PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dasar suatu profesi adalah berkembangnya batang tubuh keilmuan yang
sering diwujudkan dalam bentuk teori dan model. Keperawatan sebagai satu displin
ilmu sehingga keperawatan membutuhkan adanya suatu ilmu pengetahuan yang di
bangun berdasarkan teori dan model keperawatan. Keperawatan membutuhkan
adanya teori karna teori member kontribusi pondasi dasar yang baik pada praktik
keperawatan dan membuat hubungan yang baik antara praktisi dengan ahli riset.
Penerapan teori dan model keperawatan pada level pelayanan keperawatan
selama ini dirasakan belum maksimal. Keperawatan keluarga sebagai bagian
spesialisasi dalam keperawatan memerlukan teori dan model keperawatan dalam
memberikan pelayanan keperawatan pada keluarga teori dan model keperawatan
keluarga perlu dikembangkan secara terus menerus berdasarkan kondisi keluarga
yang ada di Indonesia sehingga praktik keperawatan keluarga dapat teraplikasikan
dengan baik.
Praktik keperwatan yang berdasarkan teori sangat penting dalam praktik
keperawatan keluarga karena akan menuntun perawat untuk berfikir secara
interaktif berkenaan dengan fenomena dan masalah keluarga permasalahan
keperawatan di dalam keluarga sangatlah kompeks sehingga perawat memerlukan
suatu kerangka teoritis dalam menjelaskan, mengidentifikasi, mengnalisis, dan
menyimpulkan permasalahan keperawatan dalam keluarga tersebut.
Keperawatan sebagai displin ilmu memiliki teori dan model yang dapat
diaplikasikan pada suatu praktik keperawatan keluarga. Teori dan model
keperawatan yang dapat diterapkan pada praktik keperawatan keluarga antara lain:
Model Lingkungan dari Ninghtiangle, Teori King tentang pencapaian tujuan,
Model Adaptasi Roy, Model Sistem Kesehatan dari neuman, Model Self Care dari
Orem, Teori Roger tentang manusia seutuhnya, Model Friedmean.
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka sangatlah diperlukan dan
dikembangkan suatu teori model asuhan keperawatan keluarga dalam mewujudkan
1
keluarga yang sehat dan sejahtra untuk menunjang pembentukan masyarakat yang
sehat dalam menuju Indonesia Sehat 2010.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana model konseptual keperawatan dalam keperawatan keluarga?
C. Tujuan
Mengetahui dan memahami model konseptual keperawatan dalam
keperawatan keluarga.
D. Manfaat
1. Bagi Institusi Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat kemampuan mahasiswa sebagai peserta
didik dalam menelaah suatu fenomena kesehatan yang spesifik tentang
model konseptual keperawatan dalam keperawatan keluarga.
2. Bagi Tenaga Kesehatan (Perawat)
Makalah ini bagi tenaga kesehatan khususnya untuk perawat adalah
untuk mengetahui pentingnya bagaimana pelayanan yang tepat terhadap
menganalisa model konseptual keperawatan dalam keperawatan keluarga..
3. Bagi Mahasiswa
Manfaat makalah ini bagi mahasiswa baik menyusun maupun
pembaca adalah untuk menambah wawasan terhadap seluk beluk tentang
menganalisa model konseptual keperawatan dalam keperawatan keluarga.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
lain dan dapat mengungguli teori yang sudah ada. Oleh karena itu teori tersebut
dapat diubah, diuji atau digunakan dalam suatu pedoman penulisan ilmiah.
Teori keperawatan adalah kumpulan konsep ,defenisi, variabel ,hubungan
dan asumsi atau preposisi dari model keperawatan atau dari displin lain atau hal lain
yang sesuai, dengan melihat secara sistematis berbagai fenomena dengan desain
spesipik yang berhubungan dengan yang lain, yang bertujuan memberikan
gambaran, penjelasan ,dan prediksi fenomena. Teori keperawatn adalah struktur
konsep yang ada dalam literature yang siap untuk di buat alur pemikiran atau
gambaran dari model keperawatan yang ada. Teori keperawatn memberikan
rasional untuk mengembangkan hipotesis.
Teori keperawatan yang saat ini dikembangkan dan diterapkan dalam
keperawatan baik untuk keperluan pendidikan maupun praktek keperawatan
menggunakan empat model. Semua model tersebut menggambarkan konsep yang
sama yaitu:
1. Orang yang menerima asuhan keperawatan
2. Lingkungan (masyarakat)
3. Kesehatan (sehat/sakit, kesehatan dan penyakit)
4. Keperawatan dan peran perawat (tujuan/sasaran, peran dan fungsi)
Teori-teori keperawatan yang ada saat ini semuanya dibangun atas empat
konsep yang menghasilkan suatu model keperawatan. Model keperawatan tersebut
digunakan dalam praktik, penelitian ataupun pengajaran. Karena keperawatan
digunakan dalam hal teori maka model konsep keperawatan harus dikenalkan dan
dapat dipahami oleh profesi perawat. Meskipun keempat teori itu digunakan dalam
setiap teori keperawatan namun pengertian dan hubungan antara yang satu dan yang
lain berbeda.
4
Teori dan model keperawatan yang dapat diterapkan pada praktik keperawatan
keluarga antara lain:
5
setuju dengan tulisan yang membedakan antara perawatan sebagai tindakan
dan perawatan sebagai suatu profesi dan suatu disiplin yang nyata.
(Friedman, 2010)
1. Manusia
2. Lingkungan
· Udara segar
· Air bersih
6
· Saluran pembuangan yang efisien
· Kebersihan
· Cahaya
3. . Kesehatan
· Kebersihan
· Minuman
· Nutrisi
· Kelembaban
· Saluran air
7
4. Keperawatan
8
emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan kepada pasien untuk
menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari,
makanan yang menarik dan beraktivitas yang dapat merangsang
semua faktor untuk membantu pasien dalam mempertahankan
emosinya.
a. Definisi keperawatan
d. Konsep individu
9
e. Konsep sehat
f. Konsep lingkungan
10
Teori king ini berfokus pada interaksi perawat-klien dengan
pendekatan system. Kekuatan pada model ini adalah partisipasi klien dalam
menentukan tujuan yang akan dicapai, mengambil keputusan, dan interaksi
dalam menerima tujuan dari klien. Teori ini sangat penting pada kolaborasi
individu, keluarga, atau kelompok dengan penekanan pada psikologi,
socialkultural, dan konsep interpersonal. Bagaimanapun kondisi psikologi
juga dibutuhkan untuk pendekatan yang holsistic.
a. Kesehatan
11
terhadap stressor dalam lingkungan internal dan eksternal melalui
penggunaan yang optimal dari sumber daya seseorang untuk mencapai
potensi maksimal untuk hidup sehari-hari".
b. Lingkungan
c. Keperawatan
12
Tindakan didefinisikan sebagai urutan perilaku yang melibatkan
aktivitas mental dan fisik
13
subjektif. Stimuli residual yaitu stimulus lain yang merupakan cirri
tambahan yang ada atau sesuai dengan situasi dalam proses
penyesuain dengan lingkungan yang sukar dilakukan observasi.
Tiga proses adaptasi yang dikemukakan oleh Roy adalah
mekanisme koping, pengaturan subsistem, dan cognator subsistem
(Mariner-Tomey, 2006).
System adapatasi memiliki 4 model adaptasi diantaranya ;
a. Fungsi fisiologis, system adaptasi fisiologis diantaranya
adalah oksigenasi, nutrisi, eliminasi, aktivitas dan istirahat,
integritas kulit, indera, cairan dan elektrolit, fungsi
neurolois, dan endokrin
b. Konsep diri; bagaimana seseorang mengenal pola-pola
interaksi social dalam berhubungan dengan orang-orang
c. Fungsi peran; proses penyesuaian yang berhubungan
dengan bagaimana peran seseorang dalam mengenal pola-
pola interaksi social dalam berhubungan dengan orang lain
d. Interdependent; kemampuan seseorang mengenal pola-pola
tentang kasih sayang, cinta yang dilakukan memlalui
hubungan secara interpersonal pada tingkat individu
maupun kelompok.
Marriner-Tomey(2006) terdapat dua respon adaptasi yang
dinyatakan Ro yaitu :
14
4. Model Betty Neuman tentang system kesehatan ( system model)
15
terhadap stressor baik dari lingkungan internal maupun eksternal.
Komponen utama dari model ini adalah adanya stress dan reaksi terhadap
stress. Klien dipandang sebagai suatu system terbuka yang memiliki siklus
input, proses, output dan feedback sebagai suatu pola organisasi yang
dinamis. Dengan menggunakan perspektif system ini, maka kliennya bias
meliputi individu, kelompok, keluarga, komunitas atau kumpulan agregat
lainnya dan dapat diterapkan oleh berbagai disiplin keilmuan.
16
Pada dasarnya diyakini bahwa semua manusia itu mempunyai
kebutuhan-kebutuhan self care dan mereka mempunyai hak untuk
mendapatkan kebtuhan itu sendiri, kecuali bila tidak mampu.
a. Teori Sistem Keperawatan Orem
Teori ini mengacu kepada bagaimana individu memenuhi kebutuhan
dan menolong keperawatannya sendiri, maka timbullah teori dari Orem
tentang Self Care Deficit of Nursing. Dari teori ini oleh Orem dijabarkan ke
dalam tiga teori yaitu :
17
d) Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan
eksresi;
e) Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat;
f) Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi sosial
g) Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan
kesehatan manusia
h) Peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam
kelompok sosial sesuai dengan potensinya.
2) Self Care Deficit (Defisit Perawatan Diri)
Defisit perawat diri terjadi bila tindakan perawatan diri tidak adekuat
dalam memenuhi kebutuhan perawatan diri yang disadari. Teori defisit
perawatan diri Orem menjelaskan bukan hanya saat keperawatan
dibutuhkan saja, melainkan cara membantu orang lain dengan
menerapkan lima metode bantuan, yakni melakukan untuk, memandu,
mengajarkan, mendukung dan menyediakan lingkungan yang dapat
meningkatkan kemampuan individu untuk memenuhi tuntutan akan
perawatan diri saat ini atau di masa yang akan datang.
3) Nursing system (Sistem Keperawatan)
Teori yang membahas bagaimana kebutuhan "Self Care" pasien
dapat dipenuhi oleh perawat, pasien atau keduanya. Nursing system
ditentukan / direncanakan berdasarkan kebutuhan "Self Care" dan
kemampuan pasien untuk menjalani aktifitas "Self Care".
Orem mengidentifikasikan klasifikasi Nursing System :
a. The Wholly compensatory system
Merupakan bantuan secara keseluruhan, dibutuhkan untuk
klien yang tidak mampu mengontrol dan memantau
lingkungannya dan berespon terhadap rangsangan.
b. The Partly compensantory system
Merupakan bantuan sebagian, dibutuhkan bagi klien yang
mengalami keterbatasan gerak karena sakit atau kecelakaan.
c. The supportive - Educative system
18
Merupakan dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien
yang memerlukannya untuk dipelajari, agar mampu melakukan
perawatan mandiri.
d. Metode bantuan
Perawat membantu klien dengan menggunakan system dan
melalui lima metode bantuan yang meliputi :
1. Acting atau melakukan sesuatu untuk klien;
2. Mengajarkan klien;
3. Mengarahkan klien;
4. Mensupport klien.
b. Keyakinan dan Nilai – Nilai
Kenyakianan Orem's tentang empat konsep utama keperawatan adalah :
1. Klien : individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus
memperthankan self care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit
atau trauma atau koping dan efeknya.
2. Sehat : kemampuan individu atau kelompok memenuhi tuntutan self
care yang berperan untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas
structural fungsi dan perkembangan.
3. Lingkungan : tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan
keperluan self care dan perawat termasuk didalamnya tetapi tidak
spesifik.
4. Keperawatan : pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan
yang dilakukan untuk membantu individu, keluarga dan kelompok
masyarakat dalam mempertahankan self care yang mencakup integritas
struktural, fungsi dan perkembangan.
c. Tiga Kategori Self Care
Model Orem's menyebutkan ada beberapa kebutuhan self care yang
disebutkan sebagai keperluan self care (self care requisite), yaitu :
1. Universal self care requisite ; keperluan self care universal dan ada
pada setiap manusia dan berkaitan dengan fungsi kemanusiaan dan
proses kehidupan, biasanya mengacu pada kebutuhan dasar
manusia.
19
Universal requisite yang dimaksudkan adalah :
a. Pemeliharaan kecukupan intake udara;
b. Pemeliharaan kecukupan intake cairan;
c. Pemeliharaan kecukupan makanan;
d. Pemeliharaan keseimabangan antara aktifitas dan istirahat;
e. Mencegah ancaman kehidupan manusia, fungsi kemanusiaan
dan kesejahteraan manusia;
f. Persediaan asuhan yang berkaitan dengan proses- proses
eliminasi;
g. Meningkatkan fungsi human fungtioning dan perkembangan ke
dalam kelompok sosial sesuai dengan potensi seseorang,
keterbatasan seseorang dan keinginan seseorang untuk menjadi
normal.
2. Developmental self care requisite : terjadi berhubungan dengan
tingkat perkembangan individu dan lingkungan dimana tempat
mereka tinggal yang berkaitan dengan perubahan hidup seseorang
atau tingkat siklus kehidupan.
3. Health deviation self care requisite : timbul karena kesehatan yang
tidak sehat dan merupakan kebutuhan-kebutuhan yang menjadi
nyata karena sakit atau ketidakmampuan yang menginginkan
perubahan dalam perilaku self care.
d. Tujuan Keperawatan Keluarga Menurut Orem’s
Tujuan keperawatan pada model Orem's yang diterapkan kedalam
praktek keperawatan keluarga adalah :
1. Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan mandiri
secara terapeutik;
2. Menolong klien bergerak kearah tidakan-tidakan asuhan mandiri;
3. Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluarganya
yang mengalami gangguan secara kompeten.
20
1. Aspek interpersonal : hubungan didalam kelurga;
2. Aspek sosial : hubungan keluarga dengan masyarakat
disekitarnya;
3. Aspek prosedural : melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga
mampu mengantisipasi perubahan yang terjadi;
4. Aspek tehnis : mengajarkan kepada keluarga tentang tehnik
dasar yang dilakukan di rumah, misalnya melakukan tindakan
kompres secara benar.
21
waktu. Hal tersebut merupakan pola kehidupan. Pada akhirnya
seseorang mampu berbicara, berfikir, merasakan, emosi,
membayangkan dan memisahkan. Manusia mempunyai empat dimensi,
medan energi negentropik dapat diketahui dari kebiasaan dan
ditunjukkan dengan ciri-ciri dan tingkah laku yang berbeda satu sama
lain dan tidak dapat diduga dengan ilmu pengetahuan yaitu lingkungan,
keperawatan dan kesehatan.
Tujuan diagnosa keperawatan memberikan kerangka kerja dalam
intervensi keperawatan direncanakan dan dilaksanakan. Intervensi
keperawatan akan tergantung pada fokus diagnosa keperawatan. Fokus
pada integralitas akan diimplementasikan dengan lingkungan sama
dengan pada individu. Diharapkan perubahan pada suatu hal yang akan
menyebabkan perubahan di sisi yang lain secara simultan terpisah dari
dunia penyakit. Di sana masalah tidak dapat disetujui dengan efektif
dalam arti umumnya perubahan diterima, ukuran penyakit. Kreativitas
dan imaginasi menjadi sangat penting.
Resonansi menyatakan bahwa diagnosa keperawatan ditujukan
untuk mendukung atau memodifikasi variasi proses kehidupan sebagai
manusia yang utuh. Karena proses kehidupan manusia merupakan suatu
fenomense.
Rencana keperawatan pada bagian helicy membutuhkan penerimaan
individu terhadap perubahan yang terjadi strategi untuk meningkatkan
dan memodifikasi irama dan tujuan hidup. Untuk itu dibutuhkan
informasi dan partisipasi aktif klien pada proses keperawatan. Konsep
yang menyebutkan manusia adalah unik dan dapat dikenali karena
kemampuannya dalam merasakan, memberi kesempatan perawat untuk
membantu memecahkan masalah kesehatannya dan mengatur agar
tujuannya dapat mencapai kesehatan.
Prinsip homeodinamika terdiri dari 3 pemisahan prinsip, yaitu
integral, resonansi dan helicy (Roger (1970,1988, 1992)). Dengan
kombinasi prinsip homeodinamika dan konsep manusia dari definisi
perawat, sebuah teori menyatakan dapat dijadikan dalil. Sebuah teori
22
yang tepat mungkin menyatakan jika perawat menggunakan prinsip
homeodinamika untuk melayani umat manusia.
Dinamisme proses prinsip heomeodinamika dalam keperawatan,
menurut Rogers adalah sebagai berikut :
23
beberapa bagian. Secara signifikan mempunyai sifat-sifat yang
khusus jika semuanya jika dilihat secara bagian perbagian ilmu
pengetahuan dari suatu subsistem tidak efektif bila seseorang
memperhatikan sifat-sifat dari sistem kehidupan manusia. Manusia
akan terlihat saat bagiannya tidak dijumpai.
2. Individu dan lingkungan terus mengalami perubahan materi dan
energi.
Berasumsi bahwa individu dan lingkungan saling tukar-
menukar energi dan material satu sama lain. Beberapa individu
mendefenisikan lingkungan sebagai faktor eksternal pada seorang
individu dan merupakan satu kesatuan yang utuh dari semua hal.
3. Mempercayai bahwa proses hidup manusia tidak dapat diulang dan
tidak dapat diprediksi sepanjang ruang dan waktu.
Individu tidak pernah dapat mundur atau jadilah sesuatu ia atau
dia sebelumnya. Bahwa proses kehidupan manusia merupakan hal
yang tetap dan saling bergantung dalam satu kesatuan ruang waktu
secara terus menerus. Akibatnya seorang individu tidak akan
pernah kembali atau menjadi seperti yang diharapkan semula.
4. Perilaku pada individu merupakan suatu bentuk kesatuan yang
inovatif.
Mengidentifikasi pola manusia dan mencerminkan keutuhan
yg inovatif, pola teladan ini mempertimbangkan pengaturan diri,
ritme, dan teori pengaruh energi. Mereka memberi kesatuan
keanekaragaman dan mencerminkan suatu alam semesta yang
kreatif dan dinamis.
5. Individu dicirikan oleh kapasitas abstraksi dan citra, bahasa dan
berpikir, sensasi dan emosi.
Hanya manusia yang mampu untuk berfikir menjadi siapa dan
keluasan dari alam semesta ini. Dari seluruh bentuk kehidupan di
dunia hanya manusia yang mampu berfikir dan menerima dan
mempertimbangkan luasnya dunia.
24
Berdasarkan pada asumsi-asumsi tersebut, terdapat 4 batasan
utama yang ditunjukkan oleh Martha E. Roger :
1. Sumber energi
2. Keterbukaan
3. Pola-pola perilaku
4. Ukuran-ukuran 4 dimensi
25
4. Teori harus sederhana dan dapat disosialisasikan. Teori dapat
disosialisasikan sejak tidak tergantung pada beberapa keadaan. Itu
dinyatakan oleh Martha E Roger konsepsi manusia sangatlah
sederhana. Meskipun memberikan kaitan dalam pemahaman.
Ditambahkan teori ini dilandaskan pada penggunaan sistem terbuka
yang sangat kompleks.
5. Teori didasarkan pada hipotesa dan bisa diuji.
6. Teori memberi dan membantu peningkatan batang keilmuan dalam
disiplin ilmu melalui penelitian sehingga teori tersebut sah.
7. Teori bisa digunakan sebagai pedoman dan peningkatan dalam
praktek.
8. Teori harus konsisten dengan teori lain yang sah, hukum dan
prinsip-prinsip tetapi harus menghindari pertanyaan terbuka yang
perlu diperiksa.
26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas penulis menyimpulkan bahwa model
konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi
dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model
konseptual keperawatan memperlihatkan petunjuk bagi organisasi
dimana perawat mendapatkan informasi agar mereka peka terhadap apa
yang dengan apa yang terjadi pada suatu saat juga dan tahu apa yang harus
perawat kerjakan.
Berdasarkan model-model konsep dalam keperawatan, perawat
harus mengembangkan interaksi antara perawat dan klien untuk membantu
individual dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan kemampuan
sehingga dapat membantu memenuhi tekanan atau memenuhi kebutuhan
yang dihasilkan dari suatu kondisi, lingkungan, situasi atau waktu yang
bertujuan untuk melakukan konservasi kegiatan yang ditujukan untuk
menggunakan sumber daya yang dimiliki klien secara optimal.
B. Saran
1. Bagi institusi pendidikan :
Bagi institusi pendidikan di harapkan untuk memberi saran jika ada
kesalahan ketika mendalami tentang model konseptual keperawatan
keluarga. sehingga yang bersangkutan dapat memberikan pengarahan
yang lebih intensif.
2. Bagi mahasiswa :
Berdasarkan uraian pada pembahasan di atas penulis ingin
memberikan beberapa saran sebagai berikut :
a. Agar mahasiswa dapat memahami model konseptual dalam
keperawatan keluarga sehingga dapat menjadi pedoman baginya
untuk terjun di dunia kesehatan.
27
b. Pentingnya penggunaan model konseptual keperawatan menuntut
perawat agar mampu melakukan praktik keperawatan keluarga dan
menyelesaikan masalah keperawatan klien.
28
DAFTAR PUSTAKA
29