Anda di halaman 1dari 18

FAKTOR PENGARUH TEORI KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH :
AJENG ROISY NAILA
NIM. 42 01 011 8B 001

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN S1 EKSTENSI TK 1


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
STIKES CIREBON
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak
yang dapat diorganisir menjadi simbol - simbol yang nyata, sedangkan
konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka
konseptual atau model keperawatan. Teori ini sendiri merupakan
sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu
pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa, atau kejadian yang
didasari oleh fakta - fakta yang telah diobservasi, tetapi kurang absolut (
kurang adanya bukti ) secara langsung.
Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep
dalam keperawatan, sehingga model keperawatan tersebut mengandung arti
aplikasi dari struktur keperawatan itu sendiri yang memungkinkan perawat
untuk mengaplikasikan ilmu yang pernah didapat di tempat mereka bekerja
dalam batas kewenangan sebagai seorang perawat. Model konsep
keperawatan ini digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan
yang akan diterapkan sesuai kondisi dan situasi tempat perawat tersebut
bekerja. Mengingat dalam model praktek keperawatan mengandung
komponen dasar seperti; adanya keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah
model, adanya tujuan praktek yang ingin dicapai dalam memberikan
pelayanan ataupun asuhan keperawatan terhadap kebutuhan semua pasien,
serta adanya pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan oleh perawat
dalam mencapai tujuan yang ditetapkan sesuai kebutuhan pasien.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlunya mempelajari Teori dan
Model Keperawatan yang telah ada, sebagai salah satu kunci dalam
mengembangkan ilmu dan praktek serta profesi keperawatan di
Indonesia. Pada kesempatan kali ini penulis mencoba memaparkan “Teori
dan Model Keperawatan”, sekaligus untuk memenuhi tugas matakuliah
Konsep Dasar Keperawata
1.2 Rumusan Masalah
Adapun masalah yang dibahas dalam makalah ini, yaitu:
1. Apakah yang dimaksud dengan teori dan model konsep keperawatan,
serta apakah tujuan teori dan model konsep keperawatan tersebut?
2. Bagaimanakah karakteristik teori keperawatan dan apa sajakah faktor-
faktor yang mempengaruhi teori keperawatan?
3. Bagaimanakah pandangan beberapa ahli tentang teori dan model konsep
keperawatan?

1.3 Tujuan Pembahasan


Adapun tujuan pembahasan dari makalah ini, yaitu:
1. Mengetahui pengertian teori dan model konsep keperawatan serta tujuan
dari teori dan model konsep keperawatan tersebut.
2. Mengetahui karakteristik teori keperawatan dan faktor-faktor yang
mempengaruhi teori keperawatan.
3. Mengetahui pandangan beberapa ahli tentang teori dan model konsep
keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teori dan Model Konsep Keperawatan


Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep,
atau definisi yang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-
gejala atau fenomena-fenomena dengan menentukan hubungan spesifik
antara konsep-konsep tersebut dengan maksud untuk menguraikan,
menerangkan, meramalkan dan atau mengendalikan suatu fenomena. Teori
dapat diuji, diubah atau digunakan sebagai suatu pedoman dalam penelitian
Teori keperawatan didefinisikan oleh Steven (1984) sebagai usaha untuk
menguraikan dan menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan. Teori
keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplin
ilmu lain dan bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan,
memperkirakan dan mengontrol hasil asuhan atau pelayanan keperawatan
yang dilakukan. Teori keperawatan menurut Barnum 1990 merupakan
usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai
keperawatan. Menurut Newman (1979), ada tiga cara pendekatan dalam
pengembangan dan pembentukan teori keperawatan, yaitu meminjam teori-
teori dari disiplin ilmu lain yang relevan dengan tujuan untuk
mengintegrasikan teori-teori ini kedalam ilmu keperawatan, menganalisa
situasi praktik keperawatan dalam rangka mencari konsep yang berkaitan
dengan praktik keperawatan serta menciptakan suatu kerangka konsep yang
memungkinkan pengembangan teori keperawatan. Tujuan pengembangan
teori keperawatan adalah menumbuh kembangkan pengetahuan yang di
harapkan dapat membantu dan mengembangkan praktek keperawatan dan
pendidikan keperawatan.
Tujuan Teori dan Model Konsep Keperawatan
Teori keperawatan sebagai salah satu bagian junci perkembangan ilmu
keperawatan dan pengembangan profesi keperawatan memiliki tujuan yang
ingin dicapai, diantaranya:
Tujuan Teori dan Model Konsep Keperawatan
Teori keperawatan sebagai salah satu bagian junci perkembangan ilmu
keperawatan dan pengembangan profesi keperawatan memiliki tujuan yang
ingin dicapai, diantaranya:
1. Adanya teori keperawatan diharapkan dapat memberikan alasan-alasan
tentang kenyataan-kenyataan yang dihadapi dalam pelayanan
keperawatan, baik untuk tindakan atau bentuk model praktek
keperawatan sehingga berbagai permasalahan dapat teratasi.
2. Adanya teori keperawatan membantu para anggota profesi perawat untuk
memahami berbagai pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan
kemudian dapat memberikan dasar dalam penyelesaian berbagai masalah
keperawatan.
3. Adanya teori keperawatan membantu proses penyelesaian masalah dalam
keperawatan dengan memberikan arah yang jelas bagi tujuan tindakan
keperawatan sehingga segala bentuk dan tindakan dapat
dipertimbangkan.
4. Adanya teori keperawatan juga dapat memberikan dasar dari asumsi dan
filosofi keperawatan sehingga pengetahuan dan pemahaman dalam
tindakan keperawatan dapat terus bertambah dan berkembang.
2.2 Karakteristik Teori Keperawatan dan Faktor yang Mempengaruhi
Teori Keperawatan
Menurut Torres ( 1985 ) dan Chinn-Jacob ( 1983 ) ada lima karakteristik
dasar teori dan konsep keperawatan, yaitu:
a. Teori keperawatan mengidentifikasi dan didefinisikan sebagai hubungan
yang spesifik dari konsep keperawatan seperti hubungan antara konsep
manusia, konsep sehat-sakit, keperawatan dan konsep lingkungan.
b. Teori keperawatan harus bersifat alamiah. Artinya, teori keperawatan
digunakan dengan alasan atau rasional yang jelas dan dikembangkan
dengan menggunakan cara berpikir yang logis.
c. Teori keperawatan bersifat sederhana dan umum. Artinya, teori
keperawatan dapat digunakan pada masalah yang sederhana maupun
masalah kesehatan yang kompleks sesuai dengan situasi praktek
keperawatan.
d. Teori keperawatan berperan dalam memperkaya body of
knowledge keperawatan yang dilakukan melalui penelitian.
e. Teori keperawatan menjadi pedoman dan berperan dalam memperbaiki
kualitas praktek keperawatan
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TEORI KEPERAWATAN:
1. .Filosofi Florence Nigtingale
Florence merupakan salah satu pendiri yang meletakkan dasar-dasar teori
keperawatan yang melalui filosofi keperawatan yaitu dengan
mengidentifikasi peran perawat dalam menemukan kebutuhan dasar
manusia pada klien serta pentingnya pengaruh lingkungan di dalam
perawatan orang yang sakit yang dikenal dengan teori lingkungannya.
Selain Florence juga membuat standar pada pendidikan keperawatan serta
standar pelaksanaan asuhan keperawatan yang efesien.Beliau juga
membedakan praktek keperawatan dengan kedokteran dan perbedaan
perawatan pada orang yang sakit dengan yang sehat.
2. Kebudayaan
Kebudayaan juga mempunyai pengaruh dalam perkembangan teori-teori
keperawatan diantaranya dengan adanya pandangan bahwa dalam
memberikan pelayanan keperawatan akan lebih baik dilakukan oleh wanita
karena wanita mempunyai jiwa yang sesuai dengan kebutuhan perawat,
akan tetapi perubahan identitas dalam proses telah berubah seiring dengan
perkembangan keperawatan sebagai profesi yang mandiri, demikian juga
yang dahulu budaya perawat dibawah pengawasan langsung dokter,
dengan berjalannya dan diakuinya keperawatan sebagai profesi mandiri,
maka hak dan otonomi keperawatan telah ada sehingga peran perawat dan
dokter bukan di bawah pengawasan langsung akan tetapi sebagai mitra
kerja yang sejajar dalam menjalankan tugas sebagai tim kesehatan.
3. Sistem Pendidikan
Pada sistem pendidikan telah terjadi perubahan besar dalam perkembangan
teori keperawatan. Dahulu pendidikan keperawatan belum mempunyai
sistem dan kurikulum keperawatan yang jelas, akan tetapi sekarang
keperawatan telah memiliki sistem pendidikan keperawatan yang terarah
sesuai dengan kebutuhan rumah sakit sehingga teori-teori keperawatan juga
berkembang dengan orientasi pada pelayanan keperawatan
4. Pengembangan Ilmu Keperawatan
Pengembangan ilmu keperawatan ditandai dengan adanya pengelompokan
ilmu keperawatan dasar menjadi ilmu keperawatan klinik dan ilmu
keperawatan komunitas yang merupakan cabang ilmu keperawatan yang
terus berkembang dan tidak menutup kemungkinan pada tahun-tahun yang
akan datang akan selalu ada cabang ilmu keperawatan yang khusus atau
subspesialisasi yang diakui sebagai bagian ilmu keperawatan sehingga teori-
teori keperawatan dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan atau
lingkup bidang ilmu keperawatan.
2.3 Pandangan Beberapa Ahli tentang Teori dan Model Konsep
Keperawatan
2.3.1 TEORI NIGHTINGALE (1860)
Teori Nicghtingale ini memposisikan lingkungan sebagai fokus
asuhan keperawatan, dan perawat tidak perlu memahami seluruh
proses penyakit model konsep ini dalam upaya memisahkan antara
profesi keperawatan dan kedokteran. Orientasi pemberian asuhan
keperawatan atau tindakan keperawatan lebihketenangan, dan nutrisi
yang adequate, dengan dimulai dari pengumpulan data dibandingkan
dengan tindakan pengobatan semata, upaya teori tersebut dalam
rangka perawat mampu menjalankan praktek keperawatan mandiri
tanpa tergantung dengan profesi lain.
Nightingale tidak memandang perawat secara sempit hanya sibuk
dengan masalah pemberian obat dan pengobatan, tetapi lebih
berorientasi pada pemberian udara, lampu, kenyamanan lingkungan,
kebersiahn, ketenangan, dan nutrisi yang adekuat (Ninghtingale, 1860;
Torres, 1986).
Torres (1986) mencatat bahan nightangle memberikan konsep dan
penawaran yang dapat divalidasi dan digunakan untuk menjalankan
praktik keperawatan.

2.3.2 TEORI PEPLAU


Teori Hildegrad Peplau (1952) berfokus pada individu, perawat, dan
proses interaktif ( Peplau, 1952); yang menghasilkan hubungan antara
perawat dan klien (Torres,1986;Marriner-Tomey,1994).Berdasarkan
teori ini klein adalah individu dengan kebutuhan prasaan,dan
keperawatan dalam proses interpersonal dan terapeutik.Oleh sebab itu
perawat berupaya mengembangkan hubungan antara perawat dan
klien dimana perawat bertugas sebagai narasumber,konselor,dan wali.
Teori Peplau merupakan teori yang unik di mana hubungan
kolaborasi perawat dan klien membentuk suatu “kekuatan
mendewasakan” melalui hubungan interpersonal yang efektif dalam
membantu pemenuhan kebutuhan klien (Beeber, Anderson dan
Sills,1990). Hubungan interpersonal perawat-klien digambarkan
sebagai fase-fase yang saling tumpang tindih seperti berikut ini
:Orientasi,identifikasi,penjelasan,dan resolusi( Chinn dan Jacobs,
1995)

2.3.3 TEORI HENDERSON


Teori keperawatan Virginia Henderson (Harmer dan Henderson,
1955) mencakup seluruh kebutuhan dasar seorang manusia.
Henderson (1964) mendefinisikan keperawatan sebagai:
Membantu individu yang sakit dan yang sehat dalam melaksanakan
aktivitas yang memiliki kon-tribusi terhadap kesehatan dan
penyembuhannya... dimana individu tersebut akan mampu
mengerjakannya tanpa bantuan bila ia memiliki kekuatan, kemauan,
dan pengetahuan yang dibutuhkan. Dan hal ini dilakukan dengan cara
membantu mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin.
Kebutuhan berikut ini, sering kali disebut 14 kebutuhan dasar
Henderson, memberikan kerangka kerja dalam melakukan asuhan
keperawatan (Henderson, 1966):
1. Bernafas secara normal
2. Makan dan minum cukup
3. Eliminasi
4. Bergerak dan mempertahankan posisi yang dikehendaki
5. Istirahat dan tidur
6. Memilih cara berpakaian; berpakaian dan melepaskan pakaian
7. Mempertahankan temperatur tubuh dalam rentang normal
8. Menjaga tubuh tetap bersih dan rapi
9. Menghindari bahaya dari lingkungan
10. Berkomunikasi dengan orang lain
11. Beribadah menurut keyakinan
12. Bekerja yang menjanjikan prestasi
13. Bermain dan berpartisipasi dalam berbagai bentuk rekreasi
14. Belajar, menggali atau memuaskan rasa keingin tahuan yang
mengacu pada perkembangan dan kesehatan normal

2.3.4 TEORI ABDELLAH


Teori keperawatan yang di kembangkan oleh Faye Abdellah et
al.(1960) meliputi pemberihan asuhan keperawatan bagi seluruh
manusia untuk memenuhi kebutuhan fisik,emosi,intelektual,sosial,dan
spiritual baik klien maupun keluarga. Dalam teori Abdellah
mengidentifikasi kebutuhan klien secara spesifik,yang sering dikenal
sebagai 21 masalah keperawatan abdellah:
1. Mempertahankan kebersihan dan kenyamanan fisik yang baik
2. Mempertahankan aktifitas,istirahat dan tidur yang optimal
3. Mencegah terjadinya kecelakaan,cederah, atau trauma lain dan
mencegah meluasnya infeksi
4. Menpertahankan mekanika tubuh yang baik serta mencagah dan
memberbaiki defermitas
5. Memfasilitasi masukan oksigen ke seluruh sel tubuh
6. Mempertahankan nutrisi untuk seluruh sel tubuh
7. Mempertahankan eliminasi
8. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
9. Mengenali respons – respons fisiologos tubuh terhadap kondisi
penyakit-patologis,fisiologis dan kompensasi
10. Mempertahankan mekanisme dan fungsi regulasi
11. Mempertahankan fungsi sensorik
12. Mengidentifikasi dan menerima ekspresi,prasaan dan reaksi potif
dan negatif
13. Mengidentifikasi dan menerima adanya hubungan timbal balik
antara emosi dan penyakit organik
14. Mempertahankan komunikasi verbal dan non verbal
15. Memfasilitasi perkembangan hubungan interpersonal yang
produktif
16. Memfasilitasi pencapaian tujuan spiritual personal yang progresif
17. Menghasikan dan /atau mempertahankan lingkungan yang
terapeutik
18. Memfasillitasi kesadaran akan diri sendiri sebagai individu yang
memiliki kebutuhan fisik,emosi dan perkembangan yang berbeda
19. Menerima tujuan oktimal yang dapat dicapai sehubungan dengan
keterbatasan fisik dan emosional
20. Menggunakan sumber-sumber di komunitas sebagai sumber
bantuan dalam mengatasi masalah yang muncul akibat dari
penyakit
21. Memahami peran dari masalah sosial sebagai faktor-faktor yang
mempengaruhui dalam munculnya suatu penyakit
2.3.5 TEORI ORLANDO
Bagi Ida Orlando (1961),klien adalah individu dengan suatu
kebutuhan,dimana bila kebutuhan tersebut di penuhi maka stres akan
berkurang,meningkatkan kepuasan atau mendorong pencapaian
kesehatan optimal (Chinn dan Jacobs,1995). Teori Jean Orlando
mengandung konsep kerangka kerja untuk perawat professional yang
mengandung 3 elemen yaitu : perilaku klien, reaksi dan tindakan
keperawatan , mengubah situasi perawat setelah perawat
memperkirakan kebutuhan klien , perawat mengetahui penyebab yang
mempengaruhi derajat kesehatan , lalu bertindak secara spontan atau
berkolaborasi untuk memberikan pelayanan kesehatan.

2.3.6 TEORI LEVINA


Keperawatan adalah bagian budaya yang direfleksikan dengan ide-ide
dan nilai-nilai, dimana perawat memandang manusia itu sama,
merupakan suatu rangkaian disiplin dalam menguasai organisasi atau
kumpulan yang dimiliki individu dalam menjalin hubungan manusia
sekitarnya.Intisari dari keperawatan adalah manusia. Asumsinya
bahwa definisi teori tersebut adalah sebagai berikut : KondisiKlien
memasuki system pelayanan kesehatan dalam bagian penyakit atau
perubahan kesehatan. Responsibilitas tanggung jawabPerawat
bertanggung jawab dalam mengenal respon (perubahan tingkah laku
atau tingkat fungsi tubuh) sebagai adaptasi klien atau usaha
untuk Rasa, Stress, Inflamasi beradaptasi terhadap lingkungan. 4
Sensorio respon antara lain : Fungsi perawat memasukkan intervensi
takut untuk meningkatkan adaptasi terhadap penyakit dan evaluasi
intervensi sebagai support (dorongan) atau terapeutik koping.
Intervensi membantu mempertahankan status kesehatan dan mencegah
penyakit lebih lanjut. Intervensi terapeutik meningkatkan
penyembuhan dan pemulihan kesehatan.4 prinsip perlindungan yang
mendorong tujuan perawatan untuk seseorang ke status
mempertahankan atau memulihkan Perlindungan terhadap
energiKeseimbangan intake dan output energi untuk mencegah
kesehatan : kelelahan Perlindungan terhadap integritas
strukturaMempertahankan atau struktur tubuh (penyembuhan)
pemulihan Perlindungan terhadap integritas personal.
Mempertahankan atau pemulihan rasa identitas dan harga diri
Perlindunga (mengenali kualitas diri) terhadap integritas
sosialMemperkenalkan klien sebagai suatu makhluk sosial khususnya
dengan orang lain. Teori Levine berfokus pada satu orang klien, teori
ini mempunyai implikasi utama dalam pengaturan perawatan akut,
dimana intervensi dapat bersifat mendorong atau terapeutik

2.3.7 TEORI JOHNSON


Teori Dorothy Johnson tentang keperawatan (1968) berfokus pada
bagaimana klien beradaptasi terhadap kondosi sakitnya dan bagai
mana stres aktual atau torensial dapat mempengaruhi kemampuan
beradaptasi. Tujuannya adalah menurunkan stres sehingga klien dapat
bergerak lebih mudah melewati masa penyembuhannya (
Johnson,1968). Teori Johnson berfokus pada kebutuhan dasar yang
mengacu pada pengelompokan perilaku berikut:
1. Perilaku mencari keamanan
2. Perilaku mencari perawatan
3. Menguasahi diri sendiri dan lingkungan sesuai dengan standar
internalisasi prestasi
4. Mengakomodasi diet dengan cara yang di terima secara sosial dan
kultural
5. Mengeluarkan sampah tubuh dengan cara diterima secara sosial
dan kultural
6. Perilaku seksual dan identitas peran
7. Perilaku melindungi diri sendiri
2.3.8 TEORI ROGERS
Keperawatan adalah pengetahuan yang ditujukan untuk mengurangi
kecemasan terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesehatan ,
pencegahan penyakit, perawatan rehabilitasi penderita sakit serta
penyandang cacat. Teori Rogers berfokus pada proses kehidupan
manusia. Menurutnya kehidupan seseorang dipengaruhi alam sebagai
lingkungan hidup manusia dan pola pertumbuhan dan perkembangan
seseorang. Asumsi dasar teori rogers tentang manusia, Manusia adalah
kesatuan yang utuh yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan
yang lain. Kehidupan setiap manusia adalah sesuatu yang unik . tidak
ada dua hal didalam kehidupan ini yang dapat diulang dengan cara
yang sama dibawah keadaan yang sama . jalan hidup seseorang
berbeda dengan yang lain. Perkembangan manusia dapat dinilai dari
tingkah lakunya. Manusia diciptakan dengan karakteristik dan
keunikan tersendiri misalnya dalam hal sifat dan emosi. Pada intinya
Rogers memandang keperawatan sebagai ilmu dan m,endukung
adanya penelitian keperawatan. Oleh sebab itu keperawatan
menggembangkan pengetahuan dari ilmu-ilmu dasar dan
fisiologi,begitu juga dengan ilmu keperawatan itu sendiri:
Ilmu keperawatan bertujuan untuk mengembangkan penelitian ilmia
dan analisis logis dan kemampuan menerapkanya dalam praktik
keperawatan. Inti pengetahuan ilmiah keperawatan merupakan hasil
penemuan terbaru keperawatan . . . keperawatan merupakan ilmu
tentang humanispik.

2.3.9 TEORI OREM


Dorothea Orem (1971) Keperawatan adalah sebuah pertolongan atas
pelayanan yang diberikan untuk menolong orang secara keseluruhan
ketika mereka atau orang yang bertanggung jawab atas perawatan
mereka tidak mampu memberikan perawatan kepada mereka.
Keperawatan merupakan salah satu daya atau usaha manusia untuk
membantu manusia lain dengan melakukan atau memberikan
pelayanan yang professional dan tindakan untuk membawa manusia
pada situasi yang saling menyayangi antara manusia dengan bentuk
pelayanan yang berfokus kepada manusia seutuhnya yang tidak
terlepas dari lingkungannya. Menurut OREM asuhan keperawatan
dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap orang memperlajari
kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantu individu
memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan dan kesejahteraan.
Teori ini dikenal dengan Perawatan Diri Orang dewasa dapat merawat
diri mereka sendiri, sedangkan bayi, lansia dan orang sakit
membutuhkan bantuan untuk memenuhi aktivitas self care mereka.
Orem mengklasifikasikan self care dalam 3 syarat : Syarat universal :
fisiologi dan psikososial termasuk kebutuhan udara, air, makanan,
eliminasi, aktivitas dan istirahat, sosial, pencegahan bahaya. Syarat
pengembangan : untuk meningkatkan proses perkembangan sepanjang
siklus hidup. Penyimpangan kesehatan berhubungan dengan
kerusakan atau penyimpangan cara, struktur norma dan integritas yang
dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk melakukan self care.
Asuhan keperawatan mandiri dilakukan dengan memperhatikan
tingkat ketergantungan atau kebutuhan pasien dan kemampuan pasien.
Oleh karena itu ada tiga tingkatan dalam asuhan keperawatan mandiri.
Perawat memberi keperawatan total ketika pertama kali asuhan
keperawatan dilakukan karena tingkat ketergantungan pasien yang
tinggi (system pengganti keseluruhan). Perawat dan pasien saling
berkolaborasi dalam tindakan keperawatan (system pengganti
sebagian) Pasien merawat diri sendiri dengan bimbingan perawat
(system dukungan/pendidikan).

2.3.10 TEORI KING


Tujuan yang ingin dicapai dari teori Imogene King (1971, 1981, 1987)
berfokus pad interaksi tiga sistem: sistem personal, sistem
interpersonal, dan sistem sosial. Ketiganya membektuk hubungan
personal antara perawat dan klien. Hubungan perawat dan klien
merupakan sarana dalam pemberian asuhan keperawatan, dimana
proses interpersonal dinamis yang ditampilkan oleh perawat dan klien
dipengaruhi oleh perilaku satu dengan yang lain, demikian juga oleh
sistem asuhan kesehatan yang berlaku (king, 1971, 1981). Tujuan
perawat adalah memanfaatkan komunikasi untuk membantu klien
dalam menciptakan dan mempertahankan adaptasi positif terhadap
lingkungan.

2.3.11 TEORI NEUMAN


Betty Neuman (1972), Keperawatan adalah suatu profesi yang unik
dengan memperhatikan seluruh factor-faktor yang mempengaruhi
respon individu terhadap penyebab stress, tekanan intra, inter dan
ekstra personal.Perawatan berfokus kepada mencegah serangan stress
dalam melindungi klien untuk mendapatkan atau meningkatkan
derajat kesehatan yang paling baik.Perawatan menolong pasien untuk
menempatkan primary, secondary dan tertiary. Metode pencegahan
untuk mencegah stress yang disebabkan factor lingkungan dan
meningkatkan system pertahanan pasien.Menurut Newman, asuhan
keperawatan dilakukan untuk mencegah atau mengurangi reaksi tubuh
akibat adanya stressor. penyakit yang terdiri dari pencegahanØPeran
ini disebut pencegahan primer, sekunder dan tertier. Primer =
meliputi tindakan keperawatan stressor, mencegah terjadinya
reaksiØuntuk mengidentifikasi adanya tubuh karena adanya stressor.
Sekunder = tindakan keperawatan untuk gejala penyakit atau reaksi
tubuh lainnyaØmengurangi atau menghilangkan karena adanya
stressor. Tersier = meliputi pengobatan rutin dan teratur serta
pencegahan kerusakan lebih lanjut atau komplikasi dari suatu
penyakit.
2.3.12 TEORI ROY
Keperawatan adalah sebagai ilmu pengetahuan melalui proses analisa
dan tindakan yang berhubungan untuk merawat klien yang sakit atau
yang kurang sehat.Sebagai ilmu pengetahuan keperawatan Metode
yang digunakan adalah terapeutik, scientik dan knowledge dalam
memberikan pelayanan yang esensial untuk meningkatkan dan
mempengaruhi derajat kesehatan. Roy menggambarkan metode
adaptasi dalam keperawatan. Individu adalah makhluk biospikososial
sebagai satu kesatuan yang utuh. Seseorang dikatakan sehat jika
mampu berfungsi untuk memenuhi kebutuhan biologis, psikologis dan
sosial.seluruh individu harus beradaptasi terhadap kebutuhan berikut:
1. Pemenuhan kebutuhan fisiologis dasar
2. Pengembangan konsep diri positif
3. Penampilan peran sosial
4. Pencapaian keseimbangan antara kemandirian dan ketergantungan

2.3.13 TEORI WATSON


Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan
teori pengetahuan manusia dan merawat manusia.Tolak ukur
pandangan Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan.
Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki
empat cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan
diantaranya kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup) yang
meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan
kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional)
yang meliputi kebutuhan aktifitas dan istirahat, kebutuhan seksual,
kebutuhan psikososial, (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi
kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan organisasi, dan kebutuhan
intra dan interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan) yaitu
kebutuhan aktualisasi diri.
Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Waston memahami
bahwa manusia adalah makhluk yang sempurna yang memiliki
berbagai macam ragam perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai
kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik,
mental dan spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara
pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan tersebut
keperawatan harus berperan dan meningkatkan status kesehatan,
mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan
penyembuhan kesehatan dan fokusnya pada peningkatan kesehatan
dan pencegahan penyakit.
BAB III
PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Teori dan model keperawatan adalah suatu usaha untuk menguraikan dan
menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan serta berperan dalam
membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain dan bertujuan untuk
menggambarkan, menjelaskan, memperkirakan dan mengontrol hasil
asuhan atau pelayanan keperawatan yang dilakukan
2. Karakteristik dasar teori dan model keperawatan, yaitu: Teori
keperawatan mengidentifikasi dan didefinisikan sebagai hubungan yang
spesifik dari konsep keperawatan, harus bersifat alamiah, bersifat
sederhana dan umum, sebagai pedoman, serta berperan dalam
memperbaiki kualitas praktek keperawatan
3. Faktor yang mempengaruh teori dan model keperawatan, yaitu: Filosofi
Florence Nightingale, kebudayaan, sistem pendidikan, dan
pengembangan ilmu keperawatan
4. Teori dan model keperawatan menurut beberapa ahli, yaitu: teori
Nightingale, teori Peplau, teori Henderson, teori Abdellah, teori orlando,
teori levina, teori Johnson, teori Rogers, teori Orem, teori King, teori
Neuman, teori Roy, teori Watson.

3.2 Saran
Adapun saran penulis terhadap pembaca, yaitu:
Sebaiknya teori dan konsep yang telah diketahui oleh seorang perawat dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-harinya.

Anda mungkin juga menyukai