BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Teori dan Model Konsep Keperawatan
Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep, atau definisi
yang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau fenomena-
fenomena dengan menentukan hubungan spesifik antara konsep-konsep tersebut dengan
maksud untuk menguraikan, menerangkan, meramalkan dan atau mengendalikan suatu
fenomena. Teori dapat diuji, diubah atau digunakan sebagai suatu pedoman dalam penelitian
Teori keperawatan didefinisikan oleh Steven (1984) sebagai usaha untuk menguraikan
dan menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan. Teori keperawatan berperan dalam
membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain dan bertujuan untuk menggambarkan,
menjelaskan, memperkirakan dan mengontrol hasil asuhan atau pelayanan keperawatan yang
dilakukan. Teori keperawatan menurut Barnum 1990 merupakan usaha-usaha untuk
menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan. Menurut Newman (1979),
ada tiga cara pendekatan dalam pengembangan dan pembentukan teori keperawatan, yaitu
meminjam teori-teori dari disiplin ilmu lain yang relevan dengan tujuan untuk
mengintegrasikan teori-teori ini kedalam ilmu keperawatan, menganalisa situasi praktik
keperawatan dalam rangka mencari konsep yang berkaitan dengan praktik keperawatan serta
menciptakan suatu kerangka konsep yang memungkinkan pengembangan teori keperawatan.
Tujuan pengembangan teori keperawatan adalah menumbuh kembangkan pengetahuan yang
di harapkan dapat membantu dan mengembangkan praktek keperawatan dan pendidikan
keperawatan.
Tujuan Teori dan Model Konsep Keperawatan
Teori keperawatan sebagai salah satu bagian junci perkembangan ilmu keperawatan
dan pengembangan profesi keperawatan memiliki tujuan yang ingin dicapai, diantaranya:
. Tujuan Teori dan Model Konsep Keperawatan
Teori keperawatan sebagai salah satu bagian junci perkembangan ilmu keperawatan
dan pengembangan profesi keperawatan memiliki tujuan yang ingin dicapai, diantaranya:
2. Kebudayaan
Kebudayaan juga mempunyai pengaruh dalam perkembangan teori-teori keperawatan
diantaranya dengan adanya pandangan bahwa dalam memberikan pelayanan keperawatan
akan lebih baik dilakukan oleh wanita karena wanita mempunyai jiwa yang sesuai dengan
kebutuhan perawat, akan tetapi perubahan identitas dalam proses telah berubah seiring
dengan perkembangan keperawatan sebagai profesi yang mandiri, demikian juga yang dahulu
budaya perawat dibawah pengawasan langsung dokter, dengan berjalannya dan diakuinya
keperawatan sebagai profesi mandiri, maka hak dan otonomi keperawatan telah ada sehingga
peran perawat dan dokter bukan di bawah pengawasan langsung akan tetapi sebagai mitra
kerja yang sejajar dalam menjalankan tugas sebagai tim kesehatan.
3. Sistem Pendidikan
Pada sistem pendidikan telah terjadi perubahan besar dalam perkembangan teori
keperawatan. Dahulu pendidikan keperawatan belum mempunyai sistem dan kurikulum
keperawatan yang jelas, akan tetapi sekarang keperawatan telah memiliki sistem pendidikan
keperawatan yang terarah sesuai dengan kebutuhan rumah sakit sehingga teori-teori
keperawatan juga berkembang dengan orientasi pada pelayanan keperawatan.
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Teori dan model keperawatan adalah suatu usaha untuk menguraikan dan
menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan serta berperan dalam membedakan
keperawatan dengan disiplin ilmu lain dan bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan,
memperkirakan dan mengontrol hasil asuhan atau pelayanan keperawatan yang dilakukan
Karakteristik dasar teori dan model keperawatan, yaitu: Teori keperawatan
mengidentifikasi dan didefinisikan sebagai hubungan yang spesifik dari konsep keperawatan,
harus bersifat alamiah, bersifat sederhana dan umum, sebagai pedoman, serta berperan dalam
memperbaiki kualitas praktek keperawatan
Faktor yang mempengaruh teori dan model keperawatan, yaitu: Filosofi Florence
Nightingale, kebudayaan, sistem pendidikan, dan pengembangan ilmu keperawatan
Teori dan model keperawatan menurut beberapa ahli, yaitu: teori Nightingale, teori
Peplau, teori Henderson, teori Abdellah, teori orlando, teori levina, teori Johnson, teori
Rogers, teori Orem, teori King, teori Neuman, teori Roy, teori Watson.
3.2 Saran
Adapun saran penulis terhadap pembaca, yaitu:
Sebaiknya teori dan konsep yang telah diketahui oleh seorang perawat dapat diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-harinya.
DSDDDDD
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan makalah ini
dimasa mendatang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa khususnya dan masyarakat pada
umumnya. Dan semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah
pengetahuan para mahasiswa dan masyarakat dan pembaca.
Daftar isi....................................................................................................................................3
BAB I Pendahuluan..................................................................................................................4
1. Latar belakang...............................................................................................................4
2. Tujuan............................................................................................................................4
3. Manfaat..........................................................................................................................4
BAB II Pembahasan..................................................................................................................5
BAB II Penutup.......................................................................................................................10
1. Kesimpulan...................................................................................................................10
2. Saran.............................................................................................................................10
Daftar pustaka.........................................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan. Didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan
kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang
mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Praktek keperawatan adalah tindakan mandiri perawat melalui kolaborasi dengan
system klien dan tenaga kesehatan lain dalam membrikan asuhan keperawatan sesuai lingkup
wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk praktik
keperawatan individual dan berkelompok
Pengaturan penyelenggaraan praktik keperawatan bertujuan untuk memberikan
perlindungan dan kepastian hukum kepada penerima dan pemberi jasa pelayanan
keperawatan. Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan yang
diberikan oleh perawat.
Keperawatan sebagai profesi dituntut untuk mengembangkan keilmuannya sebagai
wujud kepeduliannya dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia baik dalam tingkatan
preklinik maupun klinik. Untuk dapat mengembangkan keilmuannya maka keperawatan
dituntut untuk peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya setiap saat.
2. Tujuan
a. Mengidentifikasi trend dalam keperawatan.
b. Mengidentifikasi isu dalam keperawatan yang berkaitan dengan etika.
c. Mengetahui implikasi trend dan isu keperawatan terhadap perawat di Indonesia
3. Manfaat
a. Meningkatkan pemahaman perawat terhadap perkembangan trend dan isu keperawatan di
Indonesia.
b. Sebagai dasar dalam mengembangkan ilmu keperawatan.
c. Mengetahui keterkaitan etika keperawatan dengan trend dan isu yang berkembang dalam
bidang kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
Indonesia merupakan negara kepulauan yang dihuni oleh penduduk dengan berbagai
agama/kepercayaan dan adat istiadat. Setiap penduduk yang menjadi warga negara Indonesia
harus beragama/berkeyakinan. Ini sesuai dengan sila pertama Pancasila : Ketuhanan Yang
Maha Esa, dimana di Indonesia menjadikan aspek ketuhanan sebagai dasar paling utama.
Setiap warga negara diberi kebebasan untuk memilih kepercayaan yang dianutnya.
2. Faktor sosial.
Berbagai faktor sosial berpengaruh terhadap pembuatan keputusan etis. Faktor ini antara lain
meliputi perilaku sosial dan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, hukum, dan peraturan
perundang-undangan.
Perkembangan sosial dan budaya juga berpengaruh terhadap sistem kesehatan nasional.
Pelayanan kesehatan yang tadinya berorientasi pada program medis lambat laun menjadi
pelayanan komprehensif dengan pendekatan tim kesehatan.
Saat ini aspek legislasi dan bentuk keputusan juridis bagi permasalahan etika kesehatan
sedang menjadi topik yang banyak dibicarakan. Hukum kesehatan telah menjadi suatu bidang
ilmu, dan perundang-undangan baru banyak disusun untuk menyempurnakan perundang-
undangan lama atau untuk mengantisipasi perkembangan permasalahan hukum kesehatan.
5. Faktor dana/keuangan.
Dana/keuangan untuk membiayai pengobatan dan perawatan dapat menimbulkan konflik.
Untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat, pemerintah telah banyak berupaya dengan
mengadakan berbagai program yang dibiayai pemerintah.
6. Faktor pekerjaan.
Perawat perlu mempertimbangkan posisi pekerjaannya dalam pembuatan suatu keputusan.
Tidak semua keputusan pribadi perawat dapat dilaksanakan, namun harus diselesaikan
dengan keputusan/aturan tempat ia bekerja. Perawat yang mengutamakan kepentingan pribadi
sering mendapat sorotan sebagai perawat pembangkang. Sebagai konsekuensinya, ia
mendapatkan sanksi administrasi atau mungkin kehilangan pekerjaan.
Untuk dapat mengambil keputusan dan tindakan yang tepat terhadap masalah yang
menyangkut etika, perawat harus banyak berlatih mencoba menganalisis permasalahan-
permasalahan etis.
1. Kesimpulan
Trend dan issue etika dalam keperawatan yang berkaitan dengan informed consent, dapat
disadari bahwa belum seutuhnya diterapkan pada pelayanan kesehatan khususnya di
Indonesia. Karena pada dasarnya dalam praktik sehari hari, pasien yang datang untuk berobat
ke tempat praktik dianggap telah memberikan persetujuannya untuk dilakukan tindakan
tindakan rutin seperti pemeriksaan fisik. Akan tetapi, untuk tindakan yang lebih kompleks
biasanya dokter akan memberikan penjelasan terlebih dahulu untuk mendapatkan kesediaan
dari pasien, misalnya kesediaan untuk dilakukan suntikan.
2. Saran
a. Seluruh perawat agar meningkatkan pemahamannya terhadap berbagai trend dan isu
keperawatan di Indonesia sehingga dapat dikembangkan dalam tatanan layanan keperawatan.
b. Diharapkan agar perawat bisa menindaklanjuti trend dan isu tersebut melalui kegiatan riset
sebagai dasar untuk pengembangan kedisiplinan di Lingkungan Rumah Sakit dalam ruang
lingkup keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
http://idsirtii.or.id/content/files/artikel/TREN%20KEAMANAN%20INTERNET%20INDON
ESIA%202011.pdf
http://hermawatiunyu.blogspot.co.id/2013/12/tren-dan-isu-dalam-keperwatan-dan.html
Tambahkan komentar
Wonderful World
Klasik
Kartu Lipat
Majalah
Mozaik
Bilah Sisi
Cuplikan
Kronologis
1.
Jan
25
MAKALAH KEWARGANEGARAAN
ISLAM, MUSYAWARAH DAN
DEMOKRASI
MAKALAH KEWARGANEGARAAN
OLEH:
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
rahmat, serta penyertaanNya, sehingga makalah Ilmu Keperewatan Dasar I ini dapat kami
selesaikan.
Dalam penulisan makalah ini kami berusaha menyajikan bahan dan bahasa yang
sederhana, singkat serta mudah dicerna isinya oleh para pembaca, khususnya keluarga
kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna serta masih terdapat kekurangan
dan kekeliruan dalam penulisan makalah ini. maka kami berharap adanya masukan dari
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dipergunakan
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN :
BAB II PEMBAHASAN :
a. Kesimpulan .........................................................................
b. Saran .........................................................................
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu keperawatan dasar adalah ilmu penting dalam perawatan manusia yang saling
berhubungan. Ilmu Keperawatan dasar adalah ilmu yang mempelajari tentang berbagai
macam model konseptual dalam keperawatan dengan beberapa model dan konsep yang di
kemukakan oleh beberapa tokoh, dan mempelajari juga tentang konsep, tahap, karakteristik,
dan tugas perkembangan serta mempelajari tentang berbagai macam cara dan teori
D` alam makalah ini kami akan membahas tentang beberapa materi yang ada dalam ilmu
1.2.3 Menganalisis prinsip – prinsip pendekatan secara holistik dalam konteks keperawatan.
1.2.4 Menerapkan prinsip – prinsip legal etis pada pengambilan keputusan dalam
konteks keperawatan.
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah agar kita dapat lebih mengetahui tentang
juga dapat menganalisis prinsip – prinsip pendekatan holistik dalam konteks keperawatan
serta mengerti bagaiamana menerapkan prinsip legal etis pada pengambilan keputusan dalam
konteks keperawatan.
mampu menerapkan berbagai konsep berpikir kritis, serta berbagai prinsip pendekatan dan
Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan wawasan para
mahasiswa keperawatan, khususnya keluarga besar STIKES EKA HARAP agar dapat lebih
mengetahui dan mengerti tentang sejarah perkembangan keperawatan serta dapat menerapkan
konsep berpikir kritis, pendekatan holistik, dan dapat menerapkan prinsip legal etis dalam
pengambilan keputusan serta mengerti dan mengaplikasikannya secara baik dan maksimal.
kepustakaan adalah metode dengan cara membaca dan mengumpulkan data – data dari buku.
BAB II
PEMBAHASAN
mengetahui pikiran seseorang dan pemikiran terhadap orang lain (Chaffe, 2002). Berpikir
kritis tidak hanya memerlukan kemampuan kognitif, tetapi juga kebiasaan sesorang untuk
bertanya, mempunyai hubungan yang baik, jujur, dan selalu mau untuk berpikir jernih
tentang suatu masalah (Facione,1990). Jika diterapkan pada keperawatan, maka inti dari
berpikir kritis menunjukan proses pengambilan keputusan yang klinis yang kompleks.
Perawat yang menerapkan pemikiran kritis dalam bekerja akan fokus terhadap penyelesaian
masalah dan membuat keputusan, serta tidak akan membuat keputusan yang terburu – buru
ataupun ceroboh.
Belajar merupakan proses sepanjang hidup. Perkembangan intelektual dan emosional kita
meliputi pembelajaran terhadap pengetahuan baru dan memperbaiki kemampuan kita untuk
berpikir, menyelesaikan masalah, serta membuat keputusan. Untuk belajar, kita harus
bersikap fleksibel dan selalu terbuka pada semuaa informasi baru. Ilmu keperawatan
berkembang sangat cepat dan akan selalu ada informasi yang baru dapat diterapkan dalam
praktik. Makin banyak pengalaman dan penerapan pengetahuan yang kita pelajari akan
membuat kita menjadi lebih baik dalam membuat asumsi, mengemukakan ide, dan membuat
kesimpulan.
Komponen pertama dari model pemikiran kritis adalah pengetahuan dasar spesifik
pengetahuan dasar anda meliputi informasi dan teori keperawatan. Perawat mengunakan
pengetaahuan dasar mereka dengan jalan yang berbeda dengan disiplin ilmu kesehatan yang
lain karena mereka memikirkan, masalah klien secara holistic. Sebagai contoh pengetahuan
luar seorang perawat akan memperhatikan segi fisik, psikologi, moral, etik, dan budaya
Sebagai perawat, Anda akan menghadapi berbagai macam situasi klinis yang berhubungan
klien, anggotakeluarga, staf pelayanan kesehatan, dan lain-lain. Penting untuk berfikir cerdas
dalam setiap situasi. Untuk berfikir cerdas, Anda harus mengembangkan cara berfikir
kritisdalam meghadapisetiap masalah dan pengalaman baru yang menyangkut klien degan
cara berfikiran terbuka, kreatif, percaya diri, dan bijaksana. Jika klien mengeluhkan gejala
yang baru, meminta Anda untuk menenangkan mereka, atau meminta suatu tindakan, maka
diperlukan pemikiran krtitis dan pengambilan keputusan yang tepat, sehingga klien sebisa
mungkin mendapatkan perawatan yang terbaik. Berpikir kritis bukan merupakan hal yang
udah atau proses linear yang dapat dipelajari dalam satu malam, melainkan proses yang harus
diperoleh melalui pengalaman, komitmen, dan rasa ingin tahu yang besar.
Secara naluriah dapat dikatakan bahwa keperawatan lahir bersamaan dengan penciptaan
manusia yaitu Adam dan Hawa. Keberadaanya tidak pernah di pungkiri. Oleh karena itu
perkembangan keperawatan, termasu keperawatan yang kita ketahui saat ini tidak dapat di
pisahkan dan sangat di pengaruhi oleh perkembangan struktur dan kemajuan peradaban
manusia.
melalui Florence Nightingle telah membuka jalan bagi kemajuan dan perkembangan
keperawatan yang kemudian diikuti oleh negara-negara lain. Florence Nightingle, lahir dari
keluarga kaya dan terhormat pada tahun 1820 di Flronce (Italia). Setahun setelah
pendidikan sekolah yang baik sehingga ia mampu menguasai bahasa Perancis, Jerman, dan
Italia. Pada usia 31 tahun Florence mengikuti kursus pendidikan perawat di Keiserwerth
(Italia) dan Liefdezuster di Paris, dan setelah pendidikan ia kembali ke Inggris. Kontribusi
merupakan satu bagian penting [ dari asuhan keperawatan, meyakinkan bahwa okupasional
dan rekreasi merupakan suatu terapi bagi orang sakit, mengidentifikasi kebutuhan personal
klien dan peran perawat untuk memenuhinya, menetapkan standar manajemen rumah sakit,
Meyakinkan bahwa keperawatan berdiri sendiri dan berbeda dan berbeda dengan profesi
- Zaman Kuno.
merawat keluarganya Penyakit dianggap perbuatan setan yaitu dukun, cara pengobatan
penjajahan Belanda. Perawat Indonesia disebut sbg verpleger dengan dibantu oleh zieken
oppaser sebagai penjaga orang sakit, perawat tersebut pertama kali bekerja di rumah sakit
Binnen Hospital yang terletak di Jakarta pada tahun 1799 yang ditugaskan untuk memelihara
kesehatan staf dan tentara Belanda. Orang-orang Belanda datang ke Indonesia pertama kali
dengan maksud untuk berdagang. Dalam usaha perdagangannya itu di bentuklah VOC.
Sehubungan dengan adanya staf dan tentara maka dua usaha kesehatan. Untuk itu
didirikanlah rumah sakit yang pertama yang bernama " Binnen Hospital " didirikan pada
tahun 1641 bertempat di Batavia ( sekarang Jakarta) Tenaga perawatannya diambil dari
penduduk pribumi ( Bumi Putera ) yang diberi nama Zieken oppaser ( penjaga orang sakit)
c. Adanya otonomi
a. Memberi pelayanan atau asuhan dan melakukan penelitian sesuai dengan kaidah ilmu dan
b. Telah lulus dari pendidikan pada jenjang perguruan tinggi sehingga diharapkan mampu
memberi pelayanan
C. Mengelola ruang lingkup keperawatan berikut sesuai dengan kaidah suatu profesi dalam
registrasi/legislasi ).
4. Melakukan riset keperawatan oleh perawat pelaksana secara terencana dan terarah sesuai
Secara singkat keperawatan sebagai suatu profesi setidaknya harus mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut :
Mempunyai ilmu pengetahuan dan dikembangkan secara terus menerus melalui penelitian
a. Peran pelaksana
dalam melaksanakan peran ini perawat bertindak sebagai comforter, protector dan
• Comforter : perawat berusaha memberi kenyamanan dan rasa aman pada klien.
• Protector dan advocat : kemampuan perawat melindungi dan menjamin agar hak dan
kesehatan lainnya, berkitan pula dengan keneradaan perawat mendampingi klien sebagai
perawat berperan mendidik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, serta tenaga
keperawatan atau tenaga kesehatan yang berada di bawah tanggung jawabnya. Peran ini dapat
berupa penyuluhan kesehatan kepada klien (individu, kluarga, kelompok atau masyarakat)
maupun bentuk desiminasi ilmu kepada peserta didik keperwatan, antara sesama perawat atau
penelitian serta memanfaatkan hasil penelitian untuk meningkatkan mutu asuhan atau
2.3 Menganalisis prinsip – prinsip pendekatan secara holistic dalam konteks keperawatan.
a. Teori keperawatan.
Teori keperawatan didefenisikan oleh Steven (1984), sebagai usaha untuk menguraikan
dan menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan (dikutip dari Taylor. C., 1989).
Teori keperawatan beerperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain dan
dalam pengembangan dan pembentukan teori keperawatan yaiti meminjam teori-teori dari
disiplin ilmu lain yang relevan dengan tujuan untuk mengintegrasikan teori-teori ini kedalam
ilmu keperawatan, menganalisa situasi praktik keperawatan dalam rangka mencari konsep
yang berkaitan dengan praktik keperawatan, seerta menciptakan suatu kerangka konsep yang
Meskipun banyak penulis yang membahas teori keperawatan, tulisan Torres (1985) dan
Chinn dan Jacob (1983), secara jelas menegaskan karakteristik dasar teori keperawatan.
yang spesifik dari konsep keperawatan seperti hubungan antara konsep manusia, konseo
Kedua, teori keperawatan harus bersifat ilmiah. Artinya teori keperawatan digunakan
dengan alasan atau rasional yang jelas dan dikembangkan dengan menggunakan cara berpikir
yang logis.
Ketiga, teori keperawatan bersipat sederhana dan umum. Artinya teori keperawatan dapat
digunakan pada masalah yang sederhana maupun masalah kesehatan yang kompleks sesuai
Kelima, teori keperawatan menjadi pedoman dan berperan dalam memperbaiki kualitas
praktik keperawatan.
c. Konsep dan teori dalam keperawatan.
Teori keperawatan pada dasarnya terdiri atas empat konsep yang berpengaruh dan
menentukan kualitas praktik keperawatan yaitu konsep manusia, keperawatan, konsep sehat-
sakit dan konsep lingkungan. Meskipun keempat konsep digunakan pada setiap teori
keperawatan, akan tetapi pengertian dan hubungan antara konsep ini berbeda antara teori
yang satu dengan teori yang lain. Berikut ini diuraikan beberapa teori keperawatan.
Pada tahun 1964 model ini banyak di gunakan sebagai falsafah dasar dan model konsep
dalam pendidikan keperawatan. Model adaptasi roy adalah system model yang esensial dalam
1. Individu adalah mahluk biopsikososial sebagai satu kesatuan yang utuh. Seseorang dikatakan
sehat jika mampu berfungsi untuk memenuhi kebutuhan biologis, psikologis dan social.
2. Setiap orang selalu menggunakan koping, baik yang bersifat positif maupun negative untuk
dapat beradaptasi. Kemampuan beradaptasi seseorang dipengaruhi oleh tiga komponen yaitu
penyebab utama terjadinya perubahan, kondisi dan situasi yang ada serta keyakinandan
3. Setiap individu berespons terhadap kubutuhan fisiologis, kebutuhan akan konsep diri yang
positif, kemampuan untuk hidup mandiri atau kemandirian serta kebutuhan akan kemampuan
melakukan peran dan fungsi secara optimal untuk memelihara intergritas diri.
4. Individu selalu berada pada rentang sehat sakit, yang berhubungan erat dengan keefektifan
Menurut roy, respons yang menyebabkan penurunan integritas tubuh menimbulkan adanya
suatu kebutuhan dan menyebabkan individu berespons terhadap kebutuhan tersebut melalui
upaya atau perilaku tertentu. Menurutnya, kebutuhan fisiologis meliputi oksigenisasi dan
sirkulasi, keseimbangan cairan dan elektrolit, makanan , tidur dan istirahat, pengaturan suhu,
hormonal dan fungsi sensoris. Kebutuhan akan konsep diri yang positif berfokus pada
persepsi diri yang meliputi kepribadian, norma, etika dan keyakinan seseorang. Kemandirian
lebih di fokuskan pada kebutuhan dan kemampuan melakukan interaksi social termasuk
kebutuhan akan dukungan orang lain. Peran dan fungsi optimal lebih difokuskan pada
Singkatnya, Roy menegaskan bahwa individu adalah mahluk biopsikososial sebagai satu
kesatuan utuh yang memiliki mekanisme koping untuk beradaptasi terhadap perubahan
lingkungan. Individu selalu berinteraksi secara konstan atau selalu beradaftif terhadap
perubahan lingkungan. Roy mengidentifikasi lingkungan sebagai semua yang ada disekeliling
kita dan berpengaruh terhadap perkembangan manusia. Sehat adalah suatu keadaan atau
proses dalam menjaga integritas diri. Menurutnya, peran perawat adalah membantu pasien
Teori Roger didasarkan pada pengetahuan tentang asal usul manusia dan alam semesta
mitologi. Teori ini berfokus pada proses kehidupan manusia. Menurutnya kehidupan
seseorang dipengaruhi alam sebagai lingkungan hidup manusia dan poola pertumbuhan dan
perkembangan seseorang.
1. Manusia adalah kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain.
3. Kehidupan setiap manusia adalah sesuatu yang unik. Jalan hidup seseorang berbeda dengan
orang lain.
dan emosi.
Secara singkat disimpulkan bahwa teori Roger berfokus pada manusia sebagai satu
kesatuan yang utuh dalam siklus kehidupannya. Menurutnya, lingkungan adalah segala hal
individu memfasilitasi tingkah laku yang efektif dan efesien untuk mencegah timbulnya
penyakit. Manusia adalah mahluk yang utuh dan terdiri dari dua system yaitu system biologi
dan tingkah laku tertentu. Lingkungan termasuk masyarakat adalah system eksternal yang
berpengaruh terhadap perilaku seseorang. Seseorang dikatakan sehat jika mampu berespons
adaptif baik pisik, mental, emosi, dan social terhadap lingkungan internal dan eksternal
membantu keseimbangan individu terutama koping atau cara pemecahan masalah yang
Menurut orem, asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap orang
mempunyai kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantu individu memenuhi
kebutuhan hidup, memelihara kesehatan dan kesejahteraannya. Oleh karena itu teori ini
dikenal sebagai self Care/Self care Defisit. Ada tiga prinsip dalam perawatan diri sendiri atau
perawatan mandiri.
1. Perawatan mandiri yang dilakukan bersifat holistic meliputi kebutuhan oksigen, air,
makanan, eliminasi, aktifitas dan istirahat, mencegah trauma serta kebutuhan hidup lainya.
2. Perawatan mandiri yang dilakukan harus sesuai dengan tumbuh kembangnya manusia.
3. Perawatan mandiri dilakukan karena adanya masalah kesehatan atau penyakit untuk
atau kebutuhan dan kemampuan pasien. Oleh karena itu terdapat tiga tingkatan dalam asuhan
keperawatan mandiri.
1. Perawat memberi perawatan total ketika pertama kali asuhan keperawatan dilakukan karena
Model neuman berfokus pada individu dan respons atau reaksi individu terhadap stress
termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi dan kemampuan adapts pasien. Menurut neuman
asuhan keperawatan dilakukan untuk mencegah atau mengurangi reaksi tubuh akibat adanya
stressor. Peran ini disebut pencegahan penyakit yang terdiri dari pencegahan primer,
mengidentifikasi adanya stressor, mencegah terjadinya reaksi tubuh karena adanya stressor
serta mendukung koping pasien yang konstruktif. Pencegahan sekunder seperti tindakan
keperawatan untuk mengurangi atau menghilangkan gejala penyakit atau reaksi tubuh lainnya
karena adanya stressor. Sedangkan pencagahan tersier meliputi pengobatan rutin dan teratur
serta pencegahan kerusakan lebih lanjut atau komplikasi dari suatu penyakit.
Kerangka ini di kenal sebagai kerangka system terbuka. Asumsi yang mendasari kerangka
ini adalah:
1. Asuhan keperawatan berfokus pada manusia termasuk berbagai hal yang mempengaruhi
kesehatan seseorang.
2. Tujuan asuhan keperawatan adalah kesehatan bagi individu, keloompok dan masyarakat.
Menurut King tujuan pemberian asuhan keperawatan dapat tercapai jika perawat dan
pasien saling bekerjasama dalam mengidentifikasi masalah serta menetapkan tujuan bersama
Teori Levine berfokus pada interaksi manusia. Asumsi dasar Teori Levin adalah:
kesehatan.
2. Perawat bertanggung jawab untuk mengenali respons/reaksi dan perubahan tingkah laku
serta perubahan fungsi tubuh pasien. Respons pasieen terjadi ketika ia mencoba beradaptasi
dengan perubuhan lingkungan atau suatu penyakit. Bentuk respons tersebut dapat bearupa
a. Konsep Manusia.
Manusia adalah biopsikososial dan spritual yang utuh, dalm arti merupakan satu kesatuan
utuh dari aspek jasmani dan rohani dan unik karena mempuyai berbagai macam kebutuhan
lain dengan selalu belajar dan mengembangkan sumber-sumber yang diperlukan sesuai
dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Pandangan tentang manusia dipengerahi
oleh falsafah dan kebudayaan suatu bangsa. Contoh bangsa rusia terutama penduduk asli dan
tradisonal tidak menganut suatu agama (atheisme ) Sebagai sasaran pelayanan atau asuhan
keperawatan dan pratek keperawatan, manusia adalah klien yang dibedakan menjadi
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi,
psikologi, sosial, dan spiritual. Peran perawat kepada induvidu sebagai klien, pada dasarnya
memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual
karena adanya kelemahan pisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan
Rentang ini merupakan suatu alat ukur dalam menilai status kesehatan yang bersifat
dinamis dan selalu berubah dalam setiap waktu. Melalui rentang ini dapat diketahui batasan
- Rentang Sehat
Batasan sehat itu dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik,
mental, dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947).
1) Tahap gejala
4) Tahap ketergantungan
5) Tahap penyembuhan
- Dampak Sakit
3) Masalah keuangan
7) Otonomi
2) Menarik diri
3) Egosentris
6) Perubahan persepsi
d. konsep lingkungan.
Lingkungan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah daerah ( kawasan dsb) yang
perkembangan manusia dan mencakup antara lain lingkungan sosial, status ekonomi dan
lingkungan masyarakat yaitu lingkungan fisik, psikologis, sosial budaya dan spritual.
1) Lingkungan Fisik yang dimaksud adalah segala bentuk lingkungan secara fisik yang dapat
seperti lingkungan yang kurang aman, yang mengakibatkan kecemasan dan ketakutan akan
3) Lingkungan Sosial budaya dan spritual dalam hal ini adalah masyarakat luas serta budaya
yang ada juga dapat mempergaruhi status kesehatan seseorang serta adanya kehidupan,
meningkatkan keyakinan.
komponen saling berhubungan dan dapat berpengaruh terhadap status kesehatan penduduk
Model ini dapat digunakan untuk memprediksi atau memperkirakan penyakit atau faktor
kesehatan masyarakat.
1. Agen adalah suatu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit. Seperti faktor
biologi, kimiawi, fisik, mekanik atau psikologis ( kuman penyakit seperti bakteri, virus,
jamur, dan cacing). Senyawa kimia yang menyebabkan polusi udara dan air, lingkungan
kerja yang berpontensi menimbulkan kecelakaan kerja, serta stres yang berkepanjangan.
2. Hospes/ Manusia adalah mahluk hidup yaitu manusia, hewan yang dapat terinfeksi atau
dipengaruhi oleh agen. Misalnya balita dan anak usia berisiko tinggi terifeksi cacing
3. Lingkungan adalah faktor eksternal yang mempengaruhi kesehatan seperti lingkungan
perumahan kumuh, polusi udara, air dan udara; lingkungan kerja yang tidak nyaman; tingkat
sosial ekonomi yang rendah; pendidikan masyarakat yang rendah; terbatasnya jumlah fasilitas
pelayanan kesehatan; letak fasilitas pelayanan kesehatan yang jauh dari pemukiman
e. teori System.
Apabila bagian-bagian yang terhimpun dalam sistem tersebut membentuk suatu wujud
yang ciri-cirinya dapat dideskripsikan dengan jelas. Sistem wujud dapat di bedakan atas dua
macam yaitu :
Apabila bagian-bagian yang terhimpun dalam sistem tersebut membentuk suatu metode
- Ciri-ciri sistem
Sistem bukanlah sesuatu yang berada diruanghampa melainkan selalu berinteraksi dengan
- Unsur-unsur sistem
sistem terbentuk atas bagian atau elemen yang saling berhubungan dan mempengaruhi.
1) Masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang
2) Proses (proces) adalah kumpulan bagian yang terdapat dalam sistem dan yang berfungsi
3) Keluaran (output) adalah kumpulan bagian yang dihasilkan dari berlangsungnya proses
sistem
4) Umpan balik (feed back) adalah kumpulan bagian yang merupakan keluaran dari sistem
5) Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem
6) Lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem, tetapi
Sebuah sistem merupakan kumpulan dari berbagai komponen. Komponen tersebut saling
berhubungan dan merupakan bagian dari suatu tujuan umum untuk membentuk satu kesatuan.
Ada dua jenis sistem, yaitu terbuka dan tertutup. Sistem terbuka, seperti organ tubuh manusia
atau suatu proses seperti proses keperawatan, interaksi dengan lingkungan, serta perubahan
antara sistem dan lingkungan. Sistem tertutup, seperti reaksi kimia dalam suatu tabung uji
mempunyai tujuan khusus. Tujuan proses keperawatan adalah ubtuk mengatur dan
1) Masukan
masukan dalam proses keperawatan adalah data atau informasi yang berasal dari pengkajian
klien (misalnya bagaimana klien berhubungan dengan lingkungan dan fungsi fisiologis
klien).
2) Hasil
hasil merupakan produk akhir dari sistem dan dalam hal proses keperawatan adalah dimana
status kesehatan klien mengalami kemajuan atau tetap stabil sebagai hasil asuhan
keperawatan.
3) Umpan balik
Umpan balik berperan untuk memberikan informasi sebuah sistem tentang bagaimana sistem
berfungsi. Sebagai contoh, dalam proses keperawatan hasil menggambarkan respons klien
4) Isi
Isi adalah produk dan informasi yang berasal dari sistem. Selain itu, penggunaan proses
keperawatan sebagai sampel, isi merupakan informasi tentang pelayanan keperawatan untuk
klien dengan masalah kesehatan tertentu. Sebagai contoh, klien dengan gangguan mobilitas
memerlukan kebutuhan dan intervensi perawatan kulit ( misalnya higienis dan pengaturan
perubahan posisi tubuh) yang dapat mengurangi resiko terjadinya ulkus akibat tekanan.
Beberapa teori keperawatan menggunakan sistem teori sebagai dasar. Sebagai contoh.
Neuman (1995) menggambarkan sebuah model manusia keseluruhan dan pendekatan sistem
eksternal maupun internal, dan interaksi manusia terhadap tekanan lingkungan, dapat
f. konsep Berubah.
institusi (Brooten,1978)
Ada empat tingkat perubahan yang perlu diketahui yaitu pengetahuan, sikap, perilaku,
individual, dan perilaku kelompok. Setelah suatu masalah dianalisa, tentang kekuatannya.
Maka pemahaman tentang tingkat-tingkat perubahan dan siklus perubahan akan dapat
berguna. Hersey dan Blanchard (1977) menyebutkan dan mendiskusikan empat tingkatan
perubahan.
1) Perubahan pertama dalam pengetahuan cenderung merupakan perubahan yang paling mudah
dibuat karena bisa merupakan akibat dari membaca buku, atau mendengarkan dosen.
Sedangkan perubahan sikap biasanya digerakkan oleh emosi dengan cara yang positif dan
atau negatif. Karenanya perubahan sikap akan lebih sulit dibandingkan dengan perubahan
pengetahuan.
2) perilaku individu. Misalnya seorang manajer mungkin saja mengetahui dan mengerti bahwa
keperawatan primer jauh lebih baik dibandingkan beberapa model asuhan keperawatan
lainnya, tetapi tetap tidak menerapkannya dalam perilakunya karena berbagai alasan,
3) Perilaku kelompok merupakan tahap yang paling sulit untuk diubah karena melibatkan
banyak orang . Disamping kita harus merubah banyak orang, kita juga harus mencoba
4) Dari sikap yang mungkin muncul maka perubahan bisa kita tinjau dari dua sudut pandang
yaitu perubahan partisipatif dan perubahan yang diarahkan. Perubahan Partisipatif akan
terjadi bila perubahan berlanjut dari masalah pengetahuan ke perilaku kelompok. Pertama-
tama anak buah diberikan pengetahuan, dengan maksud mereka akan mengembangkan sikap
positif pada subjek. Karena penelitian menduga bahwa orang berperilaku berdasarkan sikap-
sikap mereka maka seorang pemimpin akan menginginkan bahwa hal ini memang benar.
Sesudah berprilaku dalam cara tertentu maka orang-orang ini menjadi guru dan karenanya
kepuasan akan diri sendiri dan ketakutan yang melibatkan ego. Orang-orang biasanya takut
dan paparan dengan orang lain serta ketakutan pada perlunya usaha yang lebih besar untuk
menghadapi kesulitan yang lebih tinggi. Beberapa contoh ketakutan yang mungkin dialami
2) Takut karena kehilangan kemampuan, keterampilan atau keahlian yang terkait dengan
pekerjaannya
Menurut Oslan dalam Kozier (1991) mengatakan perawat sebagai pembaharu harus
menyadari kebutuhan sosial, berorientasi pada masyarakat dan kompeten dalam hubungan
menjalin kerjasama dengan orang lain dan bagaimana perasaannya terhadap perubahan
tersebut. Maukseh dan Miller dalam Kozier menyebutkan karakteristik seorang pembaharu
adalah :
1) Dapat mengatasi/ menaggung resiko. Hal ini berhubungan dengan dampak yang mungkin
kefektifannya
3) Mempunyai pengetahuan yang luas tentang keperawatan termasuk hasil-hasil riset dan data-
data ilmu dasar, menguasai praktik keperawatan dan mempunyai keterampilan teknik dan
interpersonal.
Fungsi pembaharu sangat penting dalam memfasilitasi komunikasi yang efektif dalam
3) Jujur dan tegas dalam menetapkan tujuan, perencanaan dan dalam mengatasi masalah
kesejahteraan (Wellnes).
yaitu:
1) fisik,
2) emosional,
3) intelektual,
4) sosial.
5) dan spiritual.
Untuk mencapai kesejahteraan tersebut, salah satu aspek yang harus dimiliki individu
Pandangan medis ilmiah hanya melihat hal-hal fisik saja dalam penanganan penyakit
ataupun pencegahannya. Namun pandangan holistik berpendapat bahwa semua aspek fisik,
- Konsep Caring
2) Menanamkan kepercayaan-harapan,
8) Meningkatkan dukungan, perlindungan mental, fisik, sosial budaya dan lingkungan spiritual
- Konsep Holisme
Holisme adalah filsafat yang menganggap manusia sebagai suatu kesatuan yang berfungsi
dan bukan gabungan dari beberapa system Pikiran dan tubuh bukan merupakan bagian yang
terpisah, tetapi merupakan satu bagian yang utuh, dan apabila terjadi sesuatu pada salah
- Konsep Humanisme
Humanisme adalah suatu gerakan filosofis yang berfokus pada alam dan hakikat manusia
sebagai individu. Teori humanistik percaya bahwa manusia memiliki potensi diri untuk sehat
dan kreatif, jika kita mau menerima tanggung jawab bagi kehidupan diri kita sendiri.
Humanisme merupakan salah satu gerakan filosofis utama yang melandasi teori-teori
kelompok, baik secara verbal maupun nonverbal yang dapat menimbulkan respon timbal
Sistem adalah suatu tatanan yang terdiri dari elemen-elemen atau berbagai komponen yang
interdependensi dalam upaya mencapai tujuan yang sama berdasarkan kebutuhan dan
kepentingan bersama.
saling bergantung dalam upaya mencapai tujuan yang diharapkan berdasarkan kebutuhan
bersama.
1) Pengorganisasian komponen didalam sistem bersifat teratur dan memiliki struktur yang
diakui keberadaannya.
2) Terdapat komunikasi yang berhubungan antara satu komponen lainnya didalam sistem.
3) Terdapat batasan yang memisahkan sistem dari lingkungan. Batasan ini berfungsi mengatur
pertukaran energi dan informasi yang berlangsung antara sistem dan lingkungannnya.
yaitu :
1) Untuk klien yang membutuhkan perawatan rawat inap tapi tidak dilaksanakan dipelayanan
kesehatan utama.
2) Membutuhkan tenaga ahli/subspesialis dan sebagai tempat rujukan utama seperti RS tipe A
atau B.
maka perlu diketahui faktor-faktor dalam masyarakat yang ikut terlibat (lingkup mobilisasi
antara lain :
1) Mematangkan kondisi dan menstimulasi individu, keluarga, dan masyarakat untuk ikut
2) Membentuk dan melatih kader serta menhimpunkan dari berbagai sumber potensial dalam
masyarakat;
(1) Berupaya menggerakan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk
oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta
(2) Aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari setiap penyelenggaraan
(1) Selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat
termasuk dunia usaha memilki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri
dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan
Pelayanan dan upaya untuk meningkatkan kesehatan (termasuk layanan kesehatan) harus
dikembangkan secara bersamaan dan mengikuti pola yang telah ditentukan pengembangan
layanan dan upaya kesehatan masyarakat dilakukan melalui rujukan, upaya peningkatan
kesehatan dibanyak negara yang diawali dengan kampanye masal pada tahun 1950-an dalam
menegemnbangakan konsep upaya dasar kesehatan. Tahun 1977 pada sidang kesehatan dunia
dicetuskan kesepakatan untuk melahirkan “Health for All by the Year 2000”, yang sasaran
utamanya dalam bidang sosial pada tahun 2000 adalah tercapainya derajat kesehatan yang
prof. Dr.Azrul azwar membagi bentuk pelayanan dalam 6 aspek penanganan, yaitu :
4) Kondisi klien
5) Jumlah klien
6) Orientasi pelayanan
pelayanan keperawatan yang bersifat langsung kepada pasien/ klien disebut asuhan
berbaring
8) Menjaga kebersihan badandan badan terawat dengan baik, dan melindungi kulit.
9) Mencegah bahaya di sekitar pasien dan mencegah pasien melukai orang lain
Pengertian
S.G Baillon (1978), Kesehatan keluarga merupakan bentuk perawatan kesehatan
masyarakat dengan sasaran keluarga sebagai unit pelayanan keperawatan. Sehat sebagai
tujuan dan keperawatan sebagai media, penyalur, atau memberi pelayanan perawatan.
i. Pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat
1) Pelayanan kesehatan pada masyarakat dapat berbentuk pelayanan kepada masyarakat umum
(1) Pertemuan penjajakan kepada pemuka masyarakat agar dicapai kesepakatan tentang ide yang
ditemukan.
(2) Pengumpulan data pada masyarakat melalui survei dengan menggunakan daftar pertanyaan.
(4) Pembahasan hasil analisis dalam forum lokakarya mini dengan masyarakat, untuk kemudian
(7) Evaluasi.
oleh perawat dalam rangka pengumpulan data klien. Data klien diperlukan sebagai dasar
pijakan dalam melaksanakan proses keperawatan pada tahap berikutnya. data klien diperoleh
foto, dan sebagainya), informasi/catatan dari tenaga kesehatan lain, dan dari keluarga klien.
Hampir dipastikan bahwa semua data yang didapat tersebut diperoleh melalui proses
komunikasi, baik komunikasi secara langsung (verbal, tertulis) maupun secara tidak langsung
(nonverbal ). Pada tahap ini dapat dikatakan bahwa proses komunikasi berlangsung paling
Banyak hal yang dapat menjadi hambatan klien untuk mengirim/memberikan informasi,
menerima, dan memahami pesan yang diterima klien. Hambatan klien dalam berkomunikasi
a) Language deficits
Perawat perlu menentukan bahasa yang dipahami oleh klien dalam berkomunikasi karena
penguasaan bahasa akan sangat mempengaruhi persepsi dan interpretasi klien dalam
b) Sensory deficits
Kemampuan mendengar, melihat, merasa dan membau merupakan faktor penting dalam
komunikasi, sebab pesan komunikasi akan dapat diterima dengan baik apabila kemampuan
sensor klien berfungsi dengan baik. Untuk klien yang mengalami kelemahan mendengar,
maka ada tahapan yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengkajian, yaitu mencari
apakah klien menggunakan alat bantu dengar yang masih berfungsi, memperhatikan apakah
klien mampu melihat muka dan bibir kita saat berbicara, dan memperhatikan apakah klien
c) Cognitive impairments
Adalah suatu kerusakan yang melemahkan fungsi kognitif dapat mempengaruhi kemampuan
klien dalam mengungkapkan dan memahami bahasa. Dalam mengkaji pada klien yang
mengalami gangguan kognitif ini, perawat dapat menilai apakah klien merespon ketika
ditanya, apakah klien dapat mengucapkan kata atau kalimat dengan benar, apakah klien dapat
d) Structural deficits
Adanya gangguan pada struktur tubuh terutama pada struktur yang berhubungan langsung
dengan tempat keluarnya suara, misalnya mulut dan hidung akan dapat mempengaruhi
komunikasi.
e) Paralysis
Kelemahan yang terjadi pada klien terutama pada ektrenitas atas akan menghambat
kemampuan komunikasi klien baik melalui lisan maupun tulisan. Perawat perlu
memperhatikan apakah ada kemampuan nonverbal klien yang bisa ditunjukkan dalam rangka
dengan melibatkan klien, keluarga klien, dan tenaga kesehatan lainnya tentang masalah yang
dialami klien. Proses penentuan masalah klien dengan melibatkan beberapa pihak tersebut
adalah upaya untuk memvalidasi, memperkuat dan menentukan prioritas masalah klien
dengan benar. Penentuan diagnosis tanpa mengkomunikasikan kepada klien dapat berakibat
salahnya penilaian perawat terhadap masalah yang dialami klien. Sikap perawat yang
komunikatif dan sikap klien yang kooperatif merupakan faktor penting dalam diagnosa
komunikasi dengan klien sangatlah penting untuk menentukan pilihan rencana keperawatan
yang akan dilakukan. Misalnya, sebelum perawat memberikan diet makanan bagi klien,
perawat perlu mengetahui makanan pilihan, yang disukai, atau yang alergi bagi klien
sehingga tindakan yang dilakukan menjadi efektif. Rencana tindakan yang dibuat perawat
merupakan media komunikasi antar petugas kesehatan sehingga perencanaan yang disusun
perawat dinas pagi dapat dievaluasi atau dilanjutkan oleh perawat dinas sore dan seterusnya.
sebelumnya. Selama aktifitas pada tahap ini menuntut perawat untuk terampil dalam
berkomunikasi dengan klien. Umumnya ada dua kategori aktifitas perawat dalam
berkomunikasi, yaitu saat mendekati klien untuk membantu memenuhi kebutuhan pisik klien
Menunjukkan muka yang jujur dengan klien. Hal ini penting agar tercipta suasana saling
Fokus kepada klien. Agar komunikasi dapat terarah dan mencapai tujuan yang diinginkan
Mempertahankan postur yang terbuka. Sikap terbuka dari perawat dapat menumbuhkan
keberanian dan kepercayaan klien dalam mengikuti tindakan keperawatan yang dilaksanakan.
Aktif mendengarkan eksplorasi perasaan klien sebagai bentuk perhatian, menghargai dan
menghormati klien. Crouch (2002) mengingatkan bahwa manusia mempunyai dua telinga
dan satu mulut. Dalam berkomunikasi dia menyarankan agar tindakan berkomunikasi
dilaksanakan dengan perbandingan 2 : 1, lebih banyak mendengar dari pada berbicara. Sikap
Relatif rileks saat bersama klien. Sikap terlalu tegang atau terlalu santai juga tidak membawa
Pada tahap ini petugas kesehatan (perawat / bidan) juga harus meningkatkan kemampuan
- S = Sit (duduk) menghadap klien. Postur ini memberi kesan bahwa perawat ada di sana untuk
- O = Observe (mengamati) suatu postur terbuka (yaitu menahan tangan dan lengan tidak
menyilang). Postur ini menyatakan bahwa perawat adalah “terbuka” terhadap apa yang
dikatakan klien. Suatu yang “tertutup” dapat menghambat klien untuk menyampaikan
perasaannya.
2.3.9.5 Evaluasi.
Komunikasi antara perawat dan klien pada tahap ini adalah untuk mengevaluasi apakah
tindakan yang telah dilakukan perawat atau tenaga kesehatan lain membawa pengaruh atau
hasil yang positif bagi klien, sebagaimana kriteria hasil yang telah ditentukan pada tahap
sebelumnya. Evaluasi yang dilaksanakan meliputi aspek kognitif, sikap dan keterampilan
yang dapat diungkapkan klien secara verbal maupun nonverbal. Tanpa komunikasi perawat
tidak cukup dalam menilai apakah tindakan yang dilakukan berhasil atau tidak. Pada tahap ini
juga memberi kesempatan bagi perawat untuk melihat kembali tentang efektifitas rencana
tindakan yang telah dilakukan.
2.4 Menerapkan prinsip – prinsip legal etis pada pengambilan keputusan dalam proses
keperawatan.
2.4.1. Prinsip – prinsip etika keperawatan.
Etik merupakan prinsip yang menyangkut benar dan salah, baik dan buruk dalam
hubungan dengan orang lain. Etik merupakan studi tentang perilaku, karakter dan motif yang
baik serta ditekankan pada penetapan apa yang baik dan berharga bagi semua orang.
Secara umum, terminologi etik dan moral adalah sama. Etik memiliki terminologi
yang berbeda dengan moral bila istilah etik mengarahkan terminologinya untuk penyelidikan
filosofis atau kajian tentang masalah atau dilema tertentu. Moral mendeskripsikan perilaku
aktual, kebiasaan dan kepercayaan sekelompok orang atau kelompok tertentu. Etik juga dapat
digunakan untuk mendeskripsikan suatu pola atau cara hidup, sehingga etik merefleksikan
sifat, prinsip dan standar seseorang yang mempengaruhi perilaku profesional. Cara hidup
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa etik merupakan istilah yang
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis
dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki
kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang harus
dihargai oleh orang lain. Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau
dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional. Otonomi
merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Praktek
profesional merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat
pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan
peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang, dalam situasi pelayanan kesehatan,
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil terhadap orang lain
yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam
prkatek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar
praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh pemberi pelayanan
kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk meyakinkan bahwa
klien sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk
mengatakan kebenaran. Informasi harus ada agar menjadi akurat, komprensensif, dan objektif
untuk memfasilitasi pemahaman dan penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yang
sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya
adanya batasan untuk kejujuran seperti jika kebenaran akan kesalahan prognosis klien untuk
pemulihan atau adanya hubungan paternalistik bahwa ”doctors knows best” sebab individu
memiliki otonomi, mereka memiliki hak untuk mendapatkan informasi penuh tentang
ini berarti bahwa etika keperawatan adalah istilah yang sah hanya selama sah itu mengacu
2.8.1 Euthanasia
Euthanasia adalah dengan sengaja tidak melakukan sesuatu untuk memperpanjang hidup
seseorang atau sengaja melakukan sesuatu untuk memperpendek hidup atau mengakhiri
hidup seorang pasien, dan ini untuk kepentingan pasien sendiri. Perkembangan euthanasia
1) Euthanasia pasif
2) Euthansia aktif
2.8.2. Aborsi
Aborsi didefinsikan sebagai pengeluaran janin atau produk konsepsi secara spontan sebelum
usia kehamilan 24 minggu, yang bisa terjadi keguguran (abortus). Menurut WHO aborsi
merupakan pengeluaran embrio atau janin yang berat badannya 500 gr atau kurang, yang
Secara medus, aborsi (baik keguguran maupun pengguguran) berarti terhentinya kehamilan
yang terjadi diantara tertanamnya sel telur yang sudah dibuahi dirahim sampaI kehamilan 20
minggu.
Dengan kata lain, keguguran atau pengguguran kandungan adalah keluarnya janin dan rahim
Aborsi adalh suatu kontrovensial dan isu yang memicu emosi yang bias menimbulkan
Menurut Fak About Abortion, info kit on women’s health oleh institute for social, maret
1991. dalam istilah kesehatan aborsi didefenisikan sebagai penghentian kehamilan setelah
tertanamnta telur (ovum) yang telah dibuahi dalam rahim (uterus), sebelum usia janin (fesus)
mencapai 20 minggu.
Siapa saja yang melakukan pengguguran kandungan berarti telah membuat dosa dan
telah melakukan tindakan criminal yang mewajibkan pembayaran diyat dari janin yang gugur
yaitu seorang budak laki-laki atau perempuan diyat manusia sempurna (10 ekor onta),
sebagai mana telah diterangkan dalam hadis shahih dalam masalah tersebut. Rasullulah SAW
bersabda : ‘’Rasullulah SAW memberi keputusan dalam masalah janin dari seorang
perempuan Bahni Lihyan yang gugur dalam keadaan mati, dengan satu ghurrah, taitu serang
budak laki-laki atau perempuan’’ (HR. Bukhari dan Muslim, dari Abu Huairah RA Abdul
Sedangkan aborsi pada janin yang usianya belum mencapai 40 hari, maka hukumnya
boleh (ja’iz) dan tidak apa-apa. Ini disebabkan bahwa apa yang ada dalam rahim belum
menjadi janin karena dia masih berada dalam tahapan sebagai nutfah (gumpalan darah),
sebelum sampai pada fase penciptaan yang menunjukan cirri-ciri minimal sebagai manusia.
Aborsi tetap saja menjadi masalah controversial, tidak hanya dari sudut pandang
kesehatan tetapi juga dari sudut pandang hukum dan agama. Aborsi biasanya dilakukan atas
imedis yang berkaitan dengan ancaman keselamatan jiwa atau adanya gangguan kesehatan
yang berat pada diri si ibu, misalnya tuberkulosis paru-paru berat, asma, diabetes, gagal
ginjal, hipertens, bahkan biasanya terdapat dikalangan tercandu atau ibu yang terinpeksi
virus.
Aborsi pada dasarnya menghentikan kehamilan sebelum janin mampu hidup mandiri.
Standar aborsi terjadi antara empat sampai dua belas minggu kehamilan, tetapi prosedur ini
sah secara hukum di Amerika Serikat sampai kehamilan dua puluh empat minggu. Memang
ada kasus yang jarang terjadi dimana bayi dapat hidup sejak usia dua puluh minggu
kehamilan, namun sebagian besar diantaranya mendapatkan kerusakan yang permanent dan
nyata. Sebagian besar aborsi terjadi sebelum garis batas dua belas minggu.
Saat ini di Amerika Serikat terdapat dua pilihan ketika menghadapi aborsi. Secara
medis atau operatif. Operatif adalah cara yang tradisional, dimana seorang dokter melebarkan
serviks, mengeluarkan isinya, dan pasien pulang kerumah. Aborsi medis mengharuskan
oasien memakan beberapa pil, yang akan menyebabkan aborsi spontan atau keguguran.
menyedot isinya keluar dengan alat seperti vakum. Kita menyebutnya kuretase isap (suction
curettage). Biasanya cara ini memakan waktu sepuluh menit, dan tergantung dimana Anda
Pertama, dokter melakukan pemeriksaan pelvis untuk menetapkan ukuran dan posisi
rahim , di mana kedua hal ini , tetapi juga dari minggu ke minggu kehamilan. Dokter
penjepit es kecil. Benda ini menahan serviks untuk tetap berada di tempatnya-ini
kedengarannya lebih buruk dari pada yang sebenarnya. Serviks yang tetap diam mengurangi
Setelah dokter menahan serviks, dia akan mulai melebarkannya dengan dilator. Dilator
adalah batang dengan gradasi ukuran yang digunakan untuk membuka serviks secara
evakuasi isi rahim dapat dilakukan. Hal ini dilakukan dengan perlahan-lahan dan lembut.
Idenya adalah untuk menghindari robekan otot atau luka permanent pada serviks.
Dilator yang pertama dan terkecil berukuran kurang lebih sebesar batang pengsil. Dan
yang terbesar sebesar ibu jari Anda. Dilatasi serviks yang diingkan tergantung pada seberapa
besar kehamilan si pasien. Pada usia 6 minggu, dilatasi akan sangat kecil karena hanya pada
sedikit jaringandan sifatnya tak terbentu. Pada usia 12 minggu, ada lebih banyak struktur dan
Setelah memperbesar serviks, dokter memasukan kateter (selang kecil) kedalam rongga
rahim, yang menempel pada alat penyedot. Benda ini membersihkan seluruh isi rahim.
Setelah itu, sendok kuret (alat yang terbuat dari besi, langsing, danmelengkung) dimasukkan
untuk mengerok dengan lembut dinding rahim dan untuk memastikan semua jaringan telah
keluar.
Pasien kemudian di bawa ke ruang penyembuhan, dimana dia beristirahat selama kurang
lebih setengah jam, dan kemudian tim dokter akan memastikan tidak ada pendarahan yang
berlebihan atau nyeri. Setelah aborsi operatif, instruksi saya kepada pasien adalah “Jangan
menaruh apa pun atau siapa punkedalam vagina Anda selama 2 minggu.‘ Serviks biasanya
tertutup rapat, namun setelah aborsi, serviks akan terbuka lebar dan bakteri apapun di vagina
bias masuk. Aktivitas utama yang di kwatirkan dari perspektif medis adalah seks-ejakulasi
yang mungkin membawa bakteri langsung kedalam rahim adalah ide yang sangat buruk.
Karena vagina adalah tempat yang relative kotor, fasilitas aborsi dan/atau ginekolog
akan memberikan anti biotik pencegahan pascaaborsi selama satu sampai tujuh hari.tingkat
infeksi untuk aborsi kurang lebih dua sampai tiga persen, tetapi anda dapat menguranginya
Dua minggu setelah aborsi, pasien harus kembali ke ginekolog untuk pemeriksaan ulang
yang akan memastikan bahwa dia tidak masih hamil dan tidak merasakan nyeri atau tanda-
tanda infeksi. Waktu tersebut juga merupakan kesempatan baik untuk mendiskusikan dan
2.8.1.5. Komplikasi:
Merupakan kewajiban dokter untuk mengirim semua produk hasil konsepsi (dalam
dunia medis disebut POC kepada ahli potologi untuk mengidentifikasikan jaringan plasenta.
Bila ahli potologi tidak menemukan jaringan plasenta, ini berarti pasiennya 1) tidak hamil; 2)
dia masih hamil disuatu tempat di luar rahim, biasanya di tuba polopii, misalnya pada
kehamilan ektopik; atau 3 dia masih hamil di dalam rahim dan dokternya tidak
Kehamilan ektopik yang tidak diterapi dapat menyebbkan pendarahan internal, syok,
atau kematian. Nyeri yang hebat, pusing, pingsan, atau perut kembung dapat menjadi
petunjuk pertama bahwa komplikasi ini terjadi pada Anda. Namun, sudah menjadi standar
praktik bagi ahli patologi untuk memberi tahu dokter bila tidak ditemukan jaringan plasenta,
pada saat pasien datang ke kamar dokter, mengulangi tes kehamilan, dan melakukan
sonogram (USG).
Aborsi inkomplit (tidak lengkap) adalah komplikasi lain, yang berarti dokter gagal
mengeluarkan semua jaringan di dalam rahim. Ini dapat terjadi karena doktermelakukannya
pada posisi yang empuk tapi salah, karena rahim yang hamil merupakan organ yang lunak
dan rapuh. Tindakan yang tepat tergantung pada ukuran lubang, lokasi, dan saat di mana
reparasi.
Aborsi yang sangat kasar dengan kuretase yang hebat dapat menyebabkan terbentuknya
jaringan parut di dinding rahim dapat menempel satu sama lain dan menghentikan
menstruasi. Bila Anda melakukan aborsi dan tidak mengalami menstruasi dalam waktu empat
sampai enam minggu, temuilah genekolog Anda. Masalah ini dapat di obati, tetapi semakin
cepat didiagnosis semakin baik. Infeksi setelah aborsi, meskipun jarang, juga dapat
Transplantasi organ adalah jaringan tubuh manusia. Transplantasi organ merupakan tindakan
medis yang sangat bermanfaat bagi pasien dengan gangguan fungsi organ tubuh yang berat.
1) Authograft.
2) Anograft
3) Isograft
4) Xenograft
2.8.5. Supporting
Supporting adalah dukungan yang bersifat fisik seperti kedua tangan diatas luka pada
perut sewaktu batuk, dapat juga bersifat psikologis seperti perawat yang mau mendengarkan
pasien secara aktif atau memegang tangan pasien yang sedang sekarat.
2.4.3 prinsip – prinsip legal dalam praktik keperawatan
Malpraktik
2.9.1.1 Pengertian
1) Praktik yang tidak benar atau mencelakakan, tindakan medis atau pembedahan yang tidak
2) Salah satu bentuk kelalaian dan sering disebut sebagai kelalaian profesional.
Adalah akibat dari pelayanan keperawatan yang dilakukan di bawah standar. Untuk
sebagai berikut:
tidak memadai dan tidak beralasan, ketaatan terhadap profesi atau hokum, praktik kejahatan,
tindakan melanggar hokum atau tidak bermoral’ (Creighton,1986). Salah satu contoh
praktik yang melebihi otoritas seseorang. Contohnya adalah pembukaan luka bedah oleh
malpraktik adalah memberikan perawatan yang aman untuk klien mereka. Kllien tidak dapat
menjadi pengugat, kecuali dan sampai mereka menngalami cedera. Jika perawat telah
melakukan tindaakn yang beralasan dan cermat, ia tidak akan bertanggung jawab atas cedera
akibat tindakan atau kelalaiannya. Dalam kasus malpraktik tindakan perawat yang kurang
beralasan akan dinilai sebagai bukti yang diperoleh dari saksi ahli, kebijakan dan prosedur
professional. Oleh karena itu, strategi kedua untuk mencegah malpraktik adalah mengetahui
Perkara hokum malpraktik merupakan risiko yang dapat terjadi dalam berbagai
praktik perawat perioperatif. Risiko ini tidak perlu ditanggapi dengan rasa takut dan cemas,
karena hal ini akan memengaruhi penilaian professional berdasarkan prinsip disiplin lain.
Asuhan keperawatan yang baik bagi klien secara simultan merupakan pelindung perawat
1) Senantiasa berpedoman pada standar pelayanan medic dan standar prosedur professional.
3) Jangan berhenti belajar, selalu tingkatkan ilmu dan keterampilan dalam bidang yang
ditekuni.
diharapkan bahwa setiap orang yang merasa kepentingannya dirugikan atas tindakan dokter
dapat mengadukan kasusnya ke Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia
(MKDKI) secara tertulis atau lisan. MKDKI dapat memberikan sanksi disipsilin berupa
peringatan tertulis, rekomendasi pencabutan surat tanda registrasi atau Surat Ijin Praktik(SIP).
Tujuannya adalah untuk penegakkan isiplin dokter, yaitu penegakkan aturan-aturan atau
2.9.2. Neglected
Pengabaian adalah kelalaian individu dalam melakukan sesuatu yang sebenarnya dapat dia
lakukan atau melakukan sesuatu yang dihindari orang lain (Creighton,1986). Undang –
undang tentang ngabaian diruang bedah mencakup identifikasi kesalahan terhadap klien atau
lokasi yang dibedah, maka akibat tekanan karena kesalahan dalam member posisi, cedera
akibat alat yang rusak karena kesalahan pemeriksaan, dan tertinggalnya benda asing.
Kompetensi yang kurang dalam penggunaan alat juga dapat diinterpretasikan sebagai
pengabaian.
tuntutan tidak akan berhasil dan tergugat terbebas dari tuduhan. Kasus benda asing yang
tertinggal ini relative mudah dibuktikan dengan kasih perhitungan instrument dan rasa oleh
penggugat. Serupa dengan hal tersebut, kasus kesalahan medikasi lebih bersifat langsung.
Ada sedikit silang pendapat dikalangan perawat mengenai pemberian medikasi yang tepat
dengatn dosis dan rute yang tepat,untuk klien yang tepat. Apabila prosedur pemberian obat
ini tidak diikuti dank lien cedera, relative mudah untuk menetapkan apakah pemberian
mediakasi menyebabkan cedara atau tidak. Luka cedera akibat pemberian posisi juga menjadi
kasus yang beresiko menimpa perawat. Kompleksitas bukti bahwa klien mengalami
penderitaan akibat tindakan medis pada awal penanganan dan semuanya berlangsung
Akuntabiliti dapat diartikan sebagai bentuk partisipasi perawat dalam membuat suatu
keputusan dan belajar dengan keputusan itu konsekuensi – konsekuensi, perawat hendaknya
memiliki tanggung gugat artinya bila ada pihak yang mengugat ia menyatakan siap dan
Perawat harus mampu untuk menjelaskan kegiatan atau tindakan yang dilakukannya, hal ini
3. Dengan kriteria apa saja tanggung gugat perawat diukur dengan baik.(Barbara Kozier,
PERTANGGUNGJAWABAN
Kata tanggung jawab merujuk pada keinginan untuk melaksanakan kewajiban dan memenuhi
janji. Sebagai perawat, kita bertanggung jawab terhadap tindakan kita. Kita berperan aktif
dalam membentuk praktik kita. Kita harus memiliki kompetensi praktik agar mampu
askep.
4.4.1.2 Terbinanya koordinasi yang baik dan dinamis antara sesama perawat atau pihak
4.4.1.6 Memberikan data bagi penelitian, penulisan karya ilmiah, dan penyempurnaan
standar askep.
1) Pencatatan menurut sistem ini adalah khas untuk setiap profesi yang memberi kemudahan
dalam menempatkan catatan mengenai data yang diperoleh. Komponen SOR meliputi:
Pada bagian catatan disusun berdasarkan masalah yang terjadi pada klien. Seluruh
data yang didapat dari dr, perawat atau kesehatan lain diintegrasikan menjadi satu bagian.
Dari setiap masalah disusun menjadi rencana intervensi dan implementasinya. Sistem POR
memiliki 4 komponen:
1) Data dasar
2) Daftar masalah
(2) Cross referencing, yaitu mencatat semua masalah secara terpisah dengan menggunakan nomor
oleh tenaga kesehatan yang menyusun daftar masalah, misalnya dr menuliskan instruksi dan
4.4.3.1 Diagnostik
Catatan perkembangan ini berorientasi pada masalah dan disusun oleh anggota tim
kesehatan. Setiap anggota menuliskan setiap perkembangan yang terjadi pada lembaran yang
sama, yaitu lembar SOAP (Subjective and Objective data, Analysis, Planning) atau lembar
A (Analisis): didapat berdasarkan data subjektif dan objektif analisis berfungsi untuk
mengatasi masalah, mencari data tambahan, dan pendidikan bagi pasien dan keluarga.
Bentuk pencatatan ini berorientasi pada perkembangan yang terjadi pada klien.
2) Lembar alur (Flow Sheet); bentuk format yang mencantumkan angka dan grafik.
pengobatan terakhir, tindakan yang harus dilanjutkan, pola makan dan istirahat dan asuhan
mandiri.
CBE adalah sistem dokumentasi yang mencatat hasil atau temuan klinis tertentu
1) lembar alur, yang berisi kesimpulan atau penjabaran terhadap indikator pengkajian dan
temuan klinis.
Sistem ini terdiri dari serangkaian kartu yang disimpan pada file induk yang dapat
dipindahkan dengan mudah. Isi kardeks mencakup data demografi, diagnosis medik, instruksi
dokter, rencana askep instruksi keperawatan, jadwal pemeriksaan dan prosedur tindakan.
2.4.5 Perlindungan Hukum dlam praktik keperawatan.
Undang – undang praktik keperawatan sudah lama menjadi bahan diskusi para
perawat. PPNI pada kongres Nasional ke duanya di Surabaya tahun 1980 mulai
secara penuh belum dapat bertanggung jawab terhadap pelayanan yang mereka lakukan.
Tumpang tindih antara tugas dokter dan perawat masih sering terjadi dan beberapa perawat
lulusan pendidikan tingi merasa frustasi karena tidak adanya kejelasan tentang peran, fungsi
dan kewenangannya. Hal ini juga menyebabkan semua perawat dianggap sama pengetahuan
dan ketrampilannya, tanpa memperhatikan latar belakang ilmiah yang mereka miliki.
keperawatan :
UU ini merupakan penjabaran dari UU No. 9 tahun 1960. UU ini membedakan tenaga
kesehatan sarjana dan bukan sarjana. Tenaga sarjana meliputi dokter, dokter gigi dan
apoteker. Tenaga perawat termasuk dalam tenaga bukan sarjana atau tenaga kesehatan
dengan pendidikan rendah, termasuk bidan dan asisten farmasi dimana dalam menjalankan
tugas dibawah pengawasan dokter, dokter gigi dan apoteker. Pada keadaan tertentu kepada
pekerjaannya tanpa pengawasan langsung. UU ini boleh dikatakan sudah usang karena hanya
mengkalasifikasikan tenaga kesehatan secara dikotomis (tenaga sarjana dan bukan sarjana).
UU ini juga tidak mengatur landasan hukum bagi tenaga kesehatan dalam menjalankan
pekerjaannya. Dalam UU ini juga belum tercantum berbagai jenis tenaga sarjana keperawatan
seperti sekarang ini dan perawat ditempatkan pada posisi yang secara hukum tidak
mempunyai tanggung jawab mandiri karena harus tergantung pada tenaga kesehatan lainnya.
Pada pasal 2, ayat (3) dijelaskan bahwa tenaga kesehatan sarjana muda, menengah
dan rendah wajib menjalankan wajib kerja pada pemerintah selama 3 tahun.
Dalam pasal 3 dijelaskan bahwa selama bekerja pada pemerintah, tenaga kesehatan
yang dimaksud pada pasaal 2 memiliki kedudukan sebagai pegawai negeri sehingga
UU ini untuk saat ini sudah tidak sesuai dengan kemampuan pemerintah dalam
mengangkat pegawai negeri. Penatalaksanaan wajib kerja juga tidak jelas dalam UU tersebut
sebagai contoh bagaimana sistem rekruitmen calon peserta wajib kerja, apa sangsinya bila
seseorang tidak menjalankan wajib kerja dan lain-lain. Yang perlu diperhatikan bahwa dalam
UU ini, lagi posisi perawat dinyatakan sebagai tenaga kerja pembantu bagi tenaga kesehatan
akademis termasuk dokter, sehingga dari aspek profesionalisasian, perawat rasanya masih
(temasuk bidan) dan paramedis non keperawatan. Dari aspek hukum, suatu hal yang perlu
dicatat disini bahwa tenaga bidan tidak lagi terpisah tetapi juga termasuk katagori tenaga
keperawatan.
keperawaan dan bidan. Bidan seperti halnya dokter, diijinkan mengadakan praktik swasta,
sedangkan tenaga keperawatan secara resmi tidak diijinkan. Dokter dapat membuka praktik
swasta untuk mengobati orang sakit dan bidang dapat menolong persalinan dan pelayanan
KB. Peraturan ini boleh dikatakan kurang relevan atau adil bagi profesi keperawatan. Kita
ketahui negara lain perawat diijinkan membuka praktik swasta. Dalam bidang kuratif banyak
perawat harus menggatikan atau mengisi kekurangan tenaga dokter untuk menegakkan
penyakit dan mengobati terutama dipuskesmas-puskesma tetapi secara hukum hal tersebut
tidak dilindungi terutama bagi perawat yang memperpanjang pelayanan di rumah. Bila
memang secara resmi tidak diakui, maka seyogyanya perawat harus dibebaskan dari
tanggal 4 November 1986, tentang jabatan fungsional tenaga keperawatan dan sistem
kredit point.
Dalam sisitem ini dijelaskan bahwa tenaga keperawatan dapat naik jabatannya atau
naik pangkatnya setiap dua tahun bila memenuhi angka kredit tertentu.
Sistem ini menguntungkan perawat, karena dapat naik pangkatnya dan tidak
praktik keperawatan profesional karena dalam UU ini dinyatakan tentang standar praktik,
hak-hak pasien, kewenangan,maupun perlindungan hukum bagi profesi kesehatan termasuk
keperawatan.
Beberapa pernyataaan UU Kes. No. 23 Th. 1992 yang dapat dipakai sebagai acuan
1) Pasal 53 ayat 4 menyebutkan bahwa ketentuan mengenai standar profesi dan hak-hak pasien
Pasal 53 ayat 4 menyatakan tentang hak untuk mendapat perlindungan hukum bagi tenaga
kesehatan.
- Nursing advocacy
PENUTUP
2. Kesimpulan.
Ilmu keperawatan dasar adalah merupakan suatu kualifikasi yang dimiliki oleh seorang
perawat. Karena, dengan menguasai ilmu keperawatan dasar, kita dapat mengetahui
Kita juga bisa mengetahui bagaimana tingkat perkembangan yang terjadi pada bayi,
anak – anak, remaja, dewasa, dan lansia serta cara – cara komunikasi yang bersifat terapeutik
dan holistik.
3. Saran.
menguasai cara – cara berkomunikasi dan berbagai model konseptual dalam keperawatan
serta mengerti tingkat perkembangan komunikasi pada klien agar dalam penanganan dan
Medika.
Medika.
Nasir, Abdul. (2009). Komunikasi Dalam Keperawatan Teori dan Aplikasi. Salemba Medika.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
rahmat, serta penyertaanNya, sehingga makalah Ilmu Keperewatan Dasar I ini dapat kami
selesaikan.
Dalam penulisan makalah ini kami berusaha menyajikan bahan dan bahasa yang
sederhana, singkat serta mudah dicerna isinya oleh para pembaca, khususnya keluarga
dan kekeliruan dalam penulisan makalah ini. maka kami berharap adanya masukan dari
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dipergunakan
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN :
BAB II PEMBAHASAN :
a. Kesimpulan .........................................................................
b. Saran .........................................................................
Daftar pustaka
1 komentar:
1.
Balas
Pengikut
Arsip Blog
► 2014 (2)
▼ 2012 (1)
o ▼ Januari (1)
Ilmu Keperawatan Dasar
Mengenai Saya
Wiirnaa_rhirii
Blog ini saya buat untuk menambah informasi dan wawasan bagi yang membutuhkan
apa yang saya apdate dalam blog..
Lihat profil lengkapku
Tema Jendela Gambar. Diberdayakan oleh Blogger.
HHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH
Klasik
Kartu Lipat
Majalah
Mozaik
Bilah Sisi
Cuplikan
Kronologis
1.
Dec
29
Tugas Kelompok
AZLINA AYU
ANDIRA
DENNIAR NIHRA
NASIR
NASRIANI NOVITA
HASBAH
T/A 2012-2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat dan rahmat,serta penyertaan-Nya,sehingga makalah ILMU KEPERAWATAN
DASAR I ,ini dapat kami selesaikan.
Dalam penulisan makalah ini kami berusaha menyajikan bahan dan bahasa
yang sederhana,singkat serta mudah dicerna isinya oleh para pembaca.
kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna serta masih terdapat
kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan makalah ini.Maka kami berharap adanya
masukan dari berbagai pihak untuk perbaikan dimasa yang akan mendatang.
Akhir kata,semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
dipergunakan dengan layak sebagaimana mestinya.
Bulukumba, Oktober
2012
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman judul.............................................................................................................
Kata pengantar...........................................................................................................
Daftar isi.....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN :
A. Latar belakang.................................................................................................
B. Rumusan masalah............................................................................................
C. Tujuan Penulisan..............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN :
A. Kesimpulan.....................................................................................................
B. Saran..............................................................................................................
Daftar pustaka............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4. Teknik pendekatan dalam Perawatan lansia pada konteks komunikasi dan pada reaksi
penolakan ?
C. Tujuan Penulisan
4. Teknik pendekatan dalam Perawatan lansia pada konteks komunikasi dan pada reaksi
penolakan.
PEMBAHASAN
3. Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70 tahun.
Kecepatan dan tekanan suara yang tepat dengan menyesuaikan pada topik
pembicaraan dan kebutuhan lansia,berbicara dengan lansia yang dimensia dengan
pelan.tetapi berbicara dengan lansia demensia yang kurang mendengar dengan lebih
keras hati-hati karena tekanan suara yang tidak tepat akan merubah arti
pembicaraan,pertanyaan yang tepat kurang pertanyaan yang lansia menjawab ya atau
tidak..
3. Perawat sering memanggil dengan “nenek”, “sayang”, dan lain-lain. Hal tersebut
membuat tersinggung harga dirinya dianjurkan memanggil nama panggilannya.
7. “Overload” dari sensoris : terlalu banyak informasi dalam satu waktu atau banyak
orang berkomunikasi dalam yang sama sehingga kognitif berkurang.
8. Gangguan fisik yang menyebabkan sulit berfokus dalam pembicaraan misalnya focus
pada rasa sakit, haus, lapar, capai, kandung kemih penuh, udara yang tidak enak, dan
lain-lain.
7. Teknik pendekatan dalam Perawatan lansia pada konteks komunikasi dan pada
reaksi penolakan.
1. Pendekatan fisik
2. Pendekatan psikologis
Pendekatan ini bersifat abstrak dan mengarah pada perubahan perilaku, maka
umumnya membutuhkan waktu yang lebih lama. Untuk melaksanakan pendekatan ini,
perawat sebagai konselor, advokat terhadap segala sesuatu yang asing atau sebagai
pena,pung masalah pribadi dan sebagai sahabat yang akrab bagi klien.
3. Pendekatan sosial
4. Pendekatan Spiritual
Perawat harus bisa memberikan kepuasan batin dalam hubungannya dengan tuhan
atau agama yang di anutnyaterutama pada saat klien sakit atau mendekati kematian.
Ada beberapa langkah yang bisa di laksanakan untuk menghadapi klien lansia
dengan penolakan antara lain :
a. Identifikasi pikiran yang paling membahayakan dengan cara observasi klien bila
sedang mengalami puncak reaksinya.
b. Ungkapakan kenyataan yang di alami klien secara perlahan di mulai dari kenyataan
yang merisaukan.
c. Jangan menyongkong penolakan klien, akan tetapi berikan perawatan yang cocok
bagi klien dan bicarakan sesering mungkin jangan sampai menolak.
a. Libatkan klien dalam perawatan dirinya, misalnya dalam perencanaan waktu, tempat
dan macam, perawatan.
b. Puji klien lansia karena usahanya untuk merawat dirinya atau mulai mengenal
kenyataan.
c. Membantu klien lansia untuk mengungkapkan keresahaan atau perasaan sedihnya
dengan mempergunakan pertanyaan terbuka, mendengarkan dan menluangkan waktu
bersamanya.
a. Melibatkan keluarga atau pihak terkait dalam membantu klien lansia menentukan
perasaannya.
c. Hendaknya pihak – pihak lain memuji usaha klien lansia untuk menerima kenyataan.
d. Menyadarkan pihak lain akan pentingnya hukuman (bukan hukuman fisik) apabila
klien lansia mempergunakan penolakan atau denial.
2. Berikan waktu yang cukup kepada pasien untuk menjawab, berkaitan dengan
pemunduran kemampuan untuk merespon verbal.
3 Gunakan kata-kata yang tidak asing bagi klien sesuai dengan latar belakang
sosiokulturalnya.
4. Gunakan pertanyaan yang pendek dan jelas karena pasien lansia kesulitan dalam
berfikir abstrak
7. Perawat tidak boleh berasumsi bahwa pasien memahami tujuan dari wawancara
pengkajian. 8. Perawat harus memperhatikan respon pasien dengan mendengarkan
dengan cermat dan tetap mengobservasi.
9. Tempat mewawancarai diharuskan tidak pada tempat yang baru dan asing bagi
pasien.
10. Lingkungan harus dibuat nyaman dan kursi harus dibuat senyaman mungkin.
11. Lingkungan harus dimodifikasi sesuai dengan kondisi lansia yang sensitif
terhadap, suara berfrekuensi tinggi atau perubahan kemampuan penglihatan.
12. Perawat harus mengkonsultasikan hasil wawancara kepada keluarga pasien atau
orang lain yang sangat mengenal pasien.
• Jangan berbicara dengan keras/berteriak, bicara langsung dengan telinga yang dapat
mendengar dengan lebih baik.
• Berdiri di depan klien.
• Selalu menanyakan respons, terutama ketika mengajarkan suatu tugas atau keahlian
Beberapa prinsip etika yang harus dijalankan dalam pelayanan pada derita usia
lanjut adalah:
• Empati :istilah empati menyangkut pengertian :“simpati atas dasar pengertian yang
mendalam”.Dalam istilah ini diharapkan upaya pelayanan geriatric harus memandang
seorang lansia yang sakit dengan pengertian,kasih sayang dan memahami rasa
penderitaan yang dialami oleh penderita tersebut.Tindakan empati harus dilaksanakan
dengan wajar,tidak berlebihan, sehingga tidak memberi kesan over-protective dan
belas kasihan.Oleh karena itu semua petugas geriatric harus memahami proses
fisiologi dan patologik dari penderita lansia.
• Yang harus dan “jangan”: prinsip ini sering dikemukakan sebagai non-
malefecience dan beneficence,pelayanan geriatric selalu didasarkan pada keharusan
untuk mengerjakan yang baik untuk penderita dan harus menghindari tindakan yang
menambah penderitaan (harm) bagi penderita. Terdapat adagium primum non nocere
(“yang terpenting jangan membuat seseorang menderita“).Dalam pengertian ini,
upaya pemberian posisi baring yang tepat untuk menghindari ras nyeri,pemberian
analgesic (kalau perlu dengan devirat morfin) yang cukup,pengucapan kata-kata
hiburan merupakan contoh berbagai hal yang mungfkin mudah dan praktis untuk
dikerjakan.
• Otonomi :yaitu suatu prinsip bahwa seorang individu mempunyai hak untuk
menentukan nasibnya, dan mengemukakan keinginanya sendiri.Tentu sekali saja hak
tersebut mempunyai batasan, akan tetapi dibidang geriatric hal tersebut berdasar pada
keadaan,apakah penderita dapat membuat putusan secara mendiri/bebas.
• Keadilan : yaitu prinsip pelayanan geriatric harus memberikan perlakuan yang sama
bagi semua penderita. Kewajiban untuk memperlakukan seorang penderita secara
wajar dan tidak mengadakan perbedaan atas dasar karakteristik yang tidak relevan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Tambahkan komentar
2.
Dec
14
Tugas Kelompok
MAKALAH
PERTANGGUNG JAWABAN DAN
PERTANGGUNG GUGATAN
Kelompok VII
MUH.ISMAR
MUH.ARIF
MUH.ARIF.J
MUH.IKHSAN
NARSI SIRAJUDDIN
MAKALAH PERTANGGUNG
JAWABAN DAN PERTANGGUNG
GUGATAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat dan rahmat,serta penyertaan-Nya,sehingga makalah ILMU KEPERAWATAN
DASAR 1, ini dapat kami selesaikan.
Dalam penulisan makalah ini kami berusaha menyajikan bahan dan bahasa
yang sederhana,singkat serta mudah dicerna isinya oleh para pembaca.
kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna serta masih terdapat
kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan makalah ini.Maka kami berharap adanya
masukan dari berbagai pihak untuk perbaikan dimasa yang akan mendatang.
Akhir kata,semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
dipergunakan dengan layak sebagaimana mestinya.
Bulukumba, Oktober
2012
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman judul.............................................................................................................
Kata pengantar...........................................................................................................
Daftar isi.....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN :
A. Latar belakang.................................................................................................
B. Rumusan masalah............................................................................................
C. Tujuan..............................................................................................................
D. Manfaat ..........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN :
A. Kesimpulan.....................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................
Daftar pustaka............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanggung jawab perawat berarti keadaan yang dapat dipercaya dan terpercaya.
hati – hati, teliti dan kegiatan perawat dilaporkan secara jujur.Kepercayaan akan
tumbuh, apabila perawat memiliki kemampuan, terampil, dan keahlian yang relevan
dengan disiplin ilmunya. Kecemasan klien akan timbul apabila klien merasa bahwa
perawat yang merawatnya kurang terampil, tidak memiliki keahlian, dan pendidikan
diartikan sebagai bentuk partisipasi perawat dalam membuat suatu keputusan dan
memiliki tanggung gugat artinya bila ada pihak yang menggugat ia mengatakan siap
dan berani menghadapinya. Perawat harus mampu dalam menjelaskan segala
tindakannya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
1. Mahasiswa dapat lebih mengetahui tanggung jawab dan tanggung gugat seorang
2. memberikan informasi lebih lanjut kepada mahasiswa tentang arti tanggung gugat
PEMBAHASAN
1983:25)
that the professional nurse carries out required nursing activities conscientiously and
Tanggung jawab perawat berarti keadaan yang dapat dipercaya dan terpercaya.
bertanggung jawab dan memiliki kemampuan, pengetahuan dan keahlian yang relevan
Kepercayaan tumbuh dalam diri klien, karena kecemasan akan muncul bila
klien merasa tidak yakin bahwa perawat yang merawatnya kurang terampil,
pendidikannya tidak memadai dan kurang berpengalaman. Klien tidak yakin bahwa
kompetensi.
Contoh : “Mohon maaf bu demi kenyamanan ibu dan kesehatan ibu saya akan
penjelasan dengan ramah kepada kliennya (explanantion about the delay). Misalnya
Mohon maaf pak saya memprioritaskan dulu klien yang gawat dan darurat sehingga
bersalaman dsb.
4. Berbicara dengan klien yang berorientasi pada perasaan klien (subjects the patiens
desires) bukan pada kepentingan atau keinginan perawat misalnya “Coba ibu jelaskan
bagaimana perasaan ibu saat ini”. Sedangkan apabila perawat berorientasi pada
kepentingan perawat ; “ Apakah bapak tidak paham bahwa pekerjaan saya itu banyak,
dari pagi sampai siang, mohon pengertiannya pak, jangan mau dilayani terus”
(derogatory) misalnya “ pasien yang ini mungkin harapan sembuhnya lebih kecil
6. Menerima sikap kritis klien dan mencoba memahami klien dalam sudut pandang
klien (see the patient point of view). Misalnya perawat tetap bersikap bijaksana saat
klien menyatakan bahwa obatnya tidak cocok atau diagnosanya mungkin salah.
tugas yang berhubungan dengan peran tertentu dari perawat, agar tetap kompeten
dalam Pengetahuan, Sikap dan bekerja sesuai kode etik (ANA, 1985).
diberikan ketentuan hukum dengan maksud agar pelayanan perawatannya tetap sesuai
ditunjukan dengan cara siap menerima hukuman (punishment) secara hukum kalau
tindakan yang sudah dilakukan perawat pada masa lalu atau tindakan yang akan
berakibat di masa yang akan datang. Misalnya bila perawat dengan sengaja memasang
alat kontrasepsi tanpa persetujuan klien maka akan berdampak pada masa depan klien.
Klien tidak akan punya keturunan padahal memiliki keturunan adalah hak semua
dan atasan)
Dalam sudut pandang etika Normatif, tanggung jawab perawat yang paling
1. Apakah perawat berangkat menuju tugasnya dengan niat ikhlas karena Allah ?
2. Apakah perawat mendo’akan klien selama dirawat dan memohon kepada Allah untuk
kesembuhannya ?
khotimah?
adalah kesediaan seseorang untuk menyiapkan diri dalam menghadapi resiko terburuk
perilaku perawat di masa lalu atau sesuatu yang sudah dilakukan. Tanggung jawab
perawat terhadap klien berfokus pada apa-apa yang sudah dilakukan perawat terhadap
kliennya.
selama melaksanakan tugas di rumah sakit, puskesmas, panti, klinik atau masyarakat.
Meskipun tidak dalam rangka tugas atau tidak sedang meklaksanakan dinas, perawat
dituntut untuk bertangung jawab dalam tugas-tugas yang melekat dalam diri perawat.
Perawat memiliki peran dan fungsi yang sudah disepakati. Perawat sudah berjanji
dalam menjaga keselamatan klien, jumlah klien yang sesuai dengan catatan dan
pemberitahuan, bertanggung jawab bila ada klien tiba-tiba tensinya drop tanpa
perawat secara umum adalah memenuhi kebutuhan dasar. Peran penting perawat
lapangan adakalanya perawat melakukan tugas dari profesi lain seperti dokter,
farmasi, ahli gizi, atau fisioterapi. Untuk tugas-tugas yang bukan tugas perawat seperti
pemberian obat maka tanggung jawab tersebut seringkali dikaitkan dengan siapa yang
tanggung jawab utama ada pada pemberi tugas atau atasan perawat, dalam istilah
tanggungjawab atasan terhadap perilaku salah yang dibuat bawahannya sebagai akibat
pimpinan atau ketua tim yang ditunjuk misalnya dokter harus melihat pendidikan,
Dalam pandangan Etika penting sekali memahami tugas perawat agar mampu
manusia. Konsep Kebutuhan dasar yang paling terkenal salah satunya menurut
Komprehensif artinya dalam memenuhi kebutuhan dasar klien, tidak hanya berfokus
Sebagai contoh ketika merawat klien fraktur perawat tidak hanya memenuhi
kebutuhan istirahat, rasa nyaman dan terhindar dari nyeri (sleep and comport need),
tetapi memandang klien sebagai mahluk utuh yang berdampak pada gangguan
psikologisnya seperti cemas, takut, sedih, terasing sebagai dampak dari fraktur, atau
masalah-masalah sosial seperti (tidak bisa bekerja, rindu pada keluarga, terpisah dari
teman, sampai masalah spiritual seperti berburuk sangka pada Allah, tidak mau
berdo’a dan perasaan berdosa. Etika perawat melandasi perawat dalam melaksanakan
manusia sebagai mahluk yang utuh dan unik. Utuh artinya memiliki kebutuhan dasar
yang kompleks dan saling berkaitan antara kebutuhan satu dengan lainnya, unik
artinya setiap individu bersipat khas dan tidak bisa disamakan dengan individu
lainnya sehingga memerlukan pendekatan khusus kasus per kasus, karena klien
memiliki riwayat kelahiran, riwayat masa anak, pendidikan, hobby, pola asuh,
memahami riwayat hidup klien yang berbeda-beda dikenal dengan Ability to know
Life span History dan kemampuan perawat dalam memandang individu dalam rentang
melakukan tindakan keperawatan, berapa kali, dimana dengan cara apa dan siapa
kanan vena brchialis, dan pemberian cairan RL sebanyak 5 labu, infus dicabut
malam senin tanggal 30 juni 2007 jam 21.00. keadaan umum klien Compos
EKG diajar oleh perawat yang sudah mahir. Untuk melindungi masyarakat dari
kesalahan, perawat baru dilatih oleh perawat senior yang sudah mahir, meskipun
overhidrasi, keracunan obat, over dosis dsb. Perawat berkewajiban untuk menjadi
with these decisions (Barbara Kozier, Fundamental of Nursing 1983:7, 25, ). Means
being answerable Nurses have tobe answerable for all their professional activities.
They must be able to explain their professional action and accept responsibility for
Perawat hendaknya memiliki tanggung gugat artinya bila ada pihak yang menggugat
3. Dengan kriteria apa saja tangung gugat perawat diukur baik buruknya?
klien, sedangkan sebagai pekerja atau karyawan perawat memilki tanggung jawab
ikatan profesi dan sebagai anggota team kesehatan perawat memiliki tanggung gugat
terhadap ketua tim biasanya dokter sebagai contoh: perawat memberikan injeksi
terhadap klien. Injeksi ditentukan berdasarkan advis dan kolaborasi dengan dokter,
perawat membuat daftar biaya dari tindakan dan pengobatan yang diberikan yang
harus dibayarkan ke pihak rumah sakit. Dalam contoh tersebut perawat memiliki
yang dilakukannya mulai dari mengganti laken, pemberian obat sampai persiapan
3) Dengan kriteria apa saja tangung gugat perawat diukur baik buruknya?
Ikatan perawat, PPNI atau Asosiasi perawat atau Asosiasi Rumah sakit telah
menyusun
yang dikerjakan perawat dengan standar yang tercantum.baik itu dalam input, proses
atau outputnya. Misalnya apakah perawat mencuci tangan sesuai standar melalui 5
tahap yaitu. Mencuci kuku, telapak tangan, punggung tangan, pakai sabun di air
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sering kali perawat dihadapkan pada situasi yang memerlukan keputusan untuk
mengambil tindakan. Sebagai perawat yang professional kita di tuntut untuk dapat
bertanggung jawab dan tanggung gugat dalam melayani klien.
Dengan mengenal dan mempelajari apa saja tanggung jawab dan tanggung gugat
seorang perawat maka tujuan dari proses keperawatan dapat terlaksana dengan baik
sesuai dengan hukum dan norma yang berlaku. Seorang perawat juga akan mampu
mengambil keputusan yang terbaik dalam melaksanakan tindakan keperawatan yang
ada.
B. Saran
1. Sebaiknya seorang perawat harus lebih memahami apa saja tanggung jawab dan
tanggung gugat dalam keperawatn.
2. Dalam menghadapi situasi yang memerlukan keputusan untuk mengambil tindakan,
seorang perawat harus mampu memberikan tindakan sesuai dengan norma hukum
yang berlaku
DAFTAR PUSTAKA
Tambahkan komentar
3.
Dec
14
MAKALAH PERTANGGUNG
JAWABAN DAN PERTANGGUNG
GUGATAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat dan rahmat,serta penyertaan-Nya,sehingga makalah ILMU KEPERAWATAN
DASAR 1, ini dapat kami selesaikan.
Dalam penulisan makalah ini kami berusaha menyajikan bahan dan bahasa
yang sederhana,singkat serta mudah dicerna isinya oleh para pembaca.
kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna serta masih terdapat
kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan makalah ini.Maka kami berharap adanya
masukan dari berbagai pihak untuk perbaikan dimasa yang akan mendatang.
Akhir kata,semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
dipergunakan dengan layak sebagaimana mestinya.
Bulukumba, Oktober
2012
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman judul.............................................................................................................
Kata pengantar...........................................................................................................
Daftar isi.....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN :
A. Latar belakang.................................................................................................
B. Rumusan masalah............................................................................................
C. Tujuan..............................................................................................................
D. Manfaat ..........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN :
A. Kesimpulan.....................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................
Daftar pustaka............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanggung jawab perawat berarti keadaan yang dapat dipercaya dan terpercaya.
hati – hati, teliti dan kegiatan perawat dilaporkan secara jujur.Kepercayaan akan
tumbuh, apabila perawat memiliki kemampuan, terampil, dan keahlian yang relevan
dengan disiplin ilmunya. Kecemasan klien akan timbul apabila klien merasa bahwa
perawat yang merawatnya kurang terampil, tidak memiliki keahlian, dan pendidikan
diartikan sebagai bentuk partisipasi perawat dalam membuat suatu keputusan dan
memiliki tanggung gugat artinya bila ada pihak yang menggugat ia mengatakan siap
dan berani menghadapinya. Perawat harus mampu dalam menjelaskan segala
tindakannya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
1. Mahasiswa dapat lebih mengetahui tanggung jawab dan tanggung gugat seorang
2. memberikan informasi lebih lanjut kepada mahasiswa tentang arti tanggung gugat
PEMBAHASAN
1983:25)
that the professional nurse carries out required nursing activities conscientiously and
Tanggung jawab perawat berarti keadaan yang dapat dipercaya dan terpercaya.
bertanggung jawab dan memiliki kemampuan, pengetahuan dan keahlian yang relevan
Kepercayaan tumbuh dalam diri klien, karena kecemasan akan muncul bila
klien merasa tidak yakin bahwa perawat yang merawatnya kurang terampil,
pendidikannya tidak memadai dan kurang berpengalaman. Klien tidak yakin bahwa
kompetensi.
Contoh : “Mohon maaf bu demi kenyamanan ibu dan kesehatan ibu saya akan
penjelasan dengan ramah kepada kliennya (explanantion about the delay). Misalnya
Mohon maaf pak saya memprioritaskan dulu klien yang gawat dan darurat sehingga
bersalaman dsb.
4. Berbicara dengan klien yang berorientasi pada perasaan klien (subjects the patiens
desires) bukan pada kepentingan atau keinginan perawat misalnya “Coba ibu jelaskan
bagaimana perasaan ibu saat ini”. Sedangkan apabila perawat berorientasi pada
kepentingan perawat ; “ Apakah bapak tidak paham bahwa pekerjaan saya itu banyak,
dari pagi sampai siang, mohon pengertiannya pak, jangan mau dilayani terus”
(derogatory) misalnya “ pasien yang ini mungkin harapan sembuhnya lebih kecil
6. Menerima sikap kritis klien dan mencoba memahami klien dalam sudut pandang
klien (see the patient point of view). Misalnya perawat tetap bersikap bijaksana saat
klien menyatakan bahwa obatnya tidak cocok atau diagnosanya mungkin salah.
tugas yang berhubungan dengan peran tertentu dari perawat, agar tetap kompeten
dalam Pengetahuan, Sikap dan bekerja sesuai kode etik (ANA, 1985).
diberikan ketentuan hukum dengan maksud agar pelayanan perawatannya tetap sesuai
ditunjukan dengan cara siap menerima hukuman (punishment) secara hukum kalau
tindakan yang sudah dilakukan perawat pada masa lalu atau tindakan yang akan
berakibat di masa yang akan datang. Misalnya bila perawat dengan sengaja memasang
alat kontrasepsi tanpa persetujuan klien maka akan berdampak pada masa depan klien.
Klien tidak akan punya keturunan padahal memiliki keturunan adalah hak semua
dan atasan)
Dalam sudut pandang etika Normatif, tanggung jawab perawat yang paling
1. Apakah perawat berangkat menuju tugasnya dengan niat ikhlas karena Allah ?
2. Apakah perawat mendo’akan klien selama dirawat dan memohon kepada Allah untuk
kesembuhannya ?
khotimah?
adalah kesediaan seseorang untuk menyiapkan diri dalam menghadapi resiko terburuk
perilaku perawat di masa lalu atau sesuatu yang sudah dilakukan. Tanggung jawab
perawat terhadap klien berfokus pada apa-apa yang sudah dilakukan perawat terhadap
kliennya.
selama melaksanakan tugas di rumah sakit, puskesmas, panti, klinik atau masyarakat.
Meskipun tidak dalam rangka tugas atau tidak sedang meklaksanakan dinas, perawat
dituntut untuk bertangung jawab dalam tugas-tugas yang melekat dalam diri perawat.
Perawat memiliki peran dan fungsi yang sudah disepakati. Perawat sudah berjanji
dalam menjaga keselamatan klien, jumlah klien yang sesuai dengan catatan dan
pemberitahuan, bertanggung jawab bila ada klien tiba-tiba tensinya drop tanpa
perawat secara umum adalah memenuhi kebutuhan dasar. Peran penting perawat
lapangan adakalanya perawat melakukan tugas dari profesi lain seperti dokter,
farmasi, ahli gizi, atau fisioterapi. Untuk tugas-tugas yang bukan tugas perawat seperti
pemberian obat maka tanggung jawab tersebut seringkali dikaitkan dengan siapa yang
tanggung jawab utama ada pada pemberi tugas atau atasan perawat, dalam istilah
tanggungjawab atasan terhadap perilaku salah yang dibuat bawahannya sebagai akibat
pimpinan atau ketua tim yang ditunjuk misalnya dokter harus melihat pendidikan,
Dalam pandangan Etika penting sekali memahami tugas perawat agar mampu
manusia. Konsep Kebutuhan dasar yang paling terkenal salah satunya menurut
Komprehensif artinya dalam memenuhi kebutuhan dasar klien, tidak hanya berfokus
Sebagai contoh ketika merawat klien fraktur perawat tidak hanya memenuhi
kebutuhan istirahat, rasa nyaman dan terhindar dari nyeri (sleep and comport need),
tetapi memandang klien sebagai mahluk utuh yang berdampak pada gangguan
psikologisnya seperti cemas, takut, sedih, terasing sebagai dampak dari fraktur, atau
masalah-masalah sosial seperti (tidak bisa bekerja, rindu pada keluarga, terpisah dari
teman, sampai masalah spiritual seperti berburuk sangka pada Allah, tidak mau
berdo’a dan perasaan berdosa. Etika perawat melandasi perawat dalam melaksanakan
manusia sebagai mahluk yang utuh dan unik. Utuh artinya memiliki kebutuhan dasar
yang kompleks dan saling berkaitan antara kebutuhan satu dengan lainnya, unik
artinya setiap individu bersipat khas dan tidak bisa disamakan dengan individu
lainnya sehingga memerlukan pendekatan khusus kasus per kasus, karena klien
memiliki riwayat kelahiran, riwayat masa anak, pendidikan, hobby, pola asuh,
memahami riwayat hidup klien yang berbeda-beda dikenal dengan Ability to know
Life span History dan kemampuan perawat dalam memandang individu dalam rentang
melakukan tindakan keperawatan, berapa kali, dimana dengan cara apa dan siapa
kanan vena brchialis, dan pemberian cairan RL sebanyak 5 labu, infus dicabut
malam senin tanggal 30 juni 2007 jam 21.00. keadaan umum klien Compos
EKG diajar oleh perawat yang sudah mahir. Untuk melindungi masyarakat dari
kesalahan, perawat baru dilatih oleh perawat senior yang sudah mahir, meskipun
overhidrasi, keracunan obat, over dosis dsb. Perawat berkewajiban untuk menjadi
with these decisions (Barbara Kozier, Fundamental of Nursing 1983:7, 25, ). Means
being answerable Nurses have tobe answerable for all their professional activities.
They must be able to explain their professional action and accept responsibility for
Perawat hendaknya memiliki tanggung gugat artinya bila ada pihak yang menggugat
3. Dengan kriteria apa saja tangung gugat perawat diukur baik buruknya?
klien, sedangkan sebagai pekerja atau karyawan perawat memilki tanggung jawab
ikatan profesi dan sebagai anggota team kesehatan perawat memiliki tanggung gugat
terhadap ketua tim biasanya dokter sebagai contoh: perawat memberikan injeksi
terhadap klien. Injeksi ditentukan berdasarkan advis dan kolaborasi dengan dokter,
perawat membuat daftar biaya dari tindakan dan pengobatan yang diberikan yang
harus dibayarkan ke pihak rumah sakit. Dalam contoh tersebut perawat memiliki
yang dilakukannya mulai dari mengganti laken, pemberian obat sampai persiapan
3) Dengan kriteria apa saja tangung gugat perawat diukur baik buruknya?
Ikatan perawat, PPNI atau Asosiasi perawat atau Asosiasi Rumah sakit telah
menyusun
yang dikerjakan perawat dengan standar yang tercantum.baik itu dalam input, proses
atau outputnya. Misalnya apakah perawat mencuci tangan sesuai standar melalui 5
tahap yaitu. Mencuci kuku, telapak tangan, punggung tangan, pakai sabun di air
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sering kali perawat dihadapkan pada situasi yang memerlukan keputusan untuk
mengambil tindakan. Sebagai perawat yang professional kita di tuntut untuk dapat
bertanggung jawab dan tanggung gugat dalam melayani klien.
Dengan mengenal dan mempelajari apa saja tanggung jawab dan tanggung gugat
seorang perawat maka tujuan dari proses keperawatan dapat terlaksana dengan baik
sesuai dengan hukum dan norma yang berlaku. Seorang perawat juga akan mampu
mengambil keputusan yang terbaik dalam melaksanakan tindakan keperawatan yang
ada.
B. Saran
1. Sebaiknya seorang perawat harus lebih memahami apa saja tanggung jawab dan
tanggung gugat dalam keperawatn.
2. Dalam menghadapi situasi yang memerlukan keputusan untuk mengambil tindakan,
seorang perawat harus mampu memberikan tindakan sesuai dengan norma hukum
yang berlaku
DAFTAR PUSTAKA
Tambahkan komentar
4.
Dec
12
BAHAYA MEROKOK
Sub Pokok Bahasan : Bahaya Yang Ditimbulkan Karena Merokok dan Bagaimana
Cara Berhenti Merokok Dikalangan Mayarakat.
Waktu : 35 Menit
Penyuluh : Kelompok IV
A. LATAR BELAKANG
Merokok merupakan kebiasaan buruk yang banyak sekali akibat buruknya
bagi tubuh perokok maupun orang yang berada disekitar perokok (perokok pasif)
yang menjadi masalah kesehatan dimasyarakat sampai saat ini.Dengan persepsi oleh
perokok yang bermacam-macam padahal telah jelas akibat bagi organ-organ tubuh
seperti jalan pernafasan, paru, jantung, ginjal dan mata.
B. TUJUAN
1.) TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan Bahaya Dari Merokok selama 35 menit,
diharapkan bagi peserta penyuluhan dapat mengerti tentang bahaya dari merokok bagi
kesehatan tubuh.
C. SASARAN
D. STRATEGI
1. Ceramah
2. Diskudi
3. Tanya jawab
4. Demonstrasi
E. PELAKSANAAN
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Keg
1. 5 menit Pendahuluan :
1. M 1. Memberi salam Menjawab s
2. Meperkenalkan diri
3. Kontrak waktu
2. 4. Menjelaskan tujuan materi yang akan disampaikan Mendengark
5. melakukan apersepsi dengan masyarakat tentang bahaya dari Menberikan
merokok
2 20 Menit Kegiatan Inti : Mendengark
Menberikan penjelaskan tentang bahaya merokok yang meliputi : memperhatik
1. Pengertian merokok
2. Zat-zat yang terkandung dalam rokok dan asap rokok
3. Faktor penyebab merokok
4. Bahaya merokok
5. Cara mencegah merokok
6. Cara berhenti merokok
Memberikan kesempatan bertanya
Menjelaskan hal-hal yang ditanyakan
Mendemonstrasikan cara berhenti merokok Memberikan
Memperhati
Memperhati
Memeberikan kesempatan kepada masyarakat untuk melakukan
Mengulamn
redemonstrasi
petunjuk pet
.
3. 10 Menit Penutup :
1. Menyimpulkan isi pokok penyuluhan Mendengar
2. Melakukan evaluasi tentang materi yang sudah Menjawab
disampaikan secara verbal
3. Memotivasi masyarakat untuk mengidentifikasi tentang
bahaya dari merokok Memperha
4. Mengucapkan salam
Menjawab
F. MEDIA
1. Leaflet
2. Gambar
3. Bahan demonstrasi :
G. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi struktur
a) Masyarakat mau menerima petugas dan pembimbing
b) Keluarga mengerti maksud dan tujuan penyuluhan setelah setelah di
lakukan kontrak
2. Evaluasi proses
a) Masyarakat mau menepati kontark waktu selama 35 menit
b) Petugas dan pembimbing datang tepat waktu
c) Saat peyuluhan masyarakat aktif bertanya tentang masalah yang belum
dimengerti
3. Evaluasi hasil
a) Masyarakat dapat menjawab pertanyaan yang diajukan
b) Masyarakat dapat memberikan pendapat tentang masalah dalam
merokok
c) Terminasi, masyarakat bersedia untuk kontrak selanjutnya
BULUKUMBA, 29 –
OKTOBER – 2012
PENYULUH
KELOMPOK IV
LAMPIRAN MATERI
MATERI PENYULUHAN
a. Pengertian Merokok
Merokok adalah menghisap zat-zat yang dapat menimbulkan gangguan pada organ
tubuh
2. Nikotin
Heroin, amfetamin dan kokain, bertindak balas di dalam otak dan mempunyai kesan
kepada systemmesolimbik yang menjadi penyebab utama ketagihan. Nikotin turut
menjadi punca utama risiko serangan penyakit jantung dan strok. Hampir satu
perempat pasien penyakit jantung adalah karena kebiasaan merokok.
3. Karbon Monoksida
adalah gas beracun yang biasanya dikeluarkan oleh knalpot kendaraan.Apabila racun
rokok itu memasuki tubuh manusia , akan membawa kerusakkan pada setiap organ
yang dilaluinya, bermula dari hidung, mulut, tenggorokan, saluran pernafasan, paru-
paru, saluran darah, jantung,organ reproduksi, sehinggalah ke saluran kencing dan
kandung kemih , yaitu apabila sebahagian dari racun-racun itu dikeluarkan dari badan
dalam bentuk air seni.
3. Faktor Kepribadian
Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri
dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat
kepribadian yang prediktif pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah
konformitas sosial. Orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas
sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki
skor yang rendah (Atkinson, 1999).
4. Pengaruh Iklan
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa
perokok adalah lambang kejantanan atau glamour. Hal ini membuat seringkali remaja
terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut (Mari Juniarti,
Buletin RSKO tahun IX, 1991)
1. Rambut rontok
Rokok memperlemah system kekebalan sehingga tubuh lebih rentan terhadap penyakit
yang menyebabkanrambut rontok, sariawan mulut ,dll.
2. Katarak
Merokok dipercaya dapat memperburuk kondisis mata yaitu memutihnya lensa mata
yang menghalangi masuknya cahaya dan menyebabkan kebutaan, 40 % lebih terjadi
pada perokok. Rokok dapat menyebabkankatarak dengan 2 cara, yaitu cara
mengiritasi mata dan dengan terlepasnya zat-zat kimia dalam paru yang olehaliran
darah dibawa sampai ke mata. Merokok dapat juga dihubungkan dengan degrasi
muscular yang berhubungan dengan usia tua yaitu penyakit mata yang tak
tersembuhkan yang disebabkan oleh memburuknya bagian pusat retina yang disebut
Mucula. Mucula ini berfungsi untuk memfokuskan pusat
3. Kulit keriput
Merokok dapat menyebabkan penuaan dini pada kulit karena rusaknya protein yang
berguna untuk menjaga elastisitas kulit, terkikisnya vitamin A, terhambatnya aliran
darah. Kulit perokok menjadi kering dan keriput terutama disekitar bibir dan mata.
4. Hilangnya pendengaran
Karena tembakau dapat menyebabkan timbulnya endapan pada dinding pembuluh darah
sehingga menghambat laju aliran darah ke dalam telinga bagian dalam . perokok
dapat kehilangan pendengaran lebih awal dari pada orang yang tidak merokok atau
lebih mudah kehilangan pendengaran karena infeksi telinga atau suara yang keras.
Resiko untuk terkena infeksi telinga bagian tengah yang dapt megarah kepada
kompliksi yang lebih jauh disebut Meningitis dan Paralysis wajah bagi perokok 3 kali
lebih besar dari pada orang yang tidak merokok.
5. Kanker kulit
6. Caries
7. Enfisema
Selain kanker paru, merokok dapat menyebabkan enfisema yaitu pelebaran dan
rusaknya kantong udara pada paru-paru yang menurunkan kapasitas paru untuk
menghisap oksigen dan melepaskan CO 2. Pada kasus yang parah dugunakan
Tracheotomy untuk membantu pernafasan pasien. Ibarat suatu asyatn untuk lubang
ventilasi pada tenggorokan sebagai jalan masuk udara ke dalam paru-paru. Pada kasus
Bronkhitis kronis terjadi penumpukan muncus sehingga mengakibatkan batuk yang
terasa nyeri dan kesulitan bernafas.
8. Kerusakan paru
Selain kanker paru dan jantung merokok dapat pula menyebabkan batuk. Dikarenakan
rusaknya kantung udara pada paru yang menurunkan kapasitas paru dan oksigen
untuk melepas O2. bila keadaan ini belanjut akan terjadi penumpukan lender sehingga
mengakibatkan batuk yang tersa nyeri dan kesulitan bernafas.
Satu diantara tiga kematian di dunia disebabkan oleh penyakit jantung. Pemakaian
tembakau adalah salah satu factor resiko terbesar untuk penyakit ini. Telah ditetapkan
bahwa asap rokok mengandung lebih dari 40 macam zat racun. Kemungkinan
timbulnya kanker paru dan jantung pada perokok 22 kali lebih besar dariyang tidak
merokok.
10. Osteoporosis
Karbon monoksida (CO) yaitu zat kimia beracun yang banyak terdapat pada gas
buangan mobil,dan asap rokok lebihmudah terikat pada darah dari pada oksigen
sehingga kemampuan darah untuk mengangkat oksigen turun 15% pada perokok.
Akibatnya tulang pada perokok kehilangan densitasnya menjadi lebih mudah patah
atau retak dan penyembuhannya 805 lebih lama. Perokok jiga menjadi lebih rentan
terhadap masalah tulang punggung. Perokok juga menjadi lebih retan terhadap
masalah tulang punggung. Sebuah studi menunjukkan bahwa buruh pabrik yang
merokok 5 kali lebih banyak mengalami nyeri punggung setelah terjadi trauma.
Tar yang terdapat pada asap rokok terakumulasi pada jari-jari dan kuku yang
meninggalkan warna coklat kekuningan.
Selain meningkatkan resiko kanker serviks dan uterus rokok meneyebabkan timbulnya
masalah kezsuburan pada wanita dan berbagai komplikasi selama masa kehamilan
dan kelahiran bayi. Merokok selama masa kehamilan meningkatkan resiko kelahiran
bayi dengan BBLR dan masalah kesehatan sesudahnya. Kegagalan hamil atau abortus
terjadi 2-3 kali lebih besar pada wanita perokok. Angka yang sama berlaku juga untuk
kelahiran atau kematian karena kekurangan oksigen pada janin dan plasenta yang
menjadi abnormal karena tercemar oleh Karbon Monoksida dan Nikotin dalam asap
rokok. Sindrom kematian bayi mendadak (Sudden Infant Death) juga dihubungkan
dengan pemakaian tembakau. Tambahan pula, rokok dapat menurunkan kadar
estrogen yang menyebabkan terjadinya menopause dini.
Rokok dapat menyebabkan deformasi pada sperma dan kerusakan pada DNAnya
sehiungga mengakibatkan aborsi. Beberapa studi menemukan bahwa pria yang
merokok meningkatkan resiko menjadi ayah dari anak yang berbakat kanker. Rokok
juga memperkecil jumlah sperma dan infertilitas banyak terjadi pada perokok.
16. Penyakit Buerger
Terjadinya inflamasi pada arteri, vena, dan saraf terutama di kaki, yang mengakibatkan
terhambatnya aliran darah. Dan jika dibiarkan tanpa perawatan akan mengarah ke
gangrene (matinya jaringan tubuh) sehingga pasien perlu diamputasi.
2. setiap merokok agar ditulis waktu dan apa yang dilakukan pada saat itu. Hal ini
agar dilakukan setiap
4. Untuk menghitung jumlah rokok setiap hari agar dicatat pada setiap dimana kita
menikmati
9. Luangkan lebih bannyak waktu dengan orang yang tidak merokok dan
mendiskusikan masalah menarik yang sedang terjadi
Biasanya kalau orang yang sudah terbiasa merokok dengan rokok enak, dan suatu saat
merokok dengan rokok yang tidak enak akan merasa gatal di tenggorokan dan seperti
gak ada rasa di lidah, hambar. Diharapkan ini dapat mengurangi intensitas merokok.
Selain itu, biasanya orang akan malu merokok di tempat umum jika rokoknya rokok
murahan, jadi kalau mau merokok harus cari tempat yang sepi, beda jika rokoknya
merk mahal. Dengan santainya, kebul-kebul di tempat umum.
Biasanya para perokok suka membunuh waktu luangnya dengan merokok. Begitu tak
ada kegiatan, langsung deh buka tuh bungkus rokoknya. Nah, untuk itulah selalu isi
waktu luang dengan kesibukan.
Jika sudah terbiasa merokok ditemani kopi atau es, maka kalau tak ada minuman
merokok pun malas.
4. Jika kebelet merokok tundalah beberapa menit sampai keinginan itu hilang.
Kalau masih ingin merokok, tariklah napas dalam-dalam melalui mulut, lalu keluarkan
secara perlahan dengan menyempitkan bibir Anda. Ulangi 5-10 kali.
Kalau rasa ingin merokok muncul, cobalah emut permen yang ada di saku anda.
Diharapkan, permen dapat mengurangi ketagihan akan rokok.
Beritahu teman, keluarga dan lain lain kalau tekad anda untuk berhenti merokok sudah
bulat. Jadi, selain mereka yang masih merokok merasa malu merokok di depan anda,
juga akan mendapat support yang membuat anda merasa tidak sendirian sehingga
muncul power yang luar biasa untuk mewujudkan keinginan anda itu.
Diharapkan anda akan bisa share tips-tips terampuh dari mereka untuk berhenti
merokok.
Barang seperti asbak, korek api hanya akan mengingatkan untuk merokok.
Jika anda termasuk perokok yang hanya buat gaya-gayan atau takut dibilang banci oleh
temanmu. Yakinlah, bahwa kamu itu pria sejati. Bayangkan, jika karena merokok
kemudian mereka terkena impotensi di usia muda sedang kamu yang tidak merokok
sampai umur di atas 70 tahun masih greng. Siapa yang pria sejati coba?
Tanya dirimu sendiri, apa yang sudah anda dapatkan dengan merokok. Renungkan satu
persatu untungruginya dari merokok tersebut.
KESIMPULAN
Perilaku merokok akan memberikan dampak bagi kesehatan secara jangka pendek
maupun jangka panjang yang nantinya akan ditanggung tidak saja oleh diri kamu
sendiri tetapi juga akan dapat membebani orang lain (misal: orangtua)
TUGAS KELOMPOK
OLEH : KELOMPOK IV
T/A 2012-2013
GAMBAR
BAHAYA ROKOK
Lihat komentar
Memuat
Tema Tampilan Dinamis. Diberdayakan oleh Blogger.