyebabkan adanya ketidakjelasan informasi kebijakan
yang diterima oleh pelaksana dan kelompok sasaran, serta persepsi dan perilaku
masyarakat dalam mengimplementasikan GERMAS masih kurang. Keterlibatan
seluruh komponen pemerintah dan masyarakat perlu ditingkatkan supaya
harapan dari kebijakan GERMAS dapat terwujud. Ketersediaan sarana prasarana
yang sudah disediakan oleh pemerintah, diharapkan dapat dimanfaatkan dan
dijaga dengan baik oleh masyarakat. Dukungan dan peran aktif dari Walikota
yang positif, dapat dijadikan motivasi bagi para pelaksana dan kelompok sasaran
dalam implementasi kebijakan GERMAS di Kota Semarang (Cahyani et al.,
2020). Di Puskesmas Tanah Baru Kota Depok terdapat penelitian terhadap
masyarakat didapati hasil indikator yang paling sedikit diterapkan oleh penduduk
“Tidak Merokok” dan “Makan buah dan sayur”. Setelah itu dilakukan intervensi
pemeberian materi GERMAS dari peneliti kepada 40 kader, dengan harapan
setelah diberikan pendidikan kesehatan dapat menyebarkan ilmu kepada
masyarakat (Nurmadani et al., 2021).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Germas merupakan sebuah program yang bertujuan meningkatkan kebiasaan
dan prilaku sehat pada masyarakat. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas)
adalah aksi sistematis dan terenca yang dilakukan secara kolektif di seluruh
komponen masyarakat dengan kesadaran, motivasi dan kemapuan perilaku sehat
guna meningkatkan kualitas hidup (KEMENKES RI, 2019).
Germas memiliki tujuan untuk menurunkan beban penyakit menular dan
penyakit tidak menular, baik kematian maupun kecacatan; menurunkan beban
pembiayaan pelayanan kesehatan karena meningkatnya penyakit; menghindarkan
terjadinya penurunan produktivitas penduduk; dan enghindarkan peningkatan
beban finansial penduduk untuk pengeluaran kesehatan. (KEMENKES RI, 2019)
Untuk menyukseskan GERMAS, tidak bisa hanya mengandalkan peran sektor
kesehatan saja. Peran kementerian dan lembaga di sektor lainnya juga turut
menentukan, dan ditunjang peran serta seluruh lapisan masyarakat.
Sosialisasi germas ini bertujuan untuk menggerakkan masyarakat untuk
melakukan pola hidup sehat kepada seluruh elemen masyarakat. Pola hidup sehat
yang dimaksud berfokus pada tiga kegiatan utama yaitu melakukan aktivitas fisik
secara rutin minimal 30 menit setiap hari, konsumsi sayur dan buah setiap hari
dan memeriksa kesehatan secara rutin.

B. Saran
Diharapkan para pembaca memperbanyak literatur dalam pembuatan makalah
agar dapat membuat makalah yang baik dan benar. Terutama litelatur yang
berhubungan dengan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) Pada Tatanan
Pelayanan Kesehatan mempermudah mahasiswa perawat untuk mempelajari mata
kuliah Kebijakan Kesehatan Nasional yang benar
DAFTAR PUSTAKA

Cahyani, D. I., Kartasurya, M. I., & Rahfiludin, M. Z. (2020). Gerakan Masyarakat


Hidup Sehat dalam Perspektif Implementasi Kebijakan (Studi Kualitatif).
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA, 15.
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jkmi

Irwan. (2020). Etika dan Perilaku Kesehatan. Absolute Media.


https://books.google.co.id/books?id=3XHwDwAAQBAJ

KEMENKES RI. (2016). Buku Panduan GERMAS. Kementerian Kesehatan RI.

KEMENKES RI. (2019). Tiga Tahun Germas: Lessons Learned. Kementerian


Kesehatan RI.

Nurmadani, L., Sari, A. N. L., Muti’atunnisa, A. F., Anisya, A., Effendy, D. A. R.,
Febriana, E., Zahra, M. N., Izzaty, N., Zahra, R. A., Indahsari, R., Pasalli, R. R.,
Martha, E., & Harianja, N. (2021). Pengetahuan dan Sikap terhadap Perilaku
Germas di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat:
Pengmaskesmas, 1, 76–90.
https://doi.org/doi.org/10.31849/pengmaskesmas.v1i2/5740

Suryani, D., Nurdjanah, E. P., Yogatama, & Jumadil, M. (2018). Membudayakan


Hidup Sehat Melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) Di Dusun
Mendang III, Jambu Dan Jrakah Kecamatan, Tanjungsari, Gunungkidul. Jurnal
Pemberdayaan: Publikasi Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat, 2, 65–74.
 

Anda mungkin juga menyukai