Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dasar suatu profesi adalah berkembangnya batang tubuh keilmuan yang
sering diwujudkan dalam bentuk teori dan model. Keperawatan sebagai satu displin
ilmu sehingga keperawatan membutuhkan adanya suatu ilmu pengetahuan yang di
bangun berdasarkan teori dan model keperawatan. Keperawatan membutuhkan
adanya teori karna teori member kontribusi pondasi dasar yang baik pada praktik
keperawatan dan membuat hubungan yang baik antara praktisi dengan ahli riset.
Penerapan teori dan model keperawatan pada level pelayanan keperawatan
selama ini dirasakan belum maksimal. Keperawatan keluarga sebagai bagian
spesialisasi dalam keperawatan memerlukan teori dan model keperawatan dalam
memberikan pelayanan keperawatan pada keluarga teori dan model keperawatan
keluarga perlu dikembangkan secara terus menerus berdasarkan kondisi keluarga
yang ada di Indonesia sehingga praktik keperawatan keluarga dapat teraplikasikan
dengan baik.
Praktik keperwatan yang berdasarkan teori sangat penting dalam praktik
keperawatan keluarga karena akan menuntun perawat untuk berfikir secara
interaktif berkenaan dengan fenomena dan masalah keluarga permasalahan
keperawatan di dalam keluarga sangatlah kompeks sehingga perawat memerlukan
suatu kerangka teoritis dalam menjelaskan, mengidentifikasi, mengnalisis, dan
menyimpulkan permasalahan keperawatan dalam keluarga tersebut.
Keperawatan sebagai displin ilmu memiliki teori dan model yang dapat
diaplikasikan pada suatu praktik keperawatan keluarga. Teori dan model
keperawatan yang dapat diterapkan pada praktik keperawatan keluarga antara lain:
Model Lingkungan dari Ninghtiangle, Teori King tentang pencapaian tujuan,
Model Adaptasi Roy, Model Sistem Kesehatan dari neuman, Model Self Care dari
Orem, Teori Roger tentang manusia seutuhnya, Model Friedmean.
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka sangatlah diperlukan dan
dikembangkan suatu teori model asuhan keperawatan keluarga dalam mewujudkan

1
keluarga yang sehat dan sejahtra untuk menunjang pembentukan masyarakat yang
sehat dalam menuju Indonesia Sehat 2010.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana model konseptual keperawatan dalam keperawatan keluarga?

C. Tujuan
Mengetahui dan memahami model konseptual keperawatan dalam
keperawatan keluarga.

D. Manfaat
1. Bagi Institusi Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat kemampuan mahasiswa sebagai peserta
didik dalam menelaah suatu fenomena kesehatan yang spesifik tentang
model konseptual keperawatan dalam keperawatan keluarga.
2. Bagi Tenaga Kesehatan (Perawat)
Makalah ini bagi tenaga kesehatan khususnya untuk perawat adalah
untuk mengetahui pentingnya bagaimana pelayanan yang tepat terhadap
menganalisa model konseptual keperawatan dalam keperawatan keluarga..
3. Bagi Mahasiswa
Manfaat makalah ini bagi mahasiswa baik menyusun maupun
pembaca adalah untuk menambah wawasan terhadap seluk beluk tentang
menganalisa model konseptual keperawatan dalam keperawatan keluarga.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Konsep, Teori dan Model Konseptual


Setiap individu selalu berusaha untuk mencari hal-hal yang baru atau pun
menyempurnakan hal yang sudah ada dan atau mereka ingin membuktikan
kejadian-kejadian yang ada di alam sekitamya. Hal tersebut tentunya karena
individu yang bersangkutan ingin mendapatkan pengalaman hidup ataupun ingin
berharga dalam kehidupannya sehingga bisa bermanfaat. Keyakinan yang mereka
miliki berdasarkan hasil penelitian atau pembuktian tersebut disusun dalam suatu
alur yang sistematis baik dalam bentuk falsafah, konsep, teori dan proses.
Model konsep keperawatan sendiri adalah merupakan suatu cara pandang
dalam situasi kerja yang melibatkan unsur perawat di dalamnya. Model konseptual
sendiri terdiri dari beberapa bagian konsep yang meupakan keyakinan terhadap
suatu obyek, benda, peristiwa atau fenomena dari pengalaman seseorang yang
dihubungkan dengan suatu ide, pandangan, atau keyakinan. Model keperawatan
tersebut memperlihatkan petunjuk bagi organisasi perawat untuk mendapatkan
informasi sehinmgga perawat cepat tanggap terhadap apa yang sedang terjadi dan
tindakan apa yang paling sesuai.
Model konseptual adalah struktur konsep dan teori yang secara bersama
memberikan gambaran dalam mengembangkan suatu keilmuan. Model konseptual
merupakan cara berfikr tentang indifidu dan lingkungannya yang dapat bermanfaat
berbagai situasi yang membantu dalam memprioritaskan pelayanan dan
memberikan tantangan kepada perawat untuk mampu merubah kondisi pasien dari
sikap yang hanya bertahan menjadi mandiri.
Teori sendiri memiliki pengertian suatu pandangan yang sistematis terhadap
suatu gejala atau fenomena yang ada dengan menentukan hubungan spesifik
terhadap konep yang digunakan untuk menjelaskan, menganalisa atau meramalkan
suatum kejadian. Teori bisa juga merupakan hubungan beberapa konsep maupun
kerangka konsep. Teori yang sudah ada dan diyakini kebenarannya dapat juga
mengalami perkembangan atau pun digugurkan bila ada suatu pembuktian yang

3
lain dan dapat mengungguli teori yang sudah ada. Oleh karena itu teori tersebut
dapat diubah, diuji atau digunakan dalam suatu pedoman penulisan ilmiah.
Teori keperawatan adalah kumpulan konsep ,defenisi, variabel ,hubungan
dan asumsi atau preposisi dari model keperawatan atau dari displin lain atau hal lain
yang sesuai, dengan melihat secara sistematis berbagai fenomena dengan desain
spesipik yang berhubungan dengan yang lain, yang bertujuan memberikan
gambaran, penjelasan ,dan prediksi fenomena. Teori keperawatn adalah struktur
konsep yang ada dalam literature yang siap untuk di buat alur pemikiran atau
gambaran dari model keperawatan yang ada. Teori keperawatn memberikan
rasional untuk mengembangkan hipotesis.
Teori keperawatan yang saat ini dikembangkan dan diterapkan dalam
keperawatan baik untuk keperluan pendidikan maupun praktek keperawatan
menggunakan empat model. Semua model tersebut menggambarkan konsep yang
sama yaitu:
1. Orang yang menerima asuhan keperawatan
2. Lingkungan (masyarakat)
3. Kesehatan (sehat/sakit, kesehatan dan penyakit)
4. Keperawatan dan peran perawat (tujuan/sasaran, peran dan fungsi)

Teori-teori keperawatan yang ada saat ini semuanya dibangun atas empat
konsep yang menghasilkan suatu model keperawatan. Model keperawatan tersebut
digunakan dalam praktik, penelitian ataupun pengajaran. Karena keperawatan
digunakan dalam hal teori maka model konsep keperawatan harus dikenalkan dan
dapat dipahami oleh profesi perawat. Meskipun keempat teori itu digunakan dalam
setiap teori keperawatan namun pengertian dan hubungan antara yang satu dan yang
lain berbeda.

B. Model Konseptual Keperawatan Keluarga


Model keperawatan dapat diaplikasikan dalam dalam kegiatan
praktik, penelitian dan pengajaran, oleh karena itu model harus diperkenalkan
kepada perawat atau calon perawat guna memperkuat profesi keperawatan
khususnyadalam mengkoreksi pemikiran yang salah tentang profesi keperawatan.

4
Teori dan model keperawatan yang dapat diterapkan pada praktik keperawatan
keluarga antara lain:

1. Model Lingkungan Dari Florence Nigthingale

Florence nightingale tidak menampilkan secara actual teori dari


keperawatan atau keperawatan keluarga. Lobo (1995) dalam friedman
(2010) merujuk pada pendekatan nightingale untuk keperawatan sebagai
suatu model lingkungan yang sesuai dengan penekanan pada pentingnya
factor-faktor lingkungan dalam kesehatan dan kesakitan. Contoh : ia
menuliskan (Nightingale , 1859/1992) “bangunan ruamh yang jelek dapat
mempengaruhi kesehatan. Bangunan rumah sakit yang jelek dapat
mempengaruhi timbulnya sakit. Sirkulasi udara yang jelek pasti akan diikuti
oleh kesakitan” (Friedman, 2010)
Friedman (2010), nightingale mempromosikan perawat kebidanan
dan pelayanan kesehatan berbasis rumah dan menulis catatan keperawatan
dimana wanita dilibatkan dalam asuhan untuk anggota keluarga yang sakit
dan pemeliharaan kesehatan anak-anak dirumah. Dalam suatu
dokumennya, “pelatihan keperawatan untuk keluarga yang miskin”
(nightingale, 1949), ia menuliskan perawat menyatukan perawatan untuk
yang sakit dan perawatan kesehatan dalam lingkungan rumah. Ia
memunculkan perawatan kesehatan rumah dan perawat anak maternal
digabungkan dalam praktik perawatan keluarga secara keseluruhan sebagai
unit pelayanan (1949). Nigthingale banyak membuat upaya untuk
menganjurkan menugaskan wanita untuk memberikan asuhan keperawatan
yang baik didalam rumahnya bersamaan dengan upayanya untuk
menciptakan program pelatihan untuk perawat professional. Ia mungkin

5
setuju dengan tulisan yang membedakan antara perawatan sebagai tindakan
dan perawatan sebagai suatu profesi dan suatu disiplin yang nyata.
(Friedman, 2010)

Florence Nightingale mencetuskan sebuah teori keperawatan yang dikenal


dengan teori perawatanmodern (modern nursing) yang dikenal dengan teori
lingkungan (environmental theory). Teorinya difokuskan pada lingkungan
keperawatan. Florence meyakini bahwa kondisi lingkungan yang sehat berperan
penting untuk penanganan perawatan yang layak bagi proses penyembuhan

1. Manusia

Manusia terdiri dari komponen fisik, intelektual,emosional,sosial


dan spiritual. Walaupun memang lebih berfokus pada aspek fisik tetapi
tetap saja ide yang dikemukakan Nightingale tentang seseorang yang
sedang sakit mempunyai semangat hidup yang lebih besar daripada
mereka yang sehat, hal ini berkaitan dengan dimensi psikologik dari
manusia

2. Lingkungan

Lingkungan menurut Nightingale merujuk pada lingkungan fisik


eksternal yang mempengaruhi proses penyembuhan dan kesehatan yang
meliputi lima komponen dalam mempertahankan kesehatan individu,
yang meliputi :

· Udara segar

· Air bersih

6
· Saluran pembuangan yang efisien

· Kebersihan

· Cahaya

Florence lebih menekankan pada lingkungan fisik daripada


lingkungan sosial dan psikologis yang digali secara lebih terperinci
dalam tulisannya. Penekanan terhadap lingkungan sangat jelas melalui
pernyataannya bahwa jika ingin melihat status kesehatan seseorang,
maka yang harus dilakukan adalah mengkaji keadaan rumah, kondisi
dan cara hidup seseorang daripada mengkaji fisik / tubuhnya.

3. . Kesehatan

Florence mendefinisikan kesehatan sebagai merasa sehat dan


menggunakan semaksimal mungkin setiap kekuatan yang dimiliki yang
merupakan proses aditif, yaitu hasil kombinasi dari lingkungan, fisik
dan psikologis. Terutama faktor lingkungan yang meliputi :

· Kebersihan

· Minuman

· Nutrisi

· Kelembaban

· Jalan udara / ventilasi

· Saluran air

Menurut Florence, keadaan sehat dapat dicapai melalui pendidikan


dan perbaikan kondisi lingkungan. Penyakit merupakan proses
perbaikan tubuh untuk memperbaiki masalah. Florence sangat
menekankan bahwa kesehatan tidak hanya berorientasi dalam
lingkungan rumah sakit tetapi juga komunitas.

7
4. Keperawatan

Florence memandang keperawatan sebagai ilmu kesehatan dan


menguraikan keperawatan sebagai usaha mengarahkan terhadap
peningkatan dan pengelolaan lingkungan fisik sehingga alam akan
menyembuhkan pasien. Oleh karena itu kegiatan keperawatan termasuk
memberikan pendidikan tentang kebersihan di rumah tangga dan
lingkungan untuk membantu wanita menciptakan lingkungan yang
sehat bagi keluarga dan komunitasnya, yang pada dasarnya hal ini
bertujuan untuk mencegah penyakit.

Inti konsep Florence Nightingale

Inti konsep Florence Nightingale adalah pasien dipandang dalam


konteks lingkungan secara keseluruhan yang terdiri dari lingkungan
fisik, lingkungan psikologis dan lingkungan sosial.

1. Lingkungan fisik (physical environment)

Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan


dengan ventilasi dan udara. Faktor tersebut mempunyai efek
terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan
memepengaruhi pasien dimanapun dia berada. Tempat tidur
pasien harus bersih, ruangan harus bebas debu, asap , bau dan
tidak lembab. Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga
memudahkan perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya
sendiri. Luas,tinggi penempatan tempat tidur harus
memeberikan keleluasaan pasien untuk beraktifitas. Tempat
tidur harus mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari
kebisingan dan bau limbah. Posisi pasien di tempat tidur harus
diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi yang cukup.

2. Lingkungan psikologi (psychology environment)

Florence melihat bahwa kondisi lingkungan yang negative


dapat menyebabkan stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap

8
emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan kepada pasien untuk
menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari,
makanan yang menarik dan beraktivitas yang dapat merangsang
semua faktor untuk membantu pasien dalam mempertahankan
emosinya.

3. Lingkungan sosial (social environment)

Florence memandang bahwa lingkungan yang berpengaruh


pada kesehatan seseorang bukan hanya lingkungan di rumah
sakit saja tetapi juga kondisi lingkungan secara menyeluruh
yakni lingkungan komunitas pasien.

Gambaran model konseptual keperawatan Florence Nightingale

a. Definisi keperawatan

Profesi untuk wanita dengan tujuan menemukan dan


menggunakan hukum alam dalam pelayanan kesehatan. Florence
menegaskan bahwa keperawatan adalah ilmu dan kiat yang
memerlukan pendidikan formal untuk merawat orang sakit

b. Tujuan tindakan keperawatan

Memelihara, mencegah infeksi dan cedera, memulihkan dari


sakit, melakukan pendidikan kesehatan serta mengendalikan
lingkungan

c. Alasan tindakan keperawatan

Menempatkan manusia pada kondisi yang terbaik secara alami


untuk menyembuhkan / meningkatkan kesehatan serta mencegah
panyakit dan luka

d. Konsep individu

Merupakan kesatuan fisik, intelektual, emosional,sosial dan spiritual


yang lengkap dan berpotensi

9
e. Konsep sehat

Keadaan bebas dari penyakit dan dapat menggunakan kekuatannya


secara penuh

f. Konsep lingkungan

Bagian eksternal yang mempengaruhi kesehatan dan sakitnya


seseorang

2. Teori Imogene King Tentang Pencapaian Tujuan

Teori Imogene king berusaha menjawab tentang peran perawat


dalam praktik keperawatan dan bagaimana perawat mampu membuat
keputusan dalam praktik sehari-hari. King menggambarkan hal yang
penting dalam praktik keperawatan dalam melihat interaksi perawat-klien
dalam hubungan yang professional untuk mencapai tujuan. Pada akhirnya
pengembangan teori king dikenal dengan “teori pencapaian tujuan”
(Christensen & kenney, 1995) yang dibangun dari beberapa karakteristik
yang saling berinteraksi.
Teori ini juga berfokus padapemberian dan penerimaan pelayanan
keperawatan yang berdasarkan pada pengembangan teori pencapaian
tujuan yang dimulai dari asumsi perawat dalam interaksi dengan klien yang
keduanya merupakan system terbuka yang akan selalu berinteraksi dengan
lingkungan . teori pencapaian tujuan mengambil simbol interaksi yang
menggambrakn individu sebagai anggota masyarakat yang akan bertindak
untuk membangun persepsi dan komunikasi malalui symbol-simbol .
(Meleis, 1997)

10
Teori king ini berfokus pada interaksi perawat-klien dengan
pendekatan system. Kekuatan pada model ini adalah partisipasi klien dalam
menentukan tujuan yang akan dicapai, mengambil keputusan, dan interaksi
dalam menerima tujuan dari klien. Teori ini sangat penting pada kolaborasi
individu, keluarga, atau kelompok dengan penekanan pada psikologi,
socialkultural, dan konsep interpersonal. Bagaimanapun kondisi psikologi
juga dibutuhkan untuk pendekatan yang holsistic.

King menyatakan bahwa manusia memiliki tiga kebutuhan kesehatan


mendasar:

1. Kebutuhan akan informasi kesehatan yang dapat digunakan pada saat


dibutuhkan dan dapat digunakan.

2. Kebutuhan untuk perawatan yang bertujuan untuk mencegah penyakit.

3. Kebutuhan untuk perawatan ketika manusia tidak mampu membantu


diri mereka sendiri.

4. King menunjukkan bahwa perawat memiliki kesempatan untuk


mengetahui

5. Informasi tentang riwayat kesehatan klien

6. bagaimana pandangan klien terhadap kesehatan sendiri

7. apa tindakan klien untuk pemeliharaan kesehatan

a. Kesehatan

King mendefinisikan kesehatan sebagai "pengalaman hidup yang


dinamis dari seorang manusia, yang berarti penyesuaian terus menerus

11
terhadap stressor dalam lingkungan internal dan eksternal melalui
penggunaan yang optimal dari sumber daya seseorang untuk mencapai
potensi maksimal untuk hidup sehari-hari".

King menegaskan bahwa kesehatan bukan hal yang berkelanjutan,


melainkan suatu keadaan holistik dan mengidentifikasi karakteristik
kesehatan sebagai "genetik, subjektif, relatif, dinamis, lingkungan,
fungsional, budaya dan persepsi".

King mendefinisikan penyakit sebagai penyimpangan dari atau


ketidakseimbangan dalam fungsi seseorang yang normal. Penyimpangan ini
mungkin berhubungan dengan struktur biologis, hubungan psikologis, atau
sosial.

b. Lingkungan

Lingkungan dan Masyarakat yang diindikasikan sebagai konsep


utama dalam sistem konseptual King tetapi tidak secara khusus
didefinisikan dalam pekerjaannya.

Masyarakat dapat dipandang sebagai bagian sistem sosial dari


sistem konseptualnya.

King mendefinisikan bahwa lingkungan yang sehat adalah


lingkungan yang baik secara internal dan eksternal, King juga menyatakan
bahwa' lingkungan adalah fungsi dari keseimbangan antara interaksi
internal dan eksternal.

c. Keperawatan

Keperawatan didefinisikan sebagai tindakan perawat dan klien,


reaksi dan interaksi dalam situasi perawatan kesehatan untuk berbagi
informasi tentang persepsi mereka satu sama lain dan dalam situasi tertentu.

Komunikasi ini memungkinkan mereka untuk menetapkan tujuan


dan memilih metode untuk mencapai tujuan.

12
Tindakan didefinisikan sebagai urutan perilaku yang melibatkan
aktivitas mental dan fisik

3. Model sister callista roy tentang adaptasi (adaptation model)

Mariner-tomey (2006) teori roy dikenal dengan “ model adaptasi


roy”. Menurut roy, adaptasi merupakan suatu proses dari seseorang dalam
berperilaku pengeluaran hasil pemikiran dan merasakan sebagai individu
atau kelompok guna menciptakan lingkungan yang terintegrasi. Adaptasi ini
ada karena adanya suatu stimulus. Stimulus umum yang mempengaruhi
adaptasu antara lain:
a. Kultur- status social ekonomi, etnis, sistem keyakinan
b. Keluarga- struktur dan tugas-tugas
c. Tahap perkembangan- factor usia, jenis, tugas, keturunan, dan
genetic
d. Integritas modes adaptif-fisiologis (mencakup patologi penyakit),
konsep diri, fungsi peran, interpendensi;
e. Efektifvitas cognator-persepsi, pengetahuan, keterampilan
f. Pertimbangan lingkunagn-perubahan lingkungan internal atau
eksternal, pengelolaanmedis, menggunakan obat-obat, alkohol,
tembakau
Terdapat 3 tingkatan adapatasi pada manusia , diantaranya;
stimuli fokal, stimuli kontekstual dan stimuli residual (mariner-
tomey, 2006). Stimuli fokal yaitu stimulus yang langsung
beradaptasi dengan seseorang dan akan mempunyai pengaruh kuat
terhadap seorang individu. Stimuli kontekstual yaitu stimulus yang
dialami seseorang dan baik internal maupun eksternal yang dapat
mempengaruhi, kemudian dapat dilakukan observasi, diukur secara

13
subjektif. Stimuli residual yaitu stimulus lain yang merupakan cirri
tambahan yang ada atau sesuai dengan situasi dalam proses
penyesuain dengan lingkungan yang sukar dilakukan observasi.
Tiga proses adaptasi yang dikemukakan oleh Roy adalah
mekanisme koping, pengaturan subsistem, dan cognator subsistem
(Mariner-Tomey, 2006).
System adapatasi memiliki 4 model adaptasi diantaranya ;
a. Fungsi fisiologis, system adaptasi fisiologis diantaranya
adalah oksigenasi, nutrisi, eliminasi, aktivitas dan istirahat,
integritas kulit, indera, cairan dan elektrolit, fungsi
neurolois, dan endokrin
b. Konsep diri; bagaimana seseorang mengenal pola-pola
interaksi social dalam berhubungan dengan orang-orang
c. Fungsi peran; proses penyesuaian yang berhubungan
dengan bagaimana peran seseorang dalam mengenal pola-
pola interaksi social dalam berhubungan dengan orang lain
d. Interdependent; kemampuan seseorang mengenal pola-pola
tentang kasih sayang, cinta yang dilakukan memlalui
hubungan secara interpersonal pada tingkat individu
maupun kelompok.
Marriner-Tomey(2006) terdapat dua respon adaptasi yang
dinyatakan Ro yaitu :

a. Respon yang adaptif dimana terminologinya adalah


manusia dapat mencapai tujuan atau keseimbangan
system tubuh manusia
b. Respon yang tidak adaptif, dimana manusia tidak dapat
mengontrol dari terminology system tubuh manusia,
atau tidak dapat mencapai tujuan yang akan diraih.

14
4. Model Betty Neuman tentang system kesehatan ( system model)

Model system neuman memberikan warisan baru tentang cara


pandang terhadap manusia sebagai makhluk holistic (memandang manusia
secara keseluruhan) meliputi aspek( variabel) fisiologis, psikologis,
sosiokultural, perkembangan dan spiritual yang berhubungan secara
dinamis seiring dengan adanya respon-respon sistem terhadap stressor baik
dari lingkunga internal maupun eksternal ( Marriner-Tomy, 2006)
Marriney-tomey (2006) tujuan ideal dari model ini adalah untuk
mencapai stabilitas system secara optimal. Apabila stabilitas tercapai maka
akan terjadi revitalisasi dan sebagai system terbuka makaklien selalu
berupaya untuk memperoleh, meningkatkan dan mempertahankan
keseimbangan diantara berbagai factor, baik didalam maupun diluar system
yang berupaya untuk mengusahakan nya.
Marriner-Tomey (2006) neuman menyajikan aspek-aspek model
systemnya dalm suatu diagram lingkaran konsentris, yang meliputi variabel
fisiologis, psikologis, sosio cultural, perkembangan dan spiritual
Neuman meyakini bahwa klien adalah suatu system yang memiliki
5 variabel yang membentuk system klien, yaitu fisik, psikologis,
sosiokultural, perkembangan dan spiritual. System klien didefenisikan dalm
istilah struktur dasar dan lingkaran-lingkaran konsentris yang saling
berkaitan. Meliputi pertahanan yang bersifat umum, garis pertahanan
normal dan garis tahanan fleksibel.
a. Perkembangan model konsep keperawatan
Model system Neuman memberikan warisan baru tentang cara pandang
terhadap manusia sebagai makhluk holistik meliputi aspek (variable)
fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual yang
berhubungan secara dinamis seiring dengan adanya respon-respon system

15
terhadap stressor baik dari lingkungan internal maupun eksternal.
Komponen utama dari model ini adalah adanya stress dan reaksi terhadap
stress. Klien dipandang sebagai suatu system terbuka yang memiliki siklus
input, proses, output dan feedback sebagai suatu pola organisasi yang
dinamis. Dengan menggunakan perspektif system ini, maka kliennya bias
meliputi individu, kelompok, keluarga, komunitas atau kumpulan agregat
lainnya dan dapat diterapkan oleh berbagai disiplin keilmuan.

b. Konseptual model betty neuman (1972) “model health care system”


Health care system yaitu, memberi penekanan pada penurunan stress
dengan cara memperkuat garis pertahanan diri yang bersifat; fleksibel,
normal, dan resisten.
1) Konsep Utama Menurut Betty Neuman
 Manusia
Merupakan suatu system terbuka yang selalu mencari
keseimbangan dari harmoni dan merupakan satu kesatuan dari
fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual.
 Lingkungan
Yaitu meliputi semua faktor internal dan eksternal atau
pengaruh-pengaruh dari sekitar klien atau system klien.
 Sehat
Suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan
kebutuhan sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai
dampak dari keberhasilan menghindari atau mengatasi stressor.

5. Model Dorothea E.Orem Tentang Perawatan Diri


Model perawatan diri menurut Dorothea Orem beranggapan bahwa
asuhan keperawatan dibutuhkan jika seorang dewasa tidak mampu
melaksanakan perawatan diri secara memadai untuk mempertahankan
kehidupan, memelihara kesehatan, pulih dari penyakit atau cedera, atau
mengatasi efek penyakit atau cedera (Orem, 1991).

16
Pada dasarnya diyakini bahwa semua manusia itu mempunyai
kebutuhan-kebutuhan self care dan mereka mempunyai hak untuk
mendapatkan kebtuhan itu sendiri, kecuali bila tidak mampu.
a. Teori Sistem Keperawatan Orem
Teori ini mengacu kepada bagaimana individu memenuhi kebutuhan
dan menolong keperawatannya sendiri, maka timbullah teori dari Orem
tentang Self Care Deficit of Nursing. Dari teori ini oleh Orem dijabarkan ke
dalam tiga teori yaitu :

1) Self Care (Perawatan Diri)


Teori self care berisi upaya tuntutan pelayanan diri yang sesuai
dengan kebutuhan. Perawatan diri sendiri adalah suatu langkah awal
yang dilakukan oleh seorang perawat yang berlangsung secara continue
sesuai dengan keadaan dan keberadaannya , keadaan kesehatan dan
kesempurnaan.
Perawatan diri sendiri merupakan aktifitas yang praktis dari
seseorang dalam memelihara kesehatannya serta mempertahankan
kehidupannya. Terjadi hubungan antar pembeli self care dengan
penerima self care dalam hubungan terapi. Orem mengemukakan tiga
kategori / persyaratan self care yaitu : persyaratan universal, persyaratan
pengembangan dan persyaratan kesehatan.
Penekanan teori self care secara umum :
a) Pemeliharaan intake udara;
b) Pemeliharaan intake air;
c) Pemeliharaan intake makanan;

17
d) Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan
eksresi;
e) Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat;
f) Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi sosial
g) Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan
kesehatan manusia
h) Peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam
kelompok sosial sesuai dengan potensinya.
2) Self Care Deficit (Defisit Perawatan Diri)
Defisit perawat diri terjadi bila tindakan perawatan diri tidak adekuat
dalam memenuhi kebutuhan perawatan diri yang disadari. Teori defisit
perawatan diri Orem menjelaskan bukan hanya saat keperawatan
dibutuhkan saja, melainkan cara membantu orang lain dengan
menerapkan lima metode bantuan, yakni melakukan untuk, memandu,
mengajarkan, mendukung dan menyediakan lingkungan yang dapat
meningkatkan kemampuan individu untuk memenuhi tuntutan akan
perawatan diri saat ini atau di masa yang akan datang.
3) Nursing system (Sistem Keperawatan)
Teori yang membahas bagaimana kebutuhan "Self Care" pasien
dapat dipenuhi oleh perawat, pasien atau keduanya. Nursing system
ditentukan / direncanakan berdasarkan kebutuhan "Self Care" dan
kemampuan pasien untuk menjalani aktifitas "Self Care".
Orem mengidentifikasikan klasifikasi Nursing System :
a. The Wholly compensatory system
Merupakan bantuan secara keseluruhan, dibutuhkan untuk
klien yang tidak mampu mengontrol dan memantau
lingkungannya dan berespon terhadap rangsangan.
b. The Partly compensantory system
Merupakan bantuan sebagian, dibutuhkan bagi klien yang
mengalami keterbatasan gerak karena sakit atau kecelakaan.
c. The supportive - Educative system

18
Merupakan dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien
yang memerlukannya untuk dipelajari, agar mampu melakukan
perawatan mandiri.
d. Metode bantuan
Perawat membantu klien dengan menggunakan system dan
melalui lima metode bantuan yang meliputi :
1. Acting atau melakukan sesuatu untuk klien;
2. Mengajarkan klien;
3. Mengarahkan klien;
4. Mensupport klien.
b. Keyakinan dan Nilai – Nilai
Kenyakianan Orem's tentang empat konsep utama keperawatan adalah :
1. Klien : individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus
memperthankan self care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit
atau trauma atau koping dan efeknya.
2. Sehat : kemampuan individu atau kelompok memenuhi tuntutan self
care yang berperan untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas
structural fungsi dan perkembangan.
3. Lingkungan : tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan
keperluan self care dan perawat termasuk didalamnya tetapi tidak
spesifik.
4. Keperawatan : pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan
yang dilakukan untuk membantu individu, keluarga dan kelompok
masyarakat dalam mempertahankan self care yang mencakup integritas
struktural, fungsi dan perkembangan.
c. Tiga Kategori Self Care
Model Orem's menyebutkan ada beberapa kebutuhan self care yang
disebutkan sebagai keperluan self care (self care requisite), yaitu :
1. Universal self care requisite ; keperluan self care universal dan ada
pada setiap manusia dan berkaitan dengan fungsi kemanusiaan dan
proses kehidupan, biasanya mengacu pada kebutuhan dasar
manusia.

19
Universal requisite yang dimaksudkan adalah :
a. Pemeliharaan kecukupan intake udara;
b. Pemeliharaan kecukupan intake cairan;
c. Pemeliharaan kecukupan makanan;
d. Pemeliharaan keseimabangan antara aktifitas dan istirahat;
e. Mencegah ancaman kehidupan manusia, fungsi kemanusiaan
dan kesejahteraan manusia;
f. Persediaan asuhan yang berkaitan dengan proses- proses
eliminasi;
g. Meningkatkan fungsi human fungtioning dan perkembangan ke
dalam kelompok sosial sesuai dengan potensi seseorang,
keterbatasan seseorang dan keinginan seseorang untuk menjadi
normal.
2. Developmental self care requisite : terjadi berhubungan dengan
tingkat perkembangan individu dan lingkungan dimana tempat
mereka tinggal yang berkaitan dengan perubahan hidup seseorang
atau tingkat siklus kehidupan.
3. Health deviation self care requisite : timbul karena kesehatan yang
tidak sehat dan merupakan kebutuhan-kebutuhan yang menjadi
nyata karena sakit atau ketidakmampuan yang menginginkan
perubahan dalam perilaku self care.
d. Tujuan Keperawatan Keluarga Menurut Orem’s
Tujuan keperawatan pada model Orem's yang diterapkan kedalam
praktek keperawatan keluarga adalah :
1. Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan mandiri
secara terapeutik;
2. Menolong klien bergerak kearah tidakan-tidakan asuhan mandiri;
3. Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluarganya
yang mengalami gangguan secara kompeten.

Dengan demikian maka fokus asuhan keperawatan pada model


orem's yang diterapkan pada praktek keperawtan keluaga/komunitas
adalah sebagai berikut:

20
1. Aspek interpersonal : hubungan didalam kelurga;
2. Aspek sosial : hubungan keluarga dengan masyarakat
disekitarnya;
3. Aspek prosedural : melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga
mampu mengantisipasi perubahan yang terjadi;
4. Aspek tehnis : mengajarkan kepada keluarga tentang tehnik
dasar yang dilakukan di rumah, misalnya melakukan tindakan
kompres secara benar.

6. Teori Martha E. Rogers tentang Manusia Seutuhnya


a. Definisi Teori Martha E. Rogers
Keperawatan adalah ilmu humanisti/humanitarian yang
menggambarkan dan memperjelas bahwa manusia dalam strategi yang
utuh dan dalam perkembangan hipotesis secara umum dengan
memperkirakan prinsip-prinsip dasar untuk ilmu pengetahuan praktis.
Ilmu keperawatan adalah ilmu kemanusiaan, mempelajari tentang alam
dan hubungannya dengan perkembangan manusia.
Rogers mengungkapkan bahwa aktivitas yang di dasari prinsip –
prinsip kreatifitas, seni dan imaginasi. Aktifitas keperawatan dinyatakan
Rogers merupakan aktifitas yang berakar pada dasar ilmu pengetahuan
abstrak, pemikiran intelektual, dan hati nurani. Rogers menekankan
bahwa keperawatan adalah disiplin ilmu yang dalam aktifitasnya
mengedepankan aplikasi keterampilan, dan teknologi. Aktivitas
keperawatan meliputi pengkajian, intervensi, dan pelayanan rehabilitatif
senantiasa berdasar pada konsep pemahaman manusia / individu
seutuhnya.
b. Konsep Utama Martha E. Rogers
Martha Elizabeth Roger mengemukakan empat konsep besar. Ia
menghadirkan lima asumsi tentang manusia. Tiap orang dikatakan
sebagai suatu yang individu utuh. Manusia dan lingkungan selalu saling
bertukar energi. Proses yang terjadi dalam kehidupan seseorang tidak
dapat diubah dan berhubungan satu sama lain pada dimensi ruang dan

21
waktu. Hal tersebut merupakan pola kehidupan. Pada akhirnya
seseorang mampu berbicara, berfikir, merasakan, emosi,
membayangkan dan memisahkan. Manusia mempunyai empat dimensi,
medan energi negentropik dapat diketahui dari kebiasaan dan
ditunjukkan dengan ciri-ciri dan tingkah laku yang berbeda satu sama
lain dan tidak dapat diduga dengan ilmu pengetahuan yaitu lingkungan,
keperawatan dan kesehatan.
Tujuan diagnosa keperawatan memberikan kerangka kerja dalam
intervensi keperawatan direncanakan dan dilaksanakan. Intervensi
keperawatan akan tergantung pada fokus diagnosa keperawatan. Fokus
pada integralitas akan diimplementasikan dengan lingkungan sama
dengan pada individu. Diharapkan perubahan pada suatu hal yang akan
menyebabkan perubahan di sisi yang lain secara simultan terpisah dari
dunia penyakit. Di sana masalah tidak dapat disetujui dengan efektif
dalam arti umumnya perubahan diterima, ukuran penyakit. Kreativitas
dan imaginasi menjadi sangat penting.
Resonansi menyatakan bahwa diagnosa keperawatan ditujukan
untuk mendukung atau memodifikasi variasi proses kehidupan sebagai
manusia yang utuh. Karena proses kehidupan manusia merupakan suatu
fenomense.
Rencana keperawatan pada bagian helicy membutuhkan penerimaan
individu terhadap perubahan yang terjadi strategi untuk meningkatkan
dan memodifikasi irama dan tujuan hidup. Untuk itu dibutuhkan
informasi dan partisipasi aktif klien pada proses keperawatan. Konsep
yang menyebutkan manusia adalah unik dan dapat dikenali karena
kemampuannya dalam merasakan, memberi kesempatan perawat untuk
membantu memecahkan masalah kesehatannya dan mengatur agar
tujuannya dapat mencapai kesehatan.
Prinsip homeodinamika terdiri dari 3 pemisahan prinsip, yaitu
integral, resonansi dan helicy (Roger (1970,1988, 1992)). Dengan
kombinasi prinsip homeodinamika dan konsep manusia dari definisi
perawat, sebuah teori menyatakan dapat dijadikan dalil. Sebuah teori

22
yang tepat mungkin menyatakan jika perawat menggunakan prinsip
homeodinamika untuk melayani umat manusia.
Dinamisme proses prinsip heomeodinamika dalam keperawatan,
menurut Rogers adalah sebagai berikut :

1. Integritas (Integrality) merupakan proses hubungan yang


menguntungkan antar manusia dan lingkungannya secara
berkesinambungan.
2. Resonansi (Resonancy) merupakan prinsip yang membicarakan tentang
alam dan perubahan yang terjadi antara manusia dan lingkungan.
Resonansi dapat dijelaskan sebagai suatu pola-pola gelombang yang
ditunjukkan denagn perubahan-perubahan dari frekuensi terendah ke
frekuensi yang lebih tinggi pada gelombang perubahan.
3. Helicy merupakan prinsip yang menyatakan bahwa keadaan alami,
hubungan manusia, dan lingkungan adalah berkesinambungan,
menguntungkan, merupakan interaksi yang simultan antara manusia
dan lingkungan bukan menyatakan ritmitasi.

c. Asumsi Dasar Martha E. Rogers


Dasar teori Rogers adalah ilmu tentang asal usul manusia dan alam
semesta seperti antropologi, sosiologi, agama, filosofi, perkembangan
sejarah dan mitologi. Teori Rogers berfokus pada proses kehidupan
manusia secara utuh. Ilmu keperawatan adalah ilmu yang mempelajari
manusia, alam dan perkembangan manusia secara langsung.
Berdasarkan pada kerangka konsep yang dikembangkan oleh
Rogers (1970) ada lima dasar asumsi tentang manusia, yaitu:
1. Manusia adalah satu kesatuan
Proses integritas individu dan mewujudkan karakteristik yang
lebih dan perbedaan dari jumlah bagian-bagiannya. Manusia
kelihatan seperti bagian terkecil dan menghilang lenyap dari
pandangan. Karena kesatuan ini menghasilkan variabel dan secara
konstan mengubah pola ini. Manusia merupakan makhluk yang
memiliki kepribadian unik, antara satu dan lainnya berbeda di

23
beberapa bagian. Secara signifikan mempunyai sifat-sifat yang
khusus jika semuanya jika dilihat secara bagian perbagian ilmu
pengetahuan dari suatu subsistem tidak efektif bila seseorang
memperhatikan sifat-sifat dari sistem kehidupan manusia. Manusia
akan terlihat saat bagiannya tidak dijumpai.
2. Individu dan lingkungan terus mengalami perubahan materi dan
energi.
Berasumsi bahwa individu dan lingkungan saling tukar-
menukar energi dan material satu sama lain. Beberapa individu
mendefenisikan lingkungan sebagai faktor eksternal pada seorang
individu dan merupakan satu kesatuan yang utuh dari semua hal.
3. Mempercayai bahwa proses hidup manusia tidak dapat diulang dan
tidak dapat diprediksi sepanjang ruang dan waktu.
Individu tidak pernah dapat mundur atau jadilah sesuatu ia atau
dia sebelumnya. Bahwa proses kehidupan manusia merupakan hal
yang tetap dan saling bergantung dalam satu kesatuan ruang waktu
secara terus menerus. Akibatnya seorang individu tidak akan
pernah kembali atau menjadi seperti yang diharapkan semula.
4. Perilaku pada individu merupakan suatu bentuk kesatuan yang
inovatif.
Mengidentifikasi pola manusia dan mencerminkan keutuhan
yg inovatif, pola teladan ini mempertimbangkan pengaturan diri,
ritme, dan teori pengaruh energi. Mereka memberi kesatuan
keanekaragaman dan mencerminkan suatu alam semesta yang
kreatif dan dinamis.
5. Individu dicirikan oleh kapasitas abstraksi dan citra, bahasa dan
berpikir, sensasi dan emosi.
Hanya manusia yang mampu untuk berfikir menjadi siapa dan
keluasan dari alam semesta ini. Dari seluruh bentuk kehidupan di
dunia hanya manusia yang mampu berfikir dan menerima dan
mempertimbangkan luasnya dunia.

24
Berdasarkan pada asumsi-asumsi tersebut, terdapat 4 batasan
utama yang ditunjukkan oleh Martha E. Roger :
1. Sumber energi
2. Keterbukaan
3. Pola-pola perilaku
4. Ukuran-ukuran 4 dimensi

Disini terdapat elemen-elemen yang saling berhubungan pada


ini adalah manusia dan lingkungannya.Sebagai sistem hidup dan
sumber energi, individu mampu mengambil energi dan informasi
dari lingkungan dan menggunakan energi dan informasi untuk
lingkungan.Karena pertukaran ini individu adalah sistem terbuka
yang mendasari dan membatasi asumsi-asumsi utama Martha E.
Roger.
Terdapat persamaan kekuatan antara anggapan dasar Roger dan
sistem teori umum lainnya. Menurut von Bertalanffy (1968),
sebuah sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang
dihubungkan, wujud manusia dan lingkungannya. Seperti sebuah
sistem hidup dan energi dasar, individu memiliki kecakapan dalam
memanfaatkan energi dan informasi dari lingkungan dan energi
bebas dan informasi kepada lingkungan.

d. Teori-teori Keperawatan (Martha E. Rogers)


1. Teori yang berkaitan dengan konsep menciptakan perbedaan cara
pandang pada suatu fenomena. Kerangka kerja Martha E Roger akan
memberikan alternatif dalam memandang manusia dan dunia.
2. Teori yang menyatakan keperawatan menggunakan prinsip
hemodinamika dalam memberikan pelayanan kebutuhan manusia
atau cara memandang keperawatan dari satu sisi. Contoh adalah
prinsip helicy yang menekankan pada pola kebiasaan dan ritual.
3. Teori harus masuk akal, Mengetahui perkembangan yang masuk
akal merupakan hal penting perkembangan yang logis menyebabkan
mengenai asumsi pada prinsip hemodinamika.

25
4. Teori harus sederhana dan dapat disosialisasikan. Teori dapat
disosialisasikan sejak tidak tergantung pada beberapa keadaan. Itu
dinyatakan oleh Martha E Roger konsepsi manusia sangatlah
sederhana. Meskipun memberikan kaitan dalam pemahaman.
Ditambahkan teori ini dilandaskan pada penggunaan sistem terbuka
yang sangat kompleks.
5. Teori didasarkan pada hipotesa dan bisa diuji.
6. Teori memberi dan membantu peningkatan batang keilmuan dalam
disiplin ilmu melalui penelitian sehingga teori tersebut sah.
7. Teori bisa digunakan sebagai pedoman dan peningkatan dalam
praktek.
8. Teori harus konsisten dengan teori lain yang sah, hukum dan
prinsip-prinsip tetapi harus menghindari pertanyaan terbuka yang
perlu diperiksa.

26
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas penulis menyimpulkan bahwa model
konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi
dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model
konseptual keperawatan memperlihatkan petunjuk bagi organisasi
dimana perawat mendapatkan informasi agar mereka peka terhadap apa
yang dengan apa yang terjadi pada suatu saat juga dan tahu apa yang harus
perawat kerjakan.
Berdasarkan model-model konsep dalam keperawatan, perawat
harus mengembangkan interaksi antara perawat dan klien untuk membantu
individual dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan kemampuan
sehingga dapat membantu memenuhi tekanan atau memenuhi kebutuhan
yang dihasilkan dari suatu kondisi, lingkungan, situasi atau waktu yang
bertujuan untuk melakukan konservasi kegiatan yang ditujukan untuk
menggunakan sumber daya yang dimiliki klien secara optimal.

B. Saran
1. Bagi institusi pendidikan :
Bagi institusi pendidikan di harapkan untuk memberi saran jika ada
kesalahan ketika mendalami tentang model konseptual keperawatan
keluarga. sehingga yang bersangkutan dapat memberikan pengarahan
yang lebih intensif.
2. Bagi mahasiswa :
Berdasarkan uraian pada pembahasan di atas penulis ingin
memberikan beberapa saran sebagai berikut :
a. Agar mahasiswa dapat memahami model konseptual dalam
keperawatan keluarga sehingga dapat menjadi pedoman baginya
untuk terjun di dunia kesehatan.

27
b. Pentingnya penggunaan model konseptual keperawatan menuntut
perawat agar mampu melakukan praktik keperawatan keluarga dan
menyelesaikan masalah keperawatan klien.

28
DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo, Sulistyo. 2012. Keperawatan keluarga, konsep teori, proses dan


praktik keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu
Dion, Y., Betan, Y. 2013. Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep Dan Praktik.
Yogyakarta : Nuha Salemba
Friedman, Marilyn M. 2010. Buku ajar keperawatan keluarga: riset, teori, &
praktik. Jakarta : EGC
Harnilawati. 2013. Konsep dan proses keperawatan keluarga. Sulawesi selatan :
pustaka As salam.
Muhlisin,A., 2012. Keperawatan keluarga . Yogjakarta : publisiying

29

Anda mungkin juga menyukai