Anda di halaman 1dari 6

PENGERTIAN FILOSOFI KEPERAWATAN

A. Definisi filosofi keperawatan


Filosofi keperawatan merupakan kerangka dasar yang harus dimiliki oleh seorang
perawat sebagai pedoman untuk berpikir, mengambil keputusan dan bertindak/berperilaku
dalam melaksanakan praktek keperawatan pada klien dalam rentang sehat-sakit
Filosofi keperawatan adalah pedoman dan pegangan dalam sikap dan tingkah laku
dalam melaksanakan praktek keperawatan terhadap klien dalam rentang sehat-
sakit. Dengan konsep yang mendasari keperawatan diantaranya: manusia, kesehatan,
lingkungan, dan keperawatan

Filosofi Keperawatan

Filsosofi adalah keyakinan yang dimiliki individu atau kelompok yang mengarahkan
setiap pelaksanaan kegiatan untuk mencapai tujuan.

Filosofi Manajemen Keperawatan

Filosofi manajemen keperawatan adalah keyakinan yg dimiliki oleh tim keperawatan yg


bertujuan utk memberikan asuhan keperawatan berkualitas melalui pembagian kerja,
koordinasi dan evaluasi.

Tugas Pelayanan Keperawatan, John. R Griffith, 1987

1. Melakukan kegiatan promosi kesehatan, termasuk kesehatan emosional & sosial


2. Melakukan upaya pencegahan penyakit & kecacatan
3. Menciptakan keadaan lingkungan, fisik, kognitif & emosional sedemikian rupa yg dpt
membantu penyembuhan penyakit.
4. Berupaya meminimalisasi akibat buruk dr penyakit
5. Mengupayakan kegiatan rehabilitasi.

Proses Keperawatan

Fungsi keperawatan dikategorikan :

1. Dependent
Aktivitas perawat karena permintaan dokter
2. Interdependent
Program perawatan dilaksanakan mll kerjasama dg tenaga kesehatan yg lain
3. Independent
Aktivitas dlm diagnosis & tindakan keperawatan

Standar Asuhan Keperawatan.

Standar adalah suatu pernyataan diskriptif yang menguraikan penampilan kerja yang
dapat diukur melalui kualitas struktur, proses dan hasil (Gillies, 1989,h.121).
Standar merupakan pernyataan yang mencakup kegiatan-kegiatan asuhan yang
mengarah kepada praktek keperawatan profesional (ANA,1992,h.1)
Standar praktek keperawatan adalah ekspetasi minimal dalam memberikan asuhan
keperawatan yang aman, efektif, dan etis.

Sumber Standar Keperawatan

1. Organisasi profesional, misalnya PPNI, AIPNI, dll.

2. Badan yang memiliki ijin, misalnya badan hukum.

3. Institusi / lembaga kesehatan, misalnya Rumah Sakit, Pusat Kesehatan.

4. Pemerintah, misalnya departemen kesehatan pusat atau pemerintah daerah

Dengan adanya standar keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan ke


pasien diharapkan perawat mempunyai patokan atau pedoman dalam memberikan layanan
kesehatan, sehingga tidak terjadi tumpang tindih antara profesi yang satu dengan yang lain,
dan tidak sampai terjadi mal praktek
Faktor- faktor yang mempengaruhi standar praktek keperawatan antara lain, kecakapan
intelektual, ilmu pengetahuan, percaya diri perawat, sarana, komunikasi, pengalaman kerja
perawat, motivasi pasien untuk sembuh, kedisiplinan
Manfaat standar asuhan keperawatan Bagi perawat, membimbing perawat dalam
penentuan tindakan keperawatan yang akan dilakukan terhadap pasien serta perlindungan
dari kelalaian dalam melakukan tindakan keperawatan dengan membimbing perawat
melakukan tindakan tindakan keperawatan secara tepat dan benar.
Bagi rumah sakit,meningkatkan efisiensi serta efektifitaspelayanan keperawatanyang
akan berefek pada penurunan lama rawat pasien di rumah sakit.
Bagi pasien, dengan perawatan yang tidak memakan waktu yang lamamaka biaya
perawatan serta pengobatan yang ditanggung pasiendan keluarganya akan lebih ringan.
Bagi profesi, berfungsi sebagai alat perencanaan untuk mencapai suatu target dan
sebagai tolak ukur untuk mengevaluasi penampilan, dimana standar ini dapat digunakan
sebagai alat pengontrolnya. Bagi tenaga kesehatan lainnya, untuk mengetahui batas
kewenangan profesi lain sehingga saling menghormatidan bekerjasama secara baikdalam
menjalankan pekerjaan sesuai profesinya dan meningkatkan pelayanan

Kegunaan Standar Praktek Keperawatan

Tujuan utama standar memberikan kejelasan dan pedoman untuk mengidentifikasi


ukuran dan penilaian hasil akhir, dengan demikian standar dapat meningkatkan dan
memfasilitasi perbaikan dan pencapaian kualitas asuhan keperawatan.
          
Standar Asuhan Keperawatan secara resmi telah diberlakukan untuk diterapkan di seluruhr
umah sakit melalui SK Direktur Jenderal Pelayanan Medik No. YM.00.03.2.6.7637 tahun
1993
Standar asuhan keperawatan terdiri dari:

1. Standar I : Pengkajian keperawatan
2. Standar II : Diagnosa keperawatan.
3. Standar III : Perencanaan keperawatan.
4. Standar IV : Intervensi keperawatan.
5. Standar V : Evaluasi keperawatan.
6. Standar VI : Catatan asuhan keperawatan.

1. Standar I.
 Asuhan keperawatan paripurna memerlukan data yang lengkap dan dikumpulkan
secara terus menerus, tentang keadaannya untuk menentukan kebutuhan asuhan
keperawatan. Data kesehatan harus bermanfaat bagi semua anggota tim kesehatan.
Komponen pengkajian keperawatan meliputi:
a. Pengumpulan data dengan kriteria : menggunakan format yang baku, sistematis, 
diisi sesuai item yang tersedia, aktual (baru), absah (valid).
b. Pengelompokan data dengan kriteria : data biologis, data psikologis, data sosial,
datas piritual.
c. Perumusan masalah dengan kriteria : kesenjangan antara status kesehatan deng
an norma dan pola fungsi kehidupan, perumusan masalah ditunjang oleh data
yang telah dikumpulkan.

Perawat mengidentifikasi dan pengumpulan data tentang status kesehatan klien.


Kriteria pengukuran :

a. Prioritas pengumpulan data ditentukan oleh kondisi atau kebutuhan-kebutuhan


klien saat ini.

b. Data tetap dikumpulkan dengan tehnik-tehnik pengkajian yang sesuai .

c. Pengumpulan data melibatkan klien, orang-orang terdekat klien dan petugas


kesehatan..

d. Proses pengumpulan data bersifat sistematis dan berkesinambungan.

e. Data-data yang relevan didokumentasikan dalam bentuk yang mudah


didapatkan kembali

2. Standar II.
Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan data status kesehatan pasien, dianalisis
dandibandingkan dengan norma fungsi kehidupan pasien dengan kriteria : diagnosa
keperawatandihubungkan dengan penyebab kesenjangan dan pemenuhan kebutuhan
pasien, dibuat sesuaidengan wewenang perawat, komponennya terdiri dari masalah,
penyebab/gejala (PES) atauterdiri dari masalah dan penyebab (PE), bersifat aktual apabila
masalah kesehatan pasien sudah nyata terjadi, bersifat potensial apabila masalah kesehatan
pasien kemungkinan besar akanterjadi, dapat ditanggulangi oleh perawat.
Perawat menganalisa data yang dikaji untuk menentukan diagnosa.
Kriteria pengukuran :

a. Diagnosa ditetapkan dari data hasil pengkajian.

b. Diagnosa disahkan dengan klien, orang-orang terdekat klien, tenaga kesehatan


bila memungkinkan.

c. Diagnosa di dokumentasikan dengan cara yang memudahkan perencanaan


perawatan.

3. Standar III.
Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan diagnosa keperawatan .
Komponen perencanaan keperawatan meliputi :1.
 Perawat menetapkan suatu rencana keperawatan yang menggambarkan intervensi
keperawatan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Kriteria pengukuran :

a. Rencana bersifat individuali sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan dan kondisi


klien.

b. Rencana tersebut dikembangkan bersama klien, orang-orang terdekat klien dan


petugas kesehatan.

c. Rencana tersebut menggambarkan praktek keperawatan sekarang

d. Rencana tersebut didokumentasikan.

e. Rencana tersebut harus menunjukkan kelanjutan perawatan.

4.  Standar IV.
 Intervensi keperawatan adalah pelaksanaan rencana tindakan yang ditentukan dengan
maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara maksimal yang mencakup aspek
meningkatan, pencegahan, pemeliharaan serta pemulihan kesehatan dengan mengikut
sertakan pasien dankeluarganya dengan kriteria:
a. Dilaksanakan sesuai dengan rencana keperawatan.
b. Menyangkut keadaan bio, psiko, social, spiritual pasien.
c. Menjelaskan setiap tindakan keperawatan yang akan dilakukan
kepada pasien/keluarga.
d. Sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
e. Menggunakan sumber daya yang ada.
f. Menerapkan prinsip aseptic dan antiseptic.
g. Menerapkan prinsip aman, nyaman, ekonomis, privacy, dan mengutamakan
keselamatan pasien.
h. Melaksanakan perbaikan tindakan berdasarkan respon pasien.i. Merujuk
dengan segera bila ada masalah yang mengancam keselamatan pasien.
i. Mencatat semua tindakan yang telah dilaksanakan.
j. Merapikan pasien dan alat setiap selesai melakukan tindakan.
k. Melaksanakan tindakan keperawatan berpedoman pada prosedur teknis yang te
lah ditentukan.

Intervensi keperawatan berorientasi pada Komponen Keperawatan Dasar meliputi:

1. Memenuhi kebutuhan oksigen.


2. Memenuhi kebutuhan nutrisi, keseimbangan cairan dan elektrolit.
3. Memenuhi kebutuhan eliminasi.
4. Memenuhi kebutuhan keamanan.
5. Memenuhi kebutuhan kebersihan dan kenyamanan fisik.
6. Memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur.
7. Memenuhi kebutuhan gerak dan kegiatan jasmani.
8. Memenuhi kebutuhan spiritual.
9. Memenuhi kebutuhan emosional.
10. Memenuhi kebutuhan komunikas
11. Mencegah dan mengatasi reaksi fisiologis.
12. Memenuhi kebutuhan pengobatan dan membantu proses penyembuhan.
13. Memenuhi kebutuhan penyuluhan.
14. Memenuhi kebutuhan rehabilitasi.

5. Standar V.
 Evaluasi keperawatan dilakukan secara periodik, sistimatis dan berencana, untuk
menilai perkembangan pasien dengan kriteria : setiap tindakan keperawatan dilakukan
evaluasi terhadapindikator yang ada pada rumusan tujuan, selanjutnya hasil evaluasi segera
dicatat dandikomunikasikan, evaluasi melibatkan pasien, keluarga dan tim kesehatan,
evaluasi dilakukansesuai standar.
Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap hasil yang telah dicapai.
Kriteria pengukuran :
a. Evaluasi bersifat sistematis dan berkesinambungan.
b. Respon klien terhadap intervensi didokumentasikan.
c. Keefektifan intervensi dievaluasi dalam kaitannya dengan hasil.
d. Pengkajian terhadap data yang bersifat kesinambungan digunakan untuk
merevisi diagnosa, hasil-hasil dan rencana perawatan untuk selanjutnya,
e. Revisi diagnosa, hasil dan rencana perawatan didokumentasikan.
f. Klien, orang-orang terdekat klien dan petugas kesehatan dilibatkan dalam
proses evaluasi

6. Standar VI.
 Catatan asuhan keperawatan dilakukan secara individual dengan kriteria : dilakukan
selama pasien dirawat inap dan rawat jalan, dapat digunakan sebagai bahan informasi,
komunikasi danlaporan, dilakukan segera setelah tindakan dilaksanakan, penulisannya
harus jelas dan ringkasserta menggunakan istilah yang baku, sesuai pelaksanaan proses
keperawatan, setiap pencatatanharus mencantumkan initial/paraf/nama perawat yang
melaksanakan tindakan dan waktunya,menggunakan formulir yang baku dan disimpan
sesuai dengan peraturan yang berlaku
Dengan tidak di lakukannya proses keperawatan yang benar maka pasien tidak
mendapat asuhan keperawatan untuk mengatasi masalah kesehatan dan mencegah masalah
kesehatan yang baru bahkan memperlambat proses kesembuhan dari pasien tersebut
Faktor-faktor yang mempengaruhi standar praktek keperawatan antara lain
a. Kecakapan intelektual
b. Ilmu pengetahuan
c. Percaya diri perawat
d. Sarana
e. Komunikas
f. Pengalaman kerja perawat
g. Motivasi pasien untuk sembuh
h. Kedisiplinan

Aspek Hukum.

Asuhan keperawatan didasarkan pada investigasi, observasi dan analisa, yang bertujuan
untukmemberikan jaminan agar masalah kesehatan klien teridentifikasi sehingga intervensi
yangdilakukan lebih efektif dan dapat dipertanggung jawabkan, sehingga akan
memberikan perlindungan dan kepastian hukum bagi klien

Dasar Hukum

a. UU No. 23 tahun 1993 : tentang kesehatan

b. PP No. 32 tahun 1996 pasal 21, 22, 24

c. SK. Menkes No. 647 tahun 2000 : tentang registrasi dan praktek keperawatan

Anda mungkin juga menyukai