Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teori adalah hubungan beberapa konsep, atau kerangka konseptual atau
definisi yang memberikan pandangan sistematis tentang gejala atau fenomena
dengan menentukan hubungan khusus antara konsep-konsep tersebut untuk
menggambarkan, menjelaskan, memprediksi, dan/atau mengendalikan
fenomena tersebut.
Menurut Torrest (1985) dan Chinn & Jacob (1983), teori keperawatan
didefisinikan sebagai hubungan yang spesifik dari konsep – konsep
keperawatan. Teori Keperawatan bersifat ilmiah dan sederhana, yang berarti
digunakan dengan alasan jelas dan dapat digunakan pada masalah sederhana.
Teori keperawatan merupakan body of knowledge dari profesi perawat dan
pedoman dalam melakukan praktik keperawatan (Febriana, 2017).
Keperawatan adalah pelayanan atau asuhan keperawatan profesional yang
bersifat humanistik, menggunakan pendekatan holistik, dilakukan berdasarkan
ilmu dan kiat keperawatan yang berorientasi pada kebutuhan obyektif klien,
mengacu pada standar profesional keperawatan dan menggunakan etika
keperawatan sebagai tuntunan utama. Teori keperawatan berperan dalam
membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain dan bertujuan untuk
menggambarkan, menjelaskan memperkirakan, dan mengontrol hasil asuhan
keperawatan atau pelayanan keperawatan yang dilakukan.
Hampir semua model keperawatan yang diaplikasikan dalam praktik
keperawatan profesional menggambarkan empat jenis konsep yang sama, yang
disebut dengan paradigma keperawatan, yakni : Orang yang menerima asuhan
keperawatan, Lingkungan, Kesehatan, Keperawatan (Febriana, 2017)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dikemukakan maka, rumusan
masalah dalam makalah ini adalah : bagaimana pengenalan teori keperawatan
serta pandangan umum teori keperawatan menurut Florence Nightingale dan
Jean Watson.
C. Tujuan
Adapun tujuan penyusunan dari makalah ini adalah:
1. Menjelaskan pengertian teori keperawatan
2. Menjelaskan pandangan umum teori keperawatan menurut Florence
Nightingale dan Jean Watson
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Teori Keperawatan
Teori keperawatan adalah ide atau gagasan yang menjelaskan percobaan,
pengamatan, menggambarkan hubungan dan hasil. Teori keperawatan sangat
penting karena mencerminkan profesionalisme disiplin ilmu keperawatan.
Teori keperawatan merupakan suatu konsep yang diciptakan untuk mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan menjelaskan fenomena yang terjadi
dalam keperawatan pada tataran yang lebih spesifik. Teori keperawatan
digunakan untuk mendukung praktik keperawatan, membantu membuat
keputusan tentang apa yang diketahui dan apa yang dibutuhkan. (Lee, 2014).
Jenis atau tingkatan teori keperawatan terbagi menjadi dua yaitu
berdasarkan fungsinya dan berdasarkan generalisasi isi dari teori keperawatan
tersebut. Berdasarkan fungsinya teori keperawatan terbagi menjadi deskriptif,
eksplanatori, prediktif, dan preskriptif. Deskriptif digunakan untuk
mengidentifikasi sifat dan fungsi sebuah disiplin ilmu. Eksplanatori digunakan
untuk mengetahui atau menganalisis bagaimana sikap dan keyakinan
mempengaruhi atau berhubungan dengan sebuah disiplin ilmu. Prediktif
digunakan untuk menghitung hubungan sifat yang muncul dan bagaimana bisa
terjadi. Preskriptif digunakan untuk mengidentifikasi kondisi dimana
hubungan terjadi.
Berdasarkan generalisasi isi teori dibedakan menjadi empat tingkatan atau
jenis yaitu metatheory, grand theory, middle range theory, dan practice theory.
Metatheory merupakan teori yang berisikan kumpulan teori, untuk
mengidentifikasi fenomena yang terjadi melalui konsep teori yang abstrak.
Grand theory merupakan teori yang digunakan untuk memberikan acuan
kerangka kerja struktural yang abstrak, ide, prinsip utama disiplin ilmu yang
bisa diidentifikasi.Middle range theory merupakan teori yang digunakan untuk
praktik keperawatan dan menjelaskan tentang fenomena yang terjadi dalam
praktik keperawatan dan populasi yang lebih spesifik. Teori middle range
theory berisikan teori yang lebih ringkas, mudah dipahami dan digunakan
untuk menganalisis situasi tertentu dengan jumlah variable yang terbatas.
Practice theory digunakan untuk mengeksplorasi dan mengorientasikan suatu
tindakkan yang nyata dengan berfokus pada praktik klinis yang terbatas pada
populasi tertentu dan situasi (Jackson, 2015 ; Lee, 2014). (Lestari &
Ramadhaniyati, 2018)
Teori keperawatan yang saat ini dikembangkan dan diterapkan dalam
keperawatan baik untuk keperluan pendidikan maupun praktek keperawatan
menggunakan empat model. Semua model tersebut menggambarkan konsep
yang sama yaitu:
1. Orang yang menerima asuhan keperawatan
2. Lingkungan (masyarakat)
3. Kesehatan (sehat/sakit, kesehatan dan penyakit)
4. Keperawatan dan peran perawat (tujuan/sasaran, peran dan fungsi)
Teori-teori keperawatan yang ada saat ini semuanya dibangun atas empat
konsep yang menghasilkan suatu model keperawatan. Model keperawatan
tersebut digunakan dalam praktik, penelitian ataupun pengajaran. Karena
keperawatan digunakan dalam hal teori maka model konsep keperawatan
harus dikenalkan dan dapat dipahami oleh profesi perawat. Meskipun keempat
teori itu digunakan dalam setiap teori keperawatan namun pengertian dan
hubungan antara yang satu dan yang lain berbeda.
Dalam hal ini kami akan mencoba menguraikan beberapa model
konseptual keperawatan. Model ini dipilih berdasarkan kegunaan dalam
praktik keperawatan di Indonesia yang diuraikan berdasarkan keempat model
utama, yaitu:
1. Florence Nightingale
2. Complementary-Supplementary dari Henderson
3. Self Care Model dari Orem
4. Interpersonal Process Model dari Peplau
5. Health Care System Model dari Betty Newman
6. Adaptation Model dari Roy
7. Philosophy of Caring dari Jean Wtson
8. Cultural Care Theory dari madelline Leninger
B. Teori keperawatan menurut Florence Nightingale
Florence Nightingale (lahir di Florence, Italia, 12 Mei 1820 – meninggal
di London, Inggris, 13 Agustus 1910 pada umur 90 tahun) adalah pelopor
perawat modern, penulis dan ahli statistik. Ia dikenal dengan nama Bidadari
Berlampu (bahasa Inggris The Lady With The Lamp) atas jasanya yang tanpa
kenal takut mengumpulkan korban perang pada perang Krimea, di
semenanjung Krimea, Rusia.
Florence Nightingale menghidupkan kembali konsep penjagaan
kebersihan rumah sakit dan kiat-kiat juru rawat. Ia memberikan penekanan
kepada pemerhatian teliti terhadap keperluan pasien dan penyusunan laporan
mendetail menggunakan statistik sebagai argumentasi perubahan ke arah yang
lebih baik pada bidang keperawatan di hadapan pemerintahan Inggris.
Florence Nightingale menekankan bahwa keperawatan adalah suatu
profesi dengan tujuan untuk menemukan dan menggunakan hukum alam
dalam mengembangkan dan membangun pelayanan kesehatan. Alasan
dilakukannya tindakan keperawatan adalah untuk menempatkan keadaan
manusia dalam kondisi yang terbaik secara alami untuk menyembuhkan dan
atau meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit. Manusia merupakan
kesatuan fisik, intelektual, dan metafisik yang lengkap dan berpotensi.
Pengertian sehat sendiri adalah suatu keadaan yang bebas dari penyakit dan
menggunakan kekuatan yang ada secara penuh. Sedangkan Florence
memandang bahwa lingkungan adalah suatu kondisi eksternal yang
mempengaruhi kesehatan dan sakitnya seseorang.
Teori Nightingale ini memposisikan lingkungan sebagai fokus asuhan
keperawatan, dan perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit
model konsep ini dalam upaya memisahkan antara profesi keperawatan dan
kedokteran. Orientasi pemberian asuhan keperawatan atau tindakan
keperawatan lebih ketenangan, dan nutrisi yang adequate, dengan dimulai dari
pengumpulan data dibandingkan dengan tindakan pengobatan semata, upaya
teori tersebut dalam rangka perawat mampu menjalankan praktek keperawatan
mandiri tanpa tergantung dengan profesi lain.
Nightingale tidak memandang perawat secara sempit hanya sibuk dengan
masalah pemberian obat dan pengobatan, tetapi lebih berorientasi pada
pemberian udara, lampu, kenyamanan lingkungan, kebersiahn, ketenangan,
dan nutrisi yang adekuat Pemberian nutrisi yang adekuat pada pasien
sangatlah penting. Pasien memerlukan nutsrisi untuk mempertahankan fungsi
tubuh dan untuk tumbuh. Pasien harus mendapatkan kalori yang cukup, dalam
bentuk karbohidrat, lemak, dan protein untuk menyuplai energi. Tubuh pasien
juga memerlukan asam amino yang ditemukan dalam protein untuk
membangun dan mempertahankan struktur sel dan jaringan yang lebih besar.
Dan akhirnya pasien pun memerlukan vitamin dan mineral untuk metabilisme
dan untuk mengatur banyak proses tubuh pasien. Individu yang sakit
memerlukan banyak makanan daripada orang sehat dalam upaya
penyembuhan dan pemulihan. Sebagai contoh pasien yang menjalani
pembedahan membutuhkan diet yang mengandung banyak vitamin C dan
protein karena ini dapat membantu penyemabuhan. Protein juga secara khusus
penting untuk melawan infeksi karena antibodi yang digunakan tubuh untuk
melawan infeksi adalah protein. Diet adekuat juga penting. Namun, banyak
penyakit membuat seseorang sulit makan, atau memebuata pasien sulit untuk
mencerna makanan.
Kondisi – kondisi yang memepersulit pasien/individu mendapatkan nutrisi
yang mendapatkan nutrisi yang adekuat:
1. Individu yang menderita luka pada tenggorok mungkin mengalami
kesulitan untuk menelan.
2. Individu yang mangalami masalah lambung mungkin mual terhadap
makanan.
3. Individu yang demam mungkin tidak nafsu makan.
4. Pasien yang di rumah sakit hampir selalu berisiko menalami kekurangan
nutrisi karena penyakit mereka atau karena tindakan terhadap penyakit
mereka.
5. Banyak pasien telah mengalami kekurangan nutrisi ketika masuk rumah
sakit.
6. Makanan yang dihidangkan dirumah sakit mungkin berbeda dari makanan
yang biasa dikonsumsi pasien. Pasien mungkin tidak suka makanan rumah
sakit.
7. Makanan mungkin dihidangkan pada waktu ketika pasien tidak biasa
makan dan ketika mereka merasa tidak lapar.
Membuat pasien merasa nyaman dan tenang di lingkungan rumah sakit
merupakan hal yang perlu dilakukan. Cara yang dilakukan untuk membuat
pasien merasa nyaman, pada saat memberi makanan di rumah sakit misal
dengan membersihkan meja tempat tidur dan yakinkan ada tempat untuk
semua piring. Makanan harus di hidangkan pada nampan bersih dan harus
terlihat menarik. Yakinkan ada alat makan yang digunakan.
Teori Nightingale memandang pasien dalam konteks lingkungan
keseluruhan, yaitu lingkungan fisik, psikologi, dan sosial. Hubungan teori
Nightingale dalam konsep keperawatan adalah keperawatan lingkungan
masyarakat/individu sehat/sakit
1. Individu: perbaikannya dalam menghadapi penyakit.
2. keperawatan: kondisi terbaik individu dalam mempengaruhi lingkungan.
3. Sehat/Sakit: proses perbaikan untuk kesehatan.
4. Masyarakat/individu: mempengaruhi perkembangan dan kehidupan
individu

C. Teori keperawatan menurut Jean Watson


Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori
pengetahuanmanusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan Watson ini
didasari pada unsur teori kemanusiaan. Pandangan teori Jean Watson ini
memahami bahwa manusia memiliki empat cabang kebutuhan manusia yang
saling berhubungan diantaranya kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk
hidup) yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasidan
kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang
meliputi kebutuhan aktifitas dan istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhan
psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk
berprestasi, kebutuhan organisasi, dan kebutuhanintra dan interpersonal
(kebutuhan untuk pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri.
Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Waston memahami bahwa
manusia adalah makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam
ragam perbedaan, sehingga dalamupaya mencapai kesehatan, manusia
seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mentaldan spiritual karena
sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga
untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan dan
meningkatkan status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati
berbagai penyakit dan penyembuhan kesehatan dan fokusnya pada
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
Tujuan asuhan keperawatan mehurut Watson adalah memperlakukan klien
melalui penggunaan 10 faktor karatif dan berlandaskan pada aspek spiritual
transpersonal-interpersonal. Faktor karatif tersebut adalah;
1. Formasi sistem nilai humanistic dan altrusitik
Nilai humanistik dan altruistik dipelajari pada usia dini tetapi dapat sangat
dipengaruhi oleh perawat pendidik. Faktor ini dapat diartikan sebagai
kepuasan yang didapat dengan memberi dan memperluas dimensi diri
(sense of self).
2. Adanya pengharapan dan keyakinan
Faktor ini, dipadukan dengan nilai humanistik dan altruistik, dapat
membantu mewujudkan keperawatan yang holistik dan kesehatan positif
pada populasi pasien. Faktor ini juga menggambarkan peran perawat
dalam mengembangkan hubungan perawat-pasien yang efektif dan
meningkatkan kesejahteraan pasien dengan membantunya.
3. Pengembangan kepekaan diri dan orang lain
Menyadari perasaan diri, baik bagi perawat maupun pasien, dapat
mengarahkan seseorang menuju aktualisasi dirinya. Perawat mengakui
kepekaan dan perasaannya dapat menjadi lebih tulus, ikhlas dan peka
terhadap orang lain.
4. Pengembangan hubungan kepercayaan dan saling membantu
Hubungan membantu dan rasa percaya antara perawat dan pasien sangat
penting dikembangkan untuk mewujudkan hubungan caring transpersonal.
Melalui hubungan saling percaya, perawat dan pasien dapat
mengungkapkan perasaan positif maupun negatifnya. Hubungan semacam
ini membutuhkan sikap yang empati, selaras, kehangatan yang tidak
bersifat posesif, dan komunikasi efektif. Sikap yang selaras yaitu sikap
yang jujur, tulus, asli dan tidak berpura-pura.
5. Empati adalah kemampuan untuk merasakan dan memahami sudut
pandang dan perasaan orang lain.
Kehangatan yang tidak posesif ditunjukkan dengan nada suara yang
sedang/tidak terlalu pelan atau keras, sikap tubuh yang terbuka, dan
ekspresi wajah yang sesuai. Sedangkan komunikasi efektif memiliki
komponen kognitif, afektif, dan perilaku.
6. Peningkatan dan penerimaan ekspresi perasaan Positif maupun Negative
Meningkatkan dan Menerima Ungkapan Perasaan Positif dan Negatif
Berbagi perasaan dapat dianggap sebagai pengalaman yang berisiko bagi
perawat ataupun pasien. Perawat harus siap menghadapi perasaan yang
positif atau negatif. Perawat harus menyadari pula bahwa pemahaman
intelektual dan emosional dari setiap situasi dapat berbeda-beda.
7. Penggunaan metode pemecahan masalah ilmiah secara sistematik dalam
mengambil keputusan
Menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan pemecahan
masalah secara ilmiah dalam keperawatan, memupuskan citra perawat
sebagai pembantu dokter. Proses keperawatan sama dengan proses
penelitian yang sistematis dan tertata.
8. Peningkatan proses belajar mengajar secara interpersonal
9. Faktor ini merupakan konsep yang penting dalam keperawatan karena
membedakan caring dengan curing. Melalui proses pengajaran-
pembelajaran interpersonal, pasien dapat terinformasikan, sehingga dapat
bertanggungjawab untuk mencapai kesejahteraan dan kesehatan dirinya.
Perawat memfasilitasi proses ini dengan teknik mengajar-belajar yang
dirancang untuk memampukan pasien merawat dirinya, menentukan
kebutuhan dirinya, dan memberikan kesempatan bagi dirinya untuk
tumbuh.
10. Penyediaan lingkungan yang kondusif
Menyediakan lingkungan psikologis, fisik, sosial budaya dan spiritual
yang mendukung, melindungi, dan memperbaiki. Perawat harus menyadari
adanya pengaruh lingkungan internal dan eksternal terhadap sehat dan
sakit individu. Konsep yang relevan dengan lingkungan internal termasuk
di antaranya kesejahteraan jiwa dan spiritual serta keyakinan sosial budaya
seorang individu. Selain variabel tersebut, variabel epidemiologis, variabel
eksternal lainnya meliputi kenyamanan, privacy, keamanan, kebersihan
dan lingkungan yang indah.
11. Membantu pemenuhan kebutuhan dasar manusia
Perawat menyadari adanya kebutuhan biofisik, psikofisik, psikososial, dan
intrapersonal dari dirinya sendiri dan juga pasien. Pasien harus dapat
memenuhi kebutuhan yang lebih mendasar terlebih dahulu sebelum dapat
memenuhi kebutuhan lain yang lebih tinggi tingkatannya. Kebutuhan
nutrisi, eliminasi, dan ventilasi adalah contoh kebutuhan biofisik dasar.
Sementara kebutuhan aktivitas, inaktivitas dan seksualitas termasuk
kebutuhan psikofisik dasar. Pencapaiannya merupakan kebutuhan
psikososial yang tingkatannya lebih tinggi. Aktualisasi diri merupakan
kebutuhan intrapersonal-interpersonal yang tingkatannya juga tinggi.
12. Penghargaan terhadap eksistensial fenomenologis
Fenomenologi menggambarkan data dari situasi yang membantu untuk
memahami suatu fenomena. Sedangkan psikologi eksistensial adalah ilmu
manusia yang menggunakan analisis fenomenologi. Watson menganggap
faktor ini sulit dipahami. Faktor ini diikutsertakan untuk memberikan
pengalaman yang dapat memicu pemikiran agar dapat memahami diri
sendiri dan orang lain. Watson percaya bahwa perawat memiliki tanggung
jawab untuk melakukan lebih dari 10 faktor karatif tersebut dan membantu
pasien dalam area promosi kesehatan melalui tindakan preventif. Tujuan
ini dapat dicapai dengan mengajarkan pasien perubahan diri untuk
meningkatkan kesehatan, memberikan dukungan sesuai situasi,
mengajarkan cara menyelesaikan masalah, serta mengetahui kemampuan
adaptasi dan koping terhadap kehilangan.
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Florence Nightingale memandang pasien dalam konteks seluruh
lingkungan, yaitu lingkungan fisik, psikologis, dan sosial. Florence
Nightingale menemukan bahwa perawat tidak hanya tertarik pada penggunaan
obat-obatan, tetapi juga lebih diarahkan pada udara, cahaya, lingkungan yang
nyaman, kebersihan, ketenangan, dan nutrisi yang tepat. Tujuan penilaian atau
observasi bukan untuk mendapatkan berbagai informasi atau fakta yang
dipertanyakan, tetapi untuk menyelamatkan nyawa dan meningkatkan
kesehatan dan keselamatan.
Berdasarkan apa yang telah kita bahas, dapat disipulkan bahwa Jean
Watson adalah seorang ahli teori keperawatan yang menganut Human Caring.
Watson percaya bahwa fokus utama keperawatan adalah pada carative factor
yang muncul dari perspektif humanistik yang dikombinasikan dengan basis
pengetahuan ilmiah. 

B. Saran
Diharapkan para pembaca memperbanyak literatur dalam pembuatan
makalah agar dapat membuat makalah yang baik dan benar. Terutama litelatur
yang berhubungan dengan Pengenalan Teori Keperawatan serta pandangan
umum Teori Keperawatan menurut Florence Nightingale dan Jean Watson
mempermudah mahasiswa perawat untuk mempelajari mata kuliah Konsep
Dasar Keperawatan yang benar
DAFTAR PUSTAKA

Alimul Hidayat, Aziz. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Salemba Medika,


Jakarta

Asmadi. 2008.Konsep Dasar Keperawatan Jakarta: EGC

Febriana, D. V. (2017). Konsep Dasar Keperawatan. Anak Hebat Indonesia.

Lestari, L., & Ramadhaniyati. (2018). Falsafah dan Teori Keperawatan.


Pustaka Belajar.
 
Nelson, John., Watson, Jean. 2012. Measuring Caring LLC: Springer Publishing
Company.

Anda mungkin juga menyukai