PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tantangan pembangunan kesehatan Indonesia saat ini adalah masalah
kesehatan Triple Burden, yaitu adanya penyakit infeksi, meningkatnya Penyakit
Tidak Menular (PTM) dan penyakit-penyakit yang seharusnya sudah teratasi
muncul kembali (re-emerging disease). Masalah kesehatan ini disebabkan oleh
perubahan gaya hidup masyarakat yang cenderung kurang aktivitas fisik dan
konsumsi sayur dan buah yang rendah seiring dengan perubahan dunia yang
semakin modern (Kemenkes RI, 2012).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menyatakan bahwa sebanyak
33,5% penduduk kurang aktivitas fisik dan proporsi penduduk yang kurang
konsumsi buah dan sayur masih sangat tinggi yaitu 95,5%. Data World Health
Organization (WHO), sekitar 73% kematian akibat penyakit tidak menular terjadi
di negara berpenghasilan menengah dan rendah, 35% diantaranya karena penyakit
jantung dan pembuluh darah, 12% oleh penyakit kanker, 6% oleh penyakit
pernapasan kronis, 6% karena diabetes, dan 15% disebabkan oleh PTM lainnya
(Kementerian Kesehatan RI, 2019) 2 Data Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018
meningkatnya prevalensi Penyakit Tidak Menular (PTM) sebagai penyebab
kematian semakin meningkat setiap tahunnya. Prevalensi kanker meningkat dari
1,4% (2013) menjadi 1,8% (2018). Prevalensi stroke pada tahun 2013 sebesar 7%
dan pada tahun 2018 meningkat menjadi 10,9%, prevalensi ginjal kronis pada
tahun 2013 sebesar 2% dan tahun 2018 meningkat menjadi 3,8%, prevalensi
diabetes melitus meningkat dari 6,9% (2013) menjadi 10,9% (2018), demikian
halnya dengan prevalensi hipertensi meningkat dari 25,8% (2013) menjadi 34,1
(2018) (Kementerian Kesehatan RI, 2018a).
Dampak meningkatnya penyakit PTM adalah meningkatnya pembiayaan
pelayanan kesehatan yang harus ditanggung masyarakat dan pemerintah,
menurunnya produktivitas masyarakat, menurunnya daya saing negara yang pada
akhirnya mempengaruhi kondisi sosial ekonomi masyarakat itu sendiri
(Kementerian Kesehatan RI, 2016a). Upaya mengurangi masalah kesehatan Triple
Burden harus sejalan dengan perubahan paradigma bahkan perilaku masyarakat
untuk lebih berparadigma sehat dan menerapkan pola hidup yang sehat. Untuk itu
diperlukan perubahan strategi pelayanan kesehatan dari pelayanan yang terfokus
pada pengobatan menjadi pelayanan pencegahan (Kementerian Kesehatan RI,
2016a).
Upaya promosi kesehatan dan pencegahan penyakit memiliki karakteristik
yang berbeda dengan upaya kuratif, karena manfaatnya tidak didapatkan dalam
waktu dekat. Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit merupakan investasi
utama untuk mengurangi beban negara dalam membiayai layanan kesehatan bagi
masyarakat. Pencegahan penyakit dan promosi kesehatan merupakan upaya
esensial di saat masih tingginya kejadian penyakit menular juga diiringi dengan
semakin meningkatnya masalah penyakit tidak menular (Kementerian Kesehatan
RI, 2017b)
Berdasarkan visi pembangunan nasional “Terwujudnya Indonesia yang
berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong” maka di
bentuklah sembilan agenda prioritas (Nawa Cita) Presiden Republik Indonesia.
Salah satu nawa cita yang berperan dalam peningkatan kesehatan 3 adalah nawa
cita nomor lima yang menyebutkan bahwa “Meningkatkan kualitas hidup manusia
Indonesia”. Kemudian selanjutnya, hal tersebut disusun dalam Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) (Kementerian Kesehatan RI, 2016).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dikemukakan maka, rumusan masalah
dalam makalah ini adalah : bagaimana gerakan masyarakat hidup sehat
(GERMAS) pada tatanan pelayanan kesehatan.
C. Tujuan
Adapun tujuan penyusunan dari makalah ini adalah:
1. Menjelaskan pengertian gerakan masyarakat hidup sehat (germas) pada
tatanan pelayanan kesehatan
2. Menjelaskan tujuan gerakan masyarakat hidup sehat (germas) pada tatanan
pelayanan kesehatan
3. Menjelaskan gerakan masyarakat hidup sehat (germas) pada tatanan
pelayanan kesehatan
4. Menjelaskan gerakan masyarakat hidup sehat (germas) pada tatanan
pelayanan kesehatan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian GERMAS
Germas merupakan sebuah program yang bertujuan meningkatkan kebiasaan
dan prilaku sehat pada masyarakat. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas)
adalah aksi sistematis dan terenca yang dilakukan secara kolektif di seluruh
komponen masyarakat dengan kesadaran, motivasi dan kemapuan perilaku sehat
guna meningkatkan kualitas hidup (KEMENKES RI, 2019).
GERMAS dapat dilakukan dengan cara: melakukan aktivitas fisik,
mengonsumsi sayur dan buah, tidak merokok, tidak mengonsumsi alkohol,
memeriksa kesehatan secara rutin, membersihkan lingkungan, dan menggunakan
jamban (Irwan, 2020). Pada tahap awal, GERMAS secara nasional dimulai
dengan berfokus pada tiga kegiatan, yaitu melakukan aktivitas fisik 30 menit per
hari, mengonsumsi buah dan sayur; dan memeriksakan kesehatan secara
rutin(KEMENKES RI, 2016).
Saat ini GERMAS memiliki kegiatan pokok yang dirumuskan menjadi enam
klaster, yaitu:
1. Peningkatan aktivitas fisik;
2. Peningkatan perilaku hidup sehat;
3. Penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi;
4. Peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit;
5. Peningkatan kualitas lingkungan; dan
6. Peningkatan edukasi hidup sehat
2. Tujuan
Gerakan masyarakat sehat harus dilaksanakan untuk mengurangi faktor risiko
biologis, perilaku dan lingkungan utama untuk penyakit menular, penyakit tidak
menular, kematian ibu dan bayi serta stunting.Prinsip dan Pendekatan. Germas
memiliki tujuan untuk:
1. Menurunkan beban penyakit menular dan penyakit tidak menular, baik
kematian maupun kecacatan;
2. Menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan karena
meningkatnya penyakit;
3. Menghindarkan terjadinya penurunan produktivitas penduduk; dan
4. Menghindarkan peningkatan beban finansial penduduk untuk pengeluaran
kesehatan. (KEMENKES RI, 2019)
A. Kesimpulan
Germas merupakan sebuah program yang bertujuan meningkatkan kebiasaan
dan prilaku sehat pada masyarakat. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas)
adalah aksi sistematis dan terenca yang dilakukan secara kolektif di seluruh
komponen masyarakat dengan kesadaran, motivasi dan kemapuan perilaku sehat
guna meningkatkan kualitas hidup (KEMENKES RI, 2019).
Germas memiliki tujuan untuk menurunkan beban penyakit menular dan
penyakit tidak menular, baik kematian maupun kecacatan; menurunkan beban
pembiayaan pelayanan kesehatan karena meningkatnya penyakit; menghindarkan
terjadinya penurunan produktivitas penduduk; dan enghindarkan peningkatan
beban finansial penduduk untuk pengeluaran kesehatan. (KEMENKES RI, 2019)
Untuk menyukseskan GERMAS, tidak bisa hanya mengandalkan peran sektor
kesehatan saja. Peran kementerian dan lembaga di sektor lainnya juga turut
menentukan, dan ditunjang peran serta seluruh lapisan masyarakat.
Sosialisasi germas ini bertujuan untuk menggerakkan masyarakat untuk
melakukan pola hidup sehat kepada seluruh elemen masyarakat. Pola hidup sehat
yang dimaksud berfokus pada tiga kegiatan utama yaitu melakukan aktivitas fisik
secara rutin minimal 30 menit setiap hari, konsumsi sayur dan buah setiap hari
dan memeriksa kesehatan secara rutin.
B. Saran
Diharapkan para pembaca memperbanyak literatur dalam pembuatan makalah
agar dapat membuat makalah yang baik dan benar. Terutama litelatur yang
berhubungan dengan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) Pada Tatanan
Pelayanan Kesehatan mempermudah mahasiswa perawat untuk mempelajari mata
kuliah Kebijakan Kesehatan Nasional yang benar
DAFTAR PUSTAKA
Nurmadani, L., Sari, A. N. L., Muti’atunnisa, A. F., Anisya, A., Effendy, D. A. R.,
Febriana, E., Zahra, M. N., Izzaty, N., Zahra, R. A., Indahsari, R., Pasalli, R. R.,
Martha, E., & Harianja, N. (2021). Pengetahuan dan Sikap terhadap Perilaku
Germas di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat:
Pengmaskesmas, 1, 76–90.
https://doi.org/doi.org/10.31849/pengmaskesmas.v1i2/5740