Anda di halaman 1dari 17

Definisi Teori dan Teori Keperawatan

Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep atau definisi yang memberikan suatu
pandangan sistematis terhadap gejala gejala atau fenomena fenomena dengan menentukan hubungan
spesifik antara konsep konsep tersebut.

Teori keperawatan didefinisikan oleh Steven (1984), sebagai usaha untuk menguraikan dan menjelaskan
berbagai fenomena dalam keperawatan. Teori keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan
dengan disiplin ilmu lain dan bertujuan untuk menggambarkan,menjelaskan, memperkirakan dan
mengontrol hasil asuhan atau pelayanan keperawatan yang dilakukan.

Karakteristik Dasar Teori Keperawatan

Torrest (1985) dan Chinn & Jacob (1983) menegaskan terdapat lima karakteristik dasar teori keperawatan :

-Teori keperawatan mengidentifikasikan dan mendefinisikan sebagai hubungan yang spesifik dari konsep-
konsep keperawatan seperti hubungan antara konsep manusia, konsep sehat-sakit, konsep lingkungan dan
keperawatan

-Teori keperawatan bersifat ilmiah, artinya teori keperawatan digunakan dengan alasan atau rasional yang
jelas dan dikembangkan dengan menggunakan cara berpikir yang logis

-Teori keperawatan bersifat sederhana dan umum, artinya teori keperawatan dapat digunakan pada masalah
sederhana maupun masalah kesehatan yang kompleks sesuai dengan situasi praktek keperawatan

-Teori keperawatan berperan dalam memperkaya body of knowledge keperawatan yang dilakukan melalui
penelitian

-Teori keperawatan menjadi pedoman dan berperan dalam memperbaiki kualitas praktek keperawatan

Faktor yang mempengaruhi teori keperawatan

 Filosofi Florence Nigtingale


Florence merupakan salah satu pendiri yang meletakkan dasar-dasar teori keperawatan yang melalui
filosofi keperawatan yaitu dengan mengidentifikasi peran perawat dalam menemukan kebutuhan dasar
manusia pada klien serta pentingnya pengaruh lingkungan di dalam perawatan orang yang sakit yang
dikenal dengan teori lingkungannya. Selain Florence juga membuat standar pada pendidikan
keperawatan serta standar pelaksanaan asuhan keperawatan yang efesien.Beliau juga membedakan
praktek keperawatan dengan kedokteran dan perbedaan perawatan pada orang yang sakit dengan yang
sehat.

 Kebudayaan
Kebudayaan juga mempunyai pengaruh dalam perkembangan teori-teori keperawatan diantaranya
dengan adanya pandangan bahwa dalam memberikan pelayanan keperawatan akan lebih baik dilakukan
oleh wanita karena wanita mempunyai jiwa yang sesuai dengan kebutuhan perawat, akan tetapi
perubahan identitas dalam proses telah berubah seiring dengan perkembangan keperawatan sebagai
profesi yang mandiri, demikian juga yang dahulu budaya perawat dibawah pengawasan langsung
dokter, dengan berjalannya dan diakuinya keperawatan sebagai profesi mandiri, maka hak dan otonomi
keperawatan telah ada sehingga peran perawat dan dokter bukan di bawah pengawasan langsung akan
tetapi sebagai mitra kerja yang sejajar dalam menjalankan tugas sebagai tim kesehatan.

 Sistem Pendidikan
Pada sistem pendidikan telah terjadi perubahan besar dalam perkembangan teori keperawatan. Dahulu
pendidikan keperawatan belum mempunyai sistem dan kurikulum keperawatan yang jelas, akan tetapi
sekarang keperawatan telah memiliki sistem pendidikan keperawatan yang terarah sesuai dengan
kebutuhan rumah sakit sehingga teori-teori keperawatan juga berkembang dengan orientasi pada
pelayanan keperawatan.
Falsafah, Paradigma dan Paradigma Keperawatan

 Falsafah adalah keyakinan terhadap nilai-nilai yang menjadi pedoman untuk mencapai suatu
tujuan yang dipakai sebagai pedoman hidup.
 Falsafah Keperwatan adalah keyakinan perawat terhadap nilai-nilai keperawatan yang menjadi pedoman
dalam memberikan asuhan keperawatan, baik kepada individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat.
 Falsafah Keperwatan adalah Model konsep atau kerangka yang memberikan batasan yang
ditujukan sebagai dasar bagi perawat dalam berpikir, mengobservasi, menginterpretasikan dan bertindak
 Falsafah Keperawatan adalah Pandangan dasar tentang hakekat manusia dan esensi keperawatan yang
menjadikan kerangka dasar dalam praktik keperawatan
 Paradigma adalah Pandangan fundamental tentang persoalan dalam suatu cabang ilmu
pengetahuan, serta dapat pula diartikan sebagai suatu diagram atau kerangka berpikir seseorang dalam
menjelaskan suatu masalah atau fenomena dari suatu kejadian.
 Paradigma keperawatan ≈ cara pandang yang mendasar atau cara kita melihat, memikirkan, memberi
makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan 
ACUAN ATAU DASAR DALAM MELAKSANAKAN PRAKTIK KEPERAWATAN
PROFESIONAL
1. Manusia atau klien sebagai penerima asuhan keperawatan (individu, kelompok, keluarga dan
masyarakat)
2. Linkungan yakni keadaan internal dan eksternal yang mempengaruhi klien. Hal ini meliputi
lingkungan fisik.
3. Kesehatan meliputi derajat kesehatan dan kesejahteraan klien.
4. Keperawatan, atribut, karakteristik dan tindakan dari perawat yang memberiakan asuhan bersama
sama dengan klien

Hubungan falsafah keperawatan dan paradigma keperawatan

Falsafah keperawatan  keyakinan perawat terhadap nilai-nilai keperawatan yang menjadi pedoman dalam
memberikan asuhan keperawatan, baik kepada individu, keluarga, kelompok atau masyarakat

Paradigma keperawatan  cara pandang perawat melihat, memikirkan, memaknai, menyikapi serta memilih
tindakan atas fenomena yang ada, sehingga dikatakan bahwa paradigma merupakan suatu diagram atau
kerangka berpikir yang menjelaskan suatu fenomena

A. Komponen Suatu Teori


1. Konsep

Formulasi tentang obyek/kejadian yang dapat diaamtai, dirasakan karena konsep itu abstrak, harus
dijabarkan dalam bentuk variabel. Variabel adalah konsep yang bisa diukur atau di analisis. Contoh konsep
mengenai pengetahuan politik.

2. Definisi

Menjelaskan atau menggambarkan teori, konsep, ataupun komponen-komponen yang menyusun teori
tersebut. Tidak dapat dikatakan salah atau benar. Intinya definisi yaitu suatu pernyataan mengenai ciri-ciri
penting suatu hal dan biasanya lebih kompleks.
3. Asumsi

Pernyataan-pernyataan yang menjelaskan konsep-konsep atau menggabungkan konsep-konsep. Asumsi


merupakan suatu kenyataan, diterima sebagai kebenaran. Contohnya manusia adalah makhluk sosial.
Pernyataan ini memang sautu kenyataan diterima sebagai kebenaran. Dalam teori Peplau terdapat asumsi
eksplisit dan implisit. Asumsi eksplisit memberikan pandangan bahwa:

a. Perawat akan membuat pasien belajar ketika ia menerima penaganan perawatan


b. Menjalankan fungsi keperawatn dan pendidikan keperawatan dengan membantu perkembangan pasien
ke arah kedewasaan.
c. Keperawatan menggunakan prinsip-prinsip dan metode-metode yang membimbing proses ke resolusi
dari masalah interpersonal.

Asumsi implisit yaitu mempertegas profesi keperawatan, memiliki tanggung jawab legal dalam
penggunaan keperawatan secara efektif dan dan segala konsekuensinya kepada pasien.

4. Fenomena

Kejadian-kejadian yang ada di dalam obyek/ aspek-aspek yang dirasakan/alami. Sesuatu yang dapat
dirasakan/dilihat dengan panca indra, kenyataan-kenyataan yang ada, tanda-tanda, gejala-gejala, sesuatu yang
luar biasa, keajaiban, fakta (KBBI,2008). Contoh : fenomena bunuh diri, pembunuhan, pencurian. Bisa kita
simpulkan bahwa konsepnya merupakan perilaku menyimpang.

Fenomena yang terjadi pada teori Peplau merupakan fenomena individu dan dieksplorasi dalam
hubungan perawat-pasien. Thomas, Baker, dan Estes menggunakan konsep kecemasan Peplau sebagai
suatu makna untuk memecahkan perasaan marah secara konstruktif melalui proses pembelajaran pada
hubungan perawat-pasien (Tomey & Alligood,1998).

B. Komponen Model Teori Keperawatan Dalam Paradigma Keperawatan

Paradigma adalah suatu cara pandang mendasar atau cara kita melihat, memikirkan, memaknai,
menyikapi, serta memilih tindakan atas fenomena yang ada. Paradigma merupakan suatu diagram atau
kerangka berpikir yang menjelaskan suatu fenomena. Paradigma mengandung berbagai konsep yang terkait
dengan fokus keilmuannya. Paradigma keperawatan merupakan suatu pandangan global yang dianut oleh
mayoritas kelompok ilmiah (keperawatan) atau hubungan berbagai teori yang membentuk suatu susunan yang
mengatur hubungan di antara teori tersebut guna mengembangkan model konseptual dan teori-teori
keperawatan sebagai kerangka kerja keperawatan.
Paradigma keperawatan terdiri atas empat unsur, yaitu keperawatan, manusia, sehat-sakit, dan
lingkungan. Keempat unsur inilah yang membedakan paradigma keperawatan dengan teori lain. Teori
keperawatan didasarkan pada keempat konsep tersebut, yakni konsep manusia, konsep sehatsakit, konsep
lingkungan, dan konsep keperawatan sebagai intinya.
Model konseptual dan teori keperawatan menggambarkan bermacam- macam paradigma yang berasal
dari metaparadigma disiplin keperawatan. Oleh karena itu, meskipun masing-masing tokoh teori keperawatan
memiliki pendapat atau konsep yang berbeda tentang metaparadigma, namun dalam teori mereka empat konsep
metaparadigma ada di masing- masing teori model. Perbedaan ini hanya disebabkan karena adanya sudut
pandang yang berbeda dan penekanan pada salah satu komponen metaparadigma.
Definisi metaparadigma menurut Fawcett adalah perspektif global dari sebuah disiplin ilmu, konsep
global mengenai fenomena yang menjadi pusat perhatian dari disiplin ilmu, global proposisi yang menjelaskan
konsep dan global proposisi yang menetapkan hubungan diantara beberapa konsep (Masters, 2016) Komponen
paradigma keperawatan terdiri dari empat, yaitu:
1. Manusia
Merupakan penerima asuhan keperawatan, termasuk klien, keluarga dan komunitas. Manusia merupakan sentral asuhan
keperawatan yang dilakukan perawat. Karena kebutuhan manusia biasanya kompleks, maka penting untuk menyediakan
pelayanan yang berfokus pada klien (Potter dan Perry, 2009). Sedangkan menurut Asmadi (2008), manusia dapat diartikan
sebagai :
a) makhluk yang unik, karena manusia memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda;
b) manusia sebagai sistem adaptif/ terbuka. Manusia dipandang sebagai sistem terbuka yang dinamis dan
memerlukan berbagai masukan dari subsistem (sistem pernafasan, pencernaan dll) dan suprasistem
(keluarga, komunitas, masyarakat) gura mempertahankan keadaan seimbang ;
c) manusia sebagai makhluk holistik. Manusia adalah makhluk yang utuh, terdiri dari aspek bio- psiko-
sosio-spiritual-kultural atau terdiri dari aspek jasmani dan rohani.

2. Kesehatan (sehat-sakit)
Kesehatan adalah kondisi dinamis manusia dalam rentang sehat sakit yang merupakan hasil interaksi
dengan lingkungan. Sehat merupakan keadaan seimbang bio-psiko-sosio-spiritual yang dinamis yang
memungkinkan individu untuk menyesuaikan diri sehingga dapat berfungsi secara optimal guna memenuhi
kebutuhan dasar melalui aktivitas hidup sehari-hari sesuai dengan tingkat tumbuh kembangnya. Sakit adalah
keadaan tidak seimbang antara bio-psiko-sosio-spiritual sebagai respons tubuh terhadap interaksinya dengan
lingkungan, baik internal maupun eksternal.

3. Lingkungan/situasi
Kondisi yang mungkin mempengaruhi klien dan tempatnya berada, di mana kebutuhan pelayanan
kesehatan ada. Hubungan ini dapat berupa pengaruh positif dan negatif pada tingkat kesehatan manusia dan
kebutuhan pelayanan kesehatan (Potter dan Perry, 2009). Lingkungan disini dapat berupa lingkungan internal
(misalnya genetik, struktur tubuh dan fungsi tubuh serta psikologis) dan lingkungan eksternal (misalnya
lingkungan fisik, lingkungan sekitar manusia, sosial, kultural)

4. Keperawatan
Keperawatan adalah suatu profesi yang mengabdi kepada manusia dan kemanusiaan, mendahulukan
kepentingan kesehatan masyarakat di atas kepentingan sendiri, suatu bentuk pelayanan/asuhan yang bersifat
humanistik, menggunakan pendekatan holistik, dilaksanakan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan,
berpegang pada standar pelayanan/asuhan keperawatan serta menggunakan kode etik keperawatan sebagai
tuntutan utama dalam melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan.
Sedangkan menurut Lokakarya Nasional Keperawatan (1983), keperawatan adalah suatu bentuk
pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat
(seni) keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada
individu keluarga dan masyarakat, baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Bantuan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan serta
kurangnya kamauan menuju kepada kamampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari secara mandiri.
Fokus tindakan keperawatan adalah diagnosis dan pengobatan respons manusia terhadap masalah
kesehatan yang ada atau berpotensial ada. Misalnya pasien yang didiagnosa TBC (tuberculosis paru), maka
diagnosa/ masalah keperawatan yang dapat diangkat oleh perawat adalah respon pasien terhadap penyakit TBC
tersebut seperti: ketidakefektifan bersihan jalan nafas (karena pasien mengeluh batuk), ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (karena pasien mengalami penurunan berat badan dan nafsu makan).
Pandangan individu sebagai makhluk holistik, menuntun kita harus memberikan perawatan secara
total/seluruh aspek (biopsikososiospiritual). Keperawatan holistik merupakan suatu pendekatan yang berpusat
pada orang dengan menyertakan konsep-konsep holisme, healing, dan transpersonal caring sebagai konsep inti.
Oleh karena itu, keperawatan holistik akan tercapai bila perawat menerapkan "caring" dalam merawat pasien.

C. Teori Sister Calista Roy:Model Adaptasi Roy

Pada tahun 1964 model ini banyak di gunakan sebagai falsafah dasar dan model konsep dalam
pendidikan keperawatan. Model adaptasi roy adalah system model yang esensial dalam keperawatan. Asumsi
dasar model ini adalah:

1. Individu adalah mahluk biopsikososial sebagai satu kesatuan yang utuh. Seseorang dikatakan sehat jika
mampu berfungsi untuk memenuhi kebutuhan biologis, psikologis dan social.
2. Setiap orang selalu menggunakan koping, baik yang bersifat positif maupun negative untuk dapat
beradaptasi. Kemampuan beradaptasi seseorang dipengaruhi oleh tiga komponen yaitu penyebab utama
terjadinya perubahan, kondisi dan situasi yang ada serta keyakinandan pengalaman dalam beradaptasi.
3. Setiap individu berespons terhadap kubutuhan fisiologis, kebutuhan akan konsep diri yang positif,
kemampuan untuk hidup mandiri atau kemandirian serta kebutuhan akan kemampuan melakukan
peran dan fungsi secara optimal untuk memelihara intergritas diri.
4. Individu selalu berada pada rentang sehat sakit, yang berhubungan erat dengan keefektifan koping yang
dilakukan untuk memelihara kemampuan beradaptasi.

Menurut roy, respons yang menyebabkan penurunan integritas tubuh menimbulkan adanya suatu
kebutuhan dan menyebabkan individu berespons terhadap kebutuhan tersebut melalui upaya atau perilaku
tertentu. Menurutnya, kebutuhan fisiologis meliputi oksigenisasi dan sirkulasi, keseimbangan cairan dan
elektrolit, makanan , tidur dan istirahat, pengaturan suhu, hormonal dan fungsi sensoris. Kebutuhan akan
konsep diri yang positif berfokus pada persepsi diri yang meliputi kepribadian, norma, etika dan keyakinan
seseorang. Kemandirian lebih di fokuskan pada kebutuhan dan kemampuan melakukan interaksi social
termasuk kebutuhan akan dukungan orang lain. Peran dan fungsi optimal lebih difokuskan pada perilaku
individu dalam menjalankan peran dan fungsi yang diembannya.

Singkatnya, Roy menegaskan bahwa individu adalah mahluk biopsikososial sebagai satu kesatuan utuh
yang memiliki mekanisme koping untuk beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Individu selalu
berinteraksi secara konstan atau selalu beradaftif terhadap perubahan lingkungan. Roy mengidentifikasi
lingkungan sebagai semua yang ada disekeliling kita dan berpengaruh terhadap perkembangan manusia. Sehat
adalah suatu keadaan atau proses dalam menjaga integritas diri. Menurutnya, peran perawat adalah membantu
pasien beradaptasi terhadap perubahan yang ada.

Terdapat tiga tingkatan adaptasi pada manusia yang dikemukakan oleh Roy diantaranya:

Focal stimulasi yaitu stimulus yang langsung beradaptasi dengan seseorang dan akan mempunyai
pengaruh kuat terhadap seorang individu.
Konstektual stimulus, merupakan stimulus lain yang dialami seseorang, dan baik stimulus internal maupun eksternal, yang dapa
Residual stimulus, merupakan stimulus lain yang merupakan cirri tambahan yang ada atau sesuai
dengan situasi dalam proses penyesuaian dengan lingkungan yang sukar dilakukan observasi.

System adaptasi memiliki empat mode adaptasi diantaranya :


Fungsi fisioligi komponen system adaptasi ini yang adaptasi fisioligis diantaranya oksigenasi, nutrisi, eleminasi, aktifita dan istiraha
Konsep diri yang mempunyai pengrtian bagaimana seseorang mengenal pola-pola interaksi social yang
berhubungan dengan orang lain;
Fungsi peran merupakan proses penyesuaian yang berhubungan dalam bagaimana peran seseorang dalam mengenal pola-pola inte
Inter dependent merupakan kemampuan mengenal pola-pola tentang kasih saying, cinta yang dilakukan
melalui hubungan secara interpersonal pada tingkat individu maupun kelompok.

Proses penyesuaian diri individu harus meningkatkan energy agar mampu melaksanakan tujuan untuk
kelangsungan kehidupan, perkembangn, reproduksi dan keunggulan sehingga proses ini memiliki tujuan untuk meningkatkan re

D. Teori Dorothea Orem


Menurut orem, asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap orang mempunyai kemampuan untuk merawat diri s
prinsip dalam perawatan diri sendiri atau perawatan mandiri.
Perawatan mandiri yang dilakukan bersifat holistic meliputi kebutuhan oksigen, air, makanan, eliminasi, aktifitas dan istirahat, me
Perawatan mandiri yang dilakukan harus sesuai dengan tumbuh kembangnya manusia.
3. Perawatan mandiri dilakukan karena adanya masalah kesehatan atau penyakit untuk pencegahan dan
peningkatan kesehatan.
Dalam konsep praktek keperawatan Orem mengembangkan bentuk teori self care,diantaranya : 1. Perawatan Perawatan Diri Sen
Orem mengemukakan bahwa self care meliputi :

a. Self care sendiri, yang merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta dilaksanakan individu itu sendiri dalam memenu
b. Self care agency merupakan suatu kemampuan individu dalam melakukan perawatan diri sendiri,
yang dapat dipengaruhi oleh usia perkembangan sosiokulturasi, kesehatan dll.
c. Adanya tuntutan dan permintaan dalam perawatan diri sendiri, yang merupakan tindakan mandiri yang dilakukan dal
d. Kebutuhan self care merupakan suatu tindakan yang ditujukan pada penyediaan dan perawatan diri
sendiri yang bersifat Universal dan berhubungan dengan proses kehidupan manusia serta dalam upaya mempertahankan fun

2. Self Care Defisit

Merupakan bagian penting dalam perawatan umum dimana segala perencanaan keperawatan diberikan
pada saat perawat dibutuhkan yang dapat di terapkan pada uang belum dewasa, atau kebutuhan yang melebihi kemampuan sert
peningkatan self care baik secara kualitas maupun kuantitas. Dalam pemenuhan perawatan diri serta membantu
proses penyelesaian masalah, Orem memiliki metode untuk proses tersebut, diantaranya bertindak atau berbuat untuk orang lain, se
pribadi serta mengajarkan atau mendidik pada orang lain.
Dalam praktek keperawatan Orem melakukan identifikasi kegiatan praktek dengan melibatkan
pasiendan keluarga dalam pemecahan masalah, menentukan kapan dan bagaimana pasien memerlukan bantuan keperawatan, ber
bantuan secara teratur bagi pasien dan mengkoordinasi serta mengintegrasikan keperawatan dalam kehidupan sehari-hari pada pasien
3. Teori system keperawatan Orem

Merupakan teori yang menguraikan secara jelas bagaimana kebutuhan perawatan diri pasien terpenuhi oleh perawat atau pasien
a. System bantuan secara penuh (wholly Compensatory System)

Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan secara penuh pada pasien dikarenakan ketidakmampuan pasie
bantuan dalam pergerakan, pengontrolan dan ambulasi serta adanya manipulasi gerakan. Pemberian bantuan secara system ini dapa
pada pasien koma pada pasien sadar dan mungkin masih dapat membuat suatu pengamatan dan penilaian tentang cedera atau mas
b. System bantuan sebagian (partially compensatory system)

Merupakan system dalam pemberian perawatan diri secara sebagian saja dan ditujukan kepada pasien yang memerlukan bantu
memiliki kemampuan seperti cuci tangan , gosok gigi, cuci muka akan tetapi butuh pertolngan perawat dalam ambulasi dan me
c. System suportif dan edukatif

Merupakan system bantuan yang diberikan pada pasien yang membutuhkan dukungan pendidikan dengan harapan pasien mampu m
pasien yang memerlukan informasi dalam pengaturan kelahiran.
Dalam pandangan tentang teori dan konsep keperawatan, orem mempunyai pandangan bahwa teori dan konsep dilakukan untuk mere
perawatan dengan merencanakan perawatan sesuai dengan system perawatan uang akan diberikan dalam memenuhi keteratasan pe
menjaga kemampuan pasien dalam perawatan diri.

2.1 Latar Belakang Teori Florence Nightingale


Teori Nightingale adalah teori yang mengemukakan tentang lingkungan. Florence Noghtingale sendiri
adalah perawat yang pertama kali ada di dunia dan beliau di kenal sebagai wanita yang pantang menyerah
dalam merawat pasien dan memiliki jiwa penolong serta sangat berperan penting dalam perkembangan ilmu
keperawatan.
Penulis kontemporer mulai menggali hasil pekerjaan Florence Nightingale
sebagai sesuatu yang mempunyai potensi menjadi teori dan model konseptual dari keperawatan (Meleis 1985,
Torres 1986, Marriner-Toorey 1994, Chin and Jacobs 1995). Meleis (1985) mencatat bahwa konsep
Nightingale menempatkan lingkungan sebagai fokus asuhan keperawatan dan perhatian dimana perawat tidak
perlu memahami seluruh proses penyakit dan itu merupakan proses awal untuk memisahkan antara profesi
keperawatan dan kedokteran. Nightingale tidak memandang perawat secara sempit yang hanya sibuk dengan
masalah pemberian obat dan pengobatan, tetapi lebih berorientrasi pada pemberian udara, lampu, kenyamanan
lingkungan, kebersihan, ketenangan, dan nutrisi yang adekuat (Nightingale 1860, Torres 1986).
Melalui observasi dan pengumpulan data Nightingale menghubungkan antara status kesehatan klien
dengan faktor lingkungan dan sebagai hasil yang menimbulkan perbaikan kondisi hygiene dan sanitasi selama
perang Crimean. Torres (1986) mencatat bahwa Nightingale memberikan konsep dan penawaran yang dapat
divalidasi memberikan dan digunakan untuk menjalankan praktik keperawatan. Nightingale dalam teori
deskripsinya memberikan cara berfikir tentang keperawatan dan kerangka rujukan yang berfokus pada klien
dan lingkungan (Torres, 1986). Surat Nightingale dan tulisan tangannya menuntun perawat untuk bekerja atas
nama klien. Marriner-Tomey, (1994), prinsipnya mencakup bidang pelayanan, penelitian dan pendidikan . hal
paling penting adalah konsep dan prinsip yang membentuk dan melingkupi praktik keperawatan . Nightingale
berfikir dan menggunakan proses keperawatan. Ia mencatat bahwa observasi (pengkajian) bukan demi berbagai
informasi/fakta yang mencurigakan, tetapi demi menyelematkan hidup dan meningkatkan kesehatan dan
keamanan.

2.2 Definisi dan Konsep Mayor


1. Definisi teori
Teori merupakan kumpulan konsep, definisi, dan usulan yang memproyeksikan sebuah pandangan
sistematis tentang suatu fenomena dengan merancang hubungan khusus antar-konsep guna menggambarkan,
menjelaskan, memprediksi, dan/atau mengendalikan fenomena yang ada (Asmadi, 2008).
Untuk memudahkan alur berpikir mengenai hubungan dan pengaruh logis antar-konsep serta untuk
merealisasikan teori keperawatan ke dalam praktik, diperlukan suatu model keperawatan. Keperawatan sebagai
ilmu dan profesi harus didukung oleh teori dan model konseptual agar pelayanan keperawatan yang diberikan
semakin professional (Asmadi, 2008).
Florence Nightingale adalah salah satu perawat pertama untuk mendokumentasikan dampak lingkungan
yang dibangun terhadap pasien. Selain menulis tentang sanitasi, tingkat infeksi, dan ventilasi, Nightingale
memahami bahwa aspek lingkungan seperti warna, suara, dan cahaya, bersama dengan kehadiran perawat,
memberikan kontribusi untuk mendapatkan kesehatan
Florence Nightingale, yang kita kenal sebagai perawat yang membangun landasan teori bagi profesi
keperawatan, mengembangkan dan menerbitkan suatu filosofi dan suatu teori tentang hubungan antara
kesehatan dan keperawatan (Soemowinoto, 2008). Titik berat teori ini adalah pada aspek lingkungan.
Nightingale meyakini bahwa kondisi lingkungan yang sehat penting untuk penanganan perawatan yang layak.

2. Konsep mayor teori Florence Nightingale


Model konsep Florence Nightingale memposisikan lingkungan sebagai fokus asuhan keperawatan, dan
perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit model konsep ini dalam upaya memisahkan antara
profesi keperawatan dan kedokteran. Orientasi pemberian asuhan keperawatan/tindakan keperawatan lebih
diorientasikan pada pemberian udara, lampu, kenyamanan lingkungan, kebersihan, ketenangan dan nutrisi
yang adekuat (jumlah vitamin atau mineral yang cukup), dengan dimulai dari pengumpulan data dibandingkan
dengan tindakan pengobatan semata, upaya teori tersebut dalam rangka perawat mampu menjalankan praktik
keperawatan mandiri tanpa tergantung dengan profesi lain.
Model konsep ini memberikan inspirasi dalam perkembangan praktik keperawatan, sehingga akhirnya
dikembangkan secara luas, paradigma perawat dalam tindakan keperawatan hanya memberikan kebersihan
lingkungan adalah kurang benar, akan tetapi lingkungan dapat mempengarui proses perawatan pada pasien,
sehingga perlu diperhatikan. Inti konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam konteks lingkungan
secara keseluruhan, terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan psiklologis dan lingkungan sosial.

a. Lingkungan fisik ( Physical environment)


Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan udara. Faktor tersebut
mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan mempengaruhi pasien dimanapun dia
berada didalam ruangan harus bebas dari debu, asap, bau-bauan. Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan
hangat, udara bersih, tidak lembab, bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga
memudahkan perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Luas, tinggi penempatan tempat tidur
harus memberikan keleluasaan pasien untuk beraktivitas. Tempat tidur harus mendapatkan penerangan yang
cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posisi pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya
mendapat ventilasi.
b. Lingkungan psikologi ( Psychology environment)
Florence Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat menyebabkan stress fisik
dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu, ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan
fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan yang cukup dan aktivitas manual dapat merangsang semua
faktor untuk dapat mempertahankan emosinya. Komunikasi dengan pasien dipandang dalam suatu konteks
lingkungan secara menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru atau terputus-putus.
Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan dilingkungan
pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran pasien. Tidak boleh
memberikan harapan yang terlalu muluk muluk, menasehati yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya.
Selain itu, membicarakan kondisi-kondisi lingkungan dimana dia berada atau cerita hal-hal yang
menyenangkan dan para pengunjung yang baik dapat memberikan rasa nyaman.
c. Lingkungan Sosial (Social environment )
Observasi (pengamatan) dari lingkungan sosial terutama hubungan spesifik (khusus), kumpulan data-
data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk pencegahan penyakit. Dengan
demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan observasi (pengamatan) dalam hubungan dengan
kasus-kasus secara spesifik lebih sekadar data-data yang ditunjukan pasien pada umumnya.
Seperti juga hubungan komunitas dengan lingkungan sosial dugaannya selalu dibicarakan dalam
hubungan individu pasien yaitu lingkungan pasien secara menyeluruh tidak hanya meliputi lingkungan rumah
atau lingkungan rumah sakit tetapi juga keseluruhan komunitas yang berpengaruh terhadap lingkungan secara
khusus.

2.3 Penjelasan Skema/Bagan Model Konseptual

Klien

Anda mungkin juga menyukai